Anda di halaman 1dari 14

EKSISTENSI SENI MUSIK TRADISIONAL BAS

DI KECAMATAN BUNTU BATU


KABUPATEN ENREKANG

Anugrah
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar
email:anugrah 1@abc.ac.id

Abstrak

Anugrah, 2019. Eksistensi Seni Musik Tradisional Bas di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Bapak Dr.
Ibrahim, S.Ag., M.Pd. sebagai Pembimbing I, dan Bapak Dr. Syamsul Sunusi, M.Pd sebagai
Pembimbing II. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui seni musik tradisional bas di
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang, 2) Untuk mengetahui eksistensi seni musik tradisional
bas terhadap kehidupan masyaraat di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang, 3) Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi eksistensi seni musik tradisional bas di Kecamatan Buntu
Batu Kabupaten Enrekang. Dalam mencapai tujuan tersebut maka penelitian ini didasarkan pada
metode penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan situasi dan kondisi
dalam masyarakat yang pada akhirnya akan melahirkan suatu deskriptif eksistensi seni musik bas di
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Teknik pengumpulan data yang digunakan saat
penelitian yaitu menggunakan teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Informan dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu informan biasa yaitu anggota kelompok seni musik bas dan
informan kunci yaitu ketua atau pelatih kelompok seni musik bas di Kecamatan Buntu Batu
Kabupaten Enrekang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Seni musik tradisional bas di
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang mempunyai karakteristik sederhana, kedaerahan, turun
temurun dan jarang diketahui penciptanya. 2) Eksistensi Seni musik tradisional bas di Kecamatan
Buntu Batu Kabupaten Enrekang mencakup semua tolak ukur eksistensi yaitu ada/aktual, mengalami
perkembagan dan beberapa pencapaian yang telah diraih. 3) Faktor yang mempengaruhi eksistensi
seni musik tradisional bas di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang terbagi menjadi dua yaitu
faktor pendorong dan faktor penghambat, adapun faktor pendorong eksistensi seni musik tradisional
bas di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang yaitu adanya rasa cinta dari anggota kelompok
seni musik bas terhadap seni musik bas serta keinginan untuk memperkenalkan musik bas lebih luas
dan faktor penghambatnya yaitu peran pemerintah dan generasi muda yang belum maksimal.
PENDAHULUAN

Kesenian dalam perkembangannya Kabupaten Enrekang sebagai lokasi peneliti


sudah menjadi bagian dari sendi kehidupan melakukan penelitian.
yang tidak terpisahkan dalam masyarakat baik Musik bas adalah salah satu musik
di dunia ataupun di negeri kita pada tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup
khususnya. Di tanah air kita Indonesia, dan terbuat dari bambu yang terdiri dari
kesenian telah menempati tempat tersendiri beberapa jenis ukuran mulai dari yang paling
sebagai salah satu bidang yang diakui dalam kecil disebut tenor bambu sedangkan yang
masyarakat. Kesenian merupakan salah satu paling besar disebut bas bambu semuanya
unsur dari kebudayaan, sedangkan dalam menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.
Undang-Undang Dasar 1945 pasa 32 ayat satu Musik bas memiliki kemiripan dengan musik
mengatur tentang peran negara dan angklung dari Jawa Barat, keduanya sama-
masyarakat dalam mengembangkan dan sama terbuat dari bambu dan dimainkan
memelihara nilai-nilai kebudayaan. Adapun secara berkelompok. Bedanya, alat musik
bunyi dari pasal 32 ayat satu yaitu, “Nagara angklung mengandalkan bunyi suara bambu
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di sambil digoyang-goyangkan sedangkan musik
tengah peradaban dunia dengan menjamin bas dimainkan dengan cara ditiup. Musik bas
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan biasanya dimainkan sebagai hiburan bagi
mengembangkan nilai-nilai budayanya.”1 masyarakat pada saat upacara adat,
Musik tradisional Indonesia tersebar penyambutan musim panen, pesta rakyar,
di seluruh wilayah Indonesia. musik penyambutan tokoh-tokoh penting, atau acara
tradisional diciptakan berdasarkan budaya dan pernikahan. Musik bambu biasanya
adat istiadat masyarakat setempat. Karena dimainkan dengan diiringi lagu daerah khas
budaya dan adat istiadat masyarakat Indonesia Enrekang seperti lagu Suruganna
beragam maka beragam pula jenis musik Bambapuang.
tradisional Indonesia baik yang terbuat dari Pada awal kemunculannya musik bas
bambu, kayu, kulit binatang atau bahan-bahan paling sering di tampilkan dalam upacara adat
lainnya. Musik tradisional memiliki dan pesta panen tetapi sekarang lebih sering
perbedaan, baik dari alat musik, melodi lagu, ditampilkan pada pesta pernikahan, pesta
maupun fungsi. Oleh karena itu, musik rakyat dan penyambutan tokoh-tokoh penting.
tradisional yang berkembang di setiap daerah Hal tersebut terjadi karena semakin lunturnya
memiliki ciri khas masing-masing. tradisi Kabupaten Enrekang sehingga jarang
Di Sulawesi Selatan sendiri ada sekali dijumpai adanya upacara adat dan
beberapa jenis musik tradisional seperti sudah jarang masyarakat yang mengadakan
kecapi yang merupakan alat musik dari suku pesta panen. Dalam acara pesta
Bugis (Bugis Makassar dan Bugis Mandar), pernikahanpun lebih sering menampilkan
dan dari Tanah Toraja ada beberapa alat musik musik modern daripada musik tradisional bas
tradisional seperti popondi yang terbuat dari karena dianggap lebih menarik oleh
kayu, keso-keso yang merupakan alat musik masyarakat.
gesek dan lembong sejenis seruling. Di Akan tetapi masih ada kelompok
Kabupaten Enrekang memiliki musik musik bas yang bisa bertahan sampai
tradisional yang disebut musik bas, sedangkan sekarang, hanya saja sedikit sekali generasi
orang yang memainkan alat musik bas disebut muda yang berminat untuk mempelajarinya
pambass. Berdasarkan observasi awal ada sebagai musik warisan leluhur yang harus
empat kelompok musik bas di Desa yang dipertahankan. Hal tersebut terlihat dari
berbeda yang ada di Kecamatan Buntu Batu kelompok-kelompok yang sering memainkan

1
Eddi Siregar.2012.Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta:
Sekretariat jenderal MPR RI, hal. 73
alat musik bas dalam acara-acara tertentu rata- 3. Untuk mengetahui faktor yang
rata sudah berusia lanjut. Generasi muda lebih mempengaruhi eksistensi seni musik
tertarik dengan musik-musik modern dari tradisional bas di Kecamatan Buntu Batu
pada musik tradisional yang dianggap Kabupaten Enrekang
ketinggalan zaman. Seperti yang kita ketahui Penelitian ini diharapkan mampu
masyarakat mewarisi suatu kesenian melalui memberikan manfaat baik secara teoritis
generasi muda dengan mempelajari musik bas maupun praktis.
tersebut sehingga bisa bertahan di tengah arus 1. Manfaat Teoritis
modernisasi. Dalam masyarakat hanya Diharapkan dengan adanya hasil
segelintir orang yang memiliki kepedulian penelitian ini mampu menjadi bahan masukan
dalam melestarikan kesenian musik bas bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang
sedangkan dalam mempertahankan eksistensi musik tradisional pada khususnya dalam
atau keberadaan musik bas tersebut pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.
diperlukan kesadaran dan kerja sama 2. Manfaat Praktis
masyarakat baik yang tua maupun yang muda, a. Manfaat bagi peneliti adalah untuk
karena masyarakatlah yang menjadi pelaku, menambah pengetahuan mengenai
pencipta dan sekaligus pelestari kesenian kesenian musik tradisional yang ada di
musik bas tersebut. kampung sendiri.
Oleh karena itu, peneliti mengangkat b. Manfaat bagi mahasiswa adalah untuk
judul “Eksistensi Seni Musik Tradisional Bas menambah khasanah ilmu pengetahuan
di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten tentang jenis musik tradisional khususnya
Enrekang” untuk melihat bagaimana musik bas dan menambah referensi untuk
eksistensi musik pada masyarakat di penelitian selanjutnya.
Kecamatan Buntu Batu dari berbagai METODE PENELITIAN
kalangan. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di Bentuk pendekatan yang digunakan
atas, maka adapun rumusan masalah dalam dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian ini yaitu: kualitatif. Sedangkang jenis penelitian yang
1. Bagaimana seni musik tradisional bas di digunakan dalam penelitian ini adalah
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
Enrekang? bertujuan untuk menggambarkan, meringkas
2. Bagaimana eksistensi seni musik berbagai kondisi yang ada menjadi sebuah
tradisional bas terhadap kehidupan objek.
masyarakat di Kecamatan Buntu Batu B. Lokasi Penelitian
Kabupaten Enrekang? Lokasi yang menjadi tempat peneliti
3. Bagaimana faktor yang mempengaruhi dalam melakukan penelitian ini, yaitu
eksistensi seni musik tradisional bas di dilakukan di Kecamatan Buntu Batu
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Kabupaten Enrekang.
Enrekang? C. Tahap-tahap Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah Berikut ini diuraikan beberapa
tersebut, maka adapun tujuan dalam penelitian tahapan dalam pelaksanaan penelitian ini
ini yaitu: yaitu:
1. Untuk mengetahui seni musik tradisional 1. Tahap pertama: mengidentifikasi
bas di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten masalah.
Enrekang 2. Tahap kedua: Pembatasan masalah yang
2. Untuk mengetahui eksistensi seni musik dalam penelitian kualitatif sering disebut
tradisional bas terhadap kehidupan fokus penelitian.
masyarakat di Kecamatan Buntu Batu 3. Tahap ketiga: penetapan fokus penelitian.
Kabupaten Enrekang 4. Tahap keempat: pengumpulan data.
5. Tahap kelima: pengolahan dan seperti pelaku kesenian musik bas serta pelatih
pemaknaan data. atau ketua kelompok seni musik bas yang ada
6. Tahap keenam: Pemunculan teori. di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
7. Tahap ketujuh: pelaporan hasil Enrekang, dimana informan dibagi menjadi
penelitian. dua kelompok seperti yang telah dijelaskan
D. Sumber Data pada poin sumber data. Pertanyaan yang
Sumber data dalam penelitian ini diajukan kepada kedua kelompok tersebut
dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data berbeda, karena pertanyaan yang diajukan
sekunder karena jenis penelitian yanf disesuaikan dengan kredibilitas informan
digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif. sehingga informasi yang diperoleh akurat dan
1. Data primer objektif.
Data primer dalam penelitian ini 2. Observasi
diperoleh dengan menggunakan teknik Proses pengumpulan data yang
purposive sampling. penulis tempuh yaitu dengan mencari
a. Informan biasa informasi yang terkait dengan obyek
Informan biasa adalah orang-orang penelitian, sehingga memperoleh gambaran
yang terlibat langsung atau anggota dalam tentang keadaan yang sebenarnya dilokasi
kelompok seni musik bas yang ada di penelitian khususnya dalam kelompok-
Kecamatan Buntu Batu. kelompok seni musik bas di Kecamatan Buntu
b. Informan kunci Batu. Kemudian langkah kedua yaitu dengan
Informan kunci adalah orang-orang mempelajari hasil pengamatan awal yang
yang mengetahui perkembangan seni musik kemudian mengantarkan pada pelaksanaan
bas di Kecamatan Buntu Batu, yaitu ketua atau observasi yang mendalam dengan terjun
pelatih dari kelompok seni musik bas di langsung pada objek penelitian untuk
Kecamatan Buntu Batu. mendapatkan informasi langsung dari
2. Data sekunder beberapa informan terkait tentang eksistensi
Data sekunder dalam penelitian ini seni musik bas di Kecamatan Buntu Batu.
diperoleh catatan, buku, foto, dan surat kabar Data yang dikumpulkan oleh penulis dari
ataupun artikel. Dan data sekunder bisa juga pengamatan atau observasi secara garis besar
diperoleh dari kantor Desa ataupun Kantor yaitu mengenai keadaan seni musik bas di
Kecamatan. Kecamatan Buntu Batu. Seperti melihat dan
E. Instrumen Penelitian mengamati interaksi dan animo masyarakat
Instumen yang digunakan dalam terhadap seni musik bas ketika di pentaskan .
penelitian ini adalah peneliti sendiri sekaligus 3. Dokumentasi
sebagai pengumpul data. Dokumentasi yang digunakan dalam
Maksud dari peneliti sebagai penelitian ini guna melengkapi dokumen
instrumen penelitian adalah dalam hal ini penelitian antara lain berupa artikel atau karya
peneliti yang berperan dari awal hingga akhir tulis, gambar, foto proses pelatihan seni musik
penelitian yang dilaksanakan. Proses bas, dan struktur organisasi. Selain hal itu
penelitiannya mulai dari perencana, melakukan pegambilan video latihan dan
pelaksana, pengumpulan data, menganalisis, pementasan kesenian musik bas yang
menyajikan data, dan menarik kesimpulan. dilakukan dalam kegiatan atau acara-acara
F. Prosedur Pengumpulan Data tertentu seperti pada acara pesta pernikahan.
Teknik pengumpulan data yang G. Pengecekan Keabsahan Data
digunakan dalam penelitian ini adalah: Adapun teknik pengecekan keabsahan
1. Wawancara (interview) data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Wawancara dilakukan dengan teknik triangulasi.2 Adapun jenis triangulasi
sebagian masyarakat umum yang mewakili, yang digunakan dalam pengecekan keabsahan

2
Imam Gunawan. op. cit. p. 219
data dalam penelitian ini adalah sebagai deskriptif menjelaskan dengan kata-kata yang
berikut. telah disusun menjadi sebuah kalimat-kalimat.
1. Triangulasi metode Hal ini bertujuan agar meningkatkan
Dalam penelitian ini strategi yang pemahaman kasus. Tahap ketiga yaitu
digunakan pada triangulasi metode adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dengan
dengan menggunakan beberapa teknik adanya penyajian data, akan memudahkan
pengumpulan data. peneliti dalam penarikan kesimpulan dan
2. Triangulasi sumber pengambilan tindakan berdasarkan analis dan
Dalam penelitian ini ada dua sajian data mengenai eksistensi seni musik
golongan yang akan menjadi sumber tradisional bas di kecamata Buntu Batu
informasi yaitu informan biasa dan informan kabupaten Enrekang.
kunci yang sebelumnya telah dijelaskan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
poin sumber data. Informasi dari kedua jenis A. GAMBARAN UMUM LOKASI
informan tersebut akan dibandingkan satu PENELITIAN
sama lain sehingga dapat memperoleh 1. Kecamatan Buntu Batu
informasi yang akurat dan objektif. a. Letak Geografis
H. Analisis Data Kecamatan Buntu Batu merupakan
Analisis data dalam penelitian ini Kecamatan baru di Kabupaten Enrekang yang
dilakukan secara bersamaan dengan proses terbentuk pada tanggal 19 Januari 2007, yang
pengumpulan data, artinya kegiatan-kegiatan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan
tersebut dilakukan juga selama dan sesudah Baraka. Kondisi Geografis Kecamatan Buntu
pengumpulan data. Hal tersebut dilakukan Batu dengan ketinggian tanah dari permukaan
karena penelitian ini merupakan jenis laut 100-1.700 m, dengan tofografi berbukit
penelitian kualitatif. Adapun tahapan yang dan pegunungan serta dengan luas batas
dilakukan dalam menganalisi data pada wilayah Kecamatan Buntu Batu 126,65 km2
penelitian ini ada tiga tahap. Tahap pertama dengan batas-batas wilayah Sebelah Utara
yaitu reduksi data (data reduction), artinya berbatasan dengan Kecamatan Baraka,
merangkum data yang diperoleh dengan Sebelah Selatan berbatasan dengan
memilih hal-hal yang penting atau pokok, Kecamatan Bungin, Sebelah Barat berbatasan
sehingga berfokus pada hal-hal yang penting. dengan Kecamatan Baraka dan Sebelah Timur
Hal ini bertujuan untuk memberikan berbatasan dengan Kabupaten Luwu
gambaran yang jelas mengenai fokus 2. Keadaan Demografi
penelitian dan memudahkan kita dalam Jumlah penduduk yang ada di
pengumpulan data. Setelah peneliti Kecamatan Buntu Batu pada tahun 2014 yaitu,
melakukan wawancara terhadap masyarakat 12.907 orang dimana jumlah laki-laki 6.610
yang terlibat langsung dengan kelompok dan jumlah perempuan 6.297, sedangkan
musik bas yang ada di kecamatan Buntu Batu terdapat 3.122 jumlah kepala keluarga. Dan
kabupaten Enrekang mengenai seni musik berikut tabel jumlah penduduik Kecamatan
tradisional bas, peneliti memilah hal yang Buntu Batu berdasarkan berbagai kategori.3
pokok dari hasil wawancara sehingga Di Kecamatan Buntu Batu terdapat
berfokus pada hal-hal yang penting. delapan Desa yaitu, Desa Pasui, Desa Langda,
Tahap kedua yaitu memaparkan data. Desa Ledan, Desa Lunjen, Desa Buntu
Setelah melakukan penyeleksian data, Mondong, Desa Eran batu, Desa Potokullin
kemudian data dipaparkan secara transparan dan Desa latimojong. Berikut data jumlah
berdasarkan hasil penelitian yang telah penduduk masing-masing desa yang ada di
dilakukan dengan cara observasi dan Kecamatan Buntu Batu.
wawancara. Pemaparan data ini berbentuk

3
Data dari kantor Kecamatan Buntu Batu
Kabupaten Enrekang diambil pada tanggal 1
Oktober 2018
B. HASIL PENELITIAN Musik daerah setempat sudah ada
1. Seni Musik Tradisional Bas di sejak masyarakat itu ada. Jadi, musik daerah
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten setempat bersifat turun-temurun. Biasanya
Enrekang musik daerah setempat terikat oleh bentuk
a. Sederhana atau pola tertentu yang sudah ada sejak zaman
Kesederhanaan musik tradisional leluhur mereka. Berikut hasil wawancara
dapat dilihat dari bentuk, bahan alat musik, terhadap beberapa narasumber mengenai seni
dan cara memainkan. Bentuk alat musik musik bas yang secara turun-temurun
daerah setempat memiliki keunikan tersendiri diwariskan dari generasi ke generasi.
sesuai dengan kondisi geografis setempat. Berdasarkan penuturan dari beberapa
Pemilihan bahan untuk membuat alat musik narasumber dapat diketahui bahwa seni musik
juga sederhana, seperti daun, bambu, kayu, bas di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
dan kerang. Enrekang memiliki karakteristik turun-
Berdasarkan penuturan dari temurun. Seni musik bas telah diajarkan
narasumber dan hasil pengamatan peneliti di secara turun-temurung dan mereka sejak kecil
lapangan dapat diketahui bahwa seni musik sudah mempelajari musik bas baik dari orang
tradisional bas yang ada di Kecamatan Buntu tua ataupun dari guru. Dan mereka juga
Batu Kabupaten Enrekang memiliki mengajarkan seni musik bas kepada anak-
karakteristik sederhana. Dimana musik bas cucu mereka sebagai penerus sehingga musik
terbuat dari bambu yang memiliki bentuk bas tetap eksis sampai kapanpun.
sederhana dan dimainkan dengan cara ditiup d. Jarang Diketahui Penciptanya
dan secara berkelompok. Musik daerah setempat bersifat turun-
b. Kedaerahan temurun, tidak tertulis, dan tidak diketahui
Kedaerahan dalam arti bahwa alat penciptanya secara pasti. Berikut ini hasil
musik beraneka ragam karena kondisi wawancara beberapa narasumber mengenai
geografis yang berbeda-beda. Contohnya, alat latar belakang terciptanya seni musik bas di
musik petik masyarakat Jawa berbeda dengan Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang.
alat musik petik masyarakat Kalimantan, Berdasarkan penuturan dari
Sunda, maupun daerah Sumatera. Gendang narasumber seni musik tradisional bas masuk
daerah Papua berbeda dengan gendang daerah sebagai salah satu karakteristik dari seni
Batak, Jawa, maupun Bali. Berikut hasil musik tradisional yaitu jarang diketahui
wawancara terhadap narasumber mengenai penciptanya. Dimana awal mula keberadaan
seni musik bas yang kersifat kedaerahan. musik bas di Kecamatan Buntu Batu
Berdasarkan hasil wawancara dan Kabupaten Enrekang tidak jelas dan tidak ada
hasil pengamatan peneliti di lapangan dapat bukti tertulis siapa yang pertama kali
diketahui bahwa seni musik bas di Kecamatan menciptakannya. Walaupun masyarakat
Buntu Batu kabupaten Enrekang memiliki Massenrempulu tetap meyakini adanya
karakteristik kedaerahan. Dimana seni musik legenda yang menyatakan hahwa alat musik
bas memiliki bentuk unik yang hanya ada di bas ditemukan oleh seorang pengembala
Kabupaten Enrekang, ukuran dari setiap alat kerbau, yang awalnya membuat alat tiup dari
musik baspun berfariasi mulai dari yang batang merang padi yang dimainkan di atas
paling besar menghasilkan suara bas kerbau sambil menunggui padi di kaki gunung
sedangkan yang paling kecil menghasilkan Bambapuang. Kemudian sang pengembala
suara tenor serta musik bas paling sering kemudian mengganti alat tiup dari batang
dimainkan dengan menggunakan lagu daerah merang itu dengan bambu dan terciptalah
khas Kabupaten Enrekang hal tersebut suling bambu dengan suara yang lebih merdu.
dipengaruhi oleh perbedaan budaya dan Dan ada juga yang mengatakan bahwa musik
geografis masing-masing daerah. bas sudah ada sebelum penjajah masuk di
c. Turun-Temurun Pulau Selawesi Selatan dimana pada saat
penjajahan Manado dan Ambon oleh Belanda,
mereka mengirimkan guru sekolah rakyat ke Dimana salah-satu alasan seni musik
Kabupaten Enrekang khususnya kecamatan tradisional masih dikatakan eksis ketika
Buntu Batu, Baraka, Kalosi dan Malua pada mengalami perkembangan atau kemajuan.
sekitar tahun 1940-an. Pernyataan dari kedua Berikut pendapat beberapa narasumber
narasumber tersebut sesuai dengan beberapa mengenai perubahan seni musik bas:
artikel yang membahas mengenai sejarah seni Berdasarkan keterangan dari
musik tradisiolan bas. narasumber di atas dapat di ketahui bahwa
2. Eksistensi Seni Musik Tradisional Bas seni musik bas di Kecamatan Buntu Batu
di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Kabupaten Enrekang mengalami
Enrekang perkembangan terutama dari segi jenis lagu
Pada bagian ini penulis akan yang dimainkan. Hal tersebut bisa terjadi
menguraikan hasil wawancara dan observasi karena nada, melodi dan irama musik bas
yang telah dilakukan secara langsung di lokasi semakin sempurna sehingga bisa dimainkan
penelitian mengenai keberadaan atau dengan lagu-lagu modern, walaupun alat
eksistensi dari seni musik tradisional bas di musik yang digunakan tetap sama.
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Semua anggota yang penulis
Khususnya di desa Pasui dan Desa Ledan wawancarai dalam kolompok seni musik bas
Dusun Uru. Ada empat indikator yang akan di yang ada di Desa Pasui dan Desa Ledan Dusun
bahas yaitu ada/aktual, perkembangan, Uru yaitu Bapak Hasir, Bapak Rani, Bapak
pencapaian. Badaruddin, Ibu Nur Hidayah, Ibu Juhati, Ibu
a. Ada/aktual Radiyat, Bapak Abdullahi dan Bapak Eka,
Salah satu tolak ukur dari eksistensi mengatakan bahwa alasan mereka bergabung
yaitu ada/aktual, dalam hal ini seni musik bas dalam grup musik bas karena kecintaan
di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten mereka terhadap musik bas, hobi bermain
Enrekang benar-benar nyata wujudnya ada musik, mengisi waktu luang dan keinginan
dalam lingkungan masyarakat sampai saat ini. mereka membangkitkan kembali seni musik
Dari hasil wawancara dapat diketahui bas. Dan menurut mereka musik bas semakin
bahwa seni musik bas masih ada, bertahan dan berkembang dan semakin dikenal luas di
aktif dalam lingkungan masyarakat sampai masyarakat bukan hanya di daerah sendiri
saat ini. Kelompok musik bas yang ada di tetapi juga di luar daerah.
Kecamatan Buntu Batu sudah cukup lama c. Pencapaian
terbentuk dan sudah resmi atau terdaftar di Berikut hasil wawancara terhadap
pemerintahan daerah. Jumlah anggota dari pelatih kelompok musik bas di Desa Pasui dan
kelompok musik bas cukup banyak yaitu 40- Desa Ledan mengenai Pencapaian kelompok
50 orang dan rata-rata sudah berusia paruh musik bas mereka selama ini.
baya dan mereka juga sebagian besar Berdasarkan keterangan dari bapak
berprofesi sebagai petani dan URT. Hal Addas Daud dan Bapak Jumasang S.Pd bahwa
tersebut sesuai dengan hasil pengamatan grup musik Bas di Kecamatan Buntu Batu
peneliti di lapangan dimana anggota dari Kabupaten Enrekang sudah memiliki
kelompok musik bas di Kecamatan Buntu beberapa pencapaian mereka tidak hanya
Batu Khususnya di Desa Pasui dan Desa tampil di daerah sendiri tetapi juga tampil di
Ledan sudah berusia paruh baya dan memang luar daerah dalam acara-acara yang cukup
mereka rutin latihan setiap minggu walaupun penting bahak beberapa kali tampil di televisi
tidak ada pertunjukan, dan mereka akan nasional. Ini membuktikan bahwa seni musik
menambah latihan minimal tiga kali dalam bas di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
seminggu ketika akan ada pertunjukan musik Enrekang masih eksis sampai saat ini.
bas. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi
b. Perkembangan Seni Musik Bas Di Kecamatan Buntu
Tolak ukur eksistensi seni musik Batu Kabupaten Enrekang
tradisional yang lain yaitu perkembangan.
a. Faktor pendorong kerang. Berdasarkan peranannya, biasanya
Berdasarkan dari pernyataan musik daerah setempat terdiri atas alat musik
narasumber dapat diketahui bahwa, faktor melodis dan alat musik ritmis. Karakteristik
pendorong seni musik tradisional bas di tersebut sesuai dengan ciri-ciri seni musik bas
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekangn yang terbuat dari bambu yang dapat
masih eksis yaitu karena kecintaan mereka ditemukan dengan mudah di Kecamatan
terhadap seni musik bas dan komitmen Buntu Batu Kabupaten Enrekang dan
mereka untuk membangkitkan kembali seni mempunyai bentuk yang sangat sederhana.
musik bas dan itu merupakan poin penting Seni musik tradisional bas adalah seni
suatu budaya bisa bertahan. Dan faktor musik tradisional Kabupaten Enrekang yang
lainnya yaitu semakin banyak masyarakat terbuat dari bambu yang dimainkan dengan
yang mengundang mereka dalam acara-acara cara ditiup dan berkelompok, dimana setiap
tertentu. alat musik memiliki nada yang berbeda-beda.
b. Faktor penghambat Dalam kelompok musik bas ada dua
Berdasarkan dari pernyataan komponen utama yang digunakan yaitu, alat
narasumber dapat diketahui bahwa hambatan musik bas itu sendiri dan suling. Akan tetapi
yang dihadapi kelompok seni musik bas di dalam pertunjukan seni musik bas biasanya
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang dilengkapi dengan gendang atau drum yang
yaitu masalah dana khususnya untuk lebih modern.
transportasi mengingat jumlah dari anggota Dalam kelompok musik bas
kelompok seni musik bas yang cukup banyak mempunyai seorang dirigen untuk mengatur
yaitu 40-50 orang, sehingga mereka berharap agar musik selaras dan harmoni, selain itu
ada bantuan dari pemerintah. Dan adapun dirigen juga memegang instrument yang
usaha yang mereka lakukan dalam berfungsi untuk menyamakan ketukan. Dalam
melestarikan seni musik bas yaitu dengan grup musik bas instrument yang bernada
rutin latihan setiap minggu walaupun tidak tinggi biasanya dimainkan oleh para wanita
ada pementasan, berusaha memenuhi semua sedangkan para laki-laki memainkan
undangan yang masuk agar musik bas instrument yang besar atau instrument yang
semakin dikenal luas serta dengan bernada rendah (bas). Nada-nada yang
mengajarkan kepada anak cucu mereka dimainkan bukanlah nada pentatonik namun
sehingga ada generasi penerus. nada diatonik seperti alat musik pada
C. PEMBAHASAN HASIL umumnya.
PENELITIAN Sebelum kelompok musik bas tampil
1. Seni Musik Tradisional Bas di ada beberapa hal yang harus mereka
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten persiapkan yaitu sebagai berikut. Alat musik,
Enrekang yang harus dipersiapkan pertama yaitu alat
Karakteristik seni musik tradisional musik yang merupakan komponen utama
dalam buku yang ditulis oleh Wahyu Purnomo dalam pertunjukan musik bas. Karena harus
dan Fasih Subagyo, sesuai dengan dilihat kondisi dan kelengkapan alat musik bas
karakteristik dari seni musik bas di Kabupaten tersebut dimana jumlah alat musiknya banyak
Enrekang, yaitu sederhana, kedaerahan, turun- dengan ukuran yang berfariasi. Lagu, dalam
temurun dan jarang diketahui penciptanya. pementasan seni musik bas yang harus
a. Sederhana dipersiapkan yaitu lagu yang akan dibawakan
Kesederhanaan musik dapat dilihat dalam pertunjukan. Karena dalam setiap
dari bentuk, bahan alat musik, dan cara pertunjukan biasanya lagu yang dibawakan
memainkan. Bentuk alat musik daerah berbeda-beda tidak hanya lagu daerah
setempat memiliki keunikan tersendiri sesuai Enrekang saja. Dalam beberapa pertunjukan
dengan kondisi geografis setempat. Pemilihan lagu yang dimainkan antara lain, lagu daerah
bahan untuk membuat alat musik juga tempat pertunjukan, lagu pop, lagu rok bahkan
sederhana, seperti daun, bambu, kayu, dan lagu dangdut juga bisa dibawakan sehingga
persiapan lagu harus benar-benar matang. Perbedaan yang lain dari tiap-tiap seni
Latihan, setiap minggu kelompok musik bas musik tradisional yaitu dari fungsi musik
yang ada di Kecamatan Buntu Batu latihan tradisional yang berbeda-beda sesuai dengan
rutin satu sampai dua kali. Tetapi ketika akan budaya masing-masing daerah. Terdapat
ada pertunjukan maka jumlah latihan per empat fungsi musik tradisional bas di
minggu ditambah tiga sampai empat kali Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang
untuk pemantapan lagu. Baju seragam, hal yaitu, sebagai suatu kenikmatan estetis yaitu
selanjutnya yang harus dipersiapkan adalah musik yang dapat dinikmati oleh pencipta dan
baju seragam yang akan digunakan dalam penontonnya, sebagai hiburan bagi
pementasan musik bas. Hal ini dilakukan agar masyarakat khususnya yang menyukai musik
kelompok musik bas terlihat kompak dan rapi. bas, sebagai media ekspresi para anggotanya,
Dan dana, dan hal selanjutnya yang harus sebagai sumbangan pada pelestarian dan
dipersiapkan adalah dana atau pinansial yang stabilitas kebudayaan dan penulis
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan menambahkan fungsi seni musik bas
kelompok musik bas, baik untuk biaya baju berdasarkan hasil wawancara dan observasi
seragam, transportasi, konsumsi dan lain-lain. yaitu sebagai sarana yang dapat memperkuat
Ada berbagai alasan anggota seni hubungan sosial anggotanya serta sebagai
musik bas di Kecamatan Buntu Batu mau sarana bertukar informasi. Bentuk penyajian
bergabung dalam kelompok seni musik bas, seni musik bas yaitu dalam bentuk instrument
mulai dari karena kecintaan mereka terhadap dimana seni musik bas mengeluarkan bunyi
seni musik bas, hobi bermain musik, dan dari alat musik yang terbuat dari bambu dan
menjadikan kelompok musik bas sebagai dimainkan dengan cara ditiup.
ajang silaturrahmi serta keinginan mereka Dan dari segi jenis musik tradisional
untuk membangkitkan kembali seni musik bas dibedakan menjadi dua jenis yaitu musik
sehingga bisa lebih maju dan semakin dikenal rakyat dan musik kerajaan. Musik bas
luas oleh masyarakat. Menurut peneliti hal termasuk jenis musik rakyat yang lahir dari
tersebut merupakan modal awal suatu budaya masyarakat pedesaan dan hidup serta
bisa bertahan ditengah modernisasi, dan berkembang di tengah-tengah rakyat biasa.
sebagai generasi muda kita harus belajar dari Musik bas merupakan musik rakyat yang
mereka yang mempunyai kecintaan yang memiliki teknik dan bentuk yang sederhana
besar terhadap budaya bangsa dalam hal ini serta diwariskan secara turun temurun. Dalam
seni musik tradisional bas. permainan musik bas, anggotanya juga
b. Kedaerahan berlatih bekerja sama dengan anggota yang
Alat musik tradisional di Indonesia memainkan alat musik bas dengan nada
beraneka ragam karena kondisi geografis yang berbeda untuk menghasikan musik yang indah
berbeda-beda. Di Indonesia sendiri ada dan harmonis. Dengan kata lain, musik bas
beberapa alat musik yang terbuat dari bambu memiliki unsur pendidikan, yaitu sebagai
seperti angklung dari Jawa Barat, angklung media yang dapat membangun karakter para
dan musik bas sama-sama terbuat dari bambu pemainnya. Permainan musik bas mampu
dan dimainkan secara berkelompok tetapi menumbuhkan nilai-nilai positif, seperti
memiliki perbedaan dari segi bentuk dan cara kecermatan, kepekaan, kerja sama disiplin,
memainkannya. Angklung dimainkan dengan dan tanggung jawab. Dari sini dapat
cara digoyang-goyangkan dan seni musik bas disampaikan bahwa permainan musik bas
dimainkan denga cara ditiup sedangkan lagu memiliki peranan sebagai musik pendidikan
yang dimainkanpun berbeda semua dan persahabatan.
disesuaikan dengan budaya masyarakat c. Turun-temurun
setempat dan hal tersebut bisa saja Musik daerah setempat sudah ada
dipengaruhi oleh kondisi geografis masing- sejak masyarakat itu ada. Jadi, musik daerah
masing daerah. setempat bersifat turun-temurun. Biasanya
musik daerah setempat terikat oleh bentuk
atau pola tertentu yang sudah ada sejak zaman karena tidak adanya bukti tertulis yang dapat
leluhur mereka. Sama halnya dengan musik menguatkan keyakinan tersebut.
bas yang diwariskan secara turun-temurun Keragaman suku bangsa di Indonesia
yang konon telah ada sebelum penjajahan menjadikan Indonesia kaya akan seni musik
Belanda. Dan musik bas tetap tradisional. Musik-musik tradisional tersebut
mempertahankan bentuk aslinya walaupun bahkan sudah berakar sejak masa prasejarah.
sudah diakulturasikan dengan seni musik Musik-musik tradisional Indonesia
modern, tetapi tidak menghilangkan nilai mengalami berbagai tahap perkembangan
tradisional yang di dalamnya. seperti saat ini. Sama halnya dengan musik
Sebagaimana pengertian musik tradisional bas yang ada di Kecamatan Buntu
tradisional dalam buku yang ditulis oleh Batu Kabupaten Enrekang yang juga
Supriyantiningtyas & joko triyono adalah mengalami perkembangan yang dipengaruhi
jenis musik yang inspirasi penciptaannya oleh keberadaan kerajaan di Kabupaten
berasal dari budaya dan adat istiadat Enrekang dan penjajahan oleh Belanda
masyarakat daerah tertentu, musik tradisional khususnya di Sulawesi Selatan.
juga diwariskan turun temurun. Pengertiang Latar belakang sejarah musik bas di
tersebut sesuai dengan arti dari seni musik Kabupten Enrekang yaitu ada pada zaman
tradisioanal bas, yaitu salah satu musik kerajaan Massenrenpulu (Maspul) yang
tradisional yang berasal dari budaya dan adat berada di kekuasaan Raja Matindo Duri
istiadat masyarakat Kecamatan Buntu Batu dimana pada zaman ini masyarakat di tanah
Kabupaten Enrekang yang diwariskan secara duri sudah mempunyai berbagai jenis alat
turun-temurun dari generasi ke generasi. musik tradisional seperti Bagao, Capunde,
Dan dari hasil wawancara yang Bara Baru’tun dan Gendang kabo’bonga.
penulis lakukan seni musik bas di Kecamatan Dalam legenda rakyat Massenrengpulu alat
Buntu Batu Kabupaten Enrekang memang musik bas konon ditemukan oleh seorang
diwariskan secara turun-temurung. Mereka pengembala kerbau, awalnya ia membuat alat
belajar dari orang tua dan guru mereka sejak tiup dari batang merang padi yang dimainkan
kecil dan kemudian kembali memankan musik di atas kerbau sambil menunggui padi di kaki
bas sekarang setelah beberapa dari mereka Gunung Bambapuang. Sang pengembala
pensiun. Dan mereka kembali kemudian mengganti alat tiup dari batang
mengajarkannya kepada anak cucu mereka merang itu dengan bambu dan terciptalah
yaitu di SD 89 Uru agar ada generasi penerus. suling bambu dengan suara yang lebih merdu
Dan Grup musik bas yang ada di Desa Pasui dari suara yang ditimbulkan batang merang
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang padi. Ada juga yang mengatakan bahwa
awalnya grup yang beranggotakan anak-anak sejarah musik bas di Kabupaten Enrekang
akan tetapi setelah mereka sibuk bersekolah berawal sebelum penjajah masuk di Pulau
sehingga dilanjutkan aleh anggota sekarang Sulawesi Selatan. Belanda kemudian
yang rata-rata sudah berusia lanjut. mengirim guru-guru yang berasal dari
d. Jarang Diketahui Penciptanya Manado dan Ambon yang diutus sebagai guru
Musik daerah setempat bersifat turun- sekolah rakyat yang berada di kecamatan
temurun, tidak tertulis, dan tidak diketahui Pasui, Baraka, Kalosi dan Malua pada sekitar
penciptanya secara pasti. Telah dijelaskan di 1940-an.
atas bahwa sejarah awal mula musik bas ada Tidak ada bukti tertulis yang
di Kabupaten Enrekang tidak begitu jelas membuktikan kebenaran dari pernyataan
kapan dan siapa yang pertama kali tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa seni
menciptakan musik bas, ada beberapa cerita musik bas di Kecamatan Buntu Batu
yang diyakini oleh masyarakat sebagai awal Kabupaten Enrekan belum jelas siapa yang
mula masuknya musik bas di Kecamatan pertama kali mencipatakannya.
Buntu Batu Kabupaten Enrekang tetapi hal
tersebut tidak bisa dibuktikan dengan pasti
2. Eksistensi Seni Musik Tradisional Bas segi spesifikasi alat yaitu dari bahan yang
di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten alami menjadi bahan hasil industri, jumlah
Enrekang pemain yaitu dari sedikit menjadi kelompok,
Ada tiga tolak ukur seni musik komposisi musik yaitu dari yang sederhana
tradisional bas bisa dikatakan masih eksis dan alami menjadi bentuk yang kompleks dan
yaitu ada/aktual, perkembangan dan dipengaruh musik-musik yang lain dan bentuk
pencapaian. Berikut penjelasannya. perubahan yang lain yaitu media penyebaran
a. Ada/Aktual musik yaitu dari pertunjukan sederhana
Seni musik tradisional bas di menjadi pertunjukan besar yang berkembang
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang dalam lingkup internasional. Adapun bentuk
masih ada dan eksis sampai saat ini. perubahan dari mesik tradisional bas yaitu:
Dibuktikan dengan masih bertahannya 1) Spesifikasi alat, seni musik bas tetap
kelompok musik bas di Desa Pasui dan Desa mempertahankan bambu sebagai
Ledan Kecamatan Buntu Batu setelah komponen utama dari alat musik bas
bertahun-tahun terbentuk. Semakin banyak tetapi alat musik gendang sebagai
masyarakat yang tertarik dengan musik bas pelengkap dari seni musik bas digantikan
dan mengundang musik bas sebagai hiburan dengan alat musik drum yang lebih
dalam acara-acara atau kegiatan-kegiatan modern.
tertentu, seperti pesta pernikahan, pesta ulang 2) Komposisi, jika dulu nada yang bisa
tahun daerah, pesta rakyat, pagelaran budaya dimainkan dalam pertunjukan musik bas
dll. masih sangat sedikit dan sederhana tetapi
Grup musik bas yang ada di Desa dengan perkembangan zaman nada yang
Pasui diberi nama “Grup Musik Bambu Irama dimainkan semakin sempurna tidak hanya
Qolbu” yang beranggotakan 41 orang ,11 bagus dimainkan ketika nada rendah
orang perempuan dan 30 orang laki-laki. Grup tetapi nada tinggi juga semakin bagus dan
ini sudah terbentuk sejak tahun 2007 sampai sempurna. Jenis lagu yang dimainkanpun
sekarang dan resmi pada tahun 2010 dan semakin beragam bukan hanya lagu
mereka rutin latihan dua kali dalam seminggu daerah dan lagu nasional tetapi juga lagu
yatu pada hari senin malam dan selasa malam. pop, lagu rok dan lagu dangdut
Sedangkan grup musik bas di Desa Ledan 3) Media penyebaran musik, musik
Dusun Uru bernama “Grup Musik Bambu tradisional bas dulu hanya ditampilkan
Bunga Durian Uru” yang beranggotakan 40 didaerah Enrekang saja tetapi sekarang
orang, 15 orang perempuan dan 25 orang laki- musik bas dikenal semakin luas dan sering
laki. Grup ini sudah terbentuk dan resmi sejak tampil di luar daerah.
tahun 2009 sampai sekarang dan mereka rutin c. Pencapaian
lathan satu kali dalam seminggu yaitu pada Salah satu tolak ukur seni musik
hari selasa malam. dianggap masih eksis yatu dari segi
b. Perkembangan pencapaiannya, dan selain kelompok seni
Masyarakat selalu antusias dalam musik bas di Kecamatan Buntu Batu sering
menyaksikan penampilan dari grup musik bas. tampil di daerah sendiri mereka juga beberapa
dan musik bas semakin menunjukkan kali tampil di Luar Daerah khususnya grup
kemajuan yang positif serta seni musik bas seni musik bas di Desa pasui dan Desa Ledan
sudah dapat bersaing dengan musik-musik hal tersebut merupakan pencapaian yang telah
modern, bahkan sekarang ini musik mereka raih.
tradisional bas diakulturasikan dengan musik 1) Grup musik bas Desa Pasui Kecamatan
modern tanpa menghilangkan nilai-nilai Buntu Batu
tradisional yang ada di dalamnya. Dalam buku a) Luwu Utara, dalam acara pesta
yang ditulis oleh Harry Sulastianto,dkk pernikahan.
mengatakan bahwa ada beberapa jenis bentuk
perubahan dari musik tradisional seperti, dari
b) Luwu Timur, dalam acara syukuran pencapaian buktinya mereka sering tampil di
kemenangan salah satu pemerintah daerah daerah sendiri dan beberapa kali tampil di luar
disana. daerah.
c) Pare-pare, dalam acara hari KORPRI 3. Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi
d) Pinrang, dalam acara pernikahan dan Seni Musi Bas di Kecamatan Buntu
acara syukuran atas hasil laut yang Batu Kabupaten Enrekang
melimpah. Ada dua jenis faktor yang
e) Sulawesi Barat, dalam acara pesta panen. mempengaruhi eksistensi suatau kebudayaan
f) Mamuju, dalam acara pernikahan dan yaitu faktor pendorong yang dibagi menjadi
acara pesta panen ikan hasil tambak. dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal,
g) Makassar, Grub musik bas di Desa Pasui dan faktor penghambat eksistensi budaya.
pernah tampil di Makassar dalam acara Sedangkan seni musik bas berdasarkan hasil
pernikahan dan acara kebudayaan. wawancara dan observasi eksistensinya
h) Enrekang, selain sering tampil di acara dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.
pernikahan, pesta rakyat dan Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi
penyambutan pemerintah disana, grub eksistensi seni musik bas di Kecamatan Buntu
musik bas di Desa Pasui juga pernah Batu Kabupaten Enrekang:
tampil dalam penyambutan panglima TNI a. Faktor pendorang
di Kabere Kabupaten Enrekang. 1) Adanya niat dari dalam diri untuk
i) Pernah tampil dalam televisi Nasional membudayakan dan melestarikan Kesenian
yaitu di TVONE dan Trans 7. musik bas.
2) Grup musik bas Desa Ledan Kecamatan 2) Tumbuhnya rasa cinta dalam diri terhadap
Buntu Batu seni musik bas,
1) Makassar dalam acara karnaval ulang 3) Faktor yang ketiga yaitu adanya semangat
tahun Sulawesi Selatan untuk membengkitkan kembali seni musik
2) Sidrap da Pinrang dalam acara pengenalan tradisional bas agar tetap eksis.
budaya 4) Adapun faktor eksternal yang mendorong
3) Kabupaten Enrekang dalam acara festifal eksistensi seni musik bas yaitu semakin
budaya Massenrempulu banyak masyarakat yang memilih
4) Dan pernah tampil dalam salah satu berita mengundang atau menampilkan seni musik
di televisi nasional yaitu di MNCTV. bas dalam acara-acara seperti pesta
Berdasarkan penjelasan di atas dapat pernikahan dibandingkan menampilkan musik
disimpulkan bahwa seni musik bas di modern. Hal tersebut secara tidak langsung
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang semakin mendorong eksistensi seni musik bas
masih eksis sampai sekarang. Berdasarkan di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
pengertian eksistensi yaitu Pertama, eksistensi Enrekang.
adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah b. Faktor Penghambat
apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, 1) Kurangnya minat generasi muda terhadap seni
eksistensi adalah segala sesuatu yang musik bas,
mengalami perkembangan atau kemunduran. 2) Peran pemerintah masih kurang.
Keempat, eksistensi adalah pencapaian. Kelompok seni musik bas yang ada di
Pengertian eksistensi tersebut sesuai dengan Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang
kondisi seni musik bas di Kecamatan Buntu semuanya sudah resmi atau terdaftar di
Batu Kabupaten Enrekang saat ini, dimana pemerintahan daerah setelah struktur
seni musik bas masih ada di tengah-tengah organisasinya lengkap, bahkan seni musik bas
masyarakat, seni musik bas benar-benar nyata masuk sebagai salah satu inovasi Desa. Hal
dan masih diminati oleh masyarakat, dan seni tersebut seharusnya dapat mempermudah
musik bas mengalami kemajuan dimana kelompok seni musik bas untuk mendapatkan
semakin dikenal luas oleh masyarakat serta bantuan dari pemerintah.. Memang kelompok
seni musik bas sudah memiliki beberapa seni musik bas yang ada di Kecamatan Buntu
Batu Kabupaten Enrekan pernah mendapatkan membangkitkan kembali dan
bantuan dari pemerintah desa tetapi bantuan memperkenalkan musik bas lebih luas lagi
tersebut belum bisa memenuhi semua bahkan sampai ke luar Negeri. Adapun
kebutuhan kelompok seni musik bas di faktor penghambat eksisitensi seni musik
Kecamatan Buntu Batu. bas yaitu bantuan pemerintah masih tidak
KESIMPULAN cukup untuk memenuhi kebutuhan
Dari keseluruhan hasil uraian yang kelompok musik bas terutama dari segi
telah dikemukakan berupa hasil penelitian dan transportasi serta masih kurang minat
pembahasan yang diperoleh dari lapangan generasi muda terhadap seni musik bas di
maka penulis dapat menarik kesimpulan Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
sebagai berikut: Enrekang.
1. Seni musik tradisional bas di Kecamatan DAFTAR PUSTAKA
Buntu Batu Kabupaten Enrekang Dinar Dwi Cahya.2013. Artikel.
memiliki empat karakteristik seni musik Penghambat Dan Pendorong Kebudayaan. Di
tradisional yaitu sederhana dilihat dari akses dari
bentuk dan bahan yang digunakan, http://dinardc.blogspot.com/2013/03/pengha
kedaerahan dilihat dari bentuk, cara mbat-dan-pendorong-kebudayaan.html. Pada
memainkannya dan jenis musik yang tanggal 13 september 2018 Pada pukul 0.24.
dimainkan, turun-temurun dilihat dari
Eddi Siregar.2012.Undang-Undang
pola pewarisan seni musik bas dari
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
generasi ke generasi dan jarang diketahui
1945. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI
penciptanya dalam hal ini tidak ada bukti
yang kuat mengenai asal muasal siapa Enrekang Under Sosial Budaya dan
yang pertamakali menciptakan seni musik Pariwisat. 2007. Artikel musik bambu
bas. Enrekang ditampilkan kembali. Di akses dari
2. Seni musik tradisional bas di Kecamatan https://massenrengpulu. wordpress.com
Buntu Batu Kabupaten Enrekang masih /2007/04/22/ musik-bambu-enrekang-
eksis sampai sekarang sesuai dengan tolak ditampilkan-kembali-thn-2006/. Di akses
ukur eksistensi seni musik yaitu pada tanggal 03 maret 2018 pukul 20.32 Wita
ada/aktual, perkembangan dan Eko Purnomo, dkk/et.all. 2014. Seni
pencapaian. Tolak ukur eksistensi tersebut Budaya. Cetakan ke-1. Jakarta: Kementrian
sesuai dengan kondisi seni musik bas di Pendidikan dan Kebudayaan
Kecamatan Buntu Batu Kabupaten
Enrekang saat ini, dimana seni musik bas Harry Sulastianto,dkk. 2008. seni
masih ada di tengah-tengah masyarakat, budaya. Bandung: Grafindo Media Pratama.
seni musik bas benar-benar nyata dan Ibrana. 2014. Artikel pengertian
masih diminati oleh masyarakat, dan seni eksisitensi, di akses dari
musik bas mengalami kemajuan dimana http://digilib.unila.ac.id /4230/14/
semakin dikenal luas oleh masyarakat BAB%20II.pdf. Di akses pada tanggal 03
serta seni musik bas sudah memiliki maret 2018 pukul 20.04 WITA
beberapa pencapaian buktinya mereka
sering tampil di daerah sendiri dan Imam Gunawan.2014. Metode
beberapa kali tampil di luar daerah. Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.
3. Faktor yang mempengaruhi eksistensi Cetakan ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.
seni musik bas di Kecamatan Buntu Batu Irawan zulhidayat & A
Kabupaten Enrekang dibagi menjadi dua Ruhimat.2013.Gerbang Kreatifitas (Jagat
yaitu faktor pendorang eksisitensi musik Musik). Cetakan ke-1. Jakarta:Bumi aksara
bas, adanya rasa cinta dari anggota
kelompok musik bas terhadap seni musik Juliansyah Noor. 2011. Metode
bas serta keinginan dan semangat untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Cetakan ke-1. Jakarta: Kencana.
Mahraini Chairunnisa.2016.
Eksistensi Petani Makassar Di Kelurahan
Noling Kecamatan Bua Ponrang Kabupaten
Luwu. Skripsi: Universitas Negeri Makassar
Moh. Muttaqin & Kustap. 2008. Seni
Musik Klasik Jilid 1 untuk SMK. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Muhammad Idrus. 2009. Metodologi
Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif. Edisi kedua. Yogyakarta:
Erlangga.
Muri Yusuf. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
Rachmat Suhernawan & Rizal Ardhya
Nugraha. 2010. Seni Rupa. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Kementerian Pendidikan
Nasional.
Supriyantiningtyas & joko triyono.
2010. seni musik. Jakarta: Pesat perbukuan
kementerian perbukuan nasional.
Tempo.co.2017. Artikel alat musik
bambu Pasui khas Enrekang. Di akses dari
https://video.tempo.co/read/5581/alat-musik-
bambu-pasui-khas-masyaraka t-enrekang. Di
akses pada tanggal 03 Maret 2018 pukul 20.32
Wita
Wahyu Purnomo & Fasih Subagyo.
2010. Terampil Bermusik. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Kementerian Pendidikan
Nasional.
Zackaria Soetedjo, dkk/et.all. 2016.
Seni budaya. Jakarta: pusat kurikulum dan
perbukuan, Balimbang, Kembdikbud.

Anda mungkin juga menyukai