PENENTANGAN
Disusun Oleh:
ACHMAD DHAFFA RAMADHANI (071911733084)
GEMILANG ROMADLON (071911733065)
MATA KULIAH:
ANTROPOLOGI KESENIAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JANUARI 2022
1. Pendahuluan
Kesenian merupakan salah satu dari 7 unsur kebudayaan yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat (Tri Joko Sri Haryono, 2012). Kesenian merupakan kebudayaan yang
merupakan hasil ciptaan manusia serta juga diinternalisasikan dan juga diwariskan melalui
pembelajaran secara terus menerus. Keseinan menurut Driyakara 1980 merupakan ekspresi
pengalaman keindahan atau pengalaman estetik (Soeriadiredja, 2016).
Kesenian yang merupakan satu unsur dari 7 unsur kebudayaan yang lainya saling
berkaitan satu sama lain sehingga kesenian tidak mungkin bisa hilang apabila manusia dan
peradaban kebudayaan masih ada. Kesenian biasa juga muncul dari pengalaman-pengalam
manusia dan juga cara pandang atau world view yang dimiliki manusia sehingga kerap kali
muncul beberapa kesenian yang terkadang idenya berasal dari kersahan-keresahan yang muncul
dari kehidupan sehari-hari manusia. Kesenian selalu muncul karena manusia yang memiliki
sifat imajinatif yang kerap kali dituangkan menjadi bentuk-bentuk keindahan-keindahan
melalui karya-karya seni.
Seni dibagi menjadi beberapa bagian yaitu seni rupa,seni pertunjukan, dan juga seni
music. Kamtini (2005:60) mengartikan “Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan
jiwa manusia”. Definisi lain musik merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk
menenangkan dan mendatangkan inspirasi bagi banyak orang (Ortiz dalam Baidah, 2010: 1-8).
Musik adalah karya cipta berupa bunyi atau suara yang memiliki nada,irama dan keselarasan.
Musik yang dimainkan menjadi komposisi terpadu dan berkesinambungan dapat memberikan
pengaruh terhadap emosi dan kognisi. Musik adalah karya cipta berupa bunyi atau suara
(Jamalus dalam Ismanadi, 2008 : 11), baik suara yang dihasilkan oleh ucapan manusia maupun
suara dari alat tertentu (Bonoe dalam Ismanadi, 2008 : 11).Sebuah musik yang dihasilkan dari
pengalam dan rasa emosional salah satunya adalah music punk.
Secara umum punk adalah sikap dan kelakuan karena perasaan yang resah atau marah
denga apa yang sedang dialami. Namun dilihat dari sudut pandang music ,isi dari music punk
yaitu penentangan terhadap situasi politik,ekonomi dan juga budaya. Kebanyakan komunitas
punk bertentangan terhadap kapitalisme,otoritas pemerintahan,masyarakat dan lain-lain. Punk
menurut Irwan Abdullah(2006: 1999) merupakan budaya tanding(counter culture) yakni bentuk
perlawanan dari budaya dominan. Budaya dominan adalah jenis budaya yang menguasai
masyarakat (kelas penguasa), sedangkan budaya tanding adalah sub budaya yang berada dalam
posisi pinggiran (periferal).
Musik punk dilihat sebagai budaya yang sangat popular yang sering dilihat sebagai satu
bentuk penyimpangan moral. Punk dinilai budaya negative atau biasa disebut aliran yang kurang
ajar,tidak sopan dan tidak sesuai dengan budaya atau adat msayarakat dominan lainnya. Sangat
sering dilakukan penggusuran saat “Anak Punk” sedang berkumpul karena dinilai menggangu
masyarakat lainnya.Dalam penulisan ini membahas bagaimana asal mula aliran music punk ini
dianggap sebagai symbol penentangan.
1. Apa yang mennyebabkan punk muncul pertama kali dalam kesenian bermusik?
Tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan makna dibalik music punk yang
dianggap sebagai symbol penentangan.
Manfaat dari penelitian yaitu agar pembaca mengerti akan sejarah dibalik music punk
dinilai sebagai perusuh masyarakat yang sebenarnya ada makna dan cerita dalam music punk
yang akan dibahas di penulisan ini
2. Teori
Dalam mengkaji fenomena ini peneliti menggunakan kajian tekstual yang mana
memandang kesenian dalam konteks sosial budaya masyarakat seperti dimana kesenia
tersebut muncul atau ada mulai dari fungsi sampai lain-lain. Dalam pendektan kontekstual
terdapat fenomena yang mempengaruhi kesenian beberapa diantaranya politik, teknologi dan
lain sebagainya.
Malinowski meneliti mengenai tradisi lisan masyarakat trobriand dan menemukan fakta
bahwa mitor-mitos yang menyebar di kalangan masyarakat trobriand bukan hanya sekedar
cerita saja yang cuman bualan belaka atau dibuat-buat oleh orang-orang tertentu melainkan
bahwa cerita-cerita tersebut memiliki manfaat praktis sebagai piagam sosial yang mana
menghadirkan kesepakatan-kesepakatan diantara masyarakat kepulaun trobriand dapat
melegitimasi tuntutan-tuntutan suatu kelompok sosial tertentu untuk kepemilikan suatu
sumber daya alam yang dipandang penting dalam kehidupan mereka.
Peneliti menganggap kajian kontekstual dan penggunaan teori fungsionalisme
malinowksi dalam mengkaji fenomena mengenai musik punk yang digunakan sebagai
sarana untuk menentang kekuasaan-kekuasaan yang timbul karena ketidak puasan
kelompok-kelompok masyarakat dalam memandang suatu masalah disekitarnya terkait
maslaah-masalah politik yang mulai merambah di kehidupan sehari-hari dalam masyarakat
yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka yang dapat mempngaruhi segala
sesuatu unsur kehidupan yakni ekonomi dan lain sebagainya selain tu unsur-unsur politis
yang mengakar kuat menjadikan adanya kekuasaan-keuasaan yang menindas beberapa
golongan masyarakat sehingga masyarakat merasa kebebasan berkespresi mereka dibatasi di
ruang ruang publik sehingga mereka seakan akan ingin melakukan perlawanan melalui
berbagai media salah satunya musik punk.
3. Pembahasan
Punk pertama kali muncul pada tahun 60-an di daratan inggris secara
epistemologis sendiri PUNK memiliki kepanjangan arti Public United not Kingdom
atau yang berarti sebuah persatuan yang berada diluar kerajaan inggris (Setyanto,
2015) secara epistemologis pun menunjukkan bahwa punk dari awal berdiri sudah
menunjukkan bentuk protes terhadap kekuasaan monarki kerajaan inggris yang mana
sanagat monarkis sekali.
Musik punk yang pertama kali dikenal yakni melalui band Sex Pistols yang
berasal dari inggris menciptakan sebuah lagu berjudul Anarchy in the UK yang
menggambarkan rasa ketidakpuasan dalam masyarakat inggris yang menginginkan
anarkisme (Worley, 2017) atau keadaan diaman tidak ada sistem.
Anarkisme erat dikaitkan dengan punk. Anarkisme adalah sebuah ideologi dimana
masyarakat yang tanpa sistem yang berkuasa (Alexander, 2017) karena dalam
anarkisme dan juga punk sama-sma bersinggungan yakni punk dan juga anarkisme
yang anti kekuasaan yang menindas masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dalam punk tidak diakui adanya hierarki sosial yang saling mempengaruhi
satu sama lainnya menjadikan punk adalah sebuah subculture dan juga ideologi yang
berkembang pada masa 1960-1980an yang memprotes adanya kekuasaan dan krisis
ekonomi yang terjadi di inggris punk juga berangkat dari anak-anak kelas pekerja yang
sudah muak dengan adanya stratifikasi sosial berdasarkan ekonomi yang mengakar
kuat di kalangan masyarakat inggris pada saat itu.
Gaya Rambut mohawk yang sering dijumpai di kalangan anak punk merupakan
simbol perlawanan anak-anak punk yang menganggap strata mereka adalah takdir yang
dapat dilawan rambut mohawk yang berdiri tegak menandakan mereka tidak akan tunduk
pada kekuasaan.(Setyanto, 2015)
Jeans ketat sobek berati sebuah himpitan yang terjadi dan dirasakn oleh anak pun dari
lingkungan terhadap mereka,yang menghalangi ruang gerak dan atraksi panggung
mereka, oleh karena itu seringkali muncul robekkan pada lutut dan paha yaitu sebuah
simbol tentang perlawanan yang menginginkan kemerdekaan gerak dan ide dari para
punk
Sepatu boots yang biasa dipakai oleh prajurit agar bisa dipakai di segala situasi dan
kondisi tempat menggambarkan bahwa anak punk siap menghadapi segala kondisi dan
juga siap menghadapi rintangan seperti hukum atuapuun ekonomi yang dapat
menghalangi mereka dalam kebebasan berkespersi dalam kehidupan sehari-hari hal itulah
yang makna-makna simbolik dari atribut-atribut yang biasa dikenakan oleh punk.
4. Kesimpulan
Kesenian adalah unsur 7 kebudayaan yang merupakan hasil ciptaan manusia yang saling
berhubungan dengan budaya lainnya. Oleh karena itu kesenian tidak mungkin hilang selama
manusia masih ada dibumi.Kesenian bisa tumbuh dari pengalaman-pengalaman manusia itu
sendiri misalnya seseorang menciptakan lagu yang isi liriknya adalah tentang pengalaman
kehidupannya.Musik memang menjadi favorit para seniman untuk bercerita dengan sebuah
iringan nada-nada yang indah. Semua pengalaman,perasaan, serta imajinasi bisa dituangkan
dalam suatu karya music.
Salah satu music yang berawal dari pengalaman serta perasaan adalah musik
punk ,selama ini aliran music punk dinilai sebagai hal yang dianggap sebagai perusuh,cacat
moral dan tidak mempunyai etika. Namun punk adalah bentuk suatu penentangan dan protes atas
ketidakadilan politik,ras,agama dan ekonomi.Punk diyakini sebagai counter culture yang dimana
aliran tersebut sangat bertentangan dengan budaya dominan. Punk bukan orang yang anti agama
ataupun anti nasionalisme namun punk hanya menentang ketidakselarasan yang mereka alami
dibawah otoritas negara.Karena itu mereka dianggap sebagai penyimpangan moral.
Musik punk menanandakan adanya protes-protes yang termuat didalamnya seperti protes
terhadap kekuasaan yang ada dan juga penindasan-pendindasan yang terjadi di sekitar mereka
hal ini bisa dilihat dari musik punk yang berisi protes dan juga. Kemunculannya yang memprotes
keadaan dimaan bermusik harus memiliki skill yang mumpuni dan modal yang cukup serta juga
tentang keadaan krisi ekonomi yang ada di masyarakat inggris pada masa itu. Selain itu atribut-
atribut yang selalu mereka kenakan juga terdapat simbol-simbol yang menandakan mereka tidak
mau tunduk tehadap kekuasaan yang menindas mereka, mengekang kebebasan berkespresi
mereka.
Daftar Pustaka
Abdullah, M. S. I. L. (2014). © Penerbit Universiti Sains Malaysia, 2014. Kajian Malaysia, Vol.
32, No.1, 2014, 119–148 JATI, 32(1), 119–148.
Kusumadewi, L. F., & Suharto, S. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Seni Musik Dengan Media
Audio Visual Melalui Metode Bervariasi. Harmonia: Journal of Arts Research and
Education, 10(2). https://doi.org/10.15294/harmonia.v10i2.63
Setyanto, D. W. (2015). Makna dan Ideologi Punk. ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi
Visual & Multimedia, 1(02), 134–141. https://doi.org/10.33633/andharupa.v1i02.964
Worley, M. (2017). No future: Punk, politics and British youth culture, 1976-1984. In No
Future: Punk, Politics and British Youth Culture, 1976-1984.
https://doi.org/10.1017/9781316779569