Permasalahan yang paling menonjol pada kesenian tradisional ubrug adalah kurangnya rasa
kesadaran dari pemerintah dan masyarakat yang tidak peduli akan adanya nilai-nilai budaya
yang terdapat di ubrug, dan seharusnya pemerintah dan masyarakat bangga mempunyai seni
Tradisional di daerahnya tersebut. Dan tugas pemerintah serta masyarkat hanya meneruskan
saja history dari ubrug tersebut, bahkan maestronya ubrugnya pun masih ada (hidup), tinggal
kesadaran dari setiap penerus saja yang bisa mengatur semuanya itu.
Dalam sejarahnya, Ubrug merupakan seni pertunjukan yang sangat dekat dengan kehidupan
masyarakat petani Banten. Selepas sibuk dengan garapan sawah maupun ladangnya atau
setelah masa panen, para petani biasanya membuat pertunjukan sederhana dari sisa jerami.
Selain itu, mereka juga memanfaatkan gubug di sawah untuk menampilkan pertunjukan yang
diiringi waditra atau alat musik karawitan Sunda. Alat musik pengiring pertunjukan tersebut
berupa kendang besar dan kecil (kulanter), gong kempul, dan serta didukung ububan (bambu
kecil).
Namun pada jaman dahulu musik pada pertunjukan ubrug kelompok pusaka jaya abah
rancung hanya menggunakan seperti gamelan, tetapi masih menggunakan kendang batok,
pacul, dan celempung. Nah yang jadi permasalahan adalah mengapa pada zaman dulu
membuat suatu pertunjukan pun masih sederhana dan terbatas untuk musiknya dan juga
mengapa sangat meriah tidak seperti zaman sekarang yang sudah menggunakan musik
tradisional yang canggih dan banyak alat-alat modern juga yang masuk dalam pertunjukan
Ubrug.
Abah rancung pada saat itu pernah melakukan jalan kaki untuk pentas di daerah tertentu kaya
semisalnya dari Buah Batu ke Ledeng sembari membawa alat- alat pertunjukannya. Grup
pusaka jaya abah rancung masih berjalan hingga sampai saat ini, tetapi sekarang grup pusaka
abah rancung banyak orang yang di diambil dari luar. Tetapi, kebanyakan personil dari
kelompok pusaka jaya abah rancung adalah keluarganya sendiri.
Ciri khas abah rancung adalah golok buntung dan pakaian seakan-akan seperti jawara
menggunakan kumis tebal, tetapi ada juga ciri khas abah rancung seperti golok ajaib yang
bisa bergerak sendiri di pinggangnya. Pada zaman sekarang regenerasi atau penerus ubrug
sudah di pikirkan oleh abah rancung seperti cucunya yang sudah diajak pentas. Ciri khas dari
pertunjukan di Banten adalah adu jajaten atau bisa disebut juga adu kemampuan seperti debus
tetapi di buat lelucon.
Sekarang kelompok pusaka jaya abah rancung mulai dilestarikan kembali oleh pemerintah
provinsi Banten dan juga para seniman-seniman yang mengangkat nama baik Abah Rancung
untuk menjadi maestro Ubrug di Banten. Tetapi masih kurangnya rasa kepedulian lanjutan
dari pemerintah untuk kelompok pusaka abah rancung. Karena menurut saya apabila benar
bahwa ubrug itu salah satu kesenian tradisional di Banten, mengapa tidak dijadikan sebuah
pelajaran disekolah SMP atau bahkan SMA.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini diantaranya adanya pelestarian kesenian
tradisional ubrug yang ada di banten dan tidak hanya oleh pemerintah tetapi oleh masyarakat
juga perlu dilestarikan. Selanjutnya ingin menjadikan ubrug menjadi kesenian yang
berkembangbiak dengan berjalannya tahun demi tahun baik dari faktor naskah atau cerita
maupun musiknya. Kemudian ingin adanya rasa ingin tahu tentunya baik dari kalangan anak-
anak maupun dewasa mengenai alat musik yang digunakan pada kesenian tradisional ubrug.
Dan yang terakhir tentunya ingin memperjelas tentang adanya pelestarian budaya dari
pemerintah yang harus benar-benar di lestarikan, tidak hanya mencari muka karena sudah
melestarikan ubrug setelah itu meninggalkannya kembali.
D. Tinjauan Pustaka
D. 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Ubrug adalah salah satu jenis teater yang berada di Banten. Kelompok Ubrug yang masih
populer di Banten yaitu grup Seni Sunda Pusaka Jaya Ubrug Abah Rancung yang bertempat
di Kampung Paojan Desa Mekarjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang,
Provinsi Banten. Ubrug Pusaka Jaya berdiri sejak tahun 1970-an yang didirikan langsung oleh
Abah Rancung, terdiri dari 8 orang nayaga dan 2 orang penari. Seiring waktu, keberadaan
Ubrug sebagai teater rakyat mulai tergerus dengan hiburan modern. Teater rakyat adalah
kelompok teater yang tumbuhya dan berkembang di kalangan rakyat di kampung-kampung
dan meniru kebiasaan rakyat sebagai penduduknya.
Ubrug dalam kamus bahasa sunda artinya sebagai bangunan darurat, tempat bekerja
sementara untuk beberapa hari saja, misalnya untuk kepentingan hajatan atau pesta. Kata
Ubrug digunakan sebagai nama pertunjukan kesenian. Seiring berjalannya waktu, orang-
orang menyebutnya sebagai kesenian ubrug. Selain itu, ada pendapat lain yang menyatakan
bahwa ubrug berasal dari ngagebrug. Hal ini karena penonton dan pemain mempunyai
kedekatan dalam pertunjukan. Dalam pementasan para pemain ubrug ditunjuk untuk
berimprovisasi tanpa menghafal. Alat musik pengiring pertunjukan tersebut berupa kendang
besar, dan kecil (kulanter), gong kempul, dan didukung bambu kecil.
Pada awalnya kelompok ubrug pusaka jaya bernama tilu saderek yang berarti tiga saudara
yaitu abah rancung, abah mulud, dan abah kobet. Karena adanya masalah jadi tilu saderek itu
pecah dan membuat kelompok masing-masing karena perselisihan saudara atau yang lainnya.
Pada zaman dahulu abah rancung menjadi saksi bahwa pertunjukannya pada zamannya belum
menggunakan aolat musik seperti gamelan, tetapi masih menggunakan kendang batok, pacul,
celempung. Tetapi pada zaman itu abah rancung sering tour seperti halnya menetap di
kalimantan dan daerah lainnya. Di suatu waktu seiring berjalannya waktu abah rancung mulai
menggunakan gamelan pertunjukannya. Abah rancung pada saat itu pernah melakukan jalan
kaki untuk pentas di daerah tertentu kaya semisalnya dari Buah Batu ke Ledeng sembari
membawa alat- alat pertunjukannya. Grup pusaka jaya abah rancung masih berjalan hingga
sampai saat ini, tetapi sekarang grup pusaka abah rancung banyak orang yang di diambil dari
luar. Tetapi, kebanyakan personil dari kelompok pusaka jaya abah rancung adalah
keluarganya sendiri
Berikut merupakan penelitian terdahulu yang membahas tentang Kesenian Ubrug Kelompok
Pusaka Jaya Abah Rancung:
Buku ini menggali tentang berbagai macam Seni Pertunjukan Rakyat Banten, tetapi
didalamnya yang lebih detail atau mendalam adalah membahas tentang kesenian ubrug.
Dimana didalamnya membahas tentang Asal-Usul Ubrug, Makna dan Fungsi Ubrug, dan
Pelestarian Ubrug. Didalam buku Mengenal Ubrug: Seni Pertunjukan Rakyat Banten
(Asal-Usul, Makna dan Pelestariannya) banyak sekali pembahasan yang dapat dianbil
dari buku ini dan tentunya hanya dijadikan sebagai referensi tidak lebih.
2. Implementasi Model Pembelajaran Seni Terpadu untuk Meningkatkan Apresiasi dan
Kreativitas Seni Budaya Tradisional Daerah Banten “Teater Rakyat Ubrug”
Penulis: Fuja Siti Fujiawati, Rian Permana, Dwi Junianti Lestari, Giri Mustika Roekmana
Jurnal: Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni
Tahun: 2017
Jurnal ini membahas tentang bagaimana pentingnya kesenian tradisional lokal yang ada di
daerah Banten yang mana harus di pelajari atau diwariskan kepada anak sekolah SMA
dengan meningkatkan apresiasi dan kreativitas siswa. Penelitian ini menggunakan metode
action research dengan dua siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan,
yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan
(observasi) dan, (4) refleksi (reflecting).
Jurnal ini membahas tentang peran musik didalam seni pertunjukan ubrug di banten,
Pengetahuan tentang karawitan yang ada pada seni teater daerah sangatlah penting,
karena kelangsungan ubrug/teater daerah ini bergantung salah satunya pada regenerasi
dari peran seniman karawitan. karawitan yang ada pada seni teater daerah sangatlah
penting, karena kelangsungan ubrug/teater daerah ini bergantung salah satunya pada
regenerasi dari peran seniman karawitan.
D. 2. Tinjauan Teoritik
Kesenian Ubrug
Ubrug adalah salah satu jenis teater yang berada di Banten. Kelompok Ubrug yang masih
populer di Banten yaitu grup Seni Sunda Pusaka Jaya Ubrug Abah Rancung yang bertempat
di Kampung Paojan Desa Mekarjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang,
Provinsi Banten. Ubrug Pusaka Jaya berdiri sejak tahun 1970-an yang didirikan langsung oleh
Abah Rancung, terdiri dari 8 orang nayaga dan 2 orang penari. Seiring waktu, keberadaan
Ubrug sebagai teater rakyat mulai tergerus dengan hiburan modern. Teater rakyat adalah
kelompok teateryang tumbuhy dan berkembang di kalangan rakyat di kampung-kampung dan
meniru kebiasaan rakyat sebagai penduduknya.
Ubrug dalam kamus bahasa sunda artinya sebagai bangunan darurat, tempat bekerja
sementara untuk beberapa hari saja, misalnya untuk kepentingan hajatan atau pesta. Kata
Ubrug digunakan sebagai nama pertunjukan kesenian. Seiring berjalannya waktu, orang-
orang menyebutnya sebagai kesenian ubrug. Selain itu, ada pendapat lain yang menyatakan
bahwa ubrug berasal dari ngagebrug. Hal ini karena penonton dan pemain mempunyai
kedekatan dalam pertunjukan. Dalam pementasan para pemain ubrug ditunjuk untuk
berimprovisasi tanpa menghafal. Alat musik pengiring pertunjukan tersebut berupa kendang
besar, dan kecil (kulanter), gong kempul, dan didukung bambu kecil.
Pada awalnya kelompok ubrug pusaka jaya bernama tilu saderek yang berarti tiga saudara
yaitu abah rancung, abah mulud, dan abah kobet. Karena adanya masalah jadi tilu saderek itu
pecah dan membuat kelompok masing-masing karena perselisihan saudara atau yang lainnya.
Pada zaman dahulu abah rancung menjadi saksi bahwa pertunjukannya pada zamannya belum
menggunakan aolat musik seperti gamelan, tetapi masih menggunakan kendang batok, pacul,
celempung. Tetapi pada zaman itu abah rancung sering tour seperti halnya menetap di
kalimantan dan daerah lainnya. Di suatu waktu seiring berjalannya waktu abah rancung mulai
menggunakan gamelan pertunjukannya. Abah rancung pada saat itu pernah melakukan jalan
kaki untuk pentas di daerah tertentu kaya semisalnya dari Buah Batu ke Ledeng sembari
membawa alat- alat pertunjukannya. Grup pusaka jaya abah rancung masih berjalan hingga
sampai saat ini, tetapi sekarang grup pusaka abah rancung banyak orang yang di diambil dari
luar. Tetapi, kebanyakan personil dari kelompok pusaka jaya abah rancung adalah
keluarganya sendiri.
Musik Modern
Menurut Ketut Wisnawa dalam buku Seni Musik Tradisi Nusantara (2020), musik tradisional
adalah jenis musik yang lahir, tumbuh, serta berkembang dari kebudayaan suatu daerah, untuk
kemudian diwariskan secara turun temurun. Musik tradisional juga bisa diartikan sebagai
salah satu jenis musik yang lahir dan berkembang dari kebudayaan suatu daerah. Musik
tradisional tumbuh karena dipengaruhi adat istiadat, kepercayaan, serta agama.
Melansir dari situs Essential Humanities, musik modern merupakan jenis musik yang diliputi
rasa kebebasan penuh yang tetap memperhatikan estetika. Diperkirakan musik modern mulai
muncul sekitar tahun 1920. Musik modern adalah jenis musik yang menggunakan satu atau
beberapa alat musik sebagai pengiringnya. Hingga saat ini, musik modern masih terus tumbuh
dan berkembang, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lainnya. Mengutip dari buku
Filsafat Nusantara: Sebuah Pemikiran tentang Indonesia (2020) karya L.A.S Gunawan, salah
satu perbedaan utama antara musik tradisional dan modern terletak pada alat musik yang
digunakan. Selain alat musiknya, perbedaan musik tradisional dengan musik kreasi atau
modern lainnya, yaitu:
Maka demikian, dengan perbedaan antara musik tradisional dan musik modern. Maka akan
terciptanya musik di dalam pertunjukan ubrug yang begitu menarik di zaman sekarang, dan
tidak akan adanya ketinggalan zaman. Tetapi juga, tidak akan menghilangkan nilai tradisi
yang tercantum dalam ubrug tersebut.
E. Metode Penelitian
E. 1. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian
E.1.1. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga
(organisasi). Subyek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil
penelitian. Dalam penelitian ini subyek yang diambil adalah Kelompok (organisasi), lebih
tepatnya kelompok Ubrug Pusaka Jaya Abah Rancung.
E.1.2. Obyek Penelitian
Obyek Penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang atau yang menjadi pusat
perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas dan
kualitas yang bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan, penilaian, sikap pro
kontra, simpatiampati, keadaan batin, dan bisa berupa proses. Obyek penelitian ini adalah
bagaimana perkembangan musik dalam pertunjukan ubrug, khususnya di kelompok pusaka
jaya abah rancung.
E.1.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan
kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di wilayah Kabupaten Pandeglang
(Kampung Paojan Desa Mekarjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten).
Kabupaten Pandeglang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia.
Ibukotanya adalah Pandeglang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang di
utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra Indonesia di barat dan selatan. Wilayahnya
juga mencakup Pulau Panaitan (di sebelah barat, dipisahkan dengan Selat Panaitan), serta
sejumlah pulau-pulau kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli dan Pulau Tinjil.
Semenanjung Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau Jawa, dimana terdapat suaka
margasatwa tempat perlindungan hewan badak bercula satu yang kini hampir punah. Peneliti
mengambil 1 tempat yaitu ditempat kediaman abah rancung yang sekaligus tempat kelompok
pusaka jaya abah rancung berkumpul dan berlatih.
E. 5. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif.
Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal
dari wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi subyek yang akan diteliti (bila ada) dan
dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah
diharapkan penelitian ini menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara
mendalam, rinci dan tuntas yang terjadi didalam musik pertunjukan ubrug kelompok pusaka
abah rancung. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan
mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode
deskriptif.
F. Daftar Pustaka
Kantor Bahasa Provinsi Banten 2020, Konservasi Sastra Lisan Ubrug Abah Rancung, Kab.
Pandeglang, Prov. Banten, Banten
Anwar, Khaerul. (2022) Teater Ubrug, Sarana Perjuangan Rakyat Banten Hingga Hiburan,
Banten, IDN Times
Nanda Ghaida, Nur Seha,, Anitawati Bachtiar, Flora Sinamo, Annisa Magfirani, Deni
Aswanda Anditiya, Parwa Rahayu, Tantri Febrianti, Zanuar Eko. (2021) Mengenal Ubrug
Seni Pertunjukan Rakyat Banten (Asal-Usul, Makna dan Pelestariannya), Banten, Layanan
Perpustakaan Kantor Bahasa Provinsi Banten
Fuja Siti Fujiawati, Rian Permana, Dwi Junianti Lestari, Giri Mustika Roekmana. (2017)
Implementasi Model Pembelajaran Seni Terpadu untuk Meningkatkan Apresiasi dan
Kreativitas Seni Budaya Tradisional Daerah Banten “Teater Rakyat Ubrug”, Banten, Jurnal
Pendidikan dan Kajian Seni
Rian Permana, Fuja Siti Fujiawati, Giri Mustika Roekmana. (2022) Peran karawitan pada
Kesenian Ubrug Teater Rakyat Masyarakat Banten, Banten, Jurnal Pendidikan dan Kajian
Seni