Anda di halaman 1dari 9

Focus: Jurnal

ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 178 – 186 Desember 2019


Pekerjaan Sosial

MEMAHAMI PERKEMBANGAN ANAK GENERASI ALFA DI ERA


INDUSTRI 4.0
Ishak Fadlurrohim, Asmar Husein, Liya Yulia, Hery Wibowo, Santoso Tri Raharjo
1
Program Magister Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran,
Jl. Bukit Dago Utara No.25 Bandung 40135
Program Pascasarjana FISIP Unpad

ABSTRAK

Industri 4.0 diprediksi memiliki potensi manfaat yang besar dalam perkembangan yang pesat dalam
pemanfaatan teknologi digital. Hal tersebut berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi. Namun
terdapat tantangan yang harus dihadapi dengan munculnya resistensi terhadap perubahan demografi dan
aspek sosial, ketidakstabilan kondisi politik, keterbatasan sumber daya, resiko bencana alam dan tuntutan
penerapan teknologi yang ramah lingkungan. Generasi alpha merupakan anak – anak yang dilahirkan oleh
generasi milenial. Istilah ini dikemukakan oleh mark Mc Crindle melalui tulisan di majalah Business Insider
(Christina Sterbenz, 2015). Generasi alpha (2011 – 2025) generasi yang paling akrab dengan teknologi digital
dan generasi yang diklaim paling cerdas dibandingkan generasi generasi sebelumnya. Sebanyak 2,5 juta
anak generasi alpha lahir di dunia setiap minggunya. Gen A merupakan generasi paling akrab dengan
internet sepanjang masa. Mc Crindler juga memprediksi bahwa generasi Alpha tidak lepas dari gadget,
kurang bersosialisasi, kurang daya kreativitas dan bersikap individualis. Generasi alpha menginginkan hal-hal
yang instan dan kurang menghargai proses. Keasyikan mereka dengan gadget membuat mereka teralienasi
secara sosial. Artikel ini bertujuan untuk memahami perkembangan anak generasi alfa di era industri 4.0.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka Metode yang digunakan dalam
artikel memahami perkembangan anak generasi alfa di era industri 4.0 adalah menggunakan pendekatan
studi kepustakaan dimana mengumpulkan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku –
buku, literatur, catatan dan laporan- laporan yang ada hubungan nya dengan masalah yang dipecahkan
(Nazir, 2015). Sumber yang di peroleh berkaitan dengan perkembangan anak generasi alfa di era industri
4.0. Artikel ini menemukan bahwa merubah cara pandang dan pola hidup masyarakat yang semula
konvensional menjadi inkonvensional. Terlebih pertumbuhan teknologi, mau tidak mau masyarakat dituntut
untuk berevolusi. Berdasarkan seluruh aspek kehidupan, peran keluarga yang paling penting dalam proses
tumbuh kembang anak. Maka peran keluarga yang sudah pasti terdiri dari generasi Y dan Z yang cenderung
sebagai pengambil keputusan, sementara generasi veteran dan X berperan sebagai konselor dan
pendamping sehingga menghasilkan kolaborasi antar generasi menghasilkan new brainstorming terhadap
generasi alpha. Mc Crindler juga memprediksi bahwa generasi Alpha tidak lepas dari gadget, kurang
bersosialisasi, kurang daya kreativitas dan bersikap individualis.

Kata Kunci : Perkembangan Anak ; Generasi Alfa ; Era Industri 4.0 ;

ABSTRACT

Periode industry 4.0 predicted has the potential benefits of rapid expansion in the use of digital technology.
This is a positive impact on economic development. Yet there was challenges to be faced with the
emergence of resistance to demographic change and social aspects, instability political conditions, the limited
means, the risk of natural disasters and demands application of technology environmentally friendly. The
alpha is a children born of milenial generation. The term is presented by mark Mc Crindle through the
magazine business insider (christina sterbenz, 2015). The alpha ( 2011 - 2025) the most familiar with digital
technology and the generation claimed the smartest than any previous generation.Some 2,5 million children
generation alpha born in the world every week. Genes A is the most familiar with the internet all time. Mc
crindler is predicted that generation alpha can be gadgets, not socialize, lacking power creativity and be
individualist. The alpha want hal-hal instant and less appreciate the process. Preoccupation them with
gadgets make them teralienasi socially. This article is intended to understand child development alpha

178
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 178 - 186 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

hal
generation of 4.0 industry. Methods used in research is a method of the literature study methods used in
article understand child development generation alfa in the industry 4.0 is used the literature study where
collect data with a study on the books, Literature, notes and reports of a connection report problems solved
(Nazir, 2015). Sources in get relating to child development 4.0 alpha in the industrial era. This article found
that changing the way of view and lifestyle to conventional inkonvensional into the community .The
technology growth , inevitably the community are required to have evolved. Based on all aspect of life, the
role of family the most important thing for the process of growing children developed. So the role of family
that is certain consisting of generation y and z who tend as decision-making, while generation veteran and x
act as counselor and flanking so as to produce collaboration between produce new go brainstorm generation
to generation alpha. Mc crindler also predicts that generation alpha can not be separated from gadgets, less
sociable, lacking power creativity and be individualist.

Keywords; Child Development ; Alfa Generation ; Industrial 4.0 Era ;

PENDAHULUAN

Istilah industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri yang akan dihadapi yaitu aspek pengetahuan,
ke empat. European Parlimentary Research Service teknologi, ekonomi, sosial dan politik.
dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi Perkembangan teknologi yang pesat tentunya
industri terjadi di inggris pada tahun 1784 dimana mempengaruhi berbagai bidang yang ada seperti
penemuan mesin uap dan mekanisasi menggantikan sosial yang berdampak kepada perkembangan
pekerjaan manusia. revolusi yang kedua terjadi pada interaksi sosial antar individu maupun masyarakat.
akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi Sehingga memunculkan generasi yang lebih modern
secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk dalam menghadapi era teknologi saat ini. Hal ini
otomatisasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi dapat terlihat dari setengah manusia di muka bumi
tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, telah menggunakan internet hingga tahun 2018.
perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, Apabila jumlah populasi manusia di dunia 8 milyar
interkoneksi dan analisis data memunculkan gagasan orang, setidaknya manusia berinteraksi dengan
untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut internet (wearesocial.com). dari jumlah tersebut,
ke dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah sekitar 132 juta merupakan penduduk indonesia. Itu
yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang artinya separuh penduduk indonesia menggunakan
berikutnya. Angka empat pada istilah industri 4.0 internet dari total populasi sekitar 264 juta. (Global
merujuk pada revolusi yang ke empat. Industri 4.0 digital report tahun 2018) hal tersebut menakjubkan
merupakan fenomena yang unik jika dibandingkan banyak orang. Beberapa variabel terkait penggunaan
dengan tiga revolusi industri yang mendahuluinya. internet di indonesia juga menarik perhatian. Dari
Industri 4.0 diumumkan secara apriori karena 132 juta penduduk indonesia pengguna internet,
peristiwa nyata yang belum terjadi dan masih dalam 60% menggunakan ponsel cerdas untuk
bentuk gagasan (Drath dan Hotch, 2014). menggunakan internet. Fakta ini dikonfirmasi
Industri 4.0 diprediksi memiliki potensi manfaat dengan fakta di masyarakat. Selain itu, menurut
yang besar dalam perkembangan yang pesat dalam international data corporation (IDC), indonesia masih
pemanfaatan teknologi digital. Hal tersebut menjadi pangsa pasar besar bagi para vendor
berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi. smartphone, seperti samsung (31,8%), oppo
Namun terdapat tantangan yang harus dihadapi. (22,9%), advan (7,7%), Asus (6,5%) dan vivo
Darth dan horch (2014) berpendapat bahwa (6,0%) (id.priceprice.com).
tantangan yang dihadapi oleh suatu negara ketika Kedua dari sisi durasi menggunakan internet,
menerapkan industri 4.0 adalah munculnya resistensi indonesia menempati peringkat keempat dunia
terhadap perubahan demografi dan aspek sosial, dengan durasi rata-rata menggunakan internet
ketidakstabilan kondisi politik, keterbatasan sumber selama 8 jam 51 menit setiap harinya. Dari jumlah
daya, resiko bencana alam dan tuntutan penerapan waktu tersebut, sebagian besar digunakan untuk
teknologi yang ramah lingkungan. Menurut Jian Qin bersosialisasi di dunia maya. Fakta ini dikonfirmasi
dkk (2016), secara umum ada lima tantangan besar dengan jumlah pengguna social media mencapai
49% popilasi pengguna internet. Itu artinya hampir

179
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 179 - 186 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

