Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizal Dwi Saputro

NIM : 195110700111036

TEORI KRITIS

Teori kritis lahir dari tradisi pemikiran Marxian. Dengan kata lain, seorang tokoh intelektual
Karl Marx menjadi salah satu sosok inspiratif teori ini. Fondasi teori kritis juga tidak lepas
dari pengembangan teori Marx yang dilakukan oleh intelektual Marxist seperti Gyorgy
Lukacs dan Antonio Gramsci. Keduanya menginspirasi secara toritis dan praksis pemikiran
tokoh intelektual dari Universitas Frankfurt, German seperti Max Horkheimer, Theodor
Adorno, Herbert Marcuse, Erich Fromm, Walter Benjamin dan Juergen Habermas.

Teori kritis terlahir dari sekelompok neo-Marxis Jerman yang tak puas dengan teori Marxian,
terutama kecenderungannya menuju determinisme ekonomi. The Institute of Social Research,
organisasi yang berkaitan dengan teori kritis ini resmi didirikan di Frankfurt, Jerman, 23
Februari 1923, meski sejumlah anggotanya telah aktif sebelum organisasi itu didirikan. Teori
kritis telah berkembang melampau batas aliran Frankfurt. Teori kritis berasal dari dan
sebagian besar berorientasi ke pemikir Eropa, meski pengaruhnya tumbuh dalam sosiologi
Amerika (Marcus, 1999; Bernistein, 1995)

Teori kritis merupakan teori sosial yang menekankan pada analisis kehidupan sosial secara
menyeluruh dengan orientasi terciptanya transformasi sosial. Implementasi teori ini tidak
diarahkan kemana-mana melainkan untuk mendorong adanya perubahan sosial di
masyarakat. Perubahan sosial yang dimaksud adalah terciptanya masyarakat yang
terbebaskan, adil, dan mandiri dari dominasi kultural serta ideologis.

Teori kritis bertujuan untuk menggali ”kebenaran” yang beroperasi di bawah permukaan
kehidupan sosial, seperti adanya praktik dominasi kekuasaan secara kultural dan ideologis.
Teori ini juga sering secara frontal menyerang teori-teori sosial tradisional yang dianggap
hanya menjelaskan suatu fenomena tanpa mau mengubahnya. Dari tindakannya itulah teori
kritis sering disebut sebagi kritik teori atas teori.

Apa yang ingin diberikan oleh teori kritis sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teori
Marxian lainnya, seperti memberikan kesadaran pada individu atau kelompok bahwa dirinya
berada dalam dominasi ideologis dan kultural yang menghalanginya untuk mencapai
kebebasan sejati. Namun, salah satu kelebihan teori kritis adalah ketegasannya dalam upaya
menjelaskan fenomena sosial secara keseluruhan dan cita-cita emansipatoris yang hendak
dicapai.

Anda mungkin juga menyukai