Anda di halaman 1dari 12

KEHIDUPAN ANAK PUNK DI KOTA BLITAR

Oleh : Nahrowi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam era globalilsasi seperti sekarang ini, banyak sekali kebudayaan
yang masuk ke Indonesia. Sehingga tidak dipungkiri lagi muncul banyak sekali
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut
muncul dikarenakan adanya persamaan tujuan dari masing-masing individu, maka
muncul kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok
social itu diantaranya terbentuk dari beberapa anak muda yang mempunyai sebuah
tujuan dan ideologi yang sama.
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London Inggris, dengan gaya
dandanan rambut di cat dihadapkan keatas serta memakai anting-anting. Setiap
hari mereka biasa berkumpul di pusat keramaina kota, seperti perempatan atau
dipertigaan jalan, dan memiliki gaya khas tersendiri. Namun kadang mereka juga
menempati lahan kosong maupun bangunan-bangunan yang tidak terpakai.
Mereka mempunyai motto equality (persamaan hak), karna itulah banyak diantara
remaja-remaja yang tertarik dengan komunitas itu. “Punk” hanya aliran tetapi jiwa
dan kepribadian pengikutnya, akan kembali lagi ke masing-masing individu.
Ada juga dari psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan
bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara.
Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil
penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan
terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dari definisi diatas, komunitas punk dapat dikategorikan sebagai bagian
dari dunia kesenian. Gaya dan ideologi komunitas punk hampir mirip dengan para
pendahulu seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara
idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-
terangan, menggunakan para penampil berkualitas rendah secara drastis
kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini

1
satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan
hebohnya pemikiran (ideas).
Di kota Blitar sudah mulai banyak yang mengikuti komunitas punk, mulai
dari usia muda hingga ada yang berusia tua. Mulai dari anak SMP sampai
perguruan tinggi. Ada yang hanya ikut gaya atau cara berpakaian punk sampai ada
juga yang ikut masuk dalam komunitas ini. Perilaku kehidupan komunitas punk di
dikota Blitar bagi masyarakat luas dianggap sebagai perilaku yang menyimpang
identik dengan sebuah kekerasan, pengacau, berandal, dan sebagainya. Bagi
mereka kekerasan hanyalah suatu tindakan bodoh namun entah kenapa hampir
setiap acara musik yang diadakan oleh mereka selalu terjadi keributan. Kekerasan
yang mereka lakukan kadang muncul karena dari pengaruh minuman keras.
Minuman keras sudah tidak terlepas dari kehidupan mereka yang sebagian besar
memang peminum minuman keras.
Kekerasan dalam komunitas mereka sendiri tidak jarang terjadi.
Perkelahian antar anak Punk atau sekedar saling melakukan tindakan kekerasan
ketika mereka berjoget didepan panggung sebuah acara musik punk. Saling
memukul dan saling menendang bahkan bergulat bergulingan menjadi hal yang
biasa saat mereka berjoget mengikuti irama lagu. Hal ini mereka anggap sebagai
ungkapan kebebasan. Dalam komunitas ini kekerasan tidaklah menjadi sesuatu
yang anti sosial. Menurut mereka, mereka melakukan kekerasan biasanya karena
mereka diganggu lebih dahulu. Namun mereka bukanlah sumber dari kekacauan.
Seperti yang di kabarkan oleh beberapa media masa, salah sasatunya
sindonews.com pada hari senin 18 April 2013. Pemerintah kota Blitar telah
merazia anak-anak punk yang ada di wilayah kota Blitar mereka dianggap
mengganggu dan mengotori keindahan kota. “Kita tertibkan anak-anak punk yang
banyak bertebaran di Kota Blitar ini, Upaya ini dilakukan mengingat cukup
banyak laporan dari masyarakat Kota Blitar yang resah dengan perilaku para anak
punk yang dianggap selalu mengganggu ketertiban umum dan stabilitas daerah,
dan jika dibiarkan akan mengganggu kondusivitas wilayah“ ujar Kepala Satpol PP
Kota Blitar Hadi Maskun, Senin (8/4/2013).
Dalam kenyataan yang ada punk tidak jarang dianggap sebagai sampah
yang selalu meresahkan masyarakat, penulis secara hati nurani tidak setuju dengan

2
anggapan mereka. Seperti kata pepatah “jangan menilai orang dari
penampilanya”. Berbekal rasa keingintahuan yang tinggi tentang dunia punk
penulis ingin mengetagui lebih dalam lagi tentang dunia punk dengan makalah
yang berjudul “Kehidupan Anak Punk di Blitar”. Dalam makalah ini penulis
ingin memberikan gamabaran punk yang ada di Blitar pada khususnya.
Penulis meyakini bahwa sisi negatif pasti memiliki lawanya yaitu sisi
positif, dalam sesuatu hal yang negatif pasti memiliki positif yang dapat diambil
manfaatnya. Jika sisi positif ini mampu di kembangkan dan di berdayakan dengan
cara dan metode yang baik, hasilnya akan lebih memuaskan. Punk hanya
membutuhkan perkulakuan khusus yang sesuai. Mereka adalah seniman, sama
seperti seniman yang lain. Yang ingin mengekpresikan jiwanya lewat visualilasi
sosial.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah dari komunitas punk?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi mereka menjadi anak punk?
3. Bagaimana kehidupan dijalanan yang di alami oleh komunitas punk?
4. Dampak apa saja yang terjadi terhadap generasi muda Indonesia dengan
adanya komunitas Punk?
1.3 TUJUAN
Penulisan ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi di
lingkungan sekitar tentang keberadaan komunitas punk. Karena sekarang sudah
mulai banyak anak yang mengikuti komunitas ini, dan banyak masyarakat yang
mulai resah terhadap keberadaan mereka. Tulisan ini juga bisa sebagai referensi
orang tua dalam mendidik anaknya, sebab anak-anak yang ikut dalam komunitas
punk ini sebagian besar karna disebabkan oleh faktor keluarga. Penulisan ini juga
ingin meluruskan stigma masyrakat awam dan pemerintah tentang keberadaan
komunitas punk yang mereka anggap meresahkan, mengotori kota dan
mengancam stablitas daerah lewat perilaku mereka. Namun tidak demikian jika
kita mau mngerti dan menyadari siapa punk itu sebenarnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Komunitas Punk


Sejarah punk berawal dari merupakan sub-budaya yang lahir di London,
Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead.
Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk
dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama.
Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun
1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan
politik. Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan
segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang
dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat
pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para
penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang
sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak. Banyak
yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris
pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak
terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari
mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal. Punk
selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah
terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The
Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-
nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu
punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-
lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi
dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta
represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Akibatnya punk
dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat
kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun
enggan mengorbitkan mereka. Namun lebih tepatnya seorang punk itu

4
mempunyai perilaku yang berbeda. Mereka hanya sebuah aliran, jadi jiwa dan
kepribadiannya akan kembali pada individu masing-masing.
Dan dalam artikel ”Philosophy of Punk”, Craig O’Hara (1999)
menyebutkan tiga pengertian Punk. Punk sebagai trend remaja dalam fashion dan
musik. Punk sebagai pemula yang punya keberanian memberontak,
memperjuangkan kebebasan dan melakukan perubahan. Punk sebagai bentuk
perlawanan yang “hebat”, karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas dan
kebudayaan sendiri.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Ikut Punk
Banyak faktor mengapa seseorang ikut dalam sebuah komunitas punk.
Antara lain karena mereka mempunyai sebuah tujuan dan ideologi yang sama.
Sehingga mereka mudah menerima sebuah golongan yang dianggap sebagai
sesuatu yang sama, yaitu tujuan yang ingin di capai. Ada juga yang tertarik dari
motto komunitas punk, yaitu Equality atau persamaan hak. “Aliran Punk lahir
karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik Punk dan adanya gejala
perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing. Sehingga mereka mengubah
gaya hidup dengan gaya hidup Punk. Di sisi lain ada juga komunitas punk ini
yang mempunyai kegiatan positif.
Semisal mas Bendo (panggilan akrab) asli anak Blitar yang mengaku
jiwanya sudah terikat dengan punk adalah contoh kecil kenapa mereka harus
memilih punk sebagai prinsip hidup mereka yang berlandaskan DIY (do it
yourself ). Mereka besar di masyarakat yang mengkulturkan penyeragaman selera.
Masyarakat yang terlalu munafik untuk hal-hal yang dianggap ” tabu “. Mereka
memberontak dengan setiap kekuatan yang mereka miliki yaitu memilih etika
punk sebagai jalan hidup mereka. Penampilan mereka dan cara hidup mereka
sebagai counter cultur terhadap penyeragaman selera. Sebagai menusia biasa dan
makhluk sosial yang punya perasaan, mereka memilih punk bukan untuk pelarian
semata tapi self difennce mereka terhadap serangan-serangan pengekangan
ekspresi diri ( offence of cultur mainstream ) , penyeragaman selera, dan cultur
budaya ” mapan “yang di ciptakan oleh mayoritas masyarakat. Mereka bukanlah
pemuda-pemuda yang lari dari tanggung jawab. Pemuda yang cengeng ato masih
menjadi benalu bagi orang tua mereka. Dengan etika DIY ( do it yourself /

5
berdikari) dan prinsip yang mereka miliki memberikan sesuatu yang berarti dalam
hidup mereka. Sehingga membuat golongan ini ( punk ) sebagai budaya yang
tidak di inginkan karena merupakan budaya impor dari luar. Hal ini menjadikan
mereka menjadi pribadi-pribadi yang terkekang kebebasan ekspresinya dalam
berpenampilan. oleh masyrakat yang menjunjung norma dan adat istiadat
ketimuran. Padahal menjadi punk bukan bagaimana kamu harus mirip menjadi
punk rock star, tapi bagaimana kamu menghilhami diri, menggali potensi yang
ada pede dengan do it yourself yang di pegang. Dan jika di ambil benang merah
dari ” kegagalan ” budaya normal tadi, indikatornya bukan terletak pada
bagiamana cara berpakian anak-anak ini. Tapi kemampuan generasi muda itu
memahami dan menyerap setiap budaya dari luar, dan di terjemahkan ke dalam
ruang berpikir yang luas. Tapi akhirnya kemunafikan masyarakatlah yang tidak
memberikan ruang untuk memberi kebebasan berekspresi. Berpenampilan aneh,
seronok = sesuatu yang tidak baik dan akan di cap sebagai minor personal. Jika
kita berpikir legowo dan mau terbuka dengan lapang dada. Bukankah ”
kemandirian ” generasi muda yang menjadi modal awal suatu bangsa, selain
faktor yang lain.
2.3 Potret Kehidupan Anak Punk
Sangat beraneka ragam kehidupan komunitas punk. Misal seperti yang
kami contohkan pada tulisan diatas. Ada juga komunitas punk ini yang benar-
benar hidup dijalanan, mereka melakukan segala aktifitasnya di jalan. Seperti
yang sering kita jumpai saat ini, hampir tiap kota di perempatan atau pertigaan
jalan dan keraimaian pusat kota kita dapat menjumpai komunitas ini. Mereka tidur
dipinggir jalan atau depan pusat perbelanjaan, mengamen di lampu merah, ada
juga yang menjadi polisi cepek (mengatur jalan). Komunitas anak “Punk”
mempunyai aturan sendiri yang menegaskan untuk tidak terlibat tawuran, tidak
saja dalam segi musikalitas saja, tetapi juga pada aspek kehidupan lainnya. Dan
juga komunitas anak “Punk” mempunyai landasan etika ”kita dapat melakukan
sendiri”. Beberapa komunitas “Punk” di kota-kota besar di Indonesia, seperti
Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Mereka juga merintis usaha rekaman
dan distribusi terbatas. Komunitas tersebut membuat label rekaman sendiri, untuk
menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran.

6
Kemudian berkembang menjadi semacam toko kecil yang disebut distro. Tak
hanya CD dan kaset, mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt,
aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik dan tatoo. Produk yang dijual
seluruhnya terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Kemudian hasil yang
didapatkan dari penjualan tersebut, sebagian dipergunakan untuk membantu
dalam bidang sosial, seperti membantu anak-anak panti asuhan, meskipun mereka
tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Komunitas “Punk” yang lain,
yaitu distro merupakan implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif
anak muda pemuja barang bermerk luar negeri.
Namun ada fenomena baru yang dapat kita jumpai pada komunitas punk
saat ini. Yaitu komunitas punk muslim, mereka melakukan kegiatan mengaji
seperti membaca Al-Qur`an dan pengajian yang dilakukan tiap minggu 1 kali pada
hari jum`at.
Komunitas Punk Moslem lahir karena keprihatinan seorang Budi (alm),
akan kondisi pemuda yang berada dikomunitas Punk, hidup tanpa orientasi (anti
kemapanan) dan meninggalkan agamanya. Punk Moslem itu didirikan sejak
Ramadhan 1427 H (2007). Sebelum berdiri Punk Moslem, Budi sempat
mendirikan Warung Udix Band yang berdiri 7 tahun yang lalu dan sempat
mengeluarkan album indielabel "Anak Bayangan". Di Warung Udix, ia merekrut
anak-anak punk dan mengajarkan pendidikan Islam. "Kalau orang bangga dengan
kemusrikan dan dosa-dosa yang mereka lakukan, tapi punk moeslem bangga
dengan agama mereka (Islam). Biar mereka anak jalanan, brutal, tapi anak-anak
punk moeslem tetap punya Tuhan. Ketika teman-teman menamakan dirinya punk
muslim, ada sebagian komunitas yang menolak punk muslim secara tegas. Mereka
berkilah, tidak ada tuh anak punk yang punya tuhan atau ideologis. Setelah
ngeband, anak-anak punk merasa ada sesuatu yang kosong. Sehingga tiap malam
Jumat, diadakan pengajian yang bentuknya seperti mentoring dan beberapa
kegiatan lainnya. Mulanya hanya lima anak yang ngaji, kemudian berkembang
menjadi 20 orang, laki-laki dan perempuan. Kini, ngaji bagi mereka adalah sebuah
kebutuhan. Awalnya mereka ada yang atheis. Sampai-sampai ada yang guyon,
ah..gue mau masuk Islam atau Kristen dulu. Karena bagi mereka, agama bukanlah
sesuatu yang sakral. Kalau pas ngamen, cuma dapat Rp. 300, diantara mereka ada

7
yang teriak: "Allah Maha Pelit". Setelah dibina, anak itu meyakini Allah itu tidak
pelit. Tak ada jalan lain, cara membina mereka adalah dengan cara mendoktrin.
"Ketika anak-anak punk sudah menganggap ngaji sebagai kebutuhan, mereka
mengirim pesan singkat (sms), malam ini ngaji nggak? Yang jelas, saya tidak
ingin mereka merasa sedang diarahkan untuk masuk sebuah pergerakan atau
kelompok harakah tertentu. Saat ini, pengajian kami memang belum ada namanya.
Paling-paling, teman-teman menyebut pengajian ini pengajiannya punk
moeslem." Meski Zaki bekerja di sebuah lembaga sosial, ia tak diminta untuk
berdakwah atas nama institusinya. Secara pribadi, Zaki merasa terpanggil. Tak
sia-siaa, hasil dari dakwah itu, tak sedikit anak-anak punk yang hijrah dan mulai
pandai mengaji. Sebut saja, Lutfie yang meninggalkan dunia obat dan minuman
keras. "Harapan saya ke depan, mereka dapat menjadi agen perubahan bagi
teman-teman yang lain," jelas Zaki. Bukan rahasia umum, anak jalanan kerap
dianggap tidak produktif, bahkan dicap sampah masyarakat.
Kisah diatas menggambarkan bahwa kehidupan punk tidak hanya pada
perilaku negatif saja, sekarang mulai bermunculan kelompok-kelompok punk
yang menurut penulis berperilakuan baik. Seperti mas Bendo ketika kami datang
mereka sangat menghargai kami, bersikap humoris, bersahabat dan hangat. Walau
diawalnya ada rasa canggung untuk bercerita kepada kami tentang bagaimana
kehidupan punk di blitar. Bahkan sekarang mereka (anak-anak punk di jalan
tanjung blitar) memiliki rumah kontrakan, dan meliki beberapa usaha seperti
sablon, distro, bahkan studio musik.
2.4 Dampak terhadap Generasi Remaja
Mungkin kalau kita perkirakan umur remaja berkisar antara 13 tahun
sampai dengan 25 tahun. Pembatasan umur ini tidak mutlak, dan masih bisa
diperdebatkan. Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus
menuntut untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada
masa inilah seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Seiring dengan pesatnya perkembangan scane punk yang ada di Indonesia,
komunitas punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam
komunitas punk. Tetapi tidak semua remaja Indonesia tertarik dengan apa yang
ada di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengkonsumsi

8
sedikit yang ada di dalam punk. Contoh kecil, seorang remaja berpakaian ala
punk, tetapi dia tidak idealis, dia tidak menganut paham ideologi punk, dia juga
suka musik cengeng yamg lembut bak seorang bayi yang baru keluar dari rahim
ibunya. Dari contoh kecil tersebut, komunitas punk masih bisa dibilang sangat
berpengaruh terhadap perilaku remaja Indonesia, bahkan bisa dibilang mempunyai
andil dan bertanggung jawab terhadap kebebasan berekspresi remaja Indonesia.
Keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
seorang remaja ikut dalam komunitas punk. Maka peran orang tua dan lingkungan
mereka sangatlah berpengaruh untuk membentuk kepribadian seseorang.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunitas Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris.
Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead.
Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk
dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama.
Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun
1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan
politik.
Namun sesuai dengan perkembangan zaman sekarang komunitas Punk
mulai banyak perubahan dari masa ke masa, perubahan kearah negatif maupun
positif. Tapi dalam makalah ini komunitas punk yang ada di Blitar sudah
mengalami perubahan kearah positif. Terbukti dari beberapa diantara mereka
sudah memiliki usaha sendiri dan ditinjau oleh penulis tentang kegiatan-
kegiatanya punk di Blitar banyak kearah sosial, walau pada kenyataanya mereka
masih sering mengamen di perempatan-perempatan jalan untuk memenuhi
kebutuuhan hidupnya atau sekedar mengekprisikan jiwa seninya.
3.2 Saran
Sebagai makhluk sosial dan mahkluk yang berinteletual kita harus mengerti
dan berfikir dewasa, dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan
dengan komunitas seperti punk. Kita harus bisa menghargai orang lain dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Dan jangan melihat orang hanya pada
luarnya saja.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://ariezpunk.blogspot.com/2011/03/punk-street-di-serambi-aceh.html di
akses pada tanggal 2 Desember 2013

http://www.anneahira.com/anak-punk-jalanan.htm di akses pada tanggal 2


Desember 2013

chandcutz.blogspot.com/2011/03/kehidupan-anak-punk-jalanan.html di akses
pada tanggal 2 Desember 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Punk. di akses pada tanggal 5 Desember 2013

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24010/3/FAJAR%2
0MUNGGAH%20PRAMDANI.pdf. di akses pada tanggal 7 Desember
2013.

O’Hara Craig, The Philosophy of Punk (1999), Burning Flag Press.


Wongsinton DC.

11
Note :

Assalamualaikum.....wr.wb.
Mohon maaf jika dalam tulisan ini banyak kesalahan disana-sini. Sebab
saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Saya hanyalah
seorang mahasiswa yang memiliki high dream, ingin menjadi penulis buku
profesional dan mampu membagikan ilmu kepada semua orang lewat karya saya.
Mohon maaf juga jika ada kesaamaan penulisan kata-kata dalam karya saya,
karena karya saya ini merupakan hasil dari tugas kuliah yang saya kerjakan. Niat
saya hanya ingin meng-share hasil tugas kuliah saya kepada pembaca supaya
mendapatkan informasi-informasi yang terdapat dalam karya saya ini.
Semoga innformasi yang saya berikan didalam karya ini dapat membawa
manfaat. Aminnn....aminnn...ya Rabb.
Thanks for Download
Wassalamualaikum.....wr.wb
Nahrowi

12

Anda mungkin juga menyukai