Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR KURIKULUM

“KURIKULUM 2013 dan KTSP (KURIKULUM TINGKAT


SATUAN PENDIDIKAN)”
DOSEN : IMAN NURJAMAN, M.Pd

KELAS : 1 A1 – PG PAUD
KELOMPOK 6 : 1. FARADILLA CHAIRUNNISA 1886207006
2. NATALIA 1886207007
3. PATIMAH 1886207012
4. SARAS BUANA PUTRI 1886207004
5. YUNI SULISTYAWATI 1886207008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat
karunia-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Kurikulum, Bpk. Iman Nurjaman, M.Pd. Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran
kelompok yang bersumber dari berbagai buku sebagai referensi, tak lupa penyusun ucapkan
terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pengantar Kurikulum atas bimbingan dan arahan
dalam penulisan makalah ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Kurikulum 2006 (KTSP)
dan Kurikulum 2013 (K13).
Akhirnya, kami mengucapkan selamat membaca makalah ini, mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Memang makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik. Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi penulis dan yang
membacanya, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi ini.

Tangerang, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………………………….


1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………….....
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………………...

BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………..

2.1 PENGEMBANGAN KURIKULUM 2006 (KURIKULUM TINGAKT SATUAN


PENDIDIKAN) ………………………………………………………………………...
2.2 SOSIALISASI KURIKULUM
2013……………………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………
3.2 SARAN…………………………………………………………………………………

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada didaerah.
Pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standa Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
acuan pertama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Kurikulum 2006 (KTSP)?
2. Apa yang dimaksud dengan Sosialisasi Kurikulum 2013?

1.3 Tujuan
1. Mengatahui maksud dari Pengembangan Kurikulum 2006 (KTSP)
2. Mengetahui maksud dari Sosialisasi Kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGEMBANGAN KURIKULUM 2006 (KURIKULUM TINGAKT SATUAN


PENDIDIKAN)
Kurikulum 2006, yang juga diberi istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi-KBK) yang
disempurnakan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP) yang merupakan
penjabaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU No. 20 Tahun 2003 tentang SPN). Oleh karena itu, Kurikulum 2004
merupakan embrio dari Kurikulum 2006, Kurikulum 2006 (KTSP) juga berbasis
kompetensi.
Pada Kurikulum 2004, pemerintah menyusun ketentuan umum, standar
kompetensi bahan kajian, standar kompetensi mata pelajaran, dan pedoman
pelaksanaan kurikulum.Pemerintah daerah dan satuan pendidikan menyusun petunjuk
teknis, silabus, dan persiapan mengajar (Depsiknas, 2003b). Pada Kurikulum 2006,
Pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) menyusun Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, sedangkan setiap satuan pendidikan menyusun KTSP mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan dan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Hal ini sesuai dengan manajemen pengembangan kurikulum sentralistik-
desentralistik. KTSP meliputi: Dokumen 1, antara lain berisi visi, misi, tujuan satuan
pendidikan, struktur dan muatan KTSP, beban belajar, dan kalender akademik;
Dokumen 2, yang berupa Silabus setiap mata pelajaran yang disusun oleh setiap guru;
Dokumen 3, yang berupa Rencana Kerja Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disusun oleh setiap guru pula.

A. RASIONAL
Pembahasan rasional pengembangan Kurikulum 2006 meliputi konsep dasar
kurikulum tingkat satuan pendidikan, landasan penyusunan kurikulum, dan acuan
operasional penyusunan kurikulum.
1. Konsep Dasar
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Pendidikan nasional harus mampu menjamin: (a) pemerataan kesempatan
pendidikan; (b) peningkatan mutu; dan (c) relevansi; serta (d) efisiensi manajemen
pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib
belajar 9 tahun.Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah unsur, olah rasa, dan olahraga
agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan
pembaruan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Implementasi UU No. 20 Tahun 2003 tentang SPN dijabarkan ke dalam
sejumlah peraturan, antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP). Peraturan
Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan
delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum
disusun oleh satuan pendidik untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri
dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional
pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari
kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), yang merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Landasan
Landasan penyusunan KTSP sebagai berikut :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Ketentuan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SPN yang mengatur KTSP
adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 19 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2),
(3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3);
dan Pasal 38 ayat (1), (2).
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Ketentuan di dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP yang mengatur KTSP
adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6);
Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10
ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4);
Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Padal 17 (1), (2);
Pasal 18 ayat (1), (2), (3); dan Pasal 20.
c. Standar Isi
Standar Isi (SI) mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Hal
yang termasuk dalam SI adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran di setiap
semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI di
tetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.
d. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang
ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

3. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut (BSNP, 2007).
a. Peningkatan iman dan takwa, serta akhlak mulia.
Keimanan dan ketakwaan, serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh.Kurikulum disusun agar sejauh mungkin
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa, serta
akhlak mulia.
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara unsur yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,
kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk
itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

e. Tuntutan dunia kerja


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS)
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan
teknologi dan seni.
g. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan takwa
serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia.
h. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik dan menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat


Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
k. Kesetaraan gender
Kurikulum harus diarahkan pada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan
mendukung upaya kesetaraan gender.
l. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas satuan pendidikan.

2.2 SOSIALISASI KURIKULUM 2013


Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013
yang diberlakukan mulai tahun 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan RI akhirnya
mengeluarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 160 Tahun 2014 tentang pemberlakuan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013.
Bagi sekolah yang baru satu semester melaksanakan kurikulum 2013 kembali ke
kurikulum 2006 dan bagi sekolah yang telah melaksanakan kurikulum 2013 selama
tiga semester, terus melaksanakan kurikulum 2013 sebagai sekolah rintisan.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk
merespon berbagai tantangan-tantangan internal dan eksternal. Titik tekan
pengembangan kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola piker, penguatan tata
kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran,
dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang
diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Pengembangan kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama.
Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, stadar isi
diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata
pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran
diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat
oleh kompetensi inti. Keenam,keselarasan tuntunan kompetensinlulusan, isi, proses
pembelajaran, dan penilaian.
Kurikulum 2013 diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014
melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap
melaksanakannya. Pada tahun ajaran 2014/2015, kurikulum 2013 dilaksanakan
bertahap menyeluruh untuk kelas I, II, IV, dan V, Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtida’iyah (SD/MI), kelas VII, VIII Sekolah Menengah Pertama/Madsarah
Tsanawiyah (SMP/MTS), dan kelas X, XI Sekolah Menengah Atas/Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA).

A. LATAR BELAKANG PERLUNYA PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013


Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut.
Kurikulum 2013 dikembangkan bebasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai
instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: 1) manusia berkualitas yang
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; 2) manusia
yang terdidik dan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreativ, mandiri; dan 3) warga Negara yang demokratis,
bertanggung jawab.

B. RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013


Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan
yang dihadapi, baik tantangan internal baik tantangan eksternal.
1. Tantangan internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dilakukan
dengan tuntunan pendidikan yang mengacu pada 8 (delapan) standar nasional
pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

2. Tantangan eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan unsur kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan
di tingkat internasional.

3. Penguatan tata kelola kurikulum


Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtida’iyah diubah sesuai kurikulum satuan pendidikan oleh karena itu dalam
kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut :
a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif.
b. Penguasaan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajeman
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader). Dan
c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

C. KARAKTER KURIKULUM 2013


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkan dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengambangkan berbagai sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).

Kompetensi untuk kurikulum 2013 meliputi :


1. Isi atau konten kurikulim yaitu kmpetensi dinyatakan dalam bentuk dalam
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan (kognitif dan
psikomor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang
peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan
dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema tingkat PAUD, SD/MI, dan untuk mata pelajaran dikelas
selanjutnya.
4. Kompetensi ini menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi
Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam Kompetensi Inti.
5. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema atau satu kelas
dalam satu mata pelajaran.
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk
satu tema dan mata pelajaran dari kelas tersebut.

D. TUJUAN KURIKULIM 2013


Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

E. PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler
dan pembelajaran ekstrakurikuler.
1. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajar yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah
dan masyarakat. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa
