Anda di halaman 1dari 4

CATHARSIS 4 (1) (2015)

Catharsis: Journal of Arts Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis

ESTETIKA KESENIAN TERBANG PAPAT DALAM TRADISI KARNAVAL


AMPYANG MAULUD NABI MUHAMMAD SAW DI DESA LORAM
KULON KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS

Idih Tri Relianto 

Prodi Pendidikan Seni, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Maraknya kesenian modern yang berkembang dimasyarakat pada saat ini, berakibat terhadap
Diterima Juni 2015 merosotnya eksistensi kesenian daerah. Meskipun demikian karena adanya kearipan lokal
Disetujui Juli 2015 diantaranya ada yang masih bertahan. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian peneliti
Dipublikasikan merumuskan permasalahan diantaranya :estetika kesenian terbang papat dalam tradisi karnaval
Agustus 2015 ampyang,bagaimana bentuk interaksi simbolik masyarakat terhadap kesenian terbang papat dalam
________________ tradisi karnaval ampyang. Metode penelitian yang dipakai peneliti adalah metode kualitatif dengan
Keywords: memusatkan pada metode riset lapangan, dalam hal ini teknik pengumpulan data dialakukan
aesthetics, terbang papat, dengan cara wawancara, observasi, teknik studi dokumen, Berdasarkan data yang diperoleh hal
ampyang ini dapat disimpulankan sebagai berikut. Dilihat dari segi penampilan antara lain : bentuk esetika
____________________ kesenian terbang papat terletak pada instrumennya, pola pukulan, teknik permainan, juga pesan
dari syair yang dilagukan. Ditemukan dua motif pola irama terbang papat yaitu motif gombrang
dan motif krangen, keunikan yang lain adalah pada instrument jedor, seniman terbang papat pada
saat memainkan alat musik terbang papat harus dapat menguasai nada dan syair terlebih dahulu.
Bentuk dari interaksi sosial masyarakat adalah ditemukan beberapa rangkaian acara terbang papat
dalam tradisi karnaval ampyang yaitu; nganten mubeng gapuro padurekso, tradisi nasi kepel, tradisi
loram bersholawat atau tradisi albarzanji, dan juga Loram ekspo.

Abstract
___________________________________________________________________
The rise of modern art that developed in the community at this time, causes a decline in the existence of local
arts. How everdue to the local genius some of which still survive. Based on this background, the study research
hers formulate problem ssuch as:aesthetics art terbang papat in ampyang carnival tradition, how the forms of
social interaction on the terbang papat art in the tradition of carnival ampyang. The research method is a
method of observation, document study techniques, Based on the data obtainedit can be concluded as follows.
In terms of appearance among others: esetika art form terbang papat located on the instrument, pattern punch,
playing techniques, also the message of the poemsung. Found two motifs terbang papat rhythm patterns and
motifs baggy motifs Krangen, another unique nessison jedor instruments, artists terbang papat when playing a
musical instrument terbang papat should be able to master the tone and lyrics first. Forms of social interaction
is found terbang papat a series of events in the carnival tradition ampyang namely; nganten mubeng gapuro
padurekso, nasi kepel tradition, tradition or tradition sloram bersholawatal barzanji, and also loram expo.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252 - 6900
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: idih32@gmail.com

40
Idih Tri Relianto / Catharsis: Journal of Arts Education 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN beberapa kelompok pemerhati kesenian tradisi


di kabupaten Kudus maka terbentuklah suatu
Seni pertunjukan dapat dimengerti Forum Komunikasi Terbang Papat(FKTP) .
sebagai padanan dari kata performent arts, yaitu Forum ini merupakan forum yang terbentuk
suatu bentuk seni tontonan yang cara karena keprihatinan terhadap semakin
penampilannya didukung oleh perlengkapan berkurangnya minat masyarakat, terutama
seperlunya, berlaku dalam kurun waktu tertentu generasi muda.
dan terletak pada lingkungan tertentu (Jazuli, Kesenian terbang merupakan salah satu
1994 halaman 32). Oleh karena itu kesenian kesenian yang bernafaskan Islam keberadaannya
atau seni pertunjukan memiliki fungsi yang sangat melekat pada pola kehidupan masyarakat
beragam pada setiap daerah, dan memiliki di Pantai Utara Jawa Tengah mulai dari
identitas sendiri-sendiri yang beragam pada pedasaan sampai perkotaan. Melekatnya
setiap daerahnya. aktifitas kesenian terbang tidak terlepas dari
Berdasarkan pengertian itu terdapat dua fungsi kesenian tersebut bagi masyarakat
prinsip yang perlu diketahui, yaitu to perfom yang pendukungnya serta dukungan dari tokoh
berarti to carry autor executean actionor process, dan masyarakat dan para alim ulama. Sebagai salah
ada orang yang mempertunjukan maupun yang satu media dakwah agama Islam, aktifitas
menyaksikan. Penggunaan seni sebelum atau kesenian terbang hadir dari berbagai kegiatan
sesudah kata pertujukan dimaksudkan untuk kelompok pengajian, kegiatan peringatan hari
membatasi ruang lingkup pembicara, karena besar agama Islam, tasyakuran, walimatul Urusy,
kata pertunjukan bisa mempunyai pengertian Walimatul Khitan, maupun perayaan yang lain
konteks yang sangat luas. Dengan kata lain , Maraknya kesenian modern yang
bahwa perilaku dalam pertunjukan tidak selalu berkembang dimasyarakat pada saat ini,
ditampilkan oleh (artis dan aktor), tidak harus berakibat terhadap merosotnya eksistensi
disajikan diatas pentas dan bernilai seni , dan kesenian daerah. Meskipun demikian karena
topiknya bisa sangat luas, dapat berkaitkan adanya kearipan lokal diantaranya ada yang
dalam kehidupan sehari-hari (Jazuli, 1994). masih bertahan. Seperti keberadaan kesenian di
Pada umumnya sebagian dikalangan Kabupaten Kudus sendiri yaitu kesenian terbang
masyarakat yang belum mengetahui kesenian papat
tradisinya sendiri, bahkan banyak juga di Keberadaan kesenian terbang papatpada
kalangan anak-anak, remaja, maupun orang tradisikarnaval ampyang sangat erat hubunganya
dewasa. Di tengah-tengah perubahan pola dan tidak dapat dipisahkan karena kesenian
kehidupan sehari-hari, masyarakat masih terbang papat mempunyai fungsi yang sama
berharap seni tradisioanal di wilayah Jawa dengan kernaval ampyangyaitu sebagai media
Tengah tidak sirna. Adanya pengaruh dakwah dalam syiar agama Islam.
kebudayaan asing yang masuk di Indonesia Estetika dan keunikan kesenian terbang
akan memperkikis pola kebudayaan yang ada di papat terletak pada peralatan musik yang
Negara Indonesia. Hadirnya atau adanya digunakan sangat sederhana yaitu berupa alat
perhatian dari kaum intelektual terhadap musik terbang yang jumlahnya ada empat yang
pentingnya nilai-nilai budaya dan seni terdiri dari Kemplon, telon, salakan, lajer dan
tradisional yang masih hidup di dalam ditambah dengan satu alat yaitu Jedor. estetika
masyarakat sangat berarti bagi generasi penerus yang lain adalah arti dari syair lagu-lagu yang
yang akan mengkonversi nilai-nilai budaya dibawakan yang diambil dari kitab albarjanzi,
tradisional. kitab dziba, kitab simbud durror, dan kitab kuning
Kesenian terbang papat yang ada di lainnya. Sementara rebana terdapat
Kabupaten Kudus dewasa ini hampir punah, di penambahan peralatan musik yang bertangga
karenakan berkurangnya apresiasi masyarakat nada diatonis seperti keyboard dalam mengiringi
terhadap kesenian daerah, untuk itu ada lagu-lagu mulai dari musik pop, musik dangdut,

29
Idih Tri Relianto / Catharsis: Journal of Arts Education 4 (1) (2015)

musik campur sari dan lainya, dengan METODE PENELITIAN


menggunakan teks lagu dengan bahasa Arab,
bahasa Jawa, dan Bahasa Indonesia yang Penelitian ini menggunakan pendekatan
semuanya menggunakan seperangkat alat musik penelitian kualitatif dengan memusatkan pada
rebana sebagai rirngan lagu. Bentuk penampilan metode field research (riset lapangan), oleh karena
rebana tradisional maupun modern, masing- itu data, yang diperoleh adalah bersumber dari
masing mempunyai wilayahnya sendiri-sendiri hasil penelitian lapangan. Pendekatan ini dipilih
yang menjadi ciri- khas dari daerahnya masing- karena relevan dengan karakteristik data yang
masing. ada di lokasi penelitian.
Berdasarkanpenjabaran latar belakang Lokasi Penelitian tepatnya di desa Loram
penelitian ini akan mengkaji tentang estetika Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
dalam kesenian terbang papat dalam kaitanya Prosesi ritual Adat tersebut berada di Masjid
dengan pelestarian dan keindahan dari pola Wali At-Taqwa dan didesa atau masjid sekitar
struktur dan bentuk kesenian terbang papat terkait dengan proses latihan musik tradisional
dalam tradisi karnaval Ampyang Maulud di desa terbangpapat. Pengumpulan data dilakukan
Loram Kulon Kecamatan Jati Kabupaten melalui observasi, wawancara, dan studi
Kudus, selain estetika peneliti juga sedikit dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data
menyinggung tentang interaksi simbolik dilakukan dengan cara trianggulasi yaitu
masyarakat terhadap pertunjukan kesenian memeriksa data yang telah diperoleh dan
terbang papat dalam tradisi karnaval ampyang membandingkan dengan berbagai sumber
Maulud Nabi Muhammad SAW. Peneliti (Moleong. 2003:331). Analisis data dilakukan
merumuskan beberapa perumusan masalah dengan tahapan (1) reduksi data, (2) penyajian
diantaranya sebagai berikut : (1) Bagaimanakah data, dan (3) verifikasi (Rohendi, 2011:10)
bentuk pertunjukan kesenian terbang papat
dalam tradisi karnaval ampyang maulud Nabi HASIL DAN PEMBAHASAN
Muhammad Saw di desa Loram Kulon
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, (2) Berdasarkan paparan hasil penelitian
Bagaimanakah estetika kesenian terbang papat dapat disimpulkan dan saran hasil penelitian.
dalam tradisi karnaval ampyang maulud Nabi Simpulan berisi dara yang diolah dan dianalisis
Muhammad Saw di desa Loram Kulon dengan menggunakan beberapa teori-teori yang
Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, (3) relevan seperti teori estetika musik, teori
Bagaimanakah interaksi sosial masyarakat desa interaksi simbolik. Sehingga berdasarkan hasil
Loram Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus penelitian dan pembahasan pada penelitian ini
dalam konteks pertunjukan kesenian terbang dapat disimpulkan sebagai berikut.
papat pada tradisi karnaval ampyang Maulud Pertunjukan kesenian terbang papat
Nabi Muhammad SAW. dengan tradisi karnaval ampyang maulud Nabi
Berdasarkan penjelasan beberapa ahli di Muhammad SAW tidak dapat dipisahkan
atas maka peneliti akan membahas tentang karena kesenian terbang papat menjadi
estetika atau keindahan pola ritmis yang rangkaian acara yang utama dalam tradisi
terkandung dalam kesenian tradisi terbang papat karnaval ampyang. Bentuk pertunjukan
di Kabupaten Kudus. Berdasarkan dari data kesenian terbang papat sangatlah sederhana,
yang dianalisis oleh peneliti dari kelompok karena memang kostum, tat arias, tata lampu ini
kesenian terbang papat di kabupaten Kudus. tidak terlalu bagus, mereka hanya mengenakan
Memiliki pola irama yang berbeda terhadap pakaian islami yaitu baju muslim kok dengan
permainnan Jedor karena permainan jedor pada memakai sarung, bahkan panggung pun tidak.
kesenian terbang papat seniman harus pertunjukan Kesenian terbang papat dalam
mengetahui syair lagu yang dimainkan. tradisi karnaval ampyang ini di bagi menjadi
dua sesi yang pertama adalah terbang papat

30
Idih Tri Relianto / Catharsis: Journal of Arts Education 4 (1) (2015)

untuk acara sholawatan atau loram bersholawat beberapa kalimat perumpamaan, majas
yang di adakan pada pagi hari, dan yang kedua hiperbola dan mengunakan bahasa kiasan yang
yaitu terbang papat pada acara karnaval sangat indah dan bernilai tinggi seperti puisi
ampyang berlangsung. Adapun pembacaan yang intinya mengagung-angungkan Nabi
Albarzanji dan juga lagu makhakul qyam adalah Muhammad
lagu yang dimainkan ini menceritakan dari Selain dari bentuk pertunjukan dan
keagungan dan kebesaran Nabi Muhammad Estetika dari kesenian terbang papat peneliti
SAW. juga menemukan beberapa interaksi simbolik
Kedua, bentuk estetika visual, musikal yang ada dalam acara kesenian tradisi karnaval
dan muatan syair dan keindahan dalam ampyang maulid yaitu : (1) Interaksi
kacamata para seniman kesenian terbang papat Masyarakat dengan Tradisi Albarzanji atau
dalam tradisi karnaval ampyang maulud Nabi Sholawatan dengan menggunakan Terbang
Muhammad SAW, terletak pada instrumen, Papat (2) Interaksi Masyarakat dengan Tradisi
teknik, pola pukulan, dan juga pesan syair yang Karnaval Ampyang Maulud Nabi Muhammad
dilagukan. Pola pukulan terbang papat sangat SAW.yang didalamnya berisikan (a) Makna
sederhana hanya menggunakan dua pola, yaitu Simbolik Nasi Kepel, (b) Makna Simbolik
pukulan dengan motif gombrang dan pukulan Tradisi Nganten Mubeng Gapuro Masjid.
dengan motif kranggen. Perbedaan iringan
terbang papat dengan iringan terbang yang lain DAFTAR PUSTAKA
yaitu alat musik dan pola irama pada jedornya.
Pola pernainan jedor terbang papat dalam Amin, Darori . 2002. Islam dan Kebudayaan Jawa:
memainkannya mengikuti syair yang Yogyakarta : Gama Media
Darsono S dan Nanang G . 2004 . Pengantar Estetika.
dinyanyikan, dan anehnya adalah dari setiap
Bandung : Rekayasa Sains
grup terbang papat di daerah Kudus itu
Hardjana Suka .1983. Estetika Musik. Departemen
mempunyai pola irama jedor yang berbeda- Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
beda, tergantung bagaimana seniman Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
menyanyikan lagu tersebut. Jadi untuk pola Jaeni. 2012. Komunikasi Estetik. Bogor: IPB press.
irama jedor tidak bisa dituliskan ke dalam suatu Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metodologi Penelitian
bentuk notasi irama musik yang paten. Seni. Semarang: Prima Citra Lestari.
Estetika yang ditemukan dalam syair lagu Sachari, Agus. 2005. Estetika; Makna, Simbol, dan
makhakul qyam yang dinyanyikan para seniman Daya. Bandung: ITB Press.
Sunarto , 1994. Studi Sholawat Diba’an dalam
terbang papat di kabupaten Kudus. Dari
Konteks Adanya Pengaruh Idiom Persia.
sepenggal beberapa contoh syair yang ada pada
Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan
kitab Al-berzanji pada lagu makhakul qyam ini Seni. 4(4): 55-62.
membuktikan bahwa gaya bahasa yang Sutrisno, Mudji. Estetika Filsafat Keindahan.
digunakan pada syair tersebut memiliki Yogyakarta: Kanisius

31

Anda mungkin juga menyukai