Anda di halaman 1dari 7

KLIPING

OLAHRAGA TRADISIONAL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH ;
ANDINI AURELIA PUTRI
NURHALIZA
WINDA
TAHUN PELAJARAN
2016/2017
SMP NEGERI 1 LAPPARIAJA
Zawo-zawo

Zawo-zawo adalah sejenis permainan rakyat di kalangan penduduk Nias,


Sumatera Utara. Dalam permainan ini para pemain melompati susunan batu
(hompo batu) yang berbentuk trapesium yang tingginya mencapai 2 meter.
Selain itu, pada masa lalu, ketangkasan melompati batu tersebut merupakan
prasyarat seorang pemuda untuk memasuki jenjang pernikahan. Zawo-zawo
masih dapat ditemukan hingga saat ini di desa-desa di Kabupaten Nias Selatan.

Geudeu-geudeu

Geudeu-geudeu (atau disebut juga deudeu) adalah salah satu seni bela diri
tradisional rakyat Pidie/Pidie Jaya. Seni bela diri ini seperti gulat yang
dimainkan oleh kaum laki-laki. Satu tim terdiri dari 3 orang. Biasanya geudeu-
geudeu ini dipertandingkan antar kampung, diadakan setiap selesai panen
padi. Sebagai seni beladiri, geudeu-geudeu merupakan olah raga keras, petarung
geude-geude harus memiliki ketahanan fisik dan mental yang kuat, tahan pukul
dan bantingan lawan. Selain itu petarung geudeu-geude juga dituntut kesabaran
dan ketabahan. Di sinilah emosi diolah. Bila emosi petarung tidak stabil, maka
bisa berujung pada kematian.
Pacu Jalur

Pacu Jalur adalah jenis olahraga perahu dayung tradisional yang berasal dari
Riau. Perahu pada perlombaan pacu jalur memiliki panjang sekitar 25-40 meter
dengan awak perahu sebanyak 40 sampai 60 orang. Pada awalnya pacu jalur
diselenggarakan di kampong-kampung sepanjang Sungai Kuantan untuk
memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri,
atau tahun baru Muharam. Kini acara pacu jalur sudah masuk ke dalam kalender
pariwisata nasional, setiap tahun pada tanggal 23-26 Agustus diadakan festival
pacu jalur dalam rangkaian peringatan kemerdekaan Indonesia (17 Agustus-an).
Pacu jalur biasanya diadakan di Sungai Batang Kuantan yang pada jaman
dahulu kala merupakan simbol identitas sosial karena hanya datuk-datuk dan
bangsawan saja yang bertransportasi melalui jalur tersebut.

Egrang

Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang
agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah
egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali
pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas
ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan
sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air,
gelombang, atau tanah yang bergeser. Entah kapan mulainya, Egrang ini sudah
ada sejak beberapa abad yang lalu.

Galah Asin/Gobak Sodor

Galah asin, galasin, asin atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah dari
Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua
grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 5 orang. Inti permainannya
adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir
secara bolak-balik yang sudah ditentukan, dan untuk meraih kemenangan
seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam
area lapangan yang telah ditentukan tersebut. Biasanya arena yang digunakan
yaitu lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian.
Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur sebagai
tempat jaga. Permainan ini sangat menyenangkan, selain itu juga melatih
ketangkasan, strategi, kecepatan, kecerdikan dan kekompakan.

Bakiak

Bakiak atau Bangkiak atau Terompa Galuak adalah sejenis sandal yang
telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat kaki terbuat dari ban
bekas yang dipaku dikedua sisinya. Sangat populer karena murah terutama
dimasa ekonomi susah sedangkan dengan bahan kayu dan ban bekas membuat
bakiak tahan air serta suhu panas dan dingin. Bakiak ini masih ada sampai
sekarang, biasanya pada saat acara 17 agustusan.

Pathol

Pathol adalah olahraga gulat tradisional. Olahraga ini konon sudah ada sejak
jaman Majapahit. Berawal dari adanya sayembara mencari orang-orang yang
terbaik dalam pertempuran atau bisa juga sebagai ksatria untuk menjaga
pelabuhan Tuban, karena pada waktu itu banyak perompak dan juga penyamun.
Olahraga pathol sendiri berasal dari Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan
Sarang dan Kabupaten Rembang. Olahraga Gulat Pathol ini banyak digemari di
masyarakat setempat, dan juga bahkan konon olahraga ini menjadi salah satu
kesenian tradisional, dimana olahraga ini digunakan pada acara menjelang bulan
purnama tetapi biasanya olahraga ini kebanyakan digunakan dan diselenggaran
pada pesisir pantai seperti ada upacara sedekah laut.

Pencak Silat

Saat ini Pencak Silat merupakan salah satu cabang olahraga sekaligus seni
beladiri di Indonesia. Olahraga yang satu ini sudah terkenal di berbagai belahan
dunia dan banyak yang mempelajarinya. Pada dasarnya, Pencak Silat berakar
pada budaya melayu yang juga merupakan salah satu kebudayaan negara kita.
Namun untuk versinya sendiri bermacam-macam, ini tergantung pada daerah
masing-masing. Indonesia mempunyai organisasi induk dari olahraga yang satu
ini, yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Karapan Sapi

Anda tahu pacuan kuda? Karapan sapi hamir mirip dengan olahraga tersebut.
Seperti namanya, yang digunakan dalam olahraga ini adalah sapi. Karapan Sapi
adalah olahraga pacuan sapi yang berasal dari Madura. Dalam permainan yang
satu ini, sepasang sapi lah yang berolahraga dengan menarik semacam kereta
kayu melewati lintasan sepanjang 100 meter. Joki sapi hanya perlu berdiri di
kereta kayu dan mengendalikan laju sapi-sapinya agar kompak. Tetapi jangan
dikira menjadi joki karapan sapi itu pekerjaan yang mudah. Tentu saja
diperlukan latihan dan keahlian yang khusus. Keseriusan warga Madura dan
pemerintah Indonesia dalam melestarikan karapan sapi tidak main-main.

Sepak Takraw
Sepak takraw atau sepak raga hampir mirip dengan sepak bola dan voli, namun
sepak takraw dilakukan dilapangan bulu tangkis. Olahraga ini berasal dari
zaman Kesultanan Malaka di tahun 1402-1511. Jumlah pemain dalam masing-
masing regu ada tiga orang. Permainannya tidak boleh menyentuh bola dengan
tangan, hanya boleh menggunakan kaki. Sudah sejak lama sepak takraw ingin
diklaim oleh beberapa negara tetangga, namun karena bukti yang kuat dari
pakar sejarah, hal ini tidak terjadi. Sebagai rakyat Indonesia, tidak akan ada
artinya perjuangan para pakar sejarah tersebut jika kita tidak ikut
mempertahankan dan melestarikannya.

Anda mungkin juga menyukai