Anda di halaman 1dari 19

EKSISTENSI SENI MUSIK ISLAMI DI INDONESIA

(ERA TAHUN 1970 – 2020)

Rival Maudiantana, Dr. Samsudin, M.Ag, Prof Dr. Sulasman, M.Hum


Pasca Sarjana Jurusan Sejarah Peradaban Islam
Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati (UIN) Bandung
Email : maudiantana.1982@gmail

Abstrac

Tulisan ini bertujuan untuk mencari jawaban bagaimana seni musik Islami
mampu bertahan dan berkembang di Nusantara dari kurun waktu 1970 – 2020
dalam kondisi pandangan Islam kepada seni musik yang terbagi menjadi 2
golongan yang memperbolehkan dan yang melarang terhadap kegiatan seni
musik, serta bagaimana seni musik Islami mampu bertahan dan berkembang di
Nusantara dari kurun waktu 1970 – 2020. Permasalahan yang timbul adalah
bagaimana Islam memandang Seni musik, bagaimana perkembangan seni musik
Islami Nusantara (1970 – 2020) Teori Yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teori fungsionalisme dari Malinowski dalam bukunya bertajuk A
Scientific Theory of Culture and Other Essays (1944). Dalam buku ini
Malinowski mengembangkan teori tentang fungsi unsur-unsur kebudayaan yang
sangat kompleks. Namun inti dari teori itu adalah pendirian bahwa segala
kegiatan kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari
sejumlah keperluan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh
kehidupannya Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi literatur dengan
mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang
ditemukan. Referensi teori yang diperoleh dengan jalan penelitian studi literature.

Kata Kunci : Musik Islami, Eksistensi

PENDAHULUAN
Perkembangan seni musik Islami di nusantara bermula dari masuknya para
pendagang muslim ke wilayah Nusantara yang membawa aspek-aspek peradaban
dalam dimensi yang sangat luas, seperti sistem politik, ekonomi, bahasa, seni dan
budaya, yang bersintesis dengan budaya setempat sehingga lebih mudah diterima
oleh masyarakat Nusantara. Dalam prosesnya seni dijadikan sebagai alat untuk
mempermudah penyebaran agama Islam, itu di asumsikan bahwa dengan
menggunakan seni yang bersintesis dengan kegiatan masyarakat setempat dapat
mempermudah penyebaran Agama Islam dan diterima oleh masyarat dengan baik
tanpa ada paksaan, salah satu contoh adalah Wali Songo (Sunan Bonang) yang
menggunakan seni dalam menyebarkan agama Islam di pulau Jawa 1. Beberapa
karya yang menggunakan Seni Musik sebagai media penyebaran Islam dan masih
sering di dengarkan sampai sekarang, seperti tembang “Lir-Ilir” dari Sunan
Kalijaga dan “Tamba Ati” karya Sunan Bonang.
Dalam perkembangannya, seni Musik memiliki tiga pandangan yang
berbeda dari kalangan Islam sendiri, yakni yang memandang seni Musik
diperbolehkan bagi umat Islam, ada yang melarang untuk dilakukan oleh umat
Islam dan yang merasa ragu ragu. Pandangan tersebut memiliki rujukan yang
sangat kuat dengan segala penafsiran prihal seni dalam Al Quran dan Al Sunah.
Seni musik Islami berkembang di wilayah Nusantara (Indonesia) mulai merambah
terhadap genre genre populer yang di awali dengan hadirnya musik religi yang di
balut dengan musik pop karya dari grup musik Bimbo pada tahun 1971 dengan
karya pertamanya yang di ilhami ketika para personil Bimbo melakukan perjalan
ke negara Singapura pada bulan Desember yang identik dengan nuasa Natal
meriah, dari hinga bingarnya perayaan tersebut lahirlah sebuah karya lagu yang
berjudul “Tuhan” dengan syair yang menceritakan kekuasa Allah SWT. Karya
karya Bimbo terus berkembang sampai tahun 1997 dengan melakukan kolaborasi
dengan pelaku seni lainnya termasuk salah satunya adalah Taufiq Ismail seorang
seniman unik yang kerap berkolaborasi dengan seniman seniman hebat yang
menghasilkan banyak karya dari sebuah tulisan seorang penyair, seperti dalam
lagu “Panggung Sandiwara” yang bernuansa rock dilantunkan oleh Achmad Albar
dan Nicky Astia. Bimbo bersama taufik Ismail merilis lagu lagu bernuansa Religi
seperti “Rindu Rasul”, “Sajadah Panjang”, “Bermata tapi Tak Melihat”, “Ada
Anak Bertanya pada Bapaknya.” Dan ‘ketika Tangan dan Kaki bicara” yang
semua lagu lagu tersebut masih sering di dengar dan dimaikan sampai sekarang
dalam konsep yang berbeda dengan arransemen yang menyesuaikan kondisi
masyarakat. Chrisye pada tahun 1997 juga membuat sebuah karya menarik
dengan mengeluarkan lagu bernuansa religi dengan judul ketika tangan dan kaki
bicara yang terinpirasi dari tulisan yang ada dalam Al-Quran. tahun 2004 salah
satu grup band Indonesia (Gigi Band) merilis salah satu album religi yang
kontroversi tertang pembawaan materi lagu Gigi yang mengarransemen ulang
lagu “Tuahan” karya Bimbo dengan unsur musik bergenre Rock, salah satu yang
membuat ketidak setujuan adalah Raja Dangdut Rhoma Irama yang menganggap
lagu Tuhan yang sahdu, di sesuai jika dibawakan dengan kebingaran distorsi yang
tinggi. Perkembangan selanjutnya terlihat dari karya salah satu seniman handal
Aunur Rofiq Lil Firdaus atau lebih dikenal dengan nama Opick yang merupakan
seniman hebat yang mampu menyampaikan pesan yang ingin di sampaikan dalam
sebuah karya seni musik Islami dengan baik dan dapat diterima oleh masyarakat
umum. Opick merupakan seorang pencipta lagu dan penyanyi lagu-lagu
bernuansa religi. Namanya pertama dikenal melalui salah satu karyanya yang
berjudul, Dealova, yang dinyanyikan oleh Once Mekel. Lagu ini
merupakan original sound track film dengan judul yang sama. Album pertamanya
1
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/29/100000569/sunan-kalijaga-berdakwah-
lewat-wayang?page=all
berjudul Istighfar yang dirilis pada tahun 2005 yang meraih kesuksesan dalam
Sebulan, album ini mampu mencetak dobel platinum dengan penjualan lebih dari
300 ribu kopi. Dalam album tersebut, Opick memasukkan lagunya yang
berjudul Tombo Ati yang dipercaya sebagai salah satu karya penomenal dari salah
satu wali songo ke dalam album solonya. Selain itu masih ada Beberapa seniman
yang mengembangkan karya karya seni musik religi (Islami) dengan gendre dan
karakter karakter yang berkembang sesuai perkembangan jaman seperti Gita
Gutawa (2010), Wali Band (2017), Sabyan Gambus (2018) dan masih banyak
lagi. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengupas lebih dalam
tentang seni musik Islami dari tahun 1970 sampai dengan 2020 dalam artikel yang
berjudul Eksistensi Seni Musik Islami Nusantara

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan terhadap beberapa pustaka yang
dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini. Digunakannya sumber pustaka
dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan yang berkaitan dengan
penelitian sangat diperlukan untuk memperoleh petunjuk dan perbandingan sesuai
dengan permasalahan serta sebagai data sekunder dalam sebuah penelitian. Kajian
tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menelusuri data yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Berdasarkan pustaka
tersebut kemudian dicari data, konsepsi, dan teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas. Adapun beberapa sumber pustaka yang
digunakan adalah sebagai berikut.
Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum dalam Jejak Seni Dalam Sejarah Islam
(2016) berbicara tentang keberadaan, performance dan pengaruh seni Islam pada
pembentukan peradaban Islam masa kini, berisi tinjauan khusus tentang : Seni
Bicara (Pidato) atau Retorika, Seni Musik, Seni Suara (Nyanyian), Seni Rupa
(Bina), Seni Kaligrafi, Seni Ukir dan Dekorasi.
M. Asy’ari dalam Jurnal Hunafa Vol. 4, No. 2, Juni 2007: 169-174 yang
berjudul Islam Dan Seni menjelaskan tentang pandangan Islam sebagai agama
universal yang mengatur hubungan bukan hanya antara manusia dengan Tuhan,
antara manusia dan umat manusia dan juga antara manusia dengan lingkungan.
Dalam konteks inilah ajaran moral Al-Qur’an dan tradisi Nabi sering menjadi
referensi perbuatan seorang Muslim, termasuk seni. Artikel ini membahas tentang
Islam dan seni serta bagaimana Islam mengizinkan seorang Muslim untuk
melakukan seni
Abdullah Yusof dan Awerman Bidin dalam Jurnal Perkembangan Seni
Muzik Dalam Peradaban Islam Di Nusantara Artikel ini bertujuan untuk
mengekspos status musik dinegara yang mayoritas penduduknya menganut agama
islam keyakinan. Musik di negara ini tidak hebat posisi dan ini menunjukkan
bahwa kreativitas musik adalah selalu dipertanyakan dalam hukum Islam seperti
dalam Indonesia. Indikasi ini tidak tepat tanpa memahami arti dan tujuan di balik
musik. Musik mewakili ciptaan manusia dan merupakan bagian dari seni,
sedangkan seni merupakan salah satu aspek budaya dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, budaya adalah berkaitan dengan seni dan juga salah satu aspek
keislaman nilai-nilai agama. Dengan demikian, seni mewakili suatu aspek dari
agama Islam. Oleh karena itu, dalam Islam seni bukanlah bagian dari agama,
melainkan merupakan bagian dari budaya Islam. Tipe dari musik yang selalu
dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia adalah alunan melodi dengan
manis suara saat adzan, untuk setiap bayi yang baru lahir Anak laki-laki ini
disebut Azan sementara Qamat harus diamalkan ketika seorang bayi perempuan
lahir

METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan
penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis.
Sugiyono (2014, hlm. 6) menyatakan bahwa : “Metode penelitian dapat diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisispasi masalah”.
Metode penelitian mencakup prosedur dan teknik penelitian. Metode penelitian
merupakan langkah penting untuk memecahkan masalah-masalah penelitian.
Dengan menguasai metode penelitian, bukan hanya dapat memecahkan berbagai
masalah penelitian, namun juga dapat mengembangkan bidang keilmuan yang
digeluti. Selain itu, memperbanyak penemuan-penemuan baru yang bermanfaat
bagi masyarakat luas dan dunia pendidikan. Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah deskriftif analisis, dengan studi literatur sebagai metode
untuk mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan.
Adapun langkah-langkah dalam metode penelitian sejarah adalah sebagai
berikut:
1) Heuristik
Heuristik adalah kegiatan mencari sumber untuk mendapatkan data-data
atau materi sejarah, atau evidensi sejarah. Menurut Notosusanto, heuristik berasal
dari bahasa Yunani heuriskein, artinya sama dengan to find yang berarti tidak
hanya menemukan, tetapi mencari dahulu. Pada tahap ini, kegiatan diarahkan
pada penajajakan, pencairan, dan pengumpulan sumber-sumber yang akan diteliti,
baik yang terdapat di lokasi penelitian, temuan benda maupun lisan.
Pada tahap pertama, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan sumber
yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Mengumpulkan sumber yang
diperlukan dalam penulisan merupakan pekerjaan pokok yang dapat dikatakan
gampang-gampang susah, sehingga diperlukan kesabaran dari penulis. Pada tahap
heuristik, bukan saja menguras tenaga semata. Tetapi pikiran pun ikut terkuras.
Maka dari itu, seorang penliti perlu membuat strategi agar sumber-sumber yang
dicari dapat terkumpulkan.2
2) Kritik
Pada tahap ini, sumber yang telah dikumpulkan pada tahapan heuristik baik
berupa buku, wawancara pelaku dan saksi, koran, maupun dokumen-dokumen
2
Sulasman, Metode Penelitian Sejarah (Bandung: Pustaka Setia, 2014), 93.
lainnya. Yang tentunya memiliki relevansi dengan pembahasan yang terkai.
Selanjutnya diseleksi dengan mengacu pada prosedur yang ada, yakni sumber
yang faktual dan orisinalnya terjamin.
Proses kritik dalam metode penelitian sejarah meliputi dua tahap, pertama
kritik eksternal dan kedua internal. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut :
a. Kritik Ekstern
Kritik ektern atau kritik luar dilakukan untuk meneliti keaslian sumber, apakah
sumber tersebut valid, asli atau bukan tiruan Sumber tersebut utuh, dalam arti
belum berubah, baik bentuk maupun isinya. Karena selama ini, banyak yang
menganggap bahwa data itu valid atau autentik. Padahal tak sedikit banyak
dokumen-dokumen yang bermasalah pada autnetsitas, terutama pada sumber-
sumber klasik. Pada tahapan kritik ini, kerja seorang sejarawan sama dengan
kerja seorang hakim dan polisi. Dimana mencoba menguji sebuah dokumen
yang sejati, dari suatu tipuan dan misrepesentrasi3
b. Kritik Intern
Kritik intern atau kritik isi sumber dilakukan untuk menyelidiki sumber yang
berkaitan dengan sumber masalah penelitian. Tahapan ini menjadi ukuran
objektivitas penulis dalam mengelaborasi data atau sumber yang telah
diperolehnya, dan tentunya mengdepankan prioritas4. Pada tahapan ini,
penulisan melakukan kritikan terhadap subtansi dari sumber-sumber yang
ditemukan pada tahapan heursitik. Setelah melalui analaisis dan kritikan pada
sumber sumber yang ditemukan, hemat penulis isi-isi yang terdapat pada
sumber tersebut relevan dengan penelitian yang penulis angkat.
3) Interpretasi/ Penafsiran
Interpretasi sering disebut dengan analisis sejarah. Analisis artinya
menguraikan. Secara etimologi berbeda dengan sintesis, yang memiliki arti
menyatukan. Analaisis dan sintesis dipandang sebagai metode utama dalam
interpretasi. Pada tahapan Interpretasi atau penafsiran sejarah seorang mufassir
atau dalam hal ini sejarawan, terkadang terjerumus pada subjektifitas. Meski
demikian, tahap interpretasi tetap harus ditempuh. Karena mustahil tanpa seorang
sejarawan data yang ditemukan bisa bicara dengan sendirinya5. Pada tahap
penafsiran ini, sejarawan dintuntut untuk jujur. syarat untuk terhindar dari
kebohongan dan subjektivitas adalah sejarawan harus dapat membebaskan diri
dari semua kecenderungan pikiran dan kemauan., tidak boleh memihak dan harus
mengabdi pada kebenaran. Berkaitan dengan interpretasi atau penafsiran sejarah,
peran sejarawan sangat penting. Tugas sejarah adalah melaporkan peristiwa yang
merupakan fakta masu lalu dan menguraikan hubungan antar peristiwa yang telah
terjadi, sehingga membentuk gambaran lengkap. Hubungan antar peristiwa yang
terjadi dijalin dengan memberikan tafsiran dan ulasan sehingga mudah dipahami.
Laporan itu akan mengandung arti sejarah, apabila rentetan peristiwa diberi
3
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, red Nugroho Notosusanto (Jakarta: UII Press, 2008), 98.
4
Sulasman, Metode Penelitian Sejarah, 101–2.
5
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: BENTANG, 2005), 101–3.
tafsiran atau interpretaasi sehingga membentuk gambaran yang dapat memberi
pengertian tentang masa lalu.
4) Historiografi
Setelah menyelesaikan tahap 1, 2 dan 3. Selanjutnya seorang penliti masuk
pada tahapan Historiografi. Arti Historiografi adalah proses penyusunan fakta
sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam bentuk penulisan sejarah.
Pada tahapan ini, seorang sejarawan dituntut bukan saja pandai dalam
memaparkan dari kutipan-kutipan saja. Tapi lebih dari itu, seorang sejarawan
harus menggunakan akal pikirannya untuk mengaanalisis dan mengkritik, yang
nantinya akan menghasilkan suatu penuisan yang utuh yang disebut historiografi6

LANDASAN TEORI

Secara garis besar Malinowski merintis bentuk kerangka teori untuk


menganalisis fungsi dari kebudayaan manusia, yang disebutnya sutu teori
fungsional tentang kebudayaan atau “a functional theory of Culuture”. Dan
melalui teori ini banyak antropolog yang sering menggunakan teori tersebut
sebagai landasan teoritis hingga dekade tahun 1990-an, bahkan dikalangan
mahasiswa menggunakan teori ini untuk menganalisis data penelitian untuk
keperluan skripsi dan sebagainya. Dalam khsanah ilmu antropologi dan Ilmu
sosial umumnya, teori fungsionalisme yang dirintis oleh Bronislaw Malinowski
(1884-1942) merupakan teori klasik yang begitu berpengaruh pada awal
perkembangan ilmu Antropologi pada abad ke-19 yang menggambarkan ke dalam
dua standar teori: Struktural fungsionalisme, yang menekankan pada keunggulan
dari masyarakat dan menyusun para individu, dan bagaimana berbagai macam
elemenfungsi struktur sosial untuk memelihara permintaan sosial dan
keseimbangan. Dan Psikologi strukturalisme, yang mana menekankan pada
kebutuhan individual untuk bertemu dengan masyarakat. Dalam kasus ini
Pekembangan Seni musik Islami di setiap wilayah mengalami tingkatan tingkatan
yang berbeda, sebagai contoh musik Islam di kebudayaan Arab berawal dari
pemenuhan fitrah manusia untuk mendapatkan rasa suka akan keindahan dan
terus berkembang menjadi sebuah ilmu yang menghasilkan penemuan penemuan
baru sampai kepada seni musik Islam sebagai media penyebaran ajaran agama
Islam, berbeda dengan perkembangan seni Islami di Nusantara yang melaui fase
fase awal sebagai media ritual untuk pendekatan diri kepada pencipta (hindu
Budha) kemudian datangnya Islam ke nusantara terjadi perkembangan yang
terdapat pada kontek dasarnya yang di ubah menjadi nuasa Islami, dan di era
modern ini seni musik Islam terjadi perkembangan dengan beradaptasi dengan
genre genre baru hingga membentuk sebuah genre Islami yang kenikian dan dapat
di terima oleh kalangan muda sebagai ajang dakwa agama Islam

6
Helius Sjamsudin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), 121–22.
PEMBAHASAN
Kedatangan Islam ke Nusantara membawa aspek-aspek peradaban dalam
dimensi yang sangat luas, termasuk sistem politik, ekonomi, bahasa, seni dan
budaya. Sesuai pendapat Koentjaraningrat (2009) yang menerangkan bahwa
peradaban sering dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, arsitektur, seni, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang
maju dan kompleks. Menurut Jamalus (1988:1) musik adalah suatu hasil karya
seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi,
harmoni, bentuk/struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan, dari pengertian
di atas dapat di simpulkan bahwa seni musik dapat dijadikan saran untuk
mengungkapkan pikiran atau perasaan seseorang terhadap sesuatu, dalam kontek
Islami mengungkapan perasaan yang dimaksud adalah pengungkapan perasaan
sebagai hamba terhadap sang pencipta yang di sampaikan melalui irama, melodi,
harmoni, dan ekpresi seni atau dalam kata lain seni musik sebagai sarana ritual
yang dijadikan media untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta dan menjadi
salah satu aspek peradaban.
Di Indonesia perkembangan seni musik berawal ketika Islam masuk ke
wilayah nusantara melalui jalur perdagangan, tanpa dipungkiri masuknya
pedagang Muslim ke wilayah nusantara membawa serta kebudayaan mereka dari
segi Agama, bahasa, busana, makanan, seni dan yang lainnya yang berbaur
dengan masyarakat sekitar. Keberadaan musik Islamis yang tersebar di berbagai
negara, termasuk wilayah Indonesia, tidak terlepas dari keberadaan musik Islam
itu sediri yang menjadi variabel tetap pada musik Islam di manapun. Musik
Islamis, baik dari genre relijius, tradisional maupun klasik, memang lahir
bersamaan dengan kelahiran Islam yang mencapai puncaknya pertama abad ke15.
Namun demikian, keberadaan seni musik Islami tidak bisa dilepaskan dari akar
budaya Arab karena merupakan unsur pembentuk dari sejarah musik Islam itu
sendiri.

a. Definisi Seni Musik Islami


Seni Musik merupakan Sebuah karya yang sangat mengagumkan, dan bisa
dikatakan bahwa seni musik tidak bisa terpisah dari kehidupan manusia, saat
mendengarkan sebuah bunyi yang bernada dan menghasilkan sebuah harmonisasi
selaras yang berasal dari beberapa alat musik atau instrumen akan mampu
memberikan kesenangannya kepada pendengarnya, seni menurus Matius Ali yang
tertuang dalam buku Astetika: Sebuah Pengantar Filsafat Keindahan, membagi
seni ke dalam tiga kategori : a. Teori mimesis. Menurut teori ini seni merupakan
tiruan dari objek atau benda yang ada sebelumnya baik yang sudah di sediakan
oleh alam atau bukan, b. Teori ekpresi seni modern, seni di maknai sebgai
ungkapan emosi atau perasaan seorang seniman, teori ini selaras dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menjelaskan tentang seni sebagai perbuatan
manusia yang timbul dari perasaan dan sifat yang indah sehingga dapat
menggerakan jiwa dan perasaan manusia, c. Teori cita rasa, dalam teori ini
menganggap seni bukan hanya sebuah keindahan melaikan wujud pengalaman
atau perasaan seseorang7 Arti kata lain dari seni merupakan sebuah karya ataupun
sebuah rasa manusia yang di tuangkan dalam sebuah sarana atau media.
Sedangkan untuk musik merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani
“mousikos”, yang dari kata ini melambangkan dewa keindahan yang memiliki
kekuasaan di bidang seni dan keilmuan Menurut David Ewen menyatakan bahwa
Musik ialah suatu ilmu pengetahuan dan seni tentang sebuah kombinasi ritmik
dari nada-nada, baik vokal ataupun instrumental, yang meliputi sebuah melodi
dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan
terutama pada aspek emosional selain itu Menurut Dello Joio menyatakan bahwa
mengenal musik bisa memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga
mengenal banyak hal lain di luar musik. Pada pengenalan terhadap musik akan
menumbuhkan suatu rasa penghargaan akan nilai seni, selain menyadari akan
dimensi lain dari sebuah kenyataan yang selama ini tersembunyi.

Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seni musik
adalah sebuah cabang seni yang mempunyai fokus menggunakan sebuah melodi,
irama, harmoni, tempo, ataupun vocal yang mempunyai peran sebagai sarana
penyampainya perasaan dari sang seniman. Musik Islam atau Musik
Islami (bahasa Arab: ‫الم‬LLL‫يقى في اإلس‬LLL‫ )الموس‬merujuk kepada seni musik yang
bernafaskan Islam dengan syair syair tentang pemujaan terhadap Allah SWT dan
atau menyampaikan kecintaan kepada Nabi dalam bentuk Sholawat. Banyak umat
Islam yang akrab untuk mendengarkan musik sebagai hiburan maupun media
pendekatan diri kepada sang pencipta karena Islam adalah agama multikultural,
maka ekspresi dalam bermusikpun sangat beragam seperti; Musik klasik Arab,
Musik religius di Iran, Musik klasik Hindustan, Musik qawwali, Musik gambus
dan jenis beragam lainnya yang berakulturasi dengan kebudayaan kebudayaan
setempat
seni musik Islami merupakan bagian dari kebudayaan Islam, untuk
membedakan antara seni musik Islami dengan bukan Islami dapat dilihat dari
segi niat atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung dalam hasil seni musik
Islami tersebut . Pencapaian yang dibuat oleh seni musik Islami itu juga
merupakan sumbangan Islam yang tujuannya karena Allah SWT, tetapi Allah
melarang penciptaan seni musik yang melampaui batas. Sesuai dengan Al Quran
surat Al Maidah ayat 87 yang berbunyi ; "Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas (Quran Surat Al Maidah : 87)."
Penelusuran sejarah musik Islam yang pernah dilakukan hingga saat ini
senantiasa menyertakan musik Arab sebelum masa Islam. Hal tersebut dapat
dimaklumi karena ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW pada
dasarnya tidak membunuh budaya Arab atau meninggalkan sepenuhnya nilai-nilai
budaya lama yang melatarbelakanginya, melainkan mengkreasi ulang sehingga
tidak bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan kemudian mengembangkannya
sebagai seni Islamis yang berkualitas tinggi. Sebagai contoh bentuk-bentuk pra-
7
Seni budaya, sugiyanto/T. Agustien Prabarini R/Probo Harjanti (2018:21)
Islam yang kini dikenal sebagai bentuk-bentuk sastra Islamis, diantaranya ialah:
Qasida, Madh, dan Mu’allaqat. Dengan demikian bukanlah hal yang mengada
ada jika karakteristik musikal berbagai bentuk seni vocal Islamis yang kita kenal
selama ini sesungguhnya berakar dari budaya yang telah ada sebelumnya, yaitu
Arab praIslam: (Faruqi, I,1991:19, 7778)
Musik merupakan hasil pikiran manusia yang merepresentasikan fitrah
manusia, sedangkan agama Islam adalah anugerah Allah. Di sudut yang lain,
music adalah bagian daripada kesenian, sedangkan kesenian adalah
rangkuman dari sebuah kebudayaan, dan kebudayaan itu sendiri adalah satu
aspek dari Din Islam8. Sebagai contoh kisah yang dipetik dari al-Qur’an (Surah
Saba’) mengenai Nabi Daud dan anaknya Sulaiman a.s. yang menggunakan
keindahan seni musik dengan iringan alat kecapi bagi merasai keindahan alam
sekeliling menerusi lagu puji-pujian kepada Allah di samping menggambarkan
kebesaran, kesempurnaan dan kemuliaan tuhan

b. Pandangan Terhadap Seni Musik Islami


Modernisasi sepertinya telah merebak hingga ke pelosok pelosok desa yang
tidak bisa terhindarkan dan harus dihadapi oleh siapapun yang hidup di era ini
agar tidak tertinggal gerbong peradaban. Modernisasi yang kental dengan istilah
westernisasi telah merangsek hingga ke segala sector. Musik sempat begitu
antipati ditentang oleh sebagian masyarakat Islam yang menganggap Seni Musik
merupakan hal yang diharamkan9, walupun tidak sedikit juga yang menganggap
Seni dalam arti keindahan yang merupakan bagian dari ajaran Islam: Islam
menganjurkan keindahan, karena Allah itu Maha indah dan suka keindahan, Islam
merupakan agama yang memberikan perhatian besar pada keindahan, baik
keindahan yang berupa tulisan maupun lisan. Berbicara tentang seni musik di
kalangan umat muslim terdapat tiga pandangan masyarakat Islam terhadap Seni
Musik itu sendiri, yakni;
1. Golongan pertama adalah golongan yang menerima atau membuka
telinganya lebar-lebar untuk mendengarkan segala macam nyanyian dan
musik dengan anggapan bahwa hal itu diperbolehkan, sebagai bagian dari
kebahagiaan hidup yang dihalakan oleh Allah SWT. untuk umatnya.
2. Golongan kedua adalah pihak yang melarang atau menutup rapat-rapat
telinga mereka, terlebih lagi pada seni musik yang dinyanyikan oleh seorang
wanita, sebab menurut pandangan mereka suara wanita itu aurat.
3. Golongan ketiga adalah mereka bersikap ragu-ragu diantara kedua pendapat
tesebut, condong kepada golongan pertama tetapi condong juga kepada
golongan kedua. Mereka seolah olah menunggu putusan dan jawaban yang
memuaskan dari ulama-ulama Islam dalam hal seni musik.
8
Abdullah Yusof Awerman Bidin PERKEMBANGAN SENI MUZIK DALAM PERADABAN ISLAM DI
NUSANTARA ejournal.um.edu.m
9
Salah satu ulama yang mengharamkan nyanyian adalah Ibn- al Qayyim al- Jauziyah dalam
kitabnya Ighasatul Lahfan Min Mashayid Asy-Syaithon yang kemudian diterjemahkan oleh Abu
Ihsan Atsari dengan judul “ Noktah-noktah Hitam Senandung Setan”
Hal ini pula yang mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap seni
musik Islami yang menjadi bagian dari perkembangan jaman, ada yang
memperbolehkan untuk memainkan musik ada juga yang dengan pasti
mengatakan melarang penggunaan seni musik di lingkungan masyarakat, dan ada
juga golongan yang bersikap ragu ragu yang cenderung bingung seperti apa
kedudukan Seni musik dalam pandangan Islam. Dari tiga pandangan tersebut
terhadap seni musik memiliki alasan alasan dan sumber sumber yang kuat baik
dari tafsiran Al Quran maupun Hadis Rosul. Dalam buku Harta Haram
Muamalat Kontemporer karya Erwandi Tarmizi10, dituliskan bahwa Nabi SAW
bersabda: "Akan terjadi bencana menimpa umatku, bumi ditenggelamkan, wajah
mereka diubah bentuknya dan mereka dihujani bebatuan, seorang Iaki-laki
bertanya, "kapan itu terjadi wahai, Rasulullah! Nabi menjawab, "bila
bermunculan para biduan wanita dan alat musik serta arak diminum" (HR
Tirmizi).
Sebagai Ulama berpendapat boleh seni musik di mainkan dengan alasan
menikmati musik dan nyanyian itu sesuai dengan fitrah manusia (human nature)
dan gharizah-nya (insting) yang memang suka kepada hal-hal yang enak, indah,
lezat, menyenangkan, mempesona, mengasyikan, memberi kedamaian dan
ketenangan hati. Sebagian ulama lagi berpendapat bahwa musik dan nyanyian
pada dasarnya mubah (boleh), dan hukumnya tergantung pada niat dan
pelaksanaannya oleh yang bersangkutan. Jika musikus dan penyanyi
menggunakan bakat dan keahliannya untuk sarana dakwah, maka pekerjaannya
dipandang ibadah. Jika mereka menggunakan bakat dan keahliannya untuk
membangkitkan nafsu seks, apalagi kalau disertai atraksi dan hidangan yang
dilarang agama, misalnya densa dan minuman keras, maka jelas pekerjaannya
dipandang maksiat atau dosa.
Kontekstualisasi seni suara saat ini dapat diambil dari nada-nada, irama-
irama atau bunyi suara bacaan al-Qur’an yang indah. Ismail Raji al-Faruqi, dalam
kitab Mu’jam al Mufahros al-fazil al-Qur’an mengatakan bahwa bacaan al-Qur’an
merupakan handasah al-shaut (seni suara) yang dapat didengar di mana-mana.
Pendapat lain juga disampaikan oleh Yusuf al-Qardhawi tentang boleh atau
tidakkah musik di kalangan umat Islam. Beliau mengatakan, bahwa musik itu
dibolehkan dengan catatan sebagai berikut:
1. Substansi atau isi nyanian harus sesuai dengan etika dan ajaran Islam yang
memang sudah diatur.
2. Janganlah gerak gerik seorang penyanyi dapat membangkitkan hawa nafsu
dan menimbulkan fitnah.
3. Janganlah perbuatan itu dilakukan secara berlebihan, sehingga melalaikan
untuk mengerjakan semua perintah Allah.
4. Janganlah seni suara itu disertai dengan hal-hal yang diharamkan.

10
Diposting oleh https://republika.co.id/berita/qdghsb320/alasan-musik-haram-menurut-ulama-
yang-mengharamkanya selasa  14 Jul 2020 18:12 WIB
Dalam dunia Islam, musik dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang
yakni; pertama sebagai suatu warisan historis dari abad pertengahan dan zaman
kuno. kedua sebagai perunjukan. ketiga sebagai cabang ilmu pengetahuan dan
sebagai media ketaatan spiritual. Musik dalam sejarah Islam memainkan peranan
yang cukup penting, serta hadir dalam bentuk seni yang sangat populer dan
penting, bahkan dalam dunia terekat sufi musik berguna sebagai makna spiritual,
musik mempunyai arti penting tidak hanya sekedar musik melainkan juga dalam
hubungannya dengan syair, seperti dalam karya Jalal Al-Din Rumi.
Pada beberapa hadis juga, sebagai sumber utama Islam kedua setelah Al
Qur’an, terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW
membolehkan musik, khususnya yang memiliki fungsi sosial dan relijius tertentu,
di antaranya seperti lagu-lagu penyemangat perang, lantunan lantunan ziarah haji,
dan lagu-lagu perayaan pernikahan atau hari-hari besar, baik untuk didengar
perorangan maupun umum (Baghdadi, 1991:1518), jika merujuk terhadap hadis
tersebut seni musik Islami yang memiliki fungsi sebagai fungsi sosial dan fungsi
relugius di perbolehkan untuk dimainkan atau dinyanyikan oleh masyarakat
khususnya umat muslim dengan catatan digunakan untuk kemaslahatan umat dan
penyebaran syiar Islam terhadap masyarakat umum. Ada pun unsur unsur yang
harus terkandung dalam seni musik religi (Islami) adalah ; a. Mengandung tentang
ajaran ajaran Agama Islam, b. Berisi tentang memuja Allah SWT atau kecintaan
terhadap Nabi/Rosul, c. Jarang yang menggunakan Instrumen/beat yang
berlebihan, dan d. Sering dikemas dalam bentuk Choir, dengan arti lain bahwa
yang disebut sebagai Seni musik Islami adalah seni musik yang mampu menjadi
media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sebagai media untuk
mengungkapan kecintaan terhadan Nabi dan Rosul, Itu juga yang menjadikan
dasar berkembangnya seni musik Islami di Indonesia dari masa Bimbo (1970)
dengan pop religinya hingga Sabiyan Gambus (2020) dengan lantunan musik
Islami yang di balut dengan teknologi dengan genre Gambus

c. Perkembangan Seni Musik Islami Di Indonesia


Penyebaran seni musik Islam di Nusantara khusus di Indonesia dipengaruhi
oleh penyebaran Islam ke Nusantara (sekarang Indonesia). Perkembangan seni
musik dalam peradaban Islam dimulai pada zaman Kekhalifahan Abbasiyah.
Kekhalifahan ini mencatatkan era emas perkembangan musik pada masanya.
Berbagai jenis instrumen dilahirkan pada era ini, mulai dari alat tiup hingga gitar.
Kekhalifahan yang memerintah pada 750 M-1258 M memberi perhatian kepada
penerjemahan risalah musik dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Penerjemahan
risalah-risalah itu didukung dan disokong sepenuhnya oleh para penguasa kala itu.
seni musik kian menggeliat dan melahirkan tokoh-tokoh penting yang
mengembangkan bidang ini. Misalnya, al-Kindi (800 M-877 M), orang pertama
yang diyakini memperkenalkan kata musik ketika dia menulis sebuah kitab
berjudul Musiqi. Salah satu alat musik yang diwariskan Islam pada zaman
kekhalifahan kemudian dikembangkan masyarakat Eropa pasca-renaisans adalah
alboque dan alboka. Keduanya merupakan alat musik tiup yang terbuat dari kayu
dan berkembang di era keemasan Islam. Alboka dan alboque berasal dari bahasa
Arab, yaitu albuq, yang berarti trompet. Inilah cikal bakal penciptaan klarinet dan
terompet modern.
Didalam sejarah Islam dibawa ke Nusantara oleh pedagang dari Gujarat,
India selama abad ke-11, meskipun tidak dipungkiri Muslim telah mendatangi
Nusantara sebelumnya. Pada akhir abad ke-16, Islam telah melampaui jumlah
penganut Hindu dan Buddhisme sebagai agama dominan bangsa Jawa dan
Sumatra, salah satu tokoh yang melakukan dakwa menggunakan kesenian (seni
Musik) adalah Sunan Bonang, beliau banyak berdakwah melalui kesenian untuk
menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam sekitar abab ke 14 M dengan
menggunakan musik gamelan sebaga media dakwahnya. Sunan Bonang
menciptakan sebuah gending11 yang di sebut sebagai gending Darma dengan
mengganti nama-nama hari nahas menurut kepercayaan Hindu dan nama-nama
dewa Hindu dengan nama-nama malaikat dan nabi-nabi menurut agama Islam 12
beliau banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar
memeluk agama Islam. Para wali Songo menyebarkan ajaran Agama Islam
dengan menggunakan pendekatan penetrasi damai mereka bersistesi dengan
kebudayaan kubudayaan setempat dan membentuk kebudayaan baru yang
bernuansa Islami,
corak-corak agama dan kepercayaan lama tidak serta merta tergerus dan
tergantikan dengan kebudayaan baru yang sesuai dengan Islam, namun mereka
kemudian berpadu dan membentuk satu kebudayaan baru yang mendominasi
corak Islam Nusantara sehingga menghasilkan kebudayaan baru khas Islam, salah
satu contoh wujud perpaduan budaya tersebut adalah seni musik13. Kesenian yang
merupakan salah satu bentuk ekspresi manusia sudah berkembang pesat sebelum
Islam datang di Nusantara dan semakin menunjukkan corak yang khas ketika
bersentuhan dengan agama Islam. Kesenian ini lebih bercirikan agama terdahulu
yang sudah terlebih dahulu melekat di kebudayaan Nusantara dalam waktu yang
lama. Berbagai corak kesenian Islam Nusantara menurut nurohim dalam (Millatī,
Journal of Islamic Studies and HumanitiesVol. 3, No. 1, Juni 2018) digolongkan
ke dalam tiga bagian. Pertama, kesenian asli Islam atau yang identik dengan
tempat kelahiran Islam di Arab yang kemudian diadopsi atau sengaja
diimplementasikan ke masyarakat Nusantara yang kemudian berkembang sebagai
salah satu kesenian Islam Nusantara. Kedua, kesenian yang sebelumnya bukanlah
berasal dari Arab atau daerah Islam, namun berasal dari daerah lain selain Islam
tapi kemudian diadopsi dan dijadikan kesenian Islam Nusantara. Ketiga, kesenian
yang sebelumnya belum ada dalam sejarah Islam di Nusantara namun kemudian
muncul atas prakarsa beberapa tokoh penyebar agama Islam di Nusantara. Tokoh
tokoh penggerak seni musik Islami terbermunculan dari generasi ke generasi

11
Diambil dari istilah gamelan, gending adalah intrumen dalam pengiring gamelan
12
Tamar Djaya, 1965, Pusaka Indonesia-Riwayat Hidup Orang-Orang Besar Tanah Air, Bulan
Bintang, Jakarta, h. 147
13
Nurrohim dan Fitri Sari SetyoriniProgdi Sejarah Peradaban Islam, Fak. Ushuluddin, Adab, dan
Humaniora IAIN Purwokertocairowanderer14@gmail.com, risa_ray23@yahoo.com.a
seperti Bimbo (1970), Chirye (1997), Opick (2005) dan grup grup band lainnya
yang memiliki andil dalam perkembangan seni Musik Islami (Religi) di wilayah
Nusantara
perkembangannya seni music Islam di Nusantara berkembang dengan pesat
dan terus bersintesis dengan jenis seni music yang lain, berawal ketika grup musik
Bimbo pada tahun 1971 dengan karya pertamanya yang di ilhami ketika para
personil Bimbo melakukan perjalan ke negara Singapura pada bulan Desember
yang identik dengan nuansa Natal meriah, dari hingar bingarnya perayaan tersebut
lahirlah sebuah karya lagu yang berjudul “Tuhan” dengan syair yang
menceritakan kekuasa Allah SWT. Dalam lagu tersebu Bimbo yang terdiri dari
tiga bersaudara kakak beradik, Sam Bimbo, Acil Bimbo, dan Jaka Bimbo,
kemudian ditambah oleh adik perempuan mereka Iin Parlina14 menceritakan
tentang keagungan Tuhan (Allah SWT) yang menjadi tempat untuk kita mengeluh
dari segala kegelisahan hati manusia, Bimbo mengemas musik yang mereka
tampilkan dalam genre pop religi dengan instrumen pengiring yang sangat
sederhana namum mampu membuat audies yang mendengar lagu lagu mereka
seolah seolah masuk kedalam suasana yang di bangun oleh lirik lagu tersebut,
selain lag Tuhan masih banyak juga lagu lagu bernuansa Religi seperti “Rindu
Rasul”, “Sajadah Panjang”, “Bermata tapi Tak Melihat”, “Ada Anak Bertanya
pada Bapaknya.” Dan ‘ketika Tangan dan Kaki bicara” yang semua lagu lagu
tersebut masih sering di dengar dan dimaikan sampai sekarang dalam konsep
yang berbeda dengan arransemen yang menyesuaikan kondisi masyarakat.
Setelah Bimbo bersaudara dengan musik pop religinya, muncul kembali
seniman yang merilis album religi yang cukup fenomenal yakni Chisye dengan
judul “ketika tangan dan kaki bicara” yang tercampur dalam album “Kala Cinta
Menggoda” tahun 1997, lagu ketika tangan dan kaki berbicara diciptakan oleh
Chisye yang liriknya yang ditulis oleh penyair terkenal di Indonesia Taufiq
Ismail, ditulis berdasarkan pandangannya tentang Islam pada Hari Pengadilan
yang akan datang ketika manusia kembali kepada sang pencipta, yang terinsfirasi
dari sebuah kutipan Al-Quran Surah Yasin ayat 65 “Pada hari ini Kami tutup
mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan
memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (Quran 36 : 65)
Tahun 2004 band music gigi yang bergenre rock merekontruksi lagu lagu
dari Bimbo dan Chriye dengan memproduksi music music religi yang dikemas
dalam “Raihlah Kemenangan”  album rohani pertama Gigi yang memuat sepuluh
judul lagu yang terdiri dari lagu seperti lagu Tuhan karya Bimbo yang dibuat
menjadi berirama rock, Ketika Tangan dan Kaki Berkata karya Chrisye yang
diaransemen ulang. Album “Raihlah Kemenangan” dirilis pada bulan suci
Ramadan 1425 H tahun 2004 M. Kemunculan album religi Gigi yang bernuasa
Rock mendapatkan tanggapan kurang baik dari beberapa seniman lain yang
menganggap kalau lagu-lagu rohani Islam yang syahdu seperti Tuhan-nya Bimbo,
di ‘acak-acak’ oleh GIGI dengan konsep musik rock religi, Konsep album
“Raihlah Kemenangan” sudah dirumuskan oleh Gigi sejak satu tahun 2003.
14
https://id.wikipedia.org/wiki/Bimbo
Berangkat dari keprihatinan GIGI atas kurangnya apresiasi anak-anak muda
zaman sekarang terhadap seni seni musik yang bernafaskan islami. Dari
pengalaman itu mereka menyimpulkan bahwa anak-anak muda zaman sekarang
kurang mengenal musik-musik islami karena seleranya kurang pas dengan fashion
musik mereka yang cendering dinamis. Maka GIGI membuat musik dan
aransemennya mendekati selera anak muda dengan harapan dapat di sukai,
menyanyikan dan dapat menghayati makna lirik didalamnya yang banyak
mengajarkan tentang ajaran dari agama Islam. Musik religi versi GIGI banyak di
terima oleh kalangan anak muda dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2010
dengan lima album religi; Raihlah kemenangan, Raihlah Kemenangan Repackage,
Pintu Sorga, Jalan Kebenaran, dan Amnesia
Perkembangan selanjutnya terlihat dari karya salah satu seniman handal
Aunur Rofiq Lil Firdaus atau lebih dikenal dengan nama Opick seniman yang
lahir di Jember, Jawa Timur, tanggal 16 Maret tahun 1974 merupakan
seorang pencipta lagu dan penyanyi lagu-lagu bernuansa religi. Namanya pertama
dikenal melalui salah satu karyanya yang berjudul, Dealova, yang dinyanyikan
oleh Once Mekel. Lagu ini merupakan original sound track film dengan judul
yang sama. Album pertamanya berjudul Istighfar yang dirilis pada tahun 2005
yang meraih kesuksesan dalam Sebulan, album ini mampu mencetak dobel
platinum dengan penjualan lebih dari 300 ribu kopi. Dalam album tersebut, Opick
memasukkan lagunya yang berjudul Tombo Ati yang dipercaya sebagai salah satu
karya penomenal dari salah satu wali songo ke dalam album solonya. Meskipun
sebelumnya, Opick sudah memasukkan lagu tombo Ati ke dalam album
kompilasi Tausiyah Dzikir dan Nasyid. Dan akhirnya album Istighfar ini sukses di
pasaran dan diterima oleh kalangan masyarakat yang haus akan hiburan yang
menyejukan hati, albumnya menembus penjualan lebih dari 800 ribu kopi dan
mendapat penghargaan lima platinum sekaligus. Dari keberhasilan aktivitasnya
dalam berkaraya melalui lagu Islami, Opick dinobatkan sebagai duta grup musik
Islami Nasyid oleh lembaga ANN (lembaga nasyid nusantara). Album Religi
Opick dari tahun 2005 sampai tahun 2019 mampu mengeluarkan lima belas
Album Religi yang berjudul Istighfar (2005), Semesta Bertasbih (2006), Ya
Rahman (2007), Cahaya Hati (2008), Di Bawah Langit Mu (2009), Shollu Ala
Muhammad (2010), The Best of Opick (2011), Salam Ya Rosulullah (2012), Ya
Maulana (2013), Sahabat Sejati (2014), Salam Rindu Ya Musthofa (2015), Sang
Maha Cahaya (2016), Allah Bersamamu (2017), The best of opick Live
Accoustic(2017) dan Sang Pencari (2019)
Terisfirasi dari band pendahulunya yang mampu mendekatkan seni musik
Islami kepada anak muda dengan konsep musik yang sesuai dengan selera
masyarakat, Wali Band mencoba fokus membawakan musik religi Islami dari
mulai tahun 2009 dengan album “Mari Sholawat” yang mengajak anak muda
untuk bersholawat senantiasa mengingat Allah SWT dan terus mencintai Nabi
Muhammad SAW, Wali Band adalah sekelompok pemuda yang berdomisili
di Ciputat, Tangerang Selatan. dibentuk pertama kali pada tahun 1999 dengan 4
orang personil yang terdiri dari Faank (vokal), Apoy (gitar), Tomi (drum)
dan Ovie (kibor) mereka adalah lulusan pesantren yang sebagiannya merupakan
alumni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mucul juga seniman
seniman lain yang mulai menyanyikan lagu lagu yang bernuansa Islmani seperti
Gita Gutawa yang merilis lagu bernuasa Balada Sholawat yang dirilis tahun 2010,
dan yang paling terbaru adalah Grup musik Sabyan Gambus berdiri sejak Tahun
2018 yang beranggotakan Nissa, Ayus dan Kamal, mereka berhasil mencuri
perhatian pencinta musik Religi mereka membuat sebuah konsep pertunjankan
music Islami lebih kekinian dengan mengadopsi teknologi sebagai salah satu
unsur pendukung pertunjukan musiknya yang menyatukan dua warna musik yang
berbeda antara nuansa Timur Tengan yang berbalut khas vocal bergenre Pop,
dengan konsep modern tersebut Sabiyan Gambus diterima oleh hampir semua
kalangan dari anak muda sampai dengan orang dewasa, musik yang mereka
sajikan sangat Easy listening dalam mengsyiar agama Islam dengan lantunan
music Religi. Karya karya terbaik mereka di kemas dalam dua album Sabyan
Gambus (2018) dan Bismillah (2019) selain itu terdapat juga Album Ramadhan
Penuh Cinta (2018) dengan lagu 'Ya Habibal Qolbi' Festival Nasyid
Nusantara (2018) dengan lagu 'Ya Maulana' dan Singel terbaru "Ya Nabi Salam
Alayka" (2020)
Di masa pandemic saat ini seluruh pertunjukan seni music mengalami
penurunan drastis dengan ditiadakannya konser/pertunjukan music secara
langsung guna mencegah penularan covid 19, sesuai dengan fungsi seni sebagai
pemersatu masyarakat maka pertunjukan secara langsung tidak boleh
dilaksanakan, tetatapi untuk menjaga konsisten industry music maka dibuatlah
salah satu bentuk pertunjukan yang menggunakan media digital sebagai sarana
pertujukan seni music. perkembangan music Islam dimasa pandemic ini pun ikut
beradaptasi dengan kondisi masyarakat guna menghindari Covid 19. Salah satu
cara untuk selalu menampilkan sebuah pertunjukan music adalah dengan
menggunakan konsep online (konser Virtual) sehingga seni Musik Islam masih
tetap bisa bertahan dalam kondisi saat ini. Beberapa musisi mungkin dapat
mengerjakan pekerjaan dari dalam rumah dan melakukan sejumlah alternatif
seperti menyelenggarakan pertunjukan musik daring, namun juga perlu mendapat
perhatian bahwa dalam rantai subsektor tersebut juga terdepat mereka yang
terdampak, seperti kru panggung, sound enginner, dan lainnya yang pekerjaannya
tidak mungkin dilakukan secara daring.
Untuk dapat tetap survive di tengah pandemi covid-19 membutuhkan
sebuah perubahan-perubahan budaya. Walaupun sebuah perubahan memerlukan
waktu lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan
lambat yang dinamakan sebagai evolusi. perubahan terjadi dengan sendirinya
tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-
usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-
keadaan, dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan
masyarakat. Rentetan perubahan-perubahan tersebut tidak perlu sejalan dengan
rentetan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan
(Bohannan, 1963: 360).
Hal yang menarik di masa pandemi covid-19, yaitu para musisi yang
bergerak di seni musik Islami tetap melakukan pertunjukan musik secara daring.
Beberapa lainnya mengajak penonton berdonasi untuk masyarakat yang
terdampak pandemi covid-19 melalui penyelenggaraan pertunjukan musik daring
tersebut. baik untuk kebutuhan petugas medis ataupun warga terdampak lainnya.
Fenomena musik seperti ini menjadi sebuah perubahan kebudayaan dalam musik,
baik dalam maupun luar negeri. Fenomena tersebut selaras dengan teori unilinear
theories of evolution, teori ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan
masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan sesuai dengan
tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk yang
kompleks sampai pada tahap yang sempurna (Inkeles, 1965: 31). Begitu juga
dengan seni musik Islami yang terus berkembang melalui tahap-tahap yang masih
didasarkan pada suatu sistem kebenaran. Dalam tahap pertama dasarnya
kepercayaan tahap kedua dasarnya adalah indra manusia dan tahap terakhir
dasarnya adalah kebenaran (Sorokin, 1957).

KESIMPULAN
Seni merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi karena merupakan bagian
dari fitrah manusia yang di dalamnya terdapat jiwa, nurani, perasaan, dan
keinginan manusia akan keindahan. Keindahan yang di inginkan oleh manusia
dapat di peroleh dari seni musik Islami yang menyajikan keindahan ketika muja
Allah SWT dan keindahan ajaran Islam sebagai Agama yang terbaik bagi umat
manusia. Perkembangan seni musik dalam peradaban Islam dimulai pada zaman
Kekhalifahan Abbasiyah pada 750 M-1258 M dan terus berkembang seiring
penyebaran agama Islam ke penjuru dunia Namun perkembangan seni musik
Islami di Indonesia mengalami pasang surut dan kontroversi yang menarik seperti
perbedaan sudut pandang umat Islam terhadap seni musik. dibalik pandangan
halal, haram, dan keraguan terhadap seni musik Islami para seniman senima
Indonesia terus berkarya dengan tujuan untuk mensyiarkan ajaran Islam dalam
bentuk seni musik dengan asumsi dapat diterima oleh segala kalangan dan era
yang terus berkembang secara dinamis, senima seniman yang memiliki andil
dalam perkembangan seni Musik Islami di Indonesia diantaranya adalah Bimbo
(1970) Chrisye (1997), Gigi Band (2004), Opick (2005) Gita Gutawa (2010),
Wali Band (2017), Sabyan Gambus (2020) dan masih banyak lagi seniman
seniman yang memainkan seni musik islami sebagai salah satu dedia untuk
penyebaran Agama Islam kepada masyarakat mayarakat di wilayah Nusantara
(Indonesia). Baik dimasa normal ataupun dalam masa pandemi covid -19
(Adaptasi Kebiasaan Baru) mereka tetap berkarya dengan melakukan pertunjukan
pertunjukan secara daring / online dengan konsep concert Virtual dengan harapan
mampu memberi pencerahan atau peringan kepada manusia yang membutukan
nurani dan utuk memenuhi keinginan manusia yang terkandung rasa suka akan
keindahan
Seni musik Islami akan terus berkembang di era modern yang serba cepat
dan dinamis yang menyesuaikan terhadap perkembangan zaman dengan tanpa
menghilangkan kaidah kaidah keIslaman yang menjadi ciri khas dari seni musik
Islam itu sendiri. Seni musik Islami terus bertahan dan berkembang sampai saat
ini tidak bisa dipungkiri ada andil besar dari para seniman seniman Indonesia
yang berani mencurahkan segala Ide dan gagasan tentang bermusik yang didasari
ingin mensyiar ajaran agama Islam keseluruh pelosok dan bagi seluruh
masyarakat Indonesia dari segala kalangan dan usia, dengan niat baik tersebut
maka seni musik Islami (religi) akan terus berkembang dan bisa diterima oleh
siapapun dan dimanapun
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Yusof∗Awerman Bidin∗ 48PERKEMBANGAN SENI MUZIK DALAM


PERADABAN ISLAM DI NUSANTARA

al-Baghdadi, Abdurrahman. Seni Dalam Pandangan Islam. Jakarta : Gema Insani


Press, t.t.1991.

Albertrand Jusendo Arfan. TEORI FUNGSIONALISME Universitas Ekasakti


file:///C:/Users/USER/Downloads/M.AlbertrandJusendoArfan_2010
003600059_UAS.pdf

Al-Jazairi dan Abi Bakar Jabir. Haramkah Musik dan Lagu ? (Al-I’lam bi Anna
Al-‘Azif wa Al-Ghina Haram). Alih Bahasa oleh Awfal Ahdi.
Cetakan I. Jakarta : Wala` Press, 1992.

Andre Indrawan MUSIK DI DUNIA ISLAM Sebuah Penelusuran Historikal


Musikologis Lektor Kepala pada Jurusan Musik, Fakultas Seni
Pertunjukan, ISI Yogyakarta

Dadang Dwi Septiyan PERUBAHAN BUDAYA MUSIK DI TENGAH


PANDEMI COVID-19 CULTURAL CHANGE OF MUSIC IN
THE MIDDLE OF PANDEMI COVID-19 Program Studi
Pendidikan Seni Pertunjukan, FKIP, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa 2020

Deni Hermawan Musik Etnik Sunda Islami Ath-Thawaf: Sebuah Kajian terhadap
Nilai-nilai Musikal, Kultural, dan Religius , STSI Bandung 2007

Febri Lukita Jejak Seni Dalam Sejarah Islam LPPMPP ISI Padang Panjang
Sematera Barat 2016

Luki Agung Lesmana P,* A. Toto Suryana, Edi Suresman IMPLEMENTASI


DAKWAH ISLAM MELALUI SENI MUSIK ISLAMI (Studi
Deskriptif Pada Grup Nasyid EdCoustic) Program Studi Ilmu

Muhammad Ali RohmadUniversitas Islam Majapahit SENI ISLAM DI ERA


MILLENNIA Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat-2018

Muhammad Takari ILMU-ILMU SENI, TEORI, DAN METODE PENELITIAN


Ketua Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, dan
Dosen Tetap Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara 2017

Mustofa. Filsafat Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997.

Nasr, Sayed Hossein. Spiritual dan Seni Islam. Bandung: Mizan, 1993.

Shihab, M. Quraisy dkk. Islam dan Kesenian. Jakarta: Majelis Kebudayaan


Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan, Lembaga Litbang PP
Muhammadiyah, 1995.

Winny Puspasari Thamrin, S.Psi., M.Si. Astri Nur Kusumastuti, S.Psi., M.Psi.
Budi Setiawan, ST., MMSI. EBOOK ANTROPOLOGI Universitas
Gunadarma 2013 padangpanjang.ac.id, 2016

Anda mungkin juga menyukai