Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEHIDUPAN ANAK PUNK DITINJAU DARI

ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA DI YOGYAKARTA (STUDI KASUS DI KOMUNITAS


ANAK PUNK YOGYAKARTA)

Dhita Wahyu Candra Kirana

Universitas PGRI Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di Komunitas anak punk Yogyakarta kecatamatan


Wirobrajan, Yogyakarta. Subjek penelitian ini sebanyak enam orang yang terdiri dari tiga anak
punk anggota komunitas anak punk Yogyakarta dan tiga masyarakat Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan teknik dokumentasi, wawancara dan observasi. Metode analisa data menggunakan
deskriptif kualitatif dengan kajian naturalistik sehingga dapat menghasilkan kesimpulan
berdasarkan dari data yang diperoleh. Keabsahan data ditempuh dengan strategi triangulasi data
yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh dengan data yang lainnya.

Kata kunci: persepsi masyarakat, sosial dan budaya

ABSTRACT

The qualitative research was conducted in the Community punk Yogyakarta kecamatan
Wirobrajan, Yogyakarta. Subjects of this study as many as six people consisting of three punk kid
punk community members Yogyakarta and three people yogyakarta. This study uses techniques
of documentation, interviews and observation. Methods of data analysis using qualitative
descriptive study of naturalistic so as to produce conclusions based on the data obtained. The
validity of the data taken with the strategy of triangulation of data by comparing the data
obtained with other data.

Keywords: public perception, social and cultural


Fokus penelitian dalam penulisan ini
kehidupan anak punk ditinjau dari aspek
sosial dan budaya di Yogyakarta dilihat dari
PENDAHULUAN persepsi masyarakat mengenai anak punk
serta pendapat anak punk mengenai punk.
A. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
Gaya hidup punk merupakan hasil
dari kebudayaan barat yang ternyata telah Berdasarkan latar belakang masalah
diterima serta diterapkan dalam kehidupan di atas, maka rumusan masalahnya:
sosial remaja. Awal pembentukan komunitas “Bagaimana maksud dari persepsi
punk berdasar pada prinsip tidak ada masyarakat terhadap kehidupan anak punk
pemimpin, kebersamaan dan persamaan hak ditinjau dari aspek sosial dan budaya di
antar anggota paling utama. Sebagai sebuah Yogyakarta (Studi kasus di komunitas punk
pergerakan perlawanan punk menentang Yogyakarta) ?”
kemapanan dengan beberapa bentuk yaitu
D. Tujuan Penelitian
musik yang dimainkan menggunakan nada-
nada keras serta dandanan cara berpakaian Sesuai dengan permasalahan yang
sangat menentang keadaan pada umumnya dikemukakan penelitian ini bertujuan untuk
(John Martono dan Arsita mengetahui persepsi masyarakat terhadap
Pinandita,2009:29). kehidupan anak punk ditinjau dari aspek
sosial dan budaya di Yogyakarta.
Pandangan miring masyarakat
berpengaruh dengan keberadaan anak punk E. Paradigma
yang berada dalam kota besar seperti
Yogyakarta. Keadaan sosial budaya yang Punk merupakan sekelompok
terkenal dengan sopan santun, ramah serta individu sekelompok individu yang
berkepribadian luhur dijunjung tinggi oleh berkumpul untuk memilih jalan hidup
masyarakat. Keadaan sosial budaya tersebut dengan kultur punk, bukan hanya pengamen,
dikaitkan dengan keberadaan anak punk gelandangan, maupun pengemis. Punk lebih
Yogyakarta. Sesuai latar belakang tersebut menekankan pada rasa kebersamaan dan
perlu adanya kajian tentang “Persepsi perjuangan untuk kehidupan sosial yang
Masyarakat Terhadap Kehidupan Anak adil. Komunitas punk mempunyai pengaruh
Punk Ditinjau dari Aspek Sosial dan Budaya cukup besar bagi perkembangan fashion,
di Yogyakarta (Studi Kasus di Komunitas musik, dan pola pikir masyarakat. Banyak
Punk Yogyakarta)”. grub band punk di Yogyakarta mempunyai
karya musik mumpuni.
B. Fokus Penelitian
Pemaknaan negatif sering diberikan
kepada anak punk, ketika melihat anak punk
yang pertama kali dipikirkan masyarakat Dapat memberikan pengetahuan kepada
adalah mengerikan, mengganggu masyarakat pemahaman mengenai anak
pemandangan, pemakai narkoba, tidak punk sebenarnya. Memberikan wawasan
bermoral, serta sampah masyarakat. Persepsi serta pengertian mengenai kehidupan anak
tentang punk disalah pahami oleh sebagian punk dalam sosial budaya masyarakat di
anak muda yang mengaku sebagai anak Yogyakarta.
punk. Memakai pakaian gaya khas punk
seperti sepatu boots, ditindik, ditatto adalah KAJIAN TEORI
anak punk. Pemahaman salah ini yang A. Persepsi
mengakibatkan banyak dari anak punk
melakukan tindakan meresahkan warga. Persepsi adalah suatu titik tolak
Peneliti berusaha memahami masalah- pemikiran tersusun dari seperangkat kata-
masalah persepsi masyarakat terhadap kata digunakan untuk memahami gejala atau
kehidupan anak punk ditinjau dari aspek tidakan. Persepsi terdiri atas: 1) persepsi
sosial budaya di Yogyakarta sensorik, yaitu persepsi yang terjadi
menggunakan perasaan; 2) persepsi telepati,
F. Manfaat Hasil Penelitian yaitu pengetahuan kegiatan mental individu
Adapun manfaat dari penelitian lain; 3) persepsi clairvoyance, yaitu
adalah sebagai berikut: kemampuan melihat peristiwa atau kegiatan
di tempat lain, jauh dari tempat
1. Manfaat Teoritis bersangkutan (Suratman dkk, 2010:40).

Menambah referensi ilmu pengetahuan B. Masyarakat


sosial mengenai kehidupan anak punk di
Yogyakarta. Memahami kehidupan anak Masyarakat dalam bahasa Inggris
punk ditinjau dari aspek sosial dan budaya disebut society asal kata dari socius yang
masyarakat Yogyakarta. berarti kawan. Kata masyarakat berasal dari
bahasa Arab yaitu syirk, artinya bergaul.
2. Manfaat Praktis Maksud dari bergaul bentuk-bentuk aturan
hidup yang bukan disebabkan oleh manusia
a. Bagi anak punk perseorangan, melainkan unsur-unsur
Dapat memberikan pengetahuan dan kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
wawasan mengenai pandangan masyarakat merupakan kesatuan (Suratman dkk,
tentang anak punk. Anak punk dapat 2010:136).
menyesuaikan diri serta mengubah pola
C. Punk
pikir negatif anak punk sehingga dapat
diterima dalam sosial budaya masyarakat Bermula dari aliran musik, punk
Yogyakarta. telah berkembang menjadi sebuah kelompok
sosial. Punk merupakan subkultur yang telah
b. Bagi masyarakat mendunia. Sikapnya yang tertutup sekaligus
terbuka ternyata malah diminati.
Keterbukaan tampak pada kebebasan paham A. Latar Penelitian
perilaku yang di anut. Punk berkembang
menjadi subkelompok kecil yang Latar penelitian merupakan tempat
mempunyai ciri khas masing-masing. penelitian dilaksanakan. Penelitian ini
dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Punk sebagai fenomena subkultur. dalam rangka untuk mengetahui kehidupan
Sekelompok orang yang memiliki perilaku anak punk serta mengetahui persepsi
dan kepercayaan berbeda dengan masyarakat terhadap kehidupan anak punk
kebudayaan induk. Keanggotaan subkultur ditinjau dari aspek sosial budaya yang ada di
ditunjukkan melalui gaya hidup serta Yogyakarta.
penggunaan simbol-simbol tertentu (John
Martono dan Arsita Pinandita, 2009:10). 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Subkultur dapat terbentuk di sekitar Penelitian ini dilakukan di Komunitas anak


suatu kesenangan atau kegiatan apapun. punk Yogyakarta bertempat di kelurahan
Setiap subkultur mempunyai nilai dan pakuncen, kecamatan Wirobrajan,
norma sendiri oleh setiap anggota Yogyakarta dan akan dilaksanakan pada
menjadikan suatu identitas. Kebanyakan bulan Januari sampai dengan Februari 2016.
subkultur sepadan dengan nilai kebudayaan 2. Subjek Penelitian
dominan, namun ada subkultur yang
berbenturan dengan kebudayaan yaitu punk Subjek penelitian ini jumlah keseluruhan 6
(James M. Henslin, 2006:50). orang, yaitu 3 anak punk anggota komunitas
punk Yogyakarta dan 3 masyarakat kota
D. Sosial dan Budaya Yogyakarta. Menggunakan tekhnik
Kedudukan manusia sebagai pengambilan sampling. Pengambilan
makhluk sosial, artinya manusia itu tidak sampling atau tekhnik sampling merupakan
dapat hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial tekhnik pengambilan sampel. Penelitian ini
manusia selalu hidup bersama, tidak dapat mengambil sampel secara acak dan
hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhan mempunyai pertimbangan tertentu yaitu
sehari-hari. Sejak lahir manusia selalu dengan metode purposive sampling.
berinteraksi dengan orang lain. Interaksi Menurut Sugiyono Purposive sampling
manusia dengan manusia tersebut adalah tekhnik pengambilan sampel sumber
menunjukkan bahwa manusia adalah data dengan pertimbangan tertentu
makhluk sosial selalu hidup bersama dan (Sugiyono, 2014:54).
tidak dapat hidup sendiri. Kerjasama yang B. Cara Penelitian
baik dalam kehidupan akan sangat
membantu manusia dalam menjalankan Penelitian ini menggunakan penelitian
hidup. Manusia yang satu akan melengkapi kualitatif, penelitian kualitatif adalah
manusia yang lain (Suranto, 2010: 22). penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
METODE PENELITIAN menggunakan prosedur statistik atau dengan
cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif atau setidaknya pada pengetahuan atau
cenderung mengarah pada penelitian yang keyakinan pribadi (Sugiyono, 2014:72).
bersifat naturalistik fenomenologis dan
penelitian etnografi. Penelitian kualitatif 2. Kepustakaan
merupakan penelitian yang menggunakan Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian
latar alamiah dengan maksud menafsirkan teoritis dan referensi lain yang terkait
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan dengan nilai, budaya, dan norma yang
cara melibatkan berbagai metode. Penelitian berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
kualitatif menggunakan situasi sosial Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang
tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan digunakan sebagai landasan dalam
secara benar, dibentuk oleh kata-kata penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran,
berdasarkan teknik pengumpulan dan dan keaslian. Relevansi berarti teori yang
analisis data (Ghoni, Djunaidi M dan dikemukakan sesuai dengan permasalahan
Alamansyur, Fauzan, 2012:25) yang diteliti. Kemutakhiran berarti terkait
dengan kebaruan teori atau referensi yang
C. Data dan Sumber Data
digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian
Suharsimi Arikunto (2013: 161,172) sumber, maksudnya supaya peneliti
mengemukakan bahwa data adalah hasil menggunakan sumber aslinya dalam
pencatatan peneliti berupa fakta untuk mengemukakan teori (Sugiyono, 2010:398).
menyusun suatu informasi. Sumber data
merupakan subyek dari mana data diperoleh. 3. Dokumentasi
Sumber data penelitian adalah anak punk Dokumentasi yaitu cara mencari dan
dan masyarakat yang ada di Daerah mengumpulkan data mengenai hal-hal yang
Istimewa Yogyakarta. berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat dan arsip-
D. Prosedur Pengumpulan Data
arsip yang dapat melukiskan peristiwa
1. Wawancara penting dan dapat memberikan berbagai
keterangan (Suharsimi Arikunto, 2013: 274).
Metode wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang untuk Peneliti dalam proses berpikir
bertukar informasi dan ide melalui tanya diawali dari analisis dilapangan karena
