Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

TEKNOLOGI
PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI ME DAN

JURNAL Halaman Medan ISSN


TP VOL. 4 No.1 1 - 113 April2011 1979-6692
DAFTARISI

Halaman

1. The effect of Instructional Apprdaches and Learning Stilyes on English


;

Speaking Skille

Oleh: Didik Sant oso .................... ,.................................................................... 1

2. lpl ementasi Model pem belajaran Kemitraan Berbasis Kompetensi Melalui

Vocational Skill Berorientasi Produksi

Oleh: R. Mursid.... ...... .... ..... ............ .... .... ... ....... ......... ........ ..... .... .... ... ...... ..... .. 17

3. Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran Berbasis Aneka Sumber

Oleh: Sa hat Siagian............. ... .......... ... .......... ........ ... ..... ... ...................... ...... ... . 20

4. Sistem Komunikasi Massa da!am pendidikan Jmplementasi dalam

Pendidikan/KBM

Oleh: Keysar Panjaitan ..................................·.............................................. .... 42

5. Desain Ruang Belajar Aneka Sumber yang Bermakna dan Menyenangkan

Oleh :Juaksa Manurung .................................,................. .. .............................. 47

6. Kemampuan Pribadi dan Peningkatan Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah

Oleh: Yasaratada Wau.. ................................................................................... 57

7. Pene,·apan Tekno!ogi Media Pendidikan dalam Proses Pernbelajaran

Oleh: Dwi Diar Estellita.. ........... ....... ...... ..... ........ ... .. ... ............. ... ..... ..... ........... 72

8. Pengaruh Strategi pembe!ajaran dan Kemampuan berfikir Kritis terhadap

Hasil Belajar Algoritma dan Pemrograman di AMIK Pematang Siantar

Oleh: Mely Novasari Harahap. ........ ........... ....... ... .. .. ..... .. .... ................ ............. 86

9. Pemanfaatan E-Learning Dalam Pembelajaran

Oleh: Hamonangan Tambunan.... ..... ... ... ..... ..... ..... ... .. .... .. .. ... .. .. ...... ... .. .......... 104
PEMANFAATAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

Oleh: Hamonangan Tambunan

Abstrak

Paradigma pendidikan telah bergeser dari yang semula teacher


centred; menjadi student centered. Untuk itu rancangan
pembelajaran mau tidak mau harus mengikuti pergerseran tersebut.
Potensi yang dimiliki oleh e-learning dapat dimanfaatkan untuk
menjawab tantangan akibat perubahan paradigm tersebut.

Kata Kunci: e-learning

PENDAHULUAN harus melibatkan aktivitas yang


mendukung semua siswa untuk
Paradigma pendidikan pada saat meningkatkan dan mengembangkan
ini ·sudah berubah. Dengan berubahnya keteran1pilan penalaran analitis dan
paradigm pendidikan setidaknya akan kritis, pemecahan masalah, dan
menghadapi dua tantangan. Tantangan komunikasi, dan mencapai kebiasaan
yang pertama berasal dari adanya (habit) berpikir. Pembelajaran di kelas
perubahan pandangan terhadap belajar juga harus mempresentasikan ide-ide
itu ' sendiri. Denga.11. mengutamakan kunci dan konsep dari berbagai
stimulus dan respon seperti pandangan perspektif, seperti menyajikan
behaviuorisme tidak cukup untuk berbagai range dari contoh dan aplikasi
dapat memberikan hasil optimal. untuk memotivasi dan mengilustrasi
Selain itu orang-orang yang terlibat materi, mempromosikan koneksi suatu
dalam dunia pendidikan lebih tertarik bidang ilmu ke disiplin ilmu lain,
pada aspek kognitif dan afektif sisw~ mengembangkan kemampuan setiap
atau lebih tepatnya bagaimana dan apa siswa untuk menerapkan materi yang
yang terjadi ~pabila siswa belajar diajarkan ke disiplin ilmu lain tersebut,
secara dinamis, termasuk faktor memperkenalkan topik yang terkini
internal dan ekstemal apa yang dari suatu bidang ilmu dan aplikasinya,
mempengaruhi cara berpikir atau dan meningkatkail. persepsi siswa
belajar mereka. Untuk saat lll1 tentang peran vital dan pentingnya
pembelajaran di kelas sudah mengarah ilmu pengetahuan dalam
pada pandangan konstruktivist yang perkembangan dunia dewasa ini.

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 104


Tuntutan berpikir atau belajar Tantangan kedua yang dihadapi
yang dinamis, seperti penalaran, oleh dunia pendidikan saat ini adalah
komunikasi, koneksi, dan pemecahan kemajuan teknologi informasi dan
masalah membutuhkan suatu wahana komunikasi yang begitu pesat, yang
komunikasi (baik verbal maupun menawarkan berbagai kemudahan
tulisa.'l), dinyatakan dalam suatu dalam pembelajaran. Kemajuan
bentuk representasi atau representasi tt:knologi tru memungkinkan
multipel, yang merupakan bahasa yang terjadinya pergeseran orientasi belajar
dapat digunakan untuk dari outside-guided menjadi self-
mengungkapkan ide-ide atau pikiran guided. Selain itu teknologi juga
seseorang, dan memainkan peranan penting dalam
mengkomunikasikannya kepada orang memperbaharui konsepsi pembelajaran
lain atau diri sendiri, baik secara verbal yang semula semata-mata fokus pada
maupun tulisan, melalui grafik, tabel, pembelajaran sebagai suatu penyajian
gambar, persamaan, atau yang lainnya. berbagai pengetahuan menjadi
pembelajaran sebagai suatu bimbingan
Akan tetapi, dalam agar mampu melakukan eksplorasi
implementasi proses pembelajarannya sosial budaya yang kaya akan
banyak terjadi kendala, misalnya pengetahuan.
kesukaran siswa dalam menjembatani
representasi-representasi dan secara Pembaharuan paradigma
fleksibel berpindah dari · satu belajar melalui pandangan
representasi ke representasi lainnya konstruktivisme dan pergeseran-
(Yerushalmy, 1997). Menurut Sfard pergeseran yang terjadi karena adanya
(l992), Greer dan Harel (1998), Hong, kemajuan teknologi informasi dan
Thomas, dan Kwon (2000), Greeno komunikasi merupakan dua hal yang
dan Hall ( dalam Zachariades, Christou, sangat sejalan dan saling memperkuat.
dan Papageorgiou, 2002) ~iswa Konstruktivisme dan teknologi, secara
mempunyai kemampuan minimal terpisah maupun bersama-sama telah
dalam menjembatani representasi- menawarkan peluang-peluang baru
representasi tanpa memahami benang dalam proses pembelajaran, baik di
merah antar ide konsep materi-materi ruang kelas, belajar jarak jauh maupun
yang direpresentasikan. belajar mandiri. Salah satu tulisan
(Tam. M, 2000) melaporkan bahwa
Oleh karena itu dibutuhkan komputer dapat secara efektif
suatu sarana 'dari guru untuk digunakan untuk mengembangkan
menjembatani hal tersebut melalui higher-order thinking skills yang
bahan ajar yang akan disajikan baik itu terdiri dari kemampuan
berupa modul, hand out ataupun mendefinisikan masalah, menilai
lembar kerja siswa. Gudging) suatu i..'1formasi,
memecahkan masalah dan menarik

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 105


tpi
ah kesimpulan yang relevan. Perangkat pembelajaran berbasis ICT sebagai alat
an berbasis teknologi lainnya yang untuk membantu siswa menguasai TI
:lg diharapkan dapat digunakan dalam dan materi pelajaran umum lainnya
:m upaya mengembangkan lingkungan dengan lebih cepat, menyenangkan dan
m belajar yang lebih produktif adalah meningkatkan hasil belajar, menjadi
m video discs, multimedia/hyPermedia, kebutnl!an yang mendesak untuk
ar e-mail dan internet, disamphlg piranti tercapainya kualitas pembelajaran
lunak Computer Assisted yang diharapkan.
rr- Instruction/Intelligent Computer
~a
Assisted Instruction (CAIIICAI). Atas dasar pentingnya bahan
m
pembelajaran berbasis ICT yang
Oleh karena itu kebutuhan akan dirancang oleh guru bagi peningkatan
multimedia interaktif semakin kualitas pembelajaran yang berbasis
dirasakan, mengingat kondisi teknologi informasi dan komunikasi
perkembangan Teknologi Informasi dan untuk kepentingan publikasi
(IT) semakin berkembang pesat. komunikasidan informasi lembaga,
Dalam dunia pendidikan misalnya maka sudah menjadi kebutuhan yang
siswa mulai dari pra-sekolah, SD, SMP mendesak untuk adanya peningkatan
dan SMUiSMK dituntut untuk kemampuan para pelaku pendidikan/
mengenal T! sejak dini. Kebutuhan ini pelatihan terutama guru untuk
tidak hanya sebagai wacana tetapi memiliki kemampuan dalam
dilegalisasi melalui terbitnya merancang multimedia interaktif untuk
KurLlrulum yang memasukan mata mengemas berbagai materi-materi
pelajaran Teknologi Informasi dan pelajaran.
Komunikasi (TIK) di sekolah, lebih
khusus lagi SMK TI secara spesifik Teknologi Informasi dan Komunikasi
mempelajari TI sebagai suatu keahlian Saat ini komputer bukan lagi
produktif. Untuk ·menunjar1g masuknya
merupakan barang mewah, alat ini
TI di sekolah, pemerintah secara sudah digunakan di berbagai bidang
bertahap membantu sekolah-sekolah pekerjaan seperti halnya pada bidang
dengan memberikan perangkat Dorl'll a,..,, ln't T'll lr"'"'"'""nta ...
P\.- 1 1U11\..C&.U. J. C&UC& VYC&.lllJC&.
"'nd;rl;lr~n
1\..VlllJ:'U~\.-1
hardawre komputer sebagai alat dimanfaatkan di sekolah sebagai
peraktek dan ditunjang dengan penunJang kelancaran pekerjaan
diberikannya . BOM (Bantuan bidang administrasi dengan
Operasional Manajemen) yang salah
memanfaatkan software Microsoft
satunya harus dibelanjakan untuk word, excel dan access. Dengan
membeli software komputer untuk masuknya materi Teknologi Informasi
menunjang pembelajaran TI dan
dan Komunikasi dalam kurikulum
penguasaan materi pelajaran umum baru, maka peranan komputer sebagai
dengan bantuan TI. Dengan demikian
salah satu komponen utama dalam TIK
jelas bahwa kebutuhan bahan mempunyai posisi yang sangat penting

