Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“SENI MUSIK DAN NYANYIAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Sejarah Kesenian Islam

Dosen Pengampu : Marsus, M.Hum

Disusun Oleh :

1. Nessa Ailin Sugiharto ( 206131051 )


2. Anna Khofifah ( 206131054 )

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN


BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami ini. Tak lupa kami
haturkan sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw syafaatnya
mengalir kepada kita semua hingga hariakhir. Penyusunan tugas ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa serta agar mahasiswa yang lain
dapat melakukan kegiatan seperti yang kami lakukan. Dalam hal ini kami akan membahas
mengenai " Seni Musik dan Nyanyian”. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah
yang kami susun masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala kritik, saran dan
koreksi sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Harapan nya agar makalah ini
sarana penelusuran ataupun sarana pembelajaran lebih lanjut bagi kita yang membahas
tentang " Seni Musik dan Nyanyian” lebih mendalam lagi. Demikian kata pengantar ini
penulis sampaikan

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Surakarta, 3 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latarbelakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Sejarah Musik............................................................................................................3

B. Jenis-Jenis Musik dalam Islam..................................................................................6

C. Fungsi Musik dalam Islam........................................................................................9

D. Sejarah Nyanyian pada Awal Jahiliyyah...................................................................

E. Peranan Musik dan Nyanyian dalam Islam.................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

A. Kesimpulan.............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang sosial dan kultur di setiap wilayah yang memiliki perbedaan dan ciri
masing-masing membuat keberagaman menjadi lebih menarik. Pengkajian mengenai
sejarah Kesenian Islam ini memang sudah cukup banyak mendapat atensi dari
masyarakat umum. Salah satu contoh kesenian islam adalah seni musik dan nyanyian,
kehidupan manusia tak bisa lepas dari seni karena di dalamnya termuat naluri manusia
dan keindahan. Musik dipercaya dapat memberi kekuatan yang luar biasa yakni
membawa surga kenikmatan, semangat perjuangan , dan suasana keharuan. Kekuatan
musik yang luar biasa menjadikan para sebagian pendakwah islam menggunakan
musik untuk berdakwah, seperti halnya sunan kalijaga yang menggunakan lagu lir-ilir
sebagai salah satu media dakwahnya. Karena musik dan nyanyian menjadi salah satu
kesenian islam yang penting, maka dalam makalah ini penulis mencoba jelaskan seni
musik dan nyanyian dalam islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Musik Islam?
2. Bagaimana Jenis-Jenis Musik Islam ?
3. Bagaimana Fungsi Musik dalam Islam ?
4. Bagaimana Sejarah Nyayian pada Awal Jahiliyah ?
5. Bagaimana Peranan Musik Dan Nyanyian dalam Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Musik Pada Islam
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Musik Pada Islam
3. Untuk mengetahui Fungsi Musik Pada Islam
4. Untuk mengetahui Sejarah Nyanyian Pada awal jahiliyah
5. Untuk mengetahui peranan musik dan nyanyian dalam islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Musik

Musik ialah ilmu mengenai seni menyusun nada atau suara yang diutarakan, hubungan
dan kombinasi temporal untuk menciptakan komposisi suara yang memiliki kesatuan dan
keseimbangan, suara atau nada yang disusun sedemikian rupa hingga mengandung lagu,
irama, serta keharmonisan ( terutama yang dapat menghasilkan bunyi ).1

Perkembangan seni musik pada era Rasulullah SAW dimulai saat orang-orang Arab bangsa
Jahiliyyah yang menjadikan seni musik dan seni suara menjadi hal yang diharuskan. Orang-
orang bahkan menggunakan musik mensurat yang dinamakan dengan IQA ( irama yang
berasal dari alat sejenis gendang) di Hijaz. Mereka menggunakan instrumen lain seperti
rebana, tambur, seruling, gambus, dan lain-lain. Setelah penduduk Arab memeluk islam
kemudian bakat bermusiknya makin berkembang dengan semangat dan mendapat jiwa yang
baru. Pada era Nabi Muhammad SAW, ketika Hijaz menjadi pusat politik, tidak membuat
perkembangan musik menjadi berkurang. Dalam buku-buku hadist terdapat nash-nash yang
memperbolehkan seseorang menari, menyanyi, dan juga memainkan alat-alat musik. Tetapi
perijinan tersebut dalam nash-nash tersebut hanya diperbolehkan jika ada pesta saja seperti
pesta khitanan, memuji orang-orang yang mati syahid dalam peperangan, perkawinan, ketika
menyambut tamu datang, atau juga menyambut kedatangan hari raya dan sejenisnya.2

Lalu musik pada era Abbasiyah juga mengalami perkembangan, karena sejak jaman
jahiliyyah pun seni musik dan seni suara tidak dapat dipisahkan dan menjadi sebuah
keharusan. Hal tersebut terus berkembang dari masa Rasulullah, masa Bani Umayyah, hingga
masa Bani Abbasiyah. Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, musik mengalami kejayaan,
yaitu :

a. Pendidikan Musik

Pada masa ini para khalifah dan para pejabat lainnya memberikan perhatian yang cukup
serius dalam pengembangan pendidikan musik.3

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996 , 602
2
Dr. M. Quraish Shihab, Studi Krisis Atas Nabi SAW, Bandung, Mizan, 78
3
Prof. A.Hasmy, Sejarah Kebudayaan Islam, 320-321

5
Banyak sekolah musik yang didirikan oleh negara islam di berbagai daerah, baik sekolah
tingkat menengah atau sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang paling sempurna adalah
sekolah yang dibangun oleh Sa’id Abd-ul Mu`min yang wafat pada tahun 1294 M.

Salah satu sebab mengapa daulah Abbasiyah mendirikan banyak sekolah musik ialah karena
keahlian bermusik dan menyanyi menjadi salah satu syarat bagi budak, dayang-dayang
istana, dan pengasuh di rumah pejabat atau hartawan untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh
karena itulah mengapa menjadi sebuah keharusan untuk belajar musik.4

b. Penyusun kitab musik

Diantara beberapa pengarang kitab musik pada era Abbasiyah adalah sebagai berikut :

 Yunus Bin Sulaiman, beliau ialah seorang pengarang teori musik pertama
dalam islam. Karya musiknya sangat berkelas, sehingga banyak para
musikus Eropa yang menirunya.
 Ishak bin Ibrahim al-Mousuly, beliau telah sukses memperbaiki musik
jahiliyyah dengan musik dan sistem yang baru. Beliau mendapatkan gelar
raja musik.
 Al-Farbii, beliau adalah seorang seniman musik dan juga seorang filsuf.
Karyanya telah banyak diterjemahkan kedalam bahasa Eropa dan bahkan
menjadi rujukan para pemusik di Eropa.
 Khalid bin Abmad, beliau mengarang buku teori musik mengenai irama dan
not. Dijadikan sebagai bahan rujukan bagi sekolah tinggi musik di seluruh
dunia.
 Hunain bin Isbak, beliau telah sukses menerjemahkan buku-buku teori
musik milik Aristoteles dan Plato.

Seiring berjalannya waktu, pada masa kejayaan musik telah digunakan sebagai media
pengobatan atau terapi. Kebudayaan islam tidak selamanya berasal dari Arab, bisa jadi juga
berasal dari akulturasi atau hasil adopsi antara budaya luar dan budaya Arab. Sejarah
membuktikan jika musik yang kita kenal sebagai musik islami faktanya tidak murni berasal
dari Arab.

Kesenian musik ini lahir dari kearifan umat Muslim terdahulu yang menggabungkan
musik dari Persia, Yunani, Arab, dan India. Pada era pemerintahan Khalifah Al Ma`mun

4
Ibid, 322

6
Banyak sekali ilmuwan muslim yang menerjemahkan buku tentang musik dari Yunani. Tak
heran bahwa pada awal masa kejayaan Islam lahir tokoh-tokoh besar di bidang seni musik,
contohnya ialah Ishaq Al-Mausili yang sangat disegani, hal ini menunjukkan jika umat
Muslim tidak melihat musik hanya sebagai hiburan saja, tetapi juga menjadi bagian dari ilmu
pengetahuan yang dikaji dengan teori ilmiah. 5 Para ilmuwan muslim bahkan menemukan
jika musik dapat dijadikan sebagai media pengobatan. Tokoh dalam bidang ini ialah Al-Kindi
dan Al-Farabi, kajian musik yang dapat dijadikan pengobatan mulai berkembang pesat di era
Turki Utsmani. Pada era Turki Utsmani telah ditemukan bahwa musik tertentu dapat
memengaruhi penyakit tertentu, contohnya jenis musik huseyni yang dapat mengobati
demam.

B. Jenis Jenis Musik Islam

Ada beberapa jenis musik musik dalam islam, berikut adalah jenis-jenis musik islam :

1. Orkes Gambus

Gambus ialah alat musik dari Timur Tengah yang dipetik seperti mandolin. Dalam
gambus dipasang sekitar 3 senar dan paling banyak 12 senar. Gambus biasanya dimainkan
bersamaan dengan iringan genang, sebuah orkes menggunakan alat musik utama berupa
gambus dinamakan orkes gambus. Orkes gambus digunakan untuk mengiringi tari zapin,
pembawaannya menggunakan lagu yang berirama Timur Tengah, sedangkan tema liriknya
ialah keagamaan.

2. Nasyid

Yakni salah satu kesenian islam dalam bidang seni suara. Biasanya berisikan tentang
nyanyian yang berisi kata-kata nasihat, memuji Allah, kisah para nabi, dan semacamnya.
Biasanya nasyid dinyanyikan dengan iringan gendang saja, metode ini muncul karena para
ulama islam melarang penggunaan alat musik kecuali alat perkusi. Nasyid telah dipercaya
sudah ada sejak era Rasulullah, para orang-orang muslim menyanyikannya untuk menyambut
kedatangan Nabi yang pertama kali hijrah ke Madinah. Kemudian Nasyid menjadi
berkembang.

3. Qasidah

5
Ibnu Khaldun, t.t. Muqaddimah, edisi. Bahasa Indonesia penerjemah Tim Pustaka Firdaus, cet. Ke-1, Pustaka
Firdaus Jakarta. 512

7
Qasidah adalah kesenian yang erat kaitannya dengan Islam, yang dimana lagunya berisi
tentang unsur dakwah Islamiyah dan nasihat yang baik sesuai agama islam. Biasanya lagu
tersebut dinyanyikan dengan penuh kegembiraan dan diiringi dengan rebana yaitu alat
tradisional yang terbuat dari kayu. Saat ini qasidah mulai berkembang dan sudah banyak
menggunakan lirik bahasa Indonesia.

4. Marawis

Yang terakhir adalah marawis, salah satu jenis musik Arab-Islam yang masih popular
hingga saat ini. Jenis musik ini dibawa ke Indonesia oleh ulama dan pedagang yang berasal
dari Yaman. Disebut Marawis karena alat musik yang digunakan untuk iringan adalah alat
musik khas mirip kendang yang disebut marawis. Dalam marawis terdapat 3 nada yang
berbeda, yaitu zaife, sarah, dan zafin. Sarah dan zaife digunakan untuk irama yang
membangkitkan semangat , sedangkan zafin berisikan lagu pujian kepada Nabi Muhammad
SAW dan menggunakan tempo nada yang lebih lambat.6

C. Fungsi Musik
1. Sebagai sarana ekspresi diri

Seorang penyanyi/musisi akan gampang meluapkan perasaan melalui musik, selain untuk
mengisyaratkan bakatnya ekspresi perasaan melalui musik akan lebih mudah dirasakan.

2. Sebagai sarana terapi

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa musik juga bisa digunakan sebagai terapi
sebuah penyakit. Bahkan musik juga dapat berguna untuk menyegarkan otak setelah
digunakan beraktivitas berat seperti kerja dan lain-lain.

3. Sebagai sarana komersial

Bagi seorang penyanyi, musisi , dan pencipta lagu, musik menjadi salah satu alternatif
untuk mencari pundi-pundi uang. Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk CD
atau kaset yang kemudian dijual.

4. Sebagai sarana pendidikan

6
Irafan Munthoriq, Mengenal Musik Islami, 1 November 2014, dikutip dari
https://klinikmusik.wordpress.com/2014/11/01/mengenal-musik-islami/ , diakses pada 03 Oktober 2022

8
Bagi sebagian sekolah, musik menjadi sarana belajar. Musik dimanfaatkan untuk
melestarikan kebudayaan daerah dan juga meningkatkan rasa nasionalisme melalui lagu-lagu
perjuangan.

5. Sebagai sarana hiburan

Musik sangat efisien dalam menghibur, di era sekarang pun sudah banyak platform yang
menyajikan musik-musik modern yang dapat dijangkau oleh semua kalangan.7

D. Sejarah Nyanyian

Didalam zaman arab jahiliyah Para sejarawan menyebutkan, nyanyian masyarakat Arab
jahiliah terbagi menjadi tiga, yaitu an-nashb, as-sanad, dan al-hazaj. AnNashb adalah
nyanyian para penunggang hewan, kaum pemuda, dan pemudi. Semua ini adalah jenis
nyanyian bangsa Arab hingga Islam datang dan Irak ditaklukkan. Selanjutnya, nyanyian
diambil dari Persia dan Romawi. Mereka menyenandungkan berbagai jenis nyanyian produk
Persia dan Romawi dengan diiringi alat musik al-'ad, ath-thanbar, mi'zaf, dan mizmar. Ada
yang mengatakan, bangsa Arab kala itu hanya memiliki al-buda (nyanyian penunggang unta)
dan nasyid yang diistilahkan dengan ar-rukbani atau arrukbaniyah, selain itu adalah dari
Persia dan Romawi.8

Menurut sejarawan, nyanyian Arab berasal dari dan tersebar luas di kota-kota besar Arab
seperti Mekkah, Madinah, Thaif, Khaibar, Wadi al-Qura, Daumatul Jandal, dan Yamamah.
Semua kota ini menjadi sentral pasar bangsa Arab. Konon, orang yang kali pertama
bernyanyi di Arab adalah dua biduanita 'Ad yang dikenal dengan al-jaradatani (dua belalang).
Keduanya bernyanyi di hadapan pemimpin Mekkah kala itu, Mu'awiyah bin Bakar al-
Jurhumi atau Mu'awiyah bin Bakar al-'lmliqi, di Mekkah. Sebelumnya, kaum 'Ad telah
mengabaikan thawaf di Baitullah dan tidak pernah Iagi berdoa di situ. Saat melihat hal
tersebut, Mu'awiyah bin Bakar alJurhumi berkata, "Binasalah kerabatku (kaum 'Ad)!
Seandainya aku mengatakan kepada tamu-tamuku ini sesuatu, mereka tetap akan
menganggapku bakhil." Mu'awiyah kemudian melantunkan syair kepada dua biduanita itu,
menyinggung tragedi kaum 'Ad, diikuti tamu-tamunya. Saat itu, utusan kaum 'Ad datang
untuk meminta bantuan terkait paceklik yang menimpa mereka. Menurut syair kepada dua
biduanita itu, menyinggung tragedi kaum 'Ad, diikuti tamu-tamunya. Saat itu, utusan kaum

7
Pamungkas Adipura, 11+ Pengertian Seni Musik Menurut Para Ahli (+ Fungsi & Unsur) , 10 Desember 2021,
dikutip dari https://notepam.com/pengertian-seni-musik/ , pada 3 Oktober 2022
8
Jawad Ali, Sejarah Arab Sebelum Islam politik, Hukum, dan Tata Pemerintahan.PT Pustaka Alvabet Anggota
IKAPI, Tangerang Selatan, 1968, hal 73

9
'Ad datang untuk meminta bantuan terkait paceklik yang menimpa mereka. Menurut
pendapat lain, al-jaradatan adalah dua biduanita an-Nu'man, Abu Righal atau Abdullah bin
Jad'an.9

Beberapa pakar menyebutkan, setelah al-Jaradatan, muncul penyanyi Judzaimah bin Sa'ad
bin 'Amr bin Rabi'ah bin Haritsah bin 'Amr bin Amir, yang masyhur berjuluk al-Musthaliq.
Konon, ia adalah orang yang kali pertama bernyanyi di kalangan Bani Khuza'ah. Setelah
masa al-Musthaliq, muncullah penyanyi Rabi'ah (Dhabis bin Hizam bin Haysyah bin Salul
bin Ka'ab bin 'Amr bin 'Amir al-Khuza'i). Selanjutnya, muncul penyanyi Zimam bin Khitham
al-Kalbi yang disinggung al-Qusyairi dalam syairnya.

Al-Mas'udi mengatakan, nyanyian penduduk Yaman diiringi alat musik mi'zaf berirama
tunggal. Nyanyian mereka dibagi dua jenis, yaitu Hataqi dan Himyari, dan yang disebut
pertama jauh lebih bagus daripada yang kedua. Beberapa sejarawan berpendapat, nyanyian
penduduk Yaman berasal dari sosok 'Allas bin Zaid Dzu Judan (bersuara merdu) dan
dianggap sebagai penyanyi pertama di negeri itu sekaligus salah satu rajanya.

Konon, kaum Quraisy tidak mengenal nyanyian apa pun selain jenis an-nashb sebelum
an-Nadhr bin al-Harits bin Kildah bin 'Alqamah bin 'Abdu Manaf bin 'Abdu ad-Dar bin
Qushay datang dari Irak. Di negeri itu, ia belajar alat musik al-'ûd dan nyanyian para ahli
ibadah, lalu kembali ke Mekkah dan mengajarkannya.

Menurut al-Mas'udi, orang yang kali pertama mengambil biduanita untuk hiburan adalah
penduduk Yatsrib yang mereka adopsi dari kaum 'Ad. Ada pula yang mengatakan, biduanita
pertama adalah al-Jarâdatân seperti dijelaskan di atas.

Penyanyi pria disebut dengan az-zammar, sementara penyanyi wanita disebut al-
karinah, Para sejarawan menyebutkan, ghina' (nyanyian) adalah sesuatu yang baru bagi
bangsa Arab dan merupakan transformasi dari huda' (nyanyian penunggang unta). Di Arab,
huda' sudah ada jauh sebelum ghina'. la menjadi yang kali pertama dinikmati oleh orang Arab
sebelum ghina'. Setelah huda', baru ada ghina' yang merupakan turunan darinya, dan orang
yang menggubah atau menurunkan huda' menjadi ghina' adalah Hubab bin Abdullah alKalbi
yang melantunkan nyanyian jenis nashb.

Diriwayatkan, Abdullah bin Umar bercerita: Aku bersama 'Ashim bin Umar sedang
bernyanyi lagu nashb. Ketika itu, Ibnu al-Khathab lewat dan mendengarnya lalu berkata

9
Ibid,74

10
kepada kami, "Ulangilah (nyanyian kalian) Diriwayatkan pula, Anas bin Malik mendengar
saudaranya, al-Bara' bin Malik, bernyanyi. Anas lalu bertanya, "Apa ini?" Al-Bara' pun
menjawab, "Bait-bait Arab yang aku gubah menjadi nashb. "Ibnu Juraij berkata, "Aku pernah
bertanya kepada Atha' perihal membaca al-Quran dengan langgam (lagu) dan huda. "Riwayat
ini memisahkan antara nyanyian dengan huda'.10

Menurut sejarawan, bangsa Arab sering kali bernyanyi ketika mengendarai hewan
atau duduk di pelataran rumah. Setelah alQuran turun, Nabi ingin mereka membaca al-Quran
seperti mereka bernyanyi saat berkendara. Orang yang kali pertama membaca al-Quran
dengan langgam adalah Abdullah bin Abu Bakrah, dilanjutkan oleh Ibnu Umar. Cara
membaca Ibnu Umar kemudian diadopsi Sa'id al-'Allaf al-Ibadhi. Menurut sejarawan,
bangsa Arab sering kali bernyanyi ketika mengendarai hewan atau duduk di pelataran rumah.
Setelah alQuran turun, Nabi ingin mereka membaca al-Quran seperti mereka bernyanyi saat
berkendara. Orang yang kali pertama membaca al-Quran dengan langgam adalah Abdullah
bin Abu Bakrah, dilanjutkan oleh Ibnu Umar. Cara membaca Ibnu Umar kemudian diadopsi
Sa'id al-'Allaf al-Ibadhi.

Huda' adalah jenis nyanyian paling kuno bangsa Arab yang dinyanyikan dalam
perjalanan, dan masih dipraktikkan sampai sekarang. la juga dinyanyikan pada momen-
momen duka dan kesedihan. Nabi memiliki seorang penyanyi hudå' bernama al-Bara' bin
Malik bin an-Nadhr al-Anshari. Hadi beliau lainnya adalah Anjisyah yang bersuara sangat
merdu dan bernyanyi di hadapan istri-istri beliau. la sekaligus adalah budak beliau. Nabi
pernah mendengar seorang Bani Ghiffar bernyanyi di jalanan Mekkah pada malam hari,
kemudian berkata, "Sesungguhnya kakek moyang kalian, Mudhar, pernah memeriksa hewan
gembalaannya dan ia mendapati semuanya telah berpencar ke mana-mana. la pun mengambil
tongkat dari kayu, lalu memukul telapak tangan budaknya. Si budak itu kemudian pergi
menuju lembah dan berteriak, 'Aduh, tanganku! Aduh, tanganku!' Unta-unta yang berpencar
tadi tiba-tiba berbelok arah dan kembali. Mudhar lantas berkata, 'Andai kata aku melakukan
seperti ini, pasti akan sangat berguna.' Mudhar pun melantunkan huda'

Beberapa sejarawan menyebutkan, orang yang kali pertama melantunkan huda' adalah
Mudhar bin Nizar. Mudhar pernah jatuh terpelanting dari atas unta sehingga tangannya
Beberapa sejarawan menyebutkan, orang yang kali pertama melantunkan huda' adalah
Mudhar bin Nizar. Mudhar pernah jatuh terpelanting dari atas unta sehingga tangannya patah.
Mereka membopong Mudhar yang merasa kesakitan sambil mengucap, "Aduh tanganku,
10
Ibid, 76

11
aduh tanganku." Mudhar dikenal bersuara merdü dan indah. Ucapan Mudhar membuat unta
tadi seketİka melunak dan berjalan biasa.11

'Amir bin Sinan al-Akwa' bin Abdullah bin Qusyair al-Aslami yang masyhur disebut
al-Akwa' adalah penyair jenis rajaz. la pelantun hudâ' yang bagus. Sejumlah sahabat
Rasulullah pernah memintanya melantunkan hudâ' saat mereka dalam perjalanan ke Khaibar.
la pun memenuhinya dan Rasulullah ikut mendengarkannya. Abu Hurairah juga pernah
melantunkan huda' untuk Basrah binti Ghazwan.

Pada kenyataannya, huda' adalah nyanyian masyarakat Arab badui. Pernyataan


sejarawan bahwa huda' adalah prodik Mudharr adalah benar jika kita menganggap Mudhar
sebagai masyarakat. Orang-orang kaya Mekkah seperti Abdullah bin Jad'an memiliki
biduanita yang kadang lebih dari dua. Maqis bin 'Abdu Qais bin Qais bin 'Adi juga memiliki
dua biduanita, dan rumahnya sering kali menjadi tempat nongkrong para pemuda Quraisy
untuk sekadar mengobrol dan minum-minum hingga berhari-hari. Biduan Hurairah yang
dipuji al-A'sya adalah budak perempuan berkulit hitam Hassan bin 'Amr bin Martsad. la
mempunyai saudara perempuan bernama Khalidah yang juga seorang biduanita.
Diriwayatkan, keduanya adalah biduanita Basyr bin 'Amr bin Martsad, dan melantunkan
nyanyian nashb. Keduanya datang dari Yamamah setelah kabur dari an-Nu'man.

Dari pemaparan para sejarawan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada setiap acara
hiburan, minum-minum, dan nyanyian, tuan rumah akan memerintahkan dua orang
biduanitanya. Masyarakat Arab jahiliah juga tidak menolak penggunaan alat musik di tempat-
tempat ibadah dan pada momen hari-hari besar keagamaan. Misalnya di kalangan bangsa
Samiyah. Tidak banyak sumber sejarah yang berbicara secara detail mengenai nama-nama
alat musik jahiliah. Kita berharap akan banyak peneliti yang dapat mengungkapnya di
berbagai tempat.

Adapun bangsa Arab di Irak dan Syam banyak terpengaruh oleh nyanyian bangsa
non-Arab. Mereka juga memakai alat-alat musik yang masyhur di Persia dan Yunani. Mereka
begitu tertarik saat mendengar nyanyian dari dua negeri itu. Hassan bin Tsabit pernah
mendengar nyanyian Ra'iqah. Tiba di rumah, ia terus teringat dengan malam yang dia
habiskan bersama Jibillah bin alAiham. la berujar, "Aku melihat sepuluh biduan; lima di
antaranya dari Romawi, dengan diiringi alat musik barbath. Lima lainnya melantunkan
nyanyian penduduk Hirah sebagai hadiah untuk lyas bin Qabishah. Orang-orang Mekkah

11
Yulika, Febri. Jejak seni Dalam Sejarah Islam. ISI PadangPanjang, 2016

12
sering kali mengunjunginya dan bernyanyi di hadapannya. Jika ia duduk santai menenggak
minuman, di bawahnya diberi hiasan tumbuhan As, Jasmin, dan lainnya; juga disuguhi
minyak anbar dan misik di atas piring-piring perak dan emas; serta disediakan misik murni di
atas piring-piring perak; dinyalakan kayu gaharu yang lembab bila musim dingin dan
dibungkus dengan salju bila musim panas. la bersama temantemannya datang memakai
pakaian musim panas yang membuatnya berbeda dari orang lain, dan memakai pakaian dari
bulu serigala pada musim dingin. Demi Tuhan! Tak pernah sehari pun aku duduk bersamanya
kecuali dia pasti memberikan pakaiannya kepadaku dan selainku, bahkan kepada orang yang
tidak dia kenal. la tertawa dan memberi tanpa diminta.

Nyanyian lainnya adalah at-Tarnim atau memanjangkan suara. Biasanya dipakai ketika
berdoa dan membaca teks-teks keagamaan.aan memoerl tanpa armmta. Nyanyian Iainnya
adalah at-Tarnim atau memanjangkan suara. Biasanya dipakai ketika berdoa dan membaca
teks-teks keagamaan. Nyanyian ini dibarengi berbagai alat musik untuk mendapatkan irama
yang sesuai. Pada momen-momen duka, seperti kematian dan musibah, mereka menggunakan
lagu-lagu sedih dan lirih demi meringankan beratnya kesedihan dan penderitaan yang
menerpa. Pada momen seperti itu, mereka memiliki irama, nada, dan nyanyian sendiri.

Adapun al-hazaj adalah nyanyian ringan yang dibarengi tarian serta diiringi rebana
dan seruling. Atau, nyanyian yang disertai intonasi dan suara alat musik. Atau, suara yang
mengandung kegembiraan dan suara tipis yang tinggi. Momen-momen bahagia, seperti
pernikahan, juga selalu terkait dengan nyanyian. Diriwayatkan, saat Nabi masih kanak-kanak
dan menggembala kambing bersama seorang anak Quraisy, ia berkata kepadanya, "Tolong
jaga kambing-kambingku supaya aku bisa memasuki Mekkah untuk bersenang-senang seperti
yang Iainnya." Anak tadi berkata, "Baiklah." la pun pergi, dan ketika masuk ke salah satu
kampung, mendengar permainan rebana dan seruling. la lalu bertanya, "Ada acara apa ini?"
Mereka menjawab, "Ada pesta perkawinan si Fulan dengan si Fulanah binti Fulan." la pun
duduk menyaksikannya.

E. Peranan Musik dan Nyanyian dalam Islam


Islam sebagai agama yang sempurna membolehkan hiburan yang bermaksud ke arah
kebaikan. Menurut perspektif Islam, seni lagu yang diharuskan oleh syara' bisa dijadikan
alat mendidik sambil berhibur yaitu melalui pendekatan Islam. Hiburan yang memenuhi
standar hiburan dalam Islam ialah hiburan yang meniupkan semangat dan kesadaran ke

13
arah mengingat Allah di samping mendidik manusia supaya menghayati ajaran Islam, Al
Ghazali pernah mengatakan sesuatu yang amat menarik tentang musik, Allah
memberikan kepada manusia akal dan deria setiap dari ia ingin menikmati sesuatu
menurut nalurinya misalnya penglihatan mata ingin menikmati sesuatu yang cantik
pendengaran telinga ingin mendengar suara yang merdu dan berirama jadi tidak
munasabah semua jenis nyanyian dan musik dilarang Allah sedangkan Allah menjadikan
teria dari yaitu dengan nalurinya tetapi naluri dan deria-deria tersebut Jangan dibiarkan
berjalan mengikuti kehendaknya ia harus dikawal dan dihalatujukan ke jalan yang baik
dan membina.Dalam Islam, musik berperan untuk mencari kebenaran dan
mengistirahatkan tubuh sambil mendekatkan diri kepada Allah. Islam sebagai agama
yang lengkap dan sesuai untuk setiap zaman dan tempat, bukan saja mementingkan
keakhiratan tetapi juga keduniaan, termasuk seni musik sebagai cabang dari kehidupan. Ia
mempunyai fungsi-fungsi yang murni dan besar12. Golongan ahli sufi contohnya telah
menjadikan musik sebagai satu alat untuk mencapai fana dengan tujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Selain daripada itu, ahli sufi juga berpendapat bahwa
musik dan nyanyian dapat menyembuhkan penyakit jiwa dan penyakit badan. Manakala
Islam dari segi falsafahnya pula menyatakan bahwa musik haruslah bertujuan ke arah
pembentukan pribadi yang ideal dan sebagai tali penghubung taqwa kepada Allah.
Dengan itu Islam sama sekali tidak mengizinkan musik yang melalaikan dari
menjalankan kewajiban terutama terhadap Tuhan. Menurut Islam, seni yang merusak
adalah sesat dan hukumnya haram serta patut dijauhi. Umat Islam perlu bijak memahami
dan memilih jenis-jenis seni. Di samping itu, ulama Islam juga sependapat bahwa musik
dapat menghubungkan jiwa dengan rahasia-rahasia ketuhanan di samping
memperkembangkan syiar Islam. Islam memerintahkan supaya apabila seseorang
mendengar musik yang menawan jangan terus terpesona dan terpukau sehingga lupa diri
tetapi seharusnya ditimbulkan beberapa pertanyaan seperti siapakah yang mencipta lagu
sedemikian menawan? Apabila pertanyaan itu diteruskan, maka kita akan sampai kepada
jawaban siapa pencipta yang sebenarnya, Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, maka
seseorang itu tidak akan lalai dalam mengingat Tuhan13. Apabila mendengar
musik,seseorang itu akan terus berfikir bahwa betapa besar anugerah Allah kepada
manusia yang telah menciptakan kepada manusia satu alat yang dapat menghiburkan

12
Febri Yulika,Jejak Seni Dalam Sejarah Islam,Institut seni Indonesia Padang Panjang, Padang Panjang,2016, hal
26
13
Ibid 27

14
manusia. Oleh karena itu, seseorang yang beriman akan menyadari bahwa musik wajib
digunakan dengan sebaik-baiknya berlandaskan kepada apa yang telah digariskan oleh al-
Qur'an dan al-Sunnah.Sejak zaman Rasulullah, musik telah disalurkan sebagai salah satu
aktivitas dakwah untuk menegakkan syiar Islam. Contohnya seperti dalam pembacaan al-
Qur'an. Kebanyakan para sahabat membaca al-Qur'an dengan berlagu seperti Taranum. Ia
perlu dibaca dengan bertajwid dan lagu yang tersendiri. Melalui kaedah tajwid ini, lagu
al-Qur'an dapat dialunkan. Apabila pembacaan al-Qur'an ini dihayati dengan teliti, ia
boleh memberi kesan yang cukup mendalam kepada pendengarnyaBegitu juga dengan
azan, dimana sebelum sholat seorang "muazin" (di zaman Nabi Muhammad S.A.W ialah
Bilal bin Rabbah) akan melantunkan azan yang mengandung ciri-ciri musik di dalamnya.
Azan walaupun tidak diiringi oleh alat musik, tetapi jelas tekanan intonasi bergerak
sejajar dengan rentak dan irama yang teratur. Kemerduan alunan azan bisa menyentuh
batin seseorang serta menarik orang untuk sholat berjamaah di masjidSatu lagi kemajuan
musik Islam di zaman permulaan ini ialah lahirnya musik yang bercorak nasyid. Ia adalah
nyanyian yang mengandung puji-pujian kepada Nabi Muhammad S.A.W dan menyuruh
umat Islam mendekatkan diri kepada Allah dan bersedia untuk jihad.
Selain itu, hiburan yang memenuhi tuntunan dalam Islam ialah hiburan yang
meniupkan semangat ke arah kesadaran dan keindahan Islam. Musik juga telah digunakan
untuk tujuan meniupkan semangat juang para perajurit. Contohnya, pada zaman
permulaan Islam, negara Islam senantiasa terdesak oleh serangan dan intimidasi.
Memandang bilangan pemeluk Islam jauh lebih kecil daripada musuh, kekuatan batin
sangat diperlukan. Oleh karena itu, musik telah dijadikan sebagai salah satu alat penting
yang digunakan oleh tentara Islam. Dalam tentara Islam terdapat seseorang pemimpin
pancaragam yang ditugaskan oleh Nabi Muhammd S.A.W untuk menyembunyikan musik
supaya menaikkan semangat jihad.Tetapi perlu diingat bahwa musik yang digunakan
tersebut adalah sesuai dan tidak bertentangan dengan agama. Tetapi sayang dalam
kehidupan dunia sekarang gejala dan fenomena berhibur banyak melampaui batas, dari
apa yang telah diharuskan oleh syara', etika dan adab sopan Islam. Biarpun tujuan
bermain itu atau berhibur adalah untuk bersuka-suka atau menghiburkan hati yang lara,
asalkan mengetahui batas-batas ketentuan yang harus, yang haram, yang boleh dan yang
tidak boleh dilakukan. Ini karena hiburan dibolehkan dalam Islam selama ia tidak
dicampuri dengan perkara-perkara yang boleh mendatangkan dosa.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Musik ialah ilmu mengenai seni menyusun nada atau suara yang diutarakan,
hubungan dan kombinasi temporal untuk menciptakan komposisi suara yang memiliki
kesatuan dan keseimbangan, suara atau nada yang disusun sedemikian rupa hingga
mengandung lagu, irama, serta keharmonisan ( terutama yang dapat menghasilkan
bunyi ). Perkembangan seni musik pada era Rasulullah SAW dimulai saat orang-
orang Arab bangsa Jahiliyyah yang menjadikan seni musik dan seni suara menjadi hal
yang diharuskan. Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah, musik mengalami
kejayaan, yaitu : Pendidikan Musik Pada masa ini para khalifah dan para pejabat
lainnya memberikan perhatian yang cukup serius dalam pengembangan pendidikan
musik.Penyusun kitab musik Diantara beberapa pengarang kitab musik pada era
Abbasiyah adalah sebagai berikut : Yunus Bin Sulaiman, beliau ialah seorang
pengarang teori musik pertama dalam islam. Kesenian musik ini lahir dari kearifan
umat Muslim terdahulu yang menggabungkan musik dari Persia, Yunani, Arab, dan
India. Tak heran bahwa pada awal masa kejayaan Islam lahir tokoh-tokoh besar di
bidang seni musik, contohnya ialah Ishaq Al-Mausili yang sangat disegani, hal ini
menunjukkan jika umat Muslim tidak melihat musik hanya sebagai hiburan saja,
tetapi juga menjadi bagian dari ilmu pengetahuan yang dikaji dengan teori ilmiah
Tokoh dalam bidang ini ialah Al-Kindi dan Al-Farabi, kajian musik yang dapat
dijadikan pengobatan mulai berkembang pesat di era TurkiUtsmani.jenis Jenis Musik
Islam Ada beberapa jenis musik musik dalam islam, berikut adalah jenis-jenis musik
islam : Orkes Gambus Gambus ialah alat musik dari Timur Tengah yang dipetik
seperti mandolin, Qasidah Qasidah adalah kesenian yang erat kaitannya dengan Islam,
yang dimana lagunya berisi tentang unsur dakwah Islamiyah dan nasihat yang baik
sesuai agama islam. Jenis musik ini dibawa ke Indonesia oleh ulama dan pedagang
yang berasal dari Yaman. disebut Marawis karena alat musik yang digunakan untuk
iringan adalah alat musik khas mirip kendang yang disebut marawis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ibnu. Khaldun. (2019). Muqaddimah. Jakarta: Pustaka Firdaus .

Adipura, P. (2021, Desember 10). Pengertian Seni Musik Menurut para Ahli ( + Fungsi & Unsur ) .
Diambil kembali dari Situs web Notepam: https://notepam.com/pengertian-seni-musik/

Ali, J. (1968). Sejarah Arab Sebelum Islam Politik, Hukum, dan Tata Pemerintahan. Tengerang
Selatan: PT.Pustaka Alvabet Anggota IKAPI.

Hasmy, A. (1975). Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Shihab, M. Q. (t.thn.). Studi Krisis Atas Nabi SAW . Bandung: Mizan.

Yulika, F. (2016). Jejak Seni dalam Sejarah Islam. Padang Panjang: Institut Seni Indonesia
PadangPanjang.

17

Anda mungkin juga menyukai