Anda di halaman 1dari 6

KETERASINGAN KAUM MUDA

TERHADAP KESENIANNYA DI KOTA MEDAN

Bunga Grasia1 ,Ayu Handayani Waruwu2, Alfini Chairiah3


Program Studi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan
admin@unimed.ac.id grasiapasbunga@gmail.com

Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Setiap
daerah dari beberapa pulau memiliki budaya yang berbeda dan menjadi ciri khas daerah
tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui penyebab keterasingan budaya di era
modern, mencoba mengenalkan budaya kepada generasi muda, berupaya menumbuhkan rasa
cinta budaya pada generasi muda. . Oleh karena itu, Indonesia terkenal sebagai negara yang
memiliki beranekaragam budaya. Keanekaragaman budaya di Indonesia membentuk suatu
sistem yang disebut dengan budaya nasional. Budaya nasional akan selalu berkembang
selama bangsa dan negara Indonesia masih ada.
Kata kunci:

Abstract
Indonesia is an archipelagic country that stretches from Sabang to Merauke. Each region of
several islands has a different culture and characterizes the area. The aims of this study are:
To find out the causes of cultural alienation in the modern era, to try to introduce culture to
the younger generation, to try to foster a sense of cultural love in the younger generation. .
Therefore, Indonesia is known as a country that has a variety of cultures. Cultural diversity
in Indonesia forms a system called national culture. National culture will always develop as
long as the Indonesian nation and state still exist.

I. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai


Merauke. Setiap daerah dari beberapa pulau memiliki budaya yang berbeda dan menjadi ciri
khas daerah tersebut. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara dengan beragam
budaya. Keanekaragaman budaya Indonesia membentuk suatu sistem yang disebut budaya
nasional. Selama negara bangsa Indonesia ada, kebudayaan nasional akan selalu berkembang.
Unsur-unsur pembentuk dan pengembangan kebudayaan nasional Indonesia yang merupakan
ciri khas kebudayaan daerah yang dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
kebudayaan nasional Indonesia. Seperti yang juga dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara,
kebudayaan daerah merupakan prasyarat dan harus dipenuhi bagi tumbuh dan
1
Penulis satu
2
Penulis dua
3
Penulis tiga
berkembangnya kebudayaan nasional (Suhartono, 1998). Pembangunan kebudayaan nasional
Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Pranoto (2005, p. 236)
menyatakan bahwa warna budaya sama dengan kita, budaya rendah adalah budaya kita, dan
budaya tinggi adalah budaya kita. Semoga budaya ini tidak pernah lepas dari campur tangan
kita.
Jika masyarakat sadar dan tertarik dengan budaya lokal, maka budaya nasional juga
akan berkembang. Namun saat ini, kesadaran dan minat masyarakat terhadap budaya lokal
sudah berkurang, bahkan ada yang tidak mengetahui budaya apa yang lazim di daerah
tempat mereka tinggal. Kurangnya kesadaran dan minat masyarakat terhadap budaya lokal
mengakibatkan produk budaya yang diklaim oleh negara lain seperti lagu "Rasa Sayang", tari
gantung, batik, Leogponologo dan Wayang Kulit. Selain itu, generasi muda yang seharusnya
menjadi pewaris budaya malah kurang tertarik dan terbuka terhadap budaya asing yang
masuk ke Indonesia.
Terlepas dari masalah di atas, diperlukan upaya untuk melindungi budaya lokal.
Pelestarian budaya dimulai dengan mengenal dan mengeksplorasi budaya itu sendiri. Upaya
perlindungan budaya bertujuan untuk memastikan bahwa budaya kita tidak diklaim oleh
negara lain, sebagaimana disebutkan di atas. Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki
kewajiban untuk melindungi budaya kita sendiri, dimulai dengan menjaga budaya lokal dan
kemudian budaya nasional. Mengetahui budaya apa yang hidup di sekitar kita akan
membantu kita mulai melindungi budaya lokal kita. Setelah mengetahuinya, kita dapat
mendalami dan membiasakan diri dengan kegiatan dan kegiatan berikut yang dapat
mempertahankan budaya lokal. Masing-masing daerah dari beberapa kepulauan tersebut
memiliki budaya yang berbeda dan menjadi ciri khas dari suatu daerah. Oleh karena itu,
Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki beranekaragam budaya. Keanekaragaman
budaya di Indonesia membentuk suatu sistem yang disebut dengan budaya nasional. Budaya
nasional akan selalu berkembang selama bangsa dan negara Indonesia masih ada.
Melemahnya budaya lokal di Indonesia disebabkan oleh rentannya generasi muda
Indonesia terhadap budaya Barat. Westernisasi dewasa ini berasal dari Indonesia, tidak lain
adalah generasi muda Indonesia. Sudah 76 tahun Indonesia merdeka pada tahun 1945, namun
negara ini masih belum lepas dari bayang-bayang penjajahan. Penjajahan yang terlalu lama
membuat Indonesia tidak kuat merdeka. Independen ingin, antara lain, menghadapi
kontroversi perubahan budaya dan sosial di negara maju, Indonesia masih membutuhkan
Amerika dan Eropa. Kesadaran yang berubah memiliki dampak yang luar biasa di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, dengan semua segmen masyarakat kelas atas,
menengah dan bawah berjuang untuk beradaptasi dengan era yang berubah dengan cepat.
Budaya adalah seperangkat aturan, pedoman, rencana, dan strategi yang terdiri dari
serangkaian pola kognitif yang dimiliki oleh manusia dan digunakan secara selektif untuk
mengatasi lingkungan yang diwujudkan dalam budaya, perilaku dan tindakannya.
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang akan menguasai nasib bangsa
tersebut, sehingga generasi mudalah yang dengan mudah menentukan segala sesuatu yang
dicita-citakan bangsa dan negara ini. Menurut Sartono Kartadiharjo, generasi muda dilihat
dari perspektif waktu, segala sesuatu yang ada dalam masyarakat dapat dianggap sebagai
generasi, sedangkan menurut Auguste Comte (pelopor sosiologi modern), Generasi adalah
tahapan kehidupan sosial. didasarkan pada dorongan untuk berpegang teguh pada ide-ide
dasar. , sementara beberapa hipotesis menegaskan:
1. Biologi; Generasi muda adalah mereka yang berusia 1215 (remaja) dan 1530
(muda)
2. Budidaya; Generasi muda berusia 1314 tahun
3. Ideologi politik.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Medan, dengan responden adalah mereka
yang tergolong kaum muda-mudi tanpa membedakan asal sekolah, asal daerah dan jenis
pergaulan. Sampel adalah mereka yang tergolong muda-mudi di Kota Medan. Ini adalah jenis
penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan objek penelitian menurut keadaan
sebenarnya pada saat penelitian berlangsung. Menggunakan data primer dan sekunder,
dilakukan melalui observasi dan wawancara.
Dalam penelitian ini digunakan rumus persentase yaitu jawaban kuesioner dibagikan,
kemudian setiap jawaban dianalisis menurut rumus persentase yaitu jumlah tanggapan dibagi
persentase. oleh nomor tetap, yaitu 100%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Masyarakat Kota Medan (JABARKAN MASYARAKAT KOTA MEDAN YG
BERLATAR BELAKANG BERBAGAI ETNIK DAN KESENIANNYA)
…………………………………………………
………………………………………………..
………………………………………………..
SIKAP KAUM MUDA PADA KESENIANNYA
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…..

UPAYA YANG DILAKUKAN


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…..
Ciri-ciri responden kompensasi adalah 50 orang (100%) selalu mengikuti
perkembangan sosial dalam segala aspek kehidupannya, terutama dengan adanya jejaring
sosial dan kemudahan dalam mencari informasi. , sehingga pembaruan masyarakat ini selalu
mengikuti perkembangan dan dampak yang akan mempengaruhi budaya asli yang telah ada,
ada dan berkembang di lingkungannya, yang telah diakui oleh masyarakat dan budaya lain
orang tua atau aktivis tentang masalah budaya kita lindungi dan lestarikan. Tidak mungkin
menghentikan perkembangan kebudayaan di era modern ini, terutama dalam masyarakat
yang dianggap muda dan tak terbendung, terutama dalam komunitas anak muda yang ingin
tahu dan ingin mengikuti kemajuan, perkembangan segala sesuatu, yang pada gilirannya
mempengaruhi perilaku dan kepribadian remaja.

Dari hasil wawancara pada SMP Negeri 6 Medan tentang budaya yang mereka
ketahui dari 8 etnis di Sumatera Utara. Lebih banyak yang mengenal dengan budaya Batak
Toba dan Melayu sekitar 80%, dan budaya lainnya seperti: budaya Karo, budaya
Mandailing, budaya Nias, budaya Sibolga, budaya dairi, budaya Simalungun sekitar 20%.
Budaya Batak Toba merupakan budaya yang sangat kaya, yang meliputi bahasa
tradisional yaitu bahasa Batak Toba dengan dialeknya, huruf Batak Toba, seni tradisional
yaitu seni teater (sigalegale), seni tari (penyu, marembas), seni musik gondang dengan
kombinasi alat-alat tradisional (uninguningan) seperti sulim, gordang, sarune, odap, taganing,
garantung, hasapi dan ogung, kain tradisional seperti ulos dengan tenunan yang berbeda dan
fungsinya seperti ulos saput . Begitu juga hasil wawancara dari SMA NEGERI 8 MEDAN
yang mana mereka mengetahui 8 etnis Sumut, tetapi mereka lebih banyak mengetahui dan
mengenal etnis Batak Toba, Melayu, Karo, Dairi, dan Mandailing, Seperti etnis Simalungun,
Sibolga, dan Nias mereka belum mengetahui tentang tari dan budaya tersebut.
Minat para pemuda untuk memperlajari budaya Sumut sangatla kurang, mereka lebih
tertarik belajar kebudayaan luar (asing). Salah satu faktor penyebab kurangnya informasi
pemuda tentang kekayaan budaya Sumut yang dimiliki masyarakat Medan. Masyarakat
Medan sebenarnya memiliki kapasitas untuk melestarikan budayanya, hanya saja mereka
kurang melestarikan kebudayaanya. Generasi muda sekarang merasa enggan untuk
mempelajari budayanya, karena kebudayaan ini bersifat tradisional, yang berbanding terbalik
dengan gaya hidup generasi muda sekarang yang lebih ke modern.
Seharusnya sikap para pemuda terhadap budayanya itu ikut melestarikan,
mengembangkan budaya yang sudah ada pada dahulunya. Agar budayanya yang ada
sekarang dapat lebih dikenal kembali oleh daerah-daerah lain, bahkan Negara lain. Dan
seharusnya juga pemuda masyarakat Sumut ikut mengembangkan kebudayaan yang ada di
Sumut tersebut, seperti budaya 8 etnis Sumut. Setidaknya mereka mengembangkan
budayanya salah satu dari 8 etnis tersebut lebih tepatnya yang ada di kota Medan tersebut
salah satunya Melayu, masyarakat Medan bisa mengembangkan kebudayaan Melayu yang
mulai dari tariannya, adat istiadatnya, bahasa dan lainnya.
a

KESIMPULAN
Masih banyak generasi muda milenial khususnya di kota Medan yang masih belum tau
mengenai budaya sendiri. Adapun generasi yang mengetahui tarian atau budaya di kota
Medan ialah mereka yang memang memiliki rasa cinta akan budaya sendiri. Hal ini
membuktikan bahwa sudah seharusnya untuk melestarikan budaya Indonesia khususnya di
kota Medan dengan cara memperkenalkan music dan tarian sehingga generasi muda secara
perlahan akan mengetahui dan timbulnya rasa cinta terhadap budaya daerah masing-masing.
Daftar Pustaka
https://nasional.sindonews.com/read/601555/15/8-budaya-indonesia-pernah-diklaim-
malaysia-dari-batik-hingga-wayang-kulit-1637100680
https://www.slideshare.net/ArlyHidayat/8-etnis-propinsi-sumatera-utara
https://terasmaluku.com/headline/2022/02/04/keterasingan-budaya-lokal-era-modernisasi/

Anda mungkin juga menyukai