Anda di halaman 1dari 8

REVOLUSI GURU DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21

Agus Budi Hariyanto1, Ukhti Raudhatul Jannah2


MTsN Sumber Bungur Pamekasan
Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura
Email: agusbudihariyanto@gmail.com

Abstrak:
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan berbagai bentuk tugas baru guru di
abad yang serba canggih dan bagaimana guru harus dapat bertransformasi mengikuti
perkembangan zaman. Data diperoleh dari observasi dan dokumentasi dari sumber
pustaka.Inductive analysis technique digumakam umtuk menganalisi data. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa guru bukan hanya berpearan sebagai motivator tetapi juga
sebagai fasilitator yang membantu dan memfasilitasi siswa mencari informasi dari berbagai
sumber yang beragam melalui tekhnologi.

Kata Kunci: Pembelajaran, Revolusi guru, Era digital

Pendahuluan saat ini yang begitu cepat dan pesat


Berdasarkan Undang-Undang (Setiawan, 2017).
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Memasuki abad 21 terjadi
Dosen, disebutkan bahwa guru adalah pergeseran yang sangat luar biasa. Sebuah
pendidik profesional dengan tugas utama abad yang sangat berbeda dari abad-abad
mendidik, mengajar, membimbing, sebelumnya. Ilmu pengetahuan disegala
mengarahkan, melatih, menilai, dan bidang berkembang pesat terutama pada
mengevaluasi peserta didik pada bidang Information Communication and
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan Technology (ICT) yang serba canggih
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menjadikan dunia terasa semakin tanpa
menengah. Uno (2009) menyatakan bahwa batas. ICT yang berarti TIK(Teknologi
guru adalah orang yang memiliki Informasi dan Komunikasi) mencakup dua
kemampuan merancang program aspek, yaitu Teknologi Informasi dan
pembelajaran serta mampu menata dan Teknologi Komunikasi. Teknologi
mengelola kelas agar peserta didik dapat Informasi meliputi segala hal yang
belajar dan pada akhirnya dapat mencapai berkaitan dengan proses, penggunaan
tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir sebagai alat bantu, manipulasi, dan
dari proses pendidikan.Secara konseptual pengelolaan informasi. Teknologi
guru sebagai tenaga profesional harus komunikasi mencakup segala hal yang
memenuhi berbagai persyaratan kompetensi berkaitan dengan penggunaan alat bantu
untuk menjalankan tugas dan untuk memproses dan mentrasfer data dari
kewenangannya secara profesional perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu,
(Aprillinda, 2019). penguasaan TIK berarti kemampuan
Adapun perjalanan sejarah memahami dan menggunakan alat TIK
pendidikan di Indonesia memiliki secara umum termasuk komputer
perkembangan yang sangat dinamis. (Computer literate) dan memahami
Perubahan kurikulum seringkali dilakukan informasi (Information literate). Tinio
dengan tujuan untuk meningkatkan daya dalam Rahim (2011) mendefenisikan TIK
saing sumber daya manusia didunia sebagai seperangkat alat yang digunakan
internasional. Sejalan dengan perubahan untuk berkomunikasi dan menciptakan,
kurikulum, berbagai desain tekhnik, strategi mendiseminasikan, menyimpan, dan
dan metode pembelajaran juga mengalami mengelola informasi. Teknologi yang
perkembangan. Profesi guru merupakan dimaksud termasuk komputer, internet,
profesi tumpuan harapan banyak pihak teknologi penyiaran (radio dan televisi),
guna mengatasi perubahan di masyarakat dan telepon. Definisi umum TIK adalah
computer, internet, telepon, televisi, radio,

77
78|SIGMA, Volume 5, Nomor 2, Maret 2020, Hlm 77-84

dan peralatan audiovisual (Rahim, 2011). hormat, dan rasa segan masyarakat terhadap
Canggihnya ICT memudahkan pencarian guru.Guru ditantang untuk melakukan
dan penyampaian informasi dari berbagai akselerasi terhadap perkembangan
belahan dunia yang bisa diakses oleh informasi dan komunikasi. Pembelajaran di
siapapun, dimanapun,kapanpun tanpa kelas dan pengelolaan kelas, pada abad ini
dibatasi oleh ruang dan waktu dengan harus disesuaikan dengan standar kemajuan
sangat mudah. teknologi informasi dan komunikasi.
Hal ini juga berdampak pada
kehidupan sosial. Secara umum kehidupan Metode
sosial budaya masyarakat turut mengalami Artikel ini merupakan studi
pergeseran, pada abad ini telah terjadi literatur yang dikaji dari berbagai sumber
pergeseran karakter masyarakat secara buku dan artikel tentang revolusi guru
fundamental yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran abad 21 yang dikaitkan
terhadap tuntutan perubahan karakteristik dengan fenomena yang terjadi saat ini pada
guru pada abad 21. Bentuk sederhana yang proses pembelajaran.
bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari Data dalam artikel ini adalah kata,
adalah tingkat ketergantungan mereka klausa, dan kalimat yang diperoleh dari
terhadap alat komunikasi berupa handphone sumber pustaka. Menurut Zed (2014), studi
(android). Mereka tidak bisa lepas pada pustaka (library research), penelusuran
produk ini dengan segala kecanggihan fitur pustaka tidak hanya untuk langkah awal
dan aplikasi didalamnya kemanapun dan menyiapkan kerangka penelitian (research
dimanapun mereka pergi. Ini membuktikan design) akan tetapi sekaligus memanfaatkan
bahwa kecanggihan tekhnologi (ICT) telah sumber-sumber perpustakaan untuk
mampu merubah sikap dan perilaku memperoleh data. Observasi dan
kehidupan masyarakat. Bagaimana peran dokumentasi digunakan sebagai metode
guru menghadapi fenomena yang terjadi? dalam pengumpulan data, kemudian
Tentunya guru sebagai bagian pelayan dilanjutkan dengan reduksi, ferivikasi, dan
pendidikan bagi masyarakat (termasuk analisis data.
siswa) harus bisa bertransformasi dalam
bentuk tekhnik berupa layanan proses Hasil dan Pembahasan
pembelajaran dan bertransformasi secara Berbicara guru, tentunya tidak akan
sosial budaya dalam lingkungan pernah habis untuk senantiasa dibahas.
bermasyarakat. Dengan segala dinamika perkembangan
Oleh karena itu, menurut Aprillinda sejarahnya, guru memiliki peran yang
(2019), pada era ini guru seharusnya benar- sangat vital dalam pembangunan sebuah
benar menjadi guru yang profesional, agar bangsa. Dimasa lalu guru mendapat gelar
mampu menghadapi tantangan. Untuk itu, pahlawan tanda jasa, karena perjuangan dan
kompetensi kepribadian, kompetensi loyalitasnya dalam mendidik siswanya.
profesional, dan kompetensi sosial, serta Kemudian pada tahun 2005, muncul
kompetensi pedagogik seorang guru perlu program sertifikasi guru yang digulirkan
dikembangkan sehingga mampu mendidik oleh pemerintah membuat guru di Indonesia
siswa yang mempunyai kemampuan berlomba-lomba untuk mendapatkan
memprediksi dan menanggulangi. Di sisi predikat guru profesional yang notabene
lain, tugas-tugas guru yang bersifat berhubungan dengan tunjangan profesi
profesional harus ditunjang oleh sistem yang menjanjikan dari sisi kesejahteraan
penghargaan yang sesuai, sehingga guru guru. Paradigma gurupun berubah. Terlepas
mampu memfokuskan diri pada dari perdebatan tunjangan profesi guru,
peningkatan kualitas layanan yang merupakan sebuah kewajaran jika
diberikan. Hal ini sejalan dengan kriteria pemerintah memberikan perhatian khusus
pekerjaan profesional yang menyebutkan kepada guru, mengingat pentingnya
bahwa guru berhak mendapat imbalan yang peranan guru dalam membangun
layak, bukan hanya dalam bentuk materi, peradaban.
tetapi juga dalam bentuk penghargaan,
Hariyanto, Revolusi Guru dalam | 79

Terdapat sebuah anekdot yang lain : (1) mempersiapkan anak untuk dapat
membandingkan tanggung jawab seorang menyelesaikan masalah, yang masalahnya
dokter dan seorang guru dalam saat ini belum muncul, (2) mempersiapkan
menjalankan profesinya. Dokter anak untuk dapat bekerja, yang jenis
bertanggung jawab untuk membantu pekerjaannya saat ini belum ada dan (3)
pasiennya sembuh dari penyakitnya, dan mempersiapkan anak untuk dapat
guru bertanggung jawab untuk membantu menggunakan teknologi yang sekarang
siswanya memahami pelajaran yang teknologinya belum ditemukan. Untuk bisa
dipelajari. Namun apabila keduanya menghadapi tantangan tersebut, syarat
melakukan kesalahan dalam penanganan, penting yang harus dipenuhi adalah
maka dampaknya akan berbeda. Sebagai bagaimana menghasilkan guru yang
contoh seorang dokter melakukan berkualitas dan kompeten (Fadel, 2015).
kesalahan dalam mendiagnosa pengobatan Dalam sebuah ungkapan disebutkan
penyakit seorang pasiennya, maka yang “Buku bisa digantikan tekhnologi, tetapi
akan menjadi korban adalah satu orang peran guru tidak bisa digantikan, bahkan
pasien yang ia tangani. Beda halnya dengan diperkuat, guru harus bisa memanfaatkan
guru, jika dia melakukan kesalahan tekhnologi digital untuk mendesain
mengajar didalam kelas dengan jumlah pembelajaran yang kreatif”. Jika kita telaah
siswa 32 orang, maka 32 orang siswa yang ungkapan tersebut bisa dimaknai bahwa
akan mengalami pembodohan. Bagaimana buku bisa digantikan dengan tekhnologi,
jika seorang guru mengajar lebih dari satu artinya internet sudah menyediakan semua
kelas? Bagaimana jika yang melakukan kebutuhan informasi tentang materi sedang
kesalahan dalam mengajar tidak hanya satu dan akan yang dipelajari oleh siswa, akan
orang guru? Maka akan terjadi, hancurlah tetapi peran guru tidak bisa digantikan.
peradaban sebuah bangsa. Disinilah guru berperan sebagai motivator
Guru-gurupun semakin dituntut dan fasilitator, yaitu membantu dan
untuk terus bisa beradaptasi dengan memfasilitasi siswanya mencari informasi
tuntutan perkembangan kurikulum pada dari berbagai sumber yang lebih beragam.
jamannya. Sebagai garda terdepan dalam Dalam proses memotivasi dan
dunia pendidikan, guru tentu telah memfasilitasi, guru adalah mitra belajar
mendapat perlakuan berupa pendidikan dan siswa (Student center) dan bukan lagi
pelatihan dari berbagai pihak baik sebagai sumber pengetahuan (Teacher
pemerintah ataupun lembaga swasta (dalam center). Ini artinya seorang guru dituntut
ataupun luar negeri) yang peduli terhadap untuk menyiapkan diri sebelum proses
dunia pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti sumber informasi
kompetensi dan kualitas guru. yang dibutuhkan siswa secara beragam
Berbagai perubahan juga sangat untuk mempermudah dan mempercepat
dirasakan dalam dunia pendidikan. pencarian informasi melalui jaringan
Tuntutan perubahan layanan pendidikan internet.
menjadi sebuah keniscayaan. Tantangan Dari pembahasan singkat diatas
bagi guru semakin kompleks dibandingkan penulis mencoba menarik beberapa bagian
pada era sebelumnya. Guru dihadapkan penting hal yang harus dilakukan oleh guru
dengan siswa yang bervariatif (dari sebagai bentuk revolusi guru dalam
berbagai aspek), peningkatan kuantitas dan pembelajaran abad 21:
kualitas materi yang sigifikan, peningkatan 1. Guru sebagai Motivator dan Fasilitator
standar proses pembelajaran yang kekinian dalam Pembelajaran
serta tuntutan kemampuan berpikir siswa Pendidikan di Indonesia tidak lebih
yang semakin kritis yang berujung pada dari guru berbicara dan siswa
tuntutan perubahan pola pikir, perilaku mendengarkan. Jadi, hasil belajar
mengajar dan revolusi guru dalam adalah apa yang disampaikan guru
pembelajaran.Pendidikan dalam era ini dikurangi apa yang lupa (bisa
harus mampu mempersiapkan peserta dipastikan siswa lupa semua) (Wenger,
didiknya dalam menghadapi tiga hal, antara 2002). Pada sisi lain disebutkan bahwa
80|SIGMA, Volume 5, Nomor 2, Maret 2020, Hlm 77-84

pendidikan yang dikembangkan di dan mendampingi beliau dalam


Indonesia adalah pendidikan tidak lain berjuang disebut sahabat, padahal
seperti pendidikan “gaya Bank”. mereka adalah murid-muridnya?
Model ini menurut pengamatan Freire Panggilan sahabat oleh Nabi
(1984), menjadi sebuah kegiatan Muhammad SAW bukanlah
menabung. Dimana siswa menjadi sekedar membedakan antara Nabi
celengan sedangkan guru sebagai Muhammad SAW dengan
penabungnya. Ruang gerak yang muridnya, tetapi menyadari bahwa
disediakan hanya sebatas penerima, sahabat merupakan sumber dan
mencatat dan menyimpan. Semakin aset berharga dalam
banyak siswa menyimpan tabungan, menyukseskan perjuangan baginda
semakin kurang mengembangkan Rasulullah Muhammad SAW.
kesadaran kritisnya. Guru menjadi Demikian halnya guru, sudah
super power dalam konteks guru saatnya guru belajar dari baginda
sebagai subjek dan siswa sebagai Rasulullah Muhammad SAW yaitu
objek, guru yang “menakdirkan” siswa memiliki peranan penting
sedangkan siswa “ditakdirkan”. Dari dalam suksesnya belajar mengajar
uraian tersebut, maka dipandang perlu didalam ataupun diluar kelas.
sebuah revolusi pembelajaran 2) Menjadi guru gaul (slang teacher)
mengingat Paradigma pembelajaran sebagai guru harus menyadari
semacam ini merupakan paradigma bahwa hidup adalah keniscayaan
keliru yang menyebabkan tidak dengan masa depan yang penuh
maksimalnya hasil belajar yang perubahan. Dunia siswa kita
dicapai siswa. Padahal jika kita sadari sangat berbeda dengan yang
bersama, manusia adalah makhluk pernah ada (sekarang dikenal
yang unik. Ia bisa belajar melalui sebagai generasi Z). Perbedaan
pendengaran, penglihatan, pengecapan, karakteristikyang signifikan antar
sentuhan, penciuman, penghayalan generasi Z dengan generasi
(imajinasi), intuisi, dan perasaan lainadalah penguasaan informasi
(Mahfudz, 2011). dan teknologi (Putra, 2016). Bagi
Terdapat beberapa langkah yang bisa generasi Z informasi dan teknologi
dilakukan oleh guru dalam adalah hal yang sudah menjadi
memposisikan dirinya sebagai bagian dari kehidupan mereka,
motivator dan fasilitator dalam desain karena mereka lahir dimana akses
pembelajaran abad 21. terhadap informasi, khususnya
1) Menciptakan jalinan kemitraan internet sudah menjadi budaya
dengan siswa (partnership) global, sehingga hal tersebut
Pembelajaran dengan model berpengaruh terhadap nilai – nilai,
student center adalah sebuah pandangan dan tujuan hidup
model belajar yang bisa mereka.Masa depan mereka juga
mengakomodir berbagai tuntutan sangat bergantung pada kemapuan
pembelajaran abad 21. Siswa mereka menyerap berbagai
mendapatkan kemerdekaan belajar berbagai konsep baru dan
dan guru tidak lagi sebagai satu- terbarukan, menentukan berbagai
satunya sumber pengetahuan. Guru pilihan baru, dan belajar serta
abad 21 adalah guru yang mampu beradaptasi sepanjang hayat.
menciptakan hubungan erat Kondisi saat ini sangat berbeda
dengan siswanya, harus dengan dunia kita sekolah dahulu,
menempatkan dirinya sebagai mau tidak mau, siap tidak siap,
mitra dalam belajar. sebagai guru harus bisa
Jika kita belajar dari sejarah Nabi menghadapi model tantangan
Muhammad SAW, mengapa pembelajaran abad 21. Menjadi
semua orang yang bersama-sama guru harus gaul dalam mengikuti
Hariyanto, Revolusi Guru dalam | 81

perkembangan informasi apa yang menyerap informasi. Seorang guru


paling berpengaruh dalam harus memahami bagaimana
kehidupan dunia belajar siswanya. meningkatkan cara kerja otak
Guru harus memiliki kemampuan siswanya dalam pembelajaran,
mengakses informasi baik lewat mengingat salah satu bagian
media massa ataupun daring yang penting dalam pembelajaran
dimiliki guru, karena kecepatan adalah pembelajaran berbasis cara
siswa dalam mengakses informasi kerja otak. Proses Pembelajaran
melebihi kecepatan akses yang memaksimalkan cara kerja
informasi gurunya. Berikut otak berarti tidak hanya
beberapa langkah yang bisa memberdayakan satu belahannya
dilakukan untuk menjadi guru saja tetapi mengupayakan fungsi
gaul: (1)ikutilah perkembangan keduanya secara seimbang
siswa dari semua aspek kehidupan (Munawaroh, 2005). Sehingga
siswa (musik, mode, olahraga, dll), menghasilkan siswa yang tidak
(2) kenalilah kehidupan siswa, (3) hanya mampu berfikir secara
masuklah dalam kehidupan berurutan dan terstruktur tetapi
mereka, (4), mengajarlah sesuai mampu berfikir divergen,global
gaya belajar yang sangat mereka dan kreatif. Salah satu upaya untuk
sukai. memaksimalkan fungsi otak dalam
3) Selalu positive thinking proses pembelajaran adalah
Dalam proses pendidikan dengan merancang metode belajar.
membutuhkan keberadaan guru Ciptakan suasana belajar yang
yang bisa menerima keberadaan menyenangkan, implementasinya
siswanya dalam kondisi apapun. sangat bergantung pada bagaimana
Seorang guru harus mampu kemampuan seorang guru dalam
menciptakan hubungan saling mengelola pembelajaran
percaya dan nyaman serta bergantung kondisi kelasnya.
membangun hubungan komunikasi 5) Layani setiap perbedaan individu
yang memberdayakan siswa (Individual Difference)
hingga tahap mampu Kemampuan seseorang untuk
mengaktualisasikan dirinya. Proses menyerap dan memahami sebuah
pembelajaran yang baik adalah mata pelajaran sudah pasti
proses yang mengundang siswa berbeda. Ada yang cepat, danada
untuk melihat dirinya sebagai pula yang sangat lambat.
manusia yang mampu dan bernilai, Karenanya dalam penyerapan
mengarahkan diri sendiri, informasi terkadang setiap
memotivasi mereka untuk berbuat individu siswa memiliki cara yang
sesuai dengan keyakinan mereka berbeda pula.
dengan tanggung jawab. Oleh Terdapat beberapa gaya belajar
karena itu, yang dapat menilai siswa yang sering kita temukan,
bahwa pembelajaran telah walaupun secara sadar kita sering
terorganisasikan dengan baik mengabaikannya. Sudah saatnya
(Yusuf, 2018) adalah teman sebagai guru abad 21 bisa
sejawat, kepala sekolah dan memahami bagaimana gaya
peserta didik. Para peserta didik belajar setiap individu siswanya,
seringkali mempunyai posisi dan bagaimana cara kita
terbaik dalam melakulan penilaian. memberikan layanan belajarnya.
4) Mengajar dengan cara kerja otak 6) Menumbuhkan kepercayaan diri
(Working Principle Of The Brain) (Confidence)
Otak manusia ibarat sebuah Sebagai motivator, guru harus
harddisk dengan mekanisme selalu terbuka kepada siswanya,
tertentu dalam mengakses dan jangan pernah segan memberikan
82|SIGMA, Volume 5, Nomor 2, Maret 2020, Hlm 77-84

pujian terhadap siswa yang telah pada hakikatnya adalah suatu hal yang
melakukan aktivitas dan hasil rumit yang melibatkan banyak hal,
positif dalam bentuk verbal, tidak hanya sekedar melafalkan
perbuatan atau cukup perhatian tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
yang mendalam, karena siswa juga visual, berpikir, psikolinguistik, dan
manusia yang selalu ingin metakognitif. Keterampilan dalam
dihargai. menulis memang perlu proses melalui
7) Menciptakan lingkungan belajar latihan. Melalui tulisan seorang guru
menyenangkan (enjoyfull learning) bisa memunculkan ide dan gagasan
Selama ini masih banyak guru inovatif baik dalm bentuk buku
yang lebih fokus terhadap apa ataupun karya tulis ilmiah.
yang akan diajarkannya, dengan Kemampuan menulis seorang guru
mengabaikan bagaimana kondisi akan meningkatkan rasa percaya diri
lingkungan belajar siswanya. dihadapan siswa dan bisa
Menata kelas tidak hanya menimbulkan keseganan siswa
menambahkan berbagai assesoris terhadap guru yang bersangkutan.
yang menarik dan nyaman Kaitannya dengan era digital, guru
dipandang, tetapi bagaimana yang memiliki kemampuan menulis
mampu menata kelas dengan tidak hanya bisa
mengajarkan dan mengontrol mengunduh/mendownload file dari
karakter yang baik. internet tapi juga bisa mengunggah
2. Guru Harus Memiliki Minat Baca yang karya tulis sebagai bagian
Tinggi kontribusinya dalam mengembangkan
Pada kegiatan budaya membaca kualitas pembelajaran.
dibeberapa madrasah/sekolah nampak 4. Guru Harus Kreatif dan Inovatif
bahwa disaat siswa melakukan Dalam proses pembelajaran seorang
aktivitas membaca bersama, guru tidak guru harus mampu menguasai berbagai
ikut serta membaca. Indikator ini tekhnik dan metode belajar dengan
menunjukkan bahwa minat membaca mengkombinasikan pembelajaran
guru lebih rendah dibandingkan berbasis digital dengan pembelajaran
siswanya. Indikator lain bisa dilihat langsung (tatap muka) dikelas atau
dari kepemilikan buku yang masih lebih dikenal dengan pembelajaran
kurang. Padahal, guru pasti memiliki berbasis e learning (digital learning).
permasalahan dalam pembelajarannya. Ada banyak pilihan pembelajaran
Hal ini perlu dicarikan pemecahan berbasis e learning yang bisa dipakai
dengan cara menambah pengetahuan dalam misalnya Blended Learning,
melalui membaca baik dalam bentuk Hybrid Learning, Schoology, dll.
buku maupun digital melalui fasilitas Digital learning untuk meningkatkan
internet. pengalaman belajar siswa dan
Tanpa memiliki minat baca yang tinggi keterlibatan siswa yang lebih
seorang guru akan ketinggalan mendalam dalam belajar untuk
pengetahuan dibandingkan mencapai higher order thinking skills
siswanya.Hal ini akan berakibat dan untuk mengoptimalkan hasil
menurunnya rasa kepercyaan seorang pembelajaran serta menjamin desain
siswa terhadap gurunya, bahkan akan pembelajaran yang berkualitas tinggi
berakibat terhadap proses (Ifenthaler, dkk).
pembelajaran. Dengan keberadaan e learning seorang
3. Guru Harus Memiliki Kemampuan guru pada abad 21 dituntut untuk
Menulis memiliki kemampuan menerapkan
Menulis sebenarnya adalah bagian multimedia serta mampu kreatif dan
akibat dari tingginya minat seseorang inovatif dalam memanfaatkan media
dalam membaca. Menurut Farida baru (New Media) dalam bentuk web.
(dalam Muharani, 2018), membaca 5. Guru Harus Mau Menerima Perubahan
Hariyanto, Revolusi Guru dalam | 83

Selama ini sebagian besar guru sudah European Conference on Games


merasa nyaman denganapa yang sudah Based Learning: ECGBL 2016 (p.
ia lakukan saat ini dan cenderung 27). Academic Conferences and
menutup diri terhadap perubahan. publishing limited.
Desain pembelajaran abad 21 yang
berbasis Information Communication Fadel, M.B. 2015. Skills for the 21st
and Technology (ICT) merupakan hal Century: What Should Students
baru dalam sudut pandang guru yang Learn?. Massachusetts: Center for
belum termotivasi untuk menerima Curriculum Redesign Boston.
perubahan. Guru harus memiliki
keyakinan melakukan proses Freire, P. 1984. Pendidikan Sebagai
penyesuaian diri terhadap perubahan. Praktek Pembebasan. Jakarta:
Untuk itu, di abad 21 ini guru dan Gramedia.
siswa harus lebih produktif untuk Ifenthaler, D., Adcock, A. B., Erlandson, B.
kemajuan ICT dan aksesnya di dalam E., Gosper, M., Greiff, S., & Pirnay-
pembelajaran (Awwal, dkk. 2016). Dummer, P. (2014). Challenges for
education in a connected world:
Simpulan dan Saran Digital learning, data rich
Di era ICT ini, guru dituntut untuk environments, and computer-based
memiliki complex ability, kemampuan assessment—Introduction to the
pemanfaatan Information Communication inaugural special issue of
and Technology (ICT) dalam mendesain technology, knowledge and
pembelajarannya walaupun kemampuan ini learning. Technology, knowledge
merupakan keterampilan yang perlu dilatih and learning, 19(1-2), 121-126.
secara berkelanjutan. Pengembangan alat
evaluasi pembelajaran dengan Muharani, S. 2018. Upaya Guru dalam
memanfaatkan ICT dirasa mampu menekan Menumbuhkan Minat Baca Siswa
kelemahan sistem konvensional saat ini Sekolah Dasar. FKIP Universitas
(Rahayu, 2018). Tugas guru tidaklah mudah Negeri Jambi.
untuk dilakukan, perlu usaha dan kesiapan
mental emosional yang luar biasa. Menjadi Mahfudz, A. 2011. Be a Good Teacher or
guru bukanlah sebatas pekerjaan belaka, Never: 9 Jutsu Cepat Menjadi Guru
tetapi panggilan jiwa untuk bersumbangsih Profesional Berkarakter Trainer.
membangun anak bangsa agar lebih maju Bandung: Nuansa.
dan berdaya. Menjadi guru haruslah
menjadi piihan dan keterpanggilan, bukan Munawaroh, dkk. 2005. Neuroscience
merupakan keterpaksaan, bukan merupakan dalam Pembelajaran. Majalah Ilmiah
opsi kedua atas pekerjaan-pekerjaan yang Pembelajaran. Vol. 1, No. 1. 121.
lain, apalagi daripada tidak memiliki
Putra, Y.S. 2016. The Oritical Review.
pekerjaan.
Teori Perbedaan Generasi. Among
Makarti. Vol. 9, No. 18. 123-132.
Daftar Pustaka
Aprillinda, M. 2019. Perkembangan Guru Rahayu, E.E., Listiyadi, A. 2018.
Profesional di Era Revolusi Industri Pengembangan Alat Evaluasi
4.0. Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Berbasis Information
Pendidikan Program Pascasarjana and Communication Technologies
Universitas PGRI Palembang. 12 (ICT) pada Materi Mengelola
Januari 2019. 600-608. Dokumen Transaksi. Universitas
Negeri Surabaya. 1-7.
Awwal, N., Scoular, C., & Care, E. (2016,
October). The Capacity of Games to Rahim, H.M.Y., 2011. Pemanfaatan Ict
Assess 21st Century Skills in Multiple Sebagai Media Pembelajaran dan
Collaborative Environments. In 10th
84|SIGMA, Volume 5, Nomor 2, Maret 2020, Hlm 77-84

Informasi pada UIN Alauddin Pendidikan di Indonesia. Jakarta:


Makassar. Sulesana.Vol, 6. No 2. Bumi Aksara.
127-135.
Wenger, W. 2002. The Einstein Factor.
Setiawan, D., J. Sitorus. 2017. Urgensi Simon & Schuster Audio/Nightin.
Tuntutan Profesionalisme dan North Miami.
Harapan Menjadi Guru Berkarakter
(Studi Kasus: Sekolah Dasar dan Yusuf, B.B. 2018. Konsep dan Indikator
Sekolah Menengah Pertama di Pembelajaran Efektif. Jurnal Kajian
Kabupaten Batubara). Cakrawala Pembelajaran dan Keilmuan. Vol. 1,
Pendidikan. Vol 1, No. 1. 122-129. No. 2. 17.

Undang-undang Republik Indonesia No 14 Zed, M. 2014. Metode Penelitian


Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Uno, H.B. 2009. Profesi Kependidikan:
Problema, Solusi, dan Reformasi

Anda mungkin juga menyukai