separuh pengguna internet di indonesia telah tua, kontak dengan lingkungan luar semakin
memiliki social media. Selain itu, indonesia matang, menyadari kehadiran alam disekelilingnya,
merupakan negara ketiga terbesar pengguna social bentuk lebih berpengaruh daripada warna, rasa
media dengan tingkat pertumbuhan mencapai 23% tanggung jawab mulai tumbuh, puncak kesenangan
atau 24 juta pengguna dalam satu tahun terakhir bermain adalah pada umur 8 tahun (c) Umur 8 – 12
dan facebook merupakan platform social media yang tahun : koordinasi psiko motorik semakin baik,
paling banyak digunakan untuk sosialisasi selain permainan berkelompok, teratur, disiplin, kegiatan
instagram. Ketiga dari sisi durasi waktu yang bermain merupakan kegiatan setelah belajar,
digunakan untuk berinteraksi di social media. menunjukkan minat pada hal-hal tertentu, sifat ingin
Indonesia menempati salah satu peringkat tertinggi tahu, coba-coba, menyelidiki, aktif, dapat
di dunia dengan lama durasi menggunakan social memisahkan persepsi dengan tindakan yang
media sebesar 3 jam 23 menit (30%) digunakan menggunakan logika, dapat memahami peraturan.
untuk social media. Pada sisi lain peran serta keluarga, terutama
Menurut Hurlock (1993:37) dalam bukunya ayah dan ibu dalam memberikan pendidikan sangat
yang berjudul Child Development, perkembangan penting. Apalagi, mengingat tantangan yang sangat
anak dibagi menjadi 5 periode yaitu (a) periode pra besar mengacu pada 21st Century Partnership
lahir yang dimulai dari saat pembuahan sampai lahir. Learning Framework, bahwa pendidikan abad 21
Pada periode ini terjadi perkembangan fisiologis harus mampu menghasilkan outcomes yang memiliki
yang sangat cepat yaitu pertumbuhan seluruh tubuh beberapa keterampilan utama, yaitu (1) learning and
secara utuh (b) Periode neonatus adalah masa bayi innovation skills yang mencakup : creativity and
yang baru lahir. Masa ini terhitung mulai 0 sampai innovation, critical thinking and problem solving,
dengan 14 hari. Pada periode ini bayi mengadakan communication and collaboration (2) information,
adaptasi terhadap lingkungan yang sama sekali baru media and technologi skills yang mencakup
untuk bayi tersebut yaitu lingkungan di luar rahim information literacy, media literacy and ICT
ibu (c) Masa bayi adalah masa bayi berumur 2 (information, comunication and technology) literacy
minggu sampai 2 tahun. Pada masa ini bayi belajar dan (3) life and career skills yang mencakup :
mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi tersebut flexibility and adaptability, initiative and self
mempunyai keinginan untuk mandiri (d) Masa direction, social and cross cultural skills, productivity
kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa kanak- and accountability dan leadership and responsibility.
kanak dini dan akhir masa kanak-kanak. Masa Generasi alpha merupakan anak – anak yang
kanak-kanak dini adalah masa anak berusia 2 dilahirkan oleh generasi milenial. Istilah ini
sampai 6 tahun, masa ini disebut juga masa pra dikemukakan oleh mark Mc Crindle melalui tulisan di
sekolah yaitu masa anak menyesuaikan diri secara majalah Business Insider (Christina Sterbenz, 2015).
sosial. Akhir masa kanak-kanak adalah anak usia 6 Generasi alpha (2011 – 2025) generasi yang paling
sampai 13 tahun, biasa disebut sebagai usia sekolah akrab dengan teknologi digital dan generasi yang
(e) Masa puber adalah masa anak berusia 11 sampai diklaim paling cerdas dibandingkan generasi
16 tahun. Masa ini termasuk periode yang tumpang generasi sebelumnya. Sebanyak 2,5 juta anak
tindih karena merupakan 2 tahun masa kanak-kanak generasi alpha lahir di dunia setiap minggunya. Gen
akhir dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik A merupakan generasi paling akrab dengan internet
tubuh anak pada periode ini berubah menjadi tubuh sepanjang masa. Mc Crindler juga memprediksi
orang dewasa. bahwa generasi Alpha tidak lepas dari gadget,
Ada beberapa karakteristik pertumbuhan dan kurang bersosialisasi, kurang daya kreativitas dan
perkembangan psiko - fisik anak menurut Kartini bersikap individualis. Generasi alpha menginginkan
Kartono dalam buku Psikologi Anak, yaitu: (a) Umur hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses.
1 – 6 tahun : kecakapan moral berkembang, Keasyikan mereka dengan gadget membuat mereka
aktivitas dan ruang gerak mulai aktif, permainan teralienasi secara sosial.
bersifat individu, sudah mengerti ruang dan waktu, Perkembangan anak (generasi alpha) di era 4.0.
bersifat spontan dan ingin tahu, warna mempunyai hal ini tentunya merubah cara pandang dan pola
pengaruh terhadap anak, suka mendengarkan hidup masyarakat yang semula konvensional
dongeng (b) Umur 6 – 8 tahun : koordinasi psiko menjadi inkonvensional. Terlebih pertumbuhan
motorik semakin berkembang, permainan sifatnya teknologi, mau tidak mau masyarakat dituntut untuk
berkelompok, tidak terlalu tergantung pada orang berevolusi. Berdasarkan seluruh aspek kehidupan,

180
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 178 - 186 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

hal
peran keluarga yang paling penting dalam proses yang hidup dalam kemiskinan, terutama keluarga
tumbuh kembang anak. Jika yang di bicarakan yang single parent dan (2) penurunan nilai – nilai.
adalah generasi alpha, maka peran keluarga yang Maka hal ini lah yang dinilai dapat
sudah pasti terdiri dari generasi Y dan Z yang menggambarkan generasi alpha di era 4.0, dimana
cenderung sebagai pengambil keputusan, sementara terdapat perubahan tahapan perkembangan yang
generasi veteran dan X berperan sebagai konselor terjadi serta menimbulkan dampak dalam
dan pendamping sehingga menghasilkan kolaborasi berkurangnya nilai nilai yang dimiliki anak di usia nya
antar generasi menghasilkan new brainstorming baik terhadap keluarga maupun lingkungan
terhadap generasi alpha. Terdapat 2,5 juta gen alfa masyarakat.
lahir/ minggu di dunia. Generasi alfa akan menjadi
generasi yang paling terdidik karena kesempatan METODE
sekolah yang lebih banyak di era sekarang ; akrab
dengan teknologi ; paling sejahtera ; punya jarak Metode yang digunakan dalam artikel
umur paling jauh dengan generasi sebelumnya memahami perkembangan anak generasi alfa di era
(mengalahkan jarak anatara baby boomer – generasi industri 4.0 adalah menggunakan pendekatan studi
X). Serta hal yang mempengaruhi generasi alfa kepustakaan dimana mengumpulkan data dengan
adalah (1) ledakan kelahiran pada 2020 yang mengadakan studi penelaahan terhadap buku –
menyebabkan india jadi negeri paling banyak buku, literatur, catatan dan laporan- laporan yang
penduduknya pada 2028 menggantikan china. (2) ada hubungan nya dengan masalah yang
alfa akan jadi generasi yang sangat bergantung pada dipecahkan (Nazir, 2015). Sumber yang di peroleh
teknologi, melebihi milenial dan gen Z. (bussines berkaitan dengan perkembangan anak generasi alfa
insider & McCrindle dalam tirto id). di era industri 4.0.
Hal yang dapat dilihat dalam proses
perkembangan anak generasi alpha terlihat dalam 8 HASIL DAN PEMBAHASAN
jenis tahap perkembangan psikososial Erikson
meliputi (a. Trust and Mistrust (0-1) (b. Otonomi and Profesor Sri Moertiningsih dalam artikel nya
ragu-ragu (1-3) (c. inisiatif dan kesalahan (4-5) (d. Transisi demografi, bonus demografi dan the widow
kerajinan dan inferioritas (6–12) (e. identitas dan of opportunity menyebutkan dampak sukses
kekacauan identitas (12-18) (f. keintiman dan isolasi pembangunan kependudukan dan kesehatan adalah
18/20-30 (g. generatif dan stagnasi (20-55) (h. perubahan struktur penduduk yang di pengaruhi
integritas dan keputusasaan (lansia). Pada artikel ini oleh beberapa hal berikut : Penurunan kelahiran
lebih berfokus kepada perkembangan anak, maka menurunkan proporsi jumlah anak <15 tahun ;
hanya melihat 5 tahapan perkembang psikososial. Penurunan kematian bayi meningkatkan jumlah bayi
Selanjut nya dapat melihat bentuk perkembangan yang tetap hidup keusia dewasa ; Ledakan peduduk
generasi alpha dilihat dari teori jean piaget yang usia kerja ; Age dependency ratio – proporsi
didalamnya berfokus pada kognitif manusia. penduduk muda terhadap penduduk usia kerja
termasuk didalamnya perkembangan kognitif menurun. Perubahan struktur kependudukan dan
manusia sejak lahir hingga dewasa diantaranya (a. menurunnya beban ketergantungan memberikan
Masa prenatal (b. Masa infancy (c. Masa early peluang yang disebut bonus demografi atau
childhood (d. Masa Late childhood (e. Masa remaja demographic dividend. Bonus demografi ini
(f. Dewasa dan tua. Selain itu terdapat sistem seringkali dikaitkan dengan the widow of opportunity
ekologi perkembangan yang dapat menunjukkan atau jendela peluang yang dapat diartikan sebagai
pola perkembangan anak generasi alpha di era 4.0. munculnya suatu kesempatan yang dapat
hal ini dilihat melalui teori ekologi perkembangan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Urie Brofenbrenner yang berfokus pada konteks Menurut moetiningsih (2012) the widow of
sosial yang mempengaruhi perkembangan anak. opportunity terjadi tahun 2020 – 2030 dimana
Teori ini terdiri dari lima sistem lingkungan yang dependency ratio (tingkat ketergantungan usia non
merentang dari interaksi interpersonal sampai ke produktif terhadap usia produktif) mencapai titik
pengaruh kultural yang lebih luas diantaranya: terendah. Yaitu 44 per 100 jiwa. Dependency ratio
microsystem, mesosystem, exosystem, macrosystem tersebut menigkat lagi tahun 2030 dikarenakan
dan cronosystem. Pada teori ini lebih menekankan meningkatnya proporsi penduduk lansia. Kejadian ini
pada dua faktor penting yaitu (1) banyak nya anak

181
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 179 - 186 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

menurut moertiningsih hanya terjadi satu kali dalam tumbuh, baby boomers lebih dipengaruhi oleh
sejarah suatu penduduk. prestise, kesejahteraan dan jabatan.
Bonus demografi menjadi topik pembahasan Generasi X (kelahiran antara 1965-1976)
yang cukup menarik dan seringkali dikait – kaitkan dikenal juga dengan nama gen Xers. Gen Xers di
dengan pertumbuhan ekonomi bangsa indonesia tempat kerja banyak dipengaruhi oleh persepsi dan
dikarenakan beberapa hal berikut (Moertiningsih, pencapaian orang tua mereka (baby boomers) yang
2012): Suplai tenaga kerja yang besar meningkatkan bekerja keras untuk mencapai kesejahteraan dan
pendapatan per kapita apabila mendapat menyekolahkan gen X. Gen Xers mulai
kesempatan kerja yang produktif ; Peranan mempertimbangkan apa yang dinamakan work life
perempuan : jumlah anak sedikit memungkinkan balance sebagai dampak mereka menyaksikan cara
perempuan memasuki pasar kerja, membantu bekerja dan kompensasi yang diterima oleh Baby
peningkatan pendapatan ; Tabungan masyarakat Boomers tidaklah membawa kebahagiaan untuk
yang diinvestasikan secara produktif. Modal manusia mereka, bahkan salah satu studi dari mujtaba (2010)
yang besar apabla ada investasi untuk itu. mengatakan tingkat perceraian yang tinggi dari
The widow of opportunity dapat saja berubah orangtua gen Xers sangat mempengaruhi cara
menjadi the door to disaster apabila bangsa pandang mereka terhadap kebahagiaan keluarga.
indonesia tidak bersiap menghadapi ledakan jumlah Gen Xers menjadi saksi atas kelahitan internet
angkatan kerja pada tahun 2025, karena ledakan dan teknologi yang kelak mengubah cara interaksi
jumlah tenaga kerja yang sebanding dengan jumlah dalam pekerjaan, sehingga secara teknis GenXers
angkatan kerja. cukup baik sebagai user (Bursch, 2014). Gen Xers
Teori mengenai generasi di angkatan kerja cenderung berbeda pendapat terhadap prosedur,
dipopulerkan oleh William Strauss dan Neil Howe kebijakan dan struktur organisasi sehingga dapat
yang mengidentifikasi mengenai siklus generasi di dikatakan penghormatan mereka terhadap otoritas
sejarah Amerika Serikat. Strauss dan Howe banyak sedikit berbeda dengan generasi traditionalist dan
diambil menjadi landasan bagi riset serta penelitian baby boomers.
mengenai perilaku generasi, Traditionalist, Baby Generasi Y (kelahiran 1977-1998) dikenal juga
Boomers, Gen X, Gen Y dan Gen Z. dengan nama Millenials yang disadur dari istilah
Traditionalist (kelahiran antara 1920-1945), pada buku Strauss dan Howe Millenials Rising: The
menurut clark (2009) dan Mc Donald (2008) yang Next Generation. Millenials percaya bahwa
dituliskan kembali oleh mujtaba (2010) adalah pendidikan adalah kunci untuk sukses dan mereka
generasi yang memiliki nilai – nilai loyalitas, disiplin, siap untuk menjadi pembelajar seumur hidup
menghormati otoritas serta menempatkan tugas (Mujtaba, 2010). Gen Y memiliki tingkat harga diri
(pekerjaan) diatas kesenangan pribadi. Generasi ini dan narsisme lebih besar daripada generasi
tumbuh ditengah perang dunia kedua dan saat ini sebelumnya. Hal ii tentu berdampak terhadap
sudah tidak terlalu banyak yang masih bekerja, jika ekspektasi besat mereka di tempat kerja (terkait
saat ini organisasi mempertimbangkan untuk dengan penghargaan serta kondisi kerja) Bursch
menggunakan jasa Traditionalist maka sangat (2014) mengatakan bahwa Gen Y diidentifikasikan
disarankan untuk fokus kepada pendekatan personal sebagai generasi yang paling beragam (sifat,
serta memberikan penghormatan dikarenakan usia perilaku dan kultur) dan Gen Y akan sangat
yang cukup senior (Bursch, 2014). mewarnai keragaman di tempat kerja.
Baby Boomers (kelahiran antara 1946-1964) Gen Y tumbuh ada dunia yang selalu terhubung
merupakan nama yang diberikan kepada generasi ini selama 24 jam dan 7 hari sehingga informasi bagi
dikarenakan mereka adalah bagian dari baby boom generasi Y, informasi adalah hal yang cenderung
setelah perang dunia kedua. Generasi ini menjadi mudah dan cepat didapatkan. Hal tersebut
tumpuan orang tua mereka (generasi traditionalist) mempengaruhi cara mereka mencari informasi,
yang memiliki harapan besar mengenai hal – hal memecahkan masalah, hubungan dengan orang lain
yang akan mereka capai (Mujtaba, 2010). Seperti dan berkomunikasi. Gen Y cenderung berpindah
Traditionalist, generasi ini memiliki nilai – nilai pekerjaan jika merasa ekspektasi mereka terhadap
loyalitas, disiplin serta work ethic yang kuat. Namun pekerjaan tidak terpenuhi. Hal ini dipengaruhi oleh
kesamaan nilai – nilai tersebut memiliki perbedaan harga diri dan narsisme mereka yang begitu tinggi.
latar belakang. Ketika traditionalist banyak Karakteristik Gen Y di tempat Kerja Bursch
dipengaruhi oleh masa kecil dan bagaimana mereka (2014) menuliskan bahwa gen Y adalah generasi

182
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 178 - 186 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

hal
yang paling tinggi tingkat pendidikannya. Gen Y orang tua seorang gen X akan mendapatkan lebih
mendambakan pekerjaan dimana mereka turut ambil banyak tekanan dalam kehidupan mereka, baik dari
bagian dalam misi organisasi. Nilai pekerjaan yang sisi penapaian akademis maupun dalam berperilaku ;
lebih berarti dibandingkan dengan mendapatkan Gen Z memiliki waktu lebih banyak seamasa muda
uang dalam jumlah besar. nya untuk mendapatkan semacam mentor yang
Menurut Fernandez (2012), Generasi Y lebih akan mempengaruhi cara berpikir mereka. Misalkan
menghargai waktu luang dibandingkan dengan dengan mudah mereka mempelajari mengenai steve
generasi X. Perusahaan terkemuka seperti google, jobs dan membaca nya disaat masih muda.
Ebay, KPMG saat ini menawarkan waktu luang Beberapa nama lain dari generasi Z adalah
tersebut lebih banyak kepada karyawan mereka Internet Generation (IGen), digital natives,
dengan cara memberi beberapa fasilitas tambahan screensters dan zeds. Banyak sumber mengatakan
pada karyawan mereka di tempat bekerja. Gen Y bahwa z baik dalam multitasking ataupun task
memilih atasan yang memiliki pendekatan secara switch meskipun perkembangan otak gen Z ini juga
pendidikan (empiris) serta memberi perhatian memiliki efek buruk berupa AADD (acquired
terhadap tujuan personal dari Generasi Y. Nilai attention deficit disorder) yaitu perubahan pada otak
terhadap atasannya adalah orang yang melatih karena pemakaian teknologi yang begitu besar oleh
mereka, bersikap positif, mampu memotivasi, gen Z yang berdampak kesulitan untuk fokus dan
berorientasi terhadap pencapaian. Untuk tetap menganalisa informasi yang beragam, hal ini sangat
membuat seorang Gen Y nyaman dan tidak dipengaruhi kebiasaan otak mendapatkan informasi
meninggalkan pekerjaan. Perusahaan harus yang pendek dan cepat melalui sosial media,
memastikan agar merasa berarti dalam pekerjaan Rothman (2014).
serta mengkomunikasikan kontribusi terhadap misi Gen Z di dunia kerja menurut Rothman (2014)
organisasi. Gen Y juga akan selalu mencari akan berpindah – pindah kerja dengan cepat serta
kesempatan untuk terlibat dalam aktifitas filantropis mampu menghasilkan dalam waktu singkat
serta relawan (Bursch, 2014). Artinya Gen Y selalu dibandingkan generasi sebelumnya. Generasi Z akan
mencari lingkungan yang sempurna dimana mereka memandang karir seperti beberapa hal : kebebasan,
dapat mempelajari kemampuan dan pengalaman materialistis, global, eksperimental, teknologi tinggi,
untuk masa depan mereka selain itu Gen Y komitmen profesional. Generasi Z merepresentasikan
membutuhkan iklim kerja yang positif dari rekan perubahan generasi yang signifikan pada dunia kerja
kerja mereka (Fernandes, 2012). dan akan sangat penting untuk memahami darimana
Next Generation: (Gen Z) Rothman (2014) mereka datang serta memiliki strategi untuk
memprediksi bahwa pada tahun 2020 generasi Z menyambut mereka.
(kelahiran 1995 – 2010) akan membanjiri pasar Generasi alpha merupakan anak – anak yang
dunia kerja. Dalam jurnalnya Rothman dilahirkan oleh generasi milenial. Istilah ini
menganalogikan gen Z akan membanjiri pasar dunia dikemukakan oleh mark Mc Crindle melalui tulisan di
kerja seperti layaknya tsunami. Ketika kita ada pada majalah Business Insider (Christina Sterbenz, 2015).
masa usia produktif saat gen Z memasuki dunia Generasi alpha (2011 – 2025) generasi yang paling
kerja maka kita disarankan mempelajari karakteristik akrab dengan teknologi digital dan generasi yang
gen Z ini. Menurut Singth (2014), generasi Z diklaim paling cerdas dibandingkan generasi
dibesarkan oleh generasi X di tengah – tengah generasi sebelumnya. Sebanyak 2,5 juta anak
tantangan dunia seperti terorisme (peristiwa 9 generasi alpha lahir di dunia setiap minggunya. Gen
september di amerika serikat) dan perhatian kepada A merupakan generasi paling akrab dengan internet
lingkungan disebarluaskan melalui jaringan sosial sepanjang masa. Mc Crindler juga memprediksi
mereka. Generasi Z menurut Singht (2014) memiliki bahwa generasi Alpha tidak lepas dari gadget,
sedikit saudara kandung dibandingkan dengan kurang bersosialisasi, kurang daya kreativitas dan
generasi sebelumnya, indikasinya Gen Z juga bersikap individualis. Generasi alpha menginginkan
diprediksi akan lebih memilih jiwa kewirausahaan hal-hal yang instan dan kurang menghargai proses.
dibandingkan gen Y. Generasi Z memiliki beberapa Keasyikan mereka dengan gadget membuat mereka
perbedaan nyata dengan gen Y dalam beberapa hal teralienasi secara sosial.
: Akses terhadap pengetahuan mengenai sumber Perkembangan anak (generasi alpha) di era 4.0.
daya (internet) yang lebih dibandingkan gen Y pada hal ini tentunya merubah cara pandang dan pola
usia yang sama ; Gen Z yang kebanyakan memiliki hidup masyarakat yang semula konvensional

183
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 179 - 186 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

menjadi inkonvensional. Terlebih pertumbuhan meningkatkan perubahan. Trend yang ditunjukan


teknologi, mau tidak mau masyarakat dituntut untuk juga tidak dipengaruhi oleh generasi alfa, namun
berevolusi. Berdasarkan seluruh aspek kehidupan, akan berdampak pada kondisi pertukaran mentalias
peran keluarga yang paling penting dalam proses antar generasi. Memahami perubahan tersebut akan
tumbuh kembang anak. Jika yang di bicarakan memfokuskan peran dan perilaku.
adalah generasi alpha, maka peran keluarga yang Otak manusia dipengaruhi oleh stimulasi kata
sudah pasti terdiri dari generasi Y dan Z yang kata untuk berkembang. Tetapi beberapa dekade ini,
cenderung sebagai pengambil keputusan, sementara anak memiliki kemampuan yang meningka dengan
generasi veteran dan X berperan sebagai konselor adanya teknologi digital untuk belajar, interaksi dan
dan pendamping sehingga menghasilkan kolaborasi bermain. Hal ini meningkatkan kapasitas dalam
antar generasi menghasilkan new brainstorming pengetahuan dan intelegensi. Otak tidak
terhadap generasi alpha. dikembangkan dengan sendirinya ; ini dipengaruhi
Fenomena Anak belajar bagaimana oleh pengalaman dengan lingkungan eksternal. Hal
menggunakan perangkat lunak (sudah mengenal ini yang di sebut sebagai brain plasticity. Setiap
touch screen) di usia dua tahun. Orang tua merasa keterampilan dan kemampuan yang kita punya diisi
panik dengan apa yang di bilan anaknya dan dengan bagaimana kita melakukan pendekatan
mendapatkan respon yang berbeda tidak sesuai dengan pikiran yang ada didunia” (Michael
dengan apa yang di bayangkan. Sebagai ayah juga Merzenich, 2017 dalam understanding generation
harus memperhatikan dengan serius tentang alpha). Seperti hal nya bagaimana teknologi
kebiasaan anaknya bermain game pembunuhan mengubah pemikiran anak muda secara tidak
dengan membunuh karakter yang ada didalam langsung. Digaris bawahi sebagai pembeajaran :
game. Cerita ini memberikan gambaran bagaimana googel membuat menjadi bodoh ; smartphone
anak sudah memasuki kedalam dunia yang berbeda membuat kita seperti zombie ; facebook membuat
di generasinya, tentu sangat tekjub dan memberikan diri menjadi narsis kepada semua orang dan
permasalahan. Tetapi kejadian ini tidak dapat di sebagainya. Pendapat tersebut tentang teknologi
hindari dikarenakan perkembangan zaman dan mengubah keterampilan yang dimiliki dimasa depan
kemajuan teknologi yang semakin pesat. Hal ini sepanjang dapat diikuti manusia dan aktifitas otak
membuat anak semakin lama dan sering di depan yang memberikan tugas yang monoton untuk selalu
layar yang berdampak buruk untuk anak disisi lain fokus dalam permasalahan yang memiliki
aplikasi yang ada dapat membantu anak dalam permasalahan yang tinggi.
mengasah keterampilan dan komunikasi. Hal ini di Generasi alfa sendiri akan memiliki suatu
pengaruhi oleh teknologi dan budaya di generasi keterampilan yang di tunjukan (become more
alfa, maka dapat dilihat denan tiga perspektif specialised) memiliki spesialisai. Merzenich
diantaranya : efek teknologi pada pikiran generasi melakukan observasi beberapa tahun ini
alfa ; tren teknologi yang akan menunjukkan menunjukkan meningkatnya spesialisasi. Serta
gambaran generasi alfa ; dan bagaimana memprediksi trend teknologi akan berlanjut di
mengorganisasikan dan memunculkan keunikan generasi alfa dan akan mendorong kearah
mampu mengarahkan generasi alfa. Inti dari semua auotomatisasi dengan memiliki kemampuan
ini tidak di peroleh dengan suatu prediksi, tetapi berdasarkan bidang spesialisasi untuk memenuhi
menggali, berdasarkan arus dan kegentingan trend , tugas dalam bekerja. Automatisasi akan ada di
faktor inilah yang membuat generasi yang akan bidang transportasi, manufaktur dan aktifitas yang
datang. Point penting untuk di ketahui bahwa memiliki resiko tinggi. (Michael Merzenich, 2017
batasan antar generasi sebagian besar bersifat dalam understanding generation alpha). Secara
arbitrasi dan jauh lebih banyak memiliki persamaan sederhana teknologi dapat membuat lebih pintar
daripada perbedaan antara satu kelompok generasi diantaranya (1) meningkatkan keterampilan visual
dan generasi selanjutnya. Generasi alfa tidak lahir (2) meningkatkan kemampuan kordinasi mata dan
berbeda dengan milenial atau generasi Z, tetapi kemampuan dalam melakukan tugas (3)
kepribadian, motivasi dan penampilan yang di mengingkatkan skor dalam tugas (intelegensi test).
tunjukkan akan mewarnai oleh mereka sebagai Psikolog jean Twenge 2017 dalam understanding
bagian yang tidak terpisahkan. Teknologi akan generastion alpha) menggambarkan berkembangnya
memberikan akses yang baik untuk mengarahkan smartphone dan sosial media dan meningkatnya
pemikiran dan tindakan serta percepatan teknologi depresi dan kesendirian di masa muda. Selain itu

184
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 178 - 186 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

hal
menemukan hasil dalam survey dan laporan innovation, critical thinking and problem solving,
menemukan igen kurang dalam berkegiatan, kurang communication and collaboration (2) information,
minum dan jarang keluar rumah tetapi media and technologi skills yang mencakup
menghabiskan banyak waktunya untuk online. information literacy, media literacy and ICT
Twenge menghubungkan bahwa level kebahagiaan (information, comunication and technology) literacy
anak muda dengan waktunya dihabiskan lebih dan (3) life and career skills yang mencakup :
banyak di internet, social media dan pesan singkat flexibility and adaptability, initiative and self
seperti hal yang dilaporkan menjadi tidak bahagia. direction, social and cross cultural skills, productivity
Secara tidak langsung generasi alpha menunjukkan and accountability dan leadership and responsibility.
teknologi baru akan membuat standar baku untuk Trend yang ditunjukan juga tidak dipengaruhi oleh
generasi tersebut ; memiliki beragam pilihan, generasi alfa, namun akan berdampak pada kondisi
perbedaan dan jelas ; video mendominasi media pertukaran mentalias antar generasi. Memahami
sosial dan generasi alpha akan memililki indentitas perubahan tersebut akan memfokuskan peran dan
online ganda. perilaku.
Generasi alfa sendiri akan memiliki suatu
SIMPULAN keterampilan yang di tunjukan (become more
specialised) memiliki spesialisai. Merzenich
Perkembangan teknologi yang pesat tentunya melakukan observasi beberapa tahun ini
mempengaruhi berbagai bidang yang ada seperti menunjukkan meningkatnya spesialisasi. Serta
sosial yang berdampak kepada perkembangan memprediksi trend teknologi akan berlanjut di
interaksi sosial antar individu maupun masyarakat. generasi alfa dan akan mendorong kearah
Sehingga memunculkan generasi yang lebih modern auotomatisasi.
dalam menghadapi era teknologi saat ini. Selain itu berkembangnya smartphone dan
Perkembangan anak (generasi alpha) di era 4.0. hal sosial media dan meningkatnya depresi dan
ini tentunya merubah cara pandang dan pola hidup kesendirian di masa muda. Selain itu menemukan
masyarakat yang semula konvensional menjadi hasil dalam survey dan laporan menemukan igen
inkonvensional. Terlebih pertumbuhan teknologi, kurang dalam berkegiatan, kurang minum dan
mau tidak mau masyarakat dituntut untuk jarang keluar rumah tetapi menghabiskan banyak
berevolusi. Berdasarkan seluruh aspek kehidupan, waktunya untuk online. Twenge menghubungkan
peran keluarga yang paling penting dalam proses bahwa level kebahagiaan anak muda dengan
tumbuh kembang anak. Jika yang di bicarakan waktunya dihabiskan lebih banyak di internet, social
adalah generasi alpha, maka peran keluarga yang media dan pesan singkat. Serta generasi alfa
sudah pasti terdiri dari generasi Y dan Z yang memiliki kemampuan ganda (multiple task), lebih
cenderung sebagai pengambil keputusan, sementara spesialisasi (keterampilan) dan memiliki indentitas
generasi veteran dan X berperan sebagai konselor ganda yang menunjukkan citra diri yang tunjukkan
dan pendamping sehingga menghasilkan kolaborasi di media sosial.
antar generasi menghasilkan new brainstorming
terhadap generasi alpha. Mc Crindler juga DAFTAR PUSTAKA
memprediksi bahwa generasi Alpha tidak lepas dari
gadget, kurang bersosialisasi, kurang daya
kreativitas dan bersikap individualis. Generasi alpha Christina Sterbenz. 2015. Here's who comes after
menginginkan hal-hal yang instan dan kurang Generation Z and they'll be the most
menghargai proses. Keasyikan mereka dengan transformative age group ever. Business
gadget membuat mereka teralienasi secara sosial. Insider.
Pada sisi lain peran serta keluarga, terutama
ayah dan ibu dalam memberikan pendidikan sangat Drath, R., & Horch, A. (2014). Industrie 4.0: Hit or
penting. Apalagi, mengingat tantangan yang sangat hype? [industry forum]. IEEE industrial
besar mengacu pada 21st Century Partnership electronics magazine, 8(2), pp. 56-58.
Learning Framework, bahwa pendidikan abad 21
harus mampu menghasilkan outcomes yang memiliki Davies, R. (2015). Industry 4.0 Digitalisation for
beberapa keterampilan utama, yaitu (1) learning and productivity and growth.
innovation skills yang mencakup : creativity and http://www.europarl.europa.eu/RegData/etu

185
Focus: Jurnal
ISSN: 2620-3367 Vol. 2 No: 2 Hal: 179 - 186 Desember 2019
Pekerjaan Sosial

des/BRIE/2015/568337/EPRS_BRI(2015)568 Victor Turk. 2017. Understanding Generation Alpha,


337_EN.pdf. Hotwire. UK.

Gunarsa, Singgih. (1989). Psikologi Perkembangan. http://id.priceprice.com/harga-hp/news/Laporan-


Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. IDC-Pengiriman-Smartphone-di-Indonesia-
Merosot-9-di-Q4-2017-dan-Samsung-Masih-
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Kuasai-Pasar-5305/
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. http://jambi.tribunnews.com/2017/01/08/ciri-ciri-
dan-fakta-tentang-generasi-alpha-2.
Hurlock, E.B. 1993. Child Development, Mc Graw Hill
Book Company, NY, USA, 1993, hal. 37. http://www.p21.org/storage/documents/1.__p21_fra
mework_2-pager.pdf.
Konakom, K., Saengchan, A., Kittisupakorn, P., and
Mujtaba, I.M., 2010, High Purity Ethyl https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/02/06
Acetate Production with a Batch Reactive /inilah-perkembangan-digital-
Distillation Column using Dynamic indonesiatahun-2018.
Optimization Strategy, Proceedings of the
World Congress on Engineering and
Computer Science Vol II, San Francisco,
USA.

Lankshear, C. & Knobel, M. (ed). 2011. Literacies:


Social, Cultural and Historical Perspectives.
United States: Peter Lang Publishing Inc.

McCrindle, M. dan Wolfinger, E. 2010. Generations


defined. Ethos, 18(1).

Moh. Nazir. Ph. D. 2005. Metode Penelitian. Bogor :


Ghalia Indonesia.

Rothman, D. 2014. A Tsunami of Learners Called


Generation Z. (Online),
(http://www.mdle.net/Journal/A_Tsunami_of
_Learners_Called_Generation_Z.pdf, di-akses
5 Oktober 2016.

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development


Perkembangan Masa Hidup jilid II. Edisi
kelima. Jakarta: Erlangga.

Singh, A. (2014). Challenges and Issues of


Generation Z, IOSR Journal of Business and
Management (IOSR-JBM), 16 (7). 59-63.

Qin, J., Liu, Y., & Grosvenor, R. (2016). A


Categorical Framework of Manufacturing for
Industry 4.0 and Beyond. Procedia CIRP,
Vol. 52, pp. 173-178.

186

Anda mungkin juga menyukai