Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN MAJALAH

Admin E-Jurnal Media Massa

Pengertian Majalah adalah sebuah media publikasi atau terbitan secara berkala
yang memuat artikel–artikel dari berbagai penulis (Assegaff, 1983). Selain memuat
artikel, Majalah juga merupakan publikasi yang berisi cerita pendek, gambar, review,
ilustrasi atau fitur lainnya yang mewarnai isi dari majalah. Oleh karena itu, majalah
dijadikan salah satu pusat informasi bacaan yang sering dijadikan bahan rujukan
oleh para pembaca dalam mencari sesuatu hal yang diinginkannya.

Majalah adalah salah satu jenis dari media massa. Majalah terdiri dari sekumpulan
kertas cetakan yang disatukan. Tulisan-tulisan di dalam majalah dibuat bukan oleh
tulisan tangan, namun oleh suatu mesin cetak. Tidak ada ketentuan baku dalam
penyusunan isi sebuah majalah. Majalah biasanya berisi berbagai macam topik
tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari majalah yang bersangkutan. Bukan
hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga ada gambar-gambar yang bertujuan
sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi
cantik dan menarik. Gambar-gambar tersebut bisa berbentuk gambar orang, gambar
benda, atau gambar kartun.

Antara satu tulisan dan tulisan lain dalam majalah tidak mempunyai hubungan cerita
secara langsung. Misalkan pada majalah olahraga, tulisan tentang pemain
sepakbola tertentu pada satu tulisan tidak berhubungan dengan tulisan lain yang
membahas tentang klub sepakbola tertentu. Tulisan-tulisan dalam majalah tidak
mempunyai kronologis tertentu, tidak ada awal dan tidak ada akhir. Tidak ada
pembuka dan tidak ada penutup. Jadi, majalah hanyalah tempat untuk
mengumpulkan tulisan-tulisan tertentu yang mempunyai tema yang sama namun
antara tulisan yang satu dengan tulisan yang lain tidak mempunyai hubungan
kronologis, masing-masing tulisan berdiri sendiri. Di dalam majalah juga terdapat
halaman-halaman iklan, sesuatu yang biasanya tidak terdapat di dalam sebuah
buku.

Menurut F. Frazier Bond, majalah dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:

Majalah Umum

Adalah majalah yang menggunakan persoalan-persoalan yang mempunyai arti


penting bagi orang banyak. Menyangkut soal politik, ekonomi, pendidikan,
kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang meliputi kebutuhan manusia dalam
masyarakat.

Majalah Khusus

Adalah majalah yang mengemukakan masalah pertanian, ekonomi, teknik, ilmu


pengetahuan dan lain-lain (Suhandang, 1988).

Di dorong oleh keberadaannya sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa


berusaha untuk mengetahui hal-hal yang terjadi disekitarnya. Media massa
menyediakan informasi yang di perlukan guna memenuhi kebutuhan akan informasi
tersebut, baik media cetak maupun media elektronika. Adapun peran spesifik media
cetak dalam penyampaian informasi, diantaranya berkaitan dengan reading habit
dan tradisi menulis. Majalah sebagai salah satu media cetak yaitu merupakan salah
satu sumber informasi yang pada saat ini semakin populer di masyarakat. Majalah
merupakan bagian dari pers yang membawa misi penerangan, pendidikan, dan
hiburan. Penerbitan majalah sendiri dimulai pertama kali di Amerika oleh Benjamin
Franklin bernama General Magazine pada tahun 1741, tetapi perkembangannya
sendiri baru tampak sekitar abad XIX.

Karena termasuk sebagai media cetak, maka pesan-pesan dalam majalah bersifat
permanen dan publik dapat mengatur tempo dalam membacanya, selain itu pula
kekuatan utamanya adalah dapat

Pengertian Majalah Menurut Para Ahli


Di dorong oleh keberadaannya sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa berusaha untuk
mengetahui hal-hal yang terjadi disekitarnya. Media massa menyediakan informasi yang di
perlukan guna memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut, baik media cetak maupun
media elektronika. Adapun peran spesifik media cetak dalam penyampaian informasi,
diantaranya berkaitan dengan reading habit dan tradisi menulis. Majalah sebagai salah satu
media cetak yaitu merupakan salah satu sumber informasi yang pada saat ini semakin populer
di masyarakat. Majalah merupakan bagian dari pers yang membawa misi penerangan,
pendidikan, dan hiburan. Penerbitan majalah sendiri dimulai pertama kali di Amerika oleh
Benjamin Franklin bernama General Magazine pada tahun 1741, tetapi perkembangannya
sendiri baru tampak sekitar abad XIX.

Karena termasuk sebagai media cetak, maka pesan-pesan dalam majalah bersifat permanen
dan publik dapat mengatur tempo dalam membacanya, selain itu pula kekuatan utamanya
adalah dapat dijadikan sebagai bukti. (Assegaff, 1980:27).

Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Peterson mengenai keunggulan-keunggulan


yang dimiliki oleh sebuah majalah, yaitu:

Mirip dengan media cetak lainnya majalah tampil lebih berisikan pengetahuan dari pada hal-
hal yang menyangkut selera dan perasaan dari komunikannya. Media ini bukan sarana yang
dibaca selintas saja seperti media aktual (Broadcast Media), tidak juga membutuhkan
perhatian pada waktu tertentu, media ini tidak dengan segera dapat di kesampingkan seperti
Koran, majalah dapat disimpan oleh pembaca selama berminggu-minggu, berbulan-bulan,
kadang-kadang bertahun-tahun. (Defleur Dennis:137).

Tetapi dari keunggulan yang dimilikinya itu, kita dapat mengambil kelemahan yang utama
dari majalah tersebut, yaitu bahwa majalah tidak terbit setiap hari seperti halnya surat kabar
yang merupakan sumber berita (menyampaikan informasi) setiap harinya pada setiap orang.
“Majalah diminati oleh mereka yang sibuk dan tidak sempat menekuni Koran harian”.
(Depdikbud, 1992:67).

Dalam istilah asing, majalah disebut The Prited Page, yang artinya segala barang yang
dicetak, yang ditujukan untuk menyalurkan komunikasi massa. Arti majalah seperti yang di
kutip dari The Random House Dictionary Of English Language, adalah “Majalah yang
diterbitkan secara berkala senantiasa memiliki sampul muka, dan secara khas majalah
memuat cerita-cerita, karangan-karangan, puisi-puisi dan sebagainya. Serta kadangkala
berisikan foto-foto dan gambar-gambar yang secara khusus memfokuskan pada fakta (subject
of area) seperti; hobbi, berita, atau olah raga”. (Baird, 1980:60). Jadi dalam suatu majalah,
pesan yang disampaikan bukan saja berupa berita-berita, akan tetapi bisa pula dalam bentuk
hiburan, seperti cerita-cerita, puisi atau sajak, foto atau gambar sesuatu yang hendak di
perlihatkan pada pembacanya, dan sebagainya. Menurut Edwin Emery dkk (1967:62-65)
“Majalah merupakan media opini”. Jadi dalam sebuah majalahpun terdapat tulisan-tulisan
mengenai opini atau pendapat-pendapat, pandangan-pandangan seseorang mengenai sesuatu
yang tentunya berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Di samping itu
pula, majalah dapat di definisikan sebagai:

Salah satu jenis alat komunikasi dalam bentuk publikasi yang terbit secara berkala seminggu
sekali, atau sebulan sekali, atau pada waktu-waktu yang teratur. Majalah ini di terbitkan
dengan isi yang antara lain artikel-artikel, berita-berita, cerita-cerita yang mengandung nilai
sastra, fiksi dan non-fiksi, puisi, resensi, kritik-kritik, karikatur, lelucon-lelucon, pengisi
(filler), tajuk rencana, kadang-kadang iklan. (Komarudin, 1984:149).

Karena majalah diterbitkan lebih jarang dari pada surat kabar (minimal seminggu sekali),
maka majalah dapat menelaah persoalan-persoalan dan keadaan-keadaan yang terjadi dalam
masyarakat secara teliti dan mendalam. Pada umumnya tulisan-tulisan yang di muat di
majalah tidak terlalu mementingkan aktualitas di karenakan dalam memuat berita majalah
tersebut menyesuaikan dengan waktu terbitnya. Oleh karena itu pula maka berita yang
disampaikan bukan lagi berita hangat satu hari tertentu, karena berita-berita tersebut di
sesuaikan dengan waktu terbitnya majalah, maka penulisan-penulisan berita yang ada bisa di
telaah secara lebih luas dan lebih mendalam lagi. Hal ini sesuai dengan karakteristik majalah
yang membedakannya dengan surat kabar seperti yang dinyatakan oleh Defleur dan Dennis,
yaitu “Disebabkan majalah di terbitkan sedikit lebih jarang dari pada surat kabar, maka
majalah dapat menelaah persoalan-persoalan dan keadaan yang lebih hati-hati dan mendalam.
Majalah kurang memberikan perhatian terhadap berita yang sifatnya aktual serta lebih
menekankan pada penelaahan hal-hal yang berhubungan secara luas”. (Defleur Dennis :137).

Untuk menarik perhatian pembaca, maka suatu penerbitan majalah senantiasa berusaha untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan yang diminati oleh masyarakat tersebut. Pada saat
sekarang ini sudah banyak beredar beraneka ragam jenis majalah. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan pembaca yang beragam pula.

“Kepentingan pembaca, pendengar, dan pemirsa, harus selalu di perhatikan dan di utamakan,
karena “laku” tidaknya isi pesan yang di “jual” sangat tergantung dari konsumen atau dengan
kata lain surat kabar atau majalah, radio, televisi, dan film akan “laku” bila, isi pesan sesuai
dengan selera konsumen (audience)”. (Wahyudi, 1991:99).

Perbedaan minat yang terdapat pada pembaca itu dapat disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah faktor-faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, status sosial, kebiasaan, dan
lain-lain. Media massa cetak berupa majalah berskala nasional kini jauh lebih banyak jumlah
dan macamnya, seperti majalah anak-anak (Bobo, Donald Bebek, dan lain-lain), majalah
remaja (GADIS, Hai, ANEKA), majalah wanita dan ibu-ibu (Kartini, Femina), majalah
keluarga (Ayah Bunda) atau bahkan bila di lihat dari misi yang melekat pada masing-masing
majalah yang tercermin pada warna pemberitaannya yang terfokuspun pada suatu aspek
tertentu, seperti halnya majalah kesehatan (Rumah Tangga dan Kesehatan, Bugar). Majalah
pertanian (Trubus), majalah Keagamaan (Amanah), majalah daerah (Mangle), sampai
majalah gaya hidup anak remaja sekarang ini (Ripple), dan lainnya menunjukkan bahwa
masyarakat modern sudah lebih selektif terhadap media-media yang beredar.

Bukan merupakan suatu kekeliruan bila kita memasukkan majalah sebagai bagian dari media
massa atau komunikasi massa, karena dengan melihat karakteristik komunikasi massa seperti
bersifat tidak langsung (melalui media teknis) bersifat satu arah artinya tidak ada interaksi
antara peserta-peserta komunikasi (komunikan), terbuka, dan mempunyai publik yang secara
geografis tersebar, maka majalah termasuk sebagai salah satu media komunikasi massa.
(Rakhmat, 1994). Dan sebagai media komunikasi, majalah mempunyai sifat-sifat khusus
yang tidak dimiliki oleh media komunikasi yang lain, antara lain:

1. Khalayak yang diterpa bersifat aktif, tidak pasif seperti bila mereka diterpa media radio,
televisi, atau film. Pesan melalui pers majalah diungkapkan dengan huruf-huruf mati, yang
baru menimbulkan makna bila khalayak menggunakan tatanan mentalnya secara aktif.

2. Terekam, artinya artikel-artikel dalam majalah tersusun dalam alinea, kalimat, dan kata-
kata yang terdiri dari huruf-huruf yang tercetak pada kertas. Dengan demikian setiap
peristiwa atau hal-hal yang di beritakan terekam sehingga dapat dibaca setiap saat dan di
dokumentasikan, di ulang kali, disimpan untuk kepentingan tertentu dan dapat di jadikan
sebagai bukti.
(Effendy, 1986:111).

Teknik Penyajian Majalah


Suatu pengorganisasian pesan ditetapkan sebelum kata-kata di tuliskan dan sebelum gambar-
gambar dibuat, atau keduanya digabungkan ke dalam suatu tata letak (Lay Out). Kegiatan tata
letak meliputi penetapan keputusan-keputusan mengenai berbagai komponen judul, ilustrasi,
naskah, dan tanda-tanda identifikasi yang akan disusun dan di tempatkan pada halaman. Lima
buah pertimbangan bagi perkembangan tata letak adalah:
1. Keseimbangan (balance), penataan unsur-unsur untuk mencapai suatu kesan kasat mata
atau penyebaran yang menyenangkan.

2. Lawanan (kontras), penggunaan ukuran, kepekatan, dan warna yang sangat berbeda-beda
dalam rangka menarik perhatian dan keterbacaan.

3. Perbandingan (proportion), pertalian di antara objek dan latar belakang, yang keduanya
tampak dan saling berinteraksi.

4. Alunan pirsa (gaze motion), penataan judul, ilustrasi, naskah, dan tanda-tanda identifikasi
yang demikian rupa dalam rangka pengurutan paling logis.

5. Kesatuan (unity), berbagai mutu keseimbangan, lawanan, perbandingan, dan alunan pirsa,
digabungkan untuk pengembangan kesatuan piker, penampilan, dan reka bentuk tata letak
(design in the lay out).
(Sudiana, 1986:29).

Suatu tata letak akan berhasil bila di dalamnya mengandung mutu kesatuan dan sederhana,
artinya yang berhasil dengan mengusahakan tata letak sederhana, tidak kacau, dan bersifat
membantu dalam meringankan pembaca selama mencerna pesan yang dibacanya.
1. Huruf, ada bermacam-macam jenis dan ukuran huruf yang dapat dipilih untuk
menandaskan pokok-pokok tertentu atau untuk menarik perhatian pembaca terhadap
beberapa aspek dalam naskah.

2. Foto atau gambar, alternatif yang dapat diperkenalkan dalam hal ini sangat banyak dan
bervariasi. Kita dapat memilih dan menyunting foto, gambar, sketsa, lukisan, kartun, dan
dapat menyisipkan berbagai macam bentuk lainnya.

3. Judul, dengan pembubuhan judul pembaca dituntun dalam penyeberangan dari ilustrasi ke
pesan. Dalam pengertian umum, judul memiliki fungsi: secara ringkas dan langsung
menyarankan isi pesan, dan menampilkan daya tarik terhadap suatu kepentingan dasar
pembaca setelah menyajikan pesan sumber. Secara umum penempatan judul harus tampak
pada bagian atas suatu halaman atau iklan. Dan, bagaimanapun judul harus memiliki ukuran
huruf yang memadai untuk dapat menawan mata pembaca, dan secara tepat guna
berpasangan dengan daya tarik ilustrasi.

4. Warna, pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek
ke mata manusia. Pembubuhan warna mungkin dapat merebut perhatian awal komunikan.
Tetapi pemilihan dan penerapan warna secara serampangan akan mengusir pemirsa segera
setelah perhatiannya tergugah. Para peneliti menemukan bahwa warna-warna yang sering
dianggap favorit ternyata tidak selalu menarik dalam penggunaan-penggunaan tertentu.
Bagaimanapun, warna-warna- termasuk hitam, abu-abu, dan putih- pada lembar tercetak
perlu ditata sedemikian rupa sesuai dengan asas dasar yang sama dari tata letak, yakni
mengandung kesan-kesan keseimbangan, kontras, proporsi, irama, keselarasan, gerakan, dan
kesatuan. (Sudiana, 1986:34-41).

Agar pembaca tidak lekas merasa bosan sewaktu membaca pesan yang diterimanya, maka
seorang komunikator harus tepat, ringkas, jelas, sederhana, dapat dipercaya dalam penulisan
naskah beritanya. (Wahyudi, 1991:102). Sedangkan menurut James M. Neal dan Suzzane S.
Brown, “Penulis naskah berita itu harus objektif, ringkas, jelas, tepat, dan mengandung daya
rangsang”. (wahyudi, 1991:102).

Untuk mudah menarik perhatian komunikan, maka surat kabar, majalah, ataupun media
lainnya harus mampu menampilkan lay out yang menarik. Menurut Teguh Meinanda, ada
tiga tujuan dari pengaturan tata letak, yaitu: “Agar mudah dibaca dan menarik pembaca untuk
menelaah tulisan-tulisan, dapat menciptakan atau menghasilkan hal-hal yang menarik dan
mengasyikkan, dan agar pembaca mudah mengenali surat kabar itu”. (Meinanda, 1981:75).

Walaupun begitu, semenarik apapun tata letak pesan dalam sebuah majalah, komunikator,
yang dalam hal ini pereka bentuk dan penata letak memiliki keterbatasan-keterbatasan
tertentu, seperti:

1. Keterbatasan mekanis, sehubungan dengan sarana produksi.


2. Keterbatasan bahan, sehubungan dengan jenis kertas, tinta, dan sebagainya.
3. Keterbatasan biaya, sehubungan dengan biaya produksi.
4. Keterbatasan fungsi, baik mengingat penggunaan maupun calon pembacanya.
5. Keterbatasan waktu, dan keterbatasan lainnya, misalnya yang berkenaan dengan
lingkungan kerja.
(Sudiana, 1986:43).

Fungsi dan Peranan Majalah


Media massa seperti halnya majalah adalah merupakan suatu sumber yang dapat
menyalurkan informasi serta menambah wawasan pengetahuan masyarakat di berbagai
bidang kehidupan. Salah satu fungsi majalah ialah sebagai sarana pendidikan (mass
education). Majalah memuat tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak
pembaca akan bertambah pengetahuannya. (Effendy, 1993:93). Di samping itu pula, sebagai
bagian dari pers, maka majalah akan memiliki fungsi yang sama dengan yang dimiliki oleh
pers. Menurut Onong Uchjana Effendy, fungsi-fungsi tersebut antara lain:

1. Fungsi menyiarkan (to inform).


2. Fungsi mendidik (to educate).
3. Fungsi menghibur (to entertain).
4. Dan fungsi mempengaruhi (to influence).
(Effendy, 1985:193).

Berdasarkan pemuatan tulisan-tulisan dalam majalah yang ditulis secara lebih luas, terperinci
dan mendalam, maka tak salah bila pembacapun akan mendapatkan pengetahuan yang lebih
luas dan lebih banyak lagi mengenai sesuatu hal, dan pemahaman pembaca terhadap sesuatu
masalahpun tentunya bisa lebih mendalam lagi karena dalam menggunakan majalah pembaca
tidak dikejar oleh waktu seperti halnya menggunakan media radio atau televisi sehingga
dalam menyerap tulisan-tulisan yang di muat dalam majalah bisa secara perlahan dan teliti.

Dalam situasi dan kondisi kehidupan masyarakat modern, peranan majalah sebagai media
komunikasi yang banyak di pergunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya
semakin terasa penting. Dalam hal ini ada beberapa peranan utama majalah seperti yang
disebutkan oleh Peterson, yaitu:

1. Membantu perkembangan perubahan-perubahan sosial dan politik.


2. Menafsirkan persoalan-persoalan dari kejadian-kejadian dan menjadikannya sebagai
pandangan nasional.
3. Membantu perkembangan suatu pengertian nasional dalam masyarakat.
4. Memberikan hiburan yang murah kepada jutaan orang.
5. Menjadi penyuluh dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
6. Menjadi pendidik pada warisan-warisan kebudayaan manusia, melalui tulisan serta
perhatian terhadap seni, juga mengenai tokoh-tokoh masyarakat.
(Click dan Baird, 1980:60).

Agar suatu majalah dapat dirasakan manfaatnya dan bernilai bagi para pembacanya, maka
dalam pelaksanaannya diperlukan keahlian dari pengelola penerbitan majalah tersebut
terutama para penulisnya, sebab isi dari majalah itu dapat menentukan karakter dan
impactnya.

Jenis Majalah
Untuk kepentingan pembaca, maka majalah-majalah yang beredar di masyarakat dapat di
kelompokkan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat
sebagai pembaca dapat memilih jenis majalah yang bagaimana yang mampu memenuhi
keinginan dan kebutuhannya.

Secara universal, M.O Palapah dan Atang Syamsuddin membagi jenis majalah menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Mass magazine, adalah majalah umum yang ditujukan untuk semua golongan, jadi
merupakan majalah umum.

2. Class magazine, adalah majalah yang ditujukan untuk golongan tertentu (high or middle
class) isinya mengenai bidang-bidang tertentu.

3. Spesialized magazine, adalah majalah khusus dan ditujukan kepada para pembaca khusus.
(Palapah dan Syamsuddin, 1983:105-106).

Pembagian jenis majalah secara garis besar seperti di sebutkan di atas, dapat dirinci lagi
kedalam jenis-jenis majalah yang lebih spesifik. Djafar Assegaff, mengemukakan sebagai
berikut:

1. Majalah bergambar (picture magazine), bentuk majalah yang memuat reportase


berdasarkan pada gambar. Gambar sesuatu peristiwa, atau suatu karangan khusus yang
berisikan foto-foto.

2. Majalah anak-anak (childrens weekly), bentuk majalah yang isinya khusus mengenai dunia
anak-anak.
3. Majalah berita (news magazine), mingguan berkala yang menyajikan berita-berita dengan
suatu gaya tulisan yang khas dilengkapi dengan foto-foto dan gambar-gambar.

4. Majalah budaya (culture magazine), penerbitan pers yang mengkhususkan isinya dengan
masalah-masalah kebudayaan dan diterbitkan setiap minggu, bulan ataupun secara berkala.

5. Majalah ilmiah (scientific magazine), majalah berkala khusus berisi mengenai ilmu
pengetahuan dan mengkhususkan isinya mengenai suatu bidang ilmu, misalnya teknik radio,
elektronik, ekonomi, hokum, dan sebagainya.

6. Majalah hiburan (popular magazine), majalah yang memuat karangan-karangan ringan,


cerita pendek, cerita bergambar, dan sebagainya.

7. Majalah keagamaan (religious magazine), bentuk majalah yang isinya khusus mengenai
masalah-masalah agama.

8. Majalah keluarga (home magazine), majalah yang memuat karangan-karangan untuk


seluruh keluarga, dari bacaan anak-anak sampai masalah rumah tangga (resep, mode, dan
lain-lain).

9. Majalah khas (specialized magazine), bentuk majalah yang isinya khusus mengenai
berbagai macam bidang profesi.

10. Majalah mode (fashion magazine), majalah yang berisi mode dan dilampiri lembaran
yang berisikan pola pakaian.

11. Majalah perusahaan (company magazine), majalah yang diterbitkan secara teratur oleh
perusahaan berisi berita-berita atau informasi mengenai kepegawaian, karyawan, kebijaksaan
perusahaan dan produksi perusahaan.

12. Majalah remaja (juvenile weekly), bentuk majalah yang isinya khusus membahas masalah
remaja.

13. Majalah sari tulisan (magazine digest), bentuk penerbitan dengan format khusus yang
berisi ringkasan karangan dari berbagai penerbitan.

14. Majalah sastra (literary magazine), bentuk majalah khas yang terbit dan isinya khusus
membicarakan masalah kesusastraan dan resensi buku-buku (novel) kontemporer atau
kegiatan dalam bidang seni sastra.

15. Majalah wanita (woman magazine), bentuk majalah yang berisikan khusus mengenai
dunia wanita, dari masalah mode, resep, musik, keluarga, juga dihiasi oleh foto-foto yang
menarik.
(Assegaff, 1983:126-128).

Sesuai dengan jenis-jenis majalah yang telah di sebutkan diatas, majalah Ripple adalah
termasuk kedalam jenis majalah khas. Majalah Ripple menyajikan berita-berita dengan gaya
penulisan yang khas meliputi informasi tentang musik, fashion, olah raga extreme, dan juga
gaya hidup anak muda sekarang.

Anda mungkin juga menyukai