Anda di halaman 1dari 23

TELAAH KURIKULUM

“KONSEP DASAR KTSP DAN KURIKULUM 2013”

OLEH :

KELOMPOK 6 KELAS 3A

KADEK WAHYUDI PRASANCIKA 1713011001

KADEK AYU MUTIARA PRATIWI 1713011020

KADEK SONIA WIKANTARI 1713011083

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat-Nya makalah
yang berjudul “Konsep Dasar KTSP dan Kurikulum 2013” ini dapat tersusun dan terselesaikan
tepat waktu. Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah
Kurikulum yang telah memberikan motivasi dan informasi-informasi terkait dengan
makalah ini.
2. Ibu Ratih Ayu Apsari, S.Pd, M.Sc, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah
Kurikulum yang telah memberikan motivasi dan informasi-informasi terkait dengan
makalah ini.
3. Teman-teman kelas 3A Program Studi S1 Pendidikan Matematika yang telah
memberikan informasi, dukungan dan semangat terkait penulisan makalah ini.
4. Pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok sebagai syarat kelulusan dalam
mata kuliah Telaah Kurikulum. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan bimbingan, kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Terimakasih

Singaraja, 12 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................................i

Kata Pengatar .........................................................................................................................ii

Daftar Isi ................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian KTSP ........................................................................................................3


2.2.Prinsip-Prinsip Pegembangan KTSP .........................................................................3
2.3.Komponen KTSP. ......................................................................................................5
2.4.Tujuan Dari KTSP. ....................................................................................................6
2.5.Karakteristik KTSP. ...................................................................................................7
2.6.Landasan Pengembangan KTSP. ...............................................................................8
2.7.Pengembangan KTSP Menjadi Kurikulum 2013. .....................................................11
2.8.Karakteristik Dan Tujuan Kurikulum 2013. ..............................................................14
2.9.Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ...............................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ....................................................................................................................19


3.2 Saran ..........................................................................................................................20

DAFTAR REFERENSI .........................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam kehidupan bangsa
dan negara. Melalui pendidikan, sektor-sektor lainnya akan ikut berkembang karena melalui
pendidikan, pondasi-pondasi yang lain akan terbentuk. Sumber daya yang ada akan mampu
berkembang dan dikembangkan dengan baik melalui pendidikan yang baik. Pendidikan juga
merupakan cerminan dari berkembangnya suatu negara. Adanya pendidikan yang baik di suatu
negara, ini dapat mengindikasikan bahwa negara tersebut merupakan negara maju.
Salah satu komponen dalam pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum ini mejadi suatu
hal yang sangat penting karena kurikulum merupakan komponen yang akan menjadi pedoman
dalam proses pembelajaran nantinya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan,, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Masa ini, perkembangan IPTEK telah sangat maju dan akan terus berkembang. Setiap
waktunya, banyak hal yang akan berubah. Perubahan yang terjadi ini juga berdampak kepada
pedidikan yang ada untuk disesuaikan dengan kondisi masa kini. Pemerintah yang sadar akan
hal ini, selalu mencoba memperbaiki hal-hal yang sudah kurang relevan untuk diterapkan dan
digantikan dengan hal yang lebih relevan. Salah satu upaya sadar pemerintah dalam
menghadapi perubahan ini adalah melakukan perubahan kurikulum guna mampu menciptakan
pendidikan yang akan mencetak generasi yang siap bersaing untuk kondisi masa kini dan nanti.
Indonesia sampai saat ini sudah melakukan beberapa kali pergantian kurikulum. Saat
ini, Indonesia menerapkan Kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum yang menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebelumnya. Berdasarkan latar belakang diatas,
penulis akan membahas mengenai konsep dasar KTSP dan Kurikulum 2013
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang ingin dikaji dalam makalah
ini adalah sebagai berikut
1. Apa pengertian KTSP?
2. Bagaimana prinsip-prinsip pegembangan KTSP?
3. Bagaimana komonen KTSP?
4. Bagaimana tujuan dari KTSP?

1
5. Bagaimana karakteristik KTSP?
6. Bagaimana landasan pengembangan KTSP?
7. Bagaimana pengembangan KTSP menjadi Kurikulum 2013?
8. Bagaimana karakteristik dan tujuan Kurikulum 2013?
9. Bagaimana landasan pengembangan Kurikulum 2013?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut..
1. Memahami pengertian KTSP
2. Memahami prinsip-prinsip pegembangan KTSP
3. Mengetahui komponen KTSP
4. Memahami tujuan dari KTSP
5. Memahami karakteristik KTSP
6. Memahami landasan pengembangan KTSP
7. Memahami pengembangan KTSP menjadi Kurikulum 2013
8. Memahami karakteristik dan tujuan Kurikulum 2013
9. Memahami landasan pengembangan Kurikulum 2013
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi pembaca, sebagai bahan bacaan dan pengetahuan mengenai konsep dasar KTSP
dan Kurikulum 2013
2. Bagi penulis, sebagai bahan latihan dan pengalaman dalam menulis pada umumnya.
Memperdalam pemahaman mengenai konsep dasar KTSP dan Kurikulum 2013

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian KTSP


Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1 , ayat 15) dijelaskan bahwa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai
tahun ajaran 20072008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23 Tahun
2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Salah satu perubahan yang menonjol pada KTSP dibanding dengan kurikulum
sebelumnya adalah KTSP bersifat desentralistik. Artinya, segala tata aturan yang dicantumkan
dalam kurikulum, yang sebelumnya dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam
KTSP sebagian tata aturan dalam kurikulum diserahkan untuk dikembangkan dan diputuskan
oleh pihak di daerah atau sekolah. Meski terdapat kebebasan untuk melakukan pengembangan
pada tingkat satuan pendidikan, namun pengembangan kurikulum harus mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Ketetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2.2. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi
oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
3
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia
kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

4
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2.3. Komponen KTSP
Berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 24 Tahun 2006, komponen KTSP meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2. Struktur dan Muatan KTSP
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
5
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
f) Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
3. Kalender Pendidikan
Satuan Pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan
sesuai dengan kebutuan daerah, karakteristik sekolah, dan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam
Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP.
2.4. Tujuan KTSP
Tujuan kebijakan KTSP adalah untuk mewujudkan kurikulum yang dengan
kekhasan(karakteristik) kondisi, potensi daerah, kebutuhan dan permasalahan daerah, dan
satuan pendidikan dan peserta didik dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Dengan
demikian, KTSP yang disusun sendiri oleh sekolah/satuan pendidikan dengan mengacu pada
standar nasional yang tercantum dalam SI dan SKL serta panduan penyusunan KTSP
diharapkan benar-benar dapat diterapkan secara efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan
kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.
2.5. Karakteristik KTSP
Karasteristik KTSP adalah ciri khas dalam pengembangan adapun karasteristik yang
dimaksud adalah:
a) Pemberian otonomi luas kepada satuan pendidikan
b) Partisipasi masyarakat dan orang tua
c) Kepemimpinan yang demokratis dan professional
d) Tim kerja yang kompak dan transparan

6
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan KTSP adalah sebagai
berikut:
1. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas
pendidikan kebupaten/kota, dan depertemen agama yang bertanggungjawab
dibidang pendidkan.
2. KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan
oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan.
3. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah
yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru
pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan
pendidikan, dan perubahan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses
belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan
sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sember dana, sumber
belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap
terhadap kebutuhan setempat.
4. KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada
posisi yang peling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah satuan pendidikan
dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukkan sikap
tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana
peningkatan kualitas, efesiensi, dan pemarataan pendidiakan.
Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full autority and responsibility” dalam
menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi dan misi dan tujuan satuan
pandidikan. Untuk mewujudkan visi dan misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indikator kompetensi,
mengembangkan strategi, menentukan prioriotas, mengendalikan pemberdayaan berbagai
potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mem-pertanggungjawabkannya kepada
masyarakat dan pemerintah.
2.6. Landasan Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP dilakukan untuk memperbaiki atau membenahi kurikulum
tersebut agar dapat dilaksanakan lebih baik lagi. Pengembangan yang dilakukan tidak begitu
7
saja dilakukan, akan tetapi ada landasan yang digunakan dalam melakukan pengembangan
KTSP. Landasan pengembangan KTSP adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terdapat sejumlah
pasal yang berkaitan dengan KTSP. Pasal 1 ayat (19), misalnya, menjelaskan definisi
operasional kurikulum. Menurut Pasal 1 ayat (19), ”Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”.
Pasal 35 ayat (2) yang menyatakan bahwa Standar nasional pendidikan
digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa
dalam pengembangan kurikulum haruslah menggunakan SNP (Standar Nasional
Pendidikan) sebagai acuannya.
Pasal 36 ayat (1) yang menyatakan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Pasal 36 ayat (2) yang berbunyi Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 36 ayat (3) mengatakan bahwa
kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a) peningkatan iman dan takwa
b) peningkatan akhlak mulia
c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
d) keragaman potensi daerah dan lingkungan
e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f) tuntutan dunia kerja
g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
h) agama
i) dinamika perkembangan global dan
j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

8
Pasal 36 ayat (4) berbuyi “Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah’.
Selanjutnya, pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar
dan menengah wajib memuat tentang pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya,
pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan, dan muatan lokal. Sementara itu,
menurut pasal 37 ayat (2) menyatakan bahwa kurikulum perguruan tinggi wajib
memuat tentang pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa.
Pasal 38 ayat (1) menyatakan bahwa kerangka dasar dan struktur kurikulum
pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah. Selanjutnya, pada ayat (2)
dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor
departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk
pendidikan menengah. Pada pasal 38, khususnya ayat 2, dijelaskan peran sekolah,
komite sekolah, dan dinas pendidikan. Kurikulum dikembangkan oleh sekolah di
bawah pimpinan kepala sekolah dengan melibatkan dewan guru, komite sekolah, dan
tokoh masyarakat. Dinas Pendidikan Kota/Propinsi dalam hal ini lebih berperan sebagai
supervisor. Dengan demikian diharapkan kurikulum yang dikembangkan dapat
mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan semua pihak tetapi tetap relevan dengan
tuntutan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan memiliki penjelasan yang cukup banyak dan merupakan penjabaran dari
UU No 20 Tahun 2003. Pasal 1 ayat (13) mengungkapkan definisi kurikulum. Pada
ayat (14) dikemukakan bahwa kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang
ditetapkan dalam Perturan Pemerintah untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
KTSP dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan. Pada ayat (15) ditegaskan bahwa
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Dari kedua pasal tersebut diketahui bahwa pengembangan
KTSP menjadi kewenangan setiap satuan pendidikan, dengan berpedoman pada
ramburambu yang telah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan
(BSNP). Pasal 5 ayat (6) menyatakan bahwa kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/
9
Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pada pentingnya kemampuan dan
kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan
berkomunikasi. Selanjutnya, pada Pasal 7 ayat (1) sampai dengan ayat (8) ditegaskan
tentang pelaksanaan pembelajaran setiap kelompok mata pelajaran yang harus
dilakukan melalui satu atau beberapa pelajaran yang sejenis. Pasal 16 ayat (1) yang
menyatakan bahwa penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP.
Panduan itu dibuat untuk dijadikan sebagai acuan bagi satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh setiap satuan
pendidikan. Hal itu diperjelas dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Standar Pelaksanaan Pasal 1 ayat (3), ” Pengembangan dan penetapan KTSP dasar dan
menengah memperhatikan panduan penyusunan KTSP dasar dan menengah yang
disusun BSNP. Ayat (4) menyatakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah
dapat mengadopsi atau mengadaptasi model KTSP dasar dan menengah yang disusun
oleh BSNP.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 mengatur tentang
standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut
Standar Isi, mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi lulusan minimal
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006 mengatur Standar
Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi
Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran, yang akan bermuara pada kompetensi
dasar.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Standar
Pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2006 mengatur tentang
pelaksanaan SKL dan Standar Isi. Dalam peraturan ini dikemukakan bahwa satuan
10
pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan KTSP dasar dan
menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan, berdasarkan pada :
a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 36 sampai dengan Pasal 38;
b)Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 5 sampai dengan Pasal 18, dan Pasal 25 sampai dengan Pasal 27;
c) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
2.7. Pengembangan KTSP Menjadi Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan suatau hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena
merupakan landasan yang digunakan untuk melakukan suatu proses pembelajaran di sekolah.
Perubahan-perubahan kurikulum telah terjadi beberapa kali di Indonesia, walaupun mungkin
menurut kita kinerja dari kurikulum sebelumnya belum terlalu memperlihatkan hasilnya, akan
tetapi sudah diganti dengan kurikulum yang baru. Perubahan kurikulum terjadi dikarenakan
kebutuhan manusia yang berubah, yang mana perubahan kebutuhan manusia ini berbanding
lurus dengan adanya perkembangan zaman ini. Perubahan yang terjadi saat ini pastinya akan
menuntut orang untuk lebih berkompeten dibidangnya agar mampu bersaing di zaman
perubahan ini, untuk menanggulangi hal tersebut maka pemerintah memutuskan untuk
mengubah kurikulum yang sedang berlaku.
Pada saat ini pengembangan kurikulum terbaru yang dilakukan Indonesia adalah
pengembangan kurikulum 2013. Pengembangan dan peralihan KTSP menuju Kurikulum 2013
ini terjadi karena kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak
materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuatnya
terbebani. Perubahan kurikulum ini juga melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini.
KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk
masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus. Untuk tingkat SD terjadi perubahan yang
cukup besar. Di SD yang dulunya ada 10 mata pelajaran dikurangi menjadi 6 mata pelajaran
yaitu empat mata pelajaran utama (PPKn, Agama, Bahasa Indonesia, dan Matematika) dan dua
mata pelajaran muatan lokal (Seni Budaya dan Penjas).Berkurangnya mata pelajaran dalam
kurikulum baru ini justru membuat lama belajar peserta didik di sekolah bertambah.
Kemendikbud akan menambah jam belajar di sekolah untuk menangkal efek negatif dunia luar

11
sekolah. Waktu luang yang lebih banyak di luar sekolah dianggap memicu peserta didik
melakukan atau bersentuhan dengan tindakan negatif.
Pada kurikulum 2013 ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
selain itu pengembangan karakter juga dituntut dalam kurikulum ini, karena kurikulum 2013
adalah kurikuum yang berbasis karakter dimana lebih menekankan sikap siswa saat melakukan
suatu proses. Selain itu, penyebab perlunya mengembangkan kurikulum 2013 adalah beberapa
hasil dari riset internasional yang dilakukan oleh Global Institute dan Programme for
International Student Assessment (PISA) merujuk pada suatu simpulan bahwa prestasi peserta
didik Indonesia tertinggal dan terbelakang.
Dari perubahan KTSP menuju Kurikulum 2013 dapan dilihat beberapa perbedaan dari
table berikut.
Tabel 1. Perbedaan KTSP dan Kurikulum 2013
No KTSP (Kurikulum Tingkat Kurikulum 2013
Satuan Pendidikan)
1 Standar isi ditentukan terlebih SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
dahulu melalui permendiknas No ditentukan terlebih dahulu, melalui
22 Tahun 2006. Setelah itu Permendikbud No 54 Tahun 2013.
ditentukan SKL (Standar Setelah itu baru ditentukan Standar
Kompetensi Lulusan) melalui Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar
Permendiknas No 23 Tahun 2006 Kurikulum, yang dituangkan dalam
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70
Tahun 2013

2 Lebih menekankan pada aspek Aspek kompetensi lulusan ada


pengetahuan keseimbangan soft skills dan hard
skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
3 Jumlah jam pelajaran lebih Jumlah jam pelajaran per minggu
sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dan jumlah mata
lebih banyak dibanding pelajaran lebih sedikit dibanding
Kurikulum 2013 KTSP
4 Standar proses dalam Proses pembelajaran setiap tema di
pembelajaran terdiri dari jenjang SD dan semua mata pelajaran

12
Eksplorasi, Elaborasi, dan di jenjang SMP/SMA/SMK
Konfirmasi dilakukan dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu standar
proses dalam pembelajaran terdiri
dari Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta
5 TIK sebagai mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
6 Penilaiannya lebih dominan pada Standar penilaian menggunakan
aspek pengetahuan penilaian otentik, yaitu mengukur
semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.

2.8. Karakteristik dan Tujuan Kurikulum 2013


1. Karakteristik Kurikulum 2013
Menurut Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, karakteristik dari
Kurikulum 2013 yaitu :
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan

13
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
2. Tujuan Kurikulum 2013
Menurut Peraturan Mentri Nomor 69 tahun 2013, tujuan Kurikulum 2013
adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia
2.9. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam melakukan suatu pengembangan kurikulum haruslah dilandaskan pada hal-hal
tertentu, termasuk juga pada Kurikulum 2013. Adapun yang dijadikan landasan pengembangan
Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum
dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
14
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
c)Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
15
d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk
membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013
menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan
individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai
dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik
dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di
sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil
belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
16
b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
d) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016
 Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
 Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah
 Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah
 Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
4. Landasan Empiris
Berbagai perubahan telah terjadi id Indonesia. Kemajuan terjadi di beberapa
sektor di Indonesia, namun di beberapa sektor yang lain, khususnya pendidikan,
Indonesia tetap tinggal di tempat, atau bahkan mundur. Hal-hal seperti ini
menunujukkan perlunya perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani
peserta didik dengan konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan
semua warga untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa mendatang.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1 , ayat 15) dijelaskan bahwa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) atau Kurikulum 2006 adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
2. Prinsip-prinsip dalam pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam
dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar
sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
3. Komponen KTSP meliputi beberapa hal yaitu tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan KTSP dan kalender pendidikan
4. Tujuan kebijakan KTSP adalah untuk mewujudkan kurikulum yang dengan
kekhasan(karakteristik) kondisi, potensi daerah, kebutuhan dan permasalahan daerah,
dan satuan pendidikan dan peserta didik dengan mengacu pada tujuan pendidikan
nasional.
5. Karasteristik KTSP adalah ciri khas dalam pengembangan adapun karasteristik yang
dimaksud adalah pemberian otonomi luas kepada satuan pendidikan, partisipasi
masyarakat dan orang tua, kepemimpinan yang demokratis dan professional, tim kerja
yang kompak dan transparan.
6. Landasan pengembangan KTSP adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Standar Pelaksanaan.

18
7. Pengembangan dan peralihan KTSP menuju Kurikulum 2013 ini terjadi karena
kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi
pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuatnya
terbebani. Perubahan kurikulum ini juga melihat kondisi yang ada selama beberapa
tahun ini. Pada kurikulum 2013 ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran, selain itu pengembangan karakter juga dituntut dalam kurikulum ini,
karena kurikulum 2013 adalah kurikuum yang berbasis karakter dimana lebih
menekankan sikap siswa saat melakukan suatu proses.
8. Adapun yang dijadikan landasan pengembangan Kurikulum 2013 yaitu Landasan
Filosofis, Landasan Teoritis, Landasan Yudiris, Landasan Empiris
3.2 Saran

Sebagai calon tenaga pendidik, memahami kurikulum yang ada merupakan suatu hal
yang sangat penting. Peraturan-peraturan pemerintah mengenai pendidikan pun harus dipahami
dan nantinya mampu membawa pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.

19
DAFTAR REFERENSI
Badan Standar Nasional Pendidikan.2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Baedhowi.2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kebijakan dan Harapan.Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan No 065
Peraturan Menteri No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa, H.E. 2013 Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud70-2013KDStrukturKurikulum-SMK-
MAK.pdf

https://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.

20

Anda mungkin juga menyukai