Anda di halaman 1dari 12

HUKUM BERNYANYI DAN BERMAIN MUSIK

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Masa’il Fiqih

DOSEN PENGAMPU:
Lukman Nurchakim

Dibuat oleh

NIA RAMADONA

HUKUM PIDANA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum Bernyanyi
dan Bermain Musik” Pada makalah ini saya banyak mengambil dari berbagai sumber dan
refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membacanya..

ii
DARTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................2

C. Tujan ..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3

A. Pengertian Bernyanyi dan Bermain Musik ...................3

B. Pendapat Para Ulama Mengenai Hukum Bernyanyi

dan Bermain Musik........................................................3

C. Unsur-unsur yang Menjadikan Sebuah Musik

Menjadi Haram...............................................................5

BAB III PENUTUP...............................................................................8

A. Kesimpulan....................................................................8

B. Saran..............................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musik dan nyanyian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Sebab
manusia dalam kehidupan tidak lepas dari seni, karna di dalamnya termuat keindahan dan
naluri manusia, manusia akan hal-hal yang indah. Tidak dapat dibantah bahwa musik
merupakan salah satu bentuk kesenian yang paling proaktif dalam mempengaruhi
kebudayaan populer di Indonesia.Musik sangat punya andil dalam sendi kehidupan manusia,
baik itu sebagai industri, ritual, motivasi, therapi dan lain-lain. Pengaruh musik begitu nyata
dalam kehidupan, dengan kata lain musik bisa memberikan inspirasi kepada manusia untuk
berlaku positif maupun sebaliknya, tinggal bagaimana musik itu disajikan. Musik
mempunyai kekuatan yang luar biasa yakni membawa ke surga kenikmatan, suasana
keharuan, semangat perjuangan atau hara biru percintaan.Namun tak jarang membawa
kepada neraka dendam kusumat, rasa ketidak berdayaan, melumpuhkan semangat, atau
bahkan menumbuhkan nafsu kebinatangan.Tidak diragukan lagi efek sebuah musik bukan
hanya pada psikis saja tetapi juga fisik. Ada musik yang membuat degup jantung teratur,
tetapi ada juga musik yang membuat jantung berdegup tidak teratur

Musik telah mengalami perkembnagan yang begitu pesat. Pertunjukan musik secara live
sangat marak digelar di kota maupun di desa. Baik itu berjenis musik pop atau dangdut, sama
saja semuanya laris dikunjungi penonton. Anak muda lebih memilih menonton konser musik
di lapangan terbuka daripada menghadiri pengajian di mushalla.Masyarakat lebih senang
mendatangi hiburan dari pada tahlilan.Begitu kuatnya daya tarik pagelaran musik, kematian
yang mewarnai konser musik seakan tidak membuat jera penggemarnya.Keprihatinan yang
mendalam juga akan dirasakan jika melihat ulah generasi muda Islam saat ini yang
cenderung liar dalam bermain musik atau bernyanyi. Mereka berkiblat kepada kelompok
musik terkenal yang umumnya bermental negatif serta tidak berpegang kepada nilai-nilai
Islam.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Bernyanyi dan Bermain Musik?
2. Bagaimana Pendapat Para Ulama Mengenai Hukum Bernyanyi dan Bermain Musik.?
3. Bagaimanakah Unsur-unsur Yang Menjadikan Musik Menjadi Haram.?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Bernyanyi dan Bermain Musik
2. Untuk Mengetahui Pendapat Para Ulama Mengenai Hukum Bernyanyi dan Bermain
Musik.
3. Untuk Mengetahui Unsur-unsur yang Menjadikan Musik Menjadi Haram.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bernyanyi dan Bermain Musik


Menyanyi adalah satu halyang tak terpisahkan dari dunia anak-
anak.Menyenandungkan lagu atau nyanyian, apalagi yang berirama riang, sungguh kegiatan
yang mereka gandrungi.Hal ini tidaklah mengherankan, karena lagu atau nyanyian pada
dasarnya adalah suatu bentuk dari bahasa nada (melodi), yaitu bentuk harmoni dari tinggi
rendahnya suara. (Katri Hari Sukarsih, 2002 : 117).
Demikian menurut fitrahnya manusia, yang menyukai keindahan. Dalam soal suara,
anak pasti akan lebih menyukai nada-nada suara yang indah, mengandung harmoni,
sehingga enak didengar. Bentuk harmoni yang indah itu kemudian diusahakan agar dapat
diulang kembali, diperdengarkan lagi, ditirukan, bahkan disebarluaskan.1
Sedangkan Permainan musik adalah aktivitas musik yang dilakukan manusia.Dalam
prosesnya, permainan musik dapat dilakukan secara perorangan atau tunggal (solo) atau
kelompok.2

B. Pendapat para Ulama Mengenai Hukum Bernyanyi dan Bermain Musik

Perbedaan ini muncul lantaran Alquran tak membolehkan dan melarangnya.Namun


demikian, terjadi perbedaan pandangan para ulama tentang boleh atau tidaknya bermain
musik, termasuk mendengarkannya. Imam Syaukani dalam kitabnya Nailul Authar
menyatakan, para ulama berselisih pendapat tentang hukum menyanyi dan alat
musik.Menurut jumhur ulama, hukumnya haram. Sedangkan, Mazhab Ahl al-Madinah, Azh-
Zhahiriyah, dan jamaah Sufiyah memperbolehkannya. Abu Mansyur al-Baghdadi (dari
Mazhab Syafi'i) menyatakan, Abdullah bin Ja'far berpendapat bahwa menyanyi dan musik itu
tidak menjadi masalah. Bahkan, dia sendiri pernah menciptakan sebuah lagu untuk
dinyanyikan para pelayan (budak) wanita (jawari) dengan alat musik, seperti rebab. Persitiwa
ini terjadi di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib RA. Abdurrahman al-Jaziri dalam kitabnya
1
Namina, pengertian metode bernyanyi, http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-metode-bernyanyi.html (di
akses pada 5 desember 2021 pukul 9.28 WIB)
2
Trick Jamlima, seni budaya permainan music, http://sma-senibudaya.blogspot.com/2015/08/permainan-musik.html (di akses
pada 5 desember 2021 pukul 9.43 WIB)

3
Al-Fiqh 'Ala Mazhahib al-Arba'ah menyatakan, Al-Ghazali berkata, ''Nas-nas syarak telah
menunjukkan bahwa menyanyi, menari, dan memukul rebana sambil bermain perisai dan
senjata dalam perang pada hari raya adalah mubah.Sebab, hari seperti itu adalah hari
bergembira.'' 

Mengutip perkataan Imam Syafi'i yang mengatakan, sepanjang pengetahuannya, tidak


ada seorang pun dari ulama Hijaz yang benci mendengarkan nyanyian atau suara alat-alat
musik, kecuali bila di dalamnya mengandung hal-hal yang dilarang oleh syarak. Ulama
Mazhab Hambali menyatakan, tidak halal menggunakan alat musik, seperti seruling, gambus,
dan gendang, baik dalam acara seperti pesta pernikahan maupun acara lainnya.Menurut
pendapat ini, walaupun acara walimahan, apabila di dalamnya ada alat musik, seseorang
tidak wajib untuk memenuhi undangan tersebut.Para ulama Hanafiyah menyatakan, nyanyian
yang diharamkan adalah nyanyian yang mengandung kata-kata tidak baik, tidak sopan,
porno, dan sejenisnya.Sedangkan, yang dibolehkan adalah yang memuji keindahan bunga, air
terjun, gunung, pemandangan alam, dan memuji kebesaran Allah SWT.3

Namun, Rasulullah memperbolehkan musik didendangkan hanya pada dua momen saja,
yaitu pada hari pernikahan dan hari raya.

Dalam kitab Bukhari dan Muslim, diriwayatkan bahwa saat Aisyah binti Abu Bakar
menikahkah seorang wanita dengan laki-laki Ansar, Rasulullah bersabda, ‘’Wahai Aisyah,
tidak adakah kalian mempunyai hiburan (nyanyian)?Sesungguhnya orang-orang Ansar
menyukai hiburan (nyanyian).’’Dalam hadits lainnya, diriwayatkan dari Aisyah
radhiallahu’anha, ia berkata yang artinya :

“Abu Bakar mengunjungi rumah Aisyah dan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam ada di
sana.Ketika itu hari Idul Fitri atau Idul Adha, ada dua wanita penyanyi dari kaum Anshar
yang sedang bernyanyi dengan syair-syair kaum Anshar di hari Bu’ats.Maka Abu Bakar
3
Syahrudin el-Fikri, Nidya Zuraya,pandangan islam tentang lagu danmusic ,

https://www.republika.co.id/berita/q9gcet440/pandangan-islam-tentang-lagu-dan-musik(Diakses pada15 November 2021 pukul


12.50 WIB)

4
berkata, ‘Mengapa ada seruling setan?Mengapa ada seruling setan?’Maka Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ‘Biarkan mereka wahai Abu Bakar!Sesungguhnya
setiap kaum memiliki hari raya, dan inilah hari raya kita’.” (HR. Bukhari)4

C. Unsur-Unsur yang Menjadikan Musik Menjadi Haram

Alunan lagu maupun nyanyian sudah ada pada zaman pra-Islam.Para penyair Arab kala
Islam belum datang kerap menyanyikan syair-syair yang mereka buat.Kemudian terus
berkembang hingga tercipta banyak jenis alat music dengan variasi nada yang dapat
dipadukan dengan suara vokal.Dalam Islam, musik telah diperbincangkan sejak lama dan ada
ragam pandangan. Meski begitu, Ahmad Zarkasih, Lc dalam bukunya berjudul "Lagu,
Nyanyian dan Musik, Benarkah Diharamkan?", menjelaskan, jumhur ulama telah bersepakat
soal musik.

Para ulama sepakat hukum musik adalah haram selama ada tiga hal yang
menyertainya.Apa saja?   

Pertama,musik menjadi haram jika mengandung unsur kemungkaran maupun


kemaksiatan.Ulama mempermasalahkan sisi kemaksiatan yang melekat pada musik tersebut
sehingga musik pun menjadi haram. Bentuk kemaksiatan pada musik bisa ada di lirik atau
alunan lagunya sendiri.Misalnya bila lagu tersebut mengajak berbuat kemaksiatan.  Musik
juga mengandung kemaksiatan jika umpamanya irama lagu yang dinyanyikan seperti musik
ritual peribadatan agama tertentu. Dalam kondisi ini musik menjadi haram, sebab, seorang
Muslim dilarang meniru ritual ibadah agama lain.

Kemaksiatan lain yang melekat pada musik bisa juga ada pada orang yang
menyanyikan. Misalnya dia menampilkan aurat padahal syariat Islam memerintahkan untuk
menutup aurat.Atau, si penyanyi melakukan gerakan-gerakan tidak senonoh dan melampaui
batas.Pada intinya, jika suatu musik mengandung kemaksiatan, haram.

4
Umrotix,Hukum Musik Dalam Islam?Apakah Boleh?,https://umrotix.com/blog/hukum-musik-dalam-islam-apakah-
haram/ ,(Diakses pada 16 November 2021 pukul 12.14 WIB).

5
Kedua, haramnya musik lantaran terdapat fitnah yang berarti keburukan di
dalamnya.Artinya, jika musik itu bisa membuat seorang Muslim jatuh pada keburukan, dosa,
dan menimbulkan fitnah, maka haram mendengarkannya.5

Ketiga, musik menjadi haram bila membuat orang yang mendengarnya meninggalkan


kewajiban sebagai Muslim.Seorang Muslim punya kewajiban yang harus dilakukan sebagai
hamba Allah.Dan segala hal yang menghalanginya melakukan kewajiban itu wajib dihindari.

Kendati demikian, Kitab Tafsir at-Thabari memberi penjelasan dalam kajiannya


terhadap Surah Luqman ayat 6. Allah SWT berfirman,

Artinya :

"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah
itu olok-olokan.Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan".

Kitab Tafsir at-Thabari mengutip pendapat Abdullah bin Mas'ud dan Abdullah bin
Abbas untuk menafsirkan ayat tersebut. Menurut dua Sahabat Nabi SAW itu, diksi lahwun
pada ayat tersebut berarti musik, nyanyian dan mendengarkannya.  Kitab Tafsir Ibnu Katsir
juga menguatkannya, dengan menyebutkan bahwa, "Ketika Allah SWT menjelaskan keadaan
orang-orang yang berbahagia, mereka adalah yang mendapatkan petunjuk dari Kitab Allah
SWT dan mengambil manfaat dari mendengarkannya".  

5
Umar Mukhtar,Nashih Nasrullah, Musik Bisa Jadi Haram Bila Penuhi 3 Unsur Berikut Ini,
https://www.republika.co.id/berita/q4rk4m320/musik-bisa-jadi-haram-bila-penuhi-3-unsur-berikut-ini (Diakses pada 16 November 2021 pukul
13.16 WIB)

6
Kemudian, masih dalam Tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT juga menjelaskan tentang
keadaan orang yang merugi dan sengsara (asyqiya) yaitu yang menolak mengambil manfaat
dari mendengarkan ayat-ayat Allah SWT, dan menerima untuk mendengarkan suara seruling,
nyanyi-nyanyian dan juga alat musik. Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas adalah Sahabat Nabi
SAW yang mengharamkan musik.Salah satu dalil yang mengharamkan musik yaitu hadis
riwayat Imam al-Bukhari.Nabi Muhammad bersabda, "Akan ada dari umatku suatu kaum
yang menghalalkan zina, sutera, khamar dan alat musik". 

Diksi alat musik yang digunakan dalam hadis itu adalah ma'azif, kata jamak, yang
mengacu pada alat musik yang dipukul. Zarkasih memaparkan, ma'azif pada zaman sekarang
mungkin dapat diserupakan dengan gendang. 

Jika ada yang menghalalkannya, berarti asalnya itu memang haram.Dan Nabi
Muhammad mengingatkan soal itu agar umatnya mawas diri.Sedangkan Sahabat Nabi yang
membolehkan musik salah satunya adalah Abdullah bin Zubair. Imam As-Syaukani dalam
"Nailul-Authar", menceritakan tentang kisah Abdullah bin Zubair, budak perempuan, dan
gitar. Suatu kali, Ibnu Umar bertandang ke rumah Abdullah bin Zubair dan melihat sebuah
alat musik. Lalu dia bertanya benda apa itu, dan bertanya lagi, "apakah ini alat musik (mizan
Syami) dari Syam?".Lalu dijawab oleh Ibnu Zubair, "Dengan ini akal seseorang bisa
seimbang".6

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa ada ulama yang
mengharamkan dan adapula ulama yang membolehkan menyanyi dan mendengarkan alat
music, maupun memainkannya merupakan mubah (boleh) selama hal tersebut tidak

6
Ibid Hal 6

7
berlebihan/tidak melanggar norma-norma agama yang berlaku di masyarakat, tidak
merugikan diri sendiri dan orang lain, dan juga tidak membuat kita lalai/lupa terhadap
kewajiban Allah Swt.

B. Saran

Setelah membaca makalah diatas semoga kita bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari mengenai hukum bernyanyi dan bermain music serta bisa membedakan mana music
yang boleh dimainkan dan mana yang tidak, mana music yang boleh didengar dan mana
yang tidak boleh di dengar.Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kesalahan untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun demi
kemajuan untuk makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Namina.2015.Pengertian
MetodeBernyanyi.http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-metode-
bernyanyi.html (di akses pada 5 Desember 2021)

8
Jamlima, Trick. 2015. Seni budaya permainan music.
http://sma-senibudaya.blogspot.com/2015/08/permainan-musik.html (di akses pada 5
Desember 2021)

El-Fikry, Syahrudin. 2020. Pandangan islam tentang Lagu dan Musik.


https://www.republika.co.id/berita/q9gcet440/pandangan-islam-tentang-lagu-dan-musik (di
akses pada 15 November 2021)

Umrotix.2021. Hukum Musik dalam Islam Apakah Haram.https://umrotix.com/blog/hukum-


musik-dalam-islam-apakah-haram/ (di akses pada 16 November 2021)

Mukhtar, Umar. Music Bisa Jadi Haram Bila Penuhi 3


Unsur.https://www.republika.co.id/berita/q4rk4m320/musik-bisa-jadi-haram-bila-penuhi-3-
unsur-berikut-ini (di akses pada 16 November 2021)

Anda mungkin juga menyukai