Anda di halaman 1dari 3

Teori kritis dicetuskan oleh sekelompok cendekiawan Jerman dalam ”sekolah frankfurt” pada

awal abad 20. Cara dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik masyarakat “eine
Kritische Theorie der Gesselschaft”. Mereka berusaha untuk mengkontekstualisasi teori sosial
Marx dan melanjutkan cita-cita marx untuk memerdekakan masyarakat dalam genggaman dan
kungkungan masyarakat kapitalis dengan cara memodifisir teori Marx sesuai dengan tuntutan
zaman.

Max horkheimer merupakan salah satu tokoh teori kritis angkatan pertama. Max horkheimer juga
merupakan orang pertama yang menemukan istilah teori kritis pada tahun 30-an. Teori kritis
menolak skeptisisme diatas dengan tetap mempertahankan kaitan antara nalar dan kehidupan
sosial. Teori kritis frankfurt school memfokuskan perhatian terutama pada teori normatif dan
politik dengan memiliki obsesi untuk meninjau kembali pemahaman mengenai masyarakat
politik negara.

Teori ini mau mencoba memperbaharui dan merekonstruksi teori yang membebaskan manusia
dari manipulasi teknokrasi modern. Ciri khas dari teori kritik masyarakat adalah bahwa teori
tersebut bertitik tolak dari inspirasi pemikiran sosial Karl Marx, tapi juga sekaligus melampaui
bangunan ideologis marxisme bahkan meninggalkan beberapa tema pokok Marx dan
menghadapi masalah masyarakat industri maju secara baru dan kreatif.

Pemikiran mengenai teori kritis yang dicetuskan oleh Horkheimer yang merupakan seorang
direktur institut sosial Frankurt ini, merupakan hasil pemikiran dan pengamatan yang sangat
panjang di tengah distorsi sosial yang menimpah masyarakat Eropa dan Amerika. Horkheimer
memandang bahwa kapitalisme dan sistem feodal menciptakan dominasi terhadap individu.

Selanjutnya Horkheimer memandang bahwa dunia modern telah dirusak secara radikal oleh ilmu
pengetahuan yang tidak terkendali lagi. Dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut, perlu
adanya perubahan secara masif di bidang teori dan praksis agar membawa perubahan-perubahan
ke arah yang lebih positif. Masyarakat yang kritis adalah suatu hal yang semestinya kembali
dilahirkan sebagai suatu solusi yang mendasar untuk menciptakan keteraturan masyarakat serta
memperdalam pemaknaan terhadap hidup sebagai kebutuhan substansi dari masyarakat.

Horkheimer memandang ketidak acuan terhadap landasan historis sebagai pembuktian kebenaran
merupakan perampokan terhadap hak intelektual untuk menentukan yang “benar” dan “salah”.
Melanjutkan pandangan tersebut dia berusaha menggambarkan bahwa setelah terjadinya revolusi
industri, kebenaran hanya bersumber dari hal-hal yang bersifat kuantitatif yang dapat
ditransformasikan dalam bidang industri dan pengembangan teknologi.

Ada dua hal misi utama misi utama teori kritis. Pertama, teori kritis sebagai usaha pencerahan.
Kedua, alternatif dikembangkannya kritik individu maupun masyarakat terhadap dunianya. Pada
level pertama, apa yang dikembangkan Horkheimer dan Adorno sesungguhnya lebih
dimaksudkan sebagai aufklarung atau pencerahan sekaligus merangsang kesadaran dalam
menyingkap segala hal yang menutup kenyataan dan memberangus kemanusiaan manusia.
Ketika hasil ciptaan manusia berubah menjadi sesuatu hal yang didewakan, maka Teori Kritis
mencoba “mengembalikan” bentuk-bentuk ketidaksadaran itu tadi kembali kepada kesadaran
semula manusia yang menjunjung tinggi harkatnya. Selanjutnya, pada level kedua, produk-
produk industri yang pada awalnya sengaja diciptakan manusia dalam rangka membantu
kesulitankesulitan yang dihadapinya ternyata membuat jurang kehancuran bagi dirinya, mencoba
dikembalikan melalui Teori kritis itu tadi sebagai alat di dalam melakukan analisis dan
penyelesaiannya.

Teori kritis tidak sekadar teori yang melakukan kritik terhadap ketidakadilan sistem yang
dominan yaitu sistem sosial kapitalisme, melainkan suatu teori untuk merubah sistem dan
struktur tersebut. Teori kritis secara radikal memiliki pandangan tentang kajian antara teori dan
praktik.

Dengan demikian, Teori kritis sesungguhnya justru merupakan teori perubahan sosial atau
transformasi sosial. Teori kritis bertugas memberikan proses penyadaran kritis atau perspektif
kritis kepada masyarakat.

Bila melihat cara pandang Horkheimer di atas, dapat di abstraksikan bahwa terdapat tiga
karakteristik utama teori kritis yang dikemukakan olehnya. Pertama, diarahkan sebagai suatu
kepentingan fundamental untuk mengarah kepada perubahan masyarakat. Selanjutnya, teori
kritis harus berlandaskan kepada cara berfikir yang bersifat historis. Terakhir, lahirnya teori kritis
sebagai sebuah upaya pengembangan cara berfikir komprehensif.

 Jurnal ledalero, vol. 14, no.1, juni 2015, teori kritis dan relevansinya untuk pengkajian
terhadap realitas sosial bangsa indonesia, sermada kelen donatus
 Sosiologi reflektif, volume 8, no.1, oktober 2013, DIALEKTIKA TEORI KRITIS
MAZHAB FRANKFURT DAN SOSIOLOGI PENGETAHUAN, Andy Dermawan,
Dosen Filsafat Ilmu UIN Sunan Kalijaga, Direktur Utama Institut Riset Sosial dan
Humaniora (INRISH) Yogyakarta Alamat Email: andy_derma@yahoo.com
 https://www.kompasiana.com/huanjun/552943d26ea83431258b45f6/teori-kritis
 Jurnal Yaqzhan, Vol. 6 No. 1, Juli 2020, TEORI KRITIS: PERKEMBANGAN DAN
RELEVANSINYA TERHADAP PROBLEMATIKA DI ERA DISRUPSI, Irvan Tasnur,
Ajat Sudrajat, Universitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai