Anda di halaman 1dari 10

PUNK MAKASSAR: SUBKULTUR YANG KREATIF

Israpil

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar


Jl. A.P. Pettarani No. 72 Makassar
e-mail: apillitbang@vahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait pola hidup Komunitas Punk di Kota
Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif jenis studi kasus dengan terlebih
dahulu melakukan observasi untuk selanjutnya dilakukan wawancara mendalam sebagai pedoman
penelusuran data. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive, yaitu informan yang
dianggap mengetahui tentang apa yang sedang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Komunitas
Punk di Kota Makassar timbul sebagai gerakan perlawanan anak muda akibat ketidakpuasan terhadap
kekuasaan dan kebudayaan dominan, menentang bentuk represi atas kebebasan berekspresi yang dibuat
oleh kaum kapitalis melalui kebijakan pemerintah. Penampilan, bahasa tutur, dan sifat eksklusif mereka
di tengah-tengah masyarakat Kota Makassar dianggap sebagai sebuah penyimpangan sosial. Tapi di
saat yang sama kehadiran komunitas ini di Kota Makassar sesungguhnya juga berimplikasi positif bagi
generasi muda yang ditunjukkan melalui sikap kemandirian dalam berkreativitas dalam bentuk zine,
bermusik,/as/n'on, dan usaha studio tato.

Kata Kunci: punk, kapitalisme, resitensi, subkultur

Abstract

Research aims to describe punk lifestyle in Makassar. With descriptive and qualitative approach, research
conducted through observation and in depth interview. Informants selected purposively based on the
knowledge and the experience they have on the subject of research. Result shows that community of punk
in Makassar was born because of their disappointment and dissatisfaction to the dominant culture and
power. They resist against repression on freedom of expression made by capitalist and exercised through
government policy. Their lifestyle, language, and exclusivity in a mid of Makkassar community possibly
regarded as social deviation. However, their existence shows positive lifestyle of young generation. They
areindependent and creative. It can be seen in their product of zine, music, fashion and tattoos studio.

Keywords: Punk, capitalism, resistance, sub culture

PENDAHULUAN aksesoris pierching. Penampilan khas inipun masih


dilengkapi dengan aksesoris lainnya seperti rantai

K
ajian tentang komunitas Punk sudah banyak sebesar jari di leher, celana jeans ketat, dompet
dilakukan oleh berbagai kalangan disipilin dengan rantai panjang menjuntai, dan tentu saja
keilmuan. Akan tetapi, fenomena anak muda tato yang menempel di sekujur tubuhnya.
ini, tetap saja menarik untuk dikaji. Punk mulai masuk ke Makassar sekitar akhir
Penampilan Punkers (sebutan pengikut 90-an. Masuknya gaya hidup Punk ke Makassar
komunitas ini) sangat mudah dikenal karena berbeda diawali pula oleh masuknya musik-musik beraliran
dan sangat mencolok dari masyarakat kebanyakan. Punk. Namun perkembangannya tidak sepesat di
Gaya rambut Mohawk ala suku Indian (berdiri Jawa seperti di Bandung dan Yogyakarta. Punk di
tegak lurus menyerupai paku yang menancap), dan Makassar pada awalnya hanyalah sebuah komunitas
dicat warna-warni. Bukan hanya itu, pierching atau kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan gaya
tindik (lubang) di beberapa bagian tubuhnya seperti hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulai
telinga, pelipis mata, bibir, hidung, pusar, maupun meniru gaya berpakaian dan mulai memahami
lidah. Lubang yang dibuat kemudian dihiasi dengan

Punk Makassar: Subkultur Yang Kreatif - Israpil | 75


ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai Jika merujuk kategori pemerintah Makassar
gaya hidupnya. terhadap Punk yaitu sekitar 100 orang (Makassartv.
Pada perkembangannya, baik di negeri co.id, diakses 3 Desember 2013), kesemuanya
asalnya Inggris, dan Amerika, maupun di Indonesia, dianggap sebagai biagian dari anak jalanan, yang
komunitas Punk telah mempunyai suatu subkultur jumlahnya 990 orang. Hal ini dapat dimaklumi,
tersendiri yang diakui masyarakat dan terkadang karena komunitas Punk di Kota Makassar,
dianggap menyimpang. Punk juga telah semakin menampakkan identitasnya ketika mereka berada di
populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu jalan. Namun tentu sajakategori ini tidak memahami
trend. Contohnya dalam dunia fashion. Gaya posisi Punk sebagai satu subkultur. Komunitas
berpakaian Punk menjadi trend fashion masyarakat Punk sesungguhnya adalah simbol perlawanan,
kreativitas sekaligus kepedulian. Slogan mereka
umum (Indaryanto, 2011:1).
tentang "No Rule, No God, No Master" menjadi
Dominasi negara, norma masyarakat, norma bagian ekspresi kultur mereka yang subversif atas
keluarga, dan eksploitasi kapitalisme bagi komunitas kultur komodifikasi dan industrial kota yang kaku
Punk adalah bentuk pengekangan terhadap ekspresi dan mengalienasi. Tapi apa mau dikata, keluar dari
dan aktualisasi diri. Hal inilah yang menjadi target konstruk sosial kapitalisme-modernisme pastilah
pemberontakan yang kemudian tersimbolisasi ke akan dipandang aneh, kelainan sosial, kegilaan,
dalam fashion, aliran musik, dan studio tato yang biang kekacauan dan pada akhirnya diletakkan
mereka kembangkan. dalam kerangkeng menakutkan patologi sosial.
Seiring dengan modernisasi dan pembangunan Tulisan ini mencoba membuktikan bahwa Punk
yang pesat di Kota Makassar, eksploitasi kapitalis Makassar adalah komunitas perlawanan yang
pun berlangsung massif. Inilah yang menjadi kreatif. Mereka melawan budaya kapitalisme
ladang subur bagi tumbuhnya Komunitas Punk di dan industrialisasi lewat produksi kebudayaan.
Makassar. (Kartono, 2009)
Sejak pertama muncul, keberadaan Punk di Berdasarkan latar belakang, maka
Makassar acapkali dianggap pelanggaran norma, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
pengacau, atau biang keributan. Tidak jarang di adalah bagaimana bentuk perlawanan Komunitas
antara mereka diawasi oleh aparat keamanan Punk di Kota Makassar?. Tujuan penelitian ini
lantaran dicurigai berpotensi kriminal. adalah mengetahui bentuk gerakan perlawanan
Persepsi miring dan cenderung negatif ini jelas yang dilakukan Komunitas Punk di Kota Makassar
tak seluruhnya benar. Banyak anggota Punk yang melalui produksi kebudayaan.
bergabung karena di tempat inilah mereka bebas
berkreasi, mendesain model baju yang berbeda Tinjauan Pustaka
dari gaya fashion yang lazim, mencipta musik dan Penelitian tentang Komunitas Punk telah
lagu yang lain dari lagu-lagu komersil dan banyak banyak dilakukan oleh berbagai kalangan, seperti
lagi kreatifitas lainnya. Sebagaimana lazimnya Punk yang ditulis oleh Aris Prasetyo Indaryanto (2011)
di tempat lainnya, Punk Makassar pun membuat tentang Identifikasi Keterpaan dan Kontribusi
dunianya sendiri, membangun budaya yang Komunitas Punk pada Penyakit Masyarakat di
Jakarta Selatan. Hasil penelitiannya terungkap
berbeda dengan budaya mainstream. Inilah dalam
bahwa Komunitas Punk yang ada di jalan-jalan
pandangan Barker sebagai subkultur. Kata kultur
wilayah Jakarta Selatan sangat rentan diterpa oleh
dalam subkultur menunjuk pada keseluruhan cara
penyakit-penyakit masyarakat seperti minuman
hidup atau sebuah peta makna yang memungkinkan
keras, penyalahgunaan obat dan narkotika, seks
dunia bisa dimengerti oleh anggota-anggotanya.
bebas, dan pelacuran, serta tindakan kejahatan.
Karena itu klaim bahwa mereka penyakit sosial,
Tulisan lain adalah Ronaldi (2012), Komunitas
tidaklah selamanya benar.
Punk di Tana Toraja. Penelitian ini mengungkap
Di sinilah kita harus memahami bagaimana Komunitas Punk di Tana Toraja memilih hidup di
kekuasaan tersebar di masyarakat, kelompok mana jalan bukan karena faktor ekonomi, namun juga
yang menentukan tentang sesuatu dan menggolong- karena mereka menikmati kondisi lingkungan di
golongkan kehidupan sosial ini. Saat ini, ideologi jalan.
kapitalis-modernis dengan sebaran kuasanya di Kedua tulisan tersebut pada umumnya
masyarakat telah meletakkan kondisi sosial, yang menyoroti sisi negatif kehidupan Komunitas Punk
akan bermasalah jika menggugatnya. yang terkesan menghabiskan waktu hidupnya hanya

76 | Jurnal "Al-Qalam" Volume 20 Edisi Khusus Desember 2014


di jalan. Tulisan ini berbeda dengan hasil penelitian karakteristik suatu barang dan jasa, tata cara suatu
di atas. Tulisan ini tidak melihat Komunitas budaya, dan lain sebagainya (Komariah, 2010:23).
Punk dari sisi negatifnya saja tetapi dibalik itu, Objek penelitian ini dilakukan pada kondisi
kehadiran mereka juga perlu diapresiasi secara yang alamiah (natural setting), berkembang apa
positif dengan kreativitas yang mereka bangun dan adanya. Penelitian ini disebut juga sebagai metode
kemudian mereka simbolkan sebagai suatu gerakan etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih
perlawanan. banyak digunakan untuk penelitian antropologi
budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
Subkultur data yang terkumpul dan analisa lebih bersifat
Kata kultur dalam subkultur menunjuk pada kualitatif (Sugiyono, 2011:1)
keseluruhan cara hidup atau sebuah peta makna, Fokus penelitian ini adalah komunitas Punk
yang memungkinkan dunia bisa dimengerti oleh di Kota Makassar, terutama gerakan perlawanan
anggota-anggotanya. Kata sub mengonotasikan yang tersimbolisasi dari kreativitas yang mereka
kekhususan dan perbedaan dari kebudayaan kembangkan.
dominan (mainstream). Thornton mengatakan Dalam penelitian ini instrumen utama adalah
bahwa subkultur bisa juga dilihat sebagai sebuah peneliti sendiri dengan menggunakan beberapa
ruang di mana "kebudayaan yang menyimpang" alat bantu, yakni: pedoman observasi lapangan,
menegosiasikan kembali posisinya atau justru pedoman wawancara/catatan lapangan, tape
merebut dan memenangkan ruang itu. Jadi subkultur recorder, dan alat penunjang lainnya.
kesamaan dengan deviasi, yakni ketidaksamaan Pengumpulan data dilakukan dengan cara
(Hatib, 2006:31). observasi partisipatif, dokumentasi dan wawancara
Djalaluddin Rahmat (Hatib, 2006:40), mendalam. Observasi partisipatif digunakan dalam
menyatakan bahwa deviasi itu bagaikan proses teknik kualitatif karena suatu objek hanya dapat
ketika kita masuk toilet. Hidung kita akan tersentak diungkap datanya apabila peneliti menyaksikan
oleh bau yang tak sedap namun lama-kelamaan kita secara langsung, mengungkap gerak-gerik, sikap,
tidak merasakannya lagi karena mampu beradaptasi suasana keadaan obyekyang sedang diteliti. Maleong
dengan keberadaan bau tersebut. Lama-kelamaan (2007:164) melengkapi definisi ini, bahwa observasi
deviasi pun demikian, ia akan menjadi pemafhuman partisipan, adalah pengamatan berperan serta,
dalam masyarakat seiring dengan derasnya arus "pada dasarnya berarti mengadakan pengamatan
informasi dan globalisasi yang terjadi. dan mendengarkan secermat mungkin sampai
Subkultur tingkatannya sama dengan counter pada yang sekecil-kecilnya sekalipun". Kemudian
cultureyaitu merupakan bagian turunan dari culture. wawancara dilakukan tidak terstruktur, mirip
Counter culture merupakan suatu kebudayaan dengan percakapan informal.
khusus yang oleh masyarakat dianggap sebagai Analisis data yang digunakan adalah analisis
sesuatu yang bertentangan dengan kebudayaan data kualitatif dengan menggunakan cara analisis
induknya atau nilai-nilai kaidah-kaidah yang dianut data sambil mengumpulkan data (analysis in the
oleh warga masyarakat secara umum. field) dengan mengeksplorasi secara mendalam isi
Kebudayaan Punk selalu bersifat kritis pernyataan yang diberikan oleh informan. Teknik
terhadap budaya dominan yang dibentuk sistem ini dilakukan dengan pengorganisasian data,
kapitalis. Konsekuensinya, kreasi dan perilaku menguraikan data menjadi unit yang lebih kecil,
simbolik Komunitas Punk dilihat sebagai bentuk melakukan sintesa di antara data, mencari pola-pola
perlawanan (Hardiyansyah, 2011). hubungan atau interaksi di antara data, menemukan
aspek penting yang harus didalami, dan akhirnya
Metode Penelitian menentukan apa saja yang perlu dilaporkan serta
Dalam mengaji fenomena sosial Komunitas diinformasikan kepada masyarakat atau pembaca.
Punk, metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif kualitatif untuk mengeksplor PEMBAHASAN
dan menggambarkan secara mendalam fenomena Prakondisi K e m u n c u l a n P u n k Makassar sebagai
keberadaan komunitas Punk di Kota Makassar. Gerakan Perlawanan
Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti Pra kondisi sebagai pemicu gerakan
ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak perlawanan sosial komunitas Punk Makassar
dapat dikuantifikasi yang bersifat deskriptif seperti terhadap kekuasaan dominan dan kebudayaan
proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, dominan memiliki rangkaian penyebab yang

Punk Makassar: Subkultur Yang Kreatif - Israpil | 77


cukup variatif. Setidaknya ada dua faktor penyebab pihak kapitalis. Komunitas Punk Makassar
terjadinya suatu gerakan perlawanan anak muda mendefinisikan kapitalis sebagai sistem ekonomi
Punk di Makassar. yang tidak demokratis, sumber daya dimiliki
Pertama, dapat dilihat dari sejarah masa lalu, secara privat dan semua orang berlomba-lomba
bahwa orang Makassar pada zaman penjajahan berebut kekuasaan atasnya, nyaris semua sumber
Belanda memang dikenal mempunyai peringai daya berujung pada kekuasaan di tangan segelintir
yang cukup keras menantang ketidaksewenang- orang saja. Seperti dikatakan informan anak Punk
wenangan penjajah Belanda. Bahkan sampai Makassar yang fasih berbahasa Inggris dan penulis
sekarang, masyarakat Makassar sangat menantang zine. yaitu Ady (23 tahun), bahwa kapitalis hanya
ketidakadilan. Salah satu gerakan perlawanan memusatkan dan memaksakan arti hidup setiap
masyarakat yang cukup menggemparkan Belanda orang pada apa yang mampu dimiliki, bukan kepada
yang dipimpin oleh I Tolok Daeng Magassing apayang dilakukan. Dengan begitu, tujuan hidupnya
1914. Gerakan ini muncul dari bawah sebagai adalah menumpuk harta sebanyak-banyaknya dan
ledakan keresahan sosial dalam masyarakat meraih status sosial (Wawancara, 2 3 / 5 / 2013).
(Palallo, 2008:19). Pada permulaan abad ke-20, Selain itu, prinsip aplikasi budaya yang
ketika wilayah tanah Makassar khususnya Sulawesi dijalankan Punk tidak sejalan dengan konsep
Selatan dikuasai pemerintah Hindia Belanda, budaya dominan yang cenderung teratur, rapi, dan
terjadi tindakan perampokan yang menunjukkan monoton sifatnya. Demikian pula sering adanya
kecenderungan sebagai gerakan penolakan terhadap pertentangan remaja Punk melawan budaya
dominasi kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. orangtua dan masyarakat lainnya. Mereka ingin
Malahan perampokan oleh kelompok bangsawan bebas sebebas-bebasnya tanpa ada aturan yang
dan pejabat pemerintah bumiputra . bentukan mengikatnya.
pemerintah Hindia Belanda. W.J. Coenen (Palallo, Merujuk kepada konsep ideologi yang
2008:44) menyatakan bahwa gerakan perampokan dijabarkan Antonio Gramsci, kebudayaan sangat
yang terjadi merupakan gerakan perampokan terikat dengan ideologi. Hal ini karena ideologi
yang bersifat politik. Pernyataan Coenen itu suatu kelompok dihasilkan dan dihasilkan kembali
mengisyaratkan bahwa tindakan perampokan melalui praktik-praktik yang dilakukannya (Agger,
itu merupakan suatu cara yang ditempuh untuk 2003: 249). Makna, tanda-tanda, dan nilai-nilai
melakukan gerakan. Sehingga gerakan itu dapat teraplikasi dalam wacana kebudayaan kehidupan
dikatakan gerakan per-bandit-an sosial. sosial.
Dalam konteks kehadiran Komunitas Punk di Ideologi merupakan konsep yang mengikat
Kota Makassar, tidaklain adalah gerakan perlawanan pelaku kebudayaan. Konsep tersebut diturunkan
terhadap ketidakadilan, antipenindasan terutama dalam bentuk aturan-aturan. Aturan-aturan tersebut
yang dilakukan penguasa terhadap kaum marginal. pada akhirnya diaplikasikan melalui perilaku pelaku
Aplikasi gerakan perlawanan yang mereka lakukan kebudayaan. Sejalan dengan itu, Williams (Hibdige)
tidak dilakukan dengan cara kekuatan fisik seperti menyebutnya sebagai cara hidup tertentu yang
mengangkat senjata tapi melalui pikiran-pikiran meng-ekspresikan makna dan nilai tertentu, bukan
dan simbol-simbol yang mereka ciptakan. hanya di dalam seni dan pembelajaran, tapi juga di
Ical (41 tahun), seorang punker yang sejak dalam institusi dan perilaku sehari-hari (Hibdige,
di SMA bergabung di Komunitas Punk dan 1999: 19).
memiliki usaha distro ini, mengatakan, "Kami tetap Berdasarkan observasi, keberadaan
protes terhadap setiap kebijakan yang dibuat oleh Komunitas Punk di Makassar menyebar hampir
penguasa, yang kami anggap tidak memihak kepada di setiap sudut kota Makassar, terdapat 20 titik
kaum marginal termasuk kami. Seperti yang terjadi komunitas Punk, seperti: Pepabri Sudiang, BTN
pada teman-teman kami di Aceh, digunduli secara Mangga Tiga, BTP Chaos, B T N Hamzih, Antang,
ramai-ramai oleh aparat keamanan" (Wawancara, Paropo Tello, Barawajah, Bambapuang, Kandea,
21/5/2013). Cendrawasih, Andalas, Barukang Rappokalling,
Kedua, Punk Makassar tidak setuju dengan Teuku Umar, Rajawali, Jl. Muhammad Tahir, Kijang,
dominasi kekuasaan dan budaya dominan, terutama Baji Gau, Sungai Saddang, Workshop UNHAS dan
pihak kapitalis. Dimana pemerintah hanya ingin di Taman Indosat sekitar Fort Rotterdam perapatan
mengakomodir kemauan dari atas terutama Jl. Penghibur Makassar. Ini membuktikan bahwa

78 I Jurnal "Al-Qalam" Vohuyie 20 Edisi Khusus Desember 2 0 1 4


Komunitas Punk di Kota Makassar masih tetap bersikap individualistis. Mereka menyadari bahwa
eksis sebagai ideologi anak muda dalam melakukan tidak semua hal dapat dilakukan seorang diri.
gerakan perlawanan dan diwujudkan melalui sikap Kemandirian merupakan sikap seorang punkers
ketidaksukaan mereka terhadap penguasa dan untuk berusaha sendiri terlebih dahulu. Kalaupun
kapitalis. Menurut leal (41 tahun), selama masih ternyata tidak mampu, baru meminta bantuan
ada penindasan, Komunitas Punk tetap ada. kepada punkers lain maupun pihak lain yang
Punk Makassar tidak lagi percaya kepada memiliki kesamaan ide.
pemerintah terutama kapitalis. Menurut mereka, Perlawanan punkers Makassar terhadap
kapitalis telah melakukan penindasan terhadap kapitalisme, melalui sikap kemandirian dapat
pedagang-pedagang kecil melalui kebijakan- dilakukan dengan: Pertama, berusaha memberikan
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. jarak dengan kapitalisme. Punkers Makassar
Togaf (20 tahun) seorang punkers yang berusaha tidak terjebak dengan ketergantungan
membuka usaha studio tato, mengatakan "Kebijakan dalam memenuhi kebutuhan hidup kepada
yang dibuat pemerintah bersifat diskriminatif, kapitalisme seperti kebanyakan orang saat ini.
yang hanya mementingkan kaum dominan dan Seperti yang diungkapkan informan Ady (23 tahun)
kaum pemilik modal saja dalam hal ini kapitalis. bahwa Punk menolak mentah-mentah kapitalisme,
Sedangkan pihak lain seperti pedagang-pedagang tapi bukan berarti menolak untuk kaya. Seorang
kecil tidak diberi ruang dan tempat untuk berusaha, Punker apabila ia kaya, berusaha tidak komsumtif
sehingga mereka berdagang berdesakan di pinggir dan menghilangkan sifat hedo, kekayaannya
jalan raya. Buktinya yang dilihat, kelompok- hanya dipergunakan untuk membantu orang-
kelompok dominan yang berduit itu merasa nyaman orang tertindas di sekelilingnya. Kedua, mereka
dalam melakukan usahanya. Sedangkan pada menciptakan kebebasan dalam mengembangkan
pihak lain seperti pedagang kaki lima tidak terlalu kreativitas yang dimiliki, seperti yang dilakukan
diperhatikan, bahkan terkadang ada penggusuran oleh informan leal (41 tahun) yang mendirikan
di sana sini. Kemudian, dalam hal pekerjaan, usaha distro, dan Togaf (20 tahun) yang membuka
orang bertato (Punk) tidak bisa diterima bekerja bisnis studio tato.
di instansi-instansi pemerintah" (Wawancara, Tindakan kapitalis memenuhi segala
23/5/2013). kebutuhan masyarakat dilakukan dengan
Meskipun begitu, Komunitas Punk di Kota keseragaman yang memaksa atau, seperti yang
Makassar tetap saja eksis sampai sekarang karena ditulis Adorno dan Horkheimer, 'sesuatu yang
sikap solidaritas dan kemandirian yang dikenal do it disediakan bagi semua orang sehingga tak seorang
yourself yang masih melekat pada setiap anak Punk. pun bisa lari darinya (Hardiyansyah, 2011:33).
Hal ini diperkuat oleh pernyataan informan Ady (23 Hal demikian menjadikan masyarakat menjadi
tahun) punkers Makassar, penulis zine yang fasih terkekang dan tidak memiliki. kreativitas dalam
berbahasa Inggris itu, mengatakan, komunitas Punk melakukan sesuatu karena telah dibatasi kapitalis.
masih ada di Kota Makassar ini karena adanya sikap Punkers Makassar melalui sikap kemandirian
kemandirian masih melekat pada diri setiap anak berusaha untuk bebas dalam mengembangkan
Punk. kreativitasnya. Salah satunya melalui usaha distro
Pendapat di atas sejalan dengan Hebdige, (bermula dari gerobak), musik, peraching, dan tato.
bahwa sikap kemandirian hanyalah pertentangan Lewat musik misalnya, mereka berusaha 'melawan
remaja punkers melawan budaya orang tua mereka. industri musik kapitalis. Industri musik kapitalis
Remaja-remaja tersebut mengalami masa-masa menyeragamkan dan memaksa masyarakat dengan
individualisme yang menginginkan kebebasan menyajikan musik-musikbertemapersonal dan cinta
(Hebdige, 1999:144). Selanjutnya, sikap kemandirian pribadi. Dengan kemandirian Punkers Makassar
dibuat untuk mencerminkan, mengekspresikan, menciptakan karya bertema lain, mendapat tempat
dan menyuarakan segi-segi kehidupan kelompok. hati remaja Makassar, dan memberikan pilihan
Stuart Hall (Hebdige, 1999:228). kepada masyarakat dengan sajian musik yang
Kemandirian merupakan sikap dasar dari berbeda-beda dan melawan dominasi kapitalis yang
etika do it yourself, yang berarti tidak tergantung terus memaksa masyarakat.
kepada orang lain. Seorang punkers dituntut untuk Setidaknya, Punk Makassar tetap eksis sampai
berusaha mandiri dalam melakukan segala sesuatu. sekarang ini, karena jiwa kebersamaan yang mereka
Namun, dalam melakukannya bukan berarti bangun. seperti hak berpendapat, persamaan ras,

Punk Makassar: Subkultur Yang Kreatif - Israpil | 79


persamaan gender, dan persamaan memperoleh Punk yang ada di seluruh Indonesia. Isi zine juga
pengetahuan. bisa merupakan bajakan atau 'pinjaman' dari zine
Komunitas Punk juga tidak mengenal bentuk- lainnya atau media mainstream sekalipun, bahkan
bentuk hirarki dan struktur yang selama ini masih kadang diambil begitu saja tanpa ijin penulisnya
dianut oleh masyarakat dominan dalam kehidupan (menyiratkan perlawanan terhadap penolakan hak
sosial antara lain senior dan junior, pemodal dan cipta/copy right).
pekerja, majikan dan pembantu, atasan dan bawahan Jaques Derrida (Vantiani, 2010: 2) misalnya
dan sebagainya. Di Komunitas Punk semuanya mengatakan, kultur menulis membuat orang tidak
sama tidak ada pimpinan dan yang dipimpin. terjebak (gampang percaya) pada 'kebenaran' yang
Gerakan perlawanan komunitas Punk terlontar dari ucapan atau ujaran, sebab tidak jarang
Makassar tidak berangkat dari ruang kosong, tapi bahasa tutur dianggap paling representatif untuk
berangkat dari dialektika dan melalui perenungan menyampaikan sesuatu 'kebenaran' (fonosentrisme).
dan sensitivitas sosial yang ada pada mereka. Menurutnya bahasa tutur justru kerap menelikung
(dari pemaknaan denotatif) kita atas maksud dalam
Perlawanan Kreatif Komunitas Punk Makassar kata-kata yang tersuarakan lewat mulut.
Gerakan perlawanan komunitas Punk Dalam konteks gagasan Derrida ini, tulisan
Makassar merupakan gerakan perlawanan anak menjadi 'istimewa', dan dengan demikian zine
muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do adalah salah satu media interaksi antarsubyek dalam
it ourselves. Mulai dari gaya hidup sampai kepada mendialogkan pikiran melalui tulisan, sehingga
pola pikir yang diimplementasikan ke dalam bentuk tercipta iklim yang produktif. Zine dihidupi oleh
fanzine, fashion, musik, tato, dan tindik. kaum muda, (biasanya) di kota, dan ia sangat
dinamis, sehingga zine ini penting dalam makna ia
Fanzine (Zine) merupakan salah satu sarana mereproduksi gagasan
Zine merupakan kependekan dari fanzine kreatif, berargumen, dan mereproduksi respon
(fan magazine). Zine diciptakan dan muncul secara kritis atas ide-ide awam yang dipersoalkan.
sebagai respon atau perlawanan Punk dari media Di Komunitas Punk Makassar, banyak
massa mainstream. Sebab itu, biasanya zine berisi didapati majalah atau zine yang beredar terutama
hal-hal yang bersifat menggugah, atau provokatif di kalangannya sendiri antara lain: Nyenyak, Ibu
(tentu provokatif dapat dimaknai berbeda-beda, Pertiwi, tipis#2 fanzine, ladang protes zine, sapi
tergantung pada sudut pandangnya: bisa 'positif betina, Born to Die, Bullshit, Fuck Police. Isi dan
atau 'negatif'). Ketika media konvensional tidak lagi redaksinya didominasi dalam bentuk protes, cacian,
memadai bagi suara-suara (hasrat) komunitas Punk, kegaulan, perasaan, uneg-uneg dan sebagainya.
bagi hasrat informasi yang lebih spesifik, tataletak
dan corak yang khas lagi kreatif (dari sisi desain), Fashion
maka zine adalah jawaban (representasi atau simbol) Selain di fanzine, komunitas Punk Makassar
bagi individu maupun Komunitas Punk. juga bergerak di bidang fashion. Fashion menjadi
Sebagai media alternatif, Stephen Duncumbe bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan
dalam Notes From The Underground sebagaimana dan gaya keseharian mereka. Benda-benda seperti
dikutip Vantiani, menjelaskan bahwa ciri unik zine baju dan aksesoris yang dikenakan bukanlah
adalah media yang ditangani secara non-komersial, sekadar penutup tubuh dan hiasan. Lebih dari
non-profesional (amatir), disirkulasikan secara itu juga menjadi sebuah alat komunikasi untuk
'underground' kadang acak, editor (zinester— menyampaikan identitas pribadi atau kelompok.
kreator zine) anonim sebab kadang nama menjadi Menurut Simmel, dua kecenderungan sosial
tidak penting kecuali isi, bahkan kadang sebuah yang penting dalam membentuk fashion. Bila salah
zine tidak mencantumkan alamat di mana zine ini satu kecenderungan itu hilang maka fashion tak
dibuat (Vantiani, 2010:1) sehingga respon atas zine akan terbentuk. Pertama, adalah kebutuhan untuk
kadang tidak sampai ke zinesters. Menurut informan menyatu dan yang kedua adalah kebutuhan untuk
Ady (23), bahwa editor (zinesters), atau pengedar terisolasi (Ibrahim, 2007:243).
utama dari suatu zine, merupakan kontributor Dengan fashion, mereka memberontak
terbesar dari zine-nya, namun dia biasanya juga terhadap kaum borjuis yang membanggakan diri
akan mendapatkannya dari teman atau sesama dengan fashion dari bentuk kemewahan. Setiap

80 Jurnal "Al-Qalam" Volume 20 Edisi Khusus Desember 2 0 1 4


anggota komunitas Punk akrab dengan fashion kali lalu menambahkan aksesori pada kaos seperti
dan aksesoris dalam kehidupan mereka yang peniti, emblem, pin, dan lain-lain agar terlihat
mempunyai ciri tersendiri. berbeda sehingga membentuk kelainan.
Dalam atribut Punk, sering dilihat dari Dalam hal pemilihan warna, hitam merupakan
pakaian (baju, celana, dan jaket kulit), tato, model warna dominan yang sering digunakan. Menurut
rambut dan sepatu. Model baju dan celana yang mereka warna hitam merupakan simbol keberanian
lusuh identik dengan komunitas ini walaupun untuk tidak mau ditindas. Secara psikologis, warna
masih ada komunitas Punk lainnya yang berpakaian hitam merupakan konfrontasi dan melanggar
lebih keren. aturan.
Awalnya, mereka hanya membuat pakaian Selain itu, bentuk kreasi lain yang sangat
untuk mereka pakai sehari-hari. Seiring dengan ditonjolkan dalam fashion komunitas Punk
berjalannya waktu, mereka membuat dengan Makassar adalah: Jaket. Seperti halnya kaos, jaket
jumlah yang lebih banyak dan juga desain yang lebih kulit berwarna hitam merupakan andalan Punkers
variatif. Wadah untuk pakaian yang diproduksi yang telah mengalami modifikasi yaitu dengan
sendiri oleh anak-anak Punk Makassar sendiri biasa menempelkan beberapa emblem pada beberapa
disebut distro. Awal perkembangan usaha distro di bagian menambahkan aksesori; Celana. Celana atau
kalangan Punk Makassar bermula dari membuat jeans yang dipakai Punkers lazim disebut celana
gerobak (etalase jualan yang terbuat dari kayu street. Celana street adalah celana panjang berbahan
memakai roda). Dengan menggunakan gerobak jeans yang menyempit di bagian bawah. Saat ini,
mereka gampang lari ketika ada penertiban dari celana street trend di kalangan remaja dengan
aparat. sebutan celana pensil. Modifikasi celana dilakukan
Gerobak sebagai tempat mereka menjual baju- dengan menyobek pada beberapa bagian dan atau
baju kaos yang sudah disablon dan dimodifikasi. menambahkan aksesori; Sepatu. Ada dua jenis
Usahanya ini pun mampu bersaing dengan produk- sepatu yang digunakan Punkers, yaitu sepatu kain
produk terkenal yang sudah akrab dengan remaja dan boot. Mereka yang digunakan biasanya adalah
Makassar. Tidak hanya menjual pakaian, banyak converse untuk sepatu kain dan Doctor Marten
aksesoris-aksesoris buatan anak-anak Punk juga untuk boot. Sepatu kain pertama kali digunakan
yang dijual dan dijadikan senjata untuk publikasi band Punk Ramones yang merupakan bagian dari
band-band Punk Makassar yang sudah mempunyai penentangan fashion.
album. Dari usaha-usaha dan kreativitasnya itu,
sehingga mereka tetap eksis sampai sekarang dan Musik
sudah mulai membangun dan membuka counter Istilah Punk sendiri pertama kali muncul
yang lebih permanen. dalam jurnalisme musik pada tahun 1970. Tepatnya
Punkers Makassar dengan masyarakat saat Nick Tosches menulis sebuah esai berjudul
terutama generasi mudanya telah terjalin pola The Punk Muse: The True Story of Protopathic Spiff
interaksi simbiosis mutualisme. Jadi, remaja Including the Lowdown on the Trouble-Making
Makassar dikatakan tidak gaul apabila belum Five-Percent of America's Youth di Majalah Fusion
belanja pakaian di distro. Tulisan Tosches menjelaskan bahwa sebuah aliran
Dari sekian banyak distro bentukan anak musik baru di Amerika Serikat yang dimainkan
Punk di Makassar, Distro Rock and Roll72 di Jl. sekelompok anak muda, yang memiliki visi ke
Perintis Kemerdekaan yang masih tetap konsisten depan tentang musik dan gaya hidup. (Majalah Hai
memegang prinsip mereka yaitu tidak tergantung edisi 8-14 Agustus 2005/Th.XXIX No. 22).
kepada kaum kapitalis. Di tempat inilah mereka Band-band besar beraliran Punk yang
mengolah kreativitas dengan memodifikasi baju melegenda di dunia musik sebut saja Sex Pistols,
kaos dengan cara: menyablon sendiri kaos mereka, The Clash, The Ramones, The Exploited. Di Jakarta
biasanya terlebih dahulu membeli kaos polos untuk sendiri ada Marjinal, di Bali Superman is Dead, Sex
kemudian disablon berupa gambar-gambar band Punk di Makassar, dan masih banyak lagi. Walaupun
Punk ataupun tulisan-tulisan kritis dan tema-tema mereka semua berada di label indie namun karya-
sosial. Kemudian, cara lain adalah merobek-robek karya mereka tidak kalah hebat dengan band-
beberapa bagian baju sampai terlihat sangat berbeda band yang suka tampil di televisi. Ketika musik-
dengan bentuk baju aslinya, ketika dibeli pertama musik lain menyuarakan lagu-lagu bertema cinta,
perselingkuhan, dan lagu-lagu pop.

Punk Makassar: Subkultur Yang Kreatif - Israpil | 81


Komunitas Punk di Makassar berkembang seperti patah hati. Dengan kata lain, masyarakat
sebagai aliran musik. Dengan bermusik bisa (kaum muda) seakan tengah menentang sistem
dijadikan media kritik terhadap politik yang kemapanan sebagai rasa ketidakpercayaan. Pada
terartikulasi dan penolakan dari budaya dominan. sisi lain, mereka mencari nilai ideal yang dapat
Lewat bermusik, diciptakanlah lagu-lagu yang dijadikan pedoman dan kepercayaan.
selalu menyuarakan suara kaum minoritas atas Di dalam konsepsinya, Peter L. Berger
hak-hak mereka yang selalu tertindas. Untuk (1991), merumuskan konsep proses dialektika
mengekpresikan semangat perjuangan yang fundamental dari sebuah masyarakat yang terdiri
mereka lakukan lewat lagu, biasanya musik Punk dari eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi
lebih cenderung memakai tempo cepat dan irama (Hatib, 2006).
yang keras. Semangat patriotisme mereka selalu Proses eksternalisasi adalah sebuah proses
menggebu-gebu, ditambah lagi dengan jiwa pengekspresian, pelepasan segala uneg-uneg secara
persaudaraan mereka yang kuat. berkelanjutan di dalam lingkup sosial budaya, yang
Selain itu, musik digunakan sebagai alat untuk berupa fisik dan psikis. Tindakan pentatoan dan
memberdayakan dirinya, untuk mencari makan, tindik kaum Punk dapat dianggap sebagai proses
dan dengan bermain musik juga menjadi alat untuk mencari pencerahan sebagai reaksi atas hilangnya
membangun solidaritas. Menariknya di Komunitas dunia spritualisme.
Punk Makassar jarang sekali didapati anak-anak Proses objektivikasi adalah keadaan realitas
Punk yang mengamen di jalan-jalan. Kalaupun atau praksis yang terjadi di lapangan, individu-
itu ada itu hanya sekadar mencari tambahan dana individu bertato maupun bertindik mencoba untuk
untuk kegiatan konser mereka. Seperti dituturkan beradaptasi dengan kultur masyarakat sekitar yang
oleh leal (41), bahwa "Kami pantang mengemis notabene berbeda dengan mereka. Kondisi tersebut
hanya untuk sesuap nasi". mau tidak mau menyebabkan lahirnya budaya baru
Lagu-lagu yang mereka ciptakan, sengaja dengan budaya asal, tak jarang terjadi pertentangan
diciptakan berbeda dengan liriknya menggunakan di kalangan masyarakat. Objektivikasi terkadang
kata-kata tidak sesuai dengan adat kesopanan juga diartikan sebagai proses di mana manusia
dalam bertutur di dalam masyarakat Kota Makassar. yang dieksternalisasikan tersebut mempunyai
Misalnya di antara lagunya dengan lirik fuck your sifat objektif. Hal ini senanda dengan pandangan
self and die, aparat keparat, tailaso kabbulamma, Berger & Luckmann, realitas dikonstruksi melalui
sundala, kongkong (bah&sa Makassar: artinya kurang proses eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi
lebih kurang ajar, anjing) yang dipopulerkan salah (Bungin, 2011:16).
satu Band Punk Makassar yaitu Geto Box. Bagi Komunitas Punk Makassar, tato dan
Saussure (Barker, 2004:70) berpendapat tindik dianggap bersifat atraktif, dinamis, sesuai
bahwa bahasa tidak mencerminkan realitas pre- dengan jiwa muda mereka yang penuh semangat,
existent dan realitas eksternal dari sejumlah objek ide kreativitas yang seakan semakin meledak-
independen, namun ia menkonstruksi makna ledak ketika melihat suatu tatanan sosial kultural
dari dalam dirinya melalui serangkaian perbedaan masyarakat yang terasa mengikat kebebasan dan
konseptual dan suara. Terbukti banyak band Punk terasa monoton. Bisa dikatakan remaja Punk selama
Makassar yang mampu mendapat tempat di hati ini memang terbentuk dalam sebuah eksistensi
remaja Makassar. Sebut saja seperti Geto Box, The ambivalen, yang menempatkan mereka pada
Hot Dogs, Puting Beliung, Sex Punk, Inviraw, Ollie nilai-nilai paradoksal (perlawanan) kebudayaan
Over, Game Over, Mutant, Pemuda Garis Depan, antara orang tua sekaligus perlawanannya dengan
Anak Nabi, Pop is Dead, Skandal 14, The Hendrix, kebudayaan dominan yang menjadi kesepakatan
The Hidrasi, dan Kerclinek. umum.
Komunitas Punk menganggap bahwa tato
Tato dan Pierching dan tindik dapat dianggap sebagai usaha untuk
Dunia tato dan Pierching (tindik) identik memenangkan ruang kultural dalam melawan
dengan Komunitas Punk. Tato dan tindik kebudayaan yang dianut orang tua dan kebudayaan
dipahami sebagai dunia ekspresi kaum muda yang dominan yang berlaku umum di masyarakat. Kini
merepresentasikan gejolak ketidakberesan keadaan tampaknya konsekuensi dari lahirnya budaya
sekitar mulai dari materialism yang mengembang, tanding, tato yang merebak di kalangan anak muda
korupsi yang menggurita hingga penyebab sepele - dalam melawan segala sesuatu yang mapan -

