*
Corresponding Author ISSN 2503-2585
Email: usmanwafa@mail.unnes.ac.id
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)
120
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)
atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran salah satu pelaku seni yang ada di Slawi yaitu Imam
dan perasaan penciptanya melalui unsur–unsur musik Joend. Menurut Imam Joend kesadaran itu muncul
yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu atas dasar dari hati tentang pentingnya kesenian daerah
dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Menurut musik tegalan khususnya, untuk keberlangsungan
Soedarsono (1999:82) seni dihasilkan oleh suatu hidup masyarakat serta kecintaan terhadap daerah.
kelompok masyarakat dan dapat dinikmati oleh Alasan tersebut menjadikan Imam Joend berusaha
kelompok masyarakat lainnya secara luas. Contohnya untuk melanjutkan mempertahankan eksistensi musik
musik daerah yang diciptakan dari sekelompok orang, tegalan dari generasi pertama kali diciptakan oleh
ras, daerah, atau suatu bangsa tertentu secara spontan Najeeb Bahresy. Pada tahun 2001 pertama kali Imam
dan tradisional. Berlawanan dengan karya musik yang Joend menciptakan album musik tegalan sampai
rumit dan diciptakan oleh komponis-komponis yang sekarang masih eksis, terdapat banyak permasalahan
terlatih dan ahli, musik rakyat itu tidak dipelajari dan yang muncul yang menjadikan penghambat majunya
mempunyai asal yang sederhana, rendah, dan mudah musik tegalan. Salah satunya adalah kurangnya minat
dimengerti. Karena musik rakyat atau daerah itu di masyarakat dan kurangnya dukungan dari pemerintah.
pelihara oleh tradisi atau kebiasaan sehari-hari, maka Permasalahan tersebut secara umum terjadi di daerah
sering kali rakyat melewati suatu proses perubahan lain. Jadi, kesadaran setiap masyarakat sangat penting
yang terus-menerus dan berkesinambungan. untuk mempertahankan keberadaan musik tegalan
Akibatnya, sering kali terdapat banyak versi yang serta upaya-upaya pelestarian yang harus dilakukan
berbeda dari suatu lagu yang sama (Soedarsono, 1999) oleh masyarakat, pelaku seni, dan pemerintah.
Kabupaten Tegal adalah satu satu daerah di Jawa Menilik penelitian yang dilakukan oleh Utama,
Tengah yang mempunyai macam-macam kesenian (2013) yang berjudul “Eksistensi musik dangdut di
daerah. Melahirkan seniman-seniman berbakat dan Lamongan”. Penelitian ini menyajikan tentang bentuk
handal juga terkenal di luar daerah, salah satunya upaya memperkenalkan, melestarikan,
adalah Alm. Ki Slamet Gundono dan Alm. Ki Enthus mengembangkan, musik dangdut atau musik melayu
Susmono, yang merupakan dalang wayang suket dan ke khalayak luas bahwa pertunjukan musik dangdut
wayang golek. Kedua seniman tersebut merupakan agar tidak monoton, artinya adalah usaha
dalang terkenal yang sudah malang melintang di dunia pengembangan agar lebih atraktif. Begitu juga dengan
seni di Indonesia. Selain kesenian wayang suket dan musik tegalan, yaitu usaha untuk memperkenalkan
wayang golek, kesenian daerah lainnya yang ada di sekaligus melestarikan musik khas daerah Slawi.
Kabupaten Tegal adalah tari kuntulan, tari topeng Penelitian terkait yang lain yang berjudul
endel, sintren lais, dan musik tegalan. Menurut Imam “Sinergi antara Pemerintah dan Masyarakat dalam
Joend, kesenian daerah musik tegalan merupakan Melestarikan Kesenian Daerah (Studi pada Dinas
musik khas daerah Slawi dengan irama musik dangdut Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang dalam
dan menggunakan bahasa ngapak. Melestarikan Topeng Malangan)”. Penelitian ini
Konsep musik tegalan adalah pada awal di dilakukan oleh Marsiatanti (Marsiatanti, 2011).
ciptakan oleh Najeeb Bahresy merujuk pada musik Artikel ini berisikan tentang pembangunan pemerintah
India. Irama yang di gunakan hampir sama dengan tidak hanya cukup untuk fisik semata, tetapi juga
musik India yaitu dengan adanya kendang/tabla dan aspek non-fisik. Hal yang sering terlupakan adalah
juga suling. Penekanan melodi pada suling lebih kebudayaan. Berkaitan dengan sinergi yang terjalin
dominan untuk mengisi bagian yang kosong pada antara pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan
sebuah lagu agar adanya variasi nada. Contoh lagu kebudayaan daerah. Dengan fokus yakni peran
tegalan yang mengadopsi pada musik India adalah pemerintah, peran swasta, dan peran masyarakat
“Man Droup Tukang Becak”. Lagu tersebut dalam melestarikan topeng malangan. Dan faktor
merupakan single andalan Najeeb Bahresy dan pendukung dan penghambat dari sinergi antara
menjadi awal dikenalnya musik tegalan. Menurut pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan
Imam Joend, lagu “Man Droup Tukang Becak” adalah topeng malangan. Hal ini sangat berkaitan dengan
versi bajakan dari salah satu lagu India yang populer penelitian tentang musik tegalan, karena peran
tahun 1950an. Musik ini diciptakan pertama kali pada pemerintah untuk melestarikan dan menjadikan musik
tahun 1979 oleh Najeeb Bahresy sebagai pencipta lagu tegalan menjadi musik khas dan asli dari Slawi
tegalan pertama sekaligus penggagas munculnya sepertinya kurang diperhatikan. Terlihat dari kurang
musik tegalan. Menurut Imam Joend, dari awal eksisnya kembali musik tegalan pada jaman modern
kemunculan hingga mampu bertahan sampai sekarang seperti sekarang dan patut dipertanyakan kembali
mengalami perkembangan yang naik turun. Pasang bagaimana untuk kelanjutan musik tegalan agar bisa
surut perkembangan musik tegalan menjadikan eksis kembali dan bisa dinikmati untuk semua
munculnya kesadaran tentang kesenian daerah dari kalangan. Kembali lagi harus adanya sinergi atau
121
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)
kerjasama yang kuat dari peran pemerintah, swasta Kecamatan Tayu Kabupaten Pati” disusun oleh
maupun masyarakat Slawi pada umumnya. Murtisa Sulistin Kusumadewi pada tahun 2015.
(Marsiatanti, 2011) Penelitian ini membahas tentang perkembangan
Penelitian selanjutnya berjudul “Upaya kesenian daerah, dimana permasalahan kesenian
Pelestarian Musik Talempong Pacik di Kecamatan setiap daerah di Indonesia adalah tentang
Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan” yang perkembangan, keberadaan maupun eksistensinya.
disusun oleh Jeni Martha Wuri, Wimbrayardi, dan Kesenian Tong Tek terbentuk dari tahun 2007 dengan
Marzam pada tahun 2015. Artikel ini sangat penampilan, kostum yang sederhana. Karena pada
berhubungan sekali dengan upaya pelestarian musik hakikatnya kesenian ini muncul karena para nelayan
tegalan, karena semua permasalahan, faktor haus akan hiburan setelah bekerja keras di laut. Namun
penghambat dan pendukung sama-sama dibahas. hal ini merupakan daya pikat tersendiri dan
Minat masyarakat yang lebih cenderung menggunakan menimbulkan keunikan yang mencerminkan
musik modern dalam acara-acara adat atau masyarakat masyarakat Tayu (Kusumadewi, 2014)
setempat, membuat kesenian daerah musik tegalan METODE
ataupun talempong mulai tersisihkan. Tidak hanya itu, Metode yang digunakan dalam penelitian
minat untuk mewarisi kesenian inipun sangat rendah, ini adalah metode kualitatif. Data diperoleh melalui
masyarakat dan generasi muda yang lebih menyukai wawancara observasi, dan dokumentasi. Analisis
kehidupan yang serba modern dan kebiasaan- data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu
kebiasaan yang serba instan menimbulkan dampak pada analisis Milles & Hiberman (1992:15-21),
yang buruk terhadap kehidupan kesenian tradisional. yakni proses analisis data yang digunakan secara
(Wuri, 2015) serempak mulai dari proses pengumpulan data,
Penelitian lain yang dilakukan oleh Irfan mereduksi, mengklarifikasi, mendeskripsikan,
Ariffianto Hadi pada tahun 2014 yang berjudul menyimpulkan dan menginterpretasikan semua
“Eksistensi Komunitas Waroeng Keroncong Di Kota informasi secara selektif. Teknik pengumpulan data
Semarang” Penelitian ini sama-sama membahas yang peneliti gunakan ialah studi pusataka,
tentang eksistensi. Fokus utama penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Studi
Bagaimana eksistensi Komunitas Waroeng Kerocong pustaka dilakukan peneliti dengan mempelajari
di Kota Semarang ? Sama seperti Eksistensi Musik tulisan terkait untuk menambah wawasan.
Tegalan tetapi perbedaan yang ada di kedua penelitian Observasi dilakukan peneliti secara langsung untuk
ini adalah objek penelitian. (Hadi, 2015) mendapat data yang nyata. Wawancara untuk
Penelitian lain yang dilakukan oleh Raditya memperoleh data yang belum diperoleh saat
pada tahun 2014 yang berjudul “Musik sebagai wujud observasi. Studi dokumen dilakukan untuk
eksistensi dalam gelaran World Cup”. Penelitian ini menggali data sekunder sebagai pembantu data
berisikan tentang pengaruh musik kepada supporter primer.
sepak bola, pemain sepak bola, dan khalayak umum. Reduksi data pada penelitian ini dilakukan
Bentuk atau wujud bahwa musik bisa tetap eksis untuk menyaring data yang diperlukan dan yang
diajang pertandingan sepak bola internasional dan tidak diperlukan. Tujuan utama reduksi data yaitu
tetap mengikuti jenis musik yang sedang berkembang untuk memperoleh data yang benar – benar valid.
sedangkan eksistensi musik tegalan membahas tentang Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
bagaimana upaya melestarikan musik daerah sendiri. analisis interaktif. Menurut (Soetopo, 2006), model
(Raditya, 2014) analisis interaktif adalah dengan pencarian data
Penelitian oleh Dani Nur Saputra,2016 yang secara berkelanjutan.
berjudul “Eksistensi Grup Musik Keroncong diantara
Penggemar Musik Dangdut Studi Kasus : Desa HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukorejo Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Sejarah Musik Tegalan
Grobogan”. Perkembangannya mengalami pasang
surut, karena struktur masyarakat pinggir Pantai Utara Berdasarkan wawancara dengan Imam Joend
jawa yang kebanyakan menyukai musik dangdut. sebagai pelaku seni tegalan, musik tegalan
Kehadiran grup musik Sukmo Budaya dengan warna diciptakan pada akhir era 70an sebagai wujud
musik keroncong ternyata mapu menrik antusiasme kecintaan terhadap daerah. Pencetusnya adalah
masyarakat Desa Sukorejo. Hal tersebut sesuai dengan Najeeb Bahresy, Nurngudiono, Fety Kombor,
pengamatan berdarsarkan fenomena yang terjadi Lanang Setiawan, dan Tri Widarti sebagai pelantun
dalam masyarakat Desa Sukorejo. (Saputra, 2016) lagu-lagu tegalan generasi pertama. Jenis musik
Penelitian selanjutnya berjudul “Perkembangan yang satu ini dulunya dianggap musik bajakan oleh
Kesenian Tong Tek Grup Elshinta Di desa Tayu Kulon
122
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)
pendengarnya, terutama saat musik tegalan tegalan beredar kembali dan dinikmati oleh
dipopulerkan oleh Najeeb Bahresy dengan single masyarakat. Puncaknya adalah tahun 2001 saat
andalannya yang berjudul “Man Droup Tukang Imam Joend berhasil menciptakan album
Becak”. Sebenarnya lagu “Man Droup Tukang pertamanya yang berjudul “Ora tak Sangka”. Salah
Becak” ini adalah versi bajakan dari lagu India yang satu lagu yang sangat populer adalah Galawi, Man
populer di era 50an, padahal lagu ini menjadi Warso dan Kasri. Lagu tersebut ramai dibicarakan
tonggak sejarah awal munculnya musik tegalan. oleh masyarakat karena lagunya yang mudah
Salah satu pencetusnya adalah Najeeb Bahresy, ia dihafalkan serta liriknya yang menggelitik khas
adalah penyanyi orkes melayu yang sudah lama bahasa ngapak.
malang melintang di dunia musik. Musik Tegalan Lagu Galawi khususnya sangat populer pada
mulai populer pasca melejitnya Najeeb Bahresy saat dinyanyikan oleh mantan Bupati Tegal Agus
sebagai penyanyi musik tegalan pertama dalam Riyanto. Sekitar tahun 2009 saat Agus Riyanto
sejarah. Selanjutnya tak hanya Najeeb yang sering masih menjabat, terbentuklah grup musik bernama
menyanyikan lagu tegalan, tetapi rekannya yang “G’One” yang artinya G Satu atau orang nomer
bernama Tri Widarti turut serta bernyanyi lewat satu di Kabupaten Tegal dan Agus Riyanto sebagai
lagu “Ketemu Maning” yang direkam pada tahun vokalis. Grup ini sering membawakan lagu-lagu
1979. Lalu disusul dengan lagu Man Pian Bakul tegalan yang populer salah satunya adalah lagu
Bakso, Jaran Lumping, Teh Poci Gula Batu, dan yang berjudul “Galawi”. Beberapa lagu yang
Alun Alun Tegal. Lagu-lagu tersebut sangat ngetop pernah dibawakan grup ini adalah “Aja Mriyang”,
pada tahun 1980 yang sering dimainkan oleh Orkes “Kasri”, “Galawi”, “Puthes”, “Alun-alun Slawi”,
Logeta pimpinan Bapak Najeeb. “Kaligung”, dan “Man Warso”. Imam Joend juga
Pada tahun 1980 Najeeb Bahresy ikut membantu dalam grup musik ini untuk
mengadakan sesi rekaman di salah satu studio beberapa waktu jika dibutuhkan. Salah satu tujuan
musik di Jakarta. Dalam pembuatannya mereka dibentuknya grup musik ini adalah untuk menarik
menyewa studio rekaman yang biasa dipakai untuk perhatian masyarakat agar memilih kembali Agus
mengisi suara iklan radio dengan biaya sewa yang Riyanto sebagai Bupati Tegal karena saat itu ramai
murah. Tak disangka prosesnya berjalan lancar dan dalam masa kampanye. Berdasarkan hasil
lagu "Man Droup Tukang Becak" siap dirilis dan wawancara dengan Imam Joend sebagai pelaku
diputar di stasiun radio yang satu-satunya di Tegal musik tegalan, pada tahun 2015 ada salah satu
yakni Radio Raka 1440 AM. Lewat perusahaan generasi muda yang berhasil menciptakan satu
MGM Record Jakarta, album "Teh Poci I" beredar album tegalan yang berjudul “The Symphony of
luas di toko-toko kaset. Dan hasil penjualannya Nggremeng”. Makmur Achmad berhasil
cukup fantastis, lagu-lagu yang terdapat dalam menyelesaikan album tegalan tersebut yang
album tersebut menjadi trand mark. Menjadikan berisikan 10 lagu, antara lain adalah berjudul
lagu tegalan dikenal luas oleh khalayak umum. Tengah Wengi, Bonas, Yu Mariti, Wong Urip,
Dalan Thobleg, Ngglegeg Nang Brug Ketiwon,
Perkembangan Musik Tegalan Little Bottle, Ala Thobleg, Udan-Udanan, dan yang
terakhir Tengah Wengi. Album ini berhasil
Berdasarkan wawancara dengan Imam Joend diselesaikan atas dukungan dari Dinas Kesehatan
(51), perkembangan musik tegalan dari awal Kabupaten Tegal dan Dinas Pariwisata Kabupaten
sampai sekarang bisa dibilang naik turun. Era Tegal. Makmur Achmad mengaku alasannya
Najeeb Bahresy pada tahun 1979 sampai tahun menicptakan lagu-lagu tegalan adalah karena
1986 sangat pesat dan populer saat itu. Awal kecintaan dan kesadaran akan pelestarian musik
kemunculan lagu-lagu tegalan sangat menarik tegalan. Menurutnya selama ini hanya itu-itu saja
perhatian masyarakat. Seakan langsung mendapat lagu tegalan yang sering dinyanyikan. Dari situ
hati di masyarakat, lagu-lagu tegalan sangat muncul ide untuk menciptakan lagu-lagu tegalan
ditunggu kehadirannya di radio daerah setempat. yang baru dan fresh agar bisa diterima di
Selang beberapa waktu sampai tahun 2000 musik masyarakat serta adanya regenerasi lagu-lagu
tegalan vakum.Menurut Imam Joend tidak adanya tegalan yang terbaru.
regenerasi serta upaya untuk mempertahankan Disisi lain permasalahan yang masih ada dari
terutama dari pelaku seni, masyarakat dan dulu awal kemunculan musik tegalan sampai
pemerintah menjadi alasan utama mengalami sekarang adalah masih kurangnya minat
penurunan. Mulai tahun 2000 terbentuknya grup masyarakat untuk berpartisipasi melestarikan
“KMSWT” menjadi awal kembalinya lagu-lagu musik tegalan tersebut. Selain itu kurangnya
123
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)
124
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)
125
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)
126