Anda di halaman 1dari 2

1. Apa arti pentingnya mempelajari Ilmu Negara dalam mempelajari hukum?

Ilmu negara merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang


ilmu yang obyeknya adalah negara.

Ilmu negara sendiri dibagi menjadi 2 bagian, yaitu tinjauan secara sosiologis
dan tinjuan secara yuridis. Tinjauan secara sosiologis yaitu meninjau tentang
sifat-sifat negara, sedangankan tinjauan secara yuridis yaitu meninjau
tentang konstitusi negara.

Tujuan mempelajari ilmu negara sendiri adalah:

 Tujuan secara akademis, dimana untuk memahami secara holistik


tentang persoalan yang berkaitan dengan negara menggunakan
metode dan pendekatan kenegaraan atau secara politik dan hukum
sebagai dasar ilmu hokum tata negara.
 Tujuan secara praktis, memberikan pemahaman ke mahasiswa tentang
dasar-dasar dari negara dan sisi hukum serta mampu menganalisis
secara ilmiah dan obyektif untuk kedinamikaan negara.
 Sebagai bahan kajian kenegaraan.
Pentingnya mempelajari Ilmu Negara dalam mempelajari hukum yaitu
Ilmu negara adalah dasar dalam melakukan penyelenggaraan dalam
praktek ketatnegaraan yang telahn diatur dalam hukum tata negara yang
lebih lanjut, jadi kesimpulanya ilmu negara mempelajari konsep, teori
tentang negara yang menjadi dasar dalam mempelajari Hukum Tata
Negara. Hubungan ilmu negara dengan hukum tata negara sendiri sangat
spesifikan internal khusus ilmu negara dengan hukum tata negara yang
sama-sama mempersoalkan negara sebagai obyek kajiannya hukum tata
negara yang mempelajari suatu negara dengan sistem ketatanegaraan.
2. Apa kelemahan mendasar  hakikat negara menurut Teori Hukum Murni?
Pada teori hukum murni ( Reine Rechtlehre ) dijelaskan bahwa negara
terbentuk sebagai hasil penerapan dari suatu kaidah hukum yang meletakkan
kekuasaan tertinggi pada negara. Secara sekilas apabila hakikat terbentuknya
negara didasarkan pada teori ini negara terbentuk adalah negara hukum.
Namun, karena peletakkan kekuasaan tertinggi berada pada negara sebagai
pengatur hukum terbentuknya negara otoriter bukanlah hal yg asing lagi.
3. Persamaan dan perbedaan asal mula Negara menurut Thomas Hobbes dan
John Locke menurut Teori Perjanjian?
Pada abad ke-18, Jean Jacques Rousseau memperkenalkan teorinya yang
disebut Perjanjian Masyarakat (Contract Social) atau Kedaulatan Rakyat.
Teori ini menganggap bahwa dasar terjadinya suatu negara adalah perjanjian
yang diadakan oleh dan antara anggota masyarakat untuk mendirikan suatu
negara. Dalam bukunya yang berjudul “Le contract social” (1972), Rosseau
mengemukakan bahwa negara bersandar atas kemauan rakyat, demikian pula
halnya semua peraturan perundang-undangan adalah penjelmaan kemauan
rakyat.
Menurut  Thomas  Hobbes, kehidupan  manusia sebelum adanya  negara  terdapat  
dalam     keadaan alamiah sama sekali  bukan  keadaan  yang aman  dan sejahtera,  
akan tetapi sebaliknya  keadaan alamiah  merupakan  keadaan  yang  kacau,  tanpa 
hukum,  tanpa  pemerintah,  dan  tanpa  ikatan-ikatan  sosial  antar  individu  di 
dalamnya. Kondisi  ini  sering disebut  sebagai  homo homini lupus (manusia 
satu   menjadi serigala  bagi  manusia  yang  lain)  dan  juga   sering  disebut 
istilah  omnium bellum  contra omnes (semua  melawan semua).
Berbeda  dengan  Hobbes  yang  melihat  keadaan almiah  sebagai suatu  keadaan
yang  kacau, John Locke   justru  melihatnya  sebagai  suatu  keadaan  yang  damai,
penuh  komitmen, saling   menolog  anatara  individu-individu   di  dalam sebuah 
kelompok  masyarakat. Sekalipun  keadaan alamiah  dalam  pandangan Locke 
merupakan  sesuatu  yang ideal, ia  berpendapat  bahwa  keadaan  ideal  tersebut
memiliki  potensi  terjadinya   kekacauaan  lantaran  tidak adanya  organisasi  
dan  pimpinan   yang  mengatur kehidupan  mereka. 

Anda mungkin juga menyukai