Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISA KARYA SENI MUSIK TRADISIONAL

Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 MANDAU

Mata Pelajaran : SENI BUDAYA

Nama Peserta Didik : MESSY DWI SYAFIRA

Kelas/Semester : XII MIPA 5 / ENAM

SMA NEGERI 1 MANDAU


Jl. Komplek Pendidikan CPI Sebanga Duri
Tahun Pelajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik

serta hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Seni Budaya.

Tidak lupa pula sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar

Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang terang

benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang akan

mendapatkan syafaatnya besok di hari kiamat. Amin.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas yang berisi tentang Analisa Musik

Tradisional dalam berbagai Ilmu pengetahuan. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat

kita semua, terutama bagi kami. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan

demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak

yang telah berperan serta dalam penyusunan kliping ini dari awal sampai akhir. Apabila ada

kekeliruan kata atau kalimat, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Duri, Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 5

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6

A. Pengertian dan Fungsi Musik Tradisional ....................................................................... 6

B. Unsur-Unsur dan Elemen Musik Tradisional.................................................................. 7

C. Karya-Karya Musik Tradisional...................................................................................... 9

D. Keunikan Musik Dan Karakteristik Musik Tradisional ................................................ 10

E. Alat-Alat Musik Tradisional ......................................................................................... 12

F. Sejarah Musik Tradisional di Nusantara ....................................................................... 17

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 19

A. Kesimpulan.................................................................................................................... 19

B. Saran .............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 20


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musik yang telah lama hidup dan berkembang di Negara Indonesia yang tercinta
ini, diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan memiliki sifat turun-temurun
secara tradisional dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Dari proses pewarisan
yang turun temurun inilah musik jenis ini hidup dan berkembang sampai saat ini. Musik-
musik ini sering disebut dengan istilah musik tradisioal yang tersebar di seluruh
Indonesia. Karena musik tradisional yang ada di Indonesia merupakan hasil karya cipta
setiap suku bangsa (Batak, Dayak, Mentawai, Papua, Riau, Sunda, Jawa, Bali, dan
sebagainya) yang hidup di bumi ini. Maka banyaknya jenis musik yang ada di tentukan
oleh jumlah suku bangsa Indonesia yang cukup banyak. Selain itu, setiap suku bangsa
yang hidup di Indonesia memiliki jenis musik yang berbeda dengan musik yang
berkembang pada suku-suku bangsa lainnya di Negeri ini. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa musik tradisional adalah merupakan kekayaan dan cirri khas dari
masyarakat suku dan daerah pemiliknya.
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan
musik modern. Musik tradisional disebut juga misik daerah , yaitu merupakan jenis
musik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik
lagu tradisional bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan
masih bersifat sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana. Hampir setiap daerah
di wilayah nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan lagu serta
peralatan yang berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih
sedrhana dan kental dengan unsur kedaerahannya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dan fungsi dari musik tradisional ?
2. Sebutkan Unsur dan elemen dalam musik tradisional?
3. Sebutkan karya-karya musik tradisional ?
4. Sebutkan keunikan dan karakteristik musik tradisional ?
5. sebutkan alat-alat musik tradisional ?
6. Bagaimana sejarah musik tradisional di nusantara?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah agar para pembaca makalah
ini bisa lebih mengerti Musik tradisional dan berharap banyak bisa menjaga kekayaan
seni musik tanah air.

D. Manfaat Penulisan
1. Agar bisa mengerti pengertian dan fungsi dari musik tradisional.
2. Supaya bisa mengerti Unsur dan elemen dalam musik tradisional.
3. Untuk mengetahui apa saja karya-karya musik tradisional.
4. Agar bisa mengetahui keunikan dan karakteristik musik tradisional.
5. Bisa mengenal alat-alat musik tradisional.
6. Bisa mengetahui bagaimana sejarah musik tradisional di nusantara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Musik Tradisional


1. Pengertian Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu berasal.
Contoh di Indonesia adalah musik gamelan. Musik tradisional disebut juga musik daerah,
yaitu merupakan jenis musik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun-
menurun.
2. Fungsi Musik Tradisional
a. Fungsi Individual
Melalui musik seseorang dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gejolak
jiwa, perasaan, atau kegalauan yang terpendam dalam dirinya. Melalui syair lagu yang
diubahnya, seniman musik dapat mengkritik atau memprotes kondisi yang ada
dilingkungannya, serta dapat pula mengungkapkan rasa cinta dan kekagumannya
terhadap sesame manusia, alam, dan sang pencipta. Jadi seni apapun termasuk seni
musik yang dapat dipakai sebagai media ekspresi yang dapat membaerikan kepuasan
batin bagi pencipanya.
b. Fungsi Sosial
Musik memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Hal itu dapat kita
saksikan dimana musik sering diperdengarkan pada sebuah upacara adat, upacara
kenegaraan, penyambutan tamu, pesta, dan lain-lain. Apakah yang akan terjadi apabila
suatu pesta rakyat tanpa musik? Tentunya pesta itu tidak akan meriah. Sebuah
pertunjukan tari akan kacau apabila secara tiba-tiba musik yang mengiringinya
berhenti ditengah jalan. Hal yang sama akan terjadi pada gereja tanpa lonceng atau
litany, atau masjid tanpa bedug. Hal tersebut tentunya akan kehilangan roh
kekhidmatannya.
c. Media Rekreasi atau Hiburan
Sebuah pagelaran musik ternyata mampu menciptakan kondisi tertentu yang
bersifat penyegaran dan pembaruan kondisi yang telah ada. Dalam hal ini, musik
memasuki psikologi kegembiraan massa sehingga mampu menghilagkan perasaan
jenuh dan bosan terkurung dalam kerutinan kehidupan. Melalui syair dan iringan
musik, kita dapat menikmati keindahannya.
d. Media Komunikasi
Selain menggunakan bahasa verbal atau visual, jalinan komunikasi antaretnis,
bahkan antarnegara bisa dilakukan dengan seni musik. Saat ini terdapat fenomena baru
dalam mempertemukan karya pemusik tradisional dengan pemusik modern yang
disebut dengan kolaborasi. Melaliu bahasa musik, syair lagu serta alunan musik,
pesan-pesan tertentu dapat disampaikan dengan lebih indah.
e. Media Pendidikan
Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk manusia berbudi pekerti luhur.
Secara filosofis titik tekannya adalah obyek nilai dan moral pada diri anak tersebut.
Seni dapat dimanfaatkan untuk membimbing dan mendidik mental serta tingkah laku
seseorng agar berubah menjadi kondisi yang lebih baik, antara lain memperhalus
perasaan, bersikap santun, berprilaku lemah lembut, bermoral mulia, dan berbudi
pekerti luhur.
f. Media Pemujaan
Musik (vocal) memainkan peranan penting alam kegiatan beribadah atau kegiatan
keagamaan, seperti pemujaan kepada kepada sang Pencipta seperti yang dilakukan di
Pura, Gereja, atau Masjid. Dalam agama islam, lagu-lagu pujian banyak diiringi
dengan pukulan rebana, sedangkan di Gereja didiringi dengan piano, gitar atau alat
msik lainnya.

B. Unsur dan Elemen Musik Tradisional


1. Nada
Nada atau tangga nada dalam istilah jawanya disebut laras. Tangga nada/laras jawa
menggunakan tangga nada pentatonis (lima nada), yaitu laras pelog (ji, mi, pat, mo, tu,)
dan laras slendro (ji, ro, lu, mo, nem). Nada-nada pelog bernuansa sejuk, lembut.
Sedangkan nada-nada slendro bernuansa meriah dan riang.
2. Irama
Irama adalah ketukan yang teratur. Dalam gamelan jawa ada beberapa tingkatan irama,
seperti lancer, tanggung, dadi, wiled, dan rangkep. Sama halnya dengan irama musik
modern, ada pop, rock, slow rock, pop ballad, dan sebagainya.
3. Melodi
Melodi adalah rangkaian nada yang disusun sedemikian rupa sehingga enak didengar.
Contoh melodi sederhana: 1 3 1 3 4 5 5 . 7 1 7 1 7 5 . 0
4. Harmoni
Harmoni adalah elemen musik yang didasarkan atas penggabungan nada-nada menurut
aturan-aturan tertentu dalam hubungan secara vertikal. Bila harmoniya terdiri atas tiga
nada atau lebih, maka disebut akord. Misalkan akord C = do, mi, sol. Akord G= sol, si,
re.
5. Dinamika
Dinamika merupakan keras-lembutnya lagu yang dinyanyikan. Sebuah lagu ada kalanya
dinyanyikan dengan lembut, ada pula yang dinyanyikan dengan keras, menyesuaikan
dengan isi lagu yang disampaikan penyanyi. Istilah jenis-jenis dinamika pada musik non
tradisional:
a. Sangat Keras = Fortissimo (ff)
b. Keras = Forte (f)
c. Sedang = Mezzoforte (mf)
d. Lembut = Piano (p)
e. Lebih Lembut = Pianissimo (pp)
6. Tempo
Tempo diartikan cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan. Dahulu, pada partitur lagu
tradisional daerah tidak dicantumkan tanda temponya. Namun setelah masuknya musik
mancanegara, ada beberapa istilah dalam tempo lagu seperti largo=lambat,
moderato=sedang, allegro=cepat, dan sebagainya.
C. Karya-Karya Musik Tradisional
Musik tradisional merupakan kekayaan budaya dan identitas setiap daerah dan bangsa di
belahan nusantara. Setiap daerah memiliki ciri khas musik tersendiri. Musik tradisional juga
dinamakan musik daerah. Berdasarkan sifat dan keberasalannya, musik tradisional Nusantara
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Musik Rakyat
Musik Rakyat merupakan musik daerah yang lahir dan diolah oleh masyarakat pedesaan,
hidup dan berkembang di tengah-tengah rakyat, disukai dan tersebar sampai ke rakyat
jelata.Ciri utama musik rakyat yaitu memiliki bentuk dan teknik sederhana serta tidak
dikenal penciptanya (NN = no name). Tema musik rakyat banyak mengambil
darikehidupan sehari-hari masyarakat. Contoh musik rakyat misalnya musik untuk
pernikahan, kematian, berladang berlayar, dan sebagainya.
2. Musik Klasik
Musik tradisional klasik merupakan musik rakyat pilihan yang dikembangkan di pusat-
pusat pemerintahan masyarakat lama seperti ibukota kerajaan atau kesultanan.Fungsi
musik klasik yaitu diterapkan pada upacara-upacara kerajaan. Musik ini telah tertata
dengan aturan-aturan yang baku seperti, pemakaian notasi, syair, penggayaan vokal
(cengkok). Instrumen musik di beberapa daerah :
a. Musik Daerah Jawa Tengah : Gamelan Jawa
b. Musik Daerah Bali : Gamelan Bali
Celempungan : instrumennya berupa celempungan (bambu besar yang diberi dawai),
kecapi, rebab, gendang, gong.
Kliningan : alat musik berupa gamelan dan seperangkat gendang.
Calung : alat musik berupa seperangkat bambu yang dipukul.
Angklung : alat musik dari bambu yang cara memainkannya dengan dikocok.
Tarling : instrumennya bermula dari gamelan bambu dan kecapi, lalu meningkat
menjadi gamelan besi atau perunggu, gitar, dan suling. Nama tarling
diambil dari singkatan gitar dan suling.
3. Musik Daerah Jakarta
Gambang Kromong : instrumennya terdiri dari biola, rebab, bonang, krecek, gendang,
gong,dan gambang.
Tanjidor : instrumennya berupa terompet dan bas drum.
Siapa yang pernah tahu berapa jumlah pasti alat musik tradisional Indonesia. Sungguh
sebuah kekayaan intelektual milik budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Namun
dilain pihak banyak pula yang tidak mengetahui bahkan sama sekali belum pernah
mendengar alat musik tradisional tersebut dimainkan, ditengah derasnya industri musik
modern alat musik tradisional ini semakin terpinggirkan.
Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam
dari berbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional
Indonesia „dicuri‟ oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni
musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia.

D. Keunikan Musik Dan Karakteristik Musik Tradisional


Tiap-tiap daerah memiliki keunikan dalam seni musiknya. Keunikan atau ciri khas
tersebut dapat dilihat dari instrumenn,melodi,ritme,harmoni,warna,maupun bangunan karya
musik etnis nusantara adalah "kenthongan". Berikut ini jenis-jenis seni musik tradisional dan
ciri khasnya :
1. Gamelan Jawa
Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang
sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit berarti
rumit,berbelit-belit,tetapi rawit juga berarti halus,cantik,berliku-liku dan enak. Kata Jawa
karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan,musik Indonesia
yang bersistem nada non diatonis(dalam laras selendro dan pelog) yg garapan-
garapannya menggunakan sistem notasi,warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan
aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia,dan campuran yg indah
didengar.
2. Gamelan Bali
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,gambang,
gendang dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya/alatnya, yang mana
merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan
sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yg berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran an
yang menjadikan kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat dipulau Jawa,
Madura, Bali dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk
ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih
dianggap sinonim dengan gamelan.
3. Gambang Kromong
Sebutan Gambang Kromong di ambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang
dan kromong. Bilahan gambang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari suangking, huru
batu atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat
dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Orkes Gambang Kromong
merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Tionghoa.
Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan,
Kongahyan dan Sukong, sedangkan alat musik lainnya yaitu gambang, kromong,
gendang, kecrek dan gong merupakan unsur pribumi. Perpaduan kedua unsur
kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendarahaan lagu-lagunya.
4. Tajidor
Tajidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah
dimulai sejak abad ke-19. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari
penggabungan alat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi.
Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai
daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri
oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. Kesenian Tajidor juga
terdapat di Kalimantan Barat,sementara di Kalimantan Selatan sudah punah.
5. Kolintang
Kolintang adalah alat musik khas daerah Sulawesi Utara. Kolintang berasal dari
Minahasa. Kolintang terbuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur,
bandaran, wenang, kanikik kayu cempaka, dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel.
Nama kolintang berasal dari suara tong (nada rendah), ting (nada tinggi), dan tang (nada
biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah
"Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
6. Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yg berasal dari Tanah Sunda, terbuat
dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan
badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,
3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik
angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.

E. Alat-Alat Musik Tradisional


1. Tanjidor
Tanjidor adalah salah satu musik tradisional Betawi yang sekarang sudah mulai
jarang ditemukan. Tanjidor adalah salah satu jenis musik yang banyak mendapat
pengaruh dari musik Eropa. Kata "tanjidor" adalh kata dalam bahasa Portugis tangedor,
yang artinya "alat - alat musik berdawai". Dalam kenyataanya, arti kata tanjidor tidak
sesuai dengan alat - alat musik yang dimainkan, dalam tanjidor, alat-alat musik yang
dimainkan kebanyakan adalah alat musik tiup seperti, karinet, trombon, piston, seksofon.
Secara lengkap instrumen musik yang digunakan dalam orkes tanjidor adalah klarinet,
pistone, trombon, terompet, seksofon tenor, seksofone bass, drum, simbal, side drum.
Biasanya pemain tanjidor terdiri dari 10 - 7 orang pemain musik dan 1 - 2 orang
penyanyi. Musik yang muncul pada abad ke-18 ini, pada zaman dahulu sering dimainkan
oleh para sekelompok petani yang menghabiskan waktunya setelah musim panen.
Mereka biasanya menunjukan kebolehan mereka dengan cara mengamen dari rumah ke
rumah, dari restoran ke restoran.
Pada zaman dahulu tanjidor juga sering ditampilkan dalam acara - acara besar,
seperti acara Hari besar islam, parayaan cina yang sering disebut "Cap Go Meh", atau
bisa ditemukan juga pada hari sedekah bumi yang menjadi tradisi masyarakat petani
Cirebon. Namun pada akhir - akhir ini musik tanjidor sudah jarang sekali ditampilkan,
munkin hanya sesekali saja, biasanya untuk sekarang - sekarang ini tanjidor hanya
ditampilkan pada waktu Penyambutan tamu agung, Perhelatan/pengarakan pengantin.
Adapun lagu - lagu yang sering dimainkan dalam orkes tanjidor adalah Kramton dan
Bananas (yang merupakan lagu Belanda), Cente Manis, Keramat Karam, Merpati Putih,
Surilang. Adapun lagu yang terkenal adalah Warung Pojok.
2. Rinding
Alat Musik Tradisional Desa Beji Desa Beji memiliki alat musik tradisional yang
bernama Rinding. Masyarakat Desa Beji meyakini bahwa Rinding merupakan alat musik
warisan para leluhur, khususnya Kecamatan Ngawen dan sekitarnya.Bahan baku Rinding
adalah bambu. Rinding berukuran panjang sekitar 20 centimeter dan lebar sekitar 5
centimeter. Untuk menghasilkan suara, Rinding dimainkan dengan cara ditempelkan di
mulut dan ditiup. Bunyi musik akan tercipta dengan menarik tali berulang-ulang sesuai
nada. "Tidak semua orang dapat memainkan Rinding. Orang tua kami mengatakan bahwa
Rinding merupakan alat musik untuk menghormati arwah para leluhur," kata Sudiyo (70),
sesepuh pengelola Hutan Wonosadi. Rinding hanya dimainkan pada saat acara Sadranan
di Hutan Wonosadi. Sadranan merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali setelah
panen.(BJ-33)
3. Rebana
Rebana merupakan alat music islami, terbuat dari papan kayu pilihan, dibulatkan
dengan pisau khusus dan dilobangi dengan mesin bubut dengan desain khusus pula. Pada
sisi sebelahnya dipasang kulit yang sudah dikeringkan dan disamak putih.
Eksistensi Rebana di desa Kaliwadas, kecamatan Bumiayu, Jawa tengah berawal dari
keuletan Bapak Madali ( alm ) dan Bapak Toip sebagai pembantu dalam membuat alat
music pengiring Sholawat ini pada tahun 1950-an. Saat itu pembuatan rebana boleh
dibilang masih sebagai pengisi waktu luang disela – sela kesibukan mereka bertani.
Pembeli serta penikmat suaranya yang khas pun masih terbatas orang – orang berusia tua
dan di daerah terdekat saja. Jenis rebana saat itu hanya ada 2 macam :
a. Rebana Syaraka dengan diameter 38 – 39 cm, tinggi 10 cm terbuat dari kayu
mangga, laban hingga sawo dan
b. Rebana Jawa Klasik yang terbuat dari kayu kelapa ( Glugu ) sebagai adaptasi alat
music yang konon dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga.
Tahun 1970-an H. Sulaiman ( alm ) seorang pengusaha dari Tasikmalaya yang
membuka tokoh aksesoris dari kerang – kerang laut di jalan pasar ikan, Jakarta datang
berkunjung. Beliau sempat tertarik melihat ketekunan dan kerajinan Bapak Toip yang
notabene ayah kami dalam membuat rebana sehingga kemudian mengajaknya membuka
usaha sendiri dan memberinya modal yang kelak menjadi modal gratis
Kemudian dari tokoh dengan nama “Setia” inilah kemudian rebana dikenal luas.
Puncak kejayaannya terjadi pada tahun 1999 hingga sekarang.
4. Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal ( bernada ganda ) yang secara tradisional
berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di pulau Jawa bagian Barat. Alat music
ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan ( bunyi disebabkan oleh
benturan badan pipa bambu ) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan
nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras ( nada )
alat music angklung sebagai music tradisi Sunda kebanyakan adalah Salendro dan Pelok.
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi
Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Asal – usul
Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk
primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara
sampai awal penanggalan Modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relic pra –
Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.Catatan mengenai angklung baru muncul
merujuk pada masa Kerajaan Sunda ( abad ke – 12 sampai abad ke – 16 ). Asal – usul
terciptanya music bamboo, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat
Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan
pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai
lambang dewi padi pemberi kehidupan (hirup–hurip).
Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisah – sisah masyarakat sunda asli,
menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman Padi. Permainan
angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari
400 tahun lampau. Kemunculannya berasal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan
dimainkan untuk memikat dewi Sri turun kebumi agar tanaman Padi rakyat tumbuh
subur.
Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat music tersebut adalah bambu
hitam (awi wulung) dan bambu putih (awu temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari
bunyi bambunya yang terbentuk bilah ( wilahan ) setiap ruas bamboo dari ukuran kecil
hingga besar. Dikenal oleh masyarakat Sunda sejak masa Kerajaan Sunda diantaranya
sebagai pengunggah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa
semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, sebab itu pemerintah
Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu
sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya dimainkan oleh anak – anak
pada waktu itu.
Selanjutnya lagu – lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan
pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang – batang bamboo yang dikemas sederhana
yang kemudian lahirlah struktur alat music bambu yang kita kenal sekarang bernama
angklung. Kemudian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan
permainan angklung. Terutama pada penyajian angklung yang berkaitan dengan upacara
padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak – arakan atau helaran,
bahkan disebagian tempat menjadi iring – iringan Rengkonh dan Dongdang serta
Jampana ( usungan pangan ) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa,
lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari
Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan music
bambu ini pun sempat menyebar disana. Bahkan sejak 1966, Udjo Ngalagena_ tokoh
angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras – laras pelog,
salendro, dan madenda_mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak
orang dari berbagai komunitas.
5. Bonang Barung
Bonang adalah alat music yang digunakan di Jawa Gamelan. Ini adalah kumpulan
gong kecil (kadang – kadang disebut “ ceret” atau “pot” ) ditempatkan secara horizontal
ke string dalam bingkai kayu ( Rancak ), baik 1 atau 2 baris lebar. Semua ceret memiliki
bos pusat, tapi disekitarnya yang lebih rendah bernada datar yang memiliki kepala,
sedangkan yang lebih tinggi memiliki melengkung 1. Masing – masing sesuai untuk pitch
tertentu dalam skala yang sesuai. Mereka biasanya memukul dengan tongkat berlapis (
tabuh ). Bonang dapat dipalsukan terbuat dari perunggu, di las dan dingin dipalu besi,
atau kombinasi dari logam. Selain berbentuk gong bentuk ceret, ekonomis dipalu boning
yang terbuat dari besi atau plat kuningan dengan mengangkat bos sering ditemukan di
Desa Gamelan, di Suriname Gamelan gaya, dan dalam beberapa gamelan Amerika.
Bonang barung yang bernada 1 oktaf dibawah boning panerus, dan juga secara
umum mencapai 2 oktaf, kira – kira kisaran yang sama seperti demung dan saron
digabungkan. Ini adalah salah satu instrument yang paling penting dalam ansambel,
karena memberikan banyak isyarat untuk pemain lain dalam gamelan.
Bagian – bagian yang dimainkanoleh boning barung lebih kompleks dari pada banyak
instrument dalam gamelan, dengan demikian, pada umumnya dianggap sebagai
instrument mengelaborasi. Kadang – kadang memainkan melodi berdasarkan balungan,
meskipun umumnya diubah dengan cara yang sederhana. Namun, juga dapat dimainkan
pola yang lebih kompleks yang diperoleh dengan menggabungkan barung dan panerus
patters, seperti saling silih bergantinya bagian ( imbal ) dan interpolasi dari pola melodi
jerau ( sekaran ). Tunggal, i-berbentuk, baris, boning juga merupakan instrument melodi
terkemuka di Sunda Degung. Boning mirip dengan Bali reong.

F. Sejarah Musik Tradisional di Nusantara


Terdapat tahapan- tahapan perkembangan musik Indonesia (nusantara). tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat.
Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat
tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan
umumnya berasal dari alam sekitarnya.
2. Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu,
musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan-
kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang
berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu
kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan
kelompok pelengkap.
3. Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga
memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana. dari
proses itulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga saat ini.
4. Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam
perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat
musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele.
Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa
perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan
sajian musik yang merupakan perpaduan musik barat dan musik Indonesia. Sajian musik
itu dikenal sebagai musik keroncong.
5. Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masukpula berbagai
jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula dengan musik-
musik negeri India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini,
terjadi perpaduan antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami
perpaduan dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka,
muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B.
Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan
unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik
etnis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan
musik modern. Musik tradisional disebut juga misik daerah, yaitu merupakan jenis musik
yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu
tradisional bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan masih
bersifat sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana. Hampir setiap daerah di
wilayah nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan lagu serta
peralatan yang berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih
sedrhana dan kental dengan unsur kedaerahannya.

B. Saran
Makalah ini hanya sebagian kecil pengetahuan mengenai seni musik nusantara.
Selebihnya, Anda bisa membaca buku mengenai musik nusantara yan lengkap atau
mengunjungi situs internet
DAFTAR PUSTAKA

http://rizkyfirst.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-perkembangan-musik-tradisional.html
https://www.google.com/search?q=MAKALAH+SENI+MUSIK&ie=utf-8&oe=utf
8&aq=t&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&client=firefox-
a&channel=np&source=hp#channel=np&q=perkembangan+musik+tradisional+dari+dulu+samp
ai+sekarang
http://antonsetiawan93.blogspot.co.id/
http://setiawan941.blogspot.co.id/2014/09/makalah-musik-tradisional.html

Anda mungkin juga menyukai