Anda di halaman 1dari 7

Tugas UAS Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Upaya Pemberdayaan Dan Pelestarian Musik Gambang Kromong Di Sanggar Budaya


Betawi “Gemilang”

Dosen Pengampu :

 Dr. Tuti Tarwiyah , M.Si

Disusun Oleh :

 Muhammad Hanafi (1208620023)


 Moehammad Adhi P.F (1208620045)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2022
Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang

Hal yang menjadi latar belakang dari observasi kami adalah rasa ingin tahu akan
kekayaan budaya musik lokal yang ada di Indonesia. Karena kami berkuliah Di
Universitas Negeri Jakarta, pada akhirnya yang menjadi tujuan untuk observasi
adalah musik Gambang Kromong. Musik Gambang Kromong adalah kekayaan
musik lokal Indonesia yang sampai saat ini masih terjaga.

Akan tetapi, eksistensi dari musik ini sudah tidak seperti dulu. Karena
pergeseran zaman, kini generasi remaja khususnya lebih tertarik dengan musik-
musik yang dikenalkan budaya barat. Maka dari itu, kami memutuskan untuk
mengulik musik gambang kromong melalui narasumber yang menjabat sebagai
pendiri Sanggar Budaya Betawi “Gemilang”.

Sanggar budaya ini sudah berdiri dari tahun 2006 yang didirikan oleh abah Ade
Abdurahim. Sampai saat ini, sanggar ini masih berdiri dan terus mendidik anak-
anak sampai pemuda sekitar sebagai penerus tonggak kebudayaan musik Betawi
khususnya Gambang Kromong.

Musik Gambang Kromong yang berfungsi sebagai penyemarak ritual untuk


acara perkawinan, sunatan, kaul/nazar, dan lain-lain dalam masyarakat Betawi,
mendapat suatu peluang yang dipergunakan untuk kepentingan pariwisata.
Penggunaan musik ini sebagai sajian pariwisata mendapat dukungan dari para
seniman pendukungnya. Kurangnya intensitas penyajian musik tersebut yang
dilakukan oleh masyarakat Betawi dalam mengadakan kegiatannya dapat
ditopang dengan kegiatan program paket penyajian pariwisata. (Sukotjo, 2021)

Musik Gambang Kromong banyak berkembang dikalangan masyarakat


Cina Benteng (Peranakan antara orang Betawi dan orang Cina). Suku bangsa
Cina yang datang ke Indonesia berasal dari kota Canton, Fukien, dan Ka-eng-
tjiu. Perdagangan merupakan faktor penunjang kedatangan suku bangsa tersebut.
Dalam kehidupan kesehariannya bahasa yang dipergunakan sebagai bahasa
pengantar mempergunakan dialek kongfu, hokkian, hakka, dan kuo-yu. Pada
dasarnya dalam komunitas itu bahasa yang sering dipergunakan yaitu dialek
kuo-yu.

Penyebutan musik Gambang Kromong berasal dari alat musik yang


dipergunakan dalam ensambel tersebut yaitu Gambang dan Kromong. Adapun
alat-alat musik yang dipergunakan dalam ensambel Gambang Kromong yaitu:
gambang, kromong, suling/basing (ditiup secara horisontal dengan
mempergunakan enam lubang), jutao, kongahyan, tehyan, sukong, kecrek,
ningnong, satu buah gendang besar, dua buah gendang kecil (kulanter), kempul,
dan gong. (Soekotjo, 2013)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal-usul gambang kromong muncul ke tanah Indonesia?


2. Bagaimana Cara melestarikan dan Menjaga musik gambang kromong?
3. Bagaimana menyikapi permasalahan lunturnya eksistensi gambang
kromong?
C. Tujuan

1. Mengetahui asal-usul munculnya gambang kromong


2. Mengetahui solusi untuk menjaga kelestarian musik gambang kromong
3. Mengetahui cara yang menyesuaikan zaman untuk menjaga eksistensi
gambang kromong

Bab II Isi

D. Tema Laporan Observasi Wawancara

Tema yang kami angkat dalam observasi ini adalah “Eksistensi Pelestarian
Budaya”.
Maksud dari tema tersebut adalah untuk mengetahui seberapa eksis budaya
musik gambang kromong di zaman sekarang, dan juga mengetahui dengan
seksama apa saja solusi maupun cara untuk menjaga eksistensi gambang
kromong agar tetap terjaga.

E. Daftar pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana penjelasan singkat terkait Latar belakang pendirian sanggar


Budaya Betawi “Gemilang” ?

2. Apa sajakah yang menjadi unsur dalam alat musik murni gambang
kromong?

3. Bagaimana penjelasan singkat terkait asal muasal gambanhg kromong?


4. Apa sajakah fungsi musik gambang kromong?

5. Bagaimana pendapat anda terkait musik gambang kromong yang


dikolaborasikan dengan musik daerah lain?

6. Bagaimana kesan dan pesan anda untuk generasi muda terkait pelestarian
musik gambang kromong?

F. Hasil Jawaban Wawancara

 Pelestarian dan pengembangan untuk seni budaya Betawi tekhusus gambang


kromong. Karena jika tak dilestarikan akan punah. Kebetulan abah ini dan pak
rw orang asli Betawi yang akhirnya terpanggil untuk mendirikan sanggar.
 Pada tahun 2006, abah merasa bahwa musik gambang kromong sudah mulai
jarang ditampilkan di lingkungan sekitar. Dan pada akhirnya, beliau mengajak
teman-temannya untuk melatih skill gambang kromong di setu babakan.
 Gambang, kromong, kendang, tehyan, suling, gong. Namun seiring
perkembangan zaman, gambang kromong juga ada penambahan alat instrument
seperti contoh organ. Namun, di sanggar ini beliau mempertahankan kemurnian
alat musik gambang kromong.
 Menurut abah, pertama kali dahulu yang muncul yaitu alat musik tehyan pada
tahun 1817. Alat musik tehyan ini berasal dari tanah china dan kemudian
berkembang pada tahun 1930 resmi diadakan grup gambang kromong (anggota
nya berawal dari kumpulan orang china yang menduduki Tangerang yang
disebut china benteng).
 Di tahun 1930, gambang kromong mulai juga mengiringi teater seperti lenong.
Membahas tentang keroncong, jenis musik genre ini berasal dari negara penjajah
belanda.
 Pengalaman abah dari 2006 hingga sekarang, beliau pernah tampil di acara pak
SBY pada tahun 2008 di acara partai demokrat.
 Biasanya gambang kromong mengiringi acara adat lebih ke hiburan, bukan
kearah yang lebih ritual. Seperti lenong, tarian topeng.
 Menurut abah, hal ini sangat berat dan banyak resiko nya, karena setiap daerah
pasti mempunyai pakem musiknya sendiri. Paling mendekati mungkin musik
dangdut yang bisa dikolaborasikan. Selain itu, riskan bertabrakan jika tiap musik
daerah dikolaborasikan jika tidak diperhatikan pakem nya.
 Menurut pak RW, setiap daerah juga mempunyai ciri tangga nada nya tersendiri,
dan mungkin kedepannya ada. Akan tetapi, pengolahan aransemen nya harus
lebih diperhatikan. Beresiko menimbulkan pro-kontra dari seniman daerah.
 Menurut abah, rasa gengsi lah yang mengalahkan rasa untuk menjaga dan
melestarikan musik budaya daerah lokal. Beliau sangat menyayangkan betapa
generasi muda sekarang lebih membanggakan musik barat. Tidak ada salahnya
memang, akan tetapi alangkah baiknya kita lestarikan dahulu musik lokal yang
sudah diwariskan oleh nenek moyang pendahulu kita.
 Menurut pak RW, belum lama ini di daerah beliau mengadakan pagelaran
budaya Betawi. Dan di daerah beliau, masih termasuk perkampungan Budaya
Betawi. Maka dari itu, hal ini menjadi motivasi bagi generasi remaja bagaimana
caranya alat musik gambang kromong ini tetap lestari, dan jangan sampai
diabadikan di museum. Karena jika hal itu terjadi, maka tidak ada lagi pagelaran
indah yang berasal dari dentingan musik gambang kromong.
 Abah pun menambahkan bahwa yang menjadi masalah pagelaran gambang
kromong ialah jumlah pemain terhadap fasilitas ruang untuk para pemain. Dan
ini menyebabkan tidak cukupnya luas tempat untuk para pemain gambang
kromong. Dari sini pun abah merasa bahwa pemain gambang kromong tentu nya
butuh tempat yang luas agar mereka bisa bermain sesuai space/ruang yang
memadai.
G. Sumber Referensi

Soekotjo, S. (2013). Musik Gambang Kromong Dalam Masyarakat Betawi Di Jakarta. Selonding,
1(1), 1–20. https://doi.org/10.24821/selonding.v1i1.7
Sukotjo, S. (2021). Dinamika Perkembangan Musik Gambang Kromong Betawi. Selonding,
17(1), 1–26. https://doi.org/10.24821/sl.v17i1.5882

Anda mungkin juga menyukai