Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SOSIOLOGI

GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT (TARI RUDAT)

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Sosiologi

Dosen Pengajar : Putri Handayani, M.I.Kom

Disusun Oleh:

1. Deva Satria P (15032200005)

2. Indra Bahari S (15032200090)

KELAS B

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BINA BANGSA

2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Putri
Handayani, M.I.Kom mata kuliah Pengantar Ilmu Sosiologi yang telah
memberikan tugas terhadap kami.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Lembar Judul....................................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................ii

Daftar isi...........................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Tari Rudat........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4

BAB II Isi Dan Pembahasan

2.1 Sejarah Tari Rudat.....................................................................................5

2.2 Perkembangan Tari Rudat.......6

2.3 Fungsi Tari


Rudat………………………………………………………………………………
…………........................................8

2.4 Jalannya Permainan Atau Pertunjukan......................................................9

2.5 Cara Melestarikan Tari Rudat Di Kalangan Remaja................................10

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan................................................................................................11

3.2 Saran..........................................................................................................12

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa Barat.
Kesenian rudat tersebut tersebar di berbagai daerah seperti Kabupaten Banten,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya dan di berbagai daerah lainnya.
Salah satu daerah di Tasikmalaya yang memiliki kesenian rudat yaitu di Kampung
Jayanti, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya. Kesenian rudat di
daerah tersebut diperkirakan sudah hidup sejak puluhan tahun, yaitu sebagai
warisan dari para leluhur yang sampai sekarang masih tetap terjaga
kelestariannya. Kesenian rudat merupakan seni tradisional yang mengandung
nilai-nilai keagamaan. Seperti yang diungkapkan oleh Arini, (1997:2) yang
menyatakan bahwa : “Kesenian rudat merupakan jenis kesenian Islami yang
tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren, sebagai pusat penyebaran
agama Islam”. Kesenian ini pada awalnya dilaksanakan pada setiap acara
Muludan (upacara memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW), Rajaban
(upacara memperingati Isro Mi’raj), hari raya Idul Fitri dan hari besar Islam
lainnya. Tetapi pada perkembangannya, kesenian rudat sekarang biasa
dipertunjukan dalam acara hiburan di lingkungan pesantren, upacara perkawinan
dan khitanan.
Kesenian rudat merupakan kesenian yang menampilkan seni tari dan seni
musik, maksudnya bahwa pada pertunjukan kesenian ini terdapat tarian, nyanyian
dan juga tabuhan dari alat musik. Pada pertunjukannya, kesenian ini biasanya
dibawakan sedikitnya oleh sepuluh orang, tergantung dari kebutuhannya. Para
pemain rudat tersebut terbagi atas dalang (pemimpin pertunjukan), para penabuh
alat musik juga para penari rudat.

Lagu-lagu yang digunakan pada pertunjukan kesenian rudat biasanya diambil dari
Kitab Barjanji. Isi dari kitab ini mengandung nilai-nilai keagamaan yang
mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa juga Rosul-Nya. Hal ini dilakukan supaya
para penikmat kesenian rudat ini bisa lebih mendekatkan diri pada Sang Maha
Pencipta. Laras yang digunakan pada penyajian lagu kesenian rudat menggunakan
dua laras yaitu salendro dan pelog yang dibawakan secara elid (bernyanyi seorang
diri) dan saur (bernyanyi bersama-sama/serempak). Alat musik utama yang
digunakan pada pertunjukan rudat yaitu berupa instrument membranophone
(instrument yang menghasilkan suara dengan kulit membran) yaitu terebang. Alat
musik ini terbagi menjadi beberapa ukuran, dari mulai ukuran paling kecil yang
disebut terebang turuktuk, hingga ukuran paling besar yang disebut terebang
bangsing. Pada pertunjukannya, alat musik ini bisa dipadukan dengan alat musik

1
2

yang lain seperti bedug, kendang, kecapi, bahkan satu set gamelan, tergantung
dari kebutuhannya.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dalam kesempatan ini penulis
mencoba menelitinya untuk dituangkan dalam bentuk penyusunan skripsi yang
berjudul “Pertunjukan Kesenian Rudat Grup Tunas Harapan Pada Acara Maulid
Nabi Di Kampung Jayanti Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya”. Pada
penyusunan skripsi ini juga, penulis hanya akan memfokuskan pada seni
musiknya saja.
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas terdapat permasalahan untuk dijadikan objek
penelitian. Masalah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur pertunjukan kesenian rudat yang dibawakan oleh grup
Tunas Harapan pada acara Maulid Nabi di Kampung Jayanti, Kecamatan
Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya?
2. Bagaimana bentuk penyajian lagu dalam kesenian rudat oleh grup Tunas
Harapan pada acara Maulid Nabi di Kampung Jayanti, Kecamatan Puspahiang,
Kabupaten Tasikmalaya?
3. Bagaimana pola tabuhan alat musik pada kesenian rudat oleh grup Tunas
Harapan pada acara Maulid Nabi di Kampung Jayanti, Kecamatan Puspahiang,
Kabupaten Tasikmalaya?
Guna menghindari tafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini
maka penulis memberikan batasan istilah-istilah sebagai berikut:
Kesenian : Perihal seni; Keindahan (Kamus Besar BahasaIndonesia, 1989:816)
Maulid Nabi : Peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW (Kamus Bahasa
Indonesia, 2008:460) Pertunjukan : Sesuatu yang dipertunjukan; Tontonan
(Kamus Bahasa Indonesia, 2008:816)
Rudat : “Salah satu jenis kesenian yang didalamnya terdapat bentuk tarian yang
diiringi oleh musik terebangan, dimana gerak tarinya banyak unsur-unsurnya yaitu
keagamaan, seni bela diri dan seni suara”. (Atik Soepandi dan Enoch, 1977:42)

3
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang
terkandung di dalamnya.
Tujuan tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui struktur pertunjukan musik kesenian rudat yang dibawakan
oleh grup Tunas Harapan pada acara Maulid Nabi.
2. Untuk mengetahui bentuk penyajian lagu dalam kesenian rudat oleh grup Tunas
Harapan pada acara Maulid Nabi.
3. Untuk mendeskripsikan pola tabuhan alat musik pada kesenian rudat oleh grup
Tunas Harapan pada acara Maulid Nabi.

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tari Rudat
Sejarah tentang asal mula Tari Rudat ini masih belum diketahui, namun dilihat
dari beberapa sumber mengatakan bahwa tarian ini berasal dari Turki dan sudah
ada sejak masuknya agama Islam ke Indonesia. Tarian ini digunakan para Ulama
terdahulu sebagai media penyebaran agama Islam pada abad XV . Banyak yang

4
mengatakan pula bahwa , Tari Rudat ini merupakan perkembangan dari dzikir
zaman dan budrah. Dzikir zaman merupakan kesenian tari dengan gerakan pencak
silat dan disertai dengan dzikir. Sedangkan Budrah merupakan nyanyian yang
diiringi dengan iringan seperangkat musik rebana berukuran besar.
Seperti yang disebutkan diatas, tarian ini awalnya merupakan salah satu media
penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Lombok. Seiring
dengan perkembangan, tarian ini kemudian digunakan untuk memeriahkan acara
Khitanan, Khatam Al-Quran dan berbagai upacara peringatan hari besar lainnya .
Tari Rudat sudah ada sejak abad ke-15 yang merupakan salah satu warisan
nenek moyang. Pada tahun 1987 sering dijumpai Tari Rudat di pinggir jalan raya
mengiringi pengantin baru menuju rumah mempelai wanita. Tari Rudat berasal
dari Turki bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad ke-
15.

5
2.2 Perkembangan Tari Rudat
Menurut David D Anne K 2011:175 perkembangan tari Rudat tidak terlepas
dari upaya penyebaran agama Islam oleh Wali Songo. Diantaranya Sunan Gunung
Jati, semasa hidupnya Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di Jawa Barat
dibantu oleh murid-muridnya, pada tahun 1450-1500 M ketika sebagian besar
penduduk masih beragama Hindu, beliau mengutus lima utusan dari Cirebon yaitu
Sacapati, Madapati, Jayapati, Margapati dan Warga Kusumah. Atas petunjuk
Sunan Gunung Jati mereka diharuskan mengembangkan agama Islam diantaranya
dengan pertunjukan kesenian yang meniru kesenian ditanah Mekkah yaitu
genjring yang terbuat dari potongan-potongan kayu. Setelah terbentuk dinamakan
terbangan, terbangan maksudnya untuk mrnghubungkan batiniah antara manusia
dengan Tuhan-nya yaitu Allah SWT yang menguasai dan menciptakan alam
semesta beserta isinya. Alat yang dibuat baru satu buah, maka dengan bantuan
murid-muridnya dibuat lagi empat hingga berjumlah lima yang merupakan simbol
Rukun Islam. Selain itu dibuat lagi satu buah kendang besar sebagai pelengkap
karena kelima waditra itu dirasakan belum lengkap.
David D Anne K, 2011 h.175. 11 Menurut salah satu sesepuh dari desa Subang
yang bernama Kh Alimudin dalam wawancara, kesenian Rudat adalah salah satu
kesenian khas desa Subang Kec. Subang Kab. Kuningan. Awal kisah tarian Rudat
atau genjringan sebutan Rudat oleh orang tua dahulu, ini diperkenalkan oleh
penduduk Subang yang menuntut ilmu agama Islam di pesantren Garut,
sepulangnya dari menuntut ilmu disana mereka juga memperkenalkan kesenian
tari ini kepada warga Subang.

Sebelum sampai ke desa subang tari Rudat di mainkan di pesantren-pesantren


di kota Garut sebagai hiburan atau pergaulan para santri di waktu senggangnya
dengan nyanyian yang isinya memuji kebesaran Allah SWT sambil menari
dengan gerak pencak silat. Tarian ini kebanyakan dilakukan oleh kaum laki-laki.
Dalam perkembangannya, seni tari Rudat menjadi seni pertunjukan yang dapat
dilaksanakan ketika upacara menyambut hari ulang tahun kemerdekaan republik
Indonesia, upacara pernikahan, khitanan maupun hiburan rakyat lainnya.

6
7

7
2.3 Fungsi Tari Rudat
Pertunjukan seni terbangan termasuk Rudat pada mulanya bertujuan untuk
penyebaran agama Islam yang di laksanakan pada setiap acara besar agama Islam:
 Mauludan, yaitu upacara memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.
 Rajaban, yaitu memperingati Isra Mi’raj  Hari Raya Idul Fitri  Hari Raya
Idul Adha Dalam hari-hari besar umat Islam biasanya dilaksanakan di Masjid dan
acara khusus biasanya di tempat acara khusus tersebut. Pada perkembangan
berikutnya, kesenian tarian Rudat biasa dipertunjukan dalam acara-acara khusus
lainnya:  Hari kemerdekaan Republik Indonesia  Sarana acara hiburan dalam
hajatan perkawinan  Salah satu hiburan dalam acara khitanan  Sarana hiburan
di lingkungan pesantren  Sarana dakwah dalam penyebaran agama Islam 12
Seni Tari Rudat sendiri bertujuan untuk mendidik masyarakat agar menjadi
manusia yang bermoral tinggi berlandaskan agama Islam dengan mendekatkan
diri kepada Allah SWT sehingga terwujud manusia berbudaya, berbudi pekerti
luhur disertai keimanan yang kuat. David D Anne K, 2011 h.175. Di Kuningan
lebih tepatnya didesa Subang sekarang ini, kesenian tari Rudat berfungsi pula
sebagai hiburan ketika hajatan pernikahan, biasanya dilaksanakannya malam hari
sebelum acara pernikahan dimulai. Juga dilakukan saat acara khitanan yaitu
dilaksanakanya ketika malam setelah acara khitanan selesai dan sekarang kesenian
ini berkembang menjadi seni hiburan rakyat. Namun sekarang kesenian tari Rudat
dalam pelaksanaannya mulai berkurang dalam acara hari besar umat Islam bahkan
dalam setahun hanya dilaksanakan beberapa kali saja, dan dalam acara khusus
seperti pernikahan, khitanan, mereka lebih memilih acara musik organ dari pada
tari Rudat karena dirasa lebih menarik.

8
2.4 Jalannya Permainan dan Pertunjukan
Dalam pertunjukannya , Tari Rudat ini biasanya dimainkan oleh 13 orang
penari yang berdandan seperti prajurit . Dalam kelompok penari tersebut biasanya
di pimpin oleh seorang komandan. Tari Rudat ini biasanya ditampilkan dengan
gerakan-gerakan yang di dominasi oleh gerakan kaki dan tangan. Gerakan tersebut
hampir mirip dengan gerakan bela diri atau gerakan pencak silat. Selain
melakukan gerakan tari, penari juga sambil menyanyikan lagu-lagu berirama
Melayu dengan lirik berbahasa Indonesia dan bahasa Arab. Tari rudat diiringi
sejumlah alat music rebana yang terdiri dari rebana, jidur, dap, mandolin dan
biola.
Dalam pertunjukannya, biasanya para penari menggunakan kostum seperti para
prajurit. Kostum penari tersebut terdiri dari baju lengan panjang, celana panjang,
kain songket Lombok dan kopiah karbus. Selain itu juga terdapat beberapa atribut
seperti pangkat prajurit pada bahu, kain selempang dan ikat pinggang. Untuk
kostum pemimpin penari biasanya dibuat sedikit berbeda, perbedaan tersebut bisa
dari kopiah, warna baju, dan ada juga yang membawa pedang.
Sebagai salah satu warisan atau tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang,
kesenian ini masih terus dilestarikan di Pulau Lombok, NTB. Hal tersebut terbukti
dengan masih sering ditampilkanya tari rudat ini di beberapa acara seperti
khitanan, Khatam Al-Quran , Maulid Nabi , peringatan Isra Mi’raj , dan bisa
ditampilkan dalam menyambut tamu dan acara-acara formal lainnya .

10
2.5 Cara Melestarikan Tari Rudat
1. Mempelejari Isi Dan Budayanya
2. Mengikuti Kegiatan Yang Dilakukan
3. Ajarkan Budaya Tersebut Ke Budaya Orang Lain
4. Memperkenalkan budaya tersebut ke dunia internasional
5. Tidak terpengaruh dengan budaya-budaya asing

9
11

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seni Rudat adalah sejenis kesenian tradisional yang semula tumbuh dan
berkembang di lingkungan pesantren. Rudat merupakan jenis seni pertunjukan
yang terdiri dari seni gerak dan musik yang dilantunkan oleh suara manusia dan
diiringi tabuhan ritmis dari waditra sejenis terbang. Syair-syair yang terkandung
dalam nyanyiannya bernafaskan keagamaan, yaitu puja-puji yang mengagungkan
Allah, shalawat atas Rosul, do a, dan nasihat. Tujuannya adalah untuk menebalkan
iman masyarakat terhadap Agama Islam dan kebesaran Allah, dengan demikian
diharapkan manusia bisa bermoral tinggi dan berakhlak mulia berlandaskan
agama Islam dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tasikmalaya merupakan salah satu daerah dimana Seni rudat hidup dan
berkembang pada masyarakat. Pada perkembangan di masyarakatnya seni rudat di
wariskan dari generasi ke generasi melalui pembelajaran oral, dan biasanya
pembelajaran dilakukan di waktu-waktu senggang selepas aktivitas keseharia
masyarakatnya. Pembelajaran dilakukan dengan tujuan agar gerenasi berikutnya
menjadi apresiator yang mempertahankan Seni Rudat agar tidak punah.

3.2 Saran

11

Anda mungkin juga menyukai