Abstrak:
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan berbagai bentuk tugas baru guru di
abad yang serba canggih dan bagaimana guru harus dapat bertransformasi mengikuti
perkembangan zaman. Data diperoleh dari observasi dan dokumentasi dari sumber
pustaka.Inductive analysis technique digumakam umtuk menganalisi data. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa guru bukan hanya berpearan sebagai motivator tetapi juga
sebagai fasilitator yang membantu dan memfasilitasi siswa mencari informasi dari berbagai
sumber yang beragam melalui tekhnologi.
77
78|SIGMA, Volume 5, Nomor 2, Maret 2020, Hlm 77-84
dan peralatan audiovisual (Rahim, 2011). hormat, dan rasa segan masyarakat terhadap
Canggihnya ICT memudahkan pencarian guru.Guru ditantang untuk melakukan
dan penyampaian informasi dari berbagai akselerasi terhadap perkembangan
belahan dunia yang bisa diakses oleh informasi dan komunikasi. Pembelajaran di
siapapun, dimanapun,kapanpun tanpa kelas dan pengelolaan kelas, pada abad ini
dibatasi oleh ruang dan waktu dengan harus disesuaikan dengan standar kemajuan
sangat mudah. teknologi informasi dan komunikasi.
Hal ini juga berdampak pada
kehidupan sosial. Secara umum kehidupan Metode
sosial budaya masyarakat turut mengalami Artikel ini merupakan studi
pergeseran, pada abad ini telah terjadi literatur yang dikaji dari berbagai sumber
pergeseran karakter masyarakat secara buku dan artikel tentang revolusi guru
fundamental yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran abad 21 yang dikaitkan
terhadap tuntutan perubahan karakteristik dengan fenomena yang terjadi saat ini pada
guru pada abad 21. Bentuk sederhana yang proses pembelajaran.
bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari Data dalam artikel ini adalah kata,
adalah tingkat ketergantungan mereka klausa, dan kalimat yang diperoleh dari
terhadap alat komunikasi berupa handphone sumber pustaka. Menurut Zed (2014), studi
(android). Mereka tidak bisa lepas pada pustaka (library research), penelusuran
produk ini dengan segala kecanggihan fitur pustaka tidak hanya untuk langkah awal
dan aplikasi didalamnya kemanapun dan menyiapkan kerangka penelitian (research
dimanapun mereka pergi. Ini membuktikan design) akan tetapi sekaligus memanfaatkan
bahwa kecanggihan tekhnologi (ICT) telah sumber-sumber perpustakaan untuk
mampu merubah sikap dan perilaku memperoleh data. Observasi dan
kehidupan masyarakat. Bagaimana peran dokumentasi digunakan sebagai metode
guru menghadapi fenomena yang terjadi? dalam pengumpulan data, kemudian
Tentunya guru sebagai bagian pelayan dilanjutkan dengan reduksi, ferivikasi, dan
pendidikan bagi masyarakat (termasuk analisis data.
siswa) harus bisa bertransformasi dalam
bentuk tekhnik berupa layanan proses Hasil dan Pembahasan
pembelajaran dan bertransformasi secara Berbicara guru, tentunya tidak akan
sosial budaya dalam lingkungan pernah habis untuk senantiasa dibahas.
bermasyarakat. Dengan segala dinamika perkembangan
Oleh karena itu, menurut Aprillinda sejarahnya, guru memiliki peran yang
(2019), pada era ini guru seharusnya benar- sangat vital dalam pembangunan sebuah
benar menjadi guru yang profesional, agar bangsa. Dimasa lalu guru mendapat gelar
mampu menghadapi tantangan. Untuk itu, pahlawan tanda jasa, karena perjuangan dan
kompetensi kepribadian, kompetensi loyalitasnya dalam mendidik siswanya.
profesional, dan kompetensi sosial, serta Kemudian pada tahun 2005, muncul
kompetensi pedagogik seorang guru perlu program sertifikasi guru yang digulirkan
dikembangkan sehingga mampu mendidik oleh pemerintah membuat guru di Indonesia
siswa yang mempunyai kemampuan berlomba-lomba untuk mendapatkan
memprediksi dan menanggulangi. Di sisi predikat guru profesional yang notabene
lain, tugas-tugas guru yang bersifat berhubungan dengan tunjangan profesi
profesional harus ditunjang oleh sistem yang menjanjikan dari sisi kesejahteraan
penghargaan yang sesuai, sehingga guru guru. Paradigma gurupun berubah. Terlepas
mampu memfokuskan diri pada dari perdebatan tunjangan profesi guru,
peningkatan kualitas layanan yang merupakan sebuah kewajaran jika
diberikan. Hal ini sejalan dengan kriteria pemerintah memberikan perhatian khusus
pekerjaan profesional yang menyebutkan kepada guru, mengingat pentingnya
bahwa guru berhak mendapat imbalan yang peranan guru dalam membangun
layak, bukan hanya dalam bentuk materi, peradaban.
tetapi juga dalam bentuk penghargaan,
Hariyanto, Revolusi Guru dalam | 79
Terdapat sebuah anekdot yang lain : (1) mempersiapkan anak untuk dapat
membandingkan tanggung jawab seorang menyelesaikan masalah, yang masalahnya
dokter dan seorang guru dalam saat ini belum muncul, (2) mempersiapkan
menjalankan profesinya. Dokter anak untuk dapat bekerja, yang jenis
bertanggung jawab untuk membantu pekerjaannya saat ini belum ada dan (3)
pasiennya sembuh dari penyakitnya, dan mempersiapkan anak untuk dapat
guru bertanggung jawab untuk membantu menggunakan teknologi yang sekarang
siswanya memahami pelajaran yang teknologinya belum ditemukan. Untuk bisa
dipelajari. Namun apabila keduanya menghadapi tantangan tersebut, syarat
melakukan kesalahan dalam penanganan, penting yang harus dipenuhi adalah
maka dampaknya akan berbeda. Sebagai bagaimana menghasilkan guru yang
contoh seorang dokter melakukan berkualitas dan kompeten (Fadel, 2015).
kesalahan dalam mendiagnosa pengobatan Dalam sebuah ungkapan disebutkan
penyakit seorang pasiennya, maka yang “Buku bisa digantikan tekhnologi, tetapi
akan menjadi korban adalah satu orang peran guru tidak bisa digantikan, bahkan
pasien yang ia tangani. Beda halnya dengan diperkuat, guru harus bisa memanfaatkan
guru, jika dia melakukan kesalahan tekhnologi digital untuk mendesain
mengajar didalam kelas dengan jumlah pembelajaran yang kreatif”. Jika kita telaah
siswa 32 orang, maka 32 orang siswa yang ungkapan tersebut bisa dimaknai bahwa
akan mengalami pembodohan. Bagaimana buku bisa digantikan dengan tekhnologi,
jika seorang guru mengajar lebih dari satu artinya internet sudah menyediakan semua
kelas? Bagaimana jika yang melakukan kebutuhan informasi tentang materi sedang
kesalahan dalam mengajar tidak hanya satu dan akan yang dipelajari oleh siswa, akan
orang guru? Maka akan terjadi, hancurlah tetapi peran guru tidak bisa digantikan.
peradaban sebuah bangsa. Disinilah guru berperan sebagai motivator
Guru-gurupun semakin dituntut dan fasilitator, yaitu membantu dan
untuk terus bisa beradaptasi dengan memfasilitasi siswanya mencari informasi
tuntutan perkembangan kurikulum pada dari berbagai sumber yang lebih beragam.
jamannya. Sebagai garda terdepan dalam Dalam proses memotivasi dan
dunia pendidikan, guru tentu telah memfasilitasi, guru adalah mitra belajar
mendapat perlakuan berupa pendidikan dan siswa (Student center) dan bukan lagi
pelatihan dari berbagai pihak baik sebagai sumber pengetahuan (Teacher
pemerintah ataupun lembaga swasta (dalam center). Ini artinya seorang guru dituntut
ataupun luar negeri) yang peduli terhadap untuk menyiapkan diri sebelum proses
dunia pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti sumber informasi
kompetensi dan kualitas guru. yang dibutuhkan siswa secara beragam
Berbagai perubahan juga sangat untuk mempermudah dan mempercepat
dirasakan dalam dunia pendidikan. pencarian informasi melalui jaringan
Tuntutan perubahan layanan pendidikan internet.
menjadi sebuah keniscayaan. Tantangan Dari pembahasan singkat diatas
bagi guru semakin kompleks dibandingkan penulis mencoba menarik beberapa bagian
pada era sebelumnya. Guru dihadapkan penting hal yang harus dilakukan oleh guru
dengan siswa yang bervariatif (dari sebagai bentuk revolusi guru dalam
berbagai aspek), peningkatan kuantitas dan pembelajaran abad 21:
kualitas materi yang sigifikan, peningkatan 1. Guru sebagai Motivator dan Fasilitator
standar proses pembelajaran yang kekinian dalam Pembelajaran
serta tuntutan kemampuan berpikir siswa Pendidikan di Indonesia tidak lebih
yang semakin kritis yang berujung pada dari guru berbicara dan siswa
tuntutan perubahan pola pikir, perilaku mendengarkan. Jadi, hasil belajar
mengajar dan revolusi guru dalam adalah apa yang disampaikan guru
pembelajaran.Pendidikan dalam era ini dikurangi apa yang lupa (bisa
harus mampu mempersiapkan peserta dipastikan siswa lupa semua) (Wenger,
didiknya dalam menghadapi tiga hal, antara 2002). Pada sisi lain disebutkan bahwa
80|SIGMA, Volume 5, Nomor 2, Maret 2020, Hlm 77-84
pujian terhadap siswa yang telah pada hakikatnya adalah suatu hal yang
melakukan aktivitas dan hasil rumit yang melibatkan banyak hal,
positif dalam bentuk verbal, tidak hanya sekedar melafalkan
perbuatan atau cukup perhatian tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
yang mendalam, karena siswa juga visual, berpikir, psikolinguistik, dan
manusia yang selalu ingin metakognitif. Keterampilan dalam
dihargai. menulis memang perlu proses melalui
7) Menciptakan lingkungan belajar latihan. Melalui tulisan seorang guru
menyenangkan (enjoyfull learning) bisa memunculkan ide dan gagasan
Selama ini masih banyak guru inovatif baik dalm bentuk buku
yang lebih fokus terhadap apa ataupun karya tulis ilmiah.
yang akan diajarkannya, dengan Kemampuan menulis seorang guru
mengabaikan bagaimana kondisi akan meningkatkan rasa percaya diri
lingkungan belajar siswanya. dihadapan siswa dan bisa
Menata kelas tidak hanya menimbulkan keseganan siswa
menambahkan berbagai assesoris terhadap guru yang bersangkutan.
yang menarik dan nyaman Kaitannya dengan era digital, guru
dipandang, tetapi bagaimana yang memiliki kemampuan menulis
mampu menata kelas dengan tidak hanya bisa
mengajarkan dan mengontrol mengunduh/mendownload file dari
karakter yang baik. internet tapi juga bisa mengunggah
2. Guru Harus Memiliki Minat Baca yang karya tulis sebagai bagian
Tinggi kontribusinya dalam mengembangkan
Pada kegiatan budaya membaca kualitas pembelajaran.
dibeberapa madrasah/sekolah nampak 4. Guru Harus Kreatif dan Inovatif
bahwa disaat siswa melakukan Dalam proses pembelajaran seorang
aktivitas membaca bersama, guru tidak guru harus mampu menguasai berbagai
ikut serta membaca. Indikator ini tekhnik dan metode belajar dengan
menunjukkan bahwa minat membaca mengkombinasikan pembelajaran
guru lebih rendah dibandingkan berbasis digital dengan pembelajaran
siswanya. Indikator lain bisa dilihat langsung (tatap muka) dikelas atau
dari kepemilikan buku yang masih lebih dikenal dengan pembelajaran
kurang. Padahal, guru pasti memiliki berbasis e learning (digital learning).
permasalahan dalam pembelajarannya. Ada banyak pilihan pembelajaran
Hal ini perlu dicarikan pemecahan berbasis e learning yang bisa dipakai
dengan cara menambah pengetahuan dalam misalnya Blended Learning,
melalui membaca baik dalam bentuk Hybrid Learning, Schoology, dll.
buku maupun digital melalui fasilitas Digital learning untuk meningkatkan
internet. pengalaman belajar siswa dan
Tanpa memiliki minat baca yang tinggi keterlibatan siswa yang lebih
seorang guru akan ketinggalan mendalam dalam belajar untuk
pengetahuan dibandingkan mencapai higher order thinking skills
siswanya.Hal ini akan berakibat dan untuk mengoptimalkan hasil
menurunnya rasa kepercyaan seorang pembelajaran serta menjamin desain
siswa terhadap gurunya, bahkan akan pembelajaran yang berkualitas tinggi
berakibat terhadap proses (Ifenthaler, dkk).
pembelajaran. Dengan keberadaan e learning seorang
3. Guru Harus Memiliki Kemampuan guru pada abad 21 dituntut untuk
Menulis memiliki kemampuan menerapkan
Menulis sebenarnya adalah bagian multimedia serta mampu kreatif dan
akibat dari tingginya minat seseorang inovatif dalam memanfaatkan media
dalam membaca. Menurut Farida baru (New Media) dalam bentuk web.
(dalam Muharani, 2018), membaca 5. Guru Harus Mau Menerima Perubahan
Hariyanto, Revolusi Guru dalam | 83