Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

PENGEMBANGAN SANGGAR SENI GAMELAN LANGENKUMORO


DI RW VII KRAMAT UTARA
SEBAGAI OPTIMALISASI PARIWISATA DAERAH

Adiningrum S Putry, Mizanita Uthfi, Riyanti Yuni, Yasin Nur, Wakhid Nur M, Putri D
Elsaheni, Khumairoh N Novi, Puspita S Ana , Farida N Laili, I’anah,
Kelompok 61 KKN Tematik 46 UMMGL,
uppimizan@gmail.com

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) strategi pengembangan dan (2) faktor
penghambat pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di RW VII Kramat Utara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data yang akan diolah didapat dari wawancara
secara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumentasi, dan metode-metode baru seperti
metode bahan visual serta metode penelusuran literature. Hasil penelitian menunjukkan : (1)
Untuk melestarikan gamelan, secara rutin melakukan kegiatan pelestarian berupa latihan rutin 1
(satu) minggu sekali dan menyebarkan informasi baik melalui lisan maupun dengan bantuan
internet melalui web dan sosial media. (2) Berbagai kendala sebagai faktor penghambat
pelestarian gamelan dan kesenian diantaranya kendala dari anggota tidak hanya kurangnya rasa
saling mengerti akan sesama anggota saja, anggota juga akan merasa jenuh jika hanya
melakukan latihan rutin tanpa adanya pagelaran. Kebutuhkan alat musik sudah dipenuhi oleh
pendiri namun untuk operasional juga membutuhkan biaya misalnya untuk transportasi jika ada
pagelaran.

Kata Kunci: sanggar seni, gamelan, pariwisata

ABSTRACT

This study aims to find out (1) the development strategy and (2) the factors that influence
the development of the Langenkumoro Gamelan Art in Seven Hamlet North Kramat. This type of
research is qualitative research. Data collection techniques use observation, documentation
and interview methods. Analysis of the data to be processed is obtained from in-depth
interviews, participation observations, documentation materials, and new methods such as
visual material methods and literature search methods. The resukt showed : (1) To preserve the
gamelan, routinely carry out conservation activities in the form of regular 1-week exercises and
disseminate information both through oral and with the help of the internet through the web and
social media. (2) Various obstacles as a factor inhibiting the preservation of gamelan and art
include obstacles from members not only a lack of mutual understanding of fellow members,
members will also feel bored if they only do regular exercises without performances. The need
for musical instruments has been fulfilled by the founders but for operations it also requires
costs for example for transportation if there is a performance.

Keywords: art gallery, gamelan, tourism

PENDAHULUAN budaya daerah atau budaya lokal yang


Kebudayaan adalah keseluruhan bersumber dari kejayaan nenek moyang
perilaku manusia dalam kehidupannya yang sampai sekarang dapat
yang menjadi suatu identitas. Misalnya dilestarikan. Budaya-budaya lokal
saja budaya nasional yang dimiliki tersebut dapat diwariskan turun
Indonesia, didapat dari hasil penggalian menurun dan kemudian menciptakan

1
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

nilai-nilai kearifan lokal melalui Gamelan adalah alat musik yang


kebudayaan bagi bangsa Indonesia serta kerap digunakan untuk mengiringi
diharapkan memiliki tanggung jawab tariantarian tradisional, lagu-lagu
untuk menyampaikan nilai-nilai tradisional, juga upacara adat ataupun
kebudayaan ke generasi selanjutnya sekedar pementasan-pementasan yang
(Pramudi, 2010: 41). mengusung unsur tradisional. Namun
Kesenian tradisional adalah suatu dalam sejarah disebutkan bahwa
bentuk seni yang bersumber dan berakar gamelan awalnya digunakan untuk
dari masyarakat, lingkungan serta telah memanggil arwah-arwah para dewa
menjadi kepemilikan pribadi bagi tiap- menggunakan gong. Konon, dalam
tiap individu di masyarakat Indonesia. mitologi Jawa, gamelan diciptakan oleh
Kesenian tradisional umumnya telah Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa
diterima sebagai warisan budaya yang yang menguasai seluruh tanah Jawa,
dilimpahkan dari generasi tua kepada dengan istana di Gunung Mahendra di
generasi muda. Sejak zaman dahulu Medangkamulan (sekarang Gunung
kesenian tradisional sangat digemari Lawu) (Ferdiansyah, 2010:27). Hal ini
oleh masyarakat Indonesia (Afifah, menjadi alasan mengapa kerap kali
2014). gamelan dikaitkan dengan hal-hal yang
Indonesia merupakan Negara yang sakral, karena awal mula dari
kaya akan keberagaman budayanya. keberadaan gamelan
Salah satu bentuk kekayaan budaya pun berkaitan dengan sebuah ritual
yang Indonesia miliki adalah kesenian pemanggilan arwah dewa.
tradisional. Kesenian tradisional itu Gamelan merupakan alat musik yang
sendiri merupakan sebuah gagasan, ide- bisa dibilang cukup sakral karena
ide, nilai, norma dan peraturan yang peruntukkan permainannya. Tidak heran
terbentuk dari aktivitas dan tindakan kemudian muncul tanggapan bahwa
berpola dari masyarakat. Kesenian gamelan adalah alat musik yang kuno
tersebut memiliki makna dan nilai dan kaku atau karawitan adalah seni
tersendiri yang didasari oleh musik yang peruntukkannya adalah
pemahaman masyarakat akan orang tua atau orang zaman dahulu.
perwujudan sebuah kesesenian Ditambah lagi dengan gendhing-
(Koentjaraningrat, 1990). gendhing (lagu) karawitan yang
Salah satu contoh kesenian merupakan gendhing berbahasa daerah
tradisional yang dimiliki Indonesia yang juga kemudian menjadikan
adalah kesenian gamelan yang dimiliki karawitan semakin tidak dipahami.
Indonesia terdapat di beberapa wilayah Namun seiring perkembangan
tidak hanya di Jawa, seperti, Bali, karawitan itu sendiri, seniman-seniman
Sunda, dan Bugis. Gamelan biasanya Indonesia kemudian bekreasi dengan
dimainkan secara bersama-sama dengan alat musik gamelan dan memunculkan
beriringan dengan berbagai jenis alat karawitan modern atau kontemporer.
music lainnya, sehingga menciptakan Gamelan Jawa merupakan salah satu
harmonisasi yang indah. Gamelan jenis alat musik yang terdiri dari rebab,
biasanya dimainkan di acara/ritual celempung, gong, dan seruling bambu.
sakral, maupun pementasan Bahan-bahan yang menjadi komponen
pewayangan.Musik-musik yang gamelan adalah kayu, bambu, dan
dimainkan biasanya adalah lagu logam. Masing-masing alat musik
tradisional atau tembang Jawa memiliki peran dan fungsi tersendiri.
(Wisdiantoro, 2014: 157).

2
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

Orang Jawa menganggap bahwa di beranggapan music tradisional ini


dalam musik gamelan terdapat sifatnya monoton.
keselarasan dalam berbicara dan Bermacam-macam variasi bentuk
bertindak, sehingga tidak memunculkan hiburan yang disuguhkan oleh banyak
ekspresi yang meledak-ledak serta media sekarang ini, begitu menyentuh
mencerminkan toleransi sesama umat. rasa keinginan masyarakat untuk
Secara filosofis gamelan jawa tidak mengikuti perkembangannya. Faktor-
dapat dipisahkan dari kehidupan faktor tersebut lah yang harus kita
masyarakat Jawa disebabkan seni sikapi secara bijaksana mengingat kita
budaya masyarakat Jawa yang berupa adalah pemilik kebudayaan dan
gamelan Jawa sangat dekat dengan kesenian tradisional yang notabene asli
perkembangan religi yang dianutnya Indonesia. Kita tidak bisa menolak
(Wadiyo, 2001). perkembangan itu, setidaknya kita bisa
Di tengah perkembangan teknologi menyikapi hal tersebut dengan
serta ilmu pengetahuan yang sangat memilahnya terlebih dahulu dengan
pesat, serta banyaknya pengaruh budaya mengetahui apa yang sebenarnya kita
yang berasal dari luar menjadi sebuah butuhkan tanpa merusak nilai dan
tantangan tersendiri untuk kesenian norma yang ada pada budaya yang kita
tradisional gamelan. Dimana yakini. Bisa disimpulkan bahwa
masyarakat akan sangat bergantung kesenian gamelan itu sendiri merupakan
pada teknologi guna mencapai maupun sebuah bentuk kebudayaan yang sangat
mendapatkan informasi yang kental dengan masyarakat Jawa. Ada
diinginkan, seperti menggunakan sebuah nilai seni yang sangat tinggi
telepon genggam, sosial media, yang membuat kesenian Gamelan Jawa
DVD/CD dan lain sebagainya. Berbeda terus dipertahankan beberapa golongan
sekali dengan penerapan pencarian masyarakat di Indonesia sebagai bentuk
informasi maupun hiburan pada jaman identitas asli Indonesia.
terdahulu, yang mengharuskan Pengembangan gamelan juga
masyarakat untuk keluar rumah dan dikembangkan di Sanggar Seni
mencari sumber dari informasi dan Gamelan Langenkumoro di RW VII
acara kesenian yang mereka ingin Kramat Utara. Sanggar tersebut
saksikan (Wiyoso, 2012). merupakan tempat yang tepat untuk
Namun saat ini kesenian gamelan melakukan penelitian karena sudah
berangsur mulai tersingkir. Hal tersebut cukup lama berdiri, banyak pelaku-
dipengaruhi banyak faktor yang terjadi pelaku kesenian yang bisa dijadikan
dalam lapisan masyarakat, seperti informan.. Selain lokasi penelitian yang
halnya banyak kesenian dari luar yang mudah dijangkau, dan bisa
sangat persuasif dan lebih diminati. menyaksikan secara langsung saat
Akhirnya mereka lebih berminat untuk latihan, membuat peneliti semakin
mengikuti seni modern yang sedang tertarik untuk melakukan penelitian
marak digemari banyak orang. Adanya tentang kesenian, khususnya kesenian
anggapan bahwa kesenian gamelan gamelan.
dianggap sudah kuno sehingga banyak Akhirnya peneliti memutuskan
anak muda mengabaikannya begitu saja bahwa Sanggar Seni Gamelan
Bahkan masyarakat dijaman modern Langenkumoro di RW VII Kramat
kurang antusias dengan kesenian Utara merupakan tempat yang ideal
tradisional gamelan karena mereka untuk melakukan penelitian yang

3
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

berhubungan dengan kesenian Gamelan dalam setting sosial. Peneliti kemudian


Jawa. menggunakan pengamatan terlibat
untuk mendengarkan dan menyaksikan
METODE PENELITIAN mereka dalam setting yang wajar
Penelitian ini termasuk dalam jenis (Spradley, 2007). Hasil yang diperoleh
penelitian kualitatif yaitu dari melakukan pengamatan tersebut
mengkonstruksi realitas sosial, makna akan menjadi acuan peneliti untuk
budaya yang berfokus pada proses melakukan wawancara dengan para
interpretasi peristiwa-peristiwa, yang pelaku seni yang ada di Sanggar Seni
mengutamakan keaslian data, yang Gamelan Langenkumoro di RW VII
terdiri dari berbagai kasus atau subjek, Kramat Utara.
terikat pada suati situasi atau konteks, Jangka waktu pengumpulan data
yang hadir dan nyata. Data yang penelitian mengenai Pengembangan
didapatkan adalah data kualitatif yaitu Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro
jenis data yang didapat dari komunikasi di RW VII Kramat Utara yaitu selama
langsung dengan informan kemudian satu bulan mulai tanggal 15 Agustus s.d.
disalin dalam bentuk transkrip 15 September 2018.
wawancara. Lokasi penelitian yang Dalam penelitian ini penulis akan
dipilih adalah Sanggar Seni Gamelan menggunakan teknik pengumpulan data
Langenkumoro di RW VII Kramat kualitatif deksriptif mengenai
Utara. Pengembangan Sanggar Seni Gamelan
Penentuan informan pada penelitian Langenkumoro di RW VII Kramat
ini secara purposive dengan jumlah Utara, maka dilakukan penelitian
informan yang disesuaikan dengan lapangan untuk mendapatkan data
kebutuhan data yang diperlukan primer yang sesuai. Untuk memperoleh
peneliti. Informan yang dipilihi ialah data primer peneliti menggunakan
berdasarkan atas pertimbangan- metode observasi, dokumentasi dan
pertimbangan tertentu yaitu, mereka wawancara setelah itu dilakukan
yang mengikuti perkembangan analisis data. Analisis data yang akan
komunitas Sanggar Seni Gamelan diolah didapat dari wawancara secara
Langenkumoro di RW VII Kramat mendalam, observasi partisipasi, bahan
Utara. Mereka yang dimaksud adalah dokumentasi, dan metode-metode baru
pengurus dan anggota komunitas yang seperti metode bahan visual serta
memahami juga mengetahui terkait metode penelusuran literature (kajian
Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro pustaka yang terdapat di internet). Data
di RW VII Kramat Utara. yang didapat akan dicatat dalam tulisan
Menurut Moleong (1996) sumber dan direkam melalui telepon genggam
data utama dalam penelitian kualitatif juga guna pengambilan gambar. Data
adalah kata-kata serta tindakan. Dalam yang disuguhkan merupakan hasil
tipe penelitian kualitatif, yang menjadi interaksi yang dilakukan oleh peneliti.
titik perhatian dalam pengumpulan data Metode pengumpulan data yang
penelitian ini adalah informan dan aktor digunakan adalah menggunakan
(pelaku). Peneliti menggunakan aktor pendekatan kualitatif deskriptif yaitu
(pelaku) sebagai sumber data penelitian observasi, dokumentasi dan wawancara
karena peneliti menitikberatkan pada mendalam atau in-depth interview.
informasi dan pengalaman pribadi Dalam penelitian terdapat sumber-
pelaku dalam mendeskripsikan suasana sumber data yang sangat penting yaitu:
budaya. Mereka terlibat secara langsung 1) informan, 2) peristiwa dam tempat,

4
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

3) dokumen/ arsip, dan 4) tinjauan pewayangan. Fungsi gamelan atau


pustaka. Selain itu pengalaman karawitan dalam seni wayang kulit ini
personal, instrospektif, sejarah, hasil adalah sebagai musik pembuka, saat
wawancara, observasi, dan hasil dalang memainkan wayang, dan
pengamatan visual, Penelitian kualitatif penutup untuk keseimbangan tampilan
mengungkap berupa kondisi masyarakat visual wayang kulit agar lebih menarik.
yang diteliti. Kesenian lain yang juga
menggunakan gamelan adalah kesenian
ludruk. Kesenian ludruk berupa drama
PEMBAHASAN komedi yang menghibur juga tak
Serangkaian alat musik gamelan ini terlepas dari iringan musik gamelan.
bila dimainkan akan membentuk sebuah Meskipun didominasi oleh lakon dan
instrument bermain musik yang dapat cerita yang menghibur tetapi gamelan
dinikmati hanya dengan musiknya saja juga mengambil peran disini. Gamelan
atau untuk pengiring kesenian lainnya berfungsi sebagai pengiring penampilan
karena gamelan berupa lantunan bunyi ludruk seperti memberikan sound effect
yang tidak bersifat visual sehingga saat pemain ludruk memainkan dialog
dapat dengan mudah dikolaborasikan dan gerakan yang penting. Dengan
dengan kesenian lain. Seperti penuturan lantunan salah satu alat musik gamelan
pemilik sanggar berikut yang akan semakin mendramatisir suasana
menjelaskan fungsi gamelan sebagai dan lawakan yang dibawakan semakin
kesenian: “jadi fungsi gamelan yaitu sempurna dinikmati oleh penonton.
sebagai musik pengiring, pelengkap, Dalam pendidikan formal di
dan memberikan rasa pada alur cerita”. sekolah tak hanya diisi dengan
Kesenian yang menggunakan alat kurikulum pendidikan saja tetapi juga
musik gamelan diantaranya adalah: pengembangan diri siswa berupa
karawitan, pedalangan, tari tradisional, ekstrakurikuler. Kesenian tradisional ini
dan ludruk. Kesenian pertama adalah sangat penting sebagai pendidikan siswa
karawitan. Karawitan adalah sebuah untuk mengenal kebudayan. Fungsi
komposisi memainkan serangkaian alat kesenian tradisional gamelan untuk
musik gamelan. Di dalam berkarawitan pendidikan dimasukkan dalam
cukup memainkan seluruh komponen kurikulum pendidikan seperti dalam
alat musik gamelan sesuai nada-nada mata pelajaran seni budaya yang
dalam lagu yang dipilih. Karawitan mencakup tentang pengenalan alat
dapat berdiri sendiri tanpa penyanyi, musik gamelan, cara memainkan, dan
namun karawitan akan lebih menarik praktknya. Hal ini bermanfaat untuk
dengan lantunan suara merdu sinden. siswa dalam menyalurkan rasa seninya
Sinden dalam karawitan adalah untuk melalui kegiatan praktek memainkan
nembang yang artinya menyanyikan alat musik. Dengan begitu siswa akan
tembang-tembang atau lagu-lagu khas memiliki bekal wawasan tentang alat
Jawa. musik tradisional dan dapat ditanamkan
Selain karawitan, gamelan juga rasa kecintaannya sejak dini sehingga
dapat mengiringi kesenian wayang kulit dapat berperan pula untuk melestarikan
atau pedalangan. Dalam kesenian gamelan di era modern. Menurut
wayang kulit, sebagian besar pemiliki sanggar, fungsi gamelan
pementasan akan dikuasai oleh seorang sebagai pendidikan tak hanya mencakup
dalang yang memainkan wayang kulit kemampuan memainkan gamelan tetapi
sambil membacakan dialog dalam cerita

5
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

juga memberikan pendidikan nilai-nilai


yang baik sebagai dasar berperilaku. Sejarah Sanggar Seni Langenkumoro
Berikut penuturan pemilik sanggar: Pada tahun 1970 warga RW VII
“Fungsi gamelan sebagai Kramat Utara mempunyai keinginan
pendidikan anak, gamelan ini juga untuk membeli gamelan lalu warga
mendidik anak-anak agar mampu mempunyai ide yaitu dengan cara
bekerja secara tim, mampu mempunyai menebang pohon sembojo yang ada di
kerendahan hati. Kenapa harus rendah makam kemudian di jual untuk membeli
hati, karena kalau bermain gamelan itu alat-alat gamelan. Alat gamelan gong
keras-kerasan itu tidak akan terjadi dan kentong yang dahulu kecil warga
komposisi yang harmoni. Jadi akhirnya sekarang sudah bisa membelinya yang
anak-anak terdidik untuk mampu besar.
mempunyai kerendahan hati, mampu Pada tahun 1981 warga membentuk
menempatkan diri diantara tim, dan ketoprak yang bernama Kyai Langgeng
peka terhadap harmonisasi” dan pelakonnya clurang-cluring, setelah
Kesenian gamelan juga lama berlatih lalu berhasil menampilkan
berhubungan dengan hal keyakinan atau ketoprak yang berjudul Kyai Langgeng
religi. Gamelan yang merupakan dan mendapatkan Juara 2 pada
kesenian tradisional warisan nenek ketopraknya begitu juga sutradaranya
moyang tak terlepas dari unsur yang mendapatkan Juara 1 pada tahun
keyakinan Jawa Kuno. Menurut 1983.
pemiliki sanggar fungsi gamelan dalam Akhirnya sesepuh RW VII yaitu
bidang religi atau keyakinan ini adalah Bpak Supangat mencetuskan Sanggar
agar manusia menyadari bahwa dirinya Seni yang bernama “Langenkumoro”
sebagai bagian dari alam yang sebagai bentuk pelestarian kebudayaan
bersinergi dengan alam itu sendiri musik tradisional jawa khususnya seni
dengan menciptakan kreasi dengan gamelan. Dan sampai sekarang Sanggar
bunyian yang harmonis. Seni Langenkumoro di RW VII Kramat
Kaitannya gamelan dengan Utara masih bertahan dan latihannya
kepercayaan ini terlihat dari adanya rutin di adakan seminggu sekali pada
permainan awal musik gamelan yang malam sabtu.
bersifat memulai atau menyambut tamu
yang bersifat tamu halus dan tamu Strategi Pelestarian
kasar. Permainan gamelan untuk Untuk melestarikan gamelan,
menyambut tamu halus ini sebagai anggota Sanggar Seni Gamelan
bentuk penghormatan atau tanda Langenkumoro di RW VII Kramat
“permisi” sebelum memainkan gamelan Utara secara rutin melakukan kegiatan
secara keseluruhan. Fungsi gamelan pelestarian berupa latihan rutin dan
yang berkaitan dengan bidang religi pagelaran. Diadakannya latihan dan
lainnya adalah untuk mengisi acara dan pagelaran ini adalah untuk terus
memeriahkan acara dalam memainkan gamelan sesuai dengan
memperingati hari-hari yang fungsinya dalam bidang kesenian,
berhubungan dengan peringatan hari pendidikan, dan religi. Dalam lingkup
besar keagamaan seperti “Malam 1 intern anggota Sanggar Seni Gamelan
Suro” untuk memeriahkan peringatan Langenkumoro di RW VII Kramat
tahun baru islam dan untuk memperingati Utara dilakukan latihan rutin 1 (satu)
“Grebeg Maulud” untuk memperingati minggu sekaliyaitu pada hari Jumat
Maulid Nabi. malam Sabtu mulai pukul 20.00 WIB

6
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

s.d. selesai. Sebagai sarana untuk menyediakan alat-alat gamelan yang


memberikan informasi kepada dimiliki Sanggar Seni Gamelan
masyarakat tentang adanya kegiatan Langenkumoro di RW VII Kramat
tersebut tentunya dengan cara Utara kepada siapapun yang ingin
menyebarkan informasi baik melalui belajar bermain gamelan. Keterbukaan
lisan maupun dengan bantuan gadget Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro
melalui aplikasi Whatsapp (WA) serta di RW VII Kramat Utara ini disambut
internet melalui web dan sosial media. positif oleh masyarakat, seperti
Dalam pagelaran, para anggota contohnya ada beberapa remaja dan
dapat mengajak seorang teman atau warga diluar RW VII Kramat Utara
keluarga untuk ikut menyaksikan. yang biasanya ikut berlatih gamelan di
Strategi ini sekaligus untuk Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro
mengenalkan masyarakat supaya lebih di RW VII Kramat Utara.
akrab dengan gamelan. Biasanya orang Di era digital seperti sekarang ini
akan tertarik dan ketagihan untuk semakin memudahkan untuk
menyaksikan pagelaran lagi dan tertarik memperkenalkan gamelan ke
untuk belajar memainkan gamelan. Di masyarakat luas dengan memanfaatkan
lingkup yang lebih luas, strateginya kemajuan teknologi internet dan sosial
dengan mengisi acara di berbagai acara media. “Jadi gadget misalnya, youtube
khusus yang dihadiri banyak penonton misalnya bisa dipakai untuk
misalnya dalam perayaan 1 suro atau mempromosikan keberadaan dari rumah
mengisi pentas seni untuk memperingati seni budaya keseluruh dunia. Jadi
HUT Kemerdekaan RI. teknologi tidak mengancam malah
Dalam mengisi acara tersebut akan justru teknologi itu membantu kita
menggait semakin banyak orang yang untuk membantu mengembangkan seni
menyaksikan dan menikmati kesenian budaya asli”.
gamelan karena penonton yang terdiri
dari berbagai kalangan usia, mulai dari Faktor Penghambat
anak-anak, remaja, hingga dewasa. Sanggar Seni Gamelan
Dengan demikian, anak-anak dan Langenkumoro di RW VII Kramat
remaja dikenalkan sejak dini untuk Utara yang sudah berdiri puluhan tahun
menyaksikan kesenian gamelan dan masih terbukti eksistensinya di
sehingga mereka mengenal kebudayaan jaman modern seperti sekarang ini
asli mereka. Anak-anak dan remaja tentunya tak lepas dari kendala yang
merupakan target utama pelestarian dihadapi. Suatu paguyuban yang
gamelan karena generasi mereka didalamnya terdapat banyak anggota
merupakan pemegang estafet yang bertujuan melestarikan
kebudayaan sehingga mereka harus kebudayaan, yang artinya banyak orang
mengenal dan mencintai budayanya dengan tujuan yang sama terkadang
sendiri agar dapat melestarikan dan caranya tidak sama. Seperti yang
mengembangkan kesenian gamelan di dikemukakan bapak Toro, bahwa semua
masa mendatang. tujuan yang baik pasti pernah
Sanggar Seni Gamelan mengalami kendala. Berbagai kendala
Langenkumoro di RW VII Kramat sebagai faktor penghambat pelestarian
Utara juga ingin bermanfaat bagi gamelan dan kesenian lain di Sanggar
masyarakat sekitar, dan ini sekaligus Seni Gamelan Langenkumoro di RW
menjadi strategi untuk melestarikan VII Kramat Utara, diantaranya:
kesenian gamelan yaitu dengan

7
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

a. Anggota ditegur sapa, misalnya kok sering nggak


Terkait dengan banyaknya jumlah hadir karena apa? Itu kadang-kadang
anggota di Sanggar Seni Gamelan bisa tersinggung. Trus lagi memukul
Langenkumoro di RW VII Kramat kurang bener, ada yang lain
Utara. Setiap orang atau seniman membenarkan, itu ada yang
memiliki cara sendiri untuk tersinggung”.
mengekspresikan dirinya melalui ide Setiap anggota ingin
dan perilaku. Terkadang, dengan mengekspresikan dirinya dan
berbedanya sifat manusia membuat menjalankan kesenian tradisional
sesama anggota terlibat dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu,
kesalahpahaman. Seperti penuturan setiap anggota ingin membina
Bapak Kasiman dibawah ini : kerjasama yang baik antar anggota demi
“Karena anggota kita itu banyak terus menjaga kualitas pemain. Dari contoh
dia juga punya pola pemikiran yang diatas, ketika ada anggota yang kurang
sebanyak jumlah anggota kita. Nah itu disiplin dalam latihan atau cara yang
kita memberi pengertian yang susah. kurang tepat dalam memainkan alat
Soalnya latar belakang pendidikannya musik, maka anggota yang lain akan
juga nggak sama, trus karakter orangnya menegur dan membenarkan. Hal
nggak sama, rata-rata orang seniman tersebut dilakukan demi kebaikan
tradisi ini punya penyelenehan yang bersama, khususnya agar kualitas
masing-masing nggak sama.” pemain tidak menurun sehingga dapat
Seniman yang tergabung di menampilkan penampilan yang terbaik.
Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro Kendala dari anggota tak hanya
di RW VII Kramat Utara memiliki kurangnya rasa saling mengerti akan
perbedaan latar belakang pendidikan sesama anggota saja. Selain itu ya,
maupun pekerjaan. Secara tidak menurut Bapak Kasiman, anggota juga
langsung, perbedaan ini tercermin akan merasa jenuh jika hanya
melalui pola berpikir dan sikap setiap melakukan latihan rutin tanpa adanya
anggotanya. Disini pentingnya rasa pagelaran atau pentas. Ketrampilan para
toleransi dan solidaritas antar sesama seniman juga harus ditampilkan untuk
anggota untuk dapat saling memahami mengevaluasi penampilan dan
karakter anggota lainnya. Menurut peningkatan kualitasnya.
bapak Kasiman selaku pelatih gamelan
di Sanggar Seni Gamelan b. Biaya
Langenkumoro di RW VII Kramat Jer basuki mowo beyo merupakan
Utara, ia mengenal beberapa sifat dan ungkapan dalam bahasa Jawa yang
karakter setiap anggotanya, dan artinyasemua tujuan itu mustahil tanpa
perbedaan karakter ini menurut beliau mengeluarkan biaya. Tanpa biaya,
menjadi salah satu kendalanya: tujuan apapun tidak dapat tercapai.
“Anggota ini ya tentunya setiap orang Begitu menurut penuturan bapak H
itu mempunyai karakter atau jiwa yang Muhammad Sutarno. Untuk memainkan
berbeda-beda. Ada orang itu yang alat musik tradisional, tentunya harus
karakternya keras, ada yang halus, ada memiliki alat musiknya terlebih dahulu.
yang setengah halus dan sebagainya. Untuk memiliki alat musik tersebut
Nah permasalahannya memang kumpul dibutuhkan biaya untuk membelinya.
orang banyak itu kalau kita nggak saling Hal ini lah yang juga menjadi hambatan
menyadari otomatis ya saling salah di Sanggar Seni Gamelan
terima lah. Suatu contoh misalnya Langenkumoro di RW VII Kramat

8
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

Utara. Kebutuhkan alat musik sudah Hal ini lah yang juga menjadi
dipenuhi oleh pendiri Sanggar Seni hambatan di Sanggar Seni Gamelan
Gamelan Langenkumoro di RW VII Langenkumoro di RW VII Kramat
Kramat Utara namun untuk operasional Utara. Kebutuhkan alat musik sudah
juga membutuhkan biaya misalnya dipenuhi oleh pendiri Sanggar Seni
untuk transportasi jika ada pagelaran di Gamelan Langenkumoro di RW VII
luar Sanggar Seni Gamelan Kramat Utara namun untuk
Langenkumoro di RW VII Kramat operasional juga membutuhkan biaya
Utara, dan lain sebagainya. misalnya untuk transportasi jika ada
pagelaran di luar Sanggar Seni
KESIMPULAN Gamelan Langenkumoro di RW VII
1. Untuk melestarikan gamelan, Kramat Utara, dan lain sebagainya.
anggota Sanggar Seni Gamelan
Langenkumoro di RW VII Kramat DAFTAR PUSTAKA
Utara secara rutin melakukan
kegiatan pelestarian berupa Afifah. 2014. Seni Ketoprak di Era
pagelaran. Diadakannya pagelaran Modernisasai (Studi Kasus di
ini adalah untuk terus memainkan Lingkungan Balekambang Kodta
gamelan sesuai dengan fungsinya Surakarta). Surakarta: Universitas
dalam bidang kesenian, pendidikan, Sebelas Maret.
dan religi. Dalam lingkup intern Koentjoroningrat. 1990. Sejarah Teori
anggota Sanggar Seni Gamelan Antropolgi II. Jakarta: Universitas
Langenkumoro di RW VII Kramat Indonesia Press.
Utara dilakukan latihan rutin 1 (satu) Moleong. 1996. Metode Penelitian
minggu sekali. Sebagai sarana untuk Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
memberikan informasi kepada Pramudi et al. 2010. Desain Virtual
masyarakat tentang adanya kegiatan Gamelan Jawa Menurju Industri
tersebut tentunya dengan cara Kreatif Modern. Semarang :
menyebarkan informasi baik melalui Seminar Nasional Aplikasi TI
lisan maupun dengan bantuan Universitas Dian Nuswantoro.
internet melalui web dan sosial Prasetyo. 2012. Seni Gamelan Jawa
media. sebagai Represenrasidari Tradisi
2. Berbagai kendala sebagai faktor Kehiduan Manusia Jawa. Jakarta :
penghambat pelestarian gamelan dan Universitas Indonesia.
kesenian lain di Sanggar Seni Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan.
Gamelan Langenkumoro di RW VII Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Kramat Utara, diantaranya kendala Spradley. 2007. Metode Etnografi.
dari anggota tak hanya kurangnya Yogyakarta: Tiiara Wacana.
rasa saling mengerti akan sesama Wadityo et. al. 2010. Campursari
anggota saja, anggota juga akan Manthous: Antara Musik Jens Baru
merasa jenuh jika hanya melakukan dan Fenomena Sosial Masyarakat
latihan rutin tanpa adanya pagelaran Pendukung. Yogyakarta : Jurnal
atau pentas. Ketrampilan para Pengetahuan dan Pemikiran Seni.
seniman juga harus ditampilkan Wisdiantoro et al. 2014. Analisis
untuk mengevaluasi penampilan dan Ketertarikan Bermain Gamelan
peningkatan kualitasnya. Untuk dengan Perangkat Lunat E-
memiliki alat musik tersebut Gamelanku pada Remaha
dibutuhkan biaya untuk membelinya. Menggunakan Metode Wilcoxon’s

9
Kelompok 61, Pengembangan Sanggar Seni Gamelan Langenkumoro di Kramat Utara…

Sign Rank Test. Semarang : Wiyoso. 2012. Campursari : Suatu


Seminar Nasional Aplokasi TI Bentuk Akulturasi Budaya dalam
Universitas Dian Nuswantoro. Musik. Yogyakarta : Jurnal
Pengetahuan dan Pemikiran Seni.

10

Anda mungkin juga menyukai