jawab sehingga dapat dikonstruksikan peneliti terlibat langsung dalam pelaksanaan
makna dalam suatu topik tertentu. penelitian bertemu dengan anak punk dan
Wawancara digunakan sebagai tekhnik masyarakat Yogyakarta sehingga peneliti
pengumpulan data apabila peneliti ingin bisa menarik kesimpulan dan membuat
melakukan studi pendahuluan untuk deskriptif dari yang umum ke khusus.
menemukan permasalahan yang akan
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin Teknik pemeriksaan keabsahan
mengetahui hal-hal dari responden yang dilakukan dengan Triangulasi. Triangulasi
lebih mendalam. Tekhnik sendiri self-report, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data untuk keperluan pengecekan atau Menurut anak punk “RN” memberi
sebagai pembanding terhadap data tersebut. informasi bahwa pada tahun 2005 terbentuk
Triangulasi merupakan cara terbaik untuk komunitas anak punk Yogyakarta,
menghilangkan perbedaan-perbedaan komunitas ini dibentuk sebagai wadah
konstruksi kenyataan yang ada dalam aspirasi dan tempat berkumpul seluruh anak
konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan punk di berbagai wilayah Yogyakarta.
data tentang berbagai kejadian dan Wirobrajan punk ditunjuk sebagai tempat
hubungan dari berbagai pandangan. berkumpul rutin komunitas anak punk
Yogyakarta, hal ini karena Wirobrajan punk
PAPARAN DAN TEMUAN merupakan komunitas paling disegani.
A. Deskripsi Data Komunitas paling tertua masih bersifat
primitif, mempunyai aturan tegas, dan belum
Komunitas anak punk Yogyakarta terbuka terhadap orang lain.
terbentuk oleh AN seorang anggota punk
dari komunitas punk scene Wirobrajan. AN “RN” juga kembali bercerita mengenai
merupakan seorang pendiri komunitas punk munculnya aliran punk di kota Yogyakarta
Yogyakarta yang berumur 54 tahun,dan sebagai salah satu kota besar di Indonesia,
sesepuh punk disegani di Yogyakarta. pasti tidak lepas dari banyaknya aliran gaya
Banyaknya komunitas punk di Yogyakarta hidup yang masuk ke dalamnya. Komunitas
membutuhkan satu wadah untuk anak punk Yogyakarta muncul di awali
menyatukan segala perbedaan seluruh aliran dengan adanya komunitas underground.
punk.. Komunitas underground merupakan
komunitas dari band-band yang memiliki
Peneliti merasa sangat kesulitan aliran musik rock. Di dalam hal ini musik
ketika pertama kali akan meneliti komunitas punk merupakan bagian dari musik rock
anak punk Yogyakarta. Bertemu langsung (Wawancara tanggal 20 Februari 2016).
dengan sesepuh anak punk serta anggota
punk Wirobrajan yang masih tertutup untuk PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
memberikan informasi. Adanya anggota Berdasarkan pada hasil pengamatan
anak punk seniman kreatif sangat membantu langsung serta wawancara terhadap
peneliti mewawancarai anggota komunitas komunitas anak punk Yogyakarta diperoleh
anak punk Yogyakarta. Melakukan beberapa faktor penyebab seseorang
pendekatan dengan cara ikut berkumpul bergabung menjadi anggota komunitas anak
setiap malam minggu bertukar cerita serta punk Yogyakarta. Beberapa faktor penyebab
pandangan masyarakat mengenai komunitas tersebut di antara lain adalah faktor yang ada
anak punk Yogyakarta tersebut membuat di internal individu dan keluarga anak punk,
semakin akrab. Pandangan anak punk internal masyarakat, dan eksternal
pertama kali menyeramkan, dan keras masyarakat, yaitu di kota-kota tujuan
menjadi hilang. aktivitas anak punk. Faktor-faktor penyebab
ini dapat terjadi secara sendiri dan juga
secara bersama-sama atau saling
mempengaruhi antara satu faktor dengan internal dan faktor eksternal. Faktor internal
faktor yang lainnya. dari keluarga yang dimaksudkan adalah
suatu keadaan di dalam diri individu dan
1. Faktor Internal keluarga anak punk yang mendorong
2. Faktor Eksternal menjadi anak punk. Faktor ·eksternal yang
di maksudkan merupakan beberapa faktor
yang berada di sekeliling anggota komunitas
anak punk Yogyakarta, hal ini lebih pada
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
kondisi lingkungan tempat tinggal anak
A. Simpulan punk.

Komunitas anak punk Yogyakarta B. Implikasi


mencoba mengubah persepsi masyarakat
Kondisi anak punk dengan banyak
Yogyakarta mengenai kehidupan anak punk
kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan,
dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif,
ngelem, memakai obat-obatan terlarang
tetapi karena banyak anggota komunitas
masih banyak meresahkan warga
anak punk Yogyakarta berperilaku negatif
masyarakat Yogyakarta. Kegiatan negatif
seperti mabuk-mabukan, ngelem, meminum
anak punk tersebut menimbulkan persepsi
obat-obatan, serta mengganggu kenyamanan
negatif masyarakat terhadap anak punk.
masyarakat Yogyakarta dengan cara
Kondisi dan perilaku negatif anak punk ini
membuat kegaduhan bernyanyi dan
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
meneriaki masyarakat yang lewat membuat
kemiskinan individu, umur anak punk masih
persepsi negatif masyarakat itu sulit untuk
memasuki umur remaja dalam proses
dihilangkan.
pencarian jati diri mempermudah untuk
Secara aspek sosial dan budaya terjerumus dalam perilaku negatif, serta
masyarakat, mendapat hasil bahwa punk sikap mental bahwa kegiatan negatif anak
merupakan sebuah aliran yang sangat punk merupakan sesuatu yang wajar.
bertolak belakang dengan sosial dan budaya
Dampak dari hasil penelitian ini adalah
Yogyakarta. Persepsi masyarakat ditinjau
pembinaan pemerintah terhadap anak punk
dengan sosial dan budaya Yogyakarta
terlebih anak muda, pembinaan ini
tentang kehidupan masyarakat jelas
dilakukan lebih intensif. Pembinaan
menyimpulkan persepsi negatif dari
pemerintah terhadap anak punk agar
masyarakat Yogyakarta, karena aspek sosial
komunitas punk tidak berkembang dan
dan budaya masyarakat penuh dengan adat
menjerumuskan anak muda dalam kegiatan
istiadat serta tata krama bertolak belakang
negatif seperti mabuk-mabukan, ngelem,
dengan punk penuh kebebasan.
obat-obatan dan banyak perilaku negatif
Seseorang dapat bergabung menjadi anak punk lainnya serta mengurangi jumlah
anggota komunitas anak punk Yogyakarta anak punk jalanan berperilaku negatif yang
karena terpengaruh dua faktor yaitu faktor meresahkan masyarakat Yogyakarta.
C. Saran Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian
ini antara lain: Budi Sulistyowati. 2013. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
1. Komunitas anak punk Yogyakarta perlu Persada.
melakukan adaptasi dengan menghilangkan
kegiatan-kegiatan negatif yang dilakukan, Carol A Wade. 2002. Psikologi. Jakarta:
seperti meminum minuman keras, ngelem, Erlangga.
meminum obat-obatan hal ini untuk
meminimalisir persepsi negatif masyarakat Departemen Pariwisata. 2011. Pariwisata di
Yogyakarta terhadap kehidupan anak punk Yogyakarta. (Online)
Yogyakarta. (http://www.pariwisata.jogjakota.go.id/index
/extra.detail/1816, diakses tanggal 4 Januari
2. Sebaiknya pemerintah dan kepolisian 2016).
melakukan pembinaan khusus untuk
program-program pelatihan kerja agar anak Djoko Widhagdo. 2005. Ilmu Budaya
punk mampu menjalani kehidupan dengan Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
baik. Anak punk membutuhkan sebuah Eko dkk. 2011. Manusia Dalam
wadah untuk berekspresi misalnya dalam Kebudayaan Dan Masyarakat. Jakarta:
bidang bermusik, pemerintah dapat Salemba Humanika.
memberikan fasilitas untuk peralatan latihan
band, bantuan lain yang bisa diberikan Elly M. Setiadi. 2012. Ilmu Sosial dan
pemerintah seperti pemijaman modal dana Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
bagi anak punk untuk membuka usaha Media Group.
seperti sablon, hal ini dapat membuat
Esti Ismawati. 2007. Ilmu Sosial Budaya
kehidupan anak punk Yogyakarta menjadi
Dasar. Yogyakarta: Ombak.
lebih baik.
George Ritzer dan Doglas, J. Goodman.
DAFTAR PUSTAKA
2010. Teori Sosiologi. Kasihan, Bantul:
Abu Ahmadi. 2003. Ilmu Sosial dasar. Kreasi Wacana.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ghoni, Djunaidi M dan Alamansyur,
Aloliliweri. 2011. Komunikasi Antarbudaya. Fauzan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Anisa Mutmainah. 2014. Eksistensi Hairul Anwar. 2013. Konformitas Dalam


Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Dua Kelompok Teman Sebaya (Studi Kasus
Kecamatan Medan Johor. Dua Kelompok Punk di kota Makassar).
http://Anisamutmainah.pdf (Online),diunduh http://e-jurnal.co.id/konformitas-dalam-dua-
tanggal 9 Desember 2015. kelompok-teman-sebaya-Makassar-
prefensi.pdf.html?m=5 (Online) diunduh 20 penduduk-setempat-terhadap-
Juni 2016. kecenderungan-prefensi.pdf.html?m=2
(Online) diunduh 5 januari 2016.
Hari Poerwanto. 2008. Kebudayaan dan
Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rahmat, Pupu Saeful. 2009. “Penellitian
Kualitatif”. EQUILIBRIUM, Vol.5, No.9
James M. Henslin. 2006. Sosiologi dengan http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurn
Pendekatan. Jakarta: Erlangga. al-Penelitian-Kualitatif.pdf (Online),
diunduh pada tanggal 6 Januari 2016.

Jalaludin Rakhmat. 2007. Psikologi Rahmat Sutrisna . 2013. Pengertian


Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. kehidupan sosial masyarakat.
http://www.psychologymania.com/2013/07/
John Martono, Arsita Pinandita. 2009. pengertian-kehidupan-sosial.html (Online),
PUNK Fesyen-Subkultur-Identitas. diunduh tanggal 10 Desember 2015.
Yogyakarta: Halilintar Books.
Rahel. 2011. Pengertian Sosial Menurut
Ken Plummer. 2011. Sosiologi The Basics. Para Ahli.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. http://rahel88.wordpress.com/bahan-
ajar/sosial/pengertian-dan-definisi-sosial-
Lexy J Meleong. 2011. Metodologi
menurut-para-ahli/ (Online),diunduh
Penelitian Kualitatif. Bandung :
tanggal 10 Desember 2015.
Rosdakarya.
Ratih Pramitasari. 2011. Budaya
M. Munandar Soelaeman. 2008. Ilmu Sosial
Yogyakarta. (Online)
Dasar. Bandung: PT Refika Aditama.
(Http://ratihpramitasari.blogspot.com/2011/0
Miftah Toha. 2003. Perilaku Organisasi, 4/budaya-yogyakarta.html, diakses tanggal 5
Prinsip Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Januari 2016).
Rajawali Pers.
Ridwan Hardiansyah. 2011. Sedikit Cerita
Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto. 2005. Punk dari Bandar Lampung. Yogyakarta:
Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Indie Book Corner.
Kanisius.
Ronaldi. 2012. KOMUNITAS PUNK (Studi
Nofal. 2011. Perubahan Sosial Budaya Kasus di Kelurahan Bombongan Kecamatan
Yogyakarta. Makale Kabupaten Tana Toraja).
http://noffaliata.wordpress/sosialbudaya.htm http://Swara.net/ KOMUNITAS PUNK
l (Online), diunduh 5 Januari 2016. (Studi Kasus di Kelurahan Bombongan
Kecamatan Makale Kabupaten Tana
Nofiawaty. 2010. Hubungan Antara Faktor Toraja).asp (Online),diunduh tanggal 9
Penduduk Setempat Terhadap Desember 2015.
Kecenderungan Prefensi. http://e-
jurnal.co.id/hubungan-antara-faktor-
Soerjono Soekanto. 2012. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Stephen P Robins. 2005. Perilaku


Organisasi. Jakarta: Prehallindo.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian


Pendidikan: Kompetensi dan Pratiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk


Keperawatan. Jakarta: EGC.

Suranto AW. 2010. Komunikasi Sosial dan


Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suratman dkk. 2010. Ilmu Sosial dan


Budaya Dasar. Malang: Intimedia.

Widya G. 2012. Punk Ideologi yang


Disalahpahami. Yogyakarta: AR-RUZZ
Media.

Anda mungkin juga menyukai