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 106


sebagai salah satu media pembelajaran. Informasi dan Komunikasi secara tepat
Visi mata pelajaran Teknologi dan optimal, termasuk apa
Informasi dan Komunikasi dalam implikasinya saat ini dan dimasa yang
kurikulum adalah agar siswa dapat dan akan datang. Teknologi Informasi dan
terbiasa menggunakan perangkat Komunikasi (TIK) mencakup dua
Teknologi lnformasi dan Komunikasi aspek, yaitu Teknologi Informasi dan
secara tepat dan optimal untuk Teknologi Ko\llunikasi. Teknologi
met;~.dapatkan dan memproses Informasi, meli}mti segala hal yang
infd!ffiasi dalam kegiatan belajar, berkaitan dengan proses, penggunaan
bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga sebagai alat bantu, manipulasi, dan
siswa mampu berkreasi, pengelolaan informasi. Teknologi
mengembangkan sikap imaginatif, Komunikasi merupakan segala hal
mengembangkan kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan
eksplorasi mandiri, dan mudah alat · bantu untuk memproses dan
beradaptasi dengan perkembangan mentransfer data dari perangkat yang
baru di lingkungannya. satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi
lnformasi dan Teknologi Komunikasi
Melalui mata pelajaran adalah suatu padanan yang tidak
Teknologi Infom1asi dan Komunikasi terpisahkan yang mengandung
diharapkan siswa dapat terlibat pada pengertian luas tentang segala kegiatan
perubahan pesat dala:n kehidupan yang terkait dengan pemrosesan,
yang mengalami penambahan dan manipulasi, pengelolaan, dan
perubahan dalam penggunaan beragam transfer/pemindahan informasi antar
produk teknologi informasi dan media. Dengan melihat isi dari
komunikasi. Siswa menggunakan kurikulum tersebut, kita harus
perangkat Teknologi Informasi dan mengintegrasikan TIK dalam proses
Komunikasi untuk mencan, belajar mengajar di sekolah bukan
mengeksplorasi, menganalisis, dan hanya untuk mata pelajaran teknologi
saling tukar informasi secara efisien dan informasi saja tetapi juga untuk
dan efektif. Dengan menggunakan semua mata pelajaran. Melihat kondisi
Teknologi Informasi dan Komunikasi, TIK · pada saat 1ru dan
siswa akan dengan cepat mendapatkan perkembangannya di masa datang, kita
ide dan pengalaman dari berbagai harus mempersiapkan diri dan
kalangan. Penambahan kemampuan melaku.lca.'l perencanaan yang matang
siswa karena penggunaan Teknologi dalam mengimplementasikan TIK di
Informasi dart Komunikasi akan sekolah. Mengamati Program
mengemba..11gkan sikap inisiatif dan Pengembagau TIK yang dilakukan
kemampuan belajar mandiri, sehingga Depdiknas Untuk mengejar
siswa dapat memutuskan dan ketertinggalan pemanfaatan TIK di
mempertimbangkan sendiri kapan dan sekolah dari negara lain.
dimana penggunaan Teknologi

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 107


:pat Ada tiga posisi penting di pada guru/instruktur, pembimbing,
apa Depdiknas dalam program ternan, atau orang lain dalam belajar.
mg pengembangan TIK, yaitu (1) Bidang Dalam belajar mandiri siswa/peserta
ian kejuruan, TIK menjadi salah satu didik akan berusaha sendiri dahulu
iua jurusan di SMK. Pengembangan TIK untuk memahami isi pelajaran yang
F.
og1
secara teknis baik hardware dan
software masuk dalam kurikum
dibaca atau dilihatnya melalui media
~udio visual. Kalau mendapat kesulitan
tng pendidikan. Dibentuknya ICT center di barulah bertanya atau
lan selunlh Indonesia. Untuk mendiskusikannya dengan ternan,
lan menghubungkan sekolahsekolah di guru/instruktur atau orang lain.
~gi sekitar ICT center dibangun WAN Siswa/peserta didik yang mandiri akan
(Wireless Area Network) Kota. (2) mampu mencari sumber belajar yang
Pustekkom, sebagai salah satu .ujung dibutuhkannya.
tombak dalam pengembangan TV
pendidikan interaktif, Elearning dan Proses belajar mandiri memberi
ESMA. Program ini bertujuan untuk kesempatan peserta didik untuk
mempersempit jurang perbedaan mencema materi ajar dengan sedikit
kualitas pendidikan antara kota besar bantuan guru. Mereka mengikuti
dengan daerah. (3) Jardiknas (Jejaring kegiatan belajar dengan materi ajar
Pendirlik<>n
.a. .u . J.U..&. u .u . N""''on"l)
.1.. .a. b"'.-hU't"an
vll.i :J u.
u..,).a. U.J. mnt..·lr
,"-Ui"-
J. .
yang sudah dirancang khusus sehingga
mengintegrasikan kedua program di masalah atau kesulitan belajar sudah
atas agar terbentuk sebuah jaiingan diantisipasi sebelumnya. Model belajar
yang menghubungkan semua sekolah mandiri ini sangat bermanfaat, karena
di Indonesia. Sehingga diperkirakan di dianggap luwes, tidak mengikat serta
masa depan semua sekolah di melatih kemandirian siswa agar tidak
Indonesia akan terkoneksi dengan bergantung atas kehadiran atau uraian
internet. Melihat program ' yang materi ajar dari guru. Berdasarkan
diadakan oleh Depdiknas kita- bisa gagasan keluwesan dan kemandirian
memanfaatkan fasilitas tersebut karena inilah belajar mandiri telah
bersifat terbuka. ber' metamorfosis' sedemikian rupa,
diantaranya menjadi sistem belajar
BELAJAR MANDIRI terbuka dan belajar jarak jauh.
Perubahan tersebut juga dipengaruhi
Belajar mandiri tidak berarti oleh ilmu·ilmu lain dan kenyataan di
belajar sendiri. Hal yang terpenting lapangan.
dalam proses · belajar mandiri ialah
peningkatan kemauan dan Proses belajar mandiri mengubah
keterampilan siswa/peserta didik peran guru atau instruktur, menjadi
dalam proses belajar tanpa bantuan fasilitator atau perancang proses
orang lain, sehingga pada akhimya belajar. Sebagai fasilitator, seorang
siswa/peserta didik tidak tergantung guru atau instruktur membantu peserta

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 108


didik mengatasi kesulitan belajar, atau Indonesia. E-learning terdid dari dua
ia dapat menjadi mitra belajar untuk bagian, yaitu ' e' yang merupakan
materi tertentu pada program tutorial. singkatan dari 'electronic' dan
Tugas perancang proses belajar 'learning' yang berarti 'pembelajaran'.
mengharuskan guru untuk mengolah Jadi e-leaming berarti pembelajaran
materi ke dala.rn format sesuai dengan dengan mengguna.1can jasa bantuan
pola belajar mandiri. Sistem belajar perangkat elektronik, khususnya
mandiri menuntut adanya materi ajar perangkat komputer. Karena ihi, maka
yan.g dirancang ; .klrusus untuk itu. ~ 1~~-=-- -~-=-- ..l:-~L •• + - .. 1~ .:1~--~-
1;;-lt:i:lllllUg :St:lillg Ul:St:UUL !JUHt Ut:Ugi:lll

Beberapa syarat yang harus dipenuhi 'online course'. Pelaksanaan


oleh materi ajar ini adalah (1) pembelajaran melalui online didukung
Kejelasan rumusan tujuan belajar oleh jasa teknologi seperti telepon~
(umum dan khusus). (2) Materi ajar audio, videotape, transmisi satelit atau
dikembangkan setahap demi setahap, komputer. Dalam perkembanganya,
dikemas mengikuti alur desain pesan, komputer dipakai sebagai alat bantu
seperti keseimbangan pesan verbal dan pembelajaran, karena itu dikenal
visual. (3) Mated ajar merupakan dengan istilah Computer Based
sistem pembelajaran lengkap, yaitu ada Learning (CBL) atau Computer
rumusan tujuan belajar, materi ajar, Assisted Learning (CAL). Saat
contohlbukan contoh, evaluasi pertama kali komputer mulai
pengu~aan materi, petunjuk belajar diperkenalkan khususnya untuk
dan rujukan bacaan. (4) Mated ajar pembelajaran, maka komputer menjadi
dapat · disampaikan kepada siswa populer dikalangan anak didik. Hal ini
melalui media cetak, atau dapat dimengerti karena berbagai
komputerisasi seperti CBT, CD-ROM, variasi teknik mengajar bisa dibuat
atau program audioivideo. Materi ajar dengan bantuan komputer tersebut.
itu dlkirim dengan jasa pos, atau Maka setelah . itu teknologi
menggunakan teknologi canggih pembelajaran terus berkembang dan
dengan internet (situs tertentu) dan e- dikelompokan menjadi dua yaitu : (1)
mail; atau dengan cara lain yang Technology-based learning; (2)
dianggap mudah dan terjangkau oleh Technology-based \Veb-learning.
peserta didik.Penyampaian materi ajar Technology based-learning ini pada
dapat pula disertai program tutorial, prinsipnya terdiri dari dua, yaitu audio
yang diselenggara.lcan berdasarkan (audio tape, radio, voice mail, telepone
jadwal dan lokas~ tertentu atau sesuai ) dan video information technologies
dengan kesepakatan bersama. (video tape, video text, video
messaging). Sedangkan technology
E-LEARNING based web-learning pada dasamya
adalah data information technologies
E-leaming merupakan suatu
(bulletin board, internet, email, tete-
teknologi informasi yang realtif baru di
collaboration).

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 109


ua Dalam pelaksanaan pembelajaran internet begitu lengkap, maka hal ini
an sehari-hari, yang sering dijumpai akan mempengaruhi terhadap tugas
adalah kombinasi dari teknologi yang guru dalam proses pembelajaran.
dituliskan di atas (audio/data, Dahulu, proses belajar-mengajar
video/data, audio/video). Teknologi ini didominasi oleh peranan guru, karena
juga sering dipa..lmi pada pendidikan itu disebut the era of theacher.
jarak jauh, dimaksudkan agar Pergeseran prcl>ses belajar-mengajar
ko~unikasi antara murid dan guru bisa terjadi dimana banyak didominasi oleh
tet)adi dengan keunggulan teknologi e- peran guru dan buku (the era of
learning ini. Sedangkan interaksi teacher and book) dan pada masa
antara guru dan murid bisa mendatang proses belajar mengajar
dilaksanakan melalui cara langsung akan didominasi oleh guru, buku, dan
(synchronous) atau tidak langsung, teknologi (the era of teacher, book,
misalnya pesan direkam dahulu and technology)
sebelum digunakan. Cara ini dikenal
dengan nama e-synchronous. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
E-LEARNING
KARAKTERISTIK E-LEARNING
Menyadari bahwa melalui
Karakteristik e-learning antara internet dapat ditemukan berbagai
lain adalah ( 1) memanfaatkan j as a informasi yang dapat diakses secara
teknologi elektronik; dimana guru dan mudah, kapan saja dan dimana saja,
siswa, siswa dan sesama siswa atau maka pemanfaatan internet menjadi
guru dan sesama guru dapat suatu kebutuhan. Bukan itu saja,
berkomunikasi dengan relatif mudah pengguna internet bisa berkomunikasi
dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal derigan pihak lain dengan cara yang
yang protokelor; (2) menggunakan sangat mudah melalui teknik e-
bahan ajar bersifat mandiri (self moderating yang tersedia diinternet.
learning materials) disimpan di Dari berbagai pengalaman dan juga
komputer sehinga dapat diakses oleh dari berbagai informasi yang tersedia
guru dan siswa kapan saja dan dimana di · literatur, memberikan petunjuk
saja dan yang bersangkutan tentang manfaat penggunaan internet,
memerlukanya; dan (3) memanfaatkan khususnya dalam pendidikan terbuka
jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil dan jarak jauh, antara lain dapat
kemajuan bel~jar dan hal-hal yang disebutkan sebagai berikut. (1)
berkaitan dengan administrasi Tersedianya fasilitas e-moderating
pendidikan dapat dilihat setiap saat di dimana guru dan murid dapat
r komputer. berkomunikasi dengan mudah melalui
fasilitas internet secara regular atau
Pemanfaatan E-learning tidak kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
terlepas dari jasa internet. Karena dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh
teknik pembelajaran yang tersedia di

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 110


jarak, tempat, dan waktu. (2) Guru sebaliknya mendorong tumbuhnya
dan siswa dapat menggunakan bahan aspek bisnis. (4) Proses belajar dan
ajar atau petunjuk belajar yang mengajamya cenderung kearah
tersruktur dan terjadwal melalui pelatihan daripada pendidikan. (5)
internet, sehingga keduanya bisa sating Berubahnya peran guru dan yang
menilai sampai berapa jauh bahan ajar semula menguasai teknik pembelajaran
dipelajari. (3) Siswa dapat belajar konvensional, kini juga dituntut
atau me-review bahan ajar setiap saat mengetahui teknik pembelajaran yang
dan dimana saja kalau diperlukan menggunakan ICT. (6) Siswa yang
mengingat bahan ajar tersimpan tidak mempunyai motivasi belajar
dikomputer. (4) Bila siswa yang tinggi cenderung gagal, (7)
memerlukan tambahan informasi yang Tidak semua tempat tersedia fasilitas
berkaitan dengan bahan yang internet (mungkin hal ini berkaitan
dipelajarinya, ia dapat melakukan dengan masalah tersedianya listrik,.
akses di internet. (5) Baik guru telepon, ataupun komputer), (8)
maupun siswa dapat melaksanakan Kurangnya penguasaan komputer.
diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang
banyak, sehingga menambah ilmu FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
pengetahuan dan wawasan yang lebih DALAM MEMANFAATKAN E-
luas. (6) Berubahnya peran siswa dari LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN ·
yang biasanya pasif menjadi aktif . (7)
Relatif lebih efisien. Misalnya bagi 1\.hli-al-Ji pendidikan dan internet"
yang mereka tinggal jauh dari menyarankan beberapa hal yang perlu:
perguruan tinggi atau sekolah diperhatikan sebelum seseorang
. , .1 • ~ ' ' ' 1 • '
konvensionai, bagi mereka yang sibuk memum mternet umu.K. Kegtatan.
bekerja , bagi mereka yang bertugas di pembelajaran (Hartanto dan Purbo,
kapal,di luar negeri, dan sebagainya. 2002; serta Soekawati, 1999;) antara:
lain (A) Analisis Kebutuhan (Need ~
Walaupun demikian pemanfaatan Analysis). Dalam tahapan awal, satu
internet untuk pembelajaran atau e- hal yang perlu dipertimbangkan
leaming juga tidak terlepas dari adakah apakah memang memerlukan ·.
berbagai kekurangan. Berbagai kritik e-learning. Untuk menjawab
antara lain dapat disebutkan yaitu (1) pertanyaan ini tidak dapat dijawab
Kurangnya interaksi antara guru dan dengan perkiraan atau dijawab
siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. berdasarkan atas saran orang lain.
Kurangnya interaksi 1m bisa Sebab setiap lembaga menentukan
memperlambat terbentuknya values teknologi pembelajaran sendiri yang
dalam proses belajar-mengajar. (2) berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu
Kecenderungan mengabaikan aspek diadakan analisis kebutuhan. Kalau
akademik atau aspek sosial dan analisis 1m dilaksanakan dan

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 111


ya
jawabanya adalah mcmbutuhkau e- analisis instruksional. Construct
an learning maka tahap berikutnya adalah criterion test items, penyusunan tes ini
membuat studi kelayakan, yang dapat didasarkan dari tujuan
komponen penilaiannya adalah (1) instruksional yang telah ditetapkan.
Apakah secara teknis dapat Select instructional strategy, strategi
dilaksanakan misalnya apakah jaringan instruksional dapat .ditetapan
internet bisa dipasang, apakah berdasarkan fasilitas yang adJ.
;
infrasruktur p~ndukungny~ seperti
telepon, listrtk; komputer tersedi~ (C) Tahap Pengembangan.
apakah ada tenaga teknis yang bisa Berbagai upaya dalam pengembangan
mengoperasikanya tersedia. (2) e-learning bisa dilakukan mengikuti
Apakah secara ekonomis perkembangan fasilitas ICT yang
menguntungkan, misalnya apakah tersedia hal ini kadang-kadang fasilitas
dengan e-leaming kegiatan yang ICT tidak dilengkapi dalam waktu
dilakukan menguntungkan atau apakah yang bersamaan. Begitu pula halnya
return on investment nya lebih besar dengan prototype bahan aJar dan
rancangan intruksional yang akan
dari satu. (3)
penggunaan
' ' .
Aoakah secara sosial
e-kearning tersebut dipergunakan terns dipertimbangkan
diterima oleh masyarakat. dan dievaluasi secara kontinu.

.(B). Rancangan Instrnksional. (D) Pelaksanaan. Prototype yang

~ct
Dalam menentukan rancang&n lengkap bisa dipindahkan ke komputer
instruksional 1m perlu (LAN) dengan menggunakan format
misalnya fonnat HTML. Uji terhadap
~u: dipertimbangkan aspek-aspek course
l g content and iearning unit analysis, prototype hendaknya terns menerns
sep~rti isi pelajaran, cakupan, topik dilakukan. Dalam tahapan ini sering
~: yan~ relevan dan satuan kredit
sern~ster. Learner analysis, seperti
kali ditemukan ' berbagai hambatan,
misalnya bagaimana menggunakan
)e~: latar- belakang pendidikan siswa, usia, management course tool secara baik,
atu seks, status pekerjaan, dan sebagainya. apakah bahan -ajarnya benar-benar
tan Learning context analysis, seperti memenuhi standar bahan ajar mandiri.
ran·_ kompetisi pembelajaran apa yang
(E) Evaluasi. Sebelum program
rab diinginkan hendaknya dibahas secara
dimulai, ada baiknya dicobakan
rab mendalam di bagian ini. Instructional
dengan mengambil beberapa sampel

~
analysis, seperti bahan ajar apa yang
orang yang dimintai tolong untuk ikut
dikelompokan menurnt
mengevaluasi. Proses dari kelima
kepentLllg~ll..'1Ja; menyusun tugas-tugas
~
rlu
dari yang mudah hingga yang sulit,
dan seterusnya. State instructional
tahapan diatas diperiukan waktu yang
relatif lama, karena prototype perlu
au dievaluasi secara terns menerus.
objectives, Tujuan instuksional 1ru
an Masukan dari orang lain atau dari
dapat disusun berdasarkan hasil dari
siswa perlu diperhatikan secara serius.

11 JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 112


Proses dari tahapan satu sampai lima Apakah didukung oleh dana yang
dapat dilakukan berulang kali, karena memadai; dan (4) Apakah ada
prosesnya terjadi terus-menerus. dukungan dari pembuat kebijakan.
Akhirnya harus pula diperhatikan
masalah-masalah yang sering dihadapi
yaitu, ( 1) Masalal1 a.lcses untuk bisa
DAFTAR PUSTAKA
melaksanakan e-~earning seperti
ketersediaan jaringah internet, listrik, Hartanto, A.A dan Ono W. Purbo.
telepon, da.1 infra'Stnik.1ur yang lain. (2) 2002. Teknologi E-learning
Masalah ketersediaan software (peranti Berbasis PHP dan MySQL.
lunak). (3) Bagaimana mengusahakan Elex Media Komputindo:
peranti lunak yang tidak mahal. (4) Jakarta.
Masalah dampaknya terhadap
krikulum yang ada. (5) Masalah skill Miarso, YusufHadi. 2004. Menyemai
dan knowledge. (6) Attitude terhadap Benih Teknologi Pendidikan.
ICT. Kencana: Jakarta.

SIMPULAN Prakoso, Kukuh Setyo. 2005.


Membangun E-leaming dengan
E-learning merupakan aplikasi Moodie. Penerbit Andi:
internet yang dapat menghubungkan Yogyakarta.
antara pendidik dan peserta didik
dalam sebuah ruang belajar online. E- Prawiradilaga, Dewi S dan Eveline
leaming . tercipta untuk mengatasi Siregar. 2004. Mozaik
keterbatasan antara pendidik dan Teknologi Pendidikan. Prenata
peserta didik, terutama dalam hal Media: Jakarta..
waktu dan ruang. Dengan e-learning
maka perididik dan peserta didik tidak Soekartawi. 1999.Rancangan
harus berada dalam satu dimensi ruang Instructional. Rajawali Press: Jakarta.
dan waktu. Proses pendidikan dapat Tam, M. Constructivism, Instructional
beijalan kapan saja dengan Design, and Technology:
mengabaikan kedua hal tersebut. E- Implication for Transforming
learning akan dimanfaatka atau tidak Distance Learning. Educational
sangat tergantung bagaimana Technology, Volume 3
pengguna memandang atau menilai e- Number 2. 2000.
leaming tersebut. Namun umumnya
digunakannya teknologi tersebut
tergatung dari (1) Apakah teknologi
itu memang sudah merupakan
kebutuhan; (2) Apakah fasilitas
pendukungnya sudah memadai; (3)

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN 113

Anda mungkin juga menyukai