Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

STRATEGI PENGELOLAAN SASAMBO


DALAM INDUSTRI MUSIK INDONESIA

Ujian Tengah Semester


Matakuliah Metodologi Penelitian I

Oleh :
Destonalson Barahama
NIM : 2220234420

Dosen Pengampu Matakuliah:


Dr. Yohana Ari Ratnaningtyas, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI MAGISTER TATA KELOLA SENI


INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2022
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, hampir setiap
wilayah di Indonesia mempunyai kebudayaanya masing-masing. Masyarakat
pada umumnya memiliki jiwa seni dari kebudayaan yang telah diwariskan oleh
leluhur nenek moyang mereka (Koentjaraningrat. 2015). Kebudayaan adalah
keseluruhan gagasan dan karya manusia dengan belajar beserta keseluruhan dari
hasil budi dan karyanya itu. Kehidupan berbudaya mempunyai sesuatu untuk
menerima budaya secara langsung dan ada pula mengadopsi budaya lain
sehingga menempatkan budaya tersebut sesuai dengan fungsinya
(Koentjaraningrat. 2015). Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan
keberagaman budaya, termasuk musik daerah.
Dalam tesis yang berjudul “Musik sasambo dalam kebudayaan masyarakat
Sangihe dan Talaud : Sebuah kajian musikologis” yang ditulis oleh Margarisje
Lucij Elisabeth Makikui, (2004) dijelaskan bahwa masyarakat Sangihe telah
menikmati berbagai jenis keunikan seni dan budaya sebelum bangsa Eropa
memasuki atau menduduki daerah ini. Ada berbagai kesenian tradisi yang sudah
ada sejak jaman nenek moyang suku bangsa ini mendiami kepulauan ini. Salah
satu seni tradisi yang ada yaitu nyanyian atau lagu Sasambo. Genre musik ini
saat ini ada dalam keadaan yang sangat memperihatinkan, dikarenakan
peminatnya sangat sedikit.
Sasambo merupakan musik adat daerah Sangihe yang terdiri dari syair dan
irama ketukan Tagongong (gendang Sangihe). Sasambo berasal dari bahasa
Sangihe yang dibentuk dari dua suku kata yakni Sasasa artinya pengajaran.
Sambo artinya syair (mantra, kalimat-kalimat petuah yang magi). Syair Sasambo
terdiri dari beberapa jenis diantaranya : a). Lagung Bawine: Berisi petua-petua
berumah tangga, atau syair cinta. b). Lagung Kakumbaede Atau Sasahola:
berisikan syair makrifat pengantar tidur bagi anak-anak. c).Lagung Dulruhang :
Berisi syair kearifan pesisir. d).Lagung Balang : Berisi syair kearifam lautan. e).
Lagung Sasonda: Berisi syair perang. f).Lagung Kafire: Berisi mantra yang
ditujukan untuk mencelakakan orang. Sambil melantunkan Sasambo, para jenius
sastrawi Sangihe harus juga memainkan Tagonggong sesuai irama yang
diinginkan.
Sasambo adalah salah satu jenis musik etnis yang unik dan menarik karena
seperti yang dijelaskan di atas, cara menyajikan musik sasambo sangatlah
khusuk. Ada beberapa contoh musik etnis daerah lain yang ada di Indonesia
yang mempunyai kemiripan pada cara penyajiannya salah satunya Sinden,
musik etnis daerah jawa yang cara penyajiannya juga menggunakan lick khusus
dari daerah tersebut dengan diiringi alat musik tradisionalnya, sinden sudah
lumayan terekspos baik di lingkup nasional bahkan internasional berbeda dengan
musik sasambo yang seiring berjalannya waktu musik sasambo kurang dilirik
bahkan oleh anak muda dari daerah Sangihe sendiri. Dari hasil wawancara
penulis pada beberapa anak muda Sangihe yang ada di kota Tahuna, ada
beberapa jawaban yang mendominasi, mereka mengatakan bahwa mereka takut
mendengar musik sasambo karena mendengar cerita dari orang tua terdahulu
bahwasanya jika sasambo dinyanyikan akan datang arwah para leluhur, dan jika
alat musik tagonggong dipukul/dimainkan maka akan turun hujan. Benar
bahwasanya telah tersebar cerita masyarkat Sangihe pada zaman dahulu
sasambo digunakan untuk saling mencelakakan satu sama lain dengan bantuan
kekuatan magi, tetapi saat ini sudah tidak ada kegiatan seperti itu, seperti
penjelasan yang diberikan oleh narasumber penulis yaitu bapak Olden Ambui
selaku tetua adat di Sangihe, beliau mengatakan bahwa benar pada zaman
dahulu sasambo digunakan untuk hal-hal yang negatif contohnya seperti
mencelakakan orang, tetapi itu dulu saat masyarakat Sangihe belum mengenal
agama, berbeda lagi halnya pada saat ini masyarakat Sangihe sudah mengenal
agama yang mengajarkan kebaikan, pada akhirnya manusia bisa memilah mana
hal yang baik untuk dilakukan dan mana hal yang buruk untuk ditinggalkan dan
dijadikan sebagai cerita sejarah saja.
Dalam penelitian ini penulis tergerak untuk mengenalkan musik etnis
Sangihe yaitu sasambo pada khalayak luas,dan membangun lagi semangat
pemuda-pemudi Sangihe untuk lebih mencintai musik etnis yang ada di daerah
mereka sendiri. Setelah penulis mencari cara bagaimana strategi untuk
mengelolah musik Sasambo agar bisa terkspos dalam Industri musik Indonesia,
penulis menemukan beberapa hambatan seperti kurangnya fasilitas yang ada di
Sangihe contohnya seperti Studio produksi audio dan visual tidak banyak
tersedia disana yang membuat karya-karya musisi daerah menjadi tidak dikenal
di kalangan luas dan hanya bisa dinikmati dalam lingkup kecil saja.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran yang jelas
mengenai musik atau lagu Sasambo sebagai salah satu aset budaya yang harus
dilestarikan, dan dikembangkan terlebih khususnya dalam lingkup industri
musik Indonesia.
Industri musik Indonesia saat ini sedang menunjukan peningkatan yang
cukup signifikan, dari segi karya musik yang beranekaragam serta kualitas audio
dan visual yang disajikan semakin maju sehingga membuat para penikmat musik
di negeri ini senang dengan karya yang di sajikan. Dalam Industri rekaman di
Indonesia saat ini dikenal ada dua jenis industri yang tidak asing ditelinga
masyarakat yaitu industri musik seperti Major Label dan Indie Label.
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian tentang
Strategi pengelolaan Sasambo dalam industri musik Indonesia.
a. Bagaimana strategi pengelolaan sasambo dalam industri musik Indonesia?
b. Apa saja usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan
pengelolaan sasambo dalam industri musik Indonesia?

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :


a. Untuk mengetahui strategi pengelolaan sasambo dalam industri musik
Indonesia
b. Untuk mengkaji usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi
hambatan pengelolaan sasambo dalam industri musik Indonesia.
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat baik secara teoritis dan
praktis.
a. Manfaat Teoritis:
Memberikan wawasan baru kepada penulis, tentang musik sasambo serta
bagaimana mengembangkan dan mengelolah musik sasambo agar dapat
terkspos dalam lingkup industri musik Indonesia.
b. Manfaat Praktis:
Mendorong penulis untuk lebih mendalami budaya yang ada di daerah
Sangihe.
Sasambo merupakan musik adat yang terdiri dari syair dan irama
tradisional yang khas dari daerah Sangihe, dalam adat istiadat masyarakat
Sangihe, Sasambo merupakan sesuatu yang sakral, biasanya dilantunkan dalam
pesta adat masyarakat Sangihe.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis kepada 1. Ibu


Ahusta Antarani S.Pd (Budayawan Sangihe) beliau menyatakan Sasambo adalah
lagu dendang yang beradaptasi dengan situasi dan kondisi alam di darat atau di
laut sesuai perilaku kehidupan masyarakat Sangihe.2. Iverdixon Tinungki
(Wartawan) beliau menyatakan bahwa Sasambo merupakan musik adat daerah
Sangihe yang terdiri dari syair dan irama ketukan Taggongong (gendang
Sangihe). Sasambo berasal dari bahasa Sangihe yang dibentuk dari dua suku kata
yakni Sasasa artinya pengajaran,dan Sambo artinya syair (kalimat magis).

Syair dan lagu Sasambo terdiri dari beberapa jenis diantaranya : a).Lagung
Bawine: Berisi syair cinta. b).Lagung Kakumbaede Atau Sasahola: berisikan syair
makrifat pengantar tidur bagi anak-anak. c).Lagung Duluhang: Berisi syair
kearifan pesisir. d).Lagung Balang: Berisi syair kearifan lautan. e). Lagung
Sasonda: Berisi syair perang. f).Lagung Kafire: Berisi mantra yang ditujukan
untuk mencelakakan orang.

Sesuai dengan judul proposal ini, penulis bertujuan untuk menemukan


strategi yang tepat agar musik sasambo dapat dikenal dalam industri musik
Indonesia. Oleh sebab itu penulis melakukan penelitian dengan cara membaca
jurnal yang berjudul Strategi Pemasaran Musisi Indie dalam Industri Musik
Indonesia (Analisis terhadap Adhita Sofyan) yang ditulis oleh Godam Bingar Jati,
2021. Jurnal ini menjelaskan tentang strategi pemasaran yang digunakan oleh
musisi indie dalam industri musik. Dijelaskan dalam penelitiannya beliau
mewawancarai narasumber yang adalah tim menejemen Adhitia Sofyan,
narasmuber tersebut mengatakan bahwasanya hal pertama dan yang utama
dilakukan dalam pemasaran atau branding adalah kita harus tau STPnya. STP itu
adalah singkatan dari segmentasi, targeting, positioning. Disini dijelaskan
bagaimana cara kita untuk mengetahui siapa saja target pendengar yang perlu
dituju.

Dalam jurnal yang berjudul Strategi Pemasaran Musisi Indie dalam Industri
Musik Indonesia (Analisis terhadap Adhita Sofyan) yang ditulis oleh Godam
Bingar Jati, 2021. Dijelaskan juga bahwasanya terdapat enam dimensi utama
komunikasi pemasaran terpadu yaitu penjualan perorangan (Personal Selling),
Iklan (Advertising), promosi penjualan (Sales Promotion), pemasaran sponsorship
(Sponsorship Marketing), publisitas (Publicity), komunikasi di tempat pembelian
(Point-of-purchase communication). Enam dimensi ini bisa digunakan penulis
dalam memasarkan musik sasambo yang sudah dikelola dalam lingkup industri
musik Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah kualitatif.


Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis (Sugiyono, 2017). Penulis harus mempunyai ilmu dan
wawasan yang luas sehingga mampu mengumpulkan data menganalisis kemudian
menerapkan hasil tersebut. Dari pengumpulan data akan memperoleh tahapan
sebagai berikut:

1.1. Pustaka
Penulis melampirkan pustaka karena data dan informasi yang didapatkan
secara tulisan berupa buku dan jurnal, merupakan sumber pemikiran, penelitian,
dan pengamatan dari orang-orang yang kompeten sehingga data yang
tercantum dapat dipertanggungjawabkan.

1.1.1. Koentjaraningrat. 2015. Kebudayaan Mentalitas Dan


Pembangunan. Gramedia: Jakarta
1.1.2. Sugiyono. 2017. Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta: Bandung.
1.1.3. Makikui Margarisje Lucij Elisabeth, 2004. Musik sasambo
dalam kebudayaan masyarakat Sangihe dan Talaud :: Sebuah
kajian musikologis.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/23752
1.1.4. Barahama Destonalson, 2022. Penggunaan synthesizer dalam
musik sasambo. http://digilib.isi.ac.id/10586/

1.2. Webtografi
Penulis melampirkan webtografi karena data dan informasi yang
berhubungan dengan proposal penulis didapatkan di internet yang berupa artikel.

1.2.1. Tinungki Iverdixon. 2020. “Mengenal Sasambo, Seni Ritual Magi


Etnik Sangihe” https://barta1.com/v2/2019/02/20/mengenal-
Sasambo-seni-ritual-magi-etnikSangihe/?
fbclid=IwAR3MHPgxoh0cx05VwM5k6QCizmOmgoFQaFV20l8
OC9Kdo7A065D8pFOVKHE diakses tanggal 06 Juli 2021.

1.3. Diskografi
Penulis melampirkan diskografi bertujuan untuk mengumpulkan data
audio sebagai referensi penulisan proposal.

1.3.1. YouTube “Musikalisasi Syair-syair Tua Sangihe Talaud oleh


Iverdixon Tinungki”, diunggah pada tanggal 12 Agustus 2020.
(https://youtu.be/SCkVcnWopWA)
1.3.2. YouTube “Tagonggong di Lelipang, Sangihe Besar, Sulawesi
Utara” diunggah pada tanggal 19 Februari 2019.
(https://youtu.be/YcmfmGBy8Ug)
1.3.3. Youtube “Lagu daerah Sangihe “Batu Timbule” covered by Audio
Secret Inc, diunggah pada tanggal 6 April 2022.
(https://www.youtube.com/watch?v=T-Vo3KYFaDE)
1.4. Narasumber
Dalam penelitan proposal penulis mencari informasi melalui
wawancara karena proses wawancara memudahkan komunikasi dalam proses
pencarian informasi yang berkaitan dengan proposal penulis. Berikut ini ada dua
narasumber yang diwawancarai oleh penulis.
1.4.1. Olden Ambui. (63 tahun). Budayawan. Sangihe, Sulawesi Utara.
1.4.2. Ahusta Antarani (65 tahun). Budayawan. Sangihe, Sulawesi
Utara.

Syair dan lagu sasambo terdiri dari beberapa jenis diantaranya : a).Lagung
bawine: Berisi syair cinta. b).Lagung kakumbaede Atau sasahola: berisikan syair
makrifat pengantar tidur bagi anak-anak. c).Lagung duluhang: Berisi syair
kearifan pesisir. d).Lagung balang: Berisi syair kearifan lautan. e). Lagung
sasonda: Berisi syair perang. f).Lagung kafire: Berisi mantra yang ditujukan
untuk mencelakakan orang. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis
kepada Ibu Ahusta Antarani (Budayawan Sangihe) beliau menyatakan sasambo
adalah lagu dendang yang beradaptasi dengan situasi dan kondisi alam di darat
atau di laut sesuai perilaku kehidupan masyarakat Sangihe, Ibu Ahusta Antarani
juga menuturkan bahwa melodi dan ritme sasambo tidak ada patokan, atau tidak
ditentukan secara tulisan namun sasambo bisa dikenali dengan melodi dan ritme
yang dimainkan dengan rasa oleh para petua adat Sangihe. Penulis mencoba untuk
menotasikan melodi dan ritme dari sasambo yang dimainkan dalam beberapa
acara adat daerah Sangihe.
Notasi melodi sasambo :

Notasi 1. Melodi Sasambo


SUMBER ACUAN

A. Daftar Pustaka
Barahama Destonalson, 2022. Penggunaan synthesizer dalam musik sasambo.
http://digilib.isi.ac.id/10586/
Godam Bingar Jati, 2021. Strategi Pemasaran Musisi Indie dalam Industri Musik
Indonesia (Analisis terhadap Adhitia Sofyan) :
https://journal.untar.ac.id/index.php/prologia/article/view/10131
Makikui Margarisje Lucij Elisabeth, 2004. Musik sasambo dalam kebudayaan
masyarakat Sangihe dan Talaud :: Sebuah kajian musikologis.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/23752
Koentjaraningrat. 2015. Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Gramedia:
Jakarta
Purnomo, Agus. (2016). Pengembangan aplikasi info lagu nusantara berbasis
android untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Jurnal
SIMETRIS, vol 7 No 2. ISSN: 2252-4983.
https://doi.org/10.24176/simet.v7i2.764
Sugiyono. 2017. Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

B. Webtografi

Tinungki Iverdixon. 2020. “Mengenal Sasambo, Seni Ritual Magi Etnik


Sangihe”https://barta1.com/v2/2019/02/20/mengenal-Sasambo-seni-
ritual-magi-etnikSangihe/?
fbclid=IwAR3MHPgxoh0cx05VwM5k6QCizmOmgoFQaFV20l8OC9Kdo
7A065D8pFOVKHE diakses tanggal 06 Juli 2021.
_______________. “Jalan Sasambo dan Filsafat Kehidupan Orang-orang Sangihe
Talaud”: (https://barta1.com/v2/2020/04/10/jalan-Sasambo-dan-filsafat-
kehidupan-orang-orang-Sangihe-talaud/?
fbclid=IwAR0cBLwI4LIX2brs5rGkA-DbtSGKOEZgRu0TfZQ-
4hTY64JTKJ9h-dM29vY) diakses tanggal 06 Juli 2021.
_______________. “Mengenal Lide, Musik Tradisional Sangihe Talaud Dari Era
5000 Tahun Silam”: (https://barta1.com/v2/2020/04/07/mengenal-lide-
musik-tradisional-Sangihe-talaud-dari-era-5000-tahun-silam/?
fbclid=IwAR2mdSNBRphshjIFv1SBK2iTGWzyvdi_F9qd-
85MBHl1v__Ihr8YmJB1cKs) diakses tanggal 06 Juli 2021.
C. Diskografi

YouTube “Musikalisasi Syair-syair Tua Sangihe Talaud oleh Iverdixon


Tinungki”, diunggah pada tanggal 12 Agustus 2020.
(https://youtu.be/SCkVcnWopWA)
YouTube “Tagonggong di Lelipang, Sangihe Besar, Sulawesi Utara” diunggah
pada tanggal 19 Februari 2019. (https://youtu.be/YcmfmGBy8Ug)
Youtube “Lagu daerah Sangihe “Batu Timbule” covered by Audio Secret Inc,
diunggah pada tanggal 6 April 2022. (https://www.youtube.com/watch?
v=T-Vo3KYFaDE)

D. Narasumber

Nama : Olden Ambui S,Pd


Usia : 63 tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan Uneversitas Negeri Manado.
Pekerjaan : Pensiunan ASN.

Nama : Ahusta Antarani S,Pd


Usia : 65 tahun
Pendidikan : S1 PGSD Universitas Terbuka.
Pekerjaan : Pensiunan ASN.

Anda mungkin juga menyukai