Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

DIBUAT DAN DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN PENGAMPU : Drs. Yoserizal, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 1

1. Hania Mukhrima (2010932046)

2. Heru Kurniawan (2010942005)

3. M. Zaky Almazidan (2010933025)

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
PEMBAHASAN

1. Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila


Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, nilai pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan bermasyarakat sejak
sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu sistem nilai.
Sejak zaman dahulu, wilayah nusantara mempunyai nilai yang dipegang teguh
oleh masyarakat, contohnya :
1 Percaya kepada Tuhan dan toleran
2 Gotong royong
3 Musyawarah
4 Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang telah menjadi
kesepakatan sejak adanya negara ini dan telah diimplementasikan sejak lama,
bahkan sebelum berdirinya Indonesia. Pancasila sejatinya merupakan jati diri
dan kepribadian bangsa Indonesia sehingga perlu ditanamkan dan diperkuat
dalam benak dan sanubari dari setiap warga negara Indonesia. Pendidikan
pancasila sebenarnya telah diajarkan sejak dini, mulai dari pendidikan dasar
hingga perguruan tinggi, agar generasi muda dapat mengembangkan diri dan
mewujudkan cita – cita bangsa sesuai dengan kaidah pancasila yang sudah ada.
Selain itu, pancasila dapat diwujudkan melalui nilai – nilai dan jiwa kompeten
yang sesuai dengan bidang studi masing – masing.
Nilai pancasila berdasarkan teori kausalitas yang diperkenalkan
Notonagoro (kausa materialis, kausa formalis, kausa efisien, kausa finalis)
merupakan penyebab lahirnya negara kebangsaan Republik Indonesia,
penyimpangan nilai – nilai pancasila dapat berakibat terancamnya
kelangsungan negara.
Permasalahan di negeri yang menunjukkan pentingnya mata kuliah
pendidikan pancasila :
• Masalah Kesadaran Perpajakan
Uang dari pajak menjadi tulang punggung pembiayaan
pembangunan. Banyak kekayaannya yang disembunyikan,
banyak warga negara yang belum terdaftar sebagai wajib pajak,
tidak membayar pajak tetapi ikut menikmati fasilitas yang
disediakan pemerintah.
• Masalah Korupsi
Masih ditemukan adanya perilaku pejabat publik yang kurang
sesuai dengan standar nilai atau moral pancasila.
• Masalah Lingkungan
Banyaknya kasus pembakaran hutan, perambahan hutan menjadi
lahan pertanian, banyaknya sampah, polusi yang diakibatkan
pabrik, kendaraan yang banyak dan beralihnya hutan Indonesia
menjadi perkebunan.
• Masalah Disintegrasi Bangsa
Terkikisnya rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan fenomena
primordialisme.
• Masalah Dekadensi Moral
Fenomena materialisme, pragmatisme, dan hedonisme makin
menggejala dalam kehidupan bermasyarakat. Paham tersebut
mengikis moralitas dan akhlak masyarakat, khususnya generasi
muda. Fenomena dekadensi moral terekspresikan dan
tersosialisasikan lewat tayangan berbagai media massa.
• Masalah Narkoba
Indonesia strategis dalam pemasaran obat – obatan terlarang.
Sanksi yang diberikan kurang tegas sehingga tidak menimbulkan
efek jera.
• Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan
Penegakan hukum ditentukan oleh eksadaran hukum masyarakat
dan profesionalitas aparatur penegak hukum.
• Masalah Terorisme
Para teroris melakukan kekerasan kepada orang lain dengan
melawan hukum dan mengatasnamakan agama. Asumsi lahirnya
terorisme disebabkan oleh himpitan ekonomi, rendahnya tingkat
pendidikan, pemahaman keagamaan yang kurang komprehensif
terkadang membuat mereka mudah dipengaruhi oleh keyakinan
ekstrim.
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka pendidikan pancasila
sangat penting untuk diajarkan pada berbagai jenjang pendidikan, khususnya di
perguruan tinggi.
Urgensi pendidikan pancasila di perguruan tinggi :
• Agar mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri dan
agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam
berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari – hari dengan
berlandaskan nilai – nilai pancasila.
• Dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga
menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk jalan
(leitstar).
• Bagi mahasiswa agae tidak terpengaruh oleh paham – paham asing
yang negatif
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara
resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, serta diundangkan dalam Berita Republik Indonesia
tahun II Nomor 7 bersama – sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Konsep dan urgensi pancasila di era globalisasi seperti saat sekarang
ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan revolusi
industri 4.0, memberikan dampak terhadap keberlangsungan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Khususnya bagi para generasi muda Indonesia.
Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa dampak terhadap
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat terlebih para generasi muda.
Teknologi yang canggih dapat diibaratkan sebagai sebuah mata pisau, apabila
dimanfaatkan dengan baik, maka akan memberikan hasil yang baik begitu pula
sebaiknya. Namun, pada realitanya teknologi di Indonesia masih banyak yang
memberikan dampak kurang baik dan bahkan dapat mengancam kehidupan
sosial.
2. Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila
Pendidikan pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter
manusia yang profesional dan bermoral. Karena perubahan dan infiltrasi budaya
asing yang bertubi – tubi mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi
dlam masalah pengetahuan dan teknologi, melainkan aliran dalam berbagai
kehidupan bangsa. Pendidikan pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak
tercerabur dari akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa dan menjadi
pembeda antara satu bangsa dan bangsa lainnya.
Pendidikan pancasila diharapkan dapat memperkokoh modalitas
akademik mahasiswa dalam berperan serta membangun pemahaman
masyarakat, antara lain :
• Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri
• Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang
• Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas)
nasional
• Kesadaan pentingnya norma dan pergaulan
• Kesadaran pentingnya kesehatan mental bangsa
• Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum
• Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi pancasila
Apabila kesadaran tidak direalisasikan maka akan melanda
permasalahan pada negara, yaitu musnahnya suatu bangsa yaitu the end of the
nation – state. Punahnya suatu negara karena empat “I” yaitu industri, investasi,
individu, dan informasi

3. Sumber Historis, Sosiologis, Yuridis, dan Politik Pendidikan Pancasila


➢ Sumber Historis
Masuknya Jepang di Indonesia berjalan dengan mulus dan mendapat
sambutan gembira dari bangsa Indonesia, karena perlakuan Jepang yang
ramah. Ketika rakyat Indonesia diperbolehkan mengibarkan bendera
merah putih dan mengumandangkan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Dirumuskannya pancasila sebagai dasar negara tidak terlepas dari
adanya janji dari Pemerintah Jepang di Tokyo yang disampaikan oleh
Perdana Menteri Koiso dihadapan Parlemen Jepang tanggal 7
September 1944. Dalam perkembangannya, hadiah kemerdekaan yang
dijanjikan jepang tidak dilandasi kesungguhan untuk memberikan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, tapi hanya tipu muslihat
pemerintah Jepang.
Presiden Soekarno pernah mengatakan “Jangan sekali – kali
meninggalkan sejarah”. Pernyataan ini dapat dimaknai bahwa sejarah
mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa
dengan lebih bijaksana di masa depan. Sejalan dengan seorang filsuf
Yunani bernama Cicero mengungkapkan Historia Vitae Magistra yang
bermakna “Sejarah Memberikan Kearifan”. Implikasinya, pengayaan
materi perkuliahan pancasila melalui pendekatan historis adalah amat
penting dan tidak boleh dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan
bangsa dikemudian hari. Implikasi dari pendekatan historis adalah
meningkatkan motivasi kejuangan bangsa dan meningkatkan motivasi
belajar dalam menguasai IPTEKS sesuai prodi masing – masing.

➢ Sumber Sosiologis
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia.
Didalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola
kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat,
disamping juga mengkaji masalah – masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Soekanto (1982:19) menegaskan
bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu
dan tempat memiliki nilai – nilai yang tertentu.
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai – nilai kenegaraan
dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila – sila pancasila bukan
hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar
bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai – nilai kultural yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis
para pendiri negara (Kaelan, 2000:13).

➢ Sumber Yuridis
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum dan salah satu cirinya
atau istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu pemerintahan berdasarkan
hukum (rule of law). Pancasila sebagai dasar negara merupakan
landasan dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara
hukum, berarti pendekatan yuridis (hukum) salah satu pendekatan
utama dalam pengembangan pendidikan pancasila. Kesadaran hukum
tidak hanya hukum perdata dan pidana, tetapi juga hukum tata negara.
Setiap warga negara mengetahui hak dan kewajibannya. Selama ini
sebagian masyarakat masih banyak menuntut haknya, namun
melalaikan kewajibannya. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
akan melahirkan kehidupan yang harmonis sebagai bentuk tujuan
negara mencapai masyarakat adil dan makmur.

➢ Sumber Politik
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan pancasila adalah
fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar mampu
mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran – saran tentang upaya
atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai
pancasila. Pancasila merupakan ideologi politik, yaitu mengandung
nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial
politik yang ideal. Pedoman dalam mengkaji konsep pokok dalam
politik meliputi negara (state), kekuasaan (power), pengambilan
keputusan (decision making), kebijakan (policy), dan pembagian
(distribution) sumber daya negara.
Pancasila yang memiliki fungsi sebagai dasar negara merupakan
pedoman dan landasan dalam kehidupan sehari – hari dalam
berpemerintahan. Pancasila dijabarkan dalam norma hukum dan norma
moral. Norma hukum tertuang dalam bebeberapa aturan – aturan hukum
yang berlaku dalam bermasyarakat. Hal ini berkaitan dengan fungsi
pancasila sebagai dasar hukum nasional. Pancasila dipakai sebagai
landasan bagi aturan – aturan hukum yang berlaku bagi bangsa
Indonesia. Norma moral merupakan aturan – aturan di dalam
masyarakat yang merupakan adat, kebiasaan, dan sopan santun. Sebagai
suatu sistem, keseluruhan susunan pancasila merupakan satu kesatuan
yang utuh, tidak terpisahkan satu sama lain, masing – masing saling
berkaitan dan tidak saling meniadakan. Kesatuan sistem nilai pancasila
bersifat hirarkis piramidal. Masing – masing nilai yang terkandung
didalam pancasila memiliki bobot nilai yang berbeda akan tetapi saling
menjiwai dan dijiwai.

4. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila


• Dinamika Pendidikan Pancasila
Pendidikan pancasila mengalami pasang surut dalam
pengimplementasiannya. Upaya pembudayaan atau pewarisan pancasila
dilakukan sejak awal kemerdekaan, namun bentuk dan intensitasnya
berbeda dari zaman ke zaman. Awal kemerdekaan, pembudyaan
dilakukan dalam pidato – pidato. Dalam rangka mengintensifkan
pembudayaan nilai pancasila kepada generasi penerus bangsa melalui
pendidikan tinggi, diadakannya seminar yang membahas tentang
pentingnya membudayakan pancasila melalui pendidikan, khususnya
pendidikan tinggi.

• Tantangan Pendidikan Pancasila


Agar pancasila menjadi dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan
bagi generasi penerus, maka nilai – nilai pancasila harus dididikkan
kepada para mahasiswa melalui mata kuliah pendidikan pancasila.
Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar mata kuliah
pendidikan pancasila dapat diselenggarakan diberbagai program studi
dengan menarik dan efektif. Tantangan ini berasal dari internal,
misalnya faktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi program
studi yang makin tajam. Tantangan yang bersifat eksternal antara lain
adalah krisis keteladan dari para elite politik dan maraknya gaya hidup
hedonistik dalam masyarakat.

5. Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila


Ditjen Dikti mengembangkan esensi materi pendidikan pancasila yang
meliputi
a. Pengantar perkuliahan pendidikan pancasila
b. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
c. Pancasila sebagai dasar negara
d. Pancasila sebagai ideologi negara
e. Pancasila sebagai sistem filsafat
f. Pancasila sebagai sistem etika
g. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu

Contoh urgensi pendidikan pancasila bagi suatu program studi,


misalnya yang berkaitan dengan tugas menyusun atau membentuk peraturan
perundang – undangan. Contoh lainnya, lulusan atau output dari program studi
energi di kemudian hari akan menentukan kebijakan tentang eksplorasi,
eksploitasi, industrilisasi, dan distribusi energi dijalankan.

6. Pengertian dan Pentingnya Pendidikan Pancasila


• Pengertian Pendidikan Pancasila
Mata kuliah pendidikan pancasila merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program
studinya masing – masing. Mahasiswa mampu memberikan kontribusi
yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
dengan mengacu pada nilai pancasila.
Mata kuliah pancasila merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan student centered learning, untuk
mengembangkan knowledge, attitude, dan skill mahasiswa sebagai
calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa profesionalitasnya
sesuai program studi masing – masing dengan menjadikan nilai – nilai
pancasila sebagai penuntun sehingga menjadi warga negara yang baik.

• Pentingnya Pendidikan Pancasila


Urgensi pendidikan pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa
kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive)
dan bintang penunjuk lain (leistar) bagi calon pemegang tongkat estafet
kepemimpinan bangsa diberbagai bidang dan tingkatan.
Pentingnya pendidikan pancasila di perguruan tinggi adalah untuk
menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang
mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan,
komitmen, dan pola pengamalan pancasila.
Dapat dinyatakan bahwa pendidikan pancasila adalah pendidikan
kewarganegaraan yang khas di Indonesia, meskipun ada mata kuliah
lain yang memuat visi dan misi pendidikan kewargangeraan di
Indonesia, yakni mata kuliah Kewarganegaraan atau Pendidikan
Kewarganegaraan. Keberadaan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai dimensi kurikuler ini terjadi di jenjang
pendidikan tinggi. Di jenjang pendidikan dasar dan menengah,
pendidikan pancasila dan pendidikan kewarganegaraan diwadahi dalam
satu mata pelajaran, yakni Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) berdasar kurikulum 2013.
Pendidikan pancasila juga sejalan dengan arah pendidikan karakter yang
sekarang ini tengah gencar disosialisasikan. Pendidikan pancasila di
Perguruan Tinggi merupakan salah satu strategi pembangunan karakter
bangsa melalui pendidikan. Pembangunan karakter bangsa melalui
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana dan proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta
didik guna membangun karakter sebagai warga negara. Warga negara
yang demikian diharapkan mampu memberi kontribusi yang optimal
dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan, berkemanusiaan,
berjiwa persatuan, kerakyatan, dan berkeadilan (Pemerintah RI, 2010).
Gambaran masyarakat demikian, tidak lain merupakan masyarakat yang
bercirikan nilai – nilai pancasila.

Berdasarkan paparan diatas, pendidikan Pancasila lebih dimaksudkan


sebagai :
Pendidikan karakter, yakni pembentukan karakter warga
yang ditandai dengan sikap dan perilaku yang
mencerminkan nilai – nilai pancasila.
Pendidikan pembentukan kepribadian, yakni kepribadian
yang bersumberkan nilai luhur budaya bangsa yang nantinya
mendukung profesi maupun latar belakang keilmuwan
warga.
Pendidikan yang menjadikan nilai – nilai pancasila sebagai
sumber rujukan dan inspirasi warga dalam upaya menjawab
berbagai tantangan kehidupan bangsa Indonesia.

Upaya menjadikan pendidikan pancasila sebagai pendidikan karakter


atau kepribadian sebagaimana diatas, dapat dilakukan manakala kita
menetapkan bahwa Pancasila merupakan jati diri bangsa selain sebagai
dasar negara. Kaelan (2002), menyatakan jati diri bangsa Indonesia
adalah nilai – nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar
bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang
memberikan watak, corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Corak dan
watak itu adalah bangsa yang religius, menghormati bangsa dan
manusia lain, adanya persatuan, gotong royong, dan musyawarah, serta
ide tentang keadilan sosial. Nilai – nilai dasar itu dirumuskan sebagai
nilai – nilai pancasila sehingga pancasila dikatakan sebagai jati diri
bangsa.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan mengenai pengantar Pendidikan Pancasila,


dapat disimpulkan bahwa :

a) Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi dalam kurikulum pendidikan


tinggi wajib memuat mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dengan
demikian, mata kuliah Pancasila dapat lebih fokus dalam membina
pemahaman dan penghayatan mahasiswa mengenai ideologi bangsa
Indonesia.
b) Permasalahan di negeri mencerminkan pentingnya mata kuliah
Pendidikan Pancasila seperti masalah kesadaran perpajakan, masalah
korupsi, masalah lingkungan, masalah disintegrasi bangsa, masalah
dekadensi moral, masalah narkoba, masalah penegakan hukum yang
berkeadilan, dan masalah terorisme. Dengan adanya masalah tersebut,
maka pendidikan Pancasila sangat penting untuk diajarkan pada
berbagai jenjang pendidikan.
c) Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, agar mahasiswa
tidak tercerabut dari akar budaya dan mahasiswa memiliki pedoman
atau kaidah penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan
sehari – hari dengan berlandaskan nilai – nilai Pancasila.
d) Pendidikan Pancasila sangat diperlukan guna membentuk karakter
manusia yang profesional dan bermoral.
e) Pendidikan Pancasila dapat dikembangkan melalui beberapa
pendekatan diantaranya pendekatan historis, yuridis, sosiologis, dan
politik.
f) Pendidikan Pancasila mengalami pasang surut dalam
pengimplementasinya. Bentuk dan intensitas pewarisan nilai – nilai
pancasila berbeda dari zaman ke zaman.
g) Tantangan pendidikan Pancasila terletak dalam menentukan bentuk
dan format agar mata kuliah pendidikan Pancasila dapat
diselenggarakan diberbagai program studi dengan menarik dan efektif.
Tantangan berasal dari faktor internal yaitu ketersediaan sumber daya
dan spesialisasi program studi yang makin tajam, sedangkan tantangan
yang bersifat eksternal yaitu krisis keteladanan dari elite politik dan
maraknya gaya hidup hedonistik.
h) Esensi materi pendidikan Pancasila meliputi pengantar perkuliahan
pendidikan pancasila, pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia, pancasila sebagai dasar negara, pancasila sebagai ideologi
negara, pancasila sebagai sistem filsafat, pancasila sebagai sistem
etika, dan pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
i) Urgensi pendidikan Pancasila misalnya berkaitan dengan tugas
menyusun atau membentuk peraturan perundang – undangan.
j) Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
k) Pentingnya pendidikan Pancasila agar dapat memperkokoh jiwa
kebangsaan mahasiswa dan agar generasi sekarang maupun mendatang
tidak mudah terpengaruh oleh paham – paham asing.
REFERENSI

Iswardhana, Muhammad Ridha. 2020. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan Merajut Kebinekaan dalam Menghadapi Tantangan
Revolusi Industri. Depok: PT. Kanisius.

Kaderi, Alwi. 2015. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Banjarmasin:


Antasari Press.

Khori. 2020. Pembelajaran PPKN untuk Perguruan Tinggi. Purwokerto: CV. Pena
Persada.

Muchji, Acmad dkk. 2007. Pendidikan Pancasila Buku Teks Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila pada Universitas Gunadarma. Jakarta: Universitas
Gunadarma.

Munir, Misnal, Rizal Mustansyir dan Encep Syarief Nurdin. 2016. Buku Ajar
Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi.

Sulaiman, Asep, 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung:


CV. Arfino Jaya.

Widisuseno, Iriyanto dkk. 2005. Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Semarang:


Universitas Diponegoro.

Winarno. 2016. Paradigma Baru Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Group.

Anda mungkin juga menyukai