Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PESERTA : MUHAMMAD SYAHRIZAL


MODUL : Pengembangan Profesi Guru
DOSEN : Dr. RATNA PUSPITASARI, M.Pd.
KELAS : ADAPTIVE 17

A. Petunjuk Tugas
1. Dosen menyampaikan atau menginisiasi kasus atau masalah yang actual atau nyata yang
relevan dengan bidang modul yang diampunya pada kolom yang disediakan.
2. Dosen merumuskan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai peserta (minimal satu
rumusan kompetensi) dari masalah atau kasus yang disajikan dan diselesaikan peserta.
3. Peserta melakukan penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disajikan
dosen sesuai dengan sintaks yang ditetapkan pada kolom yang tersedia.
4. Laporan langkah-langkah penyelesaian masalah diupload di jendela tugas analisis bahan
materi oleh masing-masing peserta dan diterima paling lambat pada hari ketiga sebelum
pelaksanaan test akhir modul.

B. Lembar Kerja Problem Base Learning

Topik Masalah (dibuat dosen): Problematika Guru Abad 21


Menginisiasi Masalah (dilakukan Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala
oleh dosen) bidang pada abad ini, terutama bidang Information and
Communication Technology (ICT) yang serba canggih
(sophisticated) membuat dunia ini semakin sempit, karena
kecanggihan teknologi ICT ini beragam informasi dari berbagai
sudut dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh
siapapun dan dari manapun, komunikasi antar personal dapat
dilakukan dengan mudah, murah kapan saja dan di mana saja.
Coba saudara analisis masalahnya dan bagaimana Peran Guru
Abad 21 ini agar tetap konsisten dalam menjaga tradisi kearifan
lokal. SILAHKAN
Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah (oleh peserta PPG)
TAHAPAN DESKRIPSI
1. Orientasi dan analisis Untuk dapat bersaing di abad 21 Jenis keterampilan apa
masalah (menetapkan saja yang harus dimiliki oleh guru? Ketrampilan yang
substansi masalah, mencari dibutuhkan di abad 21 bersifat lebih internasional,
dan menelusuri akar multikultural dan saling berhubungan. Teknologi informasi dan
penyebab dari problem yang komunikasi (TIK) telah mengubah cara belajar, sifat pekerjaan
muncul) yang dapat dilakukan, dan makna hubungan sosial.
Pada abad terakhir ini telah terjadi pergeseran yang
signifikan dari layanan manufaktur kepada layanan yang
menekankan pada informasi dan pengetahuan. Saat ini,
indikator keberhasilan lebih didasarkan pada kemampuan
untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan informasi
untuk memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi
dan berinovasi dalam menanggapi tuntutan baru dan
mengubah keadaan, serta memperluas kekuatan.
Salah satu tantangan guru pada abad 21 adalah
penggunaan teknologi dalam pendidikan. Pada umumnya, para
ahli berpendapat bahwa teknologi berwajah ganda. Pada satu
pihak, teknologi memberi banyak kemudahan dan manfaat,
sehingga ada guru yang mengandalkan penggunaan teknologi
dalam pendidikan. Namun, pada pihak lain, teknologi juga
dapat memberi dampak negatif pada pendidikan.
2. Mengorganisasi/menggali Seiring dengan sentralnya peranan Iptek, perkembangan
informasi (menyajikan data industri berbasis iptek akan berkembang dengan cepat.
pendukung baik dari hasil Sementara itu, ada tantangan untuk menghadapi persaingan
observasi, pengamatan global. Kemampuan bersaing tersebut amat ditentukan oleh
lingkungan serta sumber pendidikan yang bermutu. Mutu yang dimaksud bukan hanya
informasi yang menunjukan dapat memenuhi standar nasional, melainkan untuk memenuhi
dan mengkonfirmasi standar internasional agar sumber daya manusia Indonesia
masalah) mampu bersaing dengan negara-negara lain selain mampu
menjadi “tuan” di negeri sendiri. Oleh karena itu, materi yang
diberikan oleh lembaga pendidikan, tidak bisa lagi bersandar
pada standar lokal maupun nasional, tetapi harus mengarah
pada standar internasional.
Sementara itu, menurut Kemendikbud RI (2013), ada
empat ciri abad 21 yang berimplikasi pada bidang
pembelajaran. Pertama, tersedianya informasi di mana saja
dan kapan saja, berimplikasi bahwa model pembelajaran
diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari
berbagai sumber informasi dan bukan diberi tahu. Kedua, ciri
komputasi, yaitu penggunaan mesin yang menyebabkan
semuanya menjadi lebih cepat, mengharuskan pembelajaran
diarahkan untuk mampu merumuskan masalah (menanya) dan
bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab). Ketiga, ciri
otomasi, yang mampu menjangkau semua pekerjaan rutin,
membuat pembelajaran harus diarahkan untuk melatih berfikir
analitis (pengambilan keputusan) dan berfikir mekanistis
(rutin). Dan, keempat, ciri komunikasi yang semakin cepat,
menuntut pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama
dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Suyanto, 2013).
3. Melakukan penyelidikan serta Dalam penerapannya di bidang pendidikan, teknologi
menetapkan benang merah tetap memberi banyak kemudahan dan manfaat. Menurut
masalah berangkat dari data Sony teguh Tri Laksono (2008), teknologi (ICT) mendukung
serta menginisiasi opsi-opsi tercapainya hasil pendidikan dan hasil belajar yang maksimal.
penyelesaian. Tak bisa dipungkiri ICT makin berperan dalam masyarakat
global. Para pakarpun berpendapat demikian. Michael Porter,
misalnya, menyatakan bahwa globalisasi yang bercirikan
adanya proses keterbukaan, perubahan yang cepat, dan iklim
kompetisi yang keras, tak bisa dihindari dan untuk
menghadapinya peran teknologi sangat strategis.
Sementara itu, institusi pendidikan sebagai center of
changes dan merupakan sumber daya manusia dituntut
adaptif, lebih inovatif, dan kreatif dalam menyiapkan
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan global
4. Mengembangkan dan Mengingat tidak semua kompetensi dapat dicapai melalui
menyajikan opsi-opsi solusi pemberdayaan TIK, maka penggunaan teknologi tersebut harus
secara lebih detil disertai disertasi dengan kesadaran untuk tetap mengakomodasi dan
prosedurnya. mempertahankan esensi pendidikan tersebut. Disertai dengan
kesadaran, dalam arti bahwa dalam usaha mengakomodasi dan
mempertahankan esensi pendidikan dilakukan melalui usaha
sadar dan terencana, bukan terjadi secara spontan sebagai
respons atas perilaku siswa yang negatif.
Sebagai usaha pendidikan, penanaman sikap dan nilai
hidup merupakan proses, maka mestinya dapat diberikan
melalui pendidikan formal dengan direncanakan dan dirancang
secara matang.
5. Menganalisis mengevaluasi Agar tujuan pendidikan nilai dapat terwujud, maka tak
serta menetapkan solusi cukup hanya dengan mengandalkan teknologi informasi dan
yang paling relevan disertai komunikasi dalam pembelajaran. Interaksi intersubyektif
data, asumsi dan hipotesa edukatif antara peserta didik dan pendidik, antara peserta didik
secara sistematik. dengan sumber belajar, dalam situasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan tetap diperlukan.
Interaksi edukatif ini menjadi inti dari pendidikan sekolah,
dan berlangsung secara terencana dan dilaksanakan secara
sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu interaksi
disebut interaksi edukatif apabila interaksi tersebut secara
sadar dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat
mendidik.
Dalam aktivitas pendidikan yang berujud interaksi, proses
mencapai tujuan selalu ditempuh melalui suatu media berupa
bahan atau isi pendidikan dan melibatkan pula suatu prosedur
atau cara yang dipakai pendidik dan peserta didik agar
pencapaian tujuan tersebut dapat lebih efektif dan efisien.
Kemudian setiap interaksi edukatif selalu berlangsung di dalam
ruang dan waktu tertentu atau dalam situasi lingkungan
tertentu. Situasi lingkungan ini berpengaruh terhadap usaha
pencapaian tujuan, sehingga harus dipertimbangkan bahkan
dimanfaatkan oleh pendidik.
6. Memberikan kesimpulan Jadi, menggunakan topangan teknologi ICT dalam
terhadap masalah yang pembelajaran tetap harus mengakomodasi dan
disajikan serta proses mempertahankan esensi pendidikan melalui peningkatan
penyelesaiannya. intensitas interaksi intersubyektif edukatif manusiawi. Bila
tidak, akumulasi dampak negatif jangka panjang dari
penggunaan topangan teknologi dalam pendidikan, akan
sangat besar.
Kita mungkin justru akan kehilangan “hal yang penting”
dalam pendidikan. Fenomena reduksionisme dalam
pendidikan, yang bertumpu pada buku ringkasan materi plus
soal-soal latihan yang sepertinya sudah menggejala dan
membudaya, mungkin menunjukkan telah semakin hilangnya
esensi pendidikan.
Membangun kesadaran, meningkatkan kompetensi, dan
menumbuhkan kemauan pada guru untuk memanfaatkan ICT
pembelajaran secara optimal, sekaligus mengakomodasi dan
mempertahankan esensi pendidikan, menjadi upaya strategis
yang harus dilakukan.

Cirebon, 14 Juli 2022


MUHAMMAD SYAHRIZAL

Anda mungkin juga menyukai