DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah........................................................................8
C. Rumusan Masalah................................................................................................9
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................9
E. Tujuan Penelitian.................................................................................................9
F. Penelitian Terdahulu..........................................................................................10
G. Kerangka Teori..................................................................................................14
H. Metode Penelitian..............................................................................................17
1. Jenis Penelitian..................................................................................17
2. Sumber Data......................................................................................17
a. Data Primer.................................................................................18
b. Data sekunder.............................................................................18
3. Metode Pengumpulan Data...............................................................18
a. Observasi....................................................................................18
b. Wawancara.................................................................................19
4. Metode Analisis Data........................................................................19
I. Sistematika Pembahasan....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
LAMPIRAN................................................................................................................24
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan syair-syair Islami dan mampu dikemas dengan pesan Islami yang
Musik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni
meyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal
1
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW (Jakarta: Gema Insani Press, 2001).
463.
2
https://www.dutaislam.com/2017/10/sejarah-rebana-dari-penyambutan-nabi-hingga-ke-Indonesia.html
diakses pada 19 Maret 2020.
3
Wahyu Untara, Kamus Bahasa Indonesia: lengkap dan Praktis (Yogyakarta: Indonesia Tera, 2013)
Th.
2
Dalam Bahasa Arab, musik disebut dengan sebutan dan istilah yang
sama. musik tidak memiliki kata khusus dalam Bahasa Arab. Yang ada
Musik juga di artikan sebagai kata dari Bahasa Yunani yang berarti
secara Bahasa Arab mempunyai makna yang sama, yakni kesenian atau ilmu
seni yang mempelajari cara untuk mengatur suara hingga menghasilkan nada
Ulama. Imam Syafi’i, Imam Maliki dan Ulama lainnya menghukumi musik
termasuk perbuatan orang bodoh dan syahadahnya ditolak. Imam Syafi’i juga
makruh dan permainan seperti itu biasanya dilakukan oleh orang zindiq,
hingga lupa membaca Al Quran. Imam Syafi’i juga berkomentar bahwa beliau
ahli agama.5
4
Alhmad Warson Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif,
1997), 1367.
5
Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin (Libanon: Dar Al-Fikr, tt), 267.
3
lantunan bunyi musik: “Saat itu, saya berada disamping Syaikh Junaid, di
sana terdapat Ibnu Masyruq dan lainnya sekaligus di sana juga ada lantunan
syi’ir-syi’ir, lalu Ibn Masyruq berdiri dan mengikuti alunan syi’ir tersebut
namun Syaikh Junaid tetap saja diam. Akhirnya saya-pun bertanya: “Wahai
ِ السح
اب ِ ِ َ ََوَتَرى اجْلِب
َ َّ ال حَتْ َسُب َها َجام َد ًة َوه َي مَتُُّر َمَّر
6
Acep Aripudin & M Rois Rizwan, “Materi Dakwah Pada Grup Musik NON-RELIGI” dalam Jurnal
Ilmu Dakwah (No 13, Vol 4, Januari-Juni 2009), 497.
7
Ibid, 498.
4
kamu tidak mendengar sesuatu”. saya menjawab: “Wahai guruku, saya ketika
menghadiri tempat di situ ada lantunan bunyi musik syi’ir-syi’ir, tapi di sana
ada seseorang yang aku segani, maka saya menahan diri. Ketika sepi maka
menurut pengakuan dari Abu Thalib, suatu ketika melihat Qadi Marwan
saudara-saudaranya.11
tidak pernah menghukumi musik secara fulgar. Memang ada sebuah hadits
yang menghukumi alat musik tertentu semisal seruling dan gitar, namun al
8
(QS. An-Naml: 88)
9
Dalam keterangan dunia Tasawuf, terdapat istilah hal tawajud, wijdu dan wujud. Tawajud adalah
mencari wijdu berusaha menggapai wijdu atau memaksa diri untuk menggapai dzauq hati. Rasulullah
SAW pernah bersabda bahwa dalam menuju Allah adalah menangis kepada Allah jika tidakbisa
menangis maka memaksa diri untuk menangis. Cerita dari Abu Muhammad al Jariri, disitu terdapat
fenomena nasyid-nasyid yang dilantunkan. Sementara wijdu adalah perasaan yang dalam menguasai
hatinya seorang salik, sedangkan wujud adalah hasil dari wujdu tanpa adanya usaha dan pemaksaan.
Lihat Zakariya bin muhammad al anshori, Nataij al Afkar al Qudsiyah fi Bayan Maani Syarh al
Risalah al Qusyairiyah, Vol II (Lebanon: Dar al Kutub al Ilmiyah, 1971), 66-69.
10
Abd al-Karim al-Qushairi, al-Risalah al-Qushairyyah (Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiah, 2010), 33.
11
Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Libanon: Dar Al-Fikr, tt),
268.
5
dan gitar, namun kepada sesuatu yang lain. 12 Di awal-awal Islam, alat musik
perbuatan yang demikian, karena barang siapa yang menyerupai suatu kaum,
maka ia termasuk bagian dari kaum itu. Disamping itu, musik juga dianggap
lalai dari mengingat Tuhan dan menggoda kita untuk melakukan maksiat,
seperti itu mayoritas muncul dari kalangan Ulama Fiqih yang lebih menitik
beratkan pada aspek legal-formal. Berbeda dengan Ulama Tasawuf yang tidak
sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, seperti musik pengiring
mendengar perkataan atau bunyi yang bersumber dari makhluk hidup atau
benda mati. Setiap lagu memiliki pesan yang ingin disampaikan, jika pesan itu
berirama, pahami maknanya dan sebagai penggerak kalbu. Hal itu merupakan
indra pendengaran dan hati, yakni seperti kelezatan oleh indra penglihatan
dalam memandang tanaman hijau, dan kelezatan yang dirasakan hati. 15 Allah
SWT. Berfirman:
ِ يِف
ُيَِزيْ ُد ْ اخْلَْلق َما يَ َشاء
“Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya”.16
Mustahil dikatakan bahwa sama’ itu mubah hanya bagi kitab Allah
mubah. Apabila mendengarkan suara yang baik itu mubah, maka karena ia
berbeda dengan keluarnya suara yang baik dari tenggorokan manusia, burung,
15
Al Ghazali, Mutiara Ihya Ulumuddin, Terj. Irvan Kurniawan (Bandung: Mizan 2008), 177.
16
(QS. Fa>thir:1)
17
Al Ghazali, Mutiara Ihya Ulumuddin, Terj. Irvan Kurniawan..........177
18
Ibid, 178
7
benda-benda seperti gendang, rebana, dan seruling. Dari semua itu tidak ada
yang dikecuaikan selain adanya nash yang mengharamkannya. Hal itu seperti
gitar dan seruling yang biasa dipakai untuk mengiringi pesta. Jika dituntut
larangan dalam minum khamr, maka hendaklah dilarang segala sesuatu yang
sangat unik menurut penulis, keunikan itu dari tradisi seni budaya rebana yang
jenis rebana yang menimbulkan berbagai macam variasi dan kolaborasi maka
penulis tertarik untuk meneliti sejarah dan dampak seni budaya rebana di
C. Rumusan Masalah
Surabaya?
9
D. Manfaat Penelitian
E. Tujuan Penelitian
Fithrah Surabaya.
F. Penelitian Terdahulu
wilayah dan daerah yang berbeda dengan yang dikaji oleh penulis, Terutama
10
Fithrah Surabaya belum ada. Berikut adalah karya ilmiyah yang telah ditelaah
oleh penulis:
dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam
perubahan budaya, berbeda dengan penulis yang meneliti seni budaya rebana
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019, berjudul “Seni Musik Dalam Tasawuf
studi kasus terhadap lagu-lagu Dewa 19 pada album Laskar Cinta”. Pada
skripsi ini mengungkap nilai-nilai tasawuf yang ada dalam album laskar cinta,
tertentu dan terjadilah kesatuan manusia dengan tuhan), Khauf (selalu berdoa
dan merasa takut kepada Allah karna kita manusia yang banyak kekurangan
Allah secara jelas dan sadar telah tersingkapnya tabir yang menjadi senjangan
Negeri Raden Intan Lampung tahun 2019, yang berjudul “Seni Rebana dan
Dari berbagai skripsi yang telah di teliti oleh penulis, maka penulis
Mahallul Qiya>m.
Kecamata setelah
n mengalami
Kedungja perkembangan
12
ti waktu,
kabupaten perubahan
(studi dekulturasi
n budaya) kebutuhan
penyajian yang
yang baru.
terhadap
lagu-lagu
Dewa 19
pada
album
13
Laskar
Cinta
Nilai
Islam di
Desa
Sinar
Palemban
Lampung
Selatan
seni Mahallul
budaya Qiya>m di
rebana di Pondok
14
Pondok Pesantren Al
Al
Fithrah
Surabaya)
G. Kerangka Teori
yang tampak, yang terlihat karena bercakupan. Dalam bahasa Indonesia, bisa
yang memiliki sifat perspektif emic. Dengan kata lain, penelitian yang
peneliti dari fakta fenomena asli yang diteliti, bukan berdasarkan pada
Penelitian adalah dia yang memasuki wilayah itu, belajar dari pengalaman
bersama subjek, dan lantas “keluar dari wilayah pengalaman itu” sebagai
seorang peneliti yang telah mendapatkan pencerahan luarbiasa, dan karena itu
berpendapat bahwa ada kebenaran untuk semua orang dan manusia dapat
yang ditemui pada benda-benda itu dalam pemikiran biasa bukanlah hakikat.
Hakikat benda itu ada dibalik yang tampak. Sebab pemikiran yang pertama
(first look) tidak membuka tabir yang menutupi hakikat, diperlukan pemikiran
kedua (second look). Alat yang digunakan untuk menemukan hakikat pada
pemikiran kedua ini adalah intuisi, istilah yang di gunakan Husserl untuk
Husserl di sini adalah bahwa setiap asumsi kebenaran manusia tidak terletak
empiris yang ada pada benda-benda tidak bersifat mutlak, substansi ataupun
hakiki. Dengan kata lain bahwa bukti-bukti nyata belumlah dipandang cukup
untuk menentukan sebuah eksistensi atau kebenaran. Karena itu perlu adanya
23
Ibid, 103.
24
Ibid, 104.
17
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
masyarakat.
2. Sumber Data
Sumberdata yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ada dua
a. Data Primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh
b. Data sekunder
Setelah mengumpulkan data primer kemudian penulis
25
Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), 32.
18
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
dari sumbernya.
26
Kun Mayati dan Juju Suryawati. “Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII” dalam
https://books.google.co.id/books?
id=VPNS5CbDhYC&pg=PP122&dq=data+sekunder&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiD4Nn9u6joAhU
34nMBHYncAbYQ6AEIbDAJ#v=onepage&q=data%20sekunder&f=false diakses 19 Maret 2020.
27
Ni’matuzahroh, Susanti Prasetyaningrum, Observasi: Teori dan Aplikasi dalam Psikologi (Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 2018), 4.
19
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu dari beberapa teknik dalam
tertentu.29
28
Fandi Rosi sarwo Edi, Teori Wawancara Psikodignostik (Yogyakarta: Leutikaprio, 2016), 1.
29
Ibid, 3.
30
Helaluddin, Hengki Wijaya, Analisis Data kualitatif sebuah tinjauan teori & praktik (Tt:Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray, 2019), 21.
20
I. Sistematika Pembahasan
BAB III : menjelaskan Profil data lapangan, meliputi seni budaya rebana
musik rebana
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Helaluddin, Hengki Wijaya, Analisis Data kualitatif sebuah tinjauan teori & praktik,
Tt: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2019.
Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001.
Mohammad bin Salim, Is’adu al-Rafik wa Bughyatu al-Syiddiq, Surabaya: Dar Ihya
al-Kitab al-Arabiyyah, tt.
Muhamad Farid, Dkk, Fenomenologi Dalam Penelitian imu Sosial
Jakarta:Kencana,2018.
Ni’matuzahroh, Susanti Prasetyaningrum, Observasi: Teori dan Aplikasi dalam
Psikologi, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2018.
Wahyu Untara, Kamus Bahasa Indonesia: lengkap dan Praktis, Yogyakarta:
Indonesia Tera, 2013.
Zakariya bin Muhammad al-Anshori, Nataij al Afkar al Qudsiyah fi Bayan Maani
Syarh al Risalah al Qusyairiyah, Vol II, Lebanon: Dar al Kutub al
Ilmiyah, 1971.
JURNAL:
Acep Aripudin & M Rois Rizwan, “Materi Dakwah Pada Grup Musik NON-
RELIGI” dalam Jurnal Ilmu Dakwah No 13, Vol 4, Januari-Juni 2009.
Ade Wahidin, “Tinjauan Dan Hukum Tasyabbuh Perspektif Empat Imam Mazhab”
dalam AL MASLAHAH (No. 1, Vol 06, Juni 2018.
INTERNET:
https://www.dutaislam.com/2017/10/sejarah-rebana-dari-penyambutan-nabi-hingga-
ke-Indonesia.html diakses pada 19 Maret 2020.
Jamaluddin Muhammad, “Pandangan Ulama’ Terhadap Seni Musik”, dalam
https://www.nu.or.id/post/read/19340/pandangan-ulama-terhadap-seni-
musik di akses 19-Maret-2020
Kun Mayati dan Juju Suryawati. “Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII” dalam
https://books.google.co.id/books?
id=VPNS5CbDhYC&pg=PP122&dq=data+sekunder&hl=id&sa=X&ved
23
=0ahUKEwiD4Nn9u6joAhU34nMBHYncAbYQ6AEIbDAJ#v=onepage
&q=data%20sekunder&f=false diakses 19 Maret 2020.
LAMPIRAN
24