Anda di halaman 1dari 8

JSM (9) (2)

JURNAL SENI MUSIK


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm

EKSISTENSI GRUP MUSIK TEGALAN JOEND PRO DI SLAWI


KABUPATEN TEGAL

Narendra Yudha Pratama,


Mochammad Usman Wafa*
Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Universitas Negeri Semarang
Article Abstrak
Musik tegalan merupakan musik khas daerah Kabupaten Tegal yang liriknya menggunakan bahasa
Information ngapak. Grup musik tegalan yang masih eksis hingga sekarang adalah Joend Pro. Grup musik
________________ tegalan Joend Pro di bentuk pada tahun 2009 oleh Imam Joend. Grup musik tegalan Joend Pro di
bentuk atas dasar kesadaran Imam Joend, tentang pentingnya keberadaan kesenian daerah musik
Article History
tegalan sebagai ciri khas kesenian daerah Kabupaten Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk
Diterima June 2020 mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisa Eksistensi Grup Musik Tegalan Joend Pro di Slawi
Disetujui August 2020 Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan
Dipublikasi Desember data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah
2020 untuk menunjukan eksistensi grup musik tegalan Joend Pro. Joend Pro sering mengadakan pentas
________________ mandiri, pentas yang dibayar, serta undangan hiburan di acara pemerintahan. Eksistensi grup musik
tegalan Joend Pro masih diakui keberadaannya sampai sekarang oleh masyarakat. Hal itu
Kata Kunci: dibuktikan dengan adanya tawaran-tawaran pentas oleh masyarakat untuk mengisi hiburan pada
Strategi Pembelajaran, acara pernikahan maupun acara yang lain.
Ekstrakurikuler
Karawitan
___________________________________________________________
Abstract
Tegalan music is typical music of Tegal regency which lyrics use Ngapak language. A
piece of music group that still exists until now is Joend Pro. Joend Pro's musical group was
________________ formed in the year 2009 by Imam Joend. Joend Pro's musical group is on the basis of the
Keywords: consciousness of Imam Joend, about the importance of the existence of the art area of the
Learning Strategies, music as a characteristic of the regional arts of Tegal Regency. This research aims to know,
Karawitan describe, and analyze the existence of the Tegalan Pro music Group in Slawi Tegal
Extracurricular Regency. This research uses qualitative descriptive methods with data collection through
____________________
observations, interviews, documentation and library studies. The result of the study was
to demonstrate the existence of the Joend Pro band. Joend Pro often conducts self-
performing, provit performances, as well as entertainment invitations at government
events. Joend Pro's musical group's existence is still acknowledged to exist until now by
society. This is evidenced by the community's performance offerings to fill entertainment
at weddings and other events.
__________________________________

*
Corresponding Author ISSN 2503-2585
Email: usmanwafa@mail.unnes.ac.id
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)

PENDAHULUAN islam sebagai agama mayoritas. Pengaitan itu pada


dasarnya bukan mengarah kepada pencarian jawaban
Indonesia adalah negara kepulauan yang atas apa yang dimaksud dengan kebudayaan nasional,
memiliki banyak suku bangsa. Setiap suku di tetapi lebih cenderung menjadi sesuatu yang
Indonesia memiliki kebudayaan yang menjadi dipaksakan sebagai turunan dari kepentingan
karakteristik dari masing-masing suku. Kebiasaan ideologis, yang kemudian mengatasnamakan integrasi
yang sudah mendarah daging dan bersifat turun nasional (Moeis, 2009:2). Di awal dekade 1980an,
temurun dalam setiap suku bangsa itu dianggap Parsudi Suparlan (1986) mencoba melihat kebudayaan
kebudayaan. Jadi kebudayaan bisa diartikan secara sebagai pengetahuan yang bersifat operasional, yaitu
sederhana adalah kebiasaan. Menurut D.A Tanudirjo sebagai keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh
(2003:1), sumber daya budaya itu mempunyai manusia sebagai mahluk sosial; yang isinya adalah
kekuatan yang dapat di manfaatkan untuk membantu perangkat-perangkat model-model pengetahuan yang
dan melindungi bangsa ini dalam menapaki jalan ke secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan
masa depan. Kebudayaan di Indonesia masing-masing menginterpretasi lingkungan yang dihadapi, dan untuk
mengandung nilai-nilai budaya yang cukup tinggi. mendorong dan menciptakan tindakan - tindakan yang
Nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia diperlukannya (Alam, 1998:2)
inilah yang dapat membedakan bangsa Indonesia Bisa diartikan budaya adalah cerminan sikap atau
dengan bangsa lainnya. Banyak negara di dunia yang perilaku seseorang atau kelompok, jadi pengaruh
kagum pada kebudayaan Indonesia. Untuk itu warga perilaku atau adat istiadat berdasarkan budaya yang
Indonesia dihimbau untuk melestarikan keberadaan diajarkan secara turun temurun. Masing-masing
budaya-budaya yang telah dimiliki. Jangan sampai bangsa atau negara mempunyai ciri khasnya, hal ini
kebudayaan asli Indonesia diakui oleh negara lain. yang memberikan keunikan dan nilai budaya suatu
Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia adalah bangsa. Indonesia memiliki beragam kebudayaan
sebuah karunia dengan semua perbedaan yang ada. yang tersebar di masing-masing wilayah dari Sabang
Indonesia tidak memiliki identitas budaya yang sampai Merauke. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika”
tunggal bukan berarti tidak memiliki jati diri, namun menunjukkan bahwa dengan keragaman budaya yang
dengan keanekaragaman budaya yang ada ada di Indonesia, diharapkan semua tetap menjadi satu
membuktikan bahwa masyarakat kita memiliki kesatuan bangsa Indonesia tanpa adanya perpecahan
kekayaan budaya serta kualitas produksi budaya yang antar sesama masyarakat Indonesia. Ilmu pengetahuan
luar biasa, sehingga dapat memperkenalkan kepada dan teknologi yang maju dapat mempengaruhi
dunia luar bahwa budaya di Indonesia sangat beragam perkembangan dan perubahan budaya. Nilai-nilai
yang patut dan harus dilestarikan dan mempunyai ciri budaya hari demi hari mulai terkikis oleh pengaruh
khas kebudayaan masing-masing di setiap daerahnya. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya
Kebudayaan atau budaya menurut Bapak adalah anak kecil yang sudah mengenal teknologi
Antropologi Indonesia, Koenjtaraningrat (1996:180), handphone, kebiasaan itu terus menerus akan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil dilakukan dan menjadikan anak itu tidak mengenal
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dunia luar atau budaya yang ada disekitar lingkungan
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. tempat tinggalnya. Tentu peran serta orang tua sangat
Pengertian tersebut merujuk pada gagasan J.J penting, bagaimana cara mendidik dan menanamkan
Honigmann (1973) tentang wujud kebudayaan atau kebiasaan-kebiasaan yang baik sejak kecil agar kelak
disebut juga "gejala kebudayaan". Honigmann kebiasaan baik yang selalu diajarkan akan terus
membagi kebudayan kedalam tiga wujud, yakni menerus dilakukan dan diterapkan dalam hidupnya.
kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan Salah satu budaya yang harus di jaga dan di
artefak atau benda-benda. Mengacu pada konsep lestarikan adalah seni musik. Bagi kebanyakan orang,
diatas, jika dikembalikan pada realita yang ada di musik diidentifikasikan hanya sebagai ‘bunyi-
kehidupan bangsa Indonesia, kiranya kita bisa bunyian’ yang sering dikatakan indah dan enak
memilah setiap wujud kebudayaan yang ada, minimal didengar. Dengan kata lain bahwa alunan atau lirik
dari yang kita temui setiap harinya. Sejalan dengan itu, musik merupakan suatu ungkapan perasaan manusia
kemudian akan muncul pertanyaan klasik "apakah ada yang diciptakan berdasarkan apa yang terjadi.
yang namanya budaya Indonesia?" Ada beberapa Berbagai ragam pendapat tentang musik bermunculan,
budaya besar (bukan dalam konteks baik dan buruk) tanpa ada satu kesepakatan yang jelas tentang apa itu
yang terkait dan selalu dikaitkan dengan kebudayaan definisi musik. Teori-teori tentang pengertian musik
Indonesia dalam pencariannya, yakni istilah budaya dari para ahli pun bermunculan. Salah satunya adalah
timur, dominasi sebuah budaya lokal dan pengaruh Pengertian musik menurut Jamalus (1998 :1) adalah
bentuk suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu

120
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)

atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran salah satu pelaku seni yang ada di Slawi yaitu Imam
dan perasaan penciptanya melalui unsur–unsur musik Joend. Menurut Imam Joend kesadaran itu muncul
yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu atas dasar dari hati tentang pentingnya kesenian daerah
dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Menurut musik tegalan khususnya, untuk keberlangsungan
Soedarsono (1999:82) seni dihasilkan oleh suatu hidup masyarakat serta kecintaan terhadap daerah.
kelompok masyarakat dan dapat dinikmati oleh Alasan tersebut menjadikan Imam Joend berusaha
kelompok masyarakat lainnya secara luas. Contohnya untuk melanjutkan mempertahankan eksistensi musik
musik daerah yang diciptakan dari sekelompok orang, tegalan dari generasi pertama kali diciptakan oleh
ras, daerah, atau suatu bangsa tertentu secara spontan Najeeb Bahresy. Pada tahun 2001 pertama kali Imam
dan tradisional. Berlawanan dengan karya musik yang Joend menciptakan album musik tegalan sampai
rumit dan diciptakan oleh komponis-komponis yang sekarang masih eksis, terdapat banyak permasalahan
terlatih dan ahli, musik rakyat itu tidak dipelajari dan yang muncul yang menjadikan penghambat majunya
mempunyai asal yang sederhana, rendah, dan mudah musik tegalan. Salah satunya adalah kurangnya minat
dimengerti. Karena musik rakyat atau daerah itu di masyarakat dan kurangnya dukungan dari pemerintah.
pelihara oleh tradisi atau kebiasaan sehari-hari, maka Permasalahan tersebut secara umum terjadi di daerah
sering kali rakyat melewati suatu proses perubahan lain. Jadi, kesadaran setiap masyarakat sangat penting
yang terus-menerus dan berkesinambungan. untuk mempertahankan keberadaan musik tegalan
Akibatnya, sering kali terdapat banyak versi yang serta upaya-upaya pelestarian yang harus dilakukan
berbeda dari suatu lagu yang sama (Soedarsono, 1999) oleh masyarakat, pelaku seni, dan pemerintah.
Kabupaten Tegal adalah satu satu daerah di Jawa Menilik penelitian yang dilakukan oleh Utama,
Tengah yang mempunyai macam-macam kesenian (2013) yang berjudul “Eksistensi musik dangdut di
daerah. Melahirkan seniman-seniman berbakat dan Lamongan”. Penelitian ini menyajikan tentang bentuk
handal juga terkenal di luar daerah, salah satunya upaya memperkenalkan, melestarikan,
adalah Alm. Ki Slamet Gundono dan Alm. Ki Enthus mengembangkan, musik dangdut atau musik melayu
Susmono, yang merupakan dalang wayang suket dan ke khalayak luas bahwa pertunjukan musik dangdut
wayang golek. Kedua seniman tersebut merupakan agar tidak monoton, artinya adalah usaha
dalang terkenal yang sudah malang melintang di dunia pengembangan agar lebih atraktif. Begitu juga dengan
seni di Indonesia. Selain kesenian wayang suket dan musik tegalan, yaitu usaha untuk memperkenalkan
wayang golek, kesenian daerah lainnya yang ada di sekaligus melestarikan musik khas daerah Slawi.
Kabupaten Tegal adalah tari kuntulan, tari topeng Penelitian terkait yang lain yang berjudul
endel, sintren lais, dan musik tegalan. Menurut Imam “Sinergi antara Pemerintah dan Masyarakat dalam
Joend, kesenian daerah musik tegalan merupakan Melestarikan Kesenian Daerah (Studi pada Dinas
musik khas daerah Slawi dengan irama musik dangdut Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang dalam
dan menggunakan bahasa ngapak. Melestarikan Topeng Malangan)”. Penelitian ini
Konsep musik tegalan adalah pada awal di dilakukan oleh Marsiatanti (Marsiatanti, 2011).
ciptakan oleh Najeeb Bahresy merujuk pada musik Artikel ini berisikan tentang pembangunan pemerintah
India. Irama yang di gunakan hampir sama dengan tidak hanya cukup untuk fisik semata, tetapi juga
musik India yaitu dengan adanya kendang/tabla dan aspek non-fisik. Hal yang sering terlupakan adalah
juga suling. Penekanan melodi pada suling lebih kebudayaan. Berkaitan dengan sinergi yang terjalin
dominan untuk mengisi bagian yang kosong pada antara pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan
sebuah lagu agar adanya variasi nada. Contoh lagu kebudayaan daerah. Dengan fokus yakni peran
tegalan yang mengadopsi pada musik India adalah pemerintah, peran swasta, dan peran masyarakat
“Man Droup Tukang Becak”. Lagu tersebut dalam melestarikan topeng malangan. Dan faktor
merupakan single andalan Najeeb Bahresy dan pendukung dan penghambat dari sinergi antara
menjadi awal dikenalnya musik tegalan. Menurut pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan
Imam Joend, lagu “Man Droup Tukang Becak” adalah topeng malangan. Hal ini sangat berkaitan dengan
versi bajakan dari salah satu lagu India yang populer penelitian tentang musik tegalan, karena peran
tahun 1950an. Musik ini diciptakan pertama kali pada pemerintah untuk melestarikan dan menjadikan musik
tahun 1979 oleh Najeeb Bahresy sebagai pencipta lagu tegalan menjadi musik khas dan asli dari Slawi
tegalan pertama sekaligus penggagas munculnya sepertinya kurang diperhatikan. Terlihat dari kurang
musik tegalan. Menurut Imam Joend, dari awal eksisnya kembali musik tegalan pada jaman modern
kemunculan hingga mampu bertahan sampai sekarang seperti sekarang dan patut dipertanyakan kembali
mengalami perkembangan yang naik turun. Pasang bagaimana untuk kelanjutan musik tegalan agar bisa
surut perkembangan musik tegalan menjadikan eksis kembali dan bisa dinikmati untuk semua
munculnya kesadaran tentang kesenian daerah dari kalangan. Kembali lagi harus adanya sinergi atau

121
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)

kerjasama yang kuat dari peran pemerintah, swasta Kecamatan Tayu Kabupaten Pati” disusun oleh
maupun masyarakat Slawi pada umumnya. Murtisa Sulistin Kusumadewi pada tahun 2015.
(Marsiatanti, 2011) Penelitian ini membahas tentang perkembangan
Penelitian selanjutnya berjudul “Upaya kesenian daerah, dimana permasalahan kesenian
Pelestarian Musik Talempong Pacik di Kecamatan setiap daerah di Indonesia adalah tentang
Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan” yang perkembangan, keberadaan maupun eksistensinya.
disusun oleh Jeni Martha Wuri, Wimbrayardi, dan Kesenian Tong Tek terbentuk dari tahun 2007 dengan
Marzam pada tahun 2015. Artikel ini sangat penampilan, kostum yang sederhana. Karena pada
berhubungan sekali dengan upaya pelestarian musik hakikatnya kesenian ini muncul karena para nelayan
tegalan, karena semua permasalahan, faktor haus akan hiburan setelah bekerja keras di laut. Namun
penghambat dan pendukung sama-sama dibahas. hal ini merupakan daya pikat tersendiri dan
Minat masyarakat yang lebih cenderung menggunakan menimbulkan keunikan yang mencerminkan
musik modern dalam acara-acara adat atau masyarakat masyarakat Tayu (Kusumadewi, 2014)
setempat, membuat kesenian daerah musik tegalan METODE
ataupun talempong mulai tersisihkan. Tidak hanya itu, Metode yang digunakan dalam penelitian
minat untuk mewarisi kesenian inipun sangat rendah, ini adalah metode kualitatif. Data diperoleh melalui
masyarakat dan generasi muda yang lebih menyukai wawancara observasi, dan dokumentasi. Analisis
kehidupan yang serba modern dan kebiasaan- data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu
kebiasaan yang serba instan menimbulkan dampak pada analisis Milles & Hiberman (1992:15-21),
yang buruk terhadap kehidupan kesenian tradisional. yakni proses analisis data yang digunakan secara
(Wuri, 2015) serempak mulai dari proses pengumpulan data,
Penelitian lain yang dilakukan oleh Irfan mereduksi, mengklarifikasi, mendeskripsikan,
Ariffianto Hadi pada tahun 2014 yang berjudul menyimpulkan dan menginterpretasikan semua
“Eksistensi Komunitas Waroeng Keroncong Di Kota informasi secara selektif. Teknik pengumpulan data
Semarang” Penelitian ini sama-sama membahas yang peneliti gunakan ialah studi pusataka,
tentang eksistensi. Fokus utama penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Studi
Bagaimana eksistensi Komunitas Waroeng Kerocong pustaka dilakukan peneliti dengan mempelajari
di Kota Semarang ? Sama seperti Eksistensi Musik tulisan terkait untuk menambah wawasan.
Tegalan tetapi perbedaan yang ada di kedua penelitian Observasi dilakukan peneliti secara langsung untuk
ini adalah objek penelitian. (Hadi, 2015) mendapat data yang nyata. Wawancara untuk
Penelitian lain yang dilakukan oleh Raditya memperoleh data yang belum diperoleh saat
pada tahun 2014 yang berjudul “Musik sebagai wujud observasi. Studi dokumen dilakukan untuk
eksistensi dalam gelaran World Cup”. Penelitian ini menggali data sekunder sebagai pembantu data
berisikan tentang pengaruh musik kepada supporter primer.
sepak bola, pemain sepak bola, dan khalayak umum. Reduksi data pada penelitian ini dilakukan
Bentuk atau wujud bahwa musik bisa tetap eksis untuk menyaring data yang diperlukan dan yang
diajang pertandingan sepak bola internasional dan tidak diperlukan. Tujuan utama reduksi data yaitu
tetap mengikuti jenis musik yang sedang berkembang untuk memperoleh data yang benar – benar valid.
sedangkan eksistensi musik tegalan membahas tentang Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
bagaimana upaya melestarikan musik daerah sendiri. analisis interaktif. Menurut (Soetopo, 2006), model
(Raditya, 2014) analisis interaktif adalah dengan pencarian data
Penelitian oleh Dani Nur Saputra,2016 yang secara berkelanjutan.
berjudul “Eksistensi Grup Musik Keroncong diantara
Penggemar Musik Dangdut Studi Kasus : Desa HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukorejo Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Sejarah Musik Tegalan
Grobogan”. Perkembangannya mengalami pasang
surut, karena struktur masyarakat pinggir Pantai Utara Berdasarkan wawancara dengan Imam Joend
jawa yang kebanyakan menyukai musik dangdut. sebagai pelaku seni tegalan, musik tegalan
Kehadiran grup musik Sukmo Budaya dengan warna diciptakan pada akhir era 70an sebagai wujud
musik keroncong ternyata mapu menrik antusiasme kecintaan terhadap daerah. Pencetusnya adalah
masyarakat Desa Sukorejo. Hal tersebut sesuai dengan Najeeb Bahresy, Nurngudiono, Fety Kombor,
pengamatan berdarsarkan fenomena yang terjadi Lanang Setiawan, dan Tri Widarti sebagai pelantun
dalam masyarakat Desa Sukorejo. (Saputra, 2016) lagu-lagu tegalan generasi pertama. Jenis musik
Penelitian selanjutnya berjudul “Perkembangan yang satu ini dulunya dianggap musik bajakan oleh
Kesenian Tong Tek Grup Elshinta Di desa Tayu Kulon

122
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)

pendengarnya, terutama saat musik tegalan tegalan beredar kembali dan dinikmati oleh
dipopulerkan oleh Najeeb Bahresy dengan single masyarakat. Puncaknya adalah tahun 2001 saat
andalannya yang berjudul “Man Droup Tukang Imam Joend berhasil menciptakan album
Becak”. Sebenarnya lagu “Man Droup Tukang pertamanya yang berjudul “Ora tak Sangka”. Salah
Becak” ini adalah versi bajakan dari lagu India yang satu lagu yang sangat populer adalah Galawi, Man
populer di era 50an, padahal lagu ini menjadi Warso dan Kasri. Lagu tersebut ramai dibicarakan
tonggak sejarah awal munculnya musik tegalan. oleh masyarakat karena lagunya yang mudah
Salah satu pencetusnya adalah Najeeb Bahresy, ia dihafalkan serta liriknya yang menggelitik khas
adalah penyanyi orkes melayu yang sudah lama bahasa ngapak.
malang melintang di dunia musik. Musik Tegalan Lagu Galawi khususnya sangat populer pada
mulai populer pasca melejitnya Najeeb Bahresy saat dinyanyikan oleh mantan Bupati Tegal Agus
sebagai penyanyi musik tegalan pertama dalam Riyanto. Sekitar tahun 2009 saat Agus Riyanto
sejarah. Selanjutnya tak hanya Najeeb yang sering masih menjabat, terbentuklah grup musik bernama
menyanyikan lagu tegalan, tetapi rekannya yang “G’One” yang artinya G Satu atau orang nomer
bernama Tri Widarti turut serta bernyanyi lewat satu di Kabupaten Tegal dan Agus Riyanto sebagai
lagu “Ketemu Maning” yang direkam pada tahun vokalis. Grup ini sering membawakan lagu-lagu
1979. Lalu disusul dengan lagu Man Pian Bakul tegalan yang populer salah satunya adalah lagu
Bakso, Jaran Lumping, Teh Poci Gula Batu, dan yang berjudul “Galawi”. Beberapa lagu yang
Alun Alun Tegal. Lagu-lagu tersebut sangat ngetop pernah dibawakan grup ini adalah “Aja Mriyang”,
pada tahun 1980 yang sering dimainkan oleh Orkes “Kasri”, “Galawi”, “Puthes”, “Alun-alun Slawi”,
Logeta pimpinan Bapak Najeeb. “Kaligung”, dan “Man Warso”. Imam Joend juga
Pada tahun 1980 Najeeb Bahresy ikut membantu dalam grup musik ini untuk
mengadakan sesi rekaman di salah satu studio beberapa waktu jika dibutuhkan. Salah satu tujuan
musik di Jakarta. Dalam pembuatannya mereka dibentuknya grup musik ini adalah untuk menarik
menyewa studio rekaman yang biasa dipakai untuk perhatian masyarakat agar memilih kembali Agus
mengisi suara iklan radio dengan biaya sewa yang Riyanto sebagai Bupati Tegal karena saat itu ramai
murah. Tak disangka prosesnya berjalan lancar dan dalam masa kampanye. Berdasarkan hasil
lagu "Man Droup Tukang Becak" siap dirilis dan wawancara dengan Imam Joend sebagai pelaku
diputar di stasiun radio yang satu-satunya di Tegal musik tegalan, pada tahun 2015 ada salah satu
yakni Radio Raka 1440 AM. Lewat perusahaan generasi muda yang berhasil menciptakan satu
MGM Record Jakarta, album "Teh Poci I" beredar album tegalan yang berjudul “The Symphony of
luas di toko-toko kaset. Dan hasil penjualannya Nggremeng”. Makmur Achmad berhasil
cukup fantastis, lagu-lagu yang terdapat dalam menyelesaikan album tegalan tersebut yang
album tersebut menjadi trand mark. Menjadikan berisikan 10 lagu, antara lain adalah berjudul
lagu tegalan dikenal luas oleh khalayak umum. Tengah Wengi, Bonas, Yu Mariti, Wong Urip,
Dalan Thobleg, Ngglegeg Nang Brug Ketiwon,
Perkembangan Musik Tegalan Little Bottle, Ala Thobleg, Udan-Udanan, dan yang
terakhir Tengah Wengi. Album ini berhasil
Berdasarkan wawancara dengan Imam Joend diselesaikan atas dukungan dari Dinas Kesehatan
(51), perkembangan musik tegalan dari awal Kabupaten Tegal dan Dinas Pariwisata Kabupaten
sampai sekarang bisa dibilang naik turun. Era Tegal. Makmur Achmad mengaku alasannya
Najeeb Bahresy pada tahun 1979 sampai tahun menicptakan lagu-lagu tegalan adalah karena
1986 sangat pesat dan populer saat itu. Awal kecintaan dan kesadaran akan pelestarian musik
kemunculan lagu-lagu tegalan sangat menarik tegalan. Menurutnya selama ini hanya itu-itu saja
perhatian masyarakat. Seakan langsung mendapat lagu tegalan yang sering dinyanyikan. Dari situ
hati di masyarakat, lagu-lagu tegalan sangat muncul ide untuk menciptakan lagu-lagu tegalan
ditunggu kehadirannya di radio daerah setempat. yang baru dan fresh agar bisa diterima di
Selang beberapa waktu sampai tahun 2000 musik masyarakat serta adanya regenerasi lagu-lagu
tegalan vakum.Menurut Imam Joend tidak adanya tegalan yang terbaru.
regenerasi serta upaya untuk mempertahankan Disisi lain permasalahan yang masih ada dari
terutama dari pelaku seni, masyarakat dan dulu awal kemunculan musik tegalan sampai
pemerintah menjadi alasan utama mengalami sekarang adalah masih kurangnya minat
penurunan. Mulai tahun 2000 terbentuknya grup masyarakat untuk berpartisipasi melestarikan
“KMSWT” menjadi awal kembalinya lagu-lagu musik tegalan tersebut. Selain itu kurangnya

123
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)

regenerasi terutama musisi muda daerah untuk


menciptakan kembali lagu-lagu tegalan agar minat Awal Terbentuknya Joend Pro
masyarakat bertambah dan merasa bangga
mempunyai kesenian daerah yang patut “Joend Pro” merupakan grup musik tegalan
dilestarikan. Permasalahan yang lain adalah yang masih bertahan sampai sekarang. Menurut
kurangnya dukungan secara administrasi dari Imam Joend sebagai pelaku musik tegalan, grup ini
pemerintah daerah. Selama ini kebanyakan musisi terbentuk dari tahun 2009 yang dipimpin oleh
tegalan menciptakan sebuah karya bergerak secara Imam Joend sebagai salah satu musisi daerah yang
individu. Mungkin ini menjadi salah satu faktor sudah lama berkecimpung didunia tarik suara.
penurunan karena tidak adanya regenerasi. Sebelum grup ini terbentuk, Imam Joend sudah
Seharusnya karena ini merupakan kesenian daerah, menciptakan lagu-lagu tegalan bahkan sudah
pemerintah setidaknya ikut andil dalam proses menyelesaikan 1 album tegalan yang berjudul “Ora
administrasi maupun publikasi sebagai bentuk Tak Sangka” pada tahun 2001. Album tersebut
dukungan dari pemerintah agar kesenian ini lebih diproduksi dan diselesaikan di Jakarta. Setelah
maju dan tetap bisa dinikmati oleh generasi- Imam Joend kembali ke Slawi, tergerak untuk
generasi berikutnya. membentuk sebuah grup musik tegalan yang
Peran media dalam eksistensi grup musik sebelumnya sudah tidak ada. Niat ini muncul ketika
tegalan joend pro di Slawi sangat penting. Salah beliau sadar bahwa lagu-lagu tegalan masih
satunya adalah media Radio FM Slawi yang masih ditunggu oleh penggemarnya dan menjadikan salah
menyiarkan lagu-lagu tegalan sampai sekarang. satu upaya untuk kembali meramaikan serta
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan melestarikan kesenian daerah sendiri. Kemudian
kepada salah satu penyiar di Radio FM Slawi, terbentuk grup musik tegalan yang bernama “Joend
menurut Bung TW sekitar 10 tahun yang lalu Pro” pada tahun 2009. Adapun personil dari Joend
muncul ide untuk membuat acara siaran tegalan. Pro yaitu Imam Joend (Vokalis dan gitar akustik),
Bung TW menelusur lagu-lagu tegalan dan mencari Prio Kuncoro (Bass), Solihin Kubro (Keyboard),
tahu tentang musik tegalan. Akhirnya memutuskan Aziz (Gitar elektrik), Kasroi (Suling) dan Calus
untuk membuat acara siaran yang diberi nama (Kendang). Alat musik yang digunakan sama
“Ngogan” (Ngobrol Tegalan). Pada awalnya seperti grup musik pada umumnya. Adanya alat
mendapat banyak cibiran salah satunya dari crew musik kendang dan suling karena musik tegalan
radionya sendiri. Alasannya karena acara tersebut menggunakan irama dangdut dan bahasa yang
ketinggalan jaman dan pasti banyak orang yang digunakan dalam musik tegalan adalah bahasa khas
tidak suka. Bung TW tetap komitmen pada logat ngapak Kabupaten Tegal.
pendiriannya, acara tersebut dibuat bukan seperti
pada umumnya orang siaran melainkan siaran Eksistensi Grup Musik Tegalan Joend Pro
“Ngogan” biasa disebut dengan istilah “GGR”
(Gendu-Gendu Rasa). Gendu-gendu rasa adalah Keberadaan grup musik tegalan Joend Pro
ungkapan perasaan, mengutarakan pendapat, sangat bergantung dengan adanya dukungan dari
kebersamaan dan kesederhanaan tentang tegalan masyarakat maupun pemerintah daerah. Jika tidak
salah satunya lagu tegalan. Acara siaran tersebut ada dukungan atau upaya pelestarian dari para
konsepnya adalah duduk bareng ngobrol dengan pelaku seni, pemerintah daerah, maupun
beberapa narasumber dari tokoh masyarakat atau masyarakat, sudah dipastikan grup musik tegalan
masyarakat biasa untuk membicarakan tentang Joend Pro akan hilang keberadaannya dan hal itu
topik yang sedang ramai dimasyarakat dan diselingi sangat disayangkan jika memang terjadi..
lagu-lagu tegalan. Siaran “Ngogan” disiarkan Menurut Karmadi, (2007:4) upaya pelestarian
setiap hari minggu pukul 10 malam, tetapi tidak merupakan upaya memelihara untuk waktu yang
tentu juga setiap minggunya dilakukan penyiaran. sangat lama maka perlu dikembangkan pelestarian
Seiring berjalannya waktu siaran ini mendapat sebagai upaya yang berkelanjutan. (Karmadi,
perhatian lebih dari masyarakat, banyak 2007:4)
masyarakat sangat menyukai siaran tersebut. Ini Untuk itu perlu ditumbuh kembangkan
membuktikan bahwa masih adanya kesadaran motivasi yang kuat untuk ikut tergerak
tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh setiap berpartisipasi melaksanakan pelestarian, antara lain
individu lewat media untuk mempertahankan :
eksistensi dan pelestarian kesenian daerah musik 1) Motivasi untuk menjaga, mempertahankan dan
tegalan. mewariskan budaya atau kesenian daerah yang

124
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)

diwarisi generasi sebelumnya. Sebagai generasi 3) Motivasi untuk menjamin terwujudnya


penerus, kita sebagai masyarakat asli daerah Slawi keragaman atau variasi lingkungan budaya
wajib tentunya ikut menjaga dan mempertahankan maupun kesenian daerah. Keragaman budaya di
kesenian daerah yang sudah ada. Sudah seharusnya Indonesia sangat bervariasi tergantung setiap
ikut bangga daerah sendiri mempunyai kesenian daerah. Setiap berkunjung ke daerah lain pun harus
musik yang sangat khas mencerminkan daerah dan wajib mengikuti budaya yang ada disitu. Mulai
Slawi. Tidak perlu ikut menciptakan sebuah karya dari sikap, tutur kata, maupun aturan yang ada
musik daerah, dengan menjaga dan disitu. Karena itulah saling menghormati dan sikap
mempertahankan itu saja sudah merupakan upaya toleransi itu sangat penting. Banyak perpecahan
kesadaran dari diri sendiri untuk melestarikan dilingkungan sekitar salah satunya adalah tidak
musik tegalan. Menyukai lagu-lagu tegalan salah adanya sikap toleransi antar setiap manusia. Saling
satu cara agar bisa menjaga, karena jika awalnya merasa paling benar diantara yang lain, bahkan
sudah suka terlebih dahulu pasti sampai kapanpun karena agama pun sangat bisa terjadi perpecahan.
bakal sangat dijaga, jangan sampai musik tegalan Tradisi budaya lokal merupakan bagian penting
diakui oleh orang dari daerah lain. Itu semua dalam menanamkan rasa bermasyarakat, dan
kembali lagi dari kesadaran diri masing-masing membantu memberikan rasa identitas kepada
mau menjaga, mempertahankan, dan melestarikan mereka. Oleh karenanya pengembangan
musik tegalan atau tidak. masyarakat akan berupaya mengidentifikasi
2) Motivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan elemen-elemen penting dari budaya lokal dan
kecintaan generasi penerus sebelumnya terhadap melestarikannya. Tradisi ini meliputi sejarah lokal
nilai-nilai sejarah dari masa ke masa melalui dan peninggalan berharga, kerajinan lokal, maupun
pewarisan budaya kesenian musik daerah dan nilai- kesenian daerah. Pengaruh dari luar dapat
nilai budaya secara nyata yang dapat dilihat, memisahkan tradisi-tradisi budaya lokal ini, dan
dikenang, dan dihayati. Artinya budaya sangat strategi masyarakat yang cermat dipelukan jika
penting dalam keberlangsungan hidup manusia. tradisi tersebut ingin dilestarikan. Sebagai generasi
Menurut Csikszentmihalyi, (2014) kreativitas dapat penerus harus menjamin terwujudnya keragaman
terjadi apabila peneliti ingin membuat perubahan atau variasi lingkungan budaya, dengan cara salah
pada ranah budayanya, perubahan yang satunya adalah saling menghormati dan selalu
ditransmisikan melalui dimensi waktu. menebar kebaikan. Musik juga salah satu cara yang
(Csikszentmihalyi, 2014). Budaya setiap daerah di sangat ampuh untuk mengurangi perpecahan antar
Indonesia berbeda-beda, dan mempunyai aturan manusia, karena dengan musik bisa saling
serta batasan yang berbeda pula. Salah satu budaya menghormati, menghargai antar sesama manusia.
yang kental di Indonesia adalah kesenian musik Dengan itu dapat terwujud keragaman atau variasi
daerah. Musik pasti ada keberadaanya disetiap lingkungan maupun kesenian daerah.
daerah di Indonesia. Beda daerah beda pula ciri
musik, alat musik, serta bahasa yang digunakan. 4) Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai
Salah satu dari keberagaman musik daerah yang budaya lokal akan meningkat bila terpelihara
ada di Indonesia adalah musik tegalan, musik ini dengan baik sehingga memiliki nilai komersial
ada dan berkembang di Slawi Kabupaten Tegal. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai generasi penerus, sudah barang tentu kita Seperti yang diketahui bersama, potensi setiap
harus memberikan pengetahuan terhadap generasi daerah itu berbeda-beda, dari potensi alam, hasil
selanjutnya tentang musik tegalan. Dengan bumi, maupun kesenian daerah yang dimiliki.
meningkatkan pengetahuan tentang sejarah Salah satu contohnya adalah potensi dari kesenian
munculnya kesenian ini, kecintaan terhadap musik daerah. Kesenian daerah bila dikembangkan
daerah akan muncul dan dari situ upaya pelestarian dengan baik, timbal baliknya pun akan baik untuk
pun berhasil dilakukan. Tugas bagi masyarakat masyarakat sekitar, pastinya dengan adanya
semua sebagai generasi penerus untuk melanjutkan dukungan dari pemerintah daerah juga. Adanya
perjuangan para penggagas musik tegalan dengan kesenian musik tegalan di daerah Slawi, potensi
cara salah satunya memberikan pengetahuan, peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat
motivasi kepada generasi penerus selanjutnya agar sangat bagus kedepannya. Tetapi harus didukung
tumbuh kecintaan terhadap kesenian daerah sendiri juga dari masyarakatnya itu sendiri.
yang harus dan patut untuk dilestarikan karena itu
adalah aset budaya daerah.

125
Narendra Yudha Pratama, Mochammad Usman Wafa/ JURNAL SENI MUSIK (9) (2)

SIMPULAN Moeis, S. (2009). Pembentukan kebudayaan nasional


Indonesia. Makalah. UPI Bandung.
Eksistensi grup musik tegalan Joend Pro
masih diakui keberadaannya sampai sekarang oleh Raditya, H. (2014). Musik sebagai Wujud Eksistensi
masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan adanya dalam Gelaran World Cup. Jurnal Seni
kegiatan pentas untuk menunjukan eksistensi grup Pertunjukan 15, 1, 83–99.
musik tegalan Joend Pro yang dilakukan oleh
Imam Joend dan grupnya Joend Pro. Minat Saputra, D. (2016). Eksistensi Grup Musik
masyarakat sekitar di Slawi Kabupaten Tegal Keroncong diantara Penggemar Musik Dangdut
kepada grup musik tegalan Joend Pro sangat Studi Kasus: Desa Sukorejo Kecamatan
banyak. Hal itu dibuktikan dengan tawaran- Tegowanu, Kabupaten Grobogan. INVENSI 1,
tawaran pentas grup musik tegalan Joend Pro untuk 2, 89–100.
mengisi hiburan di acara-acara khajatan
pernikahan, reuni, atau acara yang lainnya. Selain Soedarsono, R. M. (1999). Seni Pertunjukan dan
itu untuk menunjukan eksitensi grup musik tegalan Pariwisata. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI-
Joend Pro, di lakukan kegiatan siaran musik Yogyakarta.
tegalan di Radio FM Slawi. Kegiatan tersebut
Soetopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif.
bertujuan untuk promosi dan memperkenalkan
Surakarta: UNS.
grup musik Joend Pro kepada masyarakat. Jadi,
grup musik tegalan Joend Pro masih eksis hingga Utama, N. C. (2013). Eksistensi Musik Dangdut Di
sekarang dan masih di akui keberadaannya oleh Lamongan. APRON Jurnal Pemikiran Seni
masyarakat Slawi Kabupaten Tegal. Pertunjukan, 2.

Wuri, J. M. (2015). Upaya Pelestarian Musik


DAFTAR PUSTAKA Talempong Pacik di Kecamatan Koto XI
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal
Alam, B. (1998). Globalisasi dan Perubahan Budaya : Sendratasik 4, 1, 77–88.
Antropologi Indonesia.
https://doi.org/10.7454/ai.v0i54.3325

Csikszentmihalyi, M. (2014). Implications of a


Systems Perspective for the Study of
Creativity. In Handbook of Creativity.
https://doi.org/10.1017/cbo9780511807916.018

Hadi, A. (2015). Eksistensi Komunitas Waroeng


Keroncong di Kota Semarang. UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG.

Karmadi, A. (2007). Budaya Lokal Sebagai Warisan


Budaya dan Upaya Pelestariannya. Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional
Yogyakarta.

Kusumadewi, Murtisha. (2014). Perkembangan


Kesenian Tong Tek Grup Elshinta Di Desa
Tayu Kulon Pati. Jurnal Seni Tari 3, 2.

Marsiatanti, D. (2011). Sinergi antara Pemerintah


dan Masyarakat dalam Melestarikan Kesenian
Daerah (Studi pada Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Malang dalam
Melestarikan Topeng Malangan). Universitas
Brawijaya.

126

Anda mungkin juga menyukai