Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizal Dwi Saputro

NIM : 195110700111036
Aktor dalam Pertunjukan Teater
Aktor merupakan elemen penting dari sebuah garapan, sebuah garapan akan terasa hidup jika
aktor-aktornya memainkan peran dengan baik, sebuah garapan bisa hidup tanpa sutradara tapi
mustahil sebuah garapan berjalan tanpa adanya seorang aktor (Arifin C Noer).
Aktor atau seniman pemeranan adalah seniman yang mewujudkan sebuah peran ke atas
panggung yang berangkat dari naskah lakon yang di garap oleh sutradara. Sebagai aktor,
tentu saja masalah penampilan, bakat atau keterampilan (akting) sangat dibutuhkan untuk
menunjang kualitas sebuah pertunjukan karena dengan akting yang bagus pertunjukan yang
ditampilkan memiliki kualitas yang baik.
Akting (peran berasal dari kata ‘to act’ yang berarti “beraksi”. Akting dalam konteks ini
adalah perpaduan antara atraksi fisikal (kebertubuhan), intelektual (analisis karakter dan
naskah), dan spiritual (transformasi jiwa).
Ada dua unsur penting untuk menghadirkan suatu peran di atas pentas. Pertama, peran yang
yang di masukkan ke dalam diri dan unsur ini tidak tampak sebab berada di dalam diri
seorang aktor. Kedua, adalah unsur yang tampak dan terdengar. Kalau yang pertama saja
yang berhasil diraih, maka sang aktor hanya tampil dalam taraf kerasukan saja. Memang
penonton bisa merasakan kehadiran sang peran, tapi juga akan dibuat bingung oleh imaji
audio visual yang salah.
Tugas utama seorang pemeran adalah membawakan peran lakon sesuai dengan porsi yang
tersedia untuknya, laku pentas yang membawa kejelasan, hanya bisa dicapai jika si pelaku
berada dalam stamina yang baik, penuh vitalitas hingga peran yang dibawakannya terpegang,
terkuasai, tidak kedodoran, dan tidak kehabisan nafas. Kualitas pemeranan seorang aktor di
atas pentas sangat ditunjang dari hal-hal berikut.
1. Penampilan fisik
Penampilan fisik dari seorang aktor sangat menunjang kualitas keaktoran di mana
struktur fisik yang baik, gesture yang bagus, tipe watak atau attitude sangat
berpengaruh dan menunjang kualitas seorang aktor, dalam hal ini para aktor dengan
penampilan yang biasa mengejar pelukisan kondisi fisik peranannya dengan berbagai
cara yang meyakinkan, dengan cara tambal sulam melalui sikap/gestur dan teknik
pemeranan.
2. Penampilan emosi dan intelegensi
Kekuatan emosi yang di bangun oleh seorang aktor sangat menunjukkan kualitas dari
seorang aktor, aktor yang bisa mengontrol dan menghadirkan emosi yang sesuai
dengan adegan akan memperoleh suatu pertunjukan yang bagus dan dapat
meyakinkan penonton tentang adegan yang sedang ditampilkannya.
3. Penampilan dialog
Seorang aktor yang baik adalah aktor yang dapat mengontrol pengucapan kata-kata
atau dialog yang ada dalam naskah lakon dengan baik, ketepatan pengucapan dialog,
pengaturan intonasi dengan baik sangat menunjang sebuah pertunjukan karena sebuah
kemampuan vokal yang baik bagi seorang aktor adalah syarat agar bisa memainkan
peran secara proporsional.
4. Penggunaan unsur ruang
Ruang pentas tempat seorang aktor bermain merupakan media ekspresi tanpa batas
yang bisa digunakan untuk mengembangkan imaji teater, karena ia mendayagunakan
bahasa ruang. Aktor yang pintar adalah aktor yang dapat memanfaatkan ruang dengan
seefektif mungkin. Teknik penampilan si aktor harus efektif tidak saja bagi
penampilan dirinya dan peranan yang dibawakannya, tapi juga bagi media yang
dipakainya, di panggung atau dalam bingkai layar.
5. Bobot peran
Bobot peran adalah intensifikasi pengembangan watak-watak dan suasana. Dalam hal
ini pemeran harus mempertaruhkan segala kemampuan dan daya kreasi yang didorong
oleh intuisi keseniannya.
Dalam seni drama bobot peran ini adalah ukuran/nilai yang mengisi dan
menghidupkan suatu peran. Untuk sampai pada bentuk peran diperlukan proses
latihan/pencaharian yang terus menerus dan intensif, dimana seorang pemeran harus
mengkaji hubungan hubungan diri pemeran dengan bentuk lakon, nilai-nilai dibalik
bentuk, mencari identifikasi peran melalui pengamatan-pengamatan pada lingkungan,
melalui diskusi-diskusi maupun latihan penerapan, penggalian pada diri sendiri serta
serangkaian percobaan dalam bentuk kerja ensamble.

Anda mungkin juga menyukai