82 | Jurnal "Al-Qalam" Volume 20 Edisi Khusus Desember 2 0 1 4


mendapat dukungan dari berbagai kalangan. aktivitasnya menyentuh pada sisi negatif, banyak
Seperti penuturan Togaf (20), seorang Punker juga sisi positifnya perlu diapresiasi. Kita dapat
yang membuka usaha studio tato di kawasan melihat itu dalam cerminan kemandirian Komunitas
Muhammad Tahir mengatakan, "Secara pribadi Punk, misalnya dalam hal musik dan membuat zine.
tato adalah bentuk kepuasan diri dan beban serta Menjamurnya distro-distro di Makassar adalah
pikiran terasa plong, tato juga menunjukkan bahwa contohnya. Distro ini bukan serta merta muncul
saya seorang yang pemberani, tidak mudah untuk begitu saja, akan tetapi distro-distro di Makassar
ditindas" (Wawancara, 2 3 / 5 / 2 0 1 3 ) . Dalam analisis muncul karena dipelopori oleh keberadaan anak-
budaya yang diungkapkan oleh Raymond Williams anak dari Komunitas Punk. Di tengah pandangan
sering disebut "struktur perasaan" (Hatib, 2006:11). miring, punk Makassar telah mengembangkan
Nilai-nilai yang dianut oleh individu dalam ekonomi kreatif. Mereka memang berbeda dengan
masyarakat dapat terbaca melalui mode pakaian mainstream, namun perbedaan itu tak selamanya
dan style tubuh. mewujud dalam bentuk yang negatif.

PENUTUP Ucapan Terima Kasih


Kehadiran Punk di Makassar sesungguhnya Terima kasih penulis haturkan kepada pihak-
adalah bentuk pertentangan anak muda akibat pihak informan terutama dari Komunitas Punk
ketidakpuasan terhadap sistem pemerintahan Makssar yang bersedia memberikan informasi
terutama kapitalis, sistem kebudayaan, pengkotak- terkait data yang diperlukan oleh peneliti dan kepada
kotakan sosial, penindasan di mana-mana, semakin tim redaksi Jurnal Al-Qalam yang memasukan
lebarnya jurang pemisah antara masyarakat yang tulisan ini.
kaya dengan masyarakat yang miskin, menentang
bentuk represi atas kebebasan berekspresi. Terutama
sangat menentang sistem kapitalis, menurut mereka DAFTAR PUSTAKA
kapitalis melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat
pemerintah, di mana hanya menciptakan kelompok- Agger, Ben. 2012. Teori Sosial Kritis: Kritik,
kelompok dominan yang memperkaya diri tanpa Penerapan dan Implikasinya. Terjemahan
mau peduli dengan sesama. oleh Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Kemampuan Komunitas Punk di Makassar Offset.
untuk mempertahankan diri dari berbagai Antikemapanan Sepanjang Jaman. Majalah Hai
stigmatisasi negatif dengan menunjukkan edisi 8-14 Agustus 2005/Th.XXIX No. 22.
identitasnya, bahwa mereka juga memiliki Barker, Chris. 2004. Cultural Studies Teori
kreativitas dan kecerdasan. Ini bisa dilihat dari cara dan Praktik. Terjemahan oleh Nurhadi.
mereka mengkritik kekuasaan dan budaya dominan Yogyakarta: Kreasi Kecana.
dengan caranya sendiri. Media kritik terartikulasi Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian
dalam aktivitas keseharian dan kebiasaan-kebiasaan Kualitatif. Jakata : Rajagrafmdo Persada.
mereka yang disimbolkan melalui tulisan di media Hardiyansyah, Ridwan. 2011. Sedikit Cerita Punk
fanzine (zine), dengan usaha distro dan usaha tato dari Bandar Lampung. Yogyakarta: Indie
yang mereka kembangkan, lewat fashion dan musik Book Corner.
yang mereka ciptakan. Hatib, Abdul Kadir.2006. Tato. Yogyakarta: LkiS.
Sebagai komunitas yang terpinggirkan dari Hibdige, Dick. 1979. Asal-Usul dan Ideologi
nalar dominan, tentu saja stigma negatif terhadap Subkultur Punk. Terjemahan oleh Wijaya,
komunitas Punk Makassar tidak bisa dihindari. Ari. 1999.Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.
Masyarakat awam di Kota Makassar memandang Ibrahim, Idy Subandi. 2007. Budaya Populer Sebagai
Punk, seperti kelompok anak-anak nakal, musik Komunikasi. Jogjakarta: Talasutra.
rock, identik dengan rambut Mohawk dan lumrah Indaryanto, Aris Prasetyo. 2011. 'Identifikasi
dengan hal-hal buruk seperti kebiasaan-kebiasaan Keterpaan dan Kontribusi Komunitas Punk
meminum-minuman alkohol, narkoba, eksentrik, pada Penyakit Masyarakat di Jakarta Selatan.
tato dan tindik. Tesis. Jakarta: Tidak diterbitkan.Universitas
Namun apa yng ditunjukkan Komunitas Indonesia.
Punk di Makassar seperti yang digambarkan di Kartono, Kartini. 2009. Patologi Sosial. Jakarta:
muka seharusnya membuka mata kita, tidak semua Rajawali Pers.

Punk Makassar: Subkultur Yang Kreatif - Israpil | 83


Komariah Aan, Satori Jama'an.2010. Metodologi Jejak Perlawanan I Tolok Dg. Magassing.
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Makassar: Rayhan Intermedia.
Makassartv.co.id. 21 Desember 2013. Demo Ronaldi. 2012. Komunitas Punk: Studi kasus di
Solidaritas Punk Makassar Kecam Kelurahan Bombangan Kecamatan Makale
Penggundulan Di Aceh (Online). Diakses Kabupaten Tana Toraja. Skripsi. Makassar:
Tanggal 3 Desember 2013 Tidak diterbitkan. Universitas Hasanuddin.
Moleong J, Lexi. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi
Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Rosdakarya. Vantiani, Ika. 2010. "Zine, media tanpa mesti yang
News detik.com. 19 Desember 2011. Penggundul mesti dimaksimalkan lagi," makalah workshop
rame-rame Komunitas Punk di Aceh. (Online). Penulisan Kritik Seni Rupa, @ruangrupa,
Diakses Tanggal 3 Desember 2013. Jakarta 17 Juni 2010.
Palallo, M. Natsir. 2008. Bandit Sosial di Makassar:

84 | Jurnal "Al-Qalam" Volume 20 Edisi Khusus Desember 2 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai