Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN PAGELARAN MINI ORKESTRA GAMELAN

“CROSS POP CULTURE”

JURNAL PERANCANGAN

Oleh :
DEPATYA WIKANTRI ASSARI
NIM : 1600072026

PROGRAM STUDI S-1 TATA KELOLA SENI


JURUSAN TATA KELOLA SENI
FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2021
PENGELOLAAN PAGELARAN MINI ORKESTRA GAMELAN
“CROSS POP CULTURE

JURNAL PERANCANGAN
DEPATYA WIKANTRI ASSARI
NIM : 1600072026

Tugas Akhir Ini Diajukan kepada Fakultas Seni Rupa


Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai
Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana S-1 dalam Bidang
Tata Kelola Seni
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Naskah jurnal ini telah diterima oleh Tim Pembimbing Skripsi Pengkajian Seni
Jurusan Tata Kelola Seni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
pada 15 Juni 2021.

Pembimbing I

Arinta Agustina, S.Sn., M.A


NIP. 19730827 200501 2 001
Pembimbing I / Anggota Penguji

Mengetahui,

Dr. Mikke Susanto, S.Sn., M.A


NIP 19731022 200312 1001
Ketua Jurusan / Anggota Penguji

3
PENGELOLAAN PAGELARAN MINI ORKESTRA GAMELAN “CROSS
POP CULTURE”

Oleh :
DEPATYA WIKANTRI ASSARI
NIM : 1600072026
PROGRAM STUDI S-1 TATA KELOLA SENI
JURUSAN TATA KELOLA SENI FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2021

ABSTRAK

Di era globalisasi saat ini, masuknya kebudayaan Korea di Indonesia sangat


terasa dampaknya, terutama bagi kaum remaja. Dalam hal ini berpengaruh terhadap
perkembangan budaya tradisi khususnya pada musik tradisional gamelan. Musik
Korea Populer saat ini dianggap lebih mudah diterima para ramaja dibandingkan
dengan musik gamelan itu sendiri, dikarenakan melodi dan temponya yang mudah
diterima di kalangan remaja. Sedangkan musik gamelan lebih rumit dan
mengandung makna yang tidak mudah dipahami. Musik Orkestra pada era sekarang
merupakan musik yang sudah banyak diterima dikalangan manapun tetapi untuk
dapat menikmatnya secara langsung perlu merogoh kocek yang lumayan mahal.
Berangkat dari fenomena ini terciptalah perancangan acara “Cross Pop Culture”
dengan mengkolaborasikan 3 gaya musik yang berbeda yaitu antara instrumen
musik gamelan dengan instrumen musik orkestra yang membawakan lagu-lagu
Korea Populer dengan arrasemen baru. Landasan teori yang digunakan adalah
perancangan acara dari Joe Goldbatt tentang Research, Design, Planning,
Coordination, Evaluation. Serta menggunakan definisi Orkestra dari Samuel Adler,
Pemahaman tentang Gamelan dari Purwadi dan Pop Culture dari Huat. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari
penelitian ini adalah sebuah perancangan pengelolaan pergelaran seni pertunjukan
musik mini orkestra gamelan dengan membawakan lagu Korean Populer sebagai
lagu utamanya, dan maket 3D panggung “Cross Pop Culture” sebagai visualisasi
dari pengelolaan pergelaran ini.

Kata kunci: Perancangan Acara Seni Pertunjukan, Gamelan, Orkestra, dan K-Pop.

4
ABSTRACT

In the current era of globalization, the inclusion of Korean culture in


Indonesia is very worrying, especially for teenagers. In this case, it affects the
development of traditional culture, especially in traditional gamelan music.
Popular Korean music is currently considered easier for teenagers to accept than
gamelan music itself because its melody and tempo are easily accepted by
teenagers. Meanwhile, gamelan music is more complicated and contains meanings
that are not easily accessible. Orchestra music in today's era is music that has been
widely accepted anywhere, but to be able to enjoy it directly, it is necessary to spend
quite a bit of money. Departing from this phenomenon, the design of the event
"Cross Pop Culture" was created by collaborating 3 different musical styles,
namely between gamelan musical instruments and orchestral musical instruments
that performed Popular Korean songs with new arrangements. The theoretical
basis used is Joe Goldbatt's event design on Research, Design, Planning,
Coordination, Evaluation. And using the definition of Orchestra from Samuel
Adler, Understanding of Gamelan from Purwadi, and Pop Culture from Huat. This
study uses a qualitative method with a descriptive approach. The results of this
study are a design for the management of a mini gamelan orchestra music
performance by performing Korean Popular songs as the main song, and a 3D
stage mockup of “Cross Pop Culture” as a visualization of the management of this
performance.

Keywords: Design of Performing Arts Events, Gamelan, Orchestra, and K-Pop.

1
A. PENDAHULUAN Musik tradisional ini sendiri
1. Latar Belakang merupakan ciri khas bangsa yang
harusnya dilindungi dan dilestarikan.
Musik merupakan salah satu Musik tradisional Gamelan bagi
komponen dari sebuah seni masyarakat Indonesia merupakan
pertunjukan. Seni pertunjukan sendiri suatu aset yang membuat kita sebagai
termasuk bentuk seni yang cukup bangsa Indonesia bangga, karena
kompleks karena merupakan musik tradisional Gamelan tidak
gabungan antara berbagai bidang kalah dengan musik luar. Banyak
seni. Pada dasarnya, sebuah seni orang luar negeri datang ke Indonesia
pertunjukan memiliki fungsi yang untuk berlomba-lomba mempelajari
berkaitan dengan pemenuhan musik tradisional Indonesia. Menurut
kebutuhan manusia. Beberapa fungsi salah satu kelompok gamelan dari
dari pertunjukan tersebut antara lain Inggris mengungkapkan bahwa
fungsi religius, sosial, pendidikan, alasan mengapa mereka sangat
estetik, hiburan, dan ekonomi. menikmati instrumen musik
Fungsi-fungsi yang terdapat dalam Indonesia ini, karena bisa membuat
sebuah pertunjukan terkadang tidak orang lebih dekat seperti keluarga
hanya satu, tapi bisa lebih. Hal itu (Roberts, 2017:1). Namun jika kita
tergantung dengan kebutuhan sebagai masyarakat Indonesia tidak
manusia itu sendiri (Badriya, 2016: ikut serta untuk menjaga dan
1). melestarikan musik gamelan, maka
Indonesia kaya akan budaya, lama – kelamaan musik gamelan ini
keragaman budaya yang dimiliki akan hilang dari negeri kita dan
melalui peristiwa sejarah dikenal bahkan dapat dirampas oleh negara
sebagai identitas bangsa. lain.
Berkembangnya musik pada era Musik dikelompokkan menurut
sekarang membuat musik tradisional kegunaannya, yang dapat
tergusur. Musik tradisional sendiri dikelompokkan dalam tiga ranah
sangat penting untuk di lestarikan dan besar, yaitu Musik Seni, Musik
dalam syair musik tradisional Populer, dan Musik Tradisional.
terkandung banyak pesan serta makna Musik Seni atau sering disebut juga
yang berharga dan penting. Musik Musik Serius adalah sebuah istilah
tradisional biasanya menggunkana pengelompokan jenis musik yang
Bahasa gaya dan tradisi khas daerah mengacu pada teori bentuk musik
asalnya. Musik tradisional setiap Klasik Eropa atau jenis-jenis musik
daerah memiliki ciri khas masing- etnik lainnya yang di serap atau
masing, contohnya adalah angklung, diambil sebagai dasar komposisinya
gamelan jawa, kolintang, rebana, (Khoirunnisa, 2021:20). Musik klasik
tarling dan orkes melayu. Gamelan ini biasanya dibawakan dengan
sendiri merupakan instrumen musik format orkestra. Orkestra adalah
yang biasanya digunakan masyarakat kelompok musisi yang memainkan
daerah untuk menunjukan budaya dan alat musik bersama. Orkestra Simfoni
ciri khas mereka. Namun sangat memiliki sekitar 100 pemain,
disayangkan generasi muda zaman sementara orkestra yang kecil hanya
sekarang kurang menyukai musik memiliki 30 atau 40 pemain. Jumlah
tradisional ini (Hendrawan, 2018:1) pemain musik bergantung pada musik
1
yang mereka mainkan dan besarnya mempromosikan Hallyu dan K-pop,
tempat mereka bermain. Dalam seolah-olah mereka merupakan
bahasa Yunani kuno, orkestra berarti industri ekspor baru yang dapat
area antara tempat duduk penonton memberi makan seluruh bangsa di
dan panggung, yang digunakan oleh abad kedua puluh satu.
penyanyi koor dan pemain musik. Berangkat dari fenomena yang
Dalam teater istilah orkestra merujuk ada, Penulis membuat perancangan
ke tempat-tempat duduk di depan acara “Cross Pop Culture” dengan
panggung, atau yang sering disebut mencoba mengawinkan 3 gaya musik
dengan primafila atau platea. Namun, yang berbeda dalam satu panggung.
istilah ini lebih tepat disebut dengan Dengan menggunakan instrumen
panggung atau aula konser.(Raynor , gamelan dan orkestra dalam format
1978:20). kecil serta akan membawakan lagu
Keberadaan musik tidak terlepas yang bergenre Korea Populer sebagai
dari kehidupan manusia. Keberadaan aransemen utamanya.
musik tidak hanya dijadikan sebagai
media hiburan, melainkan dapat 2. Rumusan Masalah
dijadikan sebagai pendukung acara
keagamaan, pendidikan, komunikasi Bagaimana perancangan
bahkan sebagai makna kebersamaan. pengelolaan Pergelaran Mini
Sebagai media hiburan, musik dapat Orkestra Gamelan “Cross Pop
memberikan kesenangan dan rasa Culture”?
puas bagi seseorang maupun
sekelompok orang yang 3. Tujuan
mendengarkannya. Di Korea Selatan Tujuan Penelitian ini adalah
juga memiliki seni pertunjukan yang untuk menciptakan perancangan,
banyak digemari di negara kita, Mengetahui tahap dan proses
kesenian itu adalah musik K-Pop. K- perancangan, & Menciptakan
Pop kepanjangaan dari Korean simulasi perancangan
Pop (Musik Pop Korea), adalah
jenis musik populer yang berasal 4. Metode Penelitian
dari Korea Selatan. Kegandrungan
akan musik K-Pop merupakan bagian Metode perancangan merupakan
yang tak terpisahkan dengan Demam tata cara yang digunakan dalam
Korea (Korean Wave) di berbagai proses perancangan suatu karya agar
negara (Mi,2011:47). Lagu-lagu tercipta hasil yang diinginkan.
populer Korea, berkembang dari Perancangan ini menggunakan
genre musik yang dibuat dan metode pendekatan kualitatif,
dibawakan hanya oleh orang Korea perancangan ini akan dijabarkan
menjadi K-pop, genre musik global secara deskriptif dengan
yang diproduksi dan dinikmati oleh menggunakan analisis. Metode
orang Korea dan orang-orang dari kualitatif menekankan pada
negara lain (Oh,2014:72). kedalaman data yang didapatkan oleh
Perkembangan baru ini telah penulis, Sumber data perancangan,
merevolusi persepsi industri musik penulis menggunakan sumber primer
populer di masyarakat pasca- dan sumber sekunder (Sugiyono,
perkembangan Korea. Pemerintah 2016:225).
Korea juga secara aktif

2
a. Observasi diperlukan sebelum menentukan cara
Pada observasi ini menggunakan kerja. Menurut John Wade,
jenis observasi partisipatif. Observasi perancangan adalah usulan pokok
ini, peneliti terlibat dengan kegiatan yang mengubah sesuatu yang sudah
sehari-hari orang yang sedang diamati ada menjadi sesuatu yang lebih baik,
atau digunakan sebagai sumber data melalui tiga proses; mengidentifikasi
penelitian. Observasi ini merupakan masalah-masalah, mengidentifikasi
salah satu bentuk observasi partisipasi metode untuk pemecahan masalah,
aktif, sebab dalam observasi ini dan pelaksanaan pemecahan masalah.
peneliti bisa megikuti rutinitas para Dengan kata lain adalah
musisi dalam berproses (Sugiyono, perencanaan/pemograman,
2016:227). penyusunan rancangan, dan
pelaksanaan rancangan
b. Wawancara (Barliana,1997:2).
Wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar Acara dapat berlangsung dengan
informasi dan ide melalui tanya sukses apabila mengikuti lima fase
jawab, sehingga dapat penting dalam pengerjaannya. Fase
dikonstruksikan makna dalam suatu penting yang harus di perhatikan
topik tersebut. Metode yang efektif dalam melaksanakan sebuah acara
berguna untuk mengetahui yaitu: penelitian, desain,
karakteristik objek yang akan diamati perencanaan, koordinasi, dan
melalui pemahaman sikap, evaluasi. Joe Goldbatt membagi
kepercayaan serta motif perilaku perencanaan penyelenggaraan acara
seseorang sehingga mendapatkan ke dalam beberapa tahapan agar acara
kesimpulan. Kegiatan wawancara terlaksana efektif dan efisien yaitu
dilakukan secara bertahap dan Research, Design, Planning,
berkala, secara mendetail agar tidak Coordination, Evaluation (Goldblatt,
ada kekeliruan terhadap hasil 2002:36).
akhirnya. Wawancara ditujukan Menurut Fuadi dalam
kepada para musisi khususnya yang penelitiannya Orkestra adalah grup
pernah terlibat dalam proses musik instrumental paling populer di
pembuatan Pertunjukan Musik Barat. Pertemuan enam puluh hingga
Orkestra (Sugiyono, 2016:231). tujuh puluh musisi dan bahkan lebih
c. Dokumentasi dalam sebuah orkestra dapat
Dokumentasi merupakan catatan membentuk komunitas baru. Kerja
peristiwa yang sudah berlalu. sama itu terjalin dalam masyarakat
Dokumen hasil penelitian akan lebih dapat menciptakan musik yang indah
kredibel dan dapat dipercaya. dan mempesona kinerja. Kualitas
Dokumen dapat berbentuk tulisan, musik orkestra yang tinggi tidak akan
gambar, atau karya-karya seseorang muncul tanpa disengaja tanpa
yang akan diteliti (Sugiyono, penguasaan keterampilan
2016:240). (Fu’adi,2015:9).

5. Landasan Teori Menurut Purwadi seni gamelan


Jawa mempunyai nilai-nilai histori
Perancangan dalam sebuah dan filosofis bangsa Indonesia
manajemen acara merupakan salah khususnya bagi masyarakat Jawa, dan
satu penentuan proses yang
3
gamelan Jawa juga memiliki fungsi pergelaran ini diciptakan dengan
estetika yang berkaitan dengan nilai- tujuan untuk membangkitkan kembali
nilai social dan spiritual. (Purwadi, musik tradisi dan sebagai pembuktian
2006:14) bahwa musik tradisi Gamelan dapat
bersaing dengan musik orkestra barat
Musik pop Korea pra-modern dan musik K-Pop. Setiap repertoar
pertama kali muncul pada tahun yang dibawakan akan disajikan
1930-an akibat masuknya musik pop melalui karya kolaborasi antara musik
Jepang yang juga turut memengaruhi Klasik, Korean Pop dan Gamelan.
unsur-unsur awal musik pop di Pergelaran ini akan ditampilkan
Korea. Penjajahan Jepang atas secara menarik dan megah, sehingga
Korea juga membuat genre musik dapat memberikan nuansa baru
Korea tidak bisa berkembang dan terhadap musik Indonesia.
hanya mengikuti perkembangan
budaya pop Jepang pada saat itu. Pada b) Konsep Pertunjukan “Cross
tahun 1950-an dan 1960-an, pengaruh Pop Culture”
musik pop barat mulai masuk dengan
banyaknya pertunjukkan musik yang Perancangan pengelolaan
diadakan oleh pangkalan militer pergelaran mini orkestra gamelan
Amerika Serikat di Korea Selatan.1 dengan tajuk “Cross Pop Culture” ini
Musik Pop Korea awalnya terbagi nantinya akan mendekatkan diri
menjadi genre yang berbeda-beda, kepada konsep kolaborasi. Pemilihan
pertama adalah genre "oldies" yang konsep kolaborasi ini sesuai dengan
dipengaruhi musik barat dan populer tujuan dari adanya pergelaran ini.
di era 60-an. Pada tahun 1970-an, Dengan mengkolaborasikan antara
musik rock diperkenalkan dengan musik Gamelan Orkestra dengan
pionirnya adalah ChoYong-pil. musik Korea Populer ini diharap
Genre lain yang cukup digemari pergelaran ini bisa menaikkan
adalah musik Trot yang dipengaruhi popularitas musik Gamelan.
gaya musik Enka dari Jepang. Debut
penampilan kelompok Seo Taiji and c) Konsep Hak Cipta dalam
Boys pada tahun 1992 menandakan “Cross Pop Culture”
awal mula musik pop modern di
Korea yang memberi warna baru Pergelaran Mini Orkestra
dengan aliran musik rap, rock, techno Gamelan “Cross Pop Culture” ini
Amerika (Mi, 2011:49). menggunakan lagu-lagu grup musik
dari Korea Selatan, pengelola harus
mencari tahu tentang hukum dari Hak
B. HASIL DAN PEMBAHASAN Cipta sebuah karya musik yang akan
1. Konsep ide diaransemen ulang dan dimainkan
a) Cross Pop Culture dalam sebuah pertunjukan komersil.
Hak Cipta merupakan hak atas suatu
“Cross Pop Culture” merupakan karya yang dimiliki oleh penciptanya,
wujud dari proses terjadinya gagasan di Indonesia peraturan tentang Hak
kolaborasi antara musik orkestra, Cipta secara nasional diatur dalam
musik K-Pop dan Gamelan. Adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun

4
2014 Tentang Hak Cipta. Menurut ini yang memiliki konsep mini
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. konser, dengan kapasitas 300
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta penonton gedung ini sangat memadai
“Hak Cipta adalah hak yang dimiliki untuk pergelaran yang berkonsep
pencipta secara eksklusif yang timbul mini konser. Panggung Sosietet
dengan berdasarkan prinsip deklaratif Militairi Taman Budaya merupakan
setelah suatu karya diwujudkan dalam salah satu jenis panggung
bentuk nyata serta tanpa mengurangi Proscenium. Proscenium stage,
pembatasan hak lainnya sesuai merupakan bentuk yang paling formal
dengan ketentuan peraturan dan kompleks dengan berbagai
perundang-undangan”(Indrawati, fasilitas perlengkapan utama maupun
2020: 1908). pendukung (Martono,2015:37).
d) Sumber Dana dan Sistem Panggung berukuran 10 meter x 8
Pembiayaan meter ini dapat memuat semua
pemain orkestra dan gemalan yang
Sumber dana dalam Pergelaran berjumlah 43 pemain dalam
ini menggunakan sumber dana dari pertunjukan nantinya. Tata panggung
sponsor, penjualan tiket dan secara konstruksif pergelaran ini
penjualan merchandise. Hasil dari menggunakan tata panggung drops,
penjualan tiket, merchandise, dan yaitu properti panggung tidak
sponsorship merupakan sumber dana berbingkai seperti back drop atau
utama yang akan digunakan dalam cyclorama (Martono, 2015:38). Tata
memenuhi kebutuhan artistik yang digunakan sangat
penyelenggaraan acara pergelaran ini. sederhana dan berwarna. Dengan
Setelah mengetahui objek yang akan memadu-madankan warna-warna
digunakan sebagi sumber dana khas dari pertunjukan K-Pop yang
saatnya perancang berdiskusi berwarna-warni, yang akan
bersama tim administrasi untuk menambahkan kesan meriah dalam
menjabarkan sistem kerja dalam pergelaran ini.
mendapatkan sumber dana yang Pemilihan jenis sound system
dibutuhkan. dalam sebuah pengelolaan acara
pertunjukan musik harus disesuaikan
2. Konsep Visual dengan kondisi tempat pelaksanaan,
Pergelaran “Cross Pop Culture” baik di dalam lokasi tertutup atau pun
sebagai upaya pelestarian eksistensi terbuka, seberapa besar ruangan
musik Gamelan di negeri sendiri tempat penyelenggaraan acara,
direncanakan akan digelar pada bulan hingga berapa daya listrik yang
Juni tepatnya pada Sabtu, 12 Juni dipunyai oleh tempat yang
2021, di Societet Militairi Taman digunakan. Berikut adalah daftar dan
Budaya Yogyakarta, Pukul 19.30 jenis sound system yang akan
WIB – 21.30 WIB. Berikut konsep digunakan Pergelaran Mini Orkestra
rancangan visualisasi pergelaran Gamelan “Cross Pop Culture”:
“Cross Pop Culture”. Dan dalam JENIS
NO JUMLAH
pergelaran kali ini, “Cross Pop BARANG
Culture” akan menggunakan gedung Sound Out
Societet Militairi sebagai venue 1 Active Speaker 1 Set
pertunjukannya. Pemilihan lokasi ini 5000 watt
dikarenakan konsep dari pergelaran

5
Sub Speaker pemain perkusi yang berada di paling
2 1 Set
5000 watt belakang panggung. Tata cahaya
3 Monitor Speaker 1 Set lampu pergelaran mini orkestra
Mixer Digital 32 gamelan ini, nantinya perancang
4 1 Set memilih lampu berjenis moving head
Channel
Set cable & beam dan spotlight sebagai jenis
5 1 Set lampu yang digunakan.
Connection
6 Stand Mic 24 Unit 3. Praproduksi
7 Wireless Mic 9 Unit 1) Pembentukan Tim Kerja
8 Stand Partiture 38 Unit dalam pergelaran ini
menggunakan sistem
Daftar penggunaan sound system pergelaran pembeda dalam dua bidang
mini orkestra gamelan ”Cross Pop Culture” yaitu artistik dan non-artistik.
(Dok.Depatya.2021) 2) Pembuatan program kerja
nantinya menjadi panduan
Sesuai dengan daftar diatas yang digunakan selama
dalam pergelaran Mini Orkestra berjalannya sistem kerja tim
Gamelan “Cross Pop Culture” ini sebelum acara berlangsung
menggunakan sound system berdaya hingga setelah acara
5000 watt dilengkapi dengan alat berlangsung. Dan hal yang
musik yang dimiliki pribadi oleh para harus diperhatikan sebelum
pemain. Berikut adalah hasil membuat program kerja
visualisasi tata artistik panggung adalah
pergelaran mini orkestra gamelan: Perencanaan,Koordinasi,
Pelaksanaan, dan Evaluasi.
3) Pembuatan strategi publikasi
yang akan digunakan dalam
pergelaran mini orkestra
gamelan kali ini adalah
dengan membuat konten
informasi yang akan
dibagikan pada laman media
Gambar Visualisasi tata artistik properti dan
social Instagram yang resmi
soundsystem panggung pergelaran mini dibuat untuk pergelaran mini
orkestra gamelan “Cross Pop Culture” orkestra gamelan ini.
(Sumber. Render Oleh Gumilang Bagas 4) Penentuan segementasi
Kelana, 2021) audience dengan sasaran
target audience dalam hal
Dalam desain diatas terlihat socio-economics stastus
untuk pemain string atau gesek posisi (SES) dengan kategori D,C,B
mereka dibagi dalam tiga posisi yaitu dan A. Lalu untuk sasaran
berada di sisi kanan, tengah dan kiri target audience dalam hal
depan panggung. Diposisi kedua Usia dan Demografi
terdapat pemain gamelan di sisi kanan penyelenggara menargetkan
pangung dan pemain combo di sisi pergelaran ini untuk penonton
kanan panggung. Posisi ke tiga dengan usia 10-65 tahun dan
ditempati oleh pemain wind atau tiup untuk target demografi
yang berada di sisi tengah belakang, penyelenggara menargetkan
dan posisi terakhir di tempati oleh
6
STAGE
untuk seluruh wilayah Daerah 1 Sewa Level Panggung 3 unit Rp 65.000 Rp 165.000
Istimewa Yogyakarta, 2 Soundsystem Rp 8.000.000
3 Lighting Rp 4.000.000
wisatawan domestik dan 4 Sewa HT 20 Unit Rp 25.000 Rp500.000
mancanegara. 5 Mic Wireless Rp 2.700.000
5) Pembuatan RAB sumber dana Sub Total
KONSUMSI
Rp 15.415.000

Rencana Anggaran Belanja 1 Latihan Seksional (Snack) 45 Person Rp10.000 Rp 3.150.000 7 x latihan (Player )
RENCANA ANGGARAN BELANJA CROSS POP CULTURE 2 Latihan Gabungan (Snack) 45 Person Rp10.000 Rp 3.150.000 7 x latihan (Player )
Player & Crew
3 GR 85 Person Rp 10.000 Rp 850.000
NO DESKRIPSI UNIT Harga Satuan Total KETERANGAN Panitia
Player & Crew
KESEKRETARIATAN 4 HARI H 90 Person Rp 15.000 Rp 1.350.000
Panitia
1 PROPOSAL 10 Buku Rp65.000 Rp 650.000 Sub Total Rp 8.500.000
TRANSPORT
2 ATK 5 Set Rp100.000 Rp 500.000 1 Sewa Pickup 1 unit Rp 250.000 Rp 500.000 2x pakai
3 PRINT & FOTOCOPY Rp 1.500.000 2 Bensin Rp 500.000
4 Flashdisk 1 Pcs Rp100.000 Rp 100.000 Sub Total Rp 1.000.000
KEAMANAN
Sub Total Rp 2.750.000
1 Keamanan Polisi Rp 500.000
MARKOM
Sub Total Rp 500.000
1 Fee Desainer 2 Person Rp1.250.000 Rp 2.500.000
ADMINISTRASI
2 Cetak Poster 30 pcs Rp1.000 Rp 30.000 1 Fee Pemain latihan (7xLat) 45 Person Rp455.000 Rp18.900.000 1x Lat = Rp65.000
`3 Cetak X-Banner 2 pcs Rp65.000 Rp 130.000 2 Fee Pemain Konser 45 Person Rp500.000 Rp22.500.000
4 Kaos Panitia 40 pcs Rp60.000 Rp 2.400.000 3 Fee Tim Pelaksana 35 Person Rp1.000.000 Rp35.000.000
5 Cue card 1 Pcs Rp 5.000 Rp 5.000 Acara
4 Fee kondaktur dan Arranger 1 Person Rp 8.000.000 Rp8.000.000
6 Co-Card 50 Rp2.500 Rp 125.000
Sub Total Rp 84.400.000
Pembayaran Kerjasama
7 5 Media Rp300.000 Rp 1.500.000 TOTAL Rp 148.125.000
Medpart
8 Pulsa Kouta 5 Person Rp300.000 Rp 1.500.000 Tabel.RAB “Cross Pop Culture”
9 Merchandaise 325 Pcs Rp 10.000.000 (dok.Depatya.2021)
Sub Total Rp 18.190.000
DOKUMENTASI
1 Audio 1 Tim Rp 4.000.000
Sudah dengan
Merchandaise
2 Video Editing 1 Tim Rp 3.000.000
NO
Teaser dan Editing Jenis Barang Qty Biaya Produksi Total Biaya Produksi Harga Jual Total Pendapatan Keuntungan
3 Foto Dokumentasi 1 Tim Rp1.500.000
SATUAN
1 T-SHIRT 200 Rp 45.000 Rp9.000.000 Rp 130.000 Rp 26.000.000 Rp 17.000.000
Sub Total Rp 8.500.000
ARTISTIK 2 TOTEBAG 200 Rp20.000 Rp4.000.000 Rp 85.000 Rp 17.000.000 Rp13.000.000
1 Lampu Neon Custom 2 Rp 6.000.000 3 STICKER 200 Rp 2.000 Rp 400.000 Rp 10.000 Rp 2.000.000 Rp1.600.000
2 Staples Tembak Rp 200.000 Sudah dengan isi TOTAL Rp 31.600.000
3 Papan Triplek Rp 100.000 BUNDEL/BUNDLING
4 Kain Hitam Backdrop Rp 300.000 1 One Pack Merch 100 Rp67.000 Rp6.700.000 Rp210.000 Rp 21.000.000 Rp14.300.000
5 Lampu Tumblr Putih Rp 100.000 JUMLAH TOTAL Rp45.900.000
6 Paku & Palu Rp 70.000
8 Kawat Rp 100.000 Tabel RAB penjualan merchandise
9 Biaya Tak Terduga Rp 2.000.000
Sub Total Rp 8.870.000
dalam pergelaran Mini Orkestra
Tabel RAB “Cross Pop Culture” Gamelan (Dok.Depatya, 2021)
(dok.Depatya.2021) Tiket
NO JENIS TIKET QTY HARGA TIKET TOTAL PENDAPATAN
TIKET PRE SALE
1 BRONZE 46 Rp35.000 Rp 1.610.000
2 SILVER 50 Rp80.000 Rp4.000.000
3 GOLD 75 Rp100.000 Rp7.500.000
TIKET ON THE SPOT
1 BRONZE 30 Rp40.000 Rp 1.200.000
2 SILVER 40 Rp90.000 Rp 3.600.000
3 GOLD 65 Rp120.000 Rp 7.800.000
Total Kuota 306 Total Penjualan Rp 25.710.000
Tabel RAB penjualan Tiket dalam
Pergelaran Mini Orkestra Gamelan
“Cross Pop Culture”
(Dok.Depatya, 2021)

7
Total Pendapatan No Kegiatan Hasil Kegiatan

NO Nama Pendapatan Jumlah 1. Mempersiapkan Kebutuhan acara dan menempatkan


kebutuhan ke lokasi penyelenggaraan
1 Penjualan Merch Satuan Rp 31.600.000
2 Penjualan Merch Bundle Rp14.300.000 2. Menyiapkan tata artistik dan mengatur set panggung

3 Penjualan Tiket Rp 25.710.000 1 Load in

3. Menyiapkan vendor Lighting dan soundsystem


4 Sponsorship Rp81.000.000
TOTAL PENDAPATAN Rp152.610.000 4. Sound Check

5. Gladi bersih

Tabel RAB Pendapatan dalam 1. Eksekusi pengelolaan acara


Pergelaran Mini Orkestra Gamelan 2 THE SHOW

“Cross Pop Culture” 2. Memantau proses kerja sumber daya beserta tanggung jawab
yang sudah diberikan
(Dok.Depatya, 2021) 1. Evaluasi singkat

3 Load out
2. Memastikan semua alat kebutuhan perancangan dalam kondisi
4. Produksi baik dan di kembalikan kepada vendor penyewaan.

Agenda Kerja
Gambar Tabel Timeline Koordinasi
(dok.depatya.2021)

5. Pasca acara
1) Evaluasi
Rangkaian pergelaran selesai
tibalah disaat pengevaluasian kerja.
Evaluasi dilakukan dengan cara
Gambar Timeline Agenda Kerja seluruh tim panitia berkumpul dan
(dok.Depatya.2021) mengutarakan seluruh kendalanya
DES JAN FEB
dalam sebuah forum, setelah
MAR APR MEI JUN
TIMELINE CROSS POP CULTURE 2021- GENERAL

No Kegiatan
DES JAN FEB mengetahui kendala itu ketua acara
MAR APR MEI JUN

EVENT TA 2021
1 BRAIN STROMING
2 PEMANTAPAN IDE DAN KONSEP
3 KOORDINASI DENGAN ARRANGER
dan seluruh tim berusaha mencari
4 PEMILIHAN DAN PEMANTAPAN VENUE ACARA
5 MULAI MENGARRANSEMEN LAGU UTAMA
6 PENYUSUNAN TIM KERJA
solusi bersama untuk dapat
7 PEMBAGIAN JOBDESK
8 RAPAT KOORDINASI 1
9 FIXSASI DESAIN CORE ID ACARA
menyelesaikan kendala itu.
10 PEMBUATAN TIMELINE KERJA SETIAP DIVISI
11 PENYELEKSIAN VENDOR ACARA
12 PENYUSUNAN RAB ACARA
2) Laporan Pertanggung
13 PENYUSUNAN PROPOSAL SPONSORSHIP & MEDIA PARTNER
14 PENGAJUAN PROPOSAL
15 RAPAT KOORDINASI KE 2 (FOLLOW UP PENGAJUAN PROPOPSAL )
16 PENYUSUNAN PEMAIN ORKESTRA
Jawaban
17 MEDAI SOSIAL MULAI MEMPUBLIKASIKAN ACARA
18 LATIAN PERSECTION
19 RAPAT KOORDINASI 3 (FOLLOW UP KERJA MASING-MASING DIVISI)
Penyusunan laporan pertanggung
20 LATIAN GABUNGAN
21 LOADING SET PANGGUNG KE VENUE
22 SETTING PANGGUNG
jawaban dibuat oleh tim inti yang
23 PRESSCONFERENCE "CROSS POP CULTURE"
24 LOADING ALAT ORKESTRA DAN GAMELAN KE VENUE
25 RAPAT KOORDINASI TERAKHIR
26 GLADI BERSIH
merupakan manajer acara, sekretaris,
27 CHECKING AREA SETTING PANGGUNG
28 THE DAY
29 CLEARING AREA
dan bendahara bekerjasama untuk
30 EVALUASI
31 FINISH.
menyusun laporan pertanggung
jawaban akan dilaporkan kepada
Tabel.Timeline General (Agenda
pihak-pihak yang menaungi dan
Kerja)
(dok.Depatya.2021) pihak sponsor yang telah mendukung
pergelaran ini. Kegiatan terakhir
pasca acara adalah pembubaran
panitia. Acara pembubaran dilakukan
sebagai ucapan syukur dan apresiasi
kepada tim kerja yang telah berhasil
Tabel. Jadwal Latihan dan Gladi mewujudkan pameran hingga
Bersih “Cross Pop Culture” menyelesaikan serangkaian proses
(dok.Depatya.2021) yang ada.

8
dana dari sponsorship dan
KESIMPULAN penjualan ticketing serta
Karya perancangan pengelolaan merchandise.
pergelaran mini orkestra gamelan
“Cross Pop Culture” ini menjadi
sebuah proses kreatif yang
memberikan banyak pelajaran. Bagi
seorang pengelola seni membuat
sebuah pengelolaan acara harus
sesuai dengan standar agar sebuah
acara dapat terwujud secara
profesional. Berikut kesimpulan dari
perancangan suatu pergelaran musik
seperti pergelaran mini orkestra
gamelan “Cross Pop Culture” yakni:
1. Acara ini merupakan
kolaborasi antara musik
gamelan orksetra dengan
musik Korean Popular.
Dengan adanya pergelaran ini
diharap agar seluruh
masyarakat dapat mengetahui
bahwa musik gamelan dapat
dikolaborasikan dengan
banyak jenis musik di dunia
dan dapat membantu
melestarikan serta
membuktikan bahwa sebuah
musik gamelan dapat bersaing
dengan musik yang ada di
dunia.
2. Pergelaran mini orkestra
gamelan “Cross Pop Culture”
ini menggunakan manajemen
perancangan melalui beberapa
proses tentang Research,
Design, Planning,
Coordination, Evaluation.
3. Penelitian perancangan
pengelolaan pergelaran mini
orkestra gamelan “Cross Pop
Culture” ini menggunakan
metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif.
4. Pembiayaan dana pengelolaan
pergelaran mini orkestra
gamelan “Cross Pop Culture”
ini menggunakan sumber

11
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, M. P.-K. (2016). Metode


Adler, S. “.-L. (1928). The Study of Penelitian Kuantitatif - Kualitatif
Orchestration (Second Edi)” . New dan R&D. Bandung: Alfabeta.
York-London : W.W Norton and
Company. Webtografi

Fu’adi, F. “. (2015). “Mengenal Lebih https://ilmuseni.com/seni-


Dekat Musik Orkestra”. Harmonia pertunjukan/fungsi-seni-
Journal of Arts Research and pertunjukan. 10 Fungsi Seni
Education, Vol (2), 9. Pertunjukan Dalam
Kehidupan Masyarakat
Goldblatt, J. (2002). Special Events. Third Diakses 15 Desember 2019.
Edition. New York: John Wiley and Pukul 19.00 WIB
Sons.
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/
Indrawati, D. G. (2020). “Kewajiban
Pembayaran Royalti Terhadap JUR._PEND._TEKNIK_AR
Cover Lagu Milik Musisi SITEKTUR/1963020419880
Indonesia”. Jurnal Kertha Semaya,
Vol. 8 No. 12. 31-
Khoirunnisa, A. (2021). “Self-Theraphy MOKHAMAD_SYAOM_BA
Melalui Melodi dan Musik Bahasa RLIANA/Bahan_Ajar/Penga
Asing”. Bandung: Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung ntar_Ars_Perumahan/Kulia
Djati. h5.pdf, diakses 12 Februari
Martono, H. (2015). “Ruang Pertunjukan 2020, Pukul 19.00 WIB.
dan Berkesenian". Yogyakarta:
Cipta Media. https://muda.kompas.id/baca/2018/
Mi, K. Y. (2011). K-Pop: A New Force in 08/20/menghidupkan-
Pop Music. korea: Korean Culture musik-gamelan-di-
and Information Service. kalangan-remaja/, diakses
17 Februari 2021 Pukul
Oh, I. &.-J. (2014). “K-pop in Korea: How 14.00 WIB
the pop music industry is changing
a post-developmental society”. https://www.bbc.com/indonesia/tre
”Jurnal Cross-currents: East Asian nsosial-39601147, diakses
history and culture review. 17 februari 2021 Pukul
14.30 WIB
Purwadi. (2006). Seni Karawitan Jawa
Ungkapan Keindahan dalam musik
gamelan. Yogyakarta: Hanan
Pustaka.
Raynor, H. (1978). The Orchestra: a
history. New York : Scribner.

12
13

Anda mungkin juga menyukai