Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK GAYA HIDUP GENERASI MILLENIAL MELALUI

SENTUHAN MUSIK ISLAMI


Oleh:
Nadia Sheren Maulina (195120500111006)
Saffanah Fajar Kurniawan (195120501111006)
A-1 Ilmu Politik

Abstrak
Banyak remaja di era millenial sekarang menggandrungi trend
budaya barat sehingga nilai-nilai islam yang sudah ditanamkan
sejak kecil mulai menurun. Salah satu contoh kongkrit yang bisa
kita lihat ditengah masyarakat adalah ketertarikan mendengarkan
musik islami. Musik islami merupakan salah satu contoh musik
yang tidak banyak digemari oleh kalangan millenial muslim
sekarang dikarenakan komposisinya tidak mengikuti
perkembangan zaman. Padahal musik islami memiliki manfaat
atau dampak yang sangat besar bagi pendengarnya. Hal ini dapat
mengubah gaya hidup karena didalam bait lagunya memiliki
kandungan makna yang sangat terpuji serta mendorong keimanan
orang untuk beribadah dan taat kepada Allah S.W.T. Untuk
mengubah pola hidup tersebut dilakukan dengan cara
mendengarkan sholawat atupun nasyid agar dapat membentuk
pribadi yang terpuji.
Kata Kunci: musik, islami, millenial

PENDAHULUAN
Remaja di Indonesia banyak sekali yang menggandrungi trend budaya
barat. Tidak sedikit dari mereka yang menjadikan budaya barat sebagai gaya
hidup yang memliki peran penting dalam menjalani kehidupan. Gaya hidup
bisa berupa kebiasaan ataupun pola keseharian, salah satu contohnya adalah
musik. Para generasi millenial memiliki pola hidup yang erat kaitannya dengan
musik. Musik sendiri memiliki berbagai jenis aliran seperti hiphop, pop, R&B,
religi, jazz dan rock. Musik religi khususnya musik islami adalah salah satu
jenis musik yang pada dasarnya memiliki banyak manfaat terhadap kehidupan.
Ketertarikan mendengarkan musik islami semakin menurun di kalangan
kaum millenial. Hal ini disebabkan karena musik-musik barat mempunyai
komposisi melodi yang bergaya modern serta cara penyebaranya yang meluas
melalui internet. Selain itu para millenial lebih merasa bangga saat mereka
mendengarkan dan dapat menyanyikan lagu-lagu barat, ketimbang
mendengarkan lagu islami. Menurut Karlina (2008, hlm. 56) dalam
penelitiannya menyebutkan minat remaja di salah satu daerah di Jakarta Timur
terhadap kegiatan keagamaan adalah biasa-biasa saja. Hal ini juga dapat
dibuktikan melalui aplikasi musik seperti Spotify, JOOX, dan SoundCloud
bahwa lagu-lagu islami tidak termasuk dalam daftar populer maupun masuk
dalam 100 daftar lagu yang sering diputar.
Islam sebagai agama yang sempurna tentunya mengandung segala aspek
yang dibutuhkan oleh manusia, termasuk seni musik Islami yang diharapkan
bisa memberikan sumbangsih positif bagi penanaman nilai-nilai agama pada
setiap individu (Lesmana, 2015). Ini bisa menjadi alternatif bagi umat muslim
agar bisa mendapatkan syiar-syiar Islam yang tentunya tanpa menghilangkan
esensi majelis ilmu sebagai tempat untuk menuntut ilmu. Musik dapat
dijadikan sebagai alat dakwah, bahwa pengertian dakwah adalah mengajak
manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh
mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan buruk agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat (Munir, 2009). Manfaat lain yang
akan didapatkan bila kita mendengarkan musik islami adalah menumbukan
ketebalan iman kita terhadap Allah S.W.T serta menumbuhkan rasa cinta
terhadap islam dan Nabi Muhammad S.A.W.
Tanpa kita sadari, perilaku kita dalam menjalani kehidupan akan semakin
menuju nilai-nilai terpuji karena kebiasaan yang baik akan mendatangkan
dampak yang baik serta kita akan terjauhkan dari berbagi penyakit hati, jika
kita menjalani gaya hidup dengan membiasakan mendengar musik islami. Dari
uraian tersebut rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana dampak
musik islami terhadap gaya hidup kaum millenial? Serta karya tulis ini
bertujuan untuk menjelaskan dampak musik islami terhadap gaya hidup kaum
millenial muslim.

Musik Islami
Musik Islami memiliki dua buah kata dengan makna yang berbeda.
Menurut etimologis, dikutip oleh Abdul Muhaya dan juga dikemukakan oleh
Mcckechnie, metakan bahwa musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike,
yang mempunyai arti, yaitu: (Muhaya, 2003):
 Seni atau ilmu pengetahuan yang mengolah sebuah suara oleh alat
musik dalam berbagai lagu yang akhirnya dapat menyentuh perasaan.
 Susunan sebuah nada, melodi, dan ritme.
 Pergantian ritme dan dinamika yang membentuk suara indah.
 Kemampuan untuk merespon dan mengapresiasi musik.
 Sekelompok orang yang membentuk sebuah grup musik.
Dalam terjemahan beberapa bahasa seperti bahasa Arab, musik
diterjemahkan sebagai musiqa. Dalam Bahas Persia musiqi serta Bahasa
Inggris adalah music. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
pengertian musik adalah: (KBBI, 1990).
 Ilmu atau seni menyusun nada suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara yang
mempunyai kesatuan dan keseimbangan).
 Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat
yang menghasilkan bunyi).
Menurut KBBI, islami adalah istilah umum yang merujuk kepada nilai-
nilai keislaman yang melekat pada sesuatu. Sesuatu yang dimaksud bisa saja
dalam bentuk karya seni, tradisi, pendidikan, budaya, sikap hidup, cara
pandang, teknologi, ajaran, produk hukum, lembaga, negara, dan lain-lain.
Sesuatu disebut islami apabila nilai-nilai yang terkandung atau sistem yang
bekerja di dalamnya mengadopsi ajaran Islam.
Musik islami itu sendiri memiliki makna yaitu salah satu jenis musik yang
berhaluan Islam yang berasal dari Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Tengah,
dan Asia Teggara. Dalam lagu islami biasanya berisi tentang nilai keagaman
dan membawa pada kebaikan. Seperti yang dijelaskan oleh Bambang Saiful
Ma’arif (2010, hlm. 178) yang menyebutkan bahwa suatu lagu dapat dikatakan
sebagai ‘lagu yang bernafaskan agama,’ adalah sebagai berikut:
1. Liriknya membawa kepada pengagungan Allah Rabb yang Maha
Esa.
2. Unsur musikalitasnya tidak cadas sehingga dapat membina jiwa
secara baik.
3. Membawa pada makna-makna akan kesejatian kehidupan. Tentang
dari mana kita berasal, hendak ke mana, dan jalannya bagaimana.
Hidup penuh dengan makna yang dapat dipancarkan melalui musik.
4. Menghindarkan hal-hal yang sahūn atau lahūn (lupa diri) karena
terperdaya oleh rayuan lagu-lagu yang didengarnya, baik lirik, jenis
musiknya, maupun tampilannya dipanggung.
5. Menjadikan manusia merenungi akan alam dan budayanya sebagai
pemberian Allah SWT.
Dalam sejarah musik islami pada tahun 622-623 Masehi, Rasulullah
merekomendasikan agar lantunan adzan bertupoksi sebagai pemberitahu waktu
sholat. Dalam hal ini adzan merupakan salah satu dari jenis musik religius
islami yang dikumandangkan oleh Bilal bin Rabbah sahabat Nabi Muhammad
S.A.W (Irawan). Adapun cerita tentang Nabi Muhammad S.A.W hijrah ke
Madinah disambut oleh kaum Anshor. Saat itu Rasullullah S.A.W dengan
musik Thala’al Badru. Ini merupakan musik yang disebut dengan Sholawat
Badar (Ibid). Akhirnya musik islami menyebar dan berkembang ke seluruh
penjuru dunia. Dengan melihat segala perbedaan perspektif kebudayaan dan
kesenian, mata orang Islam menjadi terbuka dalam setiap perubahan seiring
dengan perkembangan budaya lokal. Namun, hal ini tidak mengurangi
karakteristik musik islami, seperti yang kita lihat di Indonesia yaitu sholawat
berlanggamkan Jawa. Jadi, musik religi yang kita kenal saat ini merupakan
kolaborasi antara musik-musik dari Arab, Persia, India, dan Yunani. Oleh
karena itu, musik islami diadopsi oleh akulturasi budaya Arab dan budaya
lokal masyarakat (Moch.Yunus, Juli,2016).
Dampak Musik Islami Pada Gaya Hidup Generasi Millenial

Masa modern seperti sekarang dengan teknologi dan ilmu


pengetahuannya, telah banyak memberikan perubahan sistem dalam kehidupan
bermasyarakat yang akhirnya mengalami pengaruh modernitas. Contohnya
remaja di Indonesia banyak sekali yang menggandrungi trend budaya barat,
dari mulai fashion, tarian, musik sampai perilaku. Tidak sedikit dari mereka
yang menjadikan budaya barat sebagai gaya hidup. Para milenial menganggap
tidak sesuai dengan perkembangan jaman, sehingga pada konteks tertentu
ditinggalkan begitu saja tanpa dipahami lebih mendalam.

Musik islami merupakan salah satu contoh seni musik yang tidak
banyak digemari oleh generasi milenial karena tidak mengikuti perkembangan
jaman. Padahal musik islami dapat berdampak dalam berbagai hal, salah
satunya pada gaya hidup. Perilaku kita dalam menjalani kehidupan semakin
lama akan menuju nilai-nilai terpuji karena kebiasaan yang baik mendatangkan
dampak yang baik pula serta kita akan terjauhkan dari berbagi penyakit hati,
jika kita menjalani gaya hidup dengan membiasakan mendengar musik islami.

Aliran musik ini dapat dijadikan ajaran spiritual untuk memenuhi


kebutuhan privat masing-masing individu, dan diperlukan dalam kehidupan
sosial. Hal ini dikarenakan isi tiap bait lagu mengandung ajaran yang
medorong untuk beriman, beribadah, dan taat kepada Allah SWT. Selain itu,
kita dapat dijauhkan dari sifat buruk, perbuatan maksiat serta menjadikan kita
orang yang selalu bersyukur. Tanpa kita sadari, saat kita terbiasa mendegarkan
lagu bernafaskan islami pribadi kita akan terkontrol dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Kita akan berpikir terlebih dahulu dalam menambil sebuah
tindakan atau keputusan yang sesuai dengan perintah dan larangan Allah.

Di sisi lain musik islami dibutuhkan ketika suasana hati sedang gelisah
dan gundah. Selain itu, musik islami dapat menghilangkan rasa sedih. Dalam
teori Maslow dalam teorinya “kebutuhan akan rasa aman” dijelaskan
kebutuhan rasa aman ini adalah sesuatu kebutuhan yang mendorong individu
untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan
lingkungan (Koswara). Namun, rasa takut dan cemas yang dihadapi
masyarakat akan menimbulkan kesadaran serta motivasi orang untuk
melakukan pencegahan (Maslow). Dalam wawancara masyarakat, musik
islami memiliki dampak subyektif bagi pendengarnya. Hal ini dapat dibuktikan
musik islami dapat memberi motivasi untuk menjadi lebih semangat dalam
menjalani hidup dan melakukan aktivitas (Abdillah, 5 Mei 2017).

Selain itu, musik islami memiliki dampak sosial masyarakat. Dalam


wawancara masyarakat yang dapat menghasilkan informasi dijelaskan bahwa
lagu yang berjudul “tombo ati” yang dinyanyikan oleh Opick memiliki salah
satu isi dari lagu yaitu “berkumpullah dengan orang sholih” sehingga
masyarakat meningkatkatkan perkumpulan dengan sesamanya. Di sisi lain itu,
masyarakat dapat memahami makna “berkumpul” dan melaksanakan praktik
sosial yang bermanfaat di HUT RI. Dimana hal tersebut menimbulkan unsur
interaksi sosial juga (Saiful, 28 Mei 2017).

Membiasakan lagu islami dalam keseharian dapat kita lakukan dengan


cara mendengarkan sholawat ataupun nasyid saat belajar maupun sebelum
tidur. Dalam suatu acara kita juga bisa memasukkan nilai keislaman seperti
mengundang hadrah dan qasidah. Pembiasan ini akan membentuk generasi
milenial dengan perilaku yang terpuji serta senantiasa menjauhkan kita dari
pergaulan remaja yang tidak baik.

KESIMPULAN

Memang masa modern dimana teknologi berkembang pesat saat ini


membuat nilai-nilai islam menjadi menurun di kalangan millenial muslim. Hal
ini dapat berakibat remaja muslim jatuh ke jurang negatif. Bisa dilihat dari
contoh kongkrit di sekitar kita yaitu menurunnya ketertarikan mendengarkan
musik islami di kalangan remaja millenial. Hal ini dikarenakan banyak kaum
millenial gaya musik islami tidak mengandung komposisi modern. Padahal
musik islami memiliki dampak yang sangat penting bagi remaja millenial
muslim zaman sekarang. Salah satunya adalah dapat mempertebal keimanan
seseorang serta menunjukkan rasa cinta kepada Allah S.W.T dan Nabi
Muhammad S.A.W. Aliran musik ini dapat dijadikan alat spiritual untuk
memenuhi kebutuhan privat masing-masing individu sendiri agar batin tetap
tenang. Untuk mengubah pola hidupnya adalah dengan cara membiasakan
mendengarkan lagu islami seperti mendengarkan lagu sholawat ataupun nasyid
saat belajar maupun sebelum tidur. Selain itu, harus adanya improvisasi di
dalam komposisi lagu nasyid menjadi lebih modern dan mengikuti
perkembangan zaman.

Daftar Pustaka
Aminah, S. (2016). Pengaruh Musik Islami terhadap Perkembangan Bahasa
Anak. El-Banat Vol. 6. No. 2, 216.
Arifin, M. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azizi, A. (2006). Allah pun Bershalawat kepada Nabi: Rahasia & Keberkahan
Shalawat atas Nabi Muhammad SAW.Terjemahan Ahmad Ghozali. Jakarta:
Zahra.
Abdillah, M. (5 Mei 2017). wawancara. Sidoarjo.
Ibid. (n.d.). 47.
Irawan, A. (n.d.). Musik Di Dunia Islam: Sebuah Penelusuran Historikal
Musikologis. Jurnal Kajian Seni Budaya Tsaqafa, 44.
KBBI, T. P. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Koswara, E. (n.d.). Teori-teori Kepribadian. 120-121.
Lesmana, L. A. (2015). Implementasi Dakwah Islam melalui Seni Musik
Islami. TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, 33-35.
Maslow, A. (n.d.). In M. a. Personality, Motivasi dan Kepribadian I (pp. 47-
53). diterj. Nurul Imam.
Moch.Yunus. (Juli,2016). Musik Dalam Sejarah Dunia Islam. Jurnal
Qolamuna, Vol 2, No. 1, 55.
Muhaya, A. (2003). Bersufi Melalui Musik; Sebuah Pembelaan Musik Sufi
Oleh Ahmad Al Ghazali. Yogyakarta: GamaMedia.
Munir, M. (2009). Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.
Saiful, M. (28 Mei 2017). wawancara. Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai