Anda di halaman 1dari 4

Notulen Diskusi

Mata kuliah : Nasionalisme Indonesia

Tema : Nasionalisme dan Pembangunan Nasional

Tanggal : 16 April 2021

Media : Grup WA

Penyaji : kelompok 5

Moderator : Agnes Maria Cantika (200711640091) / kelompok 6

Peserta : Mahasiswa HKn offering C

Jumlah : 38 orang

 Catatan Diskusi
- Pertanyaan 1:
Linda Dwi Hardianti (200711640069)
Mengapa masih kuatnya budaya lokal tradisional seperti budaya paternalistik,
budaya
patriarkhi, dan budaya ketergantungan juga menjadi salah satu faktor lemahnya
ketahanan budaya bangsa Indonesia?
Jawaban:
Saya Faatihah Salsabilia Sya'bana (200711640157)
Budaya lokal tradisional menjadi salah satu faktor lemahnya ketahanan budaya
bangsa Indonesia dikarenakan banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia
dan menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini sangat
mengkhawatirkan karena apabila nilai-nilai kebudayaan hilang dan tidak
teraktualisasi, masyarakat maupun generasi muda akan kehilangan fondasi etik
dan landasan fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang akan
berujung terpecah belah persatuan bangsa. Oleh karena itu, wacana kebudayaan,
khususnya terkait nilai-nilai luhur harus terus disuarakan untuk menangkal
pengaruh eksternal negatif yang salah satunya dapat dilakukan dengan cara
melestarikan, memajukan, dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan nusantara,
serta menginternalisasinya di masyarakat khususnya generasi muda.
- Pertanyaan 2:
Mei Lantika Trianingsih (200711640082)
Bagaimana menjalankan pembangunan nasional di tengah masyarakat yang
multikultural di era modern saat ini?
Jawaban:
Millatul Kiftiyah 200711640085
Dalam menjalankan pembangunan nasional bisa dengan memberikan Penguatan
terhadap pendidikan, misalnya dengan memperbaiki sistem dan mengefektifkan
kegiatan belajar, akan menambah keberhasilan dalam membangun masyarakat
multikultural. Disisi lain, penguatan pada masyarakat multikultural, yaitu dengan
mengelola potensi yang dimiliki secara benar, akan menambah keberhasilan
fungsi dan peran pendidikan umumnya. Implikasinya, dilakukannya penguatan
pada kedua sisi secara simultan akan memberi hasil yang optimal, baik dari sisi
peran pendidikan maupun pembangunan masyarakat multikultural sendiri.
Adapun perekat pendidikan yang dipakai ialah pembangunan karakter dan
semangat kebangsaan atau nation and character building (NCB). Kemudian untuk
menciptakan masyarakat madani, yaitu suatu masyarakat yang berperadaban yang
menjunjung tingggi nilai-nilai kemanusiaan, yang sadar akan hak dan
kewajibannya, demokratis, bertanggung jawab, berdisiplin, mnenguasai sumber
informsi dalam bidang iptek dan seni, budaya dan agama, Hal ini berarti bahwa
sistem pendidikan nasional merupakan subsistem dari pembangunan nasional.
Tanggapan:
Galang Putra Nusantara
Jadi sosio budaya kita itu sampai saat ini masih menganut budaya" patriarki,
paternalistik, dsb. Ini harus kita rubah agar nasionalisme kita mjd lebih baik,
sebenarnya budaya ini kan berasal dari dulu sekali ya dan menurut saya ini bukan
menjadi faktor utama lemahnya ketahanan budaya,, mindset kitalah yang menjadi
faktor mengapa budaya" asing masuk dan menjadikan masyarakat memiliki
kebiasaan" jelek tsb. Mungkin disinilah perlu peran kita semua, agar sosialisme
Indonesia ini benar" terwujud agar budaya seperti patriarki ini hilang. Pancasila
menjadi dasar kita semua dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara
ini untuk mencapai terjadinya nasionalisme yang kuat, jangan jadikan pancasila
hanya retorika saja.
- Pertanyaan 3:
Aurellya Azizatul Hasanah (200711640081)
Bagaimana cara yang tepat untuk menghidupkan jiwa nasionalisme pada bidang
Politik dan pemerintahan? Sedangkan jika melihat kondisi saat ini sering terjadi
konflik antar partai yang mana hal tersebut bertentangan dengan konsep
nasionalisme.
Jawaban:
Umul inayah 200711640095
Cara untuk menghidupkan jiwa nasionalisme pada bidang politik dan
pemerintahan adalah dengan mengembangkan sikap saling menghormati, saling
menghargai, mengutamakan kerukunan hidup bersama, berjuang bersama untuk
membangun kesejehtaraan bersama secara jujur, agar mampu membangun
kekuatan politik dan pemerintahan yang tidak mudah di adu domba dan
dimonopoli oleh Negara lain.
Tanggapan:
Muhammad Sulthon Pratama 200711640098
Nasionalisme dalam bidang politik dan pemerintahan juga bisa dilakukan dengan
ikut aktif dalam pelaksanaan pemilu, menggunakan hak suaranya, berusaha
mencari tahu sosok yang dipilih saat pemilihan baik di tingkat kabupaten sampai
presiden itu juga termasuk bentuk nasionalisme.
Sanggahan:
Galang Putra Nusantara
Menurut saya jawaban yang disampaikan @Umul HKn C sudah sangat bagus
tetapi pada akhirnya itu menjadi retorika belaka, pada akhirnya mereka di politik
tetap akan konflik berkepentingan karena mereka ini tidak sadar bahwa mereka
satu bangsa dan satu negara serta satu tujuan. Disinilah yang salah dengan parpol"
yang ada, mereka berebut kepentingan hingga lupa akan semua itu. Ketika
mindset itu tidak ada dalam diri mereka ya pada akhirnya percuma saja kita
menggaungkan toleransi, jujur, dsb tsb karena ya ga akan terwujud tanpa adanya
kesadaran dirinya. Bicara masalah politik dan nasionalisme tentu tidak akan ada
habisnya dan pasti akan bersumber pada diri mereka pribadi, jadi ya harus dari
pribadi dulu yang dirubah baru politik dan pemerintahan akan berubah.

Anda mungkin juga menyukai