Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENCIPTAAN LAGU

SENJA USIA

Disusun guna memenuhi tugas mapel seni budaya kelas XII


Semester ganjil TP 2021 - 2022
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Guru Pengampu : Ilham Habieb Fajry, S. Pd

Oleh:

Nama : DENMAS FATAH ANOM SUBEKTI


Kelas : XII.3
No. Absen : 11

SMA NEGERI 1 SLAWI


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini. Adapun tujuan dari
penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Ilham Habieb
Fajry, S. Pd pada Seni Budaya. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan dan keterampilan tentang Penciptaan Lagu bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ilham Habieb Fajry, S. Pd
selaku guru Seni Budaya yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan, keterampilan, dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan laporan ini.

Slawi, 25 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4

1.2 Tujuan ............................................................................................................... 4

1.3 Manfaat ............................................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 5


2.1 Musik Folk ........................................................................................................ 5

BAB III PROSES PENCIPTAAN............................................................................. 7


3.2 Ringkasan .......................................................................................................... 7

3.3 Unsur Intrinsik .................................................................................................. 8

BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 11


4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 11

LAMPIRAN .............................................................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Musik merupakan seni yang melukiskan pemikiran dan perasaan manusia lewat
keindahansuara dalam bentuk melodi, ritme, dan harmoni. Sebagaimana manusia
menggunakan kata-kata untuk memindahkan suatu konsep, ia juga menggunakan
komposisi suara untuk mengungkap perasaan batinnya. Musik merupakan hasil
dari cipta dan rasa manusia atas kehidupan dunianya.

1.2 Tujuan

1. Untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan berkarya dalam musik.

2. Untuk menuangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama belajar musik.

3. Untuk meningkatkan keterampilan dalam membuat/merangkai musik.

1.3 Manfaat

1. Agar meningkatkan kreativitas dan kemampuan berkarya dalam musik.

2. Agar menuangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama belajar musik.

3. Agar meningkatkan keterampilan dalam membuat/merangkai musik.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Musik Folk


Musik folk sering disebut sebagai musik rakyat, karena terbentuk dari kreatifitas
dan kearifan lokal pada suatu masyarakat. Kata folk sendiri berasal dari bahasa
Jerman, “volk” yang berarti orang-orang. Musik ini sendiri sangat erat kaitannya
dengan letak geografis. Setiap suku, kota, negara, memiliki warna musik yang
berbeda-beda. Contohnya saja musik keroncong, musik ini awalnya berasal dari
musik Fado yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Nusantara. Dengan
instrumen petik khas Eropa, mampu diadaptasi dan diubah sesuai dengan nuansa,
semangat, tradisi, dan gaya di Nusantara. Hingga akhirnya dunia mengakui musik
keroncong sebagai musik asli Indonesia.
Kesederhanaan lirik yang lekat dengan keseharian masyarakat membuat musik
folk sering disamakan dengan musik etnik. Padahal terdapat perbedaan antara
musik etnik dengan folk. Musik etnik memiliki banyak aturan sacral, seperti aturan
notasi baku yang tidak boleh dilanggar. Estetika harmoni dan etika juga harus tetap
dijaga, seperti gamelan misalnya. Penabuh gamelan harus bersikap lembut dan
posisinya duduk bersila, artinya dalam belajar memainkan gamelan orang juga
sekaligus belajar sopan santun. Dalam musik folk, syair, penotasian, dan ekspresi
musiknya tidak baku bahkan cenderung bebas.
Musik folk sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan abad ke-19 dan 20,
namun ada juga yang mengatakan jauh sebelum abad ke-19. Pada tahun 1846,
Thomas William seorang berkebangsaan Inggris menjadi orang pertama yang
menggunakan istilah folk untuk menggambarkan tradisi, adat istiadat dan cerita
rakyat yang berkembang di masyarakat lokal. Saat itu hanya segelintir orang saja
yang tahu mengenai istilah folk. Baru di tahun 1960, istilah folk mulai digunakan
dalam industri musik di Amerika hingga menyebar ke seluruh dunia. Musisi
ternama Amerika, Bob Dylan, ikut mempopulerkan nama musik folk saat ia
memenangi penghargaan musik Grammy pada tahun 1987. Sejak saat itulah bisa
dikatakan folk resmi menjadi salah satu genre musik.
Sementara itu di Indonesia yang menjadi pionir musik folk adalah Gordon
Tobing. Ia bersama dengan grup vokalnya “Impola” sangat populer ditahun 1960-

5
an. Musisi folk lain yang populer kala itu adalah Gombloh dan Leo Kristi. Mereka
pernah membentuk band bernama Lemon Trees di akhir tahun 60-an, dan merilis
album di tahun 1978. Pada pertengahan tahun 1970-an muncul kakak beradik
Franky Hubert Sahilatua dan Jane Sahilatua, yang dikenal publik dengan nama
panggung Franky & Jane. Pada 1993 muncul penyanyi folk wanita bernama Oppie
Andaresta lewat album berjudul “Albumnya Oppie” yang menghasilkan hits “Cuma
Khayalan”, “Inilah Aku”, atau “Cuma Karena Aku Perempuan.”
Saat ini pemahaman anak muda mengenai musik folk adalah tentang gaya
bermusik yang jadul, dengan mengutamakan kebebasan berekspresi pada musik
eksentrik dan mengedepankan instrumen analog. Contohnya seperti gitar akustik,
ukulele, dan lainnya. Musik-musik folk yang banyak beredar di Indonesia pun
kebanyakan terdapat nuansa Country, Blues, Ballad, Fado, dan lain-lain. Dimana
genre musik tersebut adalah hasil dari kebudayaan barat yang mengisahkan tentang
perjuangan, mitologi, dan kegelisahan hidup disana. Pengaruh ideologi, dan gaya
folk barat akhirnya menjadi trend yang berkembang dan paling diminati anak muda.
Tolak ukur musik folk kemudian bergeser menjadi kebarat-baratan, dan esensinya
bergeser ke arah gaya hidup populer dikalangan anak muda masa kini. Sehingga
musik folk asli Indonesia justru sangat sedikit mendapat apresiasi. Hal ini membuat
unsur-unsur etnis, kontemporer, dan tradisional di Indonesia hanya diminati oleh
sedikit anak muda.
Untuk meningkatkan minat anak muda terhadap musik folk yang bernuansa
Indonesia, Pemda Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan acara Jakarta
International Folklore Festival, pada 13-15 September 2019. Kanal media sosial
sebenarnya juga ikut berperan untuk menaikkan pamor musik folk asli Indonesia.
Melalui youtube, karya musik Didi Kempot yang beraliran campursari kembali
populer dan menarik perhatian banyak anak muda saat ini. Selain Didi Kempot,
musisi folk yang populer saat ini adalah Tiga Pagi, Dialog Dini Hari, Payung Teduh,
Banda Neira, Semak Belukar, Rusa Militan, Littlelute, dan Oscar Lolang.

6
BAB III
PROSES PENCIPTAAN

3.1 Ringkasan

3.1.1 Makna garis besar

Lagu Senja Usia ini berisikan tentang kisah perjalanan hidup sorang manusia.
Di mana kita (sebagai manusia) selalu bersenang-senang dan selalu berusaha untuk
menuju ke satu tujuan yang sama, yaitu ke tempat kesuksesan.

Kita berada di dalam keadaan di mana rasa percaya diri sangat


digunakan ketika masih muda dan berjaya sebelum pada akhirnya
memasukki usia tua di mana kita sudah tidak sekuat dan sesemangat dulu
dalam meraih tujuan atau keinginan yang kita kehendaki.

Pada lagu ini, mengajak untuk mengenal diri sendiri sebagai 'manusia'
dan 'sadar' akan tidak selamanya menjadi yang terbaik.

3.1.2 Makna per lirik

Ketika semakin tua


Senja kian nyata
Mengikuti arus dan mengukir di cerita

Menceritakan seseorang yang selalu berkarir menggaapai mimpi sampai


pada akhirnya sudah memasukki usia tua kemampuannya tidak sebaik dulu
lagi.

Janganlah larut angkara


Agar tiada yang sia

Seseorang sudah masuk dalam kebahagiaan yang membuatnya terus berusaha sekuat
tenaga.

7
Dahulu kita berjaya
Menoreh bumi semesta
Tetapi sekarang sudah beda
Tak seperti awalnya
Kembali rasa pasrah pada yang beresa

Seseorang itu mulai sadar bahwa yang dikejarnya itu sudah tidak bisa seperti awalnya
lagi dan pada akhirnya dia hanya bisa pasrah meskipun sudah meminta bantuan
siapapun.

Bumi dipijak berderak


Patah-patah retak
Tiada lagi arogan dan obsesi terbahak

Pemikirannya yang tidak seliar dulu membuat orang itu tidak bisa bebas dalam
menekuni bidangnya.

Semuanya batuk dan serak


Lidah susah teriak

Kemampuannya untuk menyampaikan sesuatu yang bagus sudah tidak sebagus yang
dulu. Karena sudah tergantikan oleh orang-orang dengan ide.

Dahulu kita bergerak


Tak peduli akan jarak
Tetapi sekarang sudah rusak
Tulang punggung retak
Beberapa akan nampak tubuh ini koyak

Ingatan terakhir orang tersebut adalah dia sudah berkeliling dunia memperkenalkan
buah pikirannya. Namun, seiring bertambahnya usia, tubuh orang tersebut sudah tak
kuat lagi kemana-mana. Dan hanya ingin terdiam di kampung halaman selamanya di
akhir masa-masa hidupnya.

3.2 Unsur Intrinsik

3.2.1 Pengaransemen

Lagu Senja Usia diciptakan oleh Denmas Fatah Anom Subekti dengan instrumen
dimainkan oleh teman saya Raikhan Witha Shula Aretha. Penciptaan lagu ini
ditugaskan langsung Bapak Ilham Habieb Fajry S. Pd. Dasar penciptaan lagu ini
adalah untuk tugas akhir semester I kelas XII.

3.2.2 Nada Dasar

Sebuah karya musik (lagu) yang bernada dasar A pasti menggunakan tangga
nada A, yaitu : a – b – c# – d – e – f# – g# – a’ (do – re – mi – fa – sol – la – si – do)

8
dengan iringan akord dasar A, yaitu : a – c# – e (do – mi – sol). Kunci nada (nada
dasar) dalam partitur lagu ditempatkan di awal bersamaan dengan tanda birama dan
tempo.
Nada dasar atau tonika dari lagu Senja Usia adalah Do = A.:

3.2.3 Ritme dan Birama

Ritme dalam aransemen lagu ini adalah motif-motif irama yang terdapat
sepanjang lagu tersebut. Sesuai dengan karakter lagunya, maka ritme yang terpakai
pada lagu Senja Usia cukup rapat, dimana cenderung menggunakan motif nada (not)
seperempat dan setengah, sebagai berikut.

Metrum atau tanda birama yang digunakan dalam lagu Senja Usia adalah tanda
birama 4/4.

3.2.4 Nada dan Melodi

Pembahasan penggunaan nada dalam lagu Senja Usia, akan lebih ideal apabila
disorot dari sudut tangga nada yang digunakan. Apabila nada dasar dari lagu
dimaksud adalah A = do, berarti identik dengan penggunaan tangga nada A Mayor.
Justru dengan penggunaan tangga nada ini, maka nada-nada yang terpakai dalam
melodi juga berada dalam rentang A = Do yaitu : a – b – c# – d – e – f# – g# – a’
untuk do – re – mi – fa – sol – la – si – do.

3.2.5 Harmoni

Harmoni merupakan istilah musik untuk menyatakan keselarasan sebuah lagu,


dimana akord merupakan faktor terpenting yang harus dikuasai sebelum melakukan
aransemen.

3.2.6 Dinamik dan Tempo

Dinamik (tingkat kekerasan bunyi) yang dipakai dalam lagu Senja Usia adalah
mp (mezzo pia) atau agak lembut. Sedangkan tempo yang digunakan adalah allegro
atau cukup cepat.

9
3.2.7 Koor dan Instrumentasi

Mengingat struktur lagu ini hanya menggunakan satu alat pengiring, yaitu gitar
dan hanya dapat dinyanyikan secara solo (perorangan). Sedangkan yang dimaksud
dengan instrumentasi adalah penggunaan instrumen musik pengiring.
Sehubungan dengan kapasitas lagu yang berbentuk folk maka selayaknya lagu
Senja Usia diiringi langsung dengan gitar oleh arranger. Walaupun demikian, tidak
tertutup kemungkinan lagu Senja Usia diiringi dengan musik yang lebih lengkap,
seperti kajon, kentrung dan sebagainya.

3.2.8 Pesan Syair (Teks Lagu)

Pesan syair yang diungkapkan pada lagu Senja Usia adalah pesan berupa jangan
lah terlalu mengejar kebahagiaan di dunia, karena semuanya perlahan-palahan akan
tergantikan oleh orang baru.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Lagu Senja dalam usia merupakan lagu yang diciptakan untuk kebutuhan
Pemenuhan tugas Seni Budaya. Lagu ini diciptakan oleh saya sendiri dan teman
saya.
Semoga konsep penciptaan karya seni yang semacam ini dapat terus
berkembang, sehingga sebuah ciptaan karya seni yang ada dalam bentuk apapun
dapat dipertanggungjawabkan secara praktis dan teoritis yang berlatar belakang
pola pikir ilmiah dan intelektual.

11
LAMPIRAN

Senja Usia

[Intro]

[Song 1]
Ketika semakin tua
Senja kian nyata
Mengikuti arus dan mengukir di cerita

[Chorus 1]
Janganlah larut angkara
Agar tiada yang sia

[Reff]
Dahulu kita berjaya
Menoreh bumi semesta
Tetapi sekarang sudah beda
Tak seperti awalnya
Kembali rasa pasrah pada yang beresa

[Interload]

[song 2]
Bumi dipijak berderak
Patah-patah retak
Tiada lagi arogan dan obsesi terbahak

[Chorus 2}
Semuanya batuk dan serak
Lidah susah teriak

[Reff]
Dahulu kita bergerak
Tak peduli akan jarak
Tetapi sekarang sudah rusak
Tulang punggung retak
Beberapa akan nampak tubuh ini koyak

[Ending]

12

Anda mungkin juga menyukai