Anda di halaman 1dari 9

Tugas Modul : M1 KB2: Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21

Nama : Hilda Hosfia, S.Hum


Sekolah : SMPN 32 Kab. Tebo

1. Tugas Terstruktur (Praktikum) (Page 1-6)

Secara mandiri carilah contoh konkret dari sumber referensi yang ada di buku maupun jurnal
tentang peran guru di era digital abad 21sesuai Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk
Guru (National Educational Technology Standards for Teacher)/NETS-T!

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN ERA DIGITAL


Wartomo
Wartomo@ecampus.ut.ac.id
UPBJJ-UT Yogyakarta
Abstrak
Lahirnya komunitas berbasis pengetahuan digital membawa perubahan besar dalam segala hal.
Peran guru dalam pembelajaran era digital menuntut keahlian guru untukmenerapkan solusi
yangtepat terhadap berbagai permasalahan juga menuntut kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan. Perubahan tersebut membutuhkan orientasi baru dalam pendidikan,yaitu
pendidikan yang menekankan pada kreativitas, inisiatif, inovatif, komunikasi dankerjasama.
Dalam eradigital, dibutuhkan guru yang mampu mengikuti perkembangan zaman, dapat
memainkan berbagai peran sebagai pembawa perubahan, konsultan pembelajaran; yang
memiliki rasa kemanusiaan dan moral yang tinggi, dan sensitivitas sosial, serta berpikiran
rasional dan jujur, sehingga mampu bekerja dengan baik dalam lingkungan pendidikan yang
dinamis. Peran guru era digital dalam pembelajaran dianggap mempengaruhi visi, tanggung
jawab,sensitivitas sosial, kemampuan logika dan kejujuran guru. Semua ini bermuara pada
peranguru di eradigital, yaitu sebagai agen perubahan, pembaharuan pengetahuan dan konsultan
pembelajaran. Hasil pembahasan:
(1) Dalam komunitasdigital global hendaknya paling tidak dilakukan tig apembelajaran, yaitu
Pembelajaran yangmenekankan pada:
(a) konstruksi pencarian dan penemuan;
(b)kreativitas dan inisiatif;
(c) interaksi dan kerjasama;
(2) Peran guru dalam pembelajaran eradigitaladalah guru sebagai:
(a) sumber belajar;
(b) fasilitator;
(c) pengelola;
(d)demonstrator;
(e) pembimbing;
(f) motivator;
(g) evaluator;
(3) Tantangan guru eradigital;
(4) Strategi mengatasi tantangan: guru menjadi jembatan revolusi. Dengan cara menjadikan
dirinya sebagai motivator, yang menggerakkan anak didik pada sumber belajar yang dapat
diakses.
Menjadi guru di abad 21 berbedadengan gurudi abad 20-an. Di eradigital sepertisekarang
ini, eksistensi guru tidak lagi dilihat dari kharismanya semata. Karimdan Saleh Sugiyanto
(2006). Lebihdari itu, bagaimana seorangguru mampu berkomunikasi dan beradaptasi
mengikuti arah tangan zaman. Guru di eradigital dituntutmampu berinovasi dan berkreasi.
Bastian, Aulia Reza. (2002) lebih lanjut, perubahan tempat belajar, yakni transisidari era
analog ke era digital, juga dianggap penting. Di eradigital, lingkungan belaja rharus diselaraskan
dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, misalnyainternet dan cybernet,
yangmemungkinkan pemelajar belajar secara mandiri, dinamis dan tidak terikat oleh hanya satu
tempat dan satusumber belajar, bahkan tidak tergantung padagurupengajarnyasaja, tetapi siswa
dapat belajardari banyak guru,berbagai sumberdi dunia maya.
Tetapi dalam eradigital dinamisiniguru harusmenerapkan konsep multy channellearning
yangmemperlakukan siswasebagai pemelajardinamisyang dapat belajar
dimanasaja,kapansaja,dari siapasaja, dari berbagai sumberdi mana saja. Dalam hal ini guru
hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang menunjukkan kompetensi yang harus dimiliki oleh
siswa, dan membuka kesempatan pada siswa untuk dapat belajar dari berbagai sumber
pembelajaran digital di dunia global.
Peran guru dalam pembelajaran yang memusatkan pada konstruksi, pencarian dan
penemuan. Bennett(1993), padaeraTIK digital inidibutuhkan sebuah orientasi barudalam
pendidikan yang menekankan pada konstruksi aktif siswa melalui pencarian berbagai macam
informasi serta sumber-sumber lainnya yang berguna untuk kehidupan mereka dalam berbagai
situasi. Orientasi baru inimemfokuskan padakegiatanpembelajaran yangmenuntutmotivasidiri
siswa(self-motivated)dan pengaturan diri sendiri (self-regulated). Hal inidiperlukandalam
rangkakonstruksi pengetahuan danpengalaman yangbisaditerapkandalam konteks-konteks
tertentu yangdihadapi siswa.Untuk memperoleh pengetahuan inidibutuhkan partisipasi aktif
dalam perkembanganpribadi melalui pendidikan interaktif dan aplikasinya, bukan semata
dengan “menyerap”secara pasif pengetahuanyang telah dirancang oleh orang lain.
Peran guru dalam pembelajaran yangmenekankan padakreativitas dan inisiatif;
pendidikan konvensional cenderung menampilkan kemampuan manual individu yang mampu
menyelesaikan tugas yangdiberikan. Pemelajaryangmengikuti kebiasaan danjalur-jalur
yangditentukan, menggunakan sumber-sumberyang disediakan olehgurusecaraefektif,
sertaberadapadabatas-batas yangtelah dirancang, dianggapmencapaihasil terbaik dalam
metodologi ini.
Peran guru dalam pembelajaran yang menekankan pada interaksi dan
kerjasama;masyarakat yangtelah mencapai tingkat spesialisasi yangtinggi dengan beragam
profesi,membutuhkan interaksi yang lebih luas serta kerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan. Ketiga peran baru dalam pembelajaran tersebut dapat dijadikan landasan untuk
melakukan kajian terhadap visi, tanggungjawab,sensitivitas sosial, kemampuan logis dan
kejujuran guru dalam masyarakat digital global dewasaini. Berikut akan disarikan beberapa
pemikiran ke arah itu, yaitu:
1. Visiguru; paradigmadalam pendidikan saat initelah beralih dari
paradigmamengajarmenuju paradigmabelajar. Ini berarti bahwapendidikan bukan lagi
mengenaibagaimanamenyampaikan pengetahuandaninformasikepadasiswa, tetapi
tentang bagaimanamembantu siswauntuk mencari danmenemukan (search-discovery)
informasi sendiri dan kemudian membantu siswauntuk mengkonstruksi dan
menciptakan (construction-invention) pengetahuanyangbermanfaat bagi diri
mereka.Guru tidak lagi bertanggungjawab atas pengetahuan yangdisimpan dalam
pikiran parasiswa, tetapi bagaimanasiswamampu membangun pengetahuan
secaramandiri (Geddis, 1993). Hal inibukan berarti guru adalah pembantu yangpasif,
tetapi aktif

dalam proses konstruksitersebut, misalnyamelaluipenciptaan lingkungan belajaryang


berpegang padaprinsip multy channel learning. Dalameradigital global dewasaini, hal
inihendaknyamenjadi visiyangjelasbagi guru,bagaimanamemperlakukansiswa dalam belajar;

2. Tanggung jawabmoralguru; pekerjaan utamagurutentu saja mengajar. Dalamlingkup


sosial, guru jugamemilikitanggungjawab dalam membangun konsep diri siswa,
misalnyatentangmoralitas dan keanekaragaman etnik. Hal ini dapat diberikan melalui
persentasi norma-norma sosial dan hal-hal yang dilarang, baik secara langsung
melaluiaspek-aspek pendidikan yangdiajarkan, atau secara tidak langsung melalui
contoh-contoh penerapan. Perkembangan teknologi informasi dankomunikasi yang
pesat sertatingginyatingkat keambiguandalam teknologi memberi peluang
terjadinyaberbagai masalah, misalnyacarainteraksi sosial yangtindakan maupun
padatingkahlaku yangmenyimpang. Salah satu sebab adalahpeningkatan isolasi bagi
merekayang berinteraksi secaraberlebihan padainternet dan sebagai
konsekuensinyadapatmenurunkan interaksi antar individu. Lebih lanjut, kemungkinan
konsekuensi negatifmengenai ketertutupan dan pemisahan diri yangdiakibatkan oleh
akses global,mengakibatkan melemahnyanorma-normasosial. Hal-hal
selebihnyaharusdidiskusikan atau setidaknyadisadariyaitu kondisi dalam dunia
pendidikan dimanainteraksi banyak berpusat pada teknologi informasi dan komunikasi;
3. Sensitivitas sosial guru; dalam komunitas berbasispengetahuan digital, terjadi
penekanan padanilai-nilai finansial sertanilai-nilai ekonomis padapengetahuan.
4. Reorientasi kemampuan logika dan kejujuran guru; guru harus
memilikikemampuanuntuk memberikan alasan-alasan secaralogis dalam bidangilmu
yangdiajarkan,dengan caramembangun keahlian, dan memperbaharuinyasesuai
denganperkembangan terbaru secaraberkesinambungan. Sebagai tambahan, guru
harusmemilikikemampuan untuk menggunakancontoh-contoh nyatayang
berkaitandengan kehidupan siswadan menghubungkan denganmatapelajaran
yangdiajarkan.Guru harus tanggap untuk tidak membuat siswanyamerasabosan dengan
hanyamenyampaikan materi pelajaran secarasearah seperti yangtelahdirencanakan.
Tetapiguruharus meningkatkankreativitas tentangbagaimanasiswabelajar
mengkonstruksi pengetahuan, misalnya bagaimanamenciptakan lingkungan belajar
yang memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri dari berbagai
sumberpembelajaran, yangmemungkinkan siswa membangun kompetensi
merekasecarautuh, dari kompetensi dasar sampai kompetensi tingkat tinggi (Sudiarta,
2007). Disampingitu, di tengah tumpah ruahnya informasi dan sumber belajar digital
yang dapat diakses secaracepat dan luas, guru harus mampu menjadi
peloporkejujurandalam belajar, misalnyajujur dengan menunjukkan sumber bahan ajar
digital yang digunakan, jujurbahwadia belummengakses informasi digital tertentu yang
dibutuhkan, dan sebagainya. Berdasarkan keempat butir dalam masyarakat digitalglobal
tersebut dapat diturunkan konsekuensi logis terhadapperan guru dalammasyarakat
digital globaldewasaini. Dalam hal ini guru dapat
memilikipalingtidaktigaperanpentingdalam pendidikan berbasisdigital global, yaitu
sebagai pembawaperubahan, pembaharu pengetahuan, sertakonsultan pembelajaran
sebagai berikut. (1)pembawaperubahan; perubahan adalah hal yangkekal dalam
kehidupan.Manajemenperubahantidak hanyaberarti respon pasifpadaperubahan tersebut
tetapi jugabagaimanaseseorangdapat secaraaktif danintensif merencanakan perubahan.
Kita cermati di masyarakat atau sekolah, murid sekarang selain mengikuti materisecara
faceto faceterhadap guru di sekolahan, merekajuga memilikiguru yangluar biasa ampuh di ruang
virtual, yaitu “Google”. Mesin pencari Google ini mampu memfasilitasi pencarian ilmu
pengetahuan dengan sangat cepatdan praktis.
.Oleh karenaitu, kondisi riil abad 21iniakan menjadi tantangan atau bahkan
ancamantersendiri bagi guru.Sebab, guru yangdatang daridunia pra-digitalakansangatkualahan
menghadapi murid eradigital. Kenyataan yangterjadi guru akan menemuikesulitan dalam
membangunkomunikasi yangefektifdengananak-anak. Karenakebiasaan dan carabelajar
merekaseringberbeda. Hal inilah yangacapkalimembuat kedua belah pihak, murid di satu pihak
dan guru di lain pihak, sama-sama frustrasi.
Strategi mengatasi tantangan; sistem pendidikan yangmasih terjebakpadaotoritas
struktural-birokratis harus segeradibenahi. Dayakreasi dan inovasi seorangguru harus
segeradimunculkan. Guru eradigital tidak boleh mengikuti kurikulumyangbakudan kaku.
Sebab,kenyataan dari banyaknyasistempembelajaran yangberlangsung, gurumasih berkutat
padaapa-apayangtengah dicetuskan oleh pemerintah, di manaketikaguru mengajar
hanyaterpaku padatarget kurikulumyang kaku dan mekanistis. Dengandemikian,
banyakkitatemukan tipe-tipegurukurikulum, yakni guru yang melihat tolok ukur keberhasilan
dipusatkan pada angka kuantitatif yang diperoleh dalam evaluasi saja.
Fenomenainitentu memberikan pengertian bahwaeksistensi guru dari satu sisi akan
mengalami ancaman, karenaguru akan kehilangan pekerjaan danditinggalkanmuridnya. Namun
disisi lain, guru justru banyak sekalimendapat peluangapabilamampu meningkatkan
profesionalitas dan kapabilitasnya.
Dengan kata lain, jikaguru belumdapat sepenuhnyamasuk di eradigital, merekadapat
menjadi jembatanrevolusi. Yakni, dengan caramenjadikan dirinyasebagai motivator,
yangmenggerakkan anak didik padasumber belajar yangdapat diakses.Sebagai dinamisator,
yakni memantau anak didik agar mengembangkan kreativitas danimajinasinya. Sebagai
evaluatordan justifikator, yaitu dapat menilai dan memberi catatan, tambahan, perbendaharaan,
dan sebagainya terhadap temuan siswa.
Menurut Sanjaya(2006), Peran guru dalam pembelajaran eradigital adatujuh yakni:
(a) guru sebagaisumber belajar; peran guru sebagai sumber belajar berkaitan dengan
kemampuan gurudalam menguasai materipelajaran.
(b) guru sebagai fasilitator; peran guru sebagaifasilitator dalam memberikan pelayanan
kepadasiswauntuk dapat memudahkan siswamenerimamateri pelajaran. (c) guru
sebagai pengelola; dalam proses pembelajaran,guru berperan untuk
memegangkendalipenuh atas iklimdalam suasanapembelajaran;
(d) guru sebagai demonstrator; berperan sebagai demonstrator
maksudnyadisinibukanlah turun kejalan untuk berdemo. Guru itusebagai sosok
yangberperan untukmenunjukkan sikap-sikap yangakan menginspirasi
siswauntukmelakukan hal yang sama, bahkanlebih baik;
(e) Gurusebagai pembimbing; perannyasebagai seorang pembimbing, guru
dimintauntuk dapat mengarahkan kepadasiswauntuk menjadi seperti yang
diinginkannya;
(f) guru sebagai motivator; proses pembelajaran akanberhasiljikasiswamemiliki
motivasi didalam dirinya;
(g) guru sebagai elevator; guruharuslah mengevaluasi semua hasilyangtelah dilakukan
selamaproses pembelajaran.
Guru eradigital tidak boleh mengikuti kurikulumyang baku dankaku. Sebab, kenyataan
dari banyaknyasistem pembelajaran yang berlangsung, guru masih berkutat padaapa-
apayangtengah dicetuskan olehpemerintah, di manaketikaguru mengajar hanyaterpaku
padatarget kurikulumyang kaku danmekanistis. Dengan demikian, banyakkitatemukan tipe-
tipegurukurikulum. Yakni guru yangmelihat tolok ukur keberhasilan dipusatkan
padaangkakuantitatif yangdiperoleh dalam evaluasi saja. Jika guru belumdapat
sepenuhnyamasuk di eradigital, merekadapat menjadi jembatan revolusi. Yakni, dengan
caramenjadikan dirinyasebagaimotivator, yang menggerakkananak didik padasumberbelajar
yangdapat diakses. Sebagai dinamisator,yakni memantau anak didik
agarmengembangkankreativitas dan imajinasinya. Sebagai evaluatordanjustifikator,yaitu dapat
menilai danmemberi catatan, tambahan, perbendaharaan dan sebagainyaterhadap temuan siswa.
Untuk semakin meningkatkan literasi guru dalam teknologi informasi dan komunikasi
dalam rangkamembangun pendidikan berbasiskomunitas pemelajardigital, guru sebagai
pengelola; dalam proses pembelajaran, guru berperan untukmemegangkendali penuh atas iklim
dalam suasana pembelajaran era digital.
Guru di eradigital tidak boleh mengikuti kurikulumyangbaku dan kaku. Literasi guru
hendaknyadapat dilakukan dengan melibatkan merekasecarasistematikdan berkelanjutan dalam
pengembangan komunitas digital misalnyamelaluijaringan-jaringan belajar digital lainnya.
Jika guru belumdapat sepenuhnyamasuk di eradigital, merekadapat menjadi jembatan
revolusi. Yakni, dengancaramenjadikan dirinyasebagai motivator, yang menggerakkan anak
didik padasumber belajar yangdapat diakses.Sebagaidinamisator, yakni memantau anak didik
agar mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

Sumber : repository.ut.ac.id/6500/1/TING2016ST1-26.pdf
Diunduh tanggal : 12 Juli 2018
Diunduh jam : 00.17 WIB
2. Tugas Mandiri (Page 7-9)

Jawablah pertanyaan soal latihan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

A. Apa saja bentuk pemanfaatan teknologi dan media informasi yang Anda lakukan di
kehidupan sehari-hari dalam pembelajaran abad 21? Coba jelaskan secara singkat!
Pemanfaatan teknologi komunikasi (handphone android) sebagai media pembelajaran.
Memanfaatkan Short Message Service atau SMS media untuk saling bertukar informasi
(sharing pengetahuan)
TIK dalam aktivitas kolaborasi siswa ; siswa berdiskusi diluar jam sekolah dengan facebook,
WA, dll
Pembelajaran yang dilakukan melalui internet dan cybernet, yang memungkinkan pemelajar
belajar secara mandiri, dinamis dan tidak terikat oleh hanya satu tempat dan satu sumber
belajar, bahkan tidak tergantung pada guru pengajar saja, tetapi siswa dapat belajardari
banyak guru,berbagai sumberdi dunia maya. Tapi tidak semua siswa bisa melakukannya
karena kurangnya akses internet dan tidak semua siswa punya android.

B. Berilah contoh konkret pemanfaatan teknologi dan media informasi pada pembelajaran abad
21?
(1) Pemanfaatan TIK dalam perencanaan pembelajaran, Membuat media belajar dengan
menggunakan aplikasi/softwares yang ada di komputer seperti membuat slideshow,
powerpoint, video, dll
(2) Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran, contoh dengan menggunakan email siswa
dapat mengirimkan hasil tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya dengan mengirimkan
file-file lampiran tugas-tugasnya,
(3) Pemanfaatan TIK dalam evaluasi pembelajaran.

C. Berikan ilustrasi akan pesatnya kemajuan pemanfaatan teknologi dan media informasi yang
sudah Anda laksanakan pada pembelajaran abad 21?
Memanfaatkan handphone dalam proses pembelajaran di kelas karena banyaknya pengguna
smartphone di kalangan siswa. Dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
memberikan dampak yang positif bagi siwa. Materi yang biasanya hanya disebutkan dapat
ditayangkan dalam bentuk sehingga penerobosans pengetahuan pada siswa diharapkan dapat
lebih maksimal. Disamping itu, guru juga memperoleh kemudahan dalam menyampaikan
materi kepada siswa karena lebih konkret dan sebaliknya siswa juga data mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
D. Sebutkan dan jelaskan beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan guru untuk
menunjukkan potensinya terkait tugas dan perannya di era digital abad 21!
Beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan guru untuk menunjukkan potensinya
terkait tugas dan perannya di era digital yaitu sebagai berikut:
1. Interactive Instruction (Pembelajaran Interaktif)
Pembelajaran ini menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digitalberisi
presentasi yang kaya akanmedia interaktif. Sebagai contohkegiatan konferensi video
digital secara langsung yangmendatangkan narasumber seorang sejarawan, novelis, dan
pakar di dalam pembelajaran kelas. Catatan dan peta konsep dari sesi brainstorming
terekam dalam media digital berupa laptop atau notebook dan secara instantlangsung
dapat dikirim melalui email kepada peserta didik. Penyajian media bentuk ini biasa
berupa PowerPoint atau Prezi Presentation yang mengintegrasikan animasi, suara, dan
hyperlinks dengan informasi digital.
2. Personal Response System (PRS)
Guru digital menggunakan perangkat digital handlehand, seperti personal
response system(PRS) atau biasa disebut sebagai “Clicker.” PRS merupakan sebuah
keypad wireless(tanpa kabel) seperti remot TV yang mentransmisikan respon dari siswa.
Karena setiap PRS diperuntukkan pada siswa yang ditunjuk, maka sistem PRS dapat
digunakan untuk mengecek kehadiran/presensi siswa. Manfaat utama PRS adalah untuk
mengetahuisetiap respon dari siswa dalam berbagai macam keadaan.
3. Mobile Assessment Tools
Sumber komputasi seluler (mobile computing resources) memungkinkan guru
untuk merekam data assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler (mobile
Device) yang mentransfer data ke komputer untuk membuat laporan. Sebagai contoh,
perangkat digital seluler digunakan untuk membuat catatan operasional kemampuan
membaca siswa SD atau data kinerja siswa yang diobservasi dalam presentasi,
eksperimen di laboratorium, atau tugas tulisan tangan siswa. Guru dapat terus
melakukan instruksi secara individual karena ketersediaan hasil belajar langsung dapat
diketahui. Data penilaian mudah diunduh ke situs web yang aman dan dilindungi kata
sandi yang menawarkan berbagai opsi laporan dari seluruh siswa di kelas hingga siswa
secara perorangan.
4. Community of Practice(Komunitas Praktik)
Guru di era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of
practice(COP), di mana kelompok pendidikatau guruyang mempunyai tujuan sama dari
seluruh bangsa dan negara di dunia saling berbagi ide dan sumber daya.Interaksi
berbasis Internet ini memungkinkan guru untuk berkolaborasi dan bertukar gagasan dan
materi. Komunitas praktik dapat mencakup pendidik yang mengajar dengan subjek
pelajaransama, atau tingkat kelassiswadengan kebutuhan yang sama, seperti integrasi
teknologi, manajemen kelas, atau bekerja sama dengan siswa berbakat.

E. Sebutkan dan jelaskan peran guru di era digital abad 21 sesuai Standar Teknologi Pendidikan
Nasional untuk Guru (National Educational Technology Standards for Teacher)/NETS-T!

Peran guru sesuai Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru (National Educational
Technology Standards for Teacher/NETS-T).

Standar Deskripsi
Memfasilitasi dan Menginspirasi Guru menggunakan pengetahuan mereka tentang materi
Pembelajaran dan Kreativitas pelajaran, pengajaran dan pembelajaran, dan teknologi
Siswa. untuk memfasilitasi pengalaman yang memajukan
pembelajaran siswa, kreativitas, dan inovasi baik di
lingkungan tatap muka dan virtual.
Merancang dan Mengembangkan Guru merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi
Pengalaman dan Penilaian pengalaman belajar otentik dan penilaian yang
Pembelajaran Digital-Age. menggabungkan alat dan sumber daya kontemporer
untuk memaksimalkan pembelajaran konten dalam
kontak dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diidentifikasi dalam NETS-S.
Model Kerja dan Belajar Digital- Guru menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan
Age. proses kerja yang mewakili profesional inovatif dalam
masyarakat global dan digital.
Mempromosikan dan Model Guru memahami masalah dan tanggung jawab sosial
Digital Citizenship dan Tanggung lokal dan global dalam budaya digital yang berkembang
Jawab dan menunjukkan perilaku
hukum dan etika dalam praktik profesional mereka.
Terlibat dalam Pertumbuhan Guru secara terus-menerus meningkatkan praktik
Profesional dan Kepemimpinan. profesional mereka, memodelkan pembelajaran seumur
hidup, dan memamerkan para pemimpin dalam
komunitas sekolah dan profesional mereka dengan
mempromosikan dan mendemonstrasikan penggunaan
alat-alat digital dan sumber daya secara efektif.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai