Anda di halaman 1dari 8

Nasionalisme DaLam Perspektif Dalang Muda

Yuan Amukti Palupi, Sri Devi Januarifka, Halimatuz Zahro, Christi Naulitua, Nur Cholifah
Mahasiswa FISIP
Universitas Jember

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai nasionalisme melalui dalam diri
dalang muda. Mengingat rasa nasionalisme generasi muda Indonesia sudah menurun
diakibatkan adanya perkembangan teknologi serta digitalisasi yang semakin merajalela
hingga menguasai generasi muda tanpa terkendali. Dilain sisi masuknya budaya barat serta
tontonan yang tak terkendali yang akhirnya dapat menggerus rasa nasionalisme generasi
bangsa Indonesia. Dalang muda menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi lunturnya
jiwa nasionalisme generasi bangsa perlu berjuang keras dalam menanamkan rasa
nasionalisme pada generasi bangsa melalui budaya lokal yang dapat memperkuat rasa
nasionalisme. Budaya lokal yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu berupa wayang.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian ini
dapat dijelaskan bahwa penanaman rasa nasionalisme yang sudah dilakukan dalang muda
sudah maksimal akan tetapi generasi mudanya sendiri banyak yang lebih suka menonton
budaya barat. Hal ini dapat dibuktikan banyak generasi muda yang kurang minat dalam
menonton wayang . Generasi muda banyak yang lebih suka menonton budaya barat seperti
Kpop daripada wayang.

Kata kunci: Budaya wayang, Nasionalisme.Dalang Muda

PENDAHULUAN
Nasionalisme adalah paham atau ajaran cinta tanah air dan Keadaan atau
kesadaran dari calon anggota masyarakat identitas nasional, integritas,
kemakmuran dan kekuatan bersama (Nurhakim, 2019). Berbicara tentang
nasionalisme adalah berbicara membanggakan kesatuan keragaman beberapa
suku, agama, adat-istiadat dan perilaku sosial lainnya dalam satu kesatuan
dalam suatu kerangka "Persatuan dalam keragaman" adalah bagian dari apa yang
disebut negara kesatuan Di Indonesia. Menurut (Aswasulsikin, 2017; Gibson-
Robinson & Soedirdja, 1986) nasionalisme adalah suatu konsep yang bertujuan
untuk menciptakan rasa kebangsaan berdasarkan pemahaman dan rasa cinta
terhadap budaya lokal yang diketahui dan difahami.
Harus dipahami bahwa nasionalisme adalah mesin besar yang
menggerakkan dan mengawasi semua kegiatan kami dan merupakan sumber
inspirasi bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Menurut (Siswoyo, 2013),
nasionalis sejati adalah nasionalis yang nasionalismenya bukan merupakan
tiruan dari nasionalisme bangsa lain, tetapi lahir dari rasa cinta terhadap sesama
dan kemanusiaan. Selain itu, (Alfaqi, 2015; Dewantara, 2016; Purwanto, 2001)
mengatakan bahwa nasionalisme di Indonesia adalah ideologi nasional yang
mengajarkan persatuan bangsa atas keragaman agama, budaya, dan suku bangsa
untuk membentuk negara dan mempertahankan keberadaannya. Nasionalisme
Indonesia juga bukan nasionalisme sempit yang dapat mengarah pada
chauvinisme, karena ideologi Pancasila adalah ideologi terbuka sepanjang tidak
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Nilai-nilai karakter nasionalis adalah cara berpikir, bersikap dan
bertindak Menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa serta
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri sendiri
dan kelompok. Sedangkan nilai-nilai parsial nasionalisme meliputi penghargaan
terhadap budaya sendiri, pelestarian kekayaan budaya bangsa, kerelaan
berkorban, keunggulan dan kesempurnaan, cinta tanah air, perlindungan
terhadap lingkungan, ketaatan pada hukum, kedisiplinan. Menghargai
keragaman budaya, suku dan agama (Kemendikbud, 2016).
Tantangan generasi penerus bangsa Indonesia dipaparkan dalam
pemaparan Moeldoko (2016) dalam program Indonesian Lawyers Club di salah
satu stasiun televisi swasta. Ia mengingatkan generasi bangsa Indonesia bahwa
perkembangan modern telah menimbulkan ancaman baru terhadap sentimen.
Nasionalisme Indonesia, yaitu perjuangan sumber energi dan gizi (pangan dan
air). Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia sebagai salah satu negara terkaya
memiliki sumber energi dan pangan yang melimpah. Indonesia akan menjadi
rebutan di masa depan. Tantangan generasi penerus bangsa Indonesia dibahas
dalam pemaparan Moeldoko (2016) dalam program Bar Club Indonesia di
saluran TV swasta Sumber Energi dan Sumber Penghidupan (Makanan dan
Air). Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia sebagai salah satu negara terkaya
memiliki sumber energi dan pangan yang melimpah. Indonesia akan menjadi
kontroversi di masa depan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dan lunturnya rasa
nasionalisme bangsa akibat perkembangan teknologi yang sangat pesat dan
masuknya budaya barat, maka berbagai penjuru bangsa harus berupaya
semaksimal mungkin. Salah satunya adalah pengenalan nilai-nilai kebangsaan
dengan mempelajari budaya lokal sebagai langkah mengantisipasi datangnya
budaya barat yang akan merugikan budaya lokal dan mengakibatkan hilangnya
rasa cinta terhadap budaya nasional khususnya budaya lokal. Dalam hilangnya
nilai-nilai nasionalisme generasi Indonesia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan pendekatan


pendekatan kualitatif deskriptif yang diawali dengan melaksanakan analisis
data sekunder tentang gambaran terkait dengan kegiatan-kegiatan penanaman
nilai-nilai nasionalisme budaya lokal wayang pada dalang muda mahasiswa
Universitas Jember. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Nasionalisme

Nasionalisme yaitu adanya rasa bangga, memiliki, menghargai,


menghormati, serta loyalitas pada negara serta bangsa yang dipunya oleh setiap
individu serta tercermin pada perilaku dalam kehidupan sehati-hari. Rasa
Nasionalisme bisa membentuk perilaku individu generasi bangsa guna membela
negaranya, melindungi bangsanya, dengan terus melestarikan budaya
bangsanya. Secara garis besar (Aswasulasikin Aswasulasikin, Dwiningrum, &
Sumarno, 2015; Indriani, 2013; Marwati, Prihartanti, & Hertinjung, 2016), Endah
Marwati (2016) makna nasionalisme yaitu : Paham yang menempatkan
kesetiaan individu kepada Negara serta bangsa, tingginya semangat kebangsaan
yaitu semangat cinta terhadap bangsa serta tanah air, Sikap sosial serta politik
dari kelompok-kelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan.
Bangsa serta wilayah dan kesamaan cita-cita serta tujuan sehingga merasakan
adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.

“ Nasionalisme itu kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki


keanekaragaman kebudayaan ini kita harus cinta dan kita harus bangga dengan
memiliki keanekaragaman budaya yang kita miliki ini (Tama)
Bangsa Indonesia saat ini mengalami krisis nasionalisme, hal ini
ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan digitalisasi yang sangat pesat.
Perkembangan Teknologi serta penyebaran serta tingkat keterimaanya sangat
ditinggi pada semua level.masyarakat sangat mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme yang semakin luntur.; Perkembangan media sosial bisa menggerus
budaya bangsa contohnya generasi muda semakin banyak yang tidak suka
menonton wayang.

B. Bentuk Nasionalisme dalam Budaya


Kebudayaan merupakan sistem makna melalui berbagai simbol atau
gambaran mengandung Nilai-Nilai Budaya tertentu yang perlu untuk dibaca
ditangkap dan ditafsirkan untuk selanjutnya dapat dimengerti dan dipahami
oleh masyarakat serta diwariskan pada generasi penerus. Ada berbagai macam
budaya di Indonesia, salah satunya budaya seni wayang. Budaya tradisional
wayang pada hakekatnya mempunyai peran sebagai sarana komunikasi yang
tumbuh dan perkembangannya berjalan dinamis bersamaan dengan situasi dan
kondisi dari masyarakat yang mampu menunjukkan eksistensinya.
Salah satu bentuk dari seni budaya tradisional yang mampu
mengungkapkan nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat yaitu seni
pertunjukkan wayang. Dimana pesan kepada masyarakat yang sejalan dengan
nilai-nilai universal yang terdapat di masyarakat tersebut. Pesan yang
diekspresikan dalam bentuk karya seni merupakan refleksi dan sarana
komunikasi yang tepat agar membudaya di masyarakat di dalam
mengembangkan kepribadian bangsa yang didasarkan pada Nilai-Nilai Moral.
Dikarenakan nilai budaya pada wayang mempunyai peran yang sangat vital
dalam menumbuhkan dan mengembangkan kepribadian bangsa, maka lakon
yang diperankan oleh tokoh-tokoh pada cerita pertunjukkan wayang harus
mengekspresikan dan menggambarkan kehidupan masyarakat yang sebenarnya.
Yang mana masyarakat dapat terpengaruhi sikap dan perilakunya untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada kehidupan masyarakat.
Mengapa pewayangan dapat disebut sebagai salah satu bentuk
nasionalisme? Sebagaimana kita ketahui bahwa arti nasionalisme adalah
merujuk pada perasaan cinta terhadap tanah air. Bentuk cinta pada tanah air di
sini adalah dari segi seni budaya. Wayang adalah aset budaya nasional warisan
dari nenek moyang, sebuah keharusan bagi kita sebagai generasi muda generasi
penerus untuk melestarikannya. Dalam pewayangan sendiri, ada dua seni yakni
seni rupa dan Eni drama. Seni rupa merujuk pada perwujudan wayang itu
sendiri, seperti wayang kulit. Sementara seni drama ditujukan pada cerita yang
dibawakan sang dalang. Budaya dalam pewayangan yakni dapat dilihat dari
penggunaan bahasa Jawa kuno. Wayang biasanya mengangkat cerita Ramayana
dan Mahabharata. Nilai nasionalisme dalam pewayangan juga dapat kita temui
pada perwatakan tokoh dalam cerita pun juga amanat yang ingin disampaikan
sang dalang.

C. Pemaknaan Nasionalisme
Mahasiswa memiliki peran besar dalam pembentukan nasionalisme
bangsa Indonesia yang lahir atas dasar kesadaran bersama melawan
kolonialisme. Terdapat fakta menarik mengenai nasionalisme bangsa Indonesia.
Pertama, nasionalisme dilatarbelakangi oleh keinginan merdeka dari penjajahan.
Kedua, pemuda memiliki andil besar dalam menumbuhkan nasionalisme
bangsa. Ketiga, pemaknaan nasionalisme bangsa Indonesia berbeda dari masa ke
masa. Dan untuk masa sekarang sudah seharusnya generasi muda khususnya
mahasiswa dapat menjunjung tinggi nilai nasionalisme bangsa.
Sebagian masyarakat memandang bahwa nasionalisme mahasiswa telah
pudar. Mahasiswa yang dianggap masyarakat sebagai poros bangsa belum
memberikan makna nasionalisme. Sebagian mahasiswa kini terjebak dalam
perilaku negatif. Tawuran antarmahasiswa semakin merebak. Gaya hidup
hedonis mahasiswa berkembang luas akibat pengaruh globalisasi dan gejolak
psikologis usia remaja. Fakta-fakta yang menunjukkan lunturnya nasionalisme
menjadi tantangan Indonesia.
Mahasiswa sebagai penerus bangsa seharusnya bisa lebih memaknai
nasionalisme terhadap perasaan cinta kepada bangsa yang diwujudkan dalam
tindakan membela negara sesuai dengan bidang keahlian. Kekhasan pemaknaan
nasionalisme ialah didasari kesadaran diri sendiri berdasarkan pengalaman dan
keahlian khusus yang dimilikinya. Selain itu nasionalisme juga dimaknai dengan
tindakan berkontribusi untuk bangsa, sekecil apapun. Karena nasionalisme
merupakan bentuk dari rasa cinta kepada bangsa, dan sudah seharusnya
dimiliki oleh setiap warga.
Nasionalisme bisa dipelajari dari bidang apa saja, seperti dalam bidang
budaya Indonesia. Dengan adanya budaya barat, generasi muda saat ini mudah
terpengaruh bahkan seringkali melupakan budayanya sendiri. Namun berbeda
dengan salah satu mahasiswa Universitas Jember Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Program Studi D3 Usaha Perjalanan Wisata, yang masih menjunjung
tinggi nilai nasionalisme khususnya di bidang budaya. Mahasiswa tersebut
bernama Tama yang merupakan seorang dalang muda.
Tama sendiri menjelaskan bahwa dengan mempelajari kebudayaan
tersebut dapat meningkatkan nilai nasionalisme yang ada pada dirinya.
Kebudayaan di Indonesia sangat bermacam-macam dan setiap daerah juga
berbeda-beda kebudayaannya, dengan mempelajarinya beliau bisa mengukur
jati diri bangsa Indonesia sendiri. Setelah beliau mempelajari kebudayaan,
terdapat perubahan nyata yang dialaminya, seperti: lebih menghargai pendapat
orang lain dan menghargai karya-karya yang orang lain ciptakan.
Alasan penting menjunjung tinggi nilai nasionalisme ialah mahasiswa
harus mempunyai rasa bangga dan rasa cinta terhadap tanah air yang memiliki
keanekaragaman yang tidak dimiliki oleh negara lainnya. Supaya mendapat nilai
tersendiri dari negara lain, seperti nilai positif yang diberikan kepada Indonesia
karena telah menjunjung nilai nasionalisme. Dengan mengimplementasikan nilai
nasionalisme, tentu akan mendapatkan dampak yang lebih baik lagi sebagai
penerus bangsa.
D. Strategi Nasionalisme
Di era globalisasi ini banyak anak muda yang tidak memahami budaya
Indonesia sendiri sehingga menyebabkan berkurangnya rasa nasionalisme.
Strategi yang tepat dalam upaya menarik generasi muda untuk mau belajar
nasionalisme kebudayaan itu adalah dengan mengemas sesuai era dan jaman
sekarang yang sudah modern. Era ini generasi muda sudah sangat melek
terhadap teknologi. Jadi langkah yang tepat untuk mempromosikan wayang
sebagai bentuk kebudayaan adalah menggunakan teknologi seperti platform
atau media digital. Mas Tama, dalang muda ini mempromosikan wayang melalui
media sosial Instagram. Selain itu, menurutnya, dalam proses pengenalan dan
pengembangan bagi generasi muda juga dibutuhkan peran penting dari 3
elemen. Yang pertama dari sang seniman itu sendiri, yang kedua masyarakat dan
yang ketiga dukungan dari pemerintah. Jika tiga elemen ini bersatu besar
potensi untuk kembali menguatkan eksistensi pewayangan di Indonesia.
Di samping itu, dari sisi internal wayang sendiri juga diperlukan adanya
pembaharuan karena dinilai dapat meningkatkan minat para anak muda
terhadap wayang. Salah satu hal yang menjadi tantangan dalam
mempertahankan wayang sebagai warisan budaya, yakni dari segi kebahasaan.
Cerita pewayangan seringkali menggunakan bahasa Jawa kuno yang pada era
ini tidak banyak orang yang mengerti. Oleh karena itu, seorang dalang harus
cermat dan selektif dalam memilih bahasa cerita yang digunakan agar dapat
mudah dipahami. Selain itu, juga dibutuhkan edukasi untuk mengenalkan
bahasa Jawa kuno, bahasa yang digunakan dalam pewayangan agar bahasa
tersebut tidak punah tergerus kemajuan zaman.

KESIMPULAN
Nasionalisme yaitu adanya rasa bangga, memiliki, menghargai,
menghormati, serta loyalitas pada negara serta bangsa yang dipunya oleh setiap
individu serta tercermin pada perilaku dalam kehidupan sehati-hari. Bangsa
Indonesia saat ini mengalami krisis nasionalisme, hal ini ditimbulkan dari
perkembangan teknologi dan digitalisasi yang sangat pesat. Salah satu bentuk
perwujudan dari rasa nasionalisme ialah melestarikan budaya di Indonesia.
Salah satu seni budaya tradisional yang mampu mengungkapkan nilai-nilai
kehidupan dalam bermasyarakat yaitu seni pertunjukkan wayang. Wayang
adalah aset budaya nasional warisan dari nenek moyang, sebuah keharusan bagi
kita sebagai generasi muda generasi penerus untuk melestarikannya.
Mahasiswa memiliki peran besar dalam pembentukan nasionalisme bangsa
Indonesia yang lahir atas dasar kesadaran bersama melawan kolonialisme.
Sebagian masyarakat memandang bahwa nasionalisme mahasiswa telah pudar.
Mahasiswa sebagai penerus bangsa seharusnya bisa lebih memaknai
nasionalisme terhadap perasaan cinta kepada bangsa yang diwujudkan dalam
tindakan membela negara sesuai dengan bidang keahlian. Nasionalisme bisa
dipelajari dari bidang apa saja, seperti dalam bidang budaya Indonesia. Alasan
penting menjunjung tinggi nilai nasionalisme ialah mahasiswa harus
mempunyai rasa bangga dan rasa cinta terhadap tanah air yang memiliki
keanekaragaman yang tidak dimiliki oleh negara lainnya.

REFERENSI
Muhammad Zulfa Alfaruqy, Achmad Mujab Masykur. (2017). Memaknai
Nasionalisme. Universitas Diponegoro.

Aswasulasikin, S. P. (2020). PENANAMAN NILAI NASIONALIS MELALUI


PEMBELAJARAN BUDAYA LOKAL SASAK DI SEKOLAH DASAR. Jurnal Didika:
Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar, 63-76.

R. Jatinurcahyo, Yulianto. (2021). Menelusuri Nilai Budaya yang Terkandung dalam


Pertunjukan Tradisonal Wayang. Jurnal Pariwisata dan Budaya. Volume 12, Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai