Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik merupakan ekspresi jiwa manusia yang di sajikan dalam bentuk alunan

nada dan suara, hal ini dipertegas oleh Prier (1991) bahwa musik merupakan

curahan kekuatan, tenaga, penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu

rentetan suara (melodi) yang berirama. Musik sebagai bahasa emosi-emosi yang

tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan

pemahaman. Sebagai bahasa, musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan

retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda (Machlis. 1963).

Maka dapat disimpulkan bahwa musik merupakan seni yang ditimbulkan oleh gerak

perasaan manusia untuk diubah menjadi bunyi yang keluar dari jiwa komposer, dan

diperlukan kemampuan jiwa dan perasaan dari setiap orang untuk memahami apa

yang diungkapkan dalam musik tersebut.

Di Indonesia sendiri yang terkenal adalah jenis-jenis musik tradisionalnya.

Unsur kebudayaan di Indonesia tidak lepas dari musik yang dimiliki dari setiap

daerah di Indonesia yang mengusung musik tradisional. Musik tradisional adalah

musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun (Mariani, Enggar. 2013).

musik tradisional di Indonesia memiliki karakeristik dan kegunaan yang sangat

beragam di setiap daerahnya. kegunaan musik ini mulai dari acara adat, pernikahan,
hiburan, keagamaan dan penyambutan (Wiflihani. 2016) . Beragam kegunaan musik

tradisional ini dikarenakan musik adalah produk manusia yang diyakini sebagai

salah satu elemen yang kuat dalam kebudayaan yang menyangkut dengan

kebiasaan-kebiasaan pendahulunya.

Musik tradisional yang berkembang di daerah Flores Timur antara lain musik

Pop daerah, Dolo-dolo, dan musik perkusi yang umumnya mengiringi tarian seperti

tarian hedung dan sole oha. Genre dolo-dolo adalah genre musik yang diadopsi dari

ritmik tarian dolo-dolo dan berkembang pada tahun 1950 dalam bentuk sajian

perkusi gendang (R.Boss, paula. 2006). Saat ini musik dolo-dolo telah berkembang

dengan format ansambel dengan instrument biola, gitar, okulele dan gendang.

Perkembangan musik dolo-dolo ini merupakan ungkapan jiwa estetis masyarakat

flores timur yang didasari kesadaran bahwa kesenian dolo-dolo merupakan

ungkapan rasa syukur masyarakat atas berkat yang sudah dianugerahkan, sehingga

penambahan instrument ini menambah “kemeriahan” atas rasa syukur itu. Ditengah

kemelut perindustrian musik, masyarakat flores timur tidak melupakan kesenian

musik dolo-dolo yang kini sudah mendarah daging, hal ini dibuktikan dengan

pementasan kesenian dolo-dolo di setiap acara-acara besar seperti acara adat,

pernikahan, penyambutan bahkan acara keagamaan.

Di desa Waibalun kecamatan larantuka kabupaten flores timur, sajian musik

dolo-dolo di mainkan dalam tarian yang disebut tarian muro ae/ tarian seleng. Tarian

Muro ae masuk dalam ritual khusus perkawinan yaitu antar dan jemput pengantin

untuk masuk ke dalam kamar pengantin. Dalam tarian ini musik dolo-dolo disajikan

dalam bentuk ansambel biola, gitar, okulele dan gendang dengan membawakan lagu
lui e. Lirik dalam lagu lui e ini dinyanyikan dalam bentuk pantun yang mengandung

arti Nasehat-naehat untuk pengantin. Grup musik jongkudi merupakan perkumpulan

musik yang mengiringi tarian muro ae di desa Waibalun yang dibentuk pada tahun

2017. Pembentukan grup musik ini diprakasai oleh masyarakat yang sebelumnya

selalu mengundang grup musik di luar desa Waibalun.

Masih sangat eksisnya musik dolo-dolo di flores timur khususnya di desa

waibalun merupakan fenomena yang unik, dimana bila ditinjau kembali ada banyak

alternatif musik lain yang berkembang di waibalun saat ini. Masuk nya musik

remix dan musik pop merupakan salah satu musik yang paling banyak digemari

terlebih bagi kaum muda di desa waibalun namun masyarakat masih memilih musik

dolo-dolo sebagai musik pengiring pernikahan bagi kedua mempelai pengantin

dalam ritual khusus yang sakral ini mengingat di kota-kota besar masyarakat lebih

memilih musik dangdut dan musik pop sebagai pengiring mempelai pengantin untuk

mengiringi acara sacral ini.

Atas dasar uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganalisia dan

mengetahui lebih dalam mengenai “bentuk penyajian dan fungsi musik dolo-dolo

dalam lagu lui e di waibalun, nusa tenggara-timur”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana bentuk penyajian lui e di waibalun, nusa tenggara timur?

1.2.2 Apakah fungsi music dolo-dolo dalam lagu lui e di waibalun, nusa tenggara

timur?
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.1.1 Memperkenalkan pada khalayak luas khususnya bagi kaum muda mengenai

genre music dolo-dolo.

1.3.1.2 Meningkatkan kecintaan masyarakat waibalun terhadap music daerahnya

sebagai salah satu kesenian daerah yang patut dipertahankan kelestarianya di

tengah era globalisasi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mendeskripsikan bentuk penyajian music dolo-dolo dalam lagu lui e di

waibalun, Nusa Tenggara Timur.

Mengetahui Fungsi Musik dolo-dolo dalam lagu lui e di waibalun, Nusa

Tenggara Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.2 Sebagai sumber Ilmu Pengetahuan dan penambahan pustaka bagi penelitian di

bidang musik tradisional Dolo-dolo terutama Lagu Lui e dan menambah

wawasan tentang kesenian tradisonal musik Dolo-dolo dalam meningkatkan

wawasan mahasiswa seni music, khususnya bagi Mahasiswa Seni Musik

Universitas Negeri Surabaya.

1.4.3 Manfaat Praktis

1.4.4 Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang Bentuk penyajian

dan fungsi music dolo-dolo di kalangan masyarakat waibalun


1.4.5 Bagi Program studi seni Musik Unesa

Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran mengenai music dolo-

dolo.

1.4.6 Bagi Penelitian selanjutnya.

Dapat menjadi tambahan pustaka dan acuan yang relevan bagi penelitian

mengenai music dolo-dolo.


Bab 2

2.1. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

2.1.1. penelitian I – Christiana Budianti (2015)

Penelitian dengan Judul “Bentuk dan fungsi pertunjukan musik religi grup dezed

bersaudara pada masyarakat muslim desa ngembal rejo kecamatan bae kabupaten

kudus” ini mengangkat permasalahan mengenai bagaimana bentuk dan fungsi

pertunjukan music grup religi grup Dezed bersaudara pada masyaraka Muslim Desa

Ngembal rejo kecamatan Bae kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif deskriptif dengan teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Adapun

hasil dari penelitian ini adalah bentuk music religi Grup Dezed bersaudara adalah

Kuartet yaitu dengan 2 orang penyanyi dan 2 pemain merangkap baking vokal. Grup

Dezed Bersaudara hanya menggunakan 2 alat musik yaitu keyboard dan gitar didukung

oleh Dipo sound system dan Fungsi dari music religi grup Dezed bersaudara adalah

sebagai hiburan dan obat hati masyarakat Muslim Desa Ngembal Rejo.

2.1.2. Penelitian II- Yohanes Ruswanto, Juanita Theresia Adimurti (2017)

Penelitian ini mengangkat Judul “Inkulturasi Musik Gereja dengan cara

percobaan aransemen Dolo-dolo pendampingan Ordinarium massal” yang disusun oleh

Mateus Weurin untuk kuintet musik tiup kayu. Model penelitian ini adalah studi pustaka

yang disusun oleh Yohanes Ruswanto dan Juanita Theresia Adimurti. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah Dolo-Dolo seni, dan alat musik tiup kayu menciptakan ide musik
yang diwujudkan dalam eksperimen tata cara pengaturan musik, terutama di “ Tuhan

Kasihanilah Kami ". Karakter ritmis yang menjadi ciri khas musik tradisional Flores

terletak pada pola titik-titik seperenam belas, sang pengarang diekspresikan dalam

berbagai suara dan karakter dari alat musik tiup kayu.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terkini dan penelitian terdahulu adalah

sebagai berikut:

2.1.3 Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu

2.1.3.1 dalam penelitian pertama dengan penelitian ini yaitu sama sama

membahas Bentuk penyajian dan Fungsi Musik.

2.1.3.2 Dalam penelitian kedua dengan penelitian ini yaitu sama sama

membahas mengenai Musik dolo-dolo.

2.1.4 Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu

2.1.4.1 Perbedaan dengan penelitian yang pertama yaitu pada pokok

pembahasan, yaitu penelitian ini membahas bentuk dan fungsi music

tradisional sedangkan penelitian terdahulu adalah mengenai musik religi atau

keagamaan.

2.Perbedaan dengan penelitian yang kedua yaitu membahas mengenai inkulturasi

musik gereja dengan menggunakan musik dolo-dolo, sedangkan penelitian ini

membahas mengenai bentuk dan fungsi music dolo-dolo dalam masyarakat di desa

waibalun.
2.2. Bentuk Penyajian

2.2.1 Pengertian Bentuk Penyajian

Kata Bentuk Penyajian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia melalui Setiawan

(KBBI Online, 2019) diartikan sebagai wujud, susunan, gambaran dalam menampilkan

suatu pertunjukan. Penyajian sebuah musik terkait erat dengan beberapa aspek musikal

yang dapat diketahui, bagai mana musik itu disajikan dan bagaimana konteks atau

suasana pementasan musik tersebut. Aspek dalam pertunjukan akan mempermudah

untuk mengetahui konsep penggunaan dan fungsi serta hubungannya dengan aspek-

aspek lain sebagai pendukung musik dalam penyajiannya. (Mariani, Enggar. 2013)

2.2.2 Bentuk Penyajian Musik

Penyajian musik atau pertunjukkan adalah ekspresi tubuh, atau bisa dikatakan

ekpresi dengan tubuh dalam menyanyi, bermain instrumen, menari, dan lain-lain. Jadi

bentuk penyajian musik merupakan suatu penampilan yang ditunjukan dihadapan

penonton melalui tata cara yang telah ditentukan (Binantoro .2014).

Murtiono (2007:26) menjelaskan bahwa bentuk penyajian music dibedakan menjadi 3

yaitu;

2.2.2.1 Pertunjukan Musik Vokal


Pertunjukan music vokal dapat dilakukan oleh seorang, berdua dan

berkelompok. Sebutan untuk penyanyi tunggal adalah solo. Sebutan untuk penyanyi 2

orang adalah duet. Sebutan untuk penyanyi 3 orang adalah trio. Sebutan untuk penyanyi

4 orang adalah quartet sedangkan untuk penyanyi 5 orang adalah quintet. Adapun jika

penyanyi lebih dari 3 orang disebut Vokal grup sedangkan jika penyanyi melebihi 20

orang disebut paduan suara.

2.2.2.2 Pertunjukan music Instrumen

Pertunjukan music dengan alat music disebut music instrument. Jenis-jenis

instrument music sangat bervariasi berdasarkan warna suara maupun dalam bentuknya.

Musikus barat umumnya menggolongkan instrument music menjadi 6 kelompok yaitu;

2.2.2.2.1 Kelompok String (Violin, Gitar)

2.2.2.2.2 Kelompok tiup kayu ( flute, clarinet)

2.2.2.2.3 Kelompok tiup logam (Terompet, saxophone, trombhone)

2.2.2.2.4 Kelompok perkusi ( bass drum, cymbal)

2.2.2.2.5 Kelompok keyboard ( piano, organ)

2.2.2.2.6 Kelompok elektronik (synthesizer)

2.2.2.3 Pertunjukan music vokal dengan alat music


Dalam pertunjukan music vokal dengan alat music, ada yang menggunakan alat

music modern saja, ada yang menggukanan alat music tradisional saja da nada juga

yang menggabungkan alat music tradisional dan alat music modern.

Adapun bentuk penyajian instrument musik yang dimainkan secara

berkelompok seperti yang dijelaskan oleh Binantoro (2014) berikut ini:

2.2.2.3.1 Duet Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh dua

pemain

musik yang bermain secara bersama.

2.2.2.3.2 Trio Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh satu

grup yang terdiri dari tiga pemain musik yang bermain

secara bersama.

2.2.2.3.3 Kuartet Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh satu

grup yang terdiri dari empat pemain musik yang bermain

secara bersama.

2.2.2.3.4 Kuintet Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh satu

grup yang terdiri dari lima pemain musik yang bermain

secara bersama.

2.2.2.3.5 Sextet Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh satu

grup yang terdiri dari enam pemain musik yang bermain

secara bersama
2.2.2.3.6 Septet Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh satu

grup yang terdiri dari tujuh pemiain musik yang bermain

secara bersama.

2.2.2.3.7 Oktet Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh satu

grup yang terdiri dari delapa pemain musik yang bermain

secara bersama

2.2.2.3.8 Nonet Bentuk penyajian musik yang dibawakan oleh satu

grup yang terdiri darisembilan pemain musik yang bermain

secara bersama.

2.2.2.3.9 Bentuk Penyajian Musik Ansembel

Selain bentuk penyajian musik seperti diatas, terdapat pula bentuk penyajian

musik lainnya yaitu ansambel. Ansambel diambil dari bahasa Perancis yang memiliki

maksud yang sama dengan “band” (Laksanadjaja. 1977) Ensemble dapat diartikan

sebagai orang yang mengiringi, pengikut, pengiring. Dengan dasar kata itu ansambel

musik dapat diartikan sebagai sebuah sajian musik yang dilakukan secara bersama-sama

dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai jenis alat musik serta

memainkan lagu-lagu dengan aransemen sederhana (Sulistiyo. 2017). Terdapat dua

jenis ansambel musik, yaitu ansambel sejenis dan ansambel campuran (Munawar.

2010). Dalam ansambel musik sejenis terdiri dari alat musik dalam jumlah banyak.

Biasanya ansambel musik sejenis langsung disebutkan alat musiknya, misalnya

ansambel musik recorder yaitu ansambel musik yang terdiri dari beberapa recorder yang
memainkan sebuah komposisi musik secara bersamasama. Begitu pula ansambel musik

gitar, ansambel musik pianika, ansambel musik alat musik ritmis, dan ansambel musik

biola. Ansambel musik campuran menggunakan alat musik melodis dan alat musik

ritmis yang dimainkan secara bersama-sama. Ansambel musik campuran juga dapat

menggunakan alat melodis dengan alat musik berbeda (Sulistyo .2017).

2.2.2.3.10 Bentuk Penyajian Musik Orchestra

Arabi (2017) menambahkan bentuk musik Orchestra, yaitu gabungan sejumlah

besar pemain musik. Maksudnya gabungan berbagai macam instrumen musik dalam

satu kelompok besar yang dimainkan secara bersama-sama. Pemain biasanya

memainkan musik klasik. Orkestra yang besar disebut sebagai "orkestra simfoni".

Orkestra simfoni memiliki sekitar 100 pemain, sementara orkestra yang kecil hanya

memiliki 30 atau 40 pemain. Jumlah pemain musik bergantung pada musik yang

mereka mainkan dan besarnya tempat mereka bermain. (Ghozali. 2021)

2.4 Musik Tradisional

2..4.1 Musik

Secara linguistik Musik berasal dari bahasa Yunani yaitu Muse yang diambil

dari nama dewa dalam mitologi Yunani kuno “Mousike” yakni yang memimpin seni
dan ilmu (wisnawa.2020) Sedangkan Musik menurut setiawan (KBBI Online 2019)

diartikan sebagai Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan

hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan

dan kesinambungan; Music dapat diartikan sebagai nada atau suara yang disusun

sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang

menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi itu) .sedangkan menurut Bahari dalam

khoryah dan sinaga (2017) Musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi

ritmik dari nada–nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi dan

harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek

emosional . Kemudian Jamalus (1988: 1), mengatakan: “Musik adalah suatu hasil karya

seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni,

bentuk/struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan”. Pendapat ahli diatas sama

dengan yang diungkapkan Rachmawati (2005: 16), bahwa unsur musik terdiri dari tiga

macam yaitu: irama, melodi dan harmoni. Irama Menurut Prier (2004: 40), adalah suatu

ketertiban terhadap gerakan melodi dan harmoni atau suatu ketertiban terhadap tinggi

rendahnya nada. Melodi adalah naik turunnya nilai nada. Suatu musik disebut utuh jika

melodi berpadu dengan irama, tempo, dan bentuk-bentuk lain dalam musik

(Rachmawati, 2005: 17). Harmoni diambil dari bahasa belanda yaitu Harmonie yang

berarti keselarasan nada-nada, hubungan nada-nada menurut hukum tertentu dalam

musik (Laksanadjaja. 1977) Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

Musik ialah ungkapan Emosi manusia dalam wujud nada-nada atau bunyi tersusun

berdasarkan teory music yang mengandung irama, melodi dan harmoni.


2.4.2 Tradisional

Kata tradisi yang berarti suatu warisan berwujud budaya dari Nenek moyang,

yang telah menjalani waktu ratusan tahun dan tetap dituruti oleh mereka mereka yang

lahir belakangan (Simanjuntak, Bungaran. 2016;145). Dipertegas lagi oleh Esten (1993:

11), bahwa tradisi adalah kebiasaan turuntemurun sekelompok masyarakat berdasarkan

nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Kata tradisional itu sendiri adalah

sifat yang berarti berpegang teguh terhadap kebiasaan yang turun temurun (Salim dkk,

1991: 1636). Dalam perkembangan seni pertunjukan Pengertian tradisional adalah

proses penciptaan seni didalam kehidupan masyarakat yang menghubungkan subjek

manusia itu sendiri terhadap kondisi lingkungan (Sedyawati, 1992: 26). Dengan

demikian, dari hasil pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tradisional

adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yg selalu berpegang teguh pada norma

dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun dan terus dipertahankan.

2.4.3 Pengertian Musik Tradisional

Menurut Sedyawati dalam syeilendra (2019:17) pengertian music tradisional

adalah music yang dipakai sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan

tradisi. Selaras dengan hal tersebut, seni music tradisional adalah salah satu macam dari

seni music yang secara turun-temurun dan melekat sebagai suatu sarana hiburan pada

suatu kalangan masyarakat tertentu. Jenis music ini lahir dan berkembang dalam

budaya daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun( wisnawa.2020).


2.4.4 Bentuk Penyajian Musik Tradisional

Rustini Dkk (2018) menjelaskan bahwa musik daerah biasanya di iringi dengan format

ansambel yaitu sebagai berikut:

2.4.4.1 Ansambel sejenis, yaitu bentuk penyajian musik tradisional dengan

menggunakan instrument sejenis seperti gendang , rebana , dan

angklung.

2.4.4.2 Ansambel campuran, yaitu bentuk penyajian dengan menggunakan

beberapa jenis alat musik maupun bermacam-macam jenis alat musik

seperti pada penyajian musik cengklungan, biasa dimainkan dengan

kelompok yang besar, karena alat musik cengklungan biasa dipadukan

dengan gamelan, untuk pengiring tarian ataupun sinden.. (Binantoro.

2014)

2.4.5 Instrumen musik tradisional.

Definisi alat musik tradisional menurut sulastianto (2006) adalah sebagai berikut, Yaitu;

2.4.5.1 Alat musik Membranphone , yaitu alat musik yang berbentuk gendang

dua sisi dengan ukuran yang bervariasi, cara memainkan alat musik ini

adalah dengan dipukul pada kulit membrane yang terbuat dari kulit

hewan. Contoh dari alat musik ini seperti dogdog, gendang, dan tifa.
2.4.5.2 Alat musik Idhiophone ,yakni alat musik yang berupa bilah-bilah

kayu, bamboo atau logam yang diletakan berderet dan dipukul pada

bahan yang meresonansikan bunyi. Alat musik ini antara lain

garantung, doli-doli, gambang, calung, arumba, kolintang,

tanggetong, rere, saron, rincing, bonang, demung, gender,

selenthem, dan gong.

2.4.5.3 Alat musik aerophone adalah alat musik yang terbuat dari bamboo

jenis keci dan tipis. Alat musik ini dimainkan pada posisi melintang,

misalnya serunai, suling, gong lamus, dan terompet.

2.4.5.4 Alat musik chordophone merupakan alat musik berupa dawai-dawai

yang direntang pada kotak kayu yang befungsi sebagai resonator

suara, cara memainkan alat musik ini adalah dengan dipetik atau

digesek. Contoh dari alat musik ini antara lain hapetan/hasapi,

sampek, kecapi, sasando, rebab dab rendo.


2.4.6 Fungsi Musik Tradisional

Arti fungsi dalam Setiawan (KBBI online 2019), merupakan kegunaan suatu hal

terhadap hidup masyarakat . Sedangkan pengertian singkat dari definisi fungsi menurut

Moekijat dalam Nining Haslinda Zainal (2008:22), yaitu fungsi adalah sebagai suatu

aspek khusus dari suatu tugas tertentu. Dapat disimpulkan bahwa fungsi adalah sebagai

hubungan kegunaan sesuatu hal yang memiliki maksud dan tujuan tertentu, begitu juga

didalam musik yang tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat juga mempunyai

fungsi.

Fungsi musik tradisional secara khusus dapat artikan sebagau hasil ekspresi

masyarakat dalam musik-musik kedaerahan. Sebagai identitas daerah musik itu berasal,

identitas tersebut dapat dilihat dari penggunaan bahasa dan adat istiadat. (Binantoro.

2014)

Menurut Wisnawa (2020:12 ) fungsi musik tradisional secara umum adalah sebagai

berikut:

2.4.6.1 Fungsi ritual (religious), yaitu music digunakan sebagai pelengkap

kegiatan keagaman dan kenegaraan, seperti upacara kematian,

perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaran.


Dibeberapa daerah bunyi yang dihasilkan oleh instrument/alat tertentu

diyakini memiliki kekuatan magis.

2.4.6.2 Fungsi profan, maksudnya fungsi music yang digunakan diluar acara

keagamaan seperti:

2.4.6.2.1 Sarana hiburan

Music merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat

rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainya

2.4.6.2.2Sarana Ekspresi diri

Bagi para seniman music adalah media untuk mengekspresikan diri mereka

melalui music mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui music pula mereka

mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan dan cita-cita tentang diri. Masyarakat,

Tuhan dan Dunia.

2.4.6.2.3Sarana komunikasi

Dibeberapa tempat di Indonesia, bunyi-bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu

bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya bunyi-bunyian itu memiliki pola

ritme tertentu dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau

kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentungan,

bedug di masjid dan lonceng di gereja.


2.4.6.2.4Pengiring tarian

Diberbagai daerah bunyi-bunyian/ music diciptakan oleh masyarakat untuk

mengiringi tari-tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia

hanya bisa di iringi oleh music daerahnya sendiri. Selain music daerah, msuik-musik

pop dan dangdud juga dipakai untuk mengiringi tari-tarian modern, sperti dansa, poco-

poco, dan sebagainya.

2.4.6.2.5 Sarana ekonomi

Bagi para musisi dan artis professional, music tidak hanya berfungsi sebagai

media ekspresi dan aktualisasi diri. Music juga merupakan sumber penghasilan. mereka

merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat serta

menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualanya ini mereka mendapatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD, Para musisi juga

melakukan pertunjukan yang dipungut biaya.

Selain seperti yang sudah dijabarkan diatas, Binantoro (2014) menambahkan 2 fungsi

musik tradisional yaitu:

2.4.5.2.5.6.1 Media penerangan sebagai kritik sosial


Biasanya pada suatu penyajian atau pertunjukan sangat efektif untuk

menyampaikan pesan-pesan pembangunan atau pesan kritik sosial. Dimana

pesan tersebut bisa disampaikan dalam bentuk dialog, nyanyian, dan gerak.

Biasanya menceritakan tentang masalah yang sedang berlangsung.

2.4.5.2.5.6.2 Fungsi pendidikan

Sebagai fungsi pendidikan dimana suatu pertunjukan membawa pesan

kepada penonton, dan juga pemain musik. Pada umumnya pesan-pesan itu

bersifat baik yang disampaikan dalam bentuk nyayian, tarian, atau bahkan

dialognya. Fungsi pendidikan sebagai penonton dapat lebih mengenal mengenai

musik tradisional dan mengenal akan budaya sendiri, sebagai pemain fungsi

pendidikan muncul dari keinginan untuk melestarikan musik tradisional.

2.4.7 Musik Dolo-dolo

Menurut Paula R boss (2005:157) Musik dolo-dolo berasal dari ketukan ritmik

tarian dolo-dolo yaitu 2/4 dan 7/8 dalam notasi music barat. Dalam penyajianya, musik

dolo-dolo awalnya hanya di iringi oleh gendang. Tarian ini berkembang pada Tahun

1950 di daerah flores-timur khususnya bagi etnis Lamaholot. Dolo-dolo merupakan

tradisi lisan masyarakat asli flores timur, antara lain memberi nasehat, arahan, serta

singgungan bagi kehidupan masyarakat setempat. Music ini umumnya disajikan dan

dinyanyikan dalam bentuk pantun dengan Tarian dolo-dolo yang di sajikan dalam

bentuk melingkar dan penarinya saling menyanyikan pantun berbalas-balasan.

(Ruswanto, Adimurti. 2017).


Gambar 2.4.7.1 Gambar 2.4.7.2

(perubahan tanda birama 6/8 menjadi 2/4 dalam ritmik musik dolo-dolo dimaksudkan

untuk memudahkan orang dalam menyanyikannya )


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian tentang “Bentuk penyajian dan Fungsi music dolo-dolo dalam lagu

lui e di desa waibalun, Nusa Tenggara Timur’’ ini menggunakan penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan aktivitas meneliti suatu masalah dengan menggunakan

metode Ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru

yang terandalkan kebenaranya (Obyektif dan sahih) mengenai ‘dunia alam’ atau ‘dunia

sosial’ melalui persfektif Individu yang memiliki pengalaman dalam bidang tersebut

(Rukin. 2019). Data deskriptif dalam penelitian kualitatif yaitu data yang berupa

gambar, katakata berupa penjelasan yang rinci, bukan angka-angka dan bukan koefisien

atau hubungan antara variabel. Sedangkan data utamanya adalah tindakan dari orang-

orang sebagai perilaku yang diamati, dan data kedua berasal dari studi kepustakaan

(Ikhlas dkk. 2008).

3.2 Data Penelitian

Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa dokumen atau data tertulis hasil

observasi serta wawancara dengan dilengkapi foto-foto narasumber yang diambil

dari tempat penelitian serta contoh musik dolo-dolo dalam lagu lui e. Setiap selesai

melakukan wawancara, maka hasil wawancara dianalisis, seperti yang dijelaskan


oleh Spradley ( 2007 : 129 ) ‘’sebelum memulai wawancara berikunya, perlu

kiranya untuk menganalisi data yang terkumpul. Analisi ini memungkinkan kita

untuk menemukan berbagai permasalahan untuk di tanyakan pada wawancara

selanjutnya’’ Selain data dari hasil wawancara, data juga di dapatkan dari buku-

buku makalah serta artikel dan internet, yang mana semuanya akan dicatat secara

tertulis sesuai dengan prosedur yang seharusnya.

3.3 Sumber penelitian

3.3.1 Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Waibalun, Kecamatan Larantuka,

Kabupaten Flores timur. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Januari 2021 sampai

dengan 4 februari 2021.

3.3.2 Objek Penelitian

Pada penelitian ini sebagai objek penelitian adalah bentuk penyajian dan Fungsi

music dolo-dolo dalam lagu lui e di waibalun, Nusa tenggara timur.

3.3.2.1 Narasumber

Ada lima persyaratan minimal informan yang baik untuk dipilih, yaitu ; (1)

Enkulturasi penuh, (2) Keterlibatan langsung, (3) Suasana budaya yang tidak dikenal (4)

Waktu yang cukup, (5) non analitis (Sudikan. 2001). Narasumber yang peneliti pilih

untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian tentang kesenian musik dolo-dolo

ini adalah;
3.3.2.1.1. ketua orkes music jongkudi, Bapak Tote kolin.

3.3.2.1.2. Ketua adat, informan diharapkan akan memaparkan tentang asal mula music

dolo-dolo

3.3.2.1.3. Pemain musik, diperoleh data-data mengenai teknik permainan serta apa

pengaruhnya bagi para pemain dalam kehidupan selama mereka bermusik.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri di lapangan untuk

mendapatkan informasi dengan mengunakan metode :

3.4.1 . Observasi

Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati langsung proses pementasan

tari muro ae yang menggunakan iringan lagu dolo-dolo lui e. pada tanggal 29 Januari

sampai dengan 4 Febenuari 2021 di Desa waibalun, Kecamatan larantuka, Kabupaten

Flores timur hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan maupun

informasi yang menunjang penulisan ini

3.4.2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara yang memberi jawaban atas pertanyaan itu ( Meleong, 30 2011:186).


Metode wawancara lebih tepat untuk menggali data yang berupa system pengetahuan

anggota masyarakat dalam memaknai sesuatu. (Sudikan.2001)

Adapun alat bantu yang digunakan dalam proses wawancara yaitu handphone,

di gunakan sebagai alat bantu dalam merekam pembicaraan kegiatan wawancara, guna

mendapatkan data utama yang bersifat uraian. Kamera digital, di gunakan sebagai alat

bantu pengamatan dalam mengambil video dan gambar music dolo-dolo lui e, untuk di

gunakan sebagai bahan refrensi dalam pengelolaan data. Perencanaan tulis menulis, di

gunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pencatatan informasi dalam kegiatan

pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, alat itu berupa pulpen dan sebuah

buku catatan. Wawancara dilakukan mulai tanggal 29 Januari sampai dengan 4 Febuari

2021 dengan mendatangi tempat pertunjukan musik Jonggan tersebut. Wawancara juga

di lakukan terhadap nara sumber Bapak Tote kolin (ketua orkes) Bapak Paulus

baon(ketua adat), dan Bapak sam goran (pemain musik) yang dianggap berkompeten

untuk menerangkan tentang kesenian musik dolo-dolo lui e, wawancara perlu di

laksanakan dengan tujuan untuk menggali dan mengetahui informasi langsung

mengenai objek, menurut sudut pandang informasi yang telah diwawancara.

3.4.3 . Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis.

Dokumentasi merupakan sumber data yang berbentuk dokumen, buku/literature,

maupun gambar-gambar tentang suatu peristiwa dan perlu dilakukan untuk melengkapi

dalam menganalisis penulisan. Dokumentasi lebih tepat untuk mengumpukan data yang

berupa Jumlah penduduk, jenjang pendidikan dan kesejarahan (Sudikan.2001).


Dokumentasi tersebut berupa foto-foto dan rekaman video tentang bentuk penyajian

musik dan fungsi music dolo-dolo dalam lagu lui e dalam kehidupan masyarakat

Waibalun. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mengingat semua peristiwa yang

terjadi saat melakukan penelitian dilapangan.

3.5 . Instrumen Penelitian

Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu :

kualitas instrument hasil penelitian dan kualitas pengumpulan data (sugiyono, 2008:

59). Sesuai dengan jenis dari penelitian ini, yaitu kualitatif maka instrumen yang lebih

berperan adalah penelitian itu sendiri.“ Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain

dari pada menjadi manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa

segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti, masalah, fokus masalah, prosedur

penelitian, hipotesis yang digunakan (Sugiyono,2008: 60). Bentuk Penyajian dan

Fungsi music dolo-dolo dalam lagu lui e Dalam Kehidupan masyarakat waibalun , nusa

tenggara timur merupakan salah satu jenis penelitian yang menggunakan pendekatan

kualitatif. dengan Instrumen penelitian adalah peneliti ini adalah sendiri.

3.6 . Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah

ada ( Sugiyono: 2010 : 330 ). Menurut Mamik (2015) tektnik Triangulasi dibedakan

menjadi 4 yaitu ; 1) Triangulasi Metode, 2) Triangulasi Antar peneliti (Jika penelitian

dilakukan secara berkelompok) , 3) Triangulasi Sumber data, 4) Triangulasi Teory.


Teknik Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

metode dan Triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara

mengecek Informasi/data yang diperoleh melalui wawancara dengan informan.

Kemudian data tersebut ditanyakan kepada informan lain yang terkait satu sama

lain.Triangulasi sumber yang digunakan yaitu Pemusik dan Ketua adat. Triangulasi

metode dilakukan dengan mengecek informasi data wawancara dengan dokumen untuk

menyajikan hasil penelitian yang jelas, akurat dan terpercaya.

3.7 . Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar data yang di peroleh dalam

penelitian ditafsirkan untuk menentukan permasalahan dalam mencari data. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang

digunakan peneliti sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman (Sugiyono,

2007: 204) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir

adalah penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagi berikut.

3.7.1 Reduksi data

Reduksi data merupakan penyerderhanaan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna, sehingga

memudahkan penarikan kesimpulan.


3.7.2 Penyajian data

Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk naratif.

Penyajian-penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis

dan mudah dipahami.

3.7.3 Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang

dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengaju pada rumusan masalah secara tujuan

yang hendak dicapai. Data yang telah disusun dibandingkan antara satu dengan yang

lain untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai