Anda di halaman 1dari 13

LITERASI

Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari
ISSN: 2085-0344 (Print)
ISSN: 2503-1864 (Online)
Journal homepage: www.ejournal.almaata.ac.id/literasi
Journal Email: literasi_stia@yahoo.com

Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha


Melalui Living Values Education Program (LVEP)
An-Nisa Apriani1, Indah Perdana Sari2
PGSD Universitas Alma Ata Yogyakarta
Email: annisa.apriani@almaata.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang cara menguatkan karakter nasionalisme
generasi alpha di era digital melalui Living Values Education Program (LVEP). Metode penelitian
yang digunakan yaitu penelitian studi kepustakaan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian
yaitu data sekunder yang berupa buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan
sumber lain yang relevan. Teknik analisis data dalam penelitian meliputi organize, synthesize,
dan identify. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai LVEP yang mencakup nilai
kerjasama, kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahan hati, cinta, kedamaian, penghargaan,
tanggung jawab, kesederhanaan, toleransi,dan persatuan memiliki relevansi yang kuat dalam
penanaman karakter nasionalisme generasi alpha di era digital. Aktivitas nilai-nilai LVEP yang
meliputi kegiatan berimajinasi, berdialog, berkomunikasi, refleksi, berkreasi, menyatakan diri
lewat seni, membuat tulisan, dan bermain dengan nilai-nilai yang diajarkan dapat dijadikan
sebagai program inovatif dan kreatif dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk penguatan
karakter nasionalisme anak-anak generasi alpha di era digital darisajian informasi dan budaya
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Kata kunci:nasionalisme, generasi alpha, living values education program

Abstrak
This study attempts to discuss how to strengthen character nationalism generation alpha in
the digital era through living values education program (LVEP). Methods used in the research is
literature available study (library research) .Data in the research is secondary data in the form
of scientific books, scientific journals, and other relevant sources. Data analysis technique in
this research consist of three steps, organize, synthesize, and identify. The result of this research
indicates that LVEP values which includes the value of cooperation, freedom, happiness, honesty,
humility, love, peace, respect, responsibility, simplicity, tolerance, and the association of having
relevant in the planting of strong character nationalism generation alpha in the digital era .
The values activities of LVEP which includes activities of reflection, imaging, engaging in
dialogue, communicating, creating, making of script, proclaiming in self through art, and playing
with values that taught can be used as the innovative programs and creative in learning process
which is intended to strengthen the nationalism character on child especially Alpha generation
in the era of digital that provides information and culture which is not in accordance with the
values of pancasila (5 foundationals philosophhical.theory of Indonesian state).

Keywords: nationalism, alpha generation, living values education program

LITERASI, Volume XI, No. 2 2020 67


An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha

PENDAHULUAN Nasionalisme bangsa Indonesia melahirkan


Globalisasi adalah keterkaitan dan ideologi negara, yaitu Pancasila. Ideologi
ketergantungan antar bangsa dan antarmanusia Pancasila terdapat lima prinsip nilai yang
di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, bersifat dasar dan menjadi ajaran pokok yang
perjalanan, budaya, dan bentuk-bentuk interaksi digunakan sebagai pedoman bagi seluruh warga
yang lain sehingga batas-batas suatunegara bangsa Indonesia, baik dalam tataran individu
menjadi semakin sempit.1Banyak kalangan maupun kelompok.
menyadari bahwa globalisasi membawa Menghadapi dunia digital dengan budaya
beberapa dampak positif, diantaranya lebih dan karakteristik generasi millennial saat
canggihnya komunikasi, transportasi yang lebih ini, nasionalisme terhadap bangsa Indonesia
cepat dan lain-lain. Namun, globalisasi juga menemui tantangan yang paling berat.Memasuki
membawa beberapa dampak negatif. Globalisasi kemajuan teknologi yang begitu kuat, akhirnya
mengakibatkan banyaknya budaya yang masuk nasionalisme harus menghadapi tantangan
dan menyebabkan berbagai masalah di negeri zaman. Menurut Zulkifli, tantangan pertama
ini, misalnya menurunnya rasa cinta budaya yakni kemajuan teknologi, komunikasi, dan
dan nasionalisme generasi muda. Senada informasi. Akibatnya, kebudayaan mulai
dengan pendapat tersebut, Hendrastomo, G. bergeser dan nasionalisme generasi bangsa
menambahkan bahwa paham nasionalisme semakin menurun di era digital.Tantangan
semakin terkikis oleh paham globalisme di era selanjutnya adalah globalisasi yang sangat
modern.2 berpengaruh pada kehidupan sosial budaya
Nasionalisme adalah perasaan satu suatu bangsa. Bebasnya budaya asing yang
sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh masuk ke Indonesia, akibatnya mengubah
warga yang ada dalam masyarakat. Ketua pergeseran jiwa kebangsaan masyarakat
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR Indonesia. 5Dengan demikian, generasi muda
RI), Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa saat ini harus bisa memahami dan mengerti
nasionalisme menjadi alat perjuangan, semacam tentang arti nasionalisme di era digital agar bisa
pilar untuk membangun pondasi dan merajut membawa dampak positif bagi bangsa.
kebhinekaan seiring dengan rezim yang Generasi bangsa saat ini rentan akan
dilewati bangsa Indonesia.3 Sikap nasionalisme hilangnya perasaan dan perilaku Nasionalisme
mencakup cinta tanah air, rela berkorban sebagaimana yang dilakukan oleh generasi
demi bangsa, menghargai jasa para pahlawan, bangsa sebelumnya. Sikap hormat dan bangga
mengutamakan kepentingan orang banyak, serta keinginan untuk meneladani pahlawan
membina persatuan dan kesatuan, bangga pada pendahulu bangsa bukan lagi menjadi motivasi
budayayang beragam, bangga sebagai bangsa generasi muda saat ini dalam menghadapi
Indonesia, toleransi terhadap perbedaan, cinta perkembangan zaman. 6 Bahkan, kondisi
terhadap lingkungan, dan berkerja sama. 4
“Analisis Muatan Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Buku
1
M. Irsyad Musa.“Dampak Pengaruh Globalisasi Teks KTSP PKn Kelas 3 SDELEMENTARY SCHOOL
Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia”. Jurnal Pesona (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an), 4(2).
Dasar, 3(3).no.3 (2015): 2. 2017: 65.
2
Grendi Hendrastomo. “Nasionalisme vs 5
Anne Rufaidah. “Menyongsong Tantangan
Globalisasi ‘Hilangnya’Semangat Kebangsaan dalam Nasionalisme di Era Digital.” Diunduh pada tanggal
Peradaban Modern.” DIMENSIA, no.1 (2005): 1. 20 Agustus 2019. Dari https://kemahasiswaan.itb.ac.id/
3
Anne Rufaidah. “Menyongsong Tantangan welcome/tampil_berita/107/menyongsong-tantangan-
Nasionalisme di Era Digital.” Diunduh pada tanggal nasionalisme-di-era-digital.
20 Agustus 2019. Dari https://kemahasiswaan.itb.ac.id/ 6
Anonim. “Nasionalisme di Era Digital.”Diunduh
welcome/tampil_berita/107/menyongsong-tantangan- pada tanggal 28 Agustus 2019. Dari http://www.
nasionalisme-di-era-digital. tribunnews.com/nasional/2016/03/29/nasionalisme-era-
4
An-Nisa Apriani dan Yusinta Dwi Ariyani. digital.

68 LITERASI, Volume XI, No. 2 2020


Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari

nasionalisme generasi muda Indonesia di dan kemampuan berkomunikasi langsung


era digital mencerminkan degradasi moral. rendah.8
Hal tersebut di tunjukkan dengan berita- Karakter nasionalisme perlu dibentuk
berita di media massa yang menunjukkan sejak usia dini dengan tujuan pembangunan
perilaku generasi muda saat ini semakin tidak generasi alpha sebagai sumber daya manusia
menunjukkan lima prinsip nilai dasar pancasila. Indonesia yang memiliki akhlak mulia,
Pudarnya nasionalisme di Indonesia saat ini berkompeten, dan berkualitas. Penanaman
dapat dilihat dari adanya kasus kekerasan sikap nasionalisme wajib ditanamkan sejak
yang ditemukan sepanjang tahun 2016 seperti usia dini agar karakter tersebut lebih melekat
intoleransi, radikalisme, terorisme, dan pada saat mereka beranjak dewasa. Orang tua
separatisme, adanya fakta bahwa ada 5,1 juta dan guru harus membangun jiwa kebangsaan
pengguna narkoba dan 15.000 orang meninggal yang kuat dan semangat kepahlawanan kepada
setiap tahun, meningkatnya pornografi dan anak-anak Indonesia agar kelak mereka saat
cyber crime sepanjang tahun 2011-2015, serta memimpin bangsa tidak mudah dipecah belah
krisis kepribadian bangsa dan melemahnya oleh kemajuan teknologi.9 Dengan demikian
kehidupan berbangsa dan bernegara.7 Kasus- dunia pendidikan dipandang memiliki peran
kasus tersebut semakin mencemaskan dan yang strategis dalam penguatan karakter
mengakibatkan perilaku dan kebiasaan anak- nasionalisme.
anak sekarang berlawanan dari norma, nilai, Penanaman dan penguatan karakter
dan budaya Bangsa. nasionalisme dapat dilakukan melalui pendidikan
Kondisi nasionalisme generasi muda di sekolah karena sekolah adalah dasar yang
yang rendah dan buruk dapat berakibat pada kuat dan penting dalam menumbuhkan
kehancuran bangsa di masa depan. Lingkungan norma, kebiasaan dan keyakinan, sehingga
pendidikan memegang kunci utama penanaman terbentuk karakter yang kuat untuk menghadapi
karakter nasionalisme peserta didik. Lingkungan kehidupan yang dinamis dan beragam. Peran
keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bekerja guru sangat penting dalam membangun karakter
sama untuk membangun karakter nasionalisme nasionalisme dengan cara penanaman nilai
generasi masa kini dan masa depan yang disebut kasih sayang, nilai keteladanan, perilaku positif,
generasi alpha. Generasi alpha adalah anak- moralitas, dan nilai-nilai kebhinnekaan.10 Guru
anak yang lahir setelah tahun 2010. Generasi merupakan sumber daya manusia yang di
alpha lahir dari bapak ibu generasi milenial. harapkan untuk menanamkan dan menguatkan
Generasi alpha merupakan generasi yang paling kara kter nasionalisme pada generasi alphadalam
sering bersosialisasi dengan internet. Generasi pembelajaran.
yang paling dekat dengan teknologi digital Arifudin, I. S menjelaskan bahwa guru
dan generasi paling cerdas dibanding generasi- memiliki peran dalam menanamkan nilai
generasi sebelumnya. Namun, fasilitas dan karakter pada diri siswa dengan kondisi
teknologi yang lengkap dan canggih membuat
mereka menjadi generasi yang memiliki daya 8
Sigit Purnomo. “Pengasuhan Digital Untuk Anak
juang paling rendah, memiliki kekurangan, Generasi Alpha.” Al Hikmah Procedings Islamic Early
Childhood Education, 1(4). (2018): 493.
seperti bossy, dominan, suka mengatur; tak suka 9
An-Nisa Apriani dan Yusinta Dwi Ariyani.
berbagi; tidak mau mengikuti aturan; teknologi “Analisis Muatan Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Buku
menjadi bagian dari hidup mereka, dan tidak Teks KTSP PKn Kelas 3 SD.”Elementary School (Jurnal
akan mengetahui dunia tanpa jejaring sosial; Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an), 4(2). (2017):
174.
7
Arie Budhiman. “Gerakan Penguatan Pendidikan 10
Kemendikbud Republik Indonesia. “Kajian
Karakter.”Diunduh pada tanggal 24 Agustus 2019. dan Pedoman Penguatan PendidikanKarakter (PPK).”
Dari cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/ content/ (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
download/44. Republik Indonesia, 2017).

LITERASI, Volume XI, No. 2 2020 69


An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha

suasana kelas yang kondusif, nyaman dan METODE PENELITIAN


menyenangkan.Guru memiliki peran penting Jenis penelitian yang digunakan adalah
dalam mengembangkan pendidikan karakter penelitan kepustakaan dengan pendekatan
karena guru adalah agen peradaban dan memiliki deskriptif kualitatif. Penelitian kepustakaan
peran utama dalam pembelajaran. 11 Guru yaitu serangkaian penelitian yang berkenaan
diharapkan lebih kreatif, inovatif, dan adaptif dengan data-data atau bahan-bahan yang
dalam penggunaan strategi pembelajaran berasal dari perpustakaan baik berupa buku,
penanaman karakter yang menekankan pada ensklopedi, kamus, jurnal, dokumen, majalah
moral knowing, moral feeling dan moral dan lain sebagainya.14Khatibah menambahkan
action dalam pembelajaran. Salah satu strategi bahwa penelitian kepustakaan tidak hanya
pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu mengumpulkan, membaca dan mencatat literatur.
Living Values Education Program(LVEP). Penelitian kepustakaan perlu memperhatikan
LVEP adalah program pendidikan beberapa langkah seperti metode penelitian
yang membantu anak-anak dan remaja untuk dalam rangka mengumpulkan data, membaca
menggali serta mengembangkan dua belas nilai- dan mengolah bahan pustaka serta data yang
nilai universal seperti kerjasama, kebebasan, harus dipersiapkan dalam penelitian tersebut
kebahagiaan, kejujuran, kerendahan hati, yang bertujuan mempermudah peneliti dalam
cinta, kedamaian, penghargaan, tanggung memperoleh data.15
jawab, ksederhanaan, toleransi, dan persatuan Sumber data penelitian adalah sumber
sehingga nilai-nilai tersebut akan menjadi data sekunder. Sumber data sekunder yaitu
pembiasaan dalam kehidupan pribadi dan bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan
masyarakat luas serta menjadikan nilai-nilai seorang penulis. Analisis data dalam kajian
tersebut bagian hidup mereka.12 Selanjutnya, pustaka ini adalah analisis isi yaitu pembahasan
keunggulan dari LVEP ini sudah diteliti oleh mendalam terhadap isi informasi baik tertulis
Apriani, A., Sari, I. P., & Suwandi, I. K. maupun tercetak. Data dalam penelitian
yang menunjukkan bahwa penerapan model kepustakaan berupa hasil-hasil penelitian
LVEP dalam pembelajaran tematik mampu seperti buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, laporan
meningkatkan karakter nasionalisme siswa penelitian, dan sumber lain yang relevan.16
SD.13 Penulis meyakini bahwa LVEP menjadi Teknik analisis data dalam penelitian
program unggulan penguatan pendidikan meliputi tiga tahap yaitu organize, synthesize,
karakter khususnya nilai nasionalisme bagi anak- dan identify. Pertama, tahap organize yaitu
anak generasi alpha dalam pendidikan formal mengorganisasikan literatur-literatur yang
sekolah. Penelitian ini bertujuan memaparkan digunakan. Literatur yang akan digunakan
tentang cara menguatkan karakter nasionalisme direview terlebih dahulu agar relevan dengan
generasi alpha di era digital melalui Living permasalahan. Penulis mencari ide, tujuan, dan
Values Education Program (LVEP). simpulan dari beberapa literatur dimulai dari
membaca abstrak, pendahuluan, metode, dan
11
Iman Syahid Arifudin. “Peranan Guru Terhadap pembahasan. Kedua, tahap synthesize yaitu
Pendidikan Karakter Siswa Di Kelas V Sdn 1 Siluman.” menyatukan hasil organisasi literatur menjadi
Pedadidaktika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
suatu ringkasan agar menjadi satu kesatuan
Dasar, 2(2), 175-186. (2015): 184.
12
Diane Tillman, Living Values Activities For
Children Ages 8-14(Jakarta: Gamedia, 2004). 14
Nursapia Harahap. “Penelitian Kepustakaan.”
13
An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari, dan Intan Jurnal Iqra’, 5(01), 68-73. (2014): 68.
Kurniasari Suwandi. “Pengaruh Living Values Education 15
Khatibah Khatibah. “Penelitian kepustakaan.”
Program (LVEP) Terhadap Penanaman Karakter Iqra’: Jurnal Perpustakaan dan Informasi, 5(01), (2011):
Nasionalisme Siswa SD Dalam Pembelajaran Tematik.” 39.
Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, no 2 16
Sukmadinata, Metode penelitian(Bandung: PT
(2017): 102. Remaja Rosda Karya, 2011).

70 LITERASI, Volume XI, No. 2 2020


Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari

yang padu dan utuh dengan cara mencari mengembangkan ranah afektif. Pendidikan
hubungan antar literatur. Ketiga, identify yaitu nkarakter penting untuk ditanamkan pada anak
mengidentifikasi isu-isu kontroversi dalam usia sekolah dasar karena bertujuan membentuk
literatur. Isu kontroversi adalah isu yang pribadi siswa yang memiliki nilai-nilai luhur
dianggap sangat penting untuk dianalisis dengan bangsa dan menjadi warga negara yang baik.
tujuan mendapatkan suatu tulisan yang menarik Kunci keberhasilan pelaksanaan
untuk dibaca. penguatan pendidikan karakter dalam kurikulum
2013 terletak pada Tri Pusat Pendidikan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan
Penguatan Pendidikan Karakter masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan
Definisi Penguatan Pendidikan Karakter basis pertama pendidikan karakter bagi anak.
Sekolah merupakan lembaga formal Lingkungan sekolah memiliki peran yang
pendidikan yang memiliki tugas untuk strategis dalam pembentukan manusia yang
menanamkan nilai karakter bagi generasi berkarakter. Di sekolah, guru adalah tokoh
penerus bangsa. Sekolah dapat melaksanakan utama yang diharapkan mampu mendidik
penguatan pendidikan karakter sesuai intruksi peserta didik menjadi manusia yang berbudaya
dari pemerintah melalui Gerakan Revolusi dan bermoral.19Guru memiliki peran penting
Mental. Upaya-upaya penguatan terhadap dalam mengembangkan pendidikan karakter
pendidikan karakter, juga sudah lama dilakukan karena guru adalah agen peradaban dan memiliki
pemerintah, diantaranya dengan melakukan peran utama dalam pembelajaran. Guru harus
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa berkomitmen untuk mengembangkan karakter
Tahun 2010 yang kemudian dilajutkan dengan siswa. Selanjutnya, hal yang paling penting
program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam penanaman karakter yaitu guru harus
pada tahun2016. Hal ini sesuai dengan salah berkarakter baik karena guru adalah teladan
satu butir Nawacita melalui Gerakan Revolusi utama bagi siswa.20 Lingkungan masyarakat
Mental yang dimaklumatkan presiden Joko juga memiliki peran penting dan sangat
Widodo.17 mempengaruhi watak dan karakter manusia.
Gerakan PPK menjadikan pendidikan Pendidikan dalam masyarakat memberikan
karakter sebagai inti pendidikan nasional dampak yang lebih luas. 21 Lingkungan
sehingga pendidikan karakter menjadi masyarakat berkontribusi dalam menanamkan
fokus dalam pelaksanaan pendidikan dasar dan memperkuat nilai-nilai karakter yang baik
dan menengah. Pendidikan karakter pada serta mencegah nilai-nilai buruk.
tingkat pendidikan dasar mendapatkan porsi Berdasarkan ulasan di atas, penguatan
yang lebih besar dibandingkan pendidikan pendidikan karakter adalah ruh utama dalam
yang mengajarkan pengetahuan (transfer of pendidikan nasional yang bertujuan memcetak
knowledge).18 Penguatan pendidikan karakter generasi muda yang cerdas dan berkarakter.
menempatkan karakter sebagai dimensi terdalam Keberhasilan penguatan pendidikan karakter
atau sebagai inti pendidikan nasional.Pendidikan
karakter merupakan aspek penting dalam
19
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsespsi
dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan(Jakarta:
17
Yetri Hasan dan Rijjal Firdaos. “Penguatan Prenada Media Grup, 2015).
Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pada Sekolah 20
Putri Rachmadyanti. “Penguatan Pendidikan
Menengah Pertama Negeri (SMPN) Di Kabupaten Tulang Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar melalui Kearifan
Bawang Provinsi Lampung.”Al-Tadzkiyyah: Jurnal Lokal.”Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3(2), (2017):
Pendidikan Islam, 8(2), (2018): 268. 208-209.
18
Kemendikbud Republik Indonesia. “Kajian 21
Nasirudin. “Peran Keluarga, Sekolah, dan
dan Pedoman Penguatan PendidikanKarakter (PPK).” Masyarakat Dalam Pendidikan Karakter Generasi Muda
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bangsa.” Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas
Republik Indonesia, 2017). Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, no 1 (2017): 324.

LITERASI, Volume XI, No. 2 2020 71


An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha

ditentukan oleh tiga lingkungan yaitu keluarga, karakter sejak usia dini diharapkan anak-
sekolah, dan masyarakat. Ketiga lingkungan anak mampu membedakan baik buruk dan
pendidikan memiliki peran yang penting dan benar salah suatu tindakan/perilaku sehingga
pokok dalam penanaman dan pengembangan mereka mampu mengaplikasikan nilai tersebut
karakter anak sehingga harus terlibat kerja dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai
sama yang mendukung agar tujuan penguatan dalam pendidikan moral yaitu Nasionalisme.
pendidikan karakter tercapai. Penanaman sikap nasionalisme penting sekali
diajarkan sejak usia sekolah dasar. Karakter
Lima Nilai Karakter Prioritas PPK nasionalisme merupakan penilaian sikap dan
Terdapat lima nilai karakter utama yang tingkah laku peserta didik yang merujuk pada
bersumber dari Pancasila, nilai nilai karakter loyalitas dan pengabdian terhadap bangsa dan
yang menjadi prioritas dalam gerakan PPK; negaranya.23
yaitu religius, nasionalisme, integritas, mandiri Nasionalisme bangsa Indonesia
dan gotongroyong. (1) Religius menunjukkan melahirkan ideologi negara, yaitu Pancasila.
keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Nasionalisme digunakan sebagai alat pemersatu
(2) Nasionalisme menempatkan kepentingan adalah nasionalisme berlandaskan nilai-nilai
bangsa dan negara di atas kepentingan diri Pancasila, yaitu perilaku yang mentauladani
dan kelompoknya, (3) Integritas menempatkan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
dirinya sebagai orang yang selalu dapat permusyawaratan, dan keadilan. 24 Karakter
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan nasionalisme berdasarkan nilai-nilai Pancasila
pekerjaan, (4) Mandiri mencerminkan pada akan mewujudkan nasionalisme yang baik,
perilaku tidak bergantung pada orang lain dan yaitu mencintai bangsa sendiri tetapi masih
menggunakan tenaga, pikiran, waktu untuk menghargai bangsa lain. Sikap nasionalisme
mencapai sebuah harapan, mimpi, dan cita- mencakup cinta tanah air, menghargai jasa
cita, dan (5) Gotong royong menunjukkan para pahlawan, rela berkorban demi negara,
pada perilaku semangat kerja sama dalam mengutamakan kepentingan umum, membina
menyelesaikan masalah bersama. Semua nila persatuan dan kesatuan, bangga pada budaya
karakter saling berinteraksi satu sama lain agar yang beragam (multikultural), bangga sebagai
nilai karakter berkembang secara dinamis dan warga negara Indonesia, sikap toleransi terhadap
membentuk keutuhan pribadi.22 keragaman, cinta terhadap lingkungan, dan
Kelima nilai karakter utama tersebut saling berkerja sama.25
melengkapi dan mendukung secara dinamis Berdasarkan ulasan tersebut, karakter
dalam membentuk pribadi yang berakhlak nasionalisme harus ditanamkan kepada anak
mulia baik vertikal maupun horisontal. Salah sebagai generasi muda sejak usia dini sehingga
satu karakter utama yang perlu ditingkatkan di nilai-nilai tersebut lebih mudah terinternalisasi
era globalisasi yang semakin mencekam dan dan menjadi kebiasaan positif dalam kehidupan
mengakibatkan berbagai kriminal sehingga sehari-hari anak. Nasionalisme yang sebaiknya
terjadi krisis moral generasi muda terhadap ditanamkan kepada generasi muda yaitu
bangsanya adalah karakter nasionalisme. 23
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran
Sejarah(Yogyakarta: Ombak, 2011).
Karakter Nasionalisme 24
Miftahuddin. “Nasionalisme Indonesia:
Pendidikan karakter penting ditanamkan Nasionalisme Pancasila.”Mozaik: JurnalIlmu-ilmu Sosial
sejak usia dini. Dengan diberikan pendidikan dan Humaniora, 4, 120.(2008): 1.
25
An-Nisa Apriani dan Yusinta Dwi Ariyani.
22
Kemendikbud Republik Indonesia. “Kajian “Analisis Muatan Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Buku
dan Pedoman Penguatan PendidikanKarakter (PPK).” Teks KTSP PKn Kelas 3 SD.”ELEMENTARY SCHOOL
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an), no 2
Republik Indonesia, 2017). (2017): 65.

72 LITERASI, Volume XI, No. 2 2020


Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari

nasionalisme nusantara yang berlandaskan gayabelajar hingga hubungan sosial.28 Dengan


nilai-nilai Pancasila sehingga terwujudnya sikap demikian,lingkungan keluarga, sekolah, dan
dan perilaku yang positif. masyarakat memiliki peranan penting dalam
mendidik anak yang berkarakter baik.
Generasi Alpha Anak-anak yang dibesarkan di era
Menurut McCrindle, generasi alpha kemajuan teknologi mengakibatkan mereka
adalah istilah khusus untuk kategori orang-orang memiliki sikap lebih pragmatis, materialistis,
yang lahir pada tahun 2010 dan setelahnya. berpikir praktis, kurang memperhatikan
Mereka akan bermain, belajar, dan berinteraksi nilai, dan lebih egois di banding generasi-
dengan teknik baru.26 Mereka dilahirkan di generasi sebelumnya. Oleh karena itu, mereka
era digital, perangkat teknologi berada pada perlu mendapatkan bekal penguatan karakter
tingkat kecerdasan yang tinggi, lingkungan nasionalisme untuk menghadapi era digital
fisik dan digital saling terhubung dan berkaitan yang menyajikan informasi dan budaya yang
menjadi satu. Ketika mereka tumbuh dewasa, tidak sesuai dengan nilai-nilai Indonesia. Trilogi
teknologi menjadi bagian hidup mereka dan pendidikan yakni lingkungan keluarga, sekolah,
akan membentuk pengetahuan, pengalaman, dan masyarakat wajib memberikan penguatan
sikap, perilaku dan impian mereka terhadap pendidikan karakter untuk membentengi
dunia. generasi alpha terhadap dampak negatif dari
Gen Alpha merupakan anak-anak perkembangan teknologi.
yang lahir dari generasi millenial, mereka Mendidik generasi alpha perlu
sangat akrab dengan internet sepanjang masa, memperhatikan beberapa hal yaitu mengikuti
tumbuh berinteraksi dengan ragam teknologi perkembangan teknologi informasi, mengasah
(kecerdasan buatan) dan robot layaknya kemampuan sosial, ajak anak untuk aktif
manusia. 27Generasi Alpha adalah generasi bergerak, membekali nilai moral, dan mencegah
muda yang tidak bisa lepas dari gadget, kecanduan teknologi. Salah satu yang dasar
kurang bersosialisasi, kurang daya kreativitas, dalam menjalani kehidupan yang serba
dan bersikap individualis. Generasi Alpha canggih adalah penanaman dan penguatan nilai
menginginkan hal-hal yang instan dan kurang nasionalisme. Bekali anak-anak dengan nilai-
menghargai proses. Keasyikan mereka dengan nilai nasionalisme sehingga mereka tertanam
gadget membuat mereka jauh dari kehidupan nilai-nilai positif dan mampu memilah mana
secara sosial. yang baik dan mana yang buruk berdasarkan
Istiqomatunnisa, N., Kuswandi, D., & konten-konten digital yang mereka dapatkan.
Toenlioe, A. J. menambahkan bahwa generasi
tersebut lebih dikenal dengan Digital Native Living Values Education Program (LVEP)
Nitizen lahir dan berkembang di era Internet. LVEP adalah program pendidikan yang
Anak-anak yang tumbuh pada generasi menyediakan kesempatan bagi anak-anak dan
Alpha dalam kesehariannya tidak lepas dari remaja untuk menggali serta mengembangkan
penggunaan gadget, sehingga mempengaruhi dua belas nilai-nilai universal: kerjasama,
mereka dalam aktifitas sehari-hari seperti kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, kerendahan
h a t i , c i n t a , k e d a m a i a n , p e n g h a rg a a n ,
tanggung jawab, ksederhanaan, toleransi,dan
26
Erfan Gazali. “Pesantren Di Antara Generasi
Alpha Dan Tantangan Dunia Pendidikan Era Revolusi Nurul Istiqomatunnisa, Dedi Kuswandi, dan
28

Industri 4.0.”Oasis: Jurnal Ilmiah Kajian Islam, no 2 Anselmus JE Toenlioe. “Aplikasi Android Al-Amtsal
(2018): 96. (Kisah Teladan) Sebagai Media Pembelajaran Mengenal
27
An Ras Tri Astuti, dkk. “Tantangan Parenting Kisah Al-Quran Dengan Cerita Animasi Bagi Anak
dalam Mewujudkan Moderasi Islam Anak.” Jurnal Al- Generasi Alpha.”Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan,
Maiyyah, no 2. (2018): 309. no 1 (2018)

LITERASI, Volume XI, No. 2 2020 73


An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha

persatuan. 29 Kegiatan pembelajaran yang yang masih labil sehingga perlu ada program
dikemas dalam program pendidikan Living penguatan karakter dari lingkungan sekolah
Values, mencakup aktivitas-aktivitas nilai. sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya
Aktivitas tersebut tidak hanya mengajak orang tua dan masyarakat. Tanggung jawab
anak mempelajari nilai tetapi mengalami dan penguatan karakter bagi siswa di lingkungan SD
menjadikan nilai-nilai tersebut bagian dalam dibebani pada guru kelas. Guru kelas memiliki
hidup mereka. Dengan demikian, mereka tidak peran yang besar dalam penguatan karakter
hanya membawa nilai-nilai ke dalam kehidupan siswa SD. Guru kelas memiliki waktu yang
pribadi melainkan ke dalam masyarakat luas. lebih banyak dengan siswa dari awal hingga
Aktivitas nilai dalam LVEP meliputi akhir pembelajaran.
aktivitas komunikasi, refleksi, imajinasi, Guru kelas harus inovatif dan kreatif
relaksasi, ekspresi seni, pengembangan diri, dalam pemilihan dan penggunaan suatu strategi
ketermapilan sosial, dan kesadaran kognitif penguatan karakter yang bermakna baik dari
tentang keadilan sosial. Aktivitas pendidikan aspek moral knowing, moral feeling, dan moral
Living Values yang lain berupa kegiatan artistik, acting. Banyak pilihan strategi pembelajaran
lagu, tarian permainan dan diskusi dengan yang bisa digunakan guru kelas, tapi salah satu
tujuan memancing pikiran, menyenangkan, strategi pembelajaranyang mampu memperkuat
membantu siswa mengeksplorasi dampak karakter anak dalam pembelajaran tematik
dari berbagai sikap dan perilaku. 30 LVEP sesuai dengan kurikulum yang digunakan baik
memiliki tiga asumsi dasar yaitu (a) Nilai-nilai KTSP maupun kurikulum 2013 adalah LVEP.
universal mengajarkan prinsip penghargaan Strategi tersebut dirancang untuk mengajak
dan kehormatan untuk semua manusia. (b) anak-anak berefleksi, berimajinasi, berdialog,
Setiap Peserta didik memperhatikan nilai-nilai berkomunikasi, berkreasi, membuat tulisan, dan
dan belajar dengan positif. (c) Peserta didik bermain dengan nilai-nilai kehidupan.32Dengan
belajar berdasarkan nilai dalam lingkungan kata lain, proses penguatan karakter melalui
positif dengan sikap saling menghargai dan LVEP maka keterampilan anak akan berkembang
kasih sayang.31 seperti keterampilan komunikasi, berpikir
Berdasarkan uraian di atas, nilai- kritis, pribadi, sosial, dan emosional. LVEP
nilai universal dalam program pendidikan memiliki sejumlah tujuan yaitu (a) Membantu
Living Valuesmengajarkan penghargaan dan individu memikirkan dan merefleksikan
kehormatan untuk setiap orang dan semua orang. nilai-nilai yang beragam sehingga mampu
Sehingga mereka tidak sekedar mempelajari mengekspresikan nilai-nilai tersebut. (b)
nilai-nilai tersebut namun mengalami dan Memperdalam pemahaman, motivasi, dan
menghayati nilai-nilai kehidupan dalam tanggung jawab dalam menentukan pilihan
keseluruhan hidupnya sehingga dapat pribadi dan sosial. (c) Menginspirasi individu
meningkatkan keberadaan bagi individu sebagai dalam memilih nilai-nilai pribadi, sosial, dan
anggota masyarakat. spiritual serta menyadari metode-metode
dalam memperdalam nilai. (d) Mendorong para
Penguatan Karakter dengan Living Values pendidik untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
Education Program (LVEP) perkembangan.33
Karakter siswa SD bersifat dinamis, LVEP sebagai upaya perbaikan kualitas
kadang baik kadang buruk. Hal tersebut pendidikan nilai dalam pendidikan Indonesia,
dikarenakan siswa SD memiliki karakter panduan mendidik anak-anak, dan upaya
dalam pembentukan generasi muda yang
29
Diane Tillman, Living Values Activities For
Children Ages 8-14 (Jakarta: Gamedia, 2004).
30
Ibid., hlm. xiv-xv. Ibid., hlm. xiii.
32

31
Ibid., hlm. xiii-xiv. Ibid., hlm.x.
33

74 LITERASI, Volume XI, No. 2 2020


Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari

berkarakter, berbudi pekerti luhur, cerdas, Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi


kreatif dan berakhlaq mulia. Aplikasi LVEP Alpha dengan Living Values Education
sebagai penguatan pendidikan karakter dapat Programdi Era Digital
dilaksanakan melalui integrasi dalam bidang Generasi Alpha merupakan generasi
studi maupun pembelajaran tematik. Integrasi yang lahir di era digital yang dikelilingi
dalam kegiatan pembelajaran tematik dilakukan kemajuan teknologi. Apabila pendidikan
melalui integrasi nilai-nilai hidup dalam materi, anak-anak tidak diimbangi dengan penanaman
metode, media, sumber belajar dan penilaian. karakter sejak usia dinimaka berakibat
Selain itu, integrasi dalam kegiatan pembelajaran sangat fatal, karena dapat mengakibatkan
dan ekstrakurikuler mampu membangun pertumbuhan individualis pada anak serta
berbagai nilai-nilai hidup. Integrasi LVEP pertumbuhan motoris dan emosional yang tidak
dalam pembelajaran memberikan efek yang maksimal.36Tantangan terbesar bagi generasi
signifikan pada perilaku dan sikap tertentu yang alpha seiring dengan kemajuan teknologi adalah
terkait dengan kecerdasan pribadi (intrapersonal pembekalan pendidikan karakter sejak usia dini.
dan interpersonal) pada siswa SD. 34LVEP PPK merupakan salah satu perantara untuk
juga dapat dilakukan melalui pembelajaran melakukan pembenahan secara menyeluruh
sastra anak. LVEP dalam pembelajaran sastra terhadap Pendidikan karakter. PPK bertujuan
anak mampu meningkatkan hasil belajar dan memperkuat Kurikukum 2013 yang sudah
implementasi nilai-nilai budi pekerti anak memuat pendidikan karakter itu. Dalam
(menaati ajaran agama, tanggung jawab, cinta penerapannya, dilakukan sedikit inovasi agar
dan kasih sayang, dan kerja sama.35 praktik pembelajaran tematik memiliki muatan
Berdasarkan ulasan tersebut,LVEP dapat pendidikan karakter.Salah satu nilai karakter
membantu menanamkan dan memperkuat utama yang menjadi prioritas pengembangan
karakter pada anakdengan integrasi nilai-nilai gerakan PPK yaitu nasionalisme.
hidup dalam bidang studi maupun pembelajaran Penguatan karakter nasionalisme bagi
tematik. Strategi LVEP tidak hanya membantu anak perlu dilakukan sejak usia dini. Apriani,
anak mengetahui dan memahami nilai tetapi A. N., & Ariyani, Y. D. menambahkan bahwa
mampu merasakan dan mengaplikasikan penanaman sikap nasionalisme penting sekali
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan pribadi diajarkan sejak usia dini agar lebih melekat
dan masyarakat luas. LVEP juga berupaya saat mereka dewasa.37Karakter nasionalisme
memperbaiki kualitas pendidikan nilai di perlu ditanamkan sedini mungkin untuk
Indonesia sehingga terwujudnya generasi muda mendukung pembangunan sumber daya manusia
yang cerdas, trampil, dan berkarakter baik. Indonesia yang berkualitas. Penanaman karakter
nasionalisme dapat dilakukan di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat secara
konsisten. Penanaman karakter nasionalisme
melalui sekolah sangatlah penting karena
34
Dhiah Intan Permataputri. “Penerapan Living sekolah menjadi penghubung antara orang tua
Values Education Program (LVEP) Di Ra Tiara
Chandra, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta.”Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 36
Marissa Indrayana, Hendro Aryanto, dan
10 Tahun ke-5 (2016).Di unduh pada tanggal 29 Agustus Aniendya Christianna. “Perancangan Buku Interaktif
2019. Darihttp://www.e-jurnal.com/2017/05/penerapan- Pembelajaran Pengembangan Karakter Pada Generasi
living-values-education.html Alpha.”Jurnal DKV Adiwarna, no 12 (2018):
35
Muhammad Arafik. 2010. Living Values 37
An-Nisa Apriani dan Yusinta Dwi Ariyani.
Education Program dalam pembelajaran sastraanak “Analisis Muatan Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Buku
untuk meningkatkan nilai-nilaibudi pekerti siswa SD. Teks KTSP PKn Kelas 3 SD.”Elementary School (Jurnal
Tesis, tidakditerbitkan. Yogyakarta: ProgramPascasarjana Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an), no 2 (2017):
Universitas NegeriYogyakarta. 174.

LITERASI, Volume XI, No. 2 2020 75


An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha

dan masyarakat dalam menguatkan pendidikan. menyatakan diri lewat seni, dan bermain dengan
Penanaman karakter nasionalisme tersebut nilai-nilai yang diajarkan. Dalam prosesnya
dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran akan berkembang keterampilan pribadi, sosial,
maupun diluar kegiatan pembelajaran. dan emosional. Berikut uraian tentang aktivitas-
Pembelajaran yang kental dengan karakter aktivitas LVEP yang membantu guru dalam
nasionalisme dibutuhkan strategi pembelajaran proses menguatkan karakter nasionalisme
yang menanamkan nilai-nilai moral yang generasi alpha dalam pembelajaran.40
universal untuk semua orang tidak melihat
suku, agama, dan budaya. Salah satu strategi Butir-butir Refleksi
pembelajaran yang dapat digunakan adalah Butir-butir refleksi diletakkan di awal
LVEP. Strategi tersebut dapat diintegrasikan unit nilai dan dibaurkan dalam pembelajaran
dalam pembelajaran tematik. LVEP yang tematik. Butir-butir tersebut mendefinisikan
diintegrasikan dalam pembelajaran tematik nilai-nilai dan memberikan konsep abstrak
berpengaruh positif dalam menanamkan untuk direnungkan. Misal, butir refleksi dalam
subkarakter nasionalisme dalam pembelajaran unit toleransi adalah: tolerani berarti menerima
tematik: tanggung jawab, toleransi, kerja sama, keindahan perbedaan. Guru bisa menambahkan
persatuan, cinta, penghargaan, dan kedamaian.38 paribahasa sesuai budaya daerah setempat. Para
Penggunaan LVEP dalam pembelajaran siswa juga bisa membuat butir-butir refleksi
mampu memberikan pengalaman langsung sendiri sesuai kemampuan mereka.
sebagai dasar untuk memahami sub karakter
nasionalisme yang abstrak sehingga mereka Berimajinasi
mudah memahami tentang pentingnya Berimajinasi berarti membayangkan
karakter nasionalisme secara langsung dalam sebuah nilai untuk berbagi pengalaman
kehidupan sehari-hari. Penggunaan LVEP mereka dan membuat gambar sesuai unit
dalam pembelajaran tematik juga mampu nilai. Berimajinasi bermanfaat memancing
membantu siswa memahami konsep materi kreativitas semua siswa. Imajinasi membantu
dan sub karakter nasionalisme secara holistik. mereka mengalami sendiri nilai tersebit dan
Pembelajaran tematik dengan LVEP juga menghasilkan ide yang mereka miliki.
menjadikan pembelajaran lebih kreatif, variatif,
inovatif, dan menyenangkan dengan berbagai Refleksi
kegiatan dan siswa memahami sub karakter Refleksi berarti merenungkan sebuah nilai
nasionalisme secara mendalam dalam jangka dalam kondisi hening. Latihan ini dirancang
waktu lama.39 membnatu siswa menikmati “perasaan” dari
Aktivitas-aktivitas yang ada di LVEP nilai-nilai terseut. Latihan tersebut juga terbukti
dirancang untuk memotivasi siswa dan membantu siswa lebih puas diri dan lebih
mengajak mereka untuk memikirkan diri berkonsentrasi saat belajar.
sendiri, orang lain, dan dunia. Para siswa
diajak untuk berefleksi, berimajinasi, berdialog, Ekspresi Seni
berkomunikasi, berkreasi, membuat tulisan, Ekspresi seni mendorong anak berefleksi
tentang nilai dan mengalami nilai tersebut
38
Diane Tillman, Living Values Activities For
melalui kesenian. Misal, mereka membuat
Children Ages 8-14 (Jakarta: Gamedia, 2004). poster kedamaian, gambar pelangi yang
39
An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari, dan Intan mencerminkan bahwa toleransi itu indah dan
Kurniasari Suwandi. “Pengaruh Living Values Education damai, membuat pohon sikap, membuat kata-
Program (LVEP) Terhadap Penanaman Karakter kata damai dan menempelkan karya senin di
Nasionalisme Siswa SD Dalam Pembelajaran Tematik.”
Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, no 2
(2017): 102. 40 Ibid.,hlm. xiv-xvii.

76 LITERASI, Volume XI, No. 2 2020


Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari

dinding atau menarikan kerja sama, dan melukis dari persatuan dan bekerj sama dalam tugas
cinta dan kebahagiaan. bersama.
Berdasarkan ulasan tersebut, Living Values
Pengembangan Diri EducationProgram dapat diterapkan sebagai
Aktivitas pengembangan diri mengajak program unggulan dalam penguatan pendidikan
siswa untuk mengeksplorasi nilai dalam karakter bagi anak-anak generasi alpha dalam
kaitannya dengan diri mereka sendiri dan proses pembelajaran baik terintegrasi dalam
membangun keterampilan yang berkaitan bidang studi maupun tematik. LVEP mencakup
dengan nilai. Misal, siswa melihat sifat baik diri aktivitas-aktivitas nilai yang dirancang untuk
sendiri dan orang lain. Ajak anak merenungkan mengajak generasi alpha untuk memikirkan
perasaan mereka ketika mereka berlaku jujur. diri sendiri, orang lain dan dunia. Aktivitas-
Guru bisa membacakan sebuah kisah yang aktivitas tersebut mengajak anak-anak generasi
berkaitan dengan nilai dan ajak siswa untuk digital untuk mendalami, mengalami, dan
diskusi terkait dengan nilai tersebut. mengeksplorasitentang sikap nasionalisme
dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta
Keterampilan Sosial didik memperoleh pengalaman langsung
Guru mengajarkan dan mencontohkan yang bermakna. Pengalaman tersebut yang
keterampilan penyelesain konflik. Dalam unit membuat anak-anak generas alpha memperoleh
kedamaian, siswa ditugaskan menjadi pengawas beragam keterampilan sosia yang berguna
kedamaian di tempat bermain saat istirahat. dalam menghadapi era digital.
Dalam unit cinta, siswa mengeksplorasi cara-
cara menggunakan kata-kata untuk orang KESIMPULAN
lain. Dalam unit penghargaan, siswa-siswa Berdasarkan kajian pustaka di atas
memeriksa cara halus dan kurang halus yang bahwa generasi Alpha dalam kesehariannya
menunjukkan menghargai dan menghina. tidak lepas dari penggunaan gadget, sehingga
mempengaruhi mereka dalam aktifitas sehari-
Kesadaran kognitif tentang Keadilan Sosial hari seperti gaya belajar, hubungan social,
Para siswa didorong untuk melihat akibat dan karakter. Untuk itu lingkungan keluarga,
tindakan mereka pada orang lain dan bagaimana sekolah, dan masyarakat memiliki peranan
mereka bisa membuat perbedaan. Misal, dalam penting dalam mendidik generasi alpha.
unit nilai kejujuran: siswa membuat drama Prioritas utama dalam pendidikan bagi generasi
singkat tentang kejujuran kemudia mereka bisa alpha adalah penguatan karakter. Salah satu
melihat pengaruh ketidakjujuran pada hidup nilai karakter yang penting di tanamkan bagi
orang lain dan guru bisa mengajukan pertanyaan generasi alpha di era digital adalah penguatan
pada siswa tentang perasaan mereka. nilai nasionalisme.
Salah satu strategi pembelajaran yang
Mengembangkan keterampilan untuk dapat digunakan adalah Living Values Education
kerukunan sosial Program (LVEP). LVEP menawarkan berbagai
Unit toleransi, kesederhanaan, dan pengalaman aktivitas nilai agar generasi alpha
persatuan merupakan elemen tanggung jawab mampu menggali dan mengembangkan nilai-
sosial yang menarik dan menyenangkan. nilai kehidupan di era teknologi canggih, yakni:
Menggunakan warna pelangi sebagai analogi, kedamaian, penghargaan, cinta, toleransi,
anak bisa mengeksplorasi berbagai macam kebahagiaan, tanggung jawab, kerjasama,
suku dan budaya di Indonesia. Dalam kerendahan hati, kejujuran, kesederhanaan,
unit kesederhanaan, siswa diajak untuk kebebasan, dan persatuan. Melalui LVEP,
melestarikan dan menghargai bumi kita. Para mereka tertanam nilai-nilai positif dan mampu
siswa bisa mengeksplorasi hal-hal positif memilah baik buruknya sesuatu berdasarkan

LITERASI, Volume XI, No. 2 2020 77


An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha

konten-konten digital yang mereka dapatkan. Arafik, Muhammad. 2010. Living Values
Secara keseluruhan, bahwa LVEP yang Education Program dalam pembelajaran
mencakup aktivitas refleksi, berimajinasi, sastraanak untuk meningkatkan
berdialog, berkomunikasi, berkreasi, membuat nilai-nilaibudi pekerti siswa SD.
tulisan, menyatakan diri lewat seni, dan Tesis, tidakditerbitkan. Yogyakarta:
bermain dengan nilai-nilai yang diajarkan dapat ProgramPascasarjana Universitas
dijadikan metode inovatif dalam penguatan NegeriYogyakarta.
karakter nasionalisme generasi alpha di era Arifudin, Iman Syahid. “Peranan Guru Terhadap
digital. Pendidikan Karakter Siswa Di Kelas V
LVEP memiliki manfaat yang tak terbatas Sdn 1 Siluman.” Pedadidaktika: Jurnal
khususnya dalam penguatan pendidikan Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
karakter naisonalisme khusus generasi alpha no 2 (2015).
yang hidup di era digital. Oleh karena itu, Budhiman, Arie. “Gerakan Penguatan Pendidikan
guru perlu menerapkan metode LVEP dalam Karakter.”Diunduh pada tanggal 24
pembelajaran baik tematik maupun bidang Agustus 2019. Dari cerdasberkarakter.
studi untuk menguatkan karakter nasionalisme kemdikbud.go.id/ content/download/44.
generasi alpha. Selanjutnya, LVEP dapat Dhiah Intan Permataputri. “Penerapan Living
dijadikan salah satu kebijakan yang bisa Values Education Program (LVEP) Di
digunakan oleh kepala sekolah maupun pejabat Ra Tiara Chandra, Kecamatan Sewon,
pendidikan setempat guna membangun generasi Kabupaten Bantul, Yogyakarta.” Jurnal
emas Indonesia yang berkarakter nasionalisme Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 10
di era digital. Tahun ke-5 (2016). Di unduh pada tanggal
29 Agustus 2019. Darihttp://www.e-
DAFTAR PUSTAKA jurnal.com/2017/05/penerapan-living-
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. values-education.html
Yogyakarta: Ombak, 2011. Gazali, Erfan. “Pesantren Di Antara Generasi
Anonim. “Nasionalisme di Era Digital.” Alpha Dan Tantangan Dunia Pendidikan
Diunduh pada tanggal 28 Agustus Era Revolusi Industri 4.0.”Oasis: Jurnal
2019. Dari http://www.tribunnews.com/ Ilmiah Kajian Islam, no 2 (2018).
nasional/2016/03/29/nasionalisme-era- Harahap, Nursapia. “Penelitian Kepustakaan.”
digital. Jurnal Iqra’, no 1 (2014).
An Ras Tri Astuti, dkk. “Tantangan Parenting Hasan, Yetri dan Firdaos,Rijjal. “Penguatan
dalam Mewujudkan Moderasi Islam Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
Anak.” Jurnal Al-Maiyyah, no 2 (2018). Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri
Apriani, An-NisadanYusinta Dwi Ariyani. (SMPN) Di Kabupaten Tulang Bawang
“Analisis Muatan Nilai-Nilai Provinsi Lampung.”Al-Tadzkiyyah:
Nasionalisme Pada Buku Teks KTSP Jurnal Pendidikan Islam, no 2 (2018).
PKn Kelas 3 SDELEMENTARY SCHOOL Hendrastomo, Grendi. “Nasionalisme vs
(Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Globalisasi ‘Hilangnya’Semangat
Ke-SD-an), no 2 (2017). Kebangsaan dalam Peradaban Modern.”
Apriani, An-Nisa, Indah Perdana Sari, dan DIMENSIA, no.1 (2005).
Intan Kurniasari Suwandi. “Pengaruh Indrayana, Marissa, Aryanto, Hendro,dan
Living Values Education Program Christianna, Aniendya. “Perancangan
(LVEP) Terhadap Penanaman Karakter Buku Interaktif Pembelajaran
Nasionalisme Siswa SD Dalam Pengembangan Karakter Pada Generasi
Pembelajaran Tematik.” Taman Cendekia: Alpha”. Jurnal DKV Adiwarna, 1(12),
Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, no 2 (2017). 10. (2018).

78 LITERASI, Volume XI, No. 2 2020


Penguatan Karakter Nasionalisme Generasi Alpha An-Nisa Apriani, Indah Perdana Sari

Istiqomatunnisa, Nurul, Kuswandi, Dedi, Nasirudin. “Peran Keluarga, Sekolah, dan


danAnselmus JE Toenlioe. “Aplikasi Masyarakat Dalam Pendidikan Karakter
Android Al-Amtsal (Kisah Teladan) Generasi Muda Bangsa.” Prosiding
Sebagai Media Pembelajaran Mengenal Seminar Nasional Tahunan Fakultas
Kisah Al-Quran Dengan Cerita Animasi Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan,
Bagi Anak Generasi Alpha.” Jurnal no 1 (2017).
Kajian Teknologi Pendidikan, no 1 Purnomo, Sigit. “Pengasuhan Digital Untuk
(2018). Anak Generasi Alpha.” Al Hikmah
Kemendikbud Republik Indonesia, 2016. Kajian Procedings on Islamic Early Childhood
dan Pedoman Penguatan Pendidikan Educatiion, no 4 (2018).
Karakter (PPK). Jakarta: Kementerian Rachmadyanti, Putri. “Penguatan Pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar
Indonesia. melalui Kearifan Lokal.” Jurnal
Kemendikbud Republik Indonesia, 2017. Kajian Pendidikan Sekolah Dasar, no 2 (2017).
dan Pedoman Penguatan Pendidikan Rufaidah, Anne. “Menyongsong Tantangan
Karakter (PPK). Jakarta: Kementerian Nasionalisme di Era Digital.” Diunduh
Pendidikan dan Kebudayaan Republik pada tanggal 20 Agustus 2019. Dari https://
Indonesia. kemahasiswaan.itb.ac.id/welcome/
Khatibah, Khatibah. “Penelitian kepustakaan.” tampil_berita/107/menyongsong-
Iqra’: Jurnal Perpustakaan dan Informasi, tantangan-nasionalisme-di-era-digital.
no 1 (2011). Sukmadinata, N. S, Metode penelitian. Bandung:
Miftahuddin. “Nasionalisme Indonesia: PT Remaja Rosda Karya, 2011.
Nasionalisme Pancasila.” Mozaik: Tillman, Diane. Living Values Activities For
JurnalIlmu-ilmu Sosial dan Humaniora, Children Ages 8-14. Jakarta: Gamedia,
4, 120. (2008). 2004.
Nurhaidah Musa, M. Insya. “Dampak Pengaruh Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter:
Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Konsespsi dan Aplikasinya dalam
Indonesia”. Jurnal Pesona Dasar, no.3 Lembaga Pendidikan. Jakarta: Prenada
(2015). Media Grup, 2015.

LITERASI, Volume XI, No. 2 2020 79

Anda mungkin juga menyukai