Anda di halaman 1dari 20

KREATIVITAS ‘MUSIKSUTEJA’ DALAM MENGEMAS

FORMAT MUSIK KAMAR KE DALAM MUSIK POP

TUGAS AKHIR
Program Studi Sarjana Musik

Oleh :
Sa’id Dwi Santosa
NIM. 16100810131

Semester Gasal 2022/2023

JURUSAN MUSIK
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2023
Halaman Pengesahan

KREATIVITAS ‘MUSIKSUTEJA’ DALAM MENGEMAS


FORMAT MUSIK KAMAR KE DALAM MUSIK POP

Diajukan oleh:

Sa’id Dwi Santosa


NIM. 16100810131

Proposal ini telah disetujui sebagai syarat melaksanakan tugas akhir di Program Studi
Sarjana Musik, Fakultas Seni Pertunjukan,
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Yogyakarta, 5 Januari 2023


Mengetahui, Disetujui,

Ketua Jurusan Musik: Dosen Wali:


Kustap, S.Sn., M.Sn Kustap, S.Sn., M.Sn
NIP. 196707012003121001 NIP. 195705271983031003
001

ii
A. Latar Belakang

Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan

dan menciptakan hal-hal baru, cara-cara baru, gagasan-gagasan baru yang berguna bagi

dirinya dan masyarakat. Hal baru yang dimaksud tidak hanya berupa sesuatu yang

belum ada sebelumnya, melainkan dapat berupa suatu kombinasi, pengembangan

maupun sesuatu yang bersifat inovatif. Menurut David Campbell kreativitas

merupakan suatu keahlian untuk menghasilkan sesuatu yang sifatnya baru, inovatif,

belum terdapat sebelumnya, menarik, aneh, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Kreativitas dalam bermusik dianggap sebagai sesuatu yang penting karena merupakan

salah satu cara sebuah grup musik agar dapat dikenal melalui karya-karyanya.

Kreativitas dalam hal bermusik merupakan sebuah gaya dan aktivitas seseorang

dalam bermusik, dari aktivitas dan gaya berpikir tersebut maka seseorang mampu

menghasilkan sebuah karya musik dan menganalisis karya tersebut. Sehingga secara

wujudnya proses kreativitas adalah berupa karya musik dan analisis musik (Milyartini,

2009). Kaitannya dalam hal ini mengapa penulis mengangkat tema kreativitas salah

satu grup musik Musiksuteja karena berdasarkan asumsi penulis Musiksuteja memiliki

kreativitas yang tergolong unik dan menarik. Musiksuteja menggunakan format musik

kamar sebagai media dalam bermusik, namun dalam praktik pertunjukannya

Musiksuteja tidak menggunakan tata cara konser seperti resital musik kamar. Aaron

M. Sacks dalam jurnal nya menyebutkan bahwa pertunjukan musik kamar memberi

kesan sebagai musik yang ditujukan untuk kaum borjouis, masyarakat kelas atas, dan

1
pecinta musik itu sendiri (Sacks, 2016). Aturan penonton dalam pertunjukan musik

kamar sama dengan pertunjukan musik orkestra klasik, di antaranya penonton diharap

menjaga ketenangan selama pertunjukan berlangsung, dilarang mengambil gambar

atau video menggunakan lampu flash, datang lebih awal sebelum pertunjukan dimulai,

dan mengubah nada dering ponsel pribadi yang dibawa ke dalam mode hening (The

Play Score Team, 2020). Musiksuteja sangat bertolak belakang dengan aturan-aturan

tersebut, dalam pertunjukan musiknya Musiksuteja mengusung konsep seperti halnya

pertunjukan sebuah grup musik dengan format band, sehingga tidak terdapat aturan

seperti halnya dalam pertunjukan musik kamar (Wawancara Setyawan 17 Mei 2022).

Menilik melalui sejarahnya, istilah musik kamar pertama kali diperkenalkan

oleh ahli teori Marco Scacchi pada awal abad ke XVII. Musik kamar merupakan satu

kesatuan dari tiga kategori dimana musik ditemukan, yakni musica ecclesiastica

(musik gereja), musica theatralis (musik teater), dan musica cubicularis (musik kamar)

(Radice, 2012). Perkembangan musik kamar berawal dari keinginan para bangsawan

Eropa yang ingin mempersembahkan pertunjukan musik kepada para tamunya.

Menurut (Prier, 2014) musik kamar merupakan jenis pertunjukan musik yang jumlah

pemain musiknya terdiri dari satu pemain hingga delapan belas pemain. Hingga saat

ini musik kamar kemudian berkembang menjadi musik yang dipentaskan di atas

panggung pertunjukan dan menjadi cikal bakal format musik band pop dengan filosofi

format musik minimalis, namun menuntut untuk warna suara yang maksimal.

2
Musik Pop mengalami perkembangan yang begitu pesat hingga hari ini. Istilah

musik ‘pop’ berasal dari kata ‘populer’ atau musik untuk kebanyakan orang (common

people), komersial, dan merupakan salah satu bentuk dari pengaruh kebudayaan barat

(Hardjana, 2002). Musik pop diciptakan untuk kepentingan kebanyakan orang,

sehingga memiliki karakter seperti, judul dan syair yang mudah dimengerti serta

memiliki alunan melodi maupun gerakan akor yang sederhana (Sasongko, 2016). Tema

yang diangkat dalam musik pop cenderung mengangkat seputar kehidupan sehari-hari

serta pengalaman yang dilalui kebanyakan orang. Alunan melodi maupun progresi akor

yang sederhana juga menyebabkan kebanyakan orang mudah untuk menghafal serta

memahami lagu tersebut (easy listening).

Musiksuteja beranggotakan Refael pada instrumen piano dan Setyawan Agung

Nugroho pada instrumen cello. Duet antara piano dan cello tersebut telah terbentuk

sejak bulan September tahun 2018. Proses Musiksuteja dalam memperkenalkan musik

yang dibawakan diawali dengan berkunjung ke beberapa sekolah yang berada di

Yogyakarta dan Jawa Tengah. Musiksuteja kemudian turut aktif membawakan

musiknya dalam beberapa acara-acara seperti “ArtJog”, “Frogcoustic, “Pesta Cello

Indonesia”, “Hookspace – HOOKAround” serta berkolaborasi dengan beberapa musisi

di Yogyakarta. Saat ini Musiksuteja telah memiliki satu album yang terdiri dari sepuluh

lagu, sembilan di antaranya murni instrumental (tanpa ada lirik), sedangkan satu lagu

merupakan musikalisasi puisi. Keseriusan Musiksuteja dalam mengemas musik yang

3
dibawakan mendorong penulis untuk meneliti kreativitas Musiksuteja dalam

mengemas format musik kamar yang dibawakan ke dalam musik pop.

Penelitian ini penting untuk dilakukan, karena diharapkan mampu memberikan

referensi bagi pelajar maupun musisi yang mendalami alat musik orkestra, bahwa

terdapat banyak pilihan alternatif dalam berkarya selain tergabung dalam sebuah grup

musik orkestra. Melalui kreativitas Musiksuteja diharapkan para pelajar maupun

musisi mendapatkan inspirasi dalam berkarya, mengingat menurut asumsi penulis

bahwa di Daerah Istimewa Yogyakarta (yang menjadi lokasi penelitian) belum terdapat

sebuah grup musik yang mengusung konsep seperti Musiksuteja.

Berdasarkan pemaparan di atas muncul ketertarikan penulis untuk meneliti

kreativitas Musiksuteja dalam mengemas format musik kamar ke dalam musik pop.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang tersebut adalah:

1. Bagaimana kreativitas Musiksuteja dalam mengemas format musik kamar ke

dalam musik pop?

2. Apakah terdapat unsur-unsur musik pop dalam komposisi karya Musiksuteja?

C. Tujuan Penelitian

4
Adapun tujuan yang hendak dicapai berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui kreativitas Musiksuteja dalam mengemas format musik

kamar ke dalam musik pop.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat unsur-unsur musik pop dalam karya

Musiksuteja.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi bagi musisi maupun kelompok-

kelompok musik dalam format kecil dalam hal proses kreativitas, serta kemasan musik

yang lebih kreatif.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan referensi dan dapat dikembangkan

kaitannya dengan kreativitas grup musik yang menggunakan format musik kamar.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penelitian ini disusun, penulis melakukan observasi literatur terhadap

beberapa buku, jurnal, maupun tulisan (artikel, buletin, majalah) yang menunjang

5
penelitian ini. Hasilnya terdapat beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan

penelitian yang akan penulis lakukan. Berikut adalah beberapa penelitian yang

digunakan oleh penulis sebagai referensi:

1) Ardy Aprilian Anwar, 2020. “Kreativitas Musik Film Sang Pencerah”. Penelitian

ini membahas mengenai musik film yang dikerjakan oleh Tya Subiakto pada tahun

2010 untuk melihat sudut pandang cara berpikir kreatifnya. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif interpretatif guna melihat unsur-unsur nilai budaya

dalam wujud musikal untuk dijabarkan secara tekstual. Penelitian dilakukan

dengan cara melihat hubungan struktur musik dengan jalan cerita film “Sang

Pencerah” lalu membedahnya dengan teori komposisi musik dan teori afektif

musik. Selanjutnya penelitian ini diperkuat dengan melakukan wawancara bersama

komposer utama musik film Sang Pencerah Tya Subiakto.

2) Irfanda R. H, Tejo Bagus S., Sunaryo. 2022. Dalam jurnalnya yang berjudul “Seni

Pertunjukan dan Kreativitas Kelompok Musik Setabuhan Yogyakarta”. Jurnal

tersebut meneliti mengenai kelompok musik yang terdiri dari tiga orang dengan

instrumentasi drum, perkusi, dan vokal. Keunikan kelompok musik ini terdapat

pada struktur bentuk musik yang tidak lazim apabila dibandingkan dengan bentuk

musik pada umumnya. Bentuk pertunjukan kelompok musik Setabuhan berupa

musik ritmis dengan seni bela diri pencak silat. Jurnal ini membantu penulis untuk

memberikan pandangan terhadap kreativitas sebuah kelompok musik.

6
3) Aaron M. Sacks, 2017. Dalam penelitiannya yang berjudul “A Comparative

History and the Importance of Chamber Music”. Penelitian ini berfokus pada peran

musik kamar dalam konteks sosial dan akademik. Dalam penelitian ini terdapat

pembahasan mengenai sejarah musik kamar beserta hal-hal terpenting yang

terkandung di dalam musik kamar. Hal lain yang menjadi fokus dari penelitian ini

adalah bagaimana peran musik kamar pada masa lampau dibandingkan dengan

masa sekarang beserta mengapa genre (musik kamar) begitu penting berkaitan

dengan musisi tersebut dan non musisi. Proses pengambilan data pada penelitian

ini berfokus pada pengajar musik khusunya musik kamar dan penekanannya

berfokus pada dampak sosial dari adanya musik kamar tersebut. Penelitian ini

memberikan gambaran kepada penulis mengenai sejarah perkembangan musik

kamar beserta popularitas musik kamar dari periode klasik hingga abad XXI.

4) Mark A. Radice, 2012. Dalam bukunya yang berjudul “Chamber Music An

Essential History”. Dalam buku ini berisi mengenai sejarah dan perkembangan

Musik Kamar yang nantinya akan membantu penulis mengetahui tentang sejarah

musik kamar.

5) Wahyu Sigit Sasongko, 2017. “Kreativitas Grup Musik Kentongan Adiyasa di

Kabupaten Banyumas”. Jurnal ini meneliti mengenai kreativitas grup musik yang

masih tetap eksis karena dalam grup ini terdapat kreativitas yang bagus dalam

pengembangan ritmis dan melodi dalam setiap pertunjukannya. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan musikologi.

7
Penelitian ini menambah wawasan bagi menulis guna menentukan sudut pandang

yang akan diteliti.

6) Yohanes Kristiawan, 2016. “Pengembangan Kreativitas Musik Dalam

Pembelajaran Seni Budaya (Musik) di SMA Negeri 1 Pati”. Dalam penelitian ini

membahas mengenai materi pembelajaran seni budaya (musik) dari pengajar

kepada siswa SMA N 1 Pati. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan

pengembangan kreativitas pengajar di SMA N 1 Pati sudah melaksanakan tugas

dengan baik apabila mempertimbangkan dari segi pelaksanaan pembelajaran dan

penilaian.

7) Hanom Satrio Listyoadi, 2018. “Proses Kreatif Band Ska R-Slide di Surakarta

(Studi Kasus Lagu ‘Dansa Bersama’)”. Penelitian ini membahas mengenai proses

kreatif salah satu band ska di Surakarta. Penelitian tersebut memfokuskan untuk

meneliti salah satu lagu dari grup band ska R-Slide yang berjudul ‘Dansa Bersama.

F. Metode Penelitian

Menurut (P. D. Sugiyono, 2009) metode penelitian kualitatif adalah penelitian

yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan

kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat diukur melalui

pendekatan kuantitatif. Penulis mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi (dalam penelitian ini lebih ditekankan seperti bentuk foto). Dalam

penelitian ini penulis akan menggunakan metode kualitatif yang terpusat dengan

8
wawancara kepada subyek yang akan diteliti. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang jelas sesuai dengan topik penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui respon subjek atas isu tertentu. Dalam hal ini penulis akan meneliti

kreativitas Musiksuteja dalam mengemas musik kamar ke dalam musik pop, serta

apakah terdapat unsur-unsur musik pop dalam karya Musiksuteja.

1. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini selama dua

bulan dimulai sejak bulan Februari hingga akhir bulan April 2022.

b. Tempat pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini berada di tempat tinggal narasumber yang

beralamat di Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, kemudian

di tempat tinggal Setyawan selaku cellist sekaligus produser dari

Musiksuteja, dan tempat tinggal Adnan Nurhakim selaku pemilik studio

rekaman NH Records tempat dimana Musiksuteja memproduksi album

musik yang sudah dirilis.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian wawancara terpusat subjek penelitian diperlukan

untuk mendapatkan informasi- informasi yang diperlukan oleh peneliti. Hal ini

sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Moloeng (2013: 132) subjek

penelitian kualitatif disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang

9
memberikan informasi berkaitan dengan data yang diinginkan oleh peneliti

terkait dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Subjek dalam penelitian

ini adalah orang-orang yang terlibat dalam Musiksuteja, meliputi personil,

produser dan orang yang bertugas sebagai audio engineer dari Musiksuteja.

Objek penelitian merupakan sasaran secara spesifik mengenai sesuatu

hal yang akan diteliti. Menurut (P. Sugiyono, 2011) objek penelitian merupakan

suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan. Adapun objek penelitian menurut Husein Omar (2009:303)

mengemukakan bahwa objek penelitian merupakan apa dan siapa yang menjadi

objek penelitian serta kapan dan dimana penelitian tersebut dilaksanakan.

Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah grup musik Musiksuteja.

3. Teknik Mengumpulkan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam kondisi yang alamiah, sumber data

primer, dan lebih banyak berperan serta terhadap observasi, wawancara yang

mendalam, dan dokumentasi (D. Sugiyono, 2018). Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini diantaranya adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Teknik pengumpulan data ini diharapkan dapat saling

melengkapi sehingga informasi yang diperlukan sesuai dengan tahapan yang

ingin dicapai dari penelitian tersebut.

10
a. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara mengamati

dan mencatat kegiatan proses kreatif yang dilakukan oleh Musiksuteja baik

berupa latihan, proses mengaransemen lagu, proses membuat komposisi musik

dari Musiksuteja, dan mengamati performance Musiksuteja ketika tampil

secara live. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melibatkan hubungan sosial antara peneliti dan informan (orang yang

diwawancarai). Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat

semua peristiwa. Cara ini mempunyai tujuan untuk mengetahui fakta-fakta

yang ada di lapangan (Moleong, 2010: 125-126).

b. Wawancara

Wawancara, menurut (D. Sugiyono, 2018) merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Ada berbagai jenis

wawancara diantaranya adalah wawancara terstruktur, wawancara semi

terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti

memilih menggunakan jenis wawancara semi terstruktur, adalah proses

wawancara yang menggunakan pedoman pertanyaan yang nantinya dari

beberapa pedoman pertaynyaan tersebut dapat dikembangkan ke pertanyaan

lanjutan.

11
Proses wawancara diawali dengan membuat kesepakatan terlebih

dahulu antara peneliti dengan informan terkait kesepakatan waktu dan tempat.

Wawancara akan dilaksanakan secara tatap muka dengan mempersiapkan

pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti. Selanjutnya peneliti

dapat mengembangkan pertanyaan lanjutan sesuai jawaban dari para informan.

Target responden dalam penelitian ini terdiri dari Produser sekaligus cellist

Musiksuteja, pianis dari Musiksuteja, Audio Engineer dari Musiksuteja yang

memproduksi rekaman album Musiksuteja dan turut serta mengamati proses

perjalanan karir Musiksuteja.

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dari penelitian kualitatif. Menurut (D. Sugiyono,

2013) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

dokumentasi dari penampilan Musiksuteja dalam berbagai acara yang telah

dilaksanakan. Dokumentasi tersebut berupa foto dan video konser tunggal,

konser dan workshop ke beberapa Sekolah non musik yang berada di

Yogyakarta dan Jawa Tengah, dan foto ketika Musiksuteja terlibat sebagai

penampil dalam acara-acara seperti “ArtJog”, “Pesta Cello Indonesia”, dan

“Hookspace Live Music”.

12
4. Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut (Sugiyono, 2010:244) merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

a. Reduksi Data

Selanjutnya data yang diperoleh akan disederhanakan dengan cara

dirangkum, memilih hal-hal yang terpenting, dan memfokuskan hal-hal

terpenting berdasarkan fokus dalam penelitian.

b. Penyajian Data

Setelah proses reduksi data, selanjutnya peneliti akan menyajikan data-data

yang menarik dan mengambil tindakan melalui penyajian data yang baik.

c. Verifikasi Data

Langkah terakhir data yang sudah direduksi dan disajikan akan ditarik

kesimpulan berdasarkan tinjauan ulang terhadap catatan data yang sudah ada di

lapangan, dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan penyajian data.

5. Uji Keabsahan Data

a. Pengecekan melaui diskusi

13
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan uji keabsahan data dengan

cara berdiskusi dengan dosen pembimbing atau dengan teman yang mengerti

mengenai tema yang diambil dalam penelitian ini. Menurut Patton (2009)

melakukan diskusi dengan beberapa kalangan yang mengerti mengenai masalah

penelitian akan sangat efektif untuk menguji keabsahan data, diskusi dapat

dilakukan dengan kalangan yang berpengetahuan dan dapat menyampaikan

gagasannya akan membantu peneliti untuk mengetahui permasalahan yang sedang

terjadi.

b. Triangulasi

Triangulasi merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan oleh peneliti

untuk menggali dan melakukan teknik pengolahan data kualitatif. Triangulasi

menurut (P. Sugiyono, 2011) diartikan sebagai teknik yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Kegunaan metode triangulasi adalah untuk mengecek ketidaksamaan

antara data yang diperoleh dari satu informan dengan informan lainnya. Terdapat

dua macam teknik triangulasi menurut Sugiyono (2016) triangulasi teknik adalah

cara yang digunakan untuk mendapatkan data dari sumber yang sama dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda, sementara triangulasi

14
sumber adalah cara untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sama.

(Sumber.www.konsistensi.com)

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam

terhadap beberapa narasumber yang berkaitan dengan kreativitas Musiksuteja

dalam mengemas musik kamar ke dalam musik pop. Informasi yang dihasilkan dari

wawancara tersebut akan dibandingkan, kemudian dianalisis sehingga memperoleh

informasi yang akurat dan sesuai dengan tujuan riset tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Rencana penulisan dalam penelitian ini akan disusun berdasarkan sistematika

sebagai berikut.

15
BAB I Pendahuluan, bab ini menjelesankan secara umum mengenai latar

belakang dan alasan penulis memilih judul penelitian “Kreativitas Musiksuteja Dalam

Mengemas Musik Kamar Ke Dalam Musik Pop”. Dalam bab ini akan dibahas

mengenai rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan serta manfaat dan tujuan

penelitian. Selanjutnya terdapat tinjauan pustaka yang berfungsi sebagai referensi bagi

penulis dalam menyusun penelitian ini, lalu terdapat metode penelitian yang digunakan

oleh peneliti untuk mengembangkan informasi yang didapatkan, dan terakhir

sistematika penulisan karya tulis tugas akhir yang menjelaskan mengenai urutan-urutan

dalam skripsi ini.

BAB II berupa Landasan Teori, yang berisi konsep serta penjelasan mengenai

topik yang diangkat dalam penulisan karya tulis tugas akhir ini. Selain itu dalam bab

ini berisi mengenai argumen dan penguat bagi peneliti kaitannya dengan kreativitas

Musiksuteja dalam mengemas musik kamar ke dalam musik pop.

BAB III berupa pembahasan, membahas mengenai proses atau kreativitas

Musiksuteja, dan apakah terdapat unsur-unsur musik pop dalam komposisi

Musiksuteja. Pada bagian ini penulis akan mengolah hasil wawancara mendalam yang

telah dilakukan dengan narasumber serta menganalisis secara singkat beberapa

komposisi karya Musiksuteja.

BAB IV atau penutup beirisi mengenai kesimpulan penulis terhadap hasil

penelitian yang telah dilaksanakan maupun saran penulis tentang penelitian yang telah

dilaksanakan.

16
H. Jadwal Penelitian

Pelaksanaan Bulan Ke -
No. Jenis Agenda Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Proposal

2 Studi Pustaka

3 Studi Lapangan

4 Analisis Data

5 Penulisan Laporan

6 Penulisan Artikel

7 Ujian Skripsi

17
Daftar Pustaka

Hardjana, S. (2002). Eksistensi Musik Pop dalam Perkembangan Musik di


Indonesia. Dalam Kompas (Surat Kabar/Harian), 19.
Hari Sasongko Sekolah Tinggi Theologia, M., & Tengah, J. (2016). Mata Kuliah
Musik Pop dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Seni di Indonesia (Vol. 4,
Issue 1).
Milyartini, R. (2009). Evaluasi Pendidikan Musik. Bandung: CV Bintang Warli
Artika.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif / Lexy J. Moleong.
Prier, K. E. (2014). Kamus Musik, cetakan ke-3. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta.
Radice, M. A. (n.d.). Chamber Music.
Sacks, A. M. (2016). Music Education Commons, Musicology Commons, Music
Pedagogy Commons. Ethnomusicology Commons.
https://digitalcommons.csumb.edu/caps_thes
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R&D.
Sugiyono, D. (2018). Metode penelitian kuatintatif, kualitatif dan R &
D/Sugiyono. Bandung: Alfabeta, 15(2010).
Sugiyono, P. (2011). Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.
Alpabeta, Bandung.
Sugiyono, P. D. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D,
Alfabeta. Denzin, NK, & Lincoln, S. Yvonna.
Sugiyono, P. D. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung: CV
Alfabeta.
The Play Score Team. (2020, August). Concert Etiquette. Play Score.

https://www.instagram.com/musiksuteja/ (diakses pada Sabtu 2 Januari 2023)

https://firlienh.blogspot.com/2020/10/hearing-session-musiksuteja-di-mol.html
(diakses pada Sabtu 2 Januari 2023)

18

Anda mungkin juga menyukai