Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Kompetensi Guru di Era Teknologi Informasi dan

Komunikasi Abad-21

Abdul Halim
Email: 2110111110005@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa perubahan di segala
lini kehidupan. Pembelajar abad ke-21 hidup dalam lingkungan digital yang penuh dari arus
informasi. Banyak orang negar mereformasi tujuan dan praktik pendidikan karena pengaruh
perkembangan TIK dan berbagai bentuk inovasi pendidikan. Harapan terbesar dari inovasi
pendidikan adalah dukungan dan integrasi TIK dalam proses pembelajaran, sehingga
meningkatkan kualitas dari pengalaman belajar siswa. Ciri-ciri siswa abad 21 adalah:
sangat berbeda dengan siswa era sebelumnya. Di abad ke-21 seseorang harus memiliki
empat keterampilan (komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah dan)
Kreativitas dan Inovasi). Keterampilan ini selalu tercermin dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh guru yang profesional, dengan memiliki kompetensi kompetensi
pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Kata kunci: pengembangan, kompetensi, dan profesionalisme, digital.

PENDAHULUAN
Jaman sekarang pada abad-21 terjadi perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Ditandai dengan semakin meluasnya jangkauan internet, tetapi mungkin masih ada
sebagian masyarakat yang belum terjangkau internet, dan bahkan ada juga wilayah yang
blank spot. Keadaan semacam ini berakibat kepada perkembangan pelayanan pendidikan,
sehingga juga berakibat pada karakteristik guru dan siswanya, walaupun sudah berada
dalam abad-21. (Notanubun, 2019)
Di setiap sekolah pada kota-kota di berbagai wilayah di Indonesia sudah terkoneksi
jaringan internet, namun ada juga wilayah yang sama sekali belum terjangkau internet, alias
masih ada wilayah yang tidak memiliki infrastruktur telekomunikasi. (Notanubun, 2019)

1
Namun seluruh masyarakat Indonesia tidak bisa terlepas dari perkembangan era digital,
oleh karena itu seperti yang dilansir pada laman voaindonesia.com Menteri Komunikasi
dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan, pemerataan akses
internet di 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau jaringan 4G diperkirakan
bakal rampung pada akhir tahun 2022. Pemerataan akses internet awalnya direncanakan
rampung pada tahun 2032.
Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 kompetensi guru meliputi kompetensi
pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Setiap kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut; Kompetensi merupakan unjuk kerja
(ability to do) yang dilatarbelakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Hal ini mengandung makna bahwa kualitas unjuk kerja itu ditentukan oleh penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kompetensi adalah seperangkat penguasaan
kapabilitas yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan penampilan unjuk kerja
sebagai guru secara tepat (Djumiran dkk., 2009:3 - 4.)

Pengembangan Profesionalisme Guru Abad 21


Era pengetahuan adalah era tuntutan yang lebih kompleks dan menuntut tantangan.
Era dengan spesifikasi tertentu sangat mempengaruhi Dunia pendidikan dan pekerjaan.
Perubahan yang terjadi selain karena pesatnya perkembangan teknologi juga disebabkan
oleh perkembangan yang luar biasa populer dalam sains, psikologi, dan nilai-nilai budaya
yang berubah. Memengaruhi perubahan tersebut adalah perubahan cara pandang manusia
terhadap manusia, pandangan terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen,
dan perubahan pola hubungan di antara mereka.
Perhatian utama pendidikan di abad kedua puluh satu adalah persiapan untuk hidup
dan bekerja kepada masyarakat. Saatnya mencari momen ke arah tampilan sudut lebar
tentang peran kunci yang akan semakin dimainkan oleh pembelajaran dan pendidikan
dalam masyarakat berbasis pengetahuan. (Trilling and Hood. 1999)
Kemunduran pendidikan kita sudah terasa selama bertahun-tahun ini adalah pertama
kalinya kurikulum disalahkan untuk ini. Hal ini tercermin dalam upaya kurikulum diubah
mulai tahun 1975 dan silabus 1984 diganti dan kemudian diganti lagi-lagi dengan

2
kurikulum 1994. Nasanios (1998) mengungkap kemunduran pendidikan bukan karena
kurikulum tetapi karena kurangnya profesionalisme guru dan keengganan siswa untuk
belajar. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam pelaksanaan tugasnya,
sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal yang meliputi minat, bakat,
dan faktor eksternal, serta berkaitan dengan lingkungan dan fasilitas sekitar, sarana
prasarana, serta berbagai pelatihan yang dilakukan oleh para guru. (Sumargi, 1996)
Profesionalisme Guru dan tenaga kependidikan masih kurang, terutama dalam bidang
keilmuannya.
Guru harus mengetahui tingkat kecerdasan siswanya, karena kecerdasan memiliki
perannya sangat besar dalam perkembangan pembelajaran. Guru profesional adalah guru
mereka memiliki kemampuan untuk mengatur lingkungan belajar yang produktif. "Profesi"
oleh terminologi diartikan sebagai pekerjaan yang memerlukan pendidikan tinggi bagi
pelakunya berfokus pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental
yang hebat yang dimaksud disini adalah adanya kebutuhan akan pengetahuan teoritis
sebagai alat untuk melakukan kerja praktek. Arikunto mengemukakan bahwa kompetensi
profesional Hal ini menuntut guru untuk memiliki pengetahuan mata pelajaran yang luas
dan mendalam studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi, yaitu penguasaan
konsep teoritis, serta memilih metode yang tepat dan kemampuan untuk menggunakannya
dalam proses pembelajaran Pengajaran, atas dasar teknologi informasi dan komunikasi
untuk mencapai tujuan yang lebih optimal. (Notanubun, 2019)

Karakteristik Guru Abad 21


Perubahan kepribadian masyarakat pada dasarnya seperti yang terjadi pada abad
kedua puluh satu hal itu tentu berimplikasi pada karakter guru. Dalam pandangan progresif,
karakteristik berubah masyarakat perlu diikuti dengan pergeseran budaya guru dalam
proses pembelajaran. Jadi sekarang masyarakat telah berubah menjadi masyarakat digital,
sehingga guru juga membutuhkannya mereka mengubah diri mereka sendiri, secara teknis,
sosial dan budaya. (Notanubun, 2019)
Oleh karena itu, perlu ditentukan tipe kepribadian guru yang mampu mereka
mengubah diri di era digital abad 21 saat ini. Ada pepatah, buku itu ganti dengan teknologi,

3
tapi peran guru tidak bisa diganti, harus diperkuat. Di era saat ini, di abad kedua puluh satu,
pendidik harus dapat memanfaatkan teknologi digital desain pembelajaran yang kreatif.
Kemampuan guru mendidik di zamannya pembelajaran digital perlu persiapan dengan
penguatan pedagogi online guru. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator harus
mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif
yang memampukan siswa aktif dan berpikir kritis (kompas, 9 April 2018:12).

SIMPULAN
Mengajar adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan keahlian khusus
Sehingga kedudukan guru dalam proses pembelajaran tidak dapat digantikan oleh mesin
apapun rumit. Keahlian khusus inilah yang membedakan profesi guru dengan profesi
lainnya lain. Pendidikan guru tidak hanya diperoleh selama pendidikan formal sebelum
mereka menjadi guru Tapi itu berlangsung seumur hidup (pendidikan guru seumur hidup)
untuk mencapai posisinya mereka harus mengembangkan diri secara berkelanjutan
berdasarkan pemikiran (refleksi sementara). Guru perlu dalam proses melaksanakan
tanggung jawab dan tugasnya untuk meningkatkan kompetensi mereka. Sebagai seorang
guru, tidak hanya meningkatkan profesionalisme melalui pendidikan dan pelatihan formal,
tetapi terlibat dalam kegiatan produktif upaya reformasi pendidikan.
Tantangan kompetensi guru abad dua puluh satu adalah beradaptasi dengan
pemahaman sistem dari konteks yang berbeda, dan peka terhadap kebutuhan perkembangan
siswa dan publik. Pendidik harus mengikuti perkembangan kebutuhan, bukan hanya
berpartisipasi tapi jadilah inovatif. Seseorang harus bisa membuat dan membangun
menyusun, memodifikasi, dan menangani informasi secara sensitif sehingga dapat
dipahami sebagai pengetahuan.

REFERENSI

Andriansyah, A. 2020. Pemerataan Akses Internet Desa Akan Rampung Pada 2022.
Diunduh pada 19 Mei 2022 https://www.voaindonesia.com/a/menkominfo-
pemerataan-akses-internet-desa-akan-rampung-pada-2022/5718576.html

4
Djumiran, dkk.2009. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan
Nasional.

Mardiani, F., Anis, M. Z. A., & Hermawan, M. D. DIGITAL LITERACY IN THE


TRANSFORMATION OF HISTORICAL LEARNING IN THE TIME OF COVID-
19. Jurnal Socius, 10(2), 1-10.

Mutiani, H. S., & Putra, M. A. H. (2020). Improvement of Scientific Attitudes Through


Training of Social Science Scientific Writing in MAN 2 Model
Banjarmasin. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 128-133.

Notanubun, Z. (2019). Pengembangan kompetensi profesionalisme guru di era digital


(Abad 21). Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan, 3(2), 54-64.

Setianingsih, S., Syaharuddin, S., Sriwati, S., Subroto, W., Rochgiyanti, R., & Mardiyani,
F. (2021). Aisyiyah: Peran dan Dinamikanya dalam Pengembangan Pendidikan Anak
di Banjarmasin Hingga Tahun 2014. PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu
Sosial), 1(1).

Susanto, H. (2020). PEDAGOGI SEJARAH, NASIONALISME DAN KARAKTER


BANGSA. Preprint: EdArxiv.

Susanto, H. (2020). Profesi Keguruan. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung


Mangkurat.

Susanto, H., Abbas, E. W., Anis, M. Z. A., & Akmal, H. CHARACTER CONTENT AND
LOCAL EXCELLENCE IN VOCATIONAL CURRICULUM IMPLEMENTATION
IN TABALONG REGENCY.

Syaharuddin, S., Arisanty, D., Rahmattullah, M., Susanto, H., Alfisyah, A., Kiptiah, M., ...
& Junied, K. A. (2020). Book of Abstract-2nd International Conference on Social
Science Education 2020.

Anda mungkin juga menyukai