Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERTEMUAN 4

KARAWITANOLOGI

OLEH
SALSABILA MARDHIYYAH PUTRI
NIM 200252611608
OFF M2

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK
OKTOBER 2020
1. Apa yang anda ketahui tentang piagam tuk mas?

Menurut saya piagam tuk mas adalah bukti yang menandakan bahwa
keberadaan gamelan di Indonesia yang sudah sangat tua. Hal itu dibuktikan
dengan adanya tulisan-tulisan yang terdapat pada piagam tersebut yang
menggunakan huruf palawa.

2. Apakah gamelan Jawa itu?

Gamelan Jawa merupakan seperangkat alat musik tradisional Jawa yang


biasanya terdiri dari Gong, Kenong, Gambang, Celempung serta beberapa
alat musik pendamping lainnya. Gamelan Jawa tidak bisa kita lepaskan dari
pandangan masyarakat Jawa yang cenderung memelihara keselarasan hidup
baik jasmani maupun rohani. Keadaan tersebut menjadikan orang Jawa selalu
menghindari ekspresi tempramental dan berusaha mewujudkan toleransi antar
sesama.

3. Apakah perbedaan makna karawitan Jawa dan gamelan Jawa?

Makna dari karawitan Jawa yaitu seni suara tertua dalam budaya Jawa. Seni
suara yang menawarkan keindahan begitu halus dan memiliki fungsi estetika
yang sarat dengan nilai sosial, moral dan spiritual. Karawitan tercipta dari
kerumitan alunan suara berlaras slendro dan pelog dari gamelan. Istilah
karawitan sendiri digunakan untuk merujuk pada kesenian gamelan yang
banyak dipakai oleh kalangan masyarakat Jawa. Istilah tersebut mengalami
perkembangan dalam penggunaan maupun pemaknaannya.
Sedangakan makna dari gamelan Jawa adalah sarana dakwah. Media
akulturasi budaya lokal dengan budaya Islam. Syair-syair karawitan juga
banyak mengandung unsur nasihat-nasihat Agama.
4. Apa saja nilai filosofis seni karawitan

Nilai filosofis yang terkandung dalam seni karawitan yaitu :


1. Nilai Estetis:
Seni karawitan melalui gamelan yang lengkap ditabuh oleh 10 hingga 15
penabuh atau niyaga. Kaitannya dalam hal ini dari alat musik yang berbeda
dengan dimainkan secara keseluruhan akan menghasilkan suara yang
harmonis dan dinamis. Terciptalah estetika keindahan suara di dalamnya.
Suara yang unik yang menimbulkan rasa nyaman bagi penikmatnya.
2. Nilai Historis
Seni karawitan adalah Warisan Budaya Leluhur. Keberadaannya erat
hubungannya dengan perjalanan kebudayaan masyarakat Jawa.
Perkembangannya hingga saat ini menyimpan sejarah yang bisa dijadikan
pelajaran. Dan, diharapkan dapat menumbuhkan semangat untuk terus
menjaga budaya bangsa.
3. Nilai Budaya
Seni karawitan adalah kebudayaan asli masyarakat Jawa. Telah lahir
sebelum masuknya pengaruh agama Hindu dan Buddha. Eksistensinya
tetap bertahan hingga hari ini, diakui dan tetap dinikmati oleh masyarakat
bahkan dunia.
4. Nilai Spiritual
Gamelan pada awal sejarahnya merupakan perangkat alat musik yang
dikaitkan dengan upacara-upacara keagamaan. Sehubungan dengan
perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, karawitan
gamelan Jawa adalah sarana dakwah. Media akulturasi budaya lokal
dengan budaya Islam. Syair-syair karawitan juga banyak mengandung
unsur nasihat-nasihat Agama.
5. Nilai Demokrasi
Karawitan juga mengandung unsur demokratis yakni berkaitan dengan
peranan setiap alat musik dalam Gamelan. Kendhang sebagai pemimpin
dan pengendali di sini terdapat peran pengaturan yang dianalogikan
sebagai eksekutif. Gong sebagai tanda pengawasan terhadap jalannya
permainan dianalogikan sebagai yudikatif. Adapun Kenong adalah
legislatif yang mewakili perangkat lainnya.
6. Nilai Sosial
Pada seni karawitan, kandungan nilai sosial dapat kita lihat pada kerjasama
dan toleransi antar pemain. Mereka berusaha menyatukan berbagai jenis
alat musik dengan saling mengikuti aturan yang ada secara bersama-sama.
7. Nilai Psikologis
Melalui keindahan dan kehalusan seni suara, karawitan mampu mendidik
rasa keindahan seseorang yang memungkinkan tumbuhnya kesadaran pada
nilai sosial, moral dan spiritual. Orang yang biasa berkecimpung dalam
dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapanya halus,
tingkah laku lebih sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus
gendhing – gendhing (Trimanto, 1984).

5. Pembicaraan karawitan bisa dipandang dari 2 sisi yakni tekstual dan


kontekstual. Jelaskan maksud dari ke 2 sudut pandang ini!

Dari sudut pandang saya Karawitan tekstual adalah segala bentuk teori yang
berhubungan dengan karawitan atau opini para tokoh seni tentang apa itu
karawitan, Sedangkan Karawitan kontekstual adalah teori yang memperjelas
tentang fungsi dari karawitan atau inti dari karawitan di lingkungan kecil
maupun besar.

Anda mungkin juga menyukai