Anda di halaman 1dari 12

ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925

Volume 5 (1) Juni 2023


STUDI DESKRIPTIF MENGENAI
REPRESENTASI GAYA HIDUP PADA PENIKMAT
MUSIK INDIE DI KECAMATAN TAMALANREA, KOTA
MAKASSAR
Muhammad Fiqril Ali, Nurlela
Program Studi Pendidikan Antropologi, Universitas Negeri Makassar
Email: mfikrilali1105@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :(1) Apa saja faktor-faktor penikmat musik indie menyukai
musik indie di kecamatan tamalanrea kota makassar.(2) Bagaimana musik indie dapat mempengaruhi
aktivitas para penikamat musik indie .(3) Bagaimana opini para penikmat musik indie mengenai
adanya musik indie . secara ksesluruhan intinya taitu bagaimana representasi atau gambaran gaya
hidup pada penikmat musik indie di kecamatan tamalanrea kota makassar. untuk mencapai tujuan
tersebut maka peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif pendekatan kualitatif dengan
pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, wawancara oleh beberapa informan di beberapa
lokasi penelitian yang telah ditujukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : gambaran gaya hidup
pada penikmat musik indie di kecamatan tamalanrea. Dan juga mengetahui opini beberapa informan
mengenai musik indie dan pengaruhnya dalam gaya hidup sehari-hari. Gaya hidup penggemar musik
indie, beberapa perilaku atau aktivitas khas penggemar dalam mengekspresikan kegemaran terhadap
penggemar musik indie terwujud melalui tingginya intensitas mendengar musik dan menonton festival
musik idola mereka, merchandise, berekspresi melalui komunitas penggemar musik indie yang ada di
kota Makassar kecamatan Tamalnrea. berdasarkan faktor dan opini menyukai musik indie , para
informan merasa pembedaan musik selain indie dan musik indie dapat berujung dan memicu
ketegangan sosial. Menurutnya masyarakat umum sebaiknya punya kesempatan yang samauntuk tahu
lebih tentang musik sebagai musik yang fokus kepadakualitasnya, bukan sekedar untuk dijadikan
hiburan.

Kata Kunci : Gaya hidup, Musik indie, Remaja

Pendahuluan
Kepopuleran musik sebagai seni hiburan massa berlangsung seiring dengan pertumbuhan
tekonologi dan musik pada awalnya selalu diidentikkan sebagai media hiburan dalam masyarakat.
Namun, seiring perkembangan jaman dan teknologi, dewasa ini musik bisa dikatakan sebagai
kebutuhan dan dapat berpengaruh bagi sebagian orang, baik pelaku maupun pendengar musik itu
sendiri. Akhir-akhir ini, di belantika musik Indonesia banyak bermunculan band- band baru dengan
gerakan yang independen atau yang biasa disebut indie. Menurut Wallach (2017), indie mempunyai
dua makna yang berdampingan yaitu kata indie merupakan sebagai status musisi, band, atau minor
label yang tidak dikuasai serta dikendalikan perusahaan kapital industri major label, dan indie sebagai
bagian dari subkultur dan genre musik yang telah ada.
Lirik lagu dalam musik indie cenderung lebih frontal, ekspresif, dan sastrais. Hal ini pula
yang membedakan lagu dari musisi indie dan musisi dari major label besar. Musisi yang berasal dari
major label besar biasanya membuat lagu sesuai dengan keinginan pasar. Sementara, musisi indie
membuat lagu sesuai dengan keinginan hati mereka, lalu kemudian pasar yang mengikuti apa yang
mereka lakukan. Salah satu band indie Indonesia yang berani mengangkat topik sensitif dalam
karyanya adalah Feast. Dilansir dari ultimagz.com, dalam album mereka yang berjudul “Beberapa
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
Orang Memaafkan”, karya band asal Jakarta ini terdapat enam lagu yang mengandung kritik sosial
terhadap kejadian nyata di Indonesia. Seperti misalnya dalam lagu mereka yang berjudul “Apa Kata
Bapak”, band ini menyentil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang seharusnya memberi
contoh yang bai. (Putri, 2019)
Fenomena di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mitasari (2016) yang
mengatakan bahwa subkultur musik indie ini lahir dari ketidakpuasan sebagian orang terhadap
kondisi sosial masyarakat yang bersekat- sekat, terutama sekat di dalam musik. Seiring berjalannya
waktu, timbul ketidakpuasan terhadap situasi musik mainstream yang cenderung seragam dan
persaingan industri yang tidak sehat. Sehingga sangat relevan jika lirik yang dihasilkan oleh musisi
indie ini mengandung kritik dan perlawanan (Mitasari, 2016). Pada akhirnya, perkembangan musik
indie itu diikuti dengan pergeseran makna indie itu sendiri. Tidak hanya salah mengartikan sebagai
genre, indie seolah menjadi gaya hidup, bahkan dianggap sebagai style fashion. Dilansir dari
zetizen.jawapos.com, Rafif (22 tahun) seorang seniman kolase di kota Surabaya mengatakan bahwa
pergeseran makna dari kata “indie” tersebut dijadikan stigma untuk menggambarkan fashion
seseorang atau jenis musik folk yang menganduk lirik sepertik, sore, senja, kopi, dan alam sekitar.
Hal senada juga diutarakan oleh bebrapa informan. Menurutnya, pergeseran makna indie malah
menjadi suatu tingkat eksistensi seseorang. Seperti misalnya akhir-akhir ini, ia mengatakan seringkali
banyak orang yang menjadikan indie sebagai sebuah gaya. Dari cara berpakaian, sampai ikut
menonton konser musik yang menghadirkan musisi indie. Lebih lanjut, ia pun miris karena
kebanyakan dari mereka tidak tah siapa yang ditonton dan mendatangi acara musik hanya untuk
mengejar eksistensi.
Fenomena di atas juga diperkuat oleh wawancara dengan informan saya bernama farhan,
wawancarayang dilakukan pada tanggal 1 desember 2022 di cafe live musik dafest, ia mengatakan
bahwa banyak pendengar musik indie yang masih belum mengerti apa itu indie. Ia menjelaskan
bahwa indie adalah sebuah gerakan musik yang berdiri secara mandiri.Gerakan-gerakan bawah tanah
yang kolektif menjadi salah satu hal yang membedakan musik indie dengan musik mainstream.
Menurut Farhan, pergeseran makna indie ini sendiri karena banyak dari pendengar musik indie
terkesan untuk menciptakan kelas untuk menjadi lebih eksklusif. Biasanya, fase ini dimulai saat SMA
hingga masa perkuliahan. Ujarnya, hal ini terjadi dikarenakan secara mentalanak muda sedang
memasuki fase “keren” untuk bisa mengetahui musik yang berbeda di usia mereka. Ia mengatakan
hal ini sebagai “menuju identitas perbedaan yang baik”. Maksudnya, para pendengar musik indie
menciptakan identitas yang berbeda dan menganggap dirinya berbeda dengan yang lain.
Aktivitas penikmat musik indie di kecamatan tamalanrea kota makassar biasanya ia berada di
cafe-cafe yang mempunyai live music atau acoustic, yang mana aktivitas yang mereka lakukan
biasanya nongkrong bersama dan mendengarkan live musik , kegiatan yang lainnya juga bisa dilihat
ketika diadakannya konser atau festival musik yang dilaksanakan di makassar pasti nya penikmat
musik indie ini akan menghadiri atau mendatangi konser tersebut dengan beramai-rama Kemudian
juga ,seperti yang dikatan oleh temana saya , seorang pelaku dan penikmat musik indie, bahwa ia
mulai mengikuti dan aktif berkegiatan dan mengikuti informasi tentang musik indie dimulai saat ia
duduk di bangku SMA. Selain itu, ia juga sering mendengarkan musik indie saat waktu- waktu
senggangnya untuk menambah referensi baru di dalam bermusik dikarenakan ia juga seorang yang
suka bernyanyi dari panggung ke panggung yang dimana memang harus kaya akan referensi musik.
Selain itu, ia juga merasa bahwa musik indie juga bisa menjadi moodbooster-nya, karena kebanyakan
materi yang ia dengarkan sangat sesuai dalam menggambarkan suasana hatinya yang sedang ia alami.
Di era modern ini musik indie banyak digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat,
banyak musik musik indie yang sangat relate dengan kehidupan masyarakat , contoh seperti musik
indie yang bertemakan kritik sosial yang terjadi di pemerintahan indonesia, ada juga musik indie yang
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
bertemakan tentang kehidupan asmara, motivasi hidup dan juga tentang isu kesehatan mental. Jadi
dengan adanya musik indie ini masyarakat penikmat musik indie ini bisa memilih selera musik indie
yang ingin ia dengar. Banyak anak muda sekarang merepresentasikan musik indie sebagai motivasi
hidup , hidup menjadi diri sendiri. Hal itu dikarenakan musik indie memiliki lirik lirik yang sangat
mudah dipahami dan bebas direpresentasikan dalam suasana apapun, memiliki arti kebebasan dan
makna yang cukup dalam di setiap liriknya. Bukan hanya lagu lagu ata karya musik yang mereka
tularkan kepada penikmatnya , musisi indie juga biasanya mempunyai penampilan atau fashion yang
dapat memanjakan mata penikmatnya entah itu dari segi visual atau fashion style yang ia bawakan di
panggun pada saat bernyanyi, tidak serta merta banyak dari penikmat penikmat musik indie yang
akhirnya menirukan fashion atau cara berpenampilan sang idolanya. Dari situ kita dapat
menyimpulkan bahwa ada hal hal yang membuat para penikmat musik indieini menyukainya.
Kemudian yang dikatakan oleh putri (2009) yang mengkategorikan dirinya sebagai anak indie
yaitu,ia mengatakan bahwa musisi indie tidak hanya memperhatikan segi audionya saja, tetapi juga
visualnya. Maka dari itu, anhar berpendapat banyak dari musisi indie yang berpenampilan ikonik dan
akhirnya, fashion mereka juga dikonsumsi oleh pendengarnya. ia juga berpendapat, bahwa musisi indie
banyak dijadikan media percontohan, secara perilaku, baik positif maupun negatif. Bahkan bukan
hanya fashion dan perilaku, argumentasi dan ideologi dari musisi tersebut terkadang bisa
mempengaruhi pendengarnya jugadan juga banyak inspirasi yang bisa diambil dari setiap bait dan
lirik lagunya.
Gaya hidup antara individu satu dengan yang lainnya ini akan berbeda, dikarenakan gaya
hidup akan selalu bergerak secara dinamis (Kotler, 2006). Sedangkan menurut Sunarto (dalam Silvya,
2009) menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uang, dan
bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh
Septian, W.T. Hendrastomo, G. (2019) dengan judul penelitian “Musik Indie Sebagai Identitas Anak
Muda di Yogyakarta” hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor anak muda bisa
menggemarimusik indie, seperti kebiasaan mendengarkan musik indie dari lingkungan sekitar,
keunikan dari musik indie itu sendiri, dan semangat yang dibawa oleh musik indie. Musik indie
menjadi identitas ditunjukkan dengan kebebasan berekspresi dalam berpakaian dan tidak
mudahgoyah terhadap prinsip yang diyakininya. Mereka menggunakan simbol-
simbol yang diinternalisasi dari semangat musik indie dengan berekspresi seperti apapun dengan apa
yang mereka mau sebagaimanamereka ingin dikenali dan diakui oleh masyarakat.
Fiersa Besari adalah seorang penulis, content creator, dan juga musisi indie yang lahir di
Bandung pada 3 Maret 1984. Sebagai musisi, ia telah mengeluarkan tiga album yaitu 11:11 (2012),
Tempat Aku Pulang (2014), dan Konspirasi Alam Semesta (2015). Dilansir dari mojok.co, semenjak
namanya mencuat, penggemar musik indie semakin lekat dengan entitas senja, kopi, dan puisi
(Prasetya, 2019). Selain itu ada pula Fourtwnty, sebuah band indie asal kota Pekanbaru, Riau. Band
yang beranggotakan Ari Lesmana (vokal), Nuwi (Gitar), dan Roots. Sampai saat ini, Fourtwnty telah
mengeluarkan empat album, yaitu Setengah dulu (mini-album, 2014), Lelaku (2015), Jangan Minta
Nambah (mini- album, 2017), dan Ego & Fungsi Otak (2018). Fourtwnty memliki ciri khas pada
setiap aksi panggunngnya, yaitu tanpa menggunakan alas kaki. Selanjutnya ada pula White Shoes and
The Couples Company. Band beraliran jazz asal Jakarta ini memiliki 6 personil, yaitu Sari (vokal),
Rio (gitar), Ale (gitar), Ricky (bass), Mela (keyboard), dan John (drum). Band yang terbentuk pada
tahun 2002 ini memliki style yang unik dalam penampilannya dengan mengusung gaya berpakaian
yang vintage.
Menurut Marshal (2014), kehadiran musik indie juga tidak telepas dari tren fashion anak
muda, karena tipikal anak muda yang selalu mengikuti tren style fashion yang sedang populer dari
beberapa band indie seringkali mempengaruhi style fashion para penggemarnya karena setiap band
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
indie memiliki identitas atau gaya masing-masing yang menjadikan sebagai patokan para
penggemarnya. Hal seperti ini erat kaitannya dengan gaya hidup. Menurut Kotler (2006), gaya hidup
sendiri bisa diartikan sebagai pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam sebuah aktivitas, minat,
dan pendapat, dari individu yang bersangkutan (Kotler, 2006). Sedangkan menurut penelitian yang
dilakukan oleh Kusuma, I.G. (2013) dengan judul penelitian “Musik Indie Bagi Kalangan Remaja Di
Kota Denpasar” hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong remaja menyukai musik
indie berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal remaja menyukai musik indie karena
musik indie menjadi suatu hiburan bagi remaja dan juga mereka ingin diakui keberadaannya.
Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri remaja seperti lingkungan dan pengaruh sosial
remaja yang mengikuti suatu tren musik, yakni musik indie. Musik indie juga memiliki implikasi
terhadap remaja, baik secara positif maupun negatif. Implikasi positif dilihat sebagai peningkatan
ekonomi dan usaha-usaha yang berkaitan langsung terhadap musik indie dalam bentuk pakaian atau
clothing. Sedangkan implikasi negatifnya adalah berupa sudut pandang yang berbeda dari orang tua
terhadap anak remaja selaku penggemar dari band indie, kecenderungan dari pengaruh alkohol dan
budaya tato terhadap remaja penggemar musik indie.
Fokus utama dari penelitian ini dapat dilihat dari bagaimana musik indie dapat
mempengaruhi pola pikir hingga gaya hidup dari para pendengarnya dan penikmatnyai. Dengan
adanya permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimana representasi
atau gambaran gaya hidup pada penikmat musik indie di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative
research). Menurut Nasution (2003) penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan,
berinteraksi dengan mereka dan menafsirkan pendapat mereka tentang dunia sekitar, kemudian
Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa penelitian kualitatif (qualitative research)
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.
Basuki (dalam Moleong, 2007) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan
sosial. Penelitian kualitatif dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistic), bukan hasil
perlakuan (treatment) atau manipulasi variabel yang dilibatkan. Peneliti kualitatif menginterpretasikan
bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana makna tersebut
mempengaruhi perilaku mereka Penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk mencapai pemahaman
mendalam mengenai organisasi atau peritiwa khusus ketimbang mendeskripsikan bagian permukaan
dari sampel besar dari sebuah populasi. Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk menyediakan
penjelasan tersurat mengenai struktur, tatanan dan pola yang luas yang terdapat dalam suatu
kelompok musisi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study). Inti dari
studi kasus adalah studi yang berusaha menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan,
mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apa hasilnya (Salam, 2006). Hasil akhir
yang ingin diperoleh dalam studi kasus adalah penjelasan tentang keunikan kasus yang umumnya
berkaitan dengan hakekat dari kasus, latar belakang historis, setting fisik, konteks kasus lain di sekitar
kasus yang dipelajari serta subjek atau pemberi informasi tentang keberadaan kasus tersebut (Salam,
2006). Dalam penelitian ini juga, saya menggunakan pendekatan antropologi kesenian , yang mana
pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan Tekstua. Geertz, mengemukakan bahwa kebudayaan
suatu bangsa adalah sekumpulan teks, karenanya bentuk bentuk kultural bisa diperlakukan sebagai
teks pula, sebagai karya imajinatif yang tersusun dari bahan bahan sosiala. Kemudian pendekatan ini
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
mempengaruhi pula para pengamat dan kritikus seni serta para ahli ilmu humaniora termasuk ilmu
antropologi. Secara etimologis, kata “hermenetik” itu sendiri berasal dari bahasa yunani hermeneuein
yang berarti “menafsirkan” atau “menerangkan”. Kata hermeneia secara harfiah dapat diartikan
sebagai “penafsiran” , “representasi” dan “interpretasi”. Salam (2006) mengatakan bahwa penelitian
yang menggunakan metode penelitian kualitatif dalam studi kasus lebih menekankan pada hasil akhir
yang mempunyai penjelasan tentang keunikan kasus yang umumnya berkaitan dengan hakekat dari
kasus, latar belakang historis, setting fisik, konteks kasus lain di sekitar kasus yang dipelajari serta
subjek atau pemberi informasi tentang keberadaan kasus tersebut.
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana penelitian ini akan dilakukan. Lokasi pada
penelitian ini bertempat di Kecamatan Tamalanrea, kota Makassar. Selain itu, lokasi penelitian juga
akan dilakukan berdasarkan kondisi,situasi dan keinginan dari subjek penelitian. Pada lokasi
penelitian ini, saya sebagai peneliti memilih lokasi tersebut karena kebanyakan anak milenial nya para
penikmat musik indie , yang mana anak indie itu identik dengan selalu menonton konser musik
musik indie. Maka dari itu menurut saya tempat ini cocok untuk saya mengambil informan yanag
akan saya wawancarai dan ambil data datanya untuk hasil penelitian saya.dan kurang lebih saya akan
melokasikan di cafe cafe yang mempunyai live music di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Pembahasan
Musik Indie
Semakin berkembangnya jaman, bertambah banyak juga media serta platform online untuk
menyebarkan kreativitas, begitu juga dengan karya musik. Sekarang, sangatlah mudah bagi generasi
muda untuk mencari berbagai macam lagu dari lagu klasik dari beberapa dekade lalu, sampai lagu
pop terkini. Perkembangan teknologi ini tentunya membuka berbagai ruang baru bagi para musisi
yang ingin menyebarkan lagu-lagunya. Mereka tidak lagi harus pusing dan kesusahan karena harus
mendistribusikan lagu-lagunya melalui label-label rekaman ternama. Dari sanalah terlahir istilah
musik indie.
Musik indie bukan merupakan aliran musik, melainkan berasal dari kata bahasa Inggris
“independen” yang berarti bebas. Namun, seiring dengan perkembangannya, kata indie mengalami
pergeseran makna. Seperti penyalahartian indie sebagai genre dan juga menjadikan indie sebagai gaya
hidup. Kata indie sering dirujuk kepada pendengar musik folk yang terdapat lirik senja, kopi dan
hujan di dalamnya. Musisi indie adalah musisi yang memproduksi karya-karya dan mendistribusikan
musiknya sendiri melalui label rekaman yang independen, tanpa terikat dengan label musik populer.
Walaupun begitu, musik indie tentunya tetap dapat bersaing secara terbuka dengan musik yang
berlabel ternama di berbagai platform musik digital seperti YouTube atau Spotify.
Perkembangan musik indie di Indonesia berawal dari pada tahun 1970-an dengan
kemunculan band Guruh Gipsy, Gang Pegangsaan, God Bless, dan Giant Step yang memiliki
elemen indie di dalamnya. Pada pertengahan tahun 1990, masyarakat Indonesia lebih akrab dengan
kata underground dibandingkan indie. Kini musisi indie Indonesia sedang gencar berkembang.
Musisi seperti Banda Neira, Payung Teduh, Barasuara, Fourtwnty, Efek Rumah Kaca, Danilla,
Reality Club, dan Dialog Dini Hari merupakan segelintir dari banyaknya musisi indie berbakat.
Semakin berkembangnya jaman, tentu juga semakin banyak musisi-musisi indie yang menyebarkan
lagunya melalui berbagai platform online. Jaman dahulu, musik-musik biasanya harus mengikuti
peraturan-peraturan tertentu supaya dapat diterima oleh label ternama dan disebarkan ke masyarakat,
sehingga terkadang kreativitas para musisi seakan dibatasi. Namun melalui musik indie, siapa pun
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
dapat menyebarkan lagunya sendiri secara bebas dengan style, cerita, dan keunikannya masing-
masing.
Keindahan dan keunikan musik indie dapat dikatakan ada pada ciri khas yang dimiliki setiap
lagu-lagu tersebut yang terbentuk melalui kebebasan berkreasi mereka, dimana mereka dapat
mengekspresikan karya mereka secara bebas, tercermin dalam lirik-lirik lagunya. Lirik lagu dalam
musik indie cenderung lebih frontal, ekspresif, dan sastrais. Hal ini pula yang membedakan lagu dari
musisi indie dan musisi label rekaman besar. Musisi yang berasal dari label rekaman besar membuat
lagu sesuai keinginan pasar. Lagu seperti apa yang kira-kira mudah disukai. Sedangkan para musisi
indie membuat lagu-lagunya sesuai dengan keinginan hatinya dan tidak mengikuti arus-arus lagu
populer sehingga pasarnya lah yang akan datang ke mereka.
Perkembangan musik indie di Indonesia tidak dapat dibantah. Band-band lokal anti arus
utama perlahan-lahan merangkak dan merebut pasar musik di tanah air. Contohnya saja lagu Akad
dari Payung Teduh yang sempat meledak pada tahun 2017 hingga meraih penghargaan AMI Award
kategori Best Alternative Production Work. Namun, kata ‘Indie’ sendiri masih banyak disalah artikan
oleh para penikmat musik. Banyak pendengar musik yang mengira indie adalah genre musik. Indie
berasal dari kata bahasa Inggris, independent yang berarti sifat bebas dan mandiri (independen). Dalam
industri musik, musisi indie melakukan rekaman serta perilisan sendiri tanpa berada di bawah
naungan label rekaman besar. Proses yang dilakukan secara mandiri ini memungkinkan para musisi
untuk mengekspresikan karya mereka secara bebas yang tercermin dalam lirik-lirik lagunya.
Lirik lagu dalam musik indie cenderung lebih frontal, ekspresif, dan sastrais. Hal ini pula
yang membedakan lagu dari musisi indie dan musisi label rekaman besar. Musisi yang berasal dari
label rekaman besar membuat lagu sesuai keinginan pasar. Lagu seperti apa yang kira-kira mudah
disukai. Sementara, musisi indie membuat lagu sesuai keinginan hati dan pasarlah yang mengikuti
mereka. Salah satu band indie Indonesia yang berani mengangkat topik sensitif dalam karyanya
adalah .Feast. Dalam album “Beberapa Orang Memaafkan” karya band asal Jakarta ini terdapat enam
lagu yang mengandung kritik sosial terhadap kejadian nyata di Indonesia. Dalam lagu Apa Kata
Bapak, band ini menyentil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang seharusnya memberi
contoh baik. Sementara lagu Peradaban menyinggung kaum mayoritas yang ingin menegakkan
peradaban sesuai keinginan mereka.
Sejarah musik indie dimulai pada tahun 1970-an dengan kemunculan band Guruh Gipsy,
Gang Pegangsaan, God Bless, dan Giant Step yang memiliki elemen indie di dalamnya. Pada
pertengahan tahun 1990, masyarakat Indonesia lebih akrab dengan kata underground dibandingkan
indie. Band indie yang kala itu berhasil menjual album sebanyak 5000 keping adalah Pas Band.
Diikuti dengan Mocca yang mencapai di atas 100.000 keping. Kini musisi indie Indonesia sedang
gencar berkembang. Musisi seperti Barasuara, Fourtwnty, Efek Rumah Kaca, Danilla, Reality Club,
dan Dialog Dini Hari merupakan segelintir dari banyaknya musisi indie berbakat. Namun, seiring
dengan perkembangannya, kata indie mengalami pergeseran makna. Seperti penyalahartian indie
sebagai genre dan juga menjadikan indie sebagai gaya hidup. Kata indie sering dirujuk kepada
pendengar musik folk yang terdapat lirik senja, kopi dan hujan di dalamnya.
Perkembangan musik indie mungkin terjadi akibat bosan dengan lagu yang biasa beredar di
pasaran. Lirik yang melulu soal cinta-cintaan dapat meyebabkan efek jenuh bagi pendengar.
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
Bangkitnya musik indie di Indonesia diharapkan dapat menetaskan karya yang inspiratif nan
menyegarkan. Musik merupakan media menyenangkan untuk membawa pesan, sehingga lirik-lirik
yang tertuang di dalamnya dapat mengarahkan manusia memiliki pola pikir tertentu. Lirik-lirik di luar
arus utama yang disuguhkan musisi indie bisa menjadi alternatif hiburan yang membuka wawasan.

Ketertarikan Remaja Terhadap Musik Indie


Indie sebenarnya bukan aliran musik. Kata ‘indie’ berasal dari kata independen yang berarti
merdeka, mandiri dan bebas berkarya. Musisi-musisi yang disebut indie adalah musisi yang
memproduksi lagu sendiri dan memasarkannya. Sarana promosi yang paling efektif adalah dari mulut
ke mulut kemudian menjadi tren di kalangan anak muda hingga masyarakat luas. Musik indie menjadi
tren di kalangan remaja Indonesia pada tahun 1990an - 2000an. Seiring berkembangnya zaman,
musisi indie datang dengan genre yang makin beragam. Tetapi, banyak juga yang sering salah kaprah
karena menganggap indie adalah genre musik. Mereka menganggap indie merupakan genre musik
yang tidak mainstream.
Musik yang dianggap mainstream adalah musik-musik yang bernaung di label rekaman yang
besar, sering di putar di pusat perbelanjaan dan biasa disebut musik konvensional. Sangat
disayangkan dengan persepsi ini banyak orang jadi membandingkan musik konvensional dan musik
indie berdasarkan pemahaman mereka yang salah. Penikmat musik jenis satu akan berupaya menjaga
selera dan tidak ingin disamakan dengan jenis musik lain. Menariknya, kini tren musik bergeser
menjadi lebih mengutamakan keberbedaan dibandingkan kualitas atau hal-hal lain yang membuat
seorang atau suatu grup musisi disukai. Ibaratnya, semakin tidak terkenal musisinya, justru para
remaja akan merasa semakin tertarik.
Biasanya lirik dari musik indie ini mengambil dari kisah-kisah dan isu-isu kemanusiaan
dengan perpaduan kata-kata yang memiliki makna khas dan objektif sehingga para pendengar akan
dimanjakan dengan kata-kata kreatifnya. Meski tidak bergabung dengan perusahaan label rekaman
(recording company), band indie tak kesulitan dalam proses membuat lagu, rekaman, pemasaran
lagu, hingga mendapat panggilan manggung atau konser. Saat ini skena pasar musik indie yang ada di
Indonesia, punya banyak pendengar, penikmat bahkan penggemar yang mengikuti setiap langkah
yang dilakukan oleh para musisi-musisi indie. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini,
banyak konten-konten digital yang dibuat oleh musisi indie menarik audiens mereka sendiri dengan
aktif dan interaktif. Bahkan sudah banyak musisi indie yang memproduksi dan merilis lagu mereka
sendiri karena teknologi yang memudahkan siapa saja untuk mengupload dan menyebarkan karya
mereka.
Informan pertama yang bernama farid fachrurazi adalah laki-laki yang berusia 24 tahun,
kegiatan informan saat ini adalah bekerja di salah satu perusahaan di KIMA dan ia juga salah satu
lulusan dari universitas muhammaiyah makassar . dan juga informan pernah menciptakan lagu pop
yang ia tulis sendiri sesuai dengan pengalaman dalam percintaannya. informan farid merasa bahwa
pekerjaan saat sekarang adalah pekerjaan yang tidak diminati olehnya dengan alasannya yaitu ia
mempunyai permasalahan dengan teman teman kerjanya . informan mempunyai rencana untuk
membuka usaha sendiri dengan membuka coffeshop atau warkop atau barista baik di usaha sendiri
ataupun di tempat lainnya, masih dalam pertimbangan informan. Faktor faktor yang
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
melatarbelakangi informan farid f menyukai musik indie karena ia menyukai musik berbagai ganre
dan ia mulai tertarik dengan musik indie karena beda dari musik-musik lain dan mempunyai ciri khas
dan musikalitas musik tersendiri. Hal ini disimpulkan berdasarkan pernyataan informan Farid
Fachrurazi sebagai berikut:

“ Tahun ini sudah 25 Tahun h. Alhamdulillah, baik aja, lagi sibuk kerja sama mau
coba buka bisnis kecil kecilan lah . Lancar-lancar saja ,cuman ya itu kurang cocok
ama temen kerja dan lingkungannya bro.Ya kayak usaha kecil-kecilan aja sih bro,
warkop atau kedai kecil-kecilanIya soalnya suka aja dengerin musik-musik indie yang
beda dari musik-musik lain , punya musikalitas musik tersendiri.”

Informan selanjutnya Anhar saputra :

“Ya, nama saya Anhar . Usia 22 tahun, jalan 23 sih sekarang. iya baik aja sih,
Alhamdulillah. Kalo sekarang lagi gak ada kesibukan sih, baru kemarin nyelesaiin
s1.Kadang juga masih sering sih ke event atau konser- konser musik di makassar
kadang juga bantuin jadi panitia kalo lagi kurang anggota.Iya hampir setiap hari
dengerin musik sih, kalo lagi bosen gitukan ya.Masih pengen lanjutin s2 juga sih tapi
belum tau kapan baru rencana doang soalnya bantuin bisnis keluarga juga sekarang.”

Berdasarkan keterangan informan kedua yaitu anhar saputra , informan berusia 22 tahun berjenis
kelamin laki-laki dengan kegiatannya sebagai seseorang yang baru saja menyelesaikan studinya di
sebuah universitas makassar. Informan kali ini mempunyai aktivitas yang sangat santai ia sering
datang di acara acara festival musik, dan juga kadang menjadi panitia di dalam konser atau festival
musik yang diadakan di makassar. Iya berencana melanjukan studi s2 nya di luar kota menurut
keterangan informan. Baginya musik merupakan style nya dalam sehari hari , menurutnya hampir
setiap hari ia mendengarkan musik musik dari berbagai ganre yang ada. Informan ini mempunyai
bisnis keluaraga yang sampai saat ini iya kembangkan bersama-sama. Dan juga informan tergabung
dalam sebuah agency di makassar. Hal ini disimpulkan berdasarkan keteranagannya di atas.
Informan selanjutnya Andi Rayen mengatakan :

“Baik alhamdulillah, saya taunya musik indie itu dari spupu saya , diajakin ke konser
kulos saat itu , salah satu bintang tamunya itu band indie , jadi dari situ suka banget
ama lagu-lagunya dan sampai sekarang masih dan ngikutin trend-trend musik indie
.Iya,sekarang lagi sibuk-sibuknya ngerjain skripsi sih soalnya udah semester akhir juga
kan , ya semoga bisa kelar dengan tepat waktu lah . Iya sekarang ini juga lagi sibuk
ngadain event , soalnya gua juga pecinta motor gede kan dan baru kemarin sih
gabung komunitasnya .saya sukanya musik indie lagu-lagunya sih, saya suka lagu lagu
pergerakan gitu, yang bisa nyemangatin diri dan easy listenng , suka aja dengan
alunan melodinya.”

Informan di atas bernama Andi rayen ini berjenis kelamin laki-laki dengan usia 23 tahun, innforman
mengenal musik indie berdasarkan dengan pengalama spupunya yang merupakan seorang penikmat
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
musik indie juga, ia dikenalkan oleh sepupunya ketika ia sedang menonton konser kulos di makassar
yang diadakan di pantai losari pada tahun 2018, dari sejak situ ia mecari tau tentang musik indie dan
bamd-band indie. Ia seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas , kegiatannya saat ini
mengerjakan skripsi yang telah ia susun. Informan memiliki banyak teman-teman komunitas seperti ,
moge dan juga independent people . Informan ini sangat menyukai lagu-lagu indie yang temanya
pergerakan dan easy lestening .

Informan Selanjutnya Irbad Ruslan :

Iya, Baik-baik,. Kesibukan terakhir lagi nyelesain skripsi, kau sekarang lagi ngelamar-
ngelamar pekerjaan . kebetulan tau musik indie dari saudara gua , dikenalin gitu dan
akhirnya jadi ngikut juga sampe sekarang.Kalo menurut saya , musik indie itu adalah ,
kan Namanya independen kan kita sudah tau sendiri artinya tuh ya bergerak sendiri,
berdiri sendiri atau tidak dibawahi apapun lah istilahnya. inginnya dapat pekerjaan
sesuai keinginan gua yang gak terlalu mengikat. sebenernya lebih ke gayaku yang
mempengaruhi perilakuku, gitu sih. Gayaku yang memang gak suka ngerjain sesuatu
yang bisa dibilang bertele- tele, gak suka ngobrol yang gak penting gitu, makanya
memang aku gak berbaur sama anak-anak sana karena memang agak beda gaya dan
pola bekerjanya sama aku.Awalnya dari buka-buka playlist kakakku, kupilihin mana
yang enak kudengerin terus aku searching lagi di internet, terus baca-baca Wikipedia
juga. Kucari tau rock „n roll itu genre musik atau fashion sih, blues itu musik apa sih,
akarnya kemana. Dari situ akhirnya aku tau ternyata Jimmy Page yang jadi panutanku
dalam bermusik itu ternyata awalnya dia di musik klasik, itu kenapa makanya
sekarang aku pegang gitar klasik.”

Informan di atas bernama Irbad ruslan, berjenis kelamin laki-laki berusia 23 Tahun , informan ini
mengenal musik indie berdasarkan keluarga dimana informan melihat kakak subjek yang juga
menyukai musik indie. Kegiatan informan irbad masih dalam mencari pekerjaan yang ia inginkan ,
informan ini ingin mendapatkan sebuah pekerjaan tidak terbiasa dengan segala sesuatu yang
mengandung kebebasan seperti halnya musik indie, hal ini berbeda dengan kakrakter informan yang
lebih kearah indie dimana subjek meyukai hal-hal yang mengandung kebebasan akan tetapi informan
telah dipengaruhi pekerjaan yang dilakukan sehari-hari sehingga berdampak pada karakternya.
Informan selanjutnya yaitu Rizaldi agam :

“Baik,iya sekarang kegiatannya palingan latihan-latihan soal buat ujian nanti di


sekolahan. Bagi saya musik indie buat ngisi kekosongan , musik indie rock sih seperti
band feast lagu lagunya enak benget di denger selalu relate ama kehidupan yang
terjadi di indoneisa sekarang. Lagu-lagunya ya palingan tentang pergerakan politik di
indonesia atau kritik pemerintah lah paling sering juga di singgung.”

Konsep indie sendiri dapat diklasifikasikan dengan membedakannya dengan major


label. Sementara major label memproduksi berbagai aliran musik mengikuti selera pasar atau
mainstream, mendominasi, dan berkuasa di pasar, label indie berperan dalam membebaskan
musisi untuk berkarya dengan idealisme dan kreativitasnya sendiri, sehingga membuat
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
segmentasi lebih beragam dan memungkinkan terciptanya selera antimainstream. Pergerakan
musik indie sejatinya juga telah menjalar di Indonesia dengan mulai naiknya nama-nama
seperti Payung Teduh, Efek Rumah Kaca, atau Sore, yang tadinya hanya difavoritkan
segelintir orang. Dulu musik para musisi tersebut hanya dapat dinikmati di program-program
khusus dengan tema indie di televisi atau radio, pentas seni-pentas seni sekolah, atau tempat-
tempat tertentu seperti kafe ataupun distro. Dewasa ini, karya para musisi indie mengalun di
berbagai tempat dan melalui berbagai media. Dari kafe hingga swalayan, dari radio hingga
spotify.
Beberapa prestasi juga berhasil ditorehkan oleh para musisi lokal yang berangkat dari
jalur indie untuk mendulang eksistensinya di mata publik. Pada tahun 1993, PAS Band mulai
mendongkrak derajat aliran musik ini lewat album For Through The Sap. Dengan jalur indie,
band tersebut berhasil menjual habis 5.000 kopi yang merupakan jumlah fantastis saat itu.
Kesuksesan tersebut diikuti oleh Mocca yang sukses menjual album My Diary (2002) dalam
jumlah lebih dari 300.000 kopi. Tak hanya itu, lagu-lagu Mocca bahkan tak jarang digunakan
sebagai latar berbagai drama dan acara realitas di Korea Selatan.
Belum lama ini juga publik dibuat jatuh hati dengan alunan lagu Akad yang
merupakan karya Payung Teduh. Sebelumnya, grup band ini juga sempat meraih predikat
sebagai Grup Pendatang Baru Terbaik versi Rolling Stone Indonesia. Selain PAS Band,
Mocca, dan Payung Teduh, ada juga beberapa musisi indie yang meraih popularitas dengan
menelurkan prestasi seperti terangkum pada infografis di bawah ini. Bila sebelumnya musik
indie dianggap aneh dan terlalu nyentrik, kini ia berubah menjadi kegemaran masyarakat
kontemporer. Musik indie semakin diapresiasi karena dianggap memiliki otentisitas serta pasar
yang istimewa bila dibandingkan dengan musik yang diproduksi major label. Dari segi
popularitas juga para musisi indie tidak kalah dari para pemain major. Bahkan, di kalangan
remaja, pengetahuan tentang musik indie kerap menjadi indikator keren serta artsy atau
tidaknya seseorang.
Trend musik indie menyadarkan kita akan adanya segmen pasar yang ingin selalu
tampak berbeda dengan kelompok lain. Pada dasarnya, manusia cenderung akan mengikuti
norma-norma sosial yang berlaku karena adanya kebutuhan untuk diterima oleh masyarakat
sekitarnya. Namun, hal ini akan berbeda bila dikaitkan dengan individu-individu di usia
remaja. Kiki (bukan nama sebenarnya), pengamat sekaligus lulusan program Master Psikologi
Anak dan Remaja Leiden University, melihat fenomena ini sebagai krisis yang dialami anak
muda dalam proses pencarian identitas.

“Kalau remaja memang agak beda karena proses mencari jati diri itu. Tapi,
sebenarnya, dalam proses pencarian jati diri itu mereka juga ikut-ikutan orang
lain, sih. Apalagi peer dan idolanya,” tutur Kiki. “Terus mereka mulai
membentuk kemandirian gitu, makanya jadi kayak kelihatan mau beda.”

Penjelasan Kiki ini dapat dikaji lebih mendalam dengan teori Perkembangan Psikososial yang
ditemukan oleh Erik Erikson (1959). Erik mengatakan bahwa dalam kehidupannya, seorang
individu setidaknya akan mengalami delapan babak perkembangan yang masing-masing
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
menghadapkan mereka pada krisis dan dilema tertentu yang berbeda. Babak-babak tersebut
dilihat pada infografis berikut ini. Pada babak remaja, seorang individu akan mengalami krisis
identitas. Pada babak yang diawali dengan masa puber dan berakhir pada usia 18 hingga 20
tahun ini, ia akan mempertanyakan dan mulai mencari-cari jati diri dan tujuan hidupnya.
Seorang remaja sangat akrab dengan idealisme dan tendensi untuk melihat hitam-putih dari
segala hal. Pada babak ini, individu akan berkumpul bersama individu-individu lain yang
sepaham dan berupaya mendengungkan kepercayaan dan gaya hidup mereka tanpa
memandang hak kelompok lain yang tidak sepaham. Pada fenomena ini, musik indie dapat
menjadi satu kendaraan yang digunakan sebagai simbol idealisme seorang remaja. Ia
mencoba menciptakan dirinya sendiri yang berbeda dengan orang-orang di sekitarnya. Jenis
musik yang berbeda diharapkan dapat mendefinisikan diri dan tujuan hidupnya, memberikan
jawaban atas krisis yang dialaminya dalam babak tersebut.

Kesimpulan
Gaya hidup penggemar musik indie, beberapa perilaku atau aktivitas khas penggemar
dalam mengekspresikan kegemaran terhadap penggemar musik indie terwujud melalui
tingginya intensitas mendengar musik dan menonton konser idola mereka, merchandise,
berekspresi melalui komunitas penggemar musik indie yang ada di kota Makassar kecamatan
Tamalanrea. Gaya hidup berdasarkan aktivitas, para informan juga tidak menyatakan dirinya
sebagai orang yang berbeda dan unik, melainkan membiarkan orang yang menentukan untuk
memandang informan sebagai individu yang seperti apa dengan sudut pandang mereka
sendiri.
Gaya hidup berdasarkan faktor para penikmat musik indie menyukai musik indie,
hal-hal tersebut menjadi perbedaan yang informan lihat paling menonjol antara musik indie
dan musik mainstream. Menurutnya perbedaan ini akan berpengaruh besar bagi selera
seseorangjika orang tersebut memang lebih memperhatikan kualitas dalam mendengarkan
musik, bukan faktor lain seperti musisinya. Ia menyukai musik indie karena dikenalkan oleh
keluarganya . kemudian memiliki keindahan estetika di dalam musik indie yang membuat
para penikmatnya merasakan sensasi beda dri musik lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Assael, H. (2001). Consumer Behaviour and Marketing Action (6th ed). Thompson, NY. USA.
Azwar, S. (2016). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, B. (2010). Metode
Penelitian Kualtitatif. Jakarta: Prenadamedia.
Creswell, J.C. (2012). Education Research, Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and
Qualitative Research (4th ed). Boston: Pearson.
Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Hurlock, Elizabeth. B. (2010). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terjemahan. (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHROPOLOGY ISSN: 2684-9925
Volume 5 (1) Juni 2023
John C.M., Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga.
Kinanti, A. (2014). Minat Anak Muda Terhadap Tren Musik: Studi pada Penikmat Musik
Indie (Broadcast and the Focus Group) vs Musik Mainstream). Makalah Nonseminar.
Universitas Indonesia.
Kotler, P. (2006). Manajemen Pemasaran, jilid I, (edisi ke-11), Jakarta: P.T Indeks Gramedia.
Kusuma, I. G. (2013). Musik Indie Bagi Kalangan Remaja Di Kota Denpasar: Studi Tentang
Antropologi Kesenian. (Skripsi tidak diterbitkan). Universitas Udayana, Denpasar.
Listyorini, S. (2012). Analisis Faktor-faktor Gaya Hidup Dan Pengaruhnya Terhadap
Pembelian Rumah Sehat Sederhana (Studi Pada Pelanggan Perumahaan Dinar Mas
PT. Ajisaka di Semarang). Jurnal Administrasi Bisnis, 1(1), 12-24.
Marshal, A. (2014). Identitas Musik Dalam Indie Label Studi Kasus Band White Shoes and The
Couples Company. (Skripsi tidak diterbitkan). Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.
Mitasari, D. (2016). Menonton Bangkutaman: Subkultur Musik Indie Yogyakarta. Jurnal Ilmu
Humaniora, 4, 139.
Moleong. J. L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. (rev. ed). Bandung: Mughni, A. F.
(2017, Oktober). Sering Disalah Artikan, Sebenarnya, Apasih Indie Itu. Zetizen.
Diakses dari https://zetizen.jawapos.com/show/12074/sering- disalah-artikan-
sebenarnya-apasih-indie-itu.
Nasution, S. (2003). Metode Research, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Prasetya, J. (2019, September). Anak Indie: Karib dengan Senja dan Kopi Sampai Promag dan
Sarimi.Mojok.co. Diakses dari https://mojok.co/terminal/anak-
indie-karib-dengan-senja-kopi-sampai- promag- sarimi/.
Putri, A A. I. (2019, Februari). Menelisik Tren Musik Indie di Indonesia. Ultimagz.com. Diakses
dari http://ultimagz.com/lifestyle/menelisik-tren- musik- indie-di-indonesia/
Salam. A., (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Santrock, J.W. (2011). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 2 (edisi ke-
13). (Widyasinta, B. Trans.). Jakarta: Erlangga.
Schiffman, L., & Kanuk, L.L. (2008). Perilaku Konsumen (edisi ke-7). Jakarta: Indeks.
Silvya. (2009) Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Jurnal, 6,
(1) 92-100.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumarwan, U. (2011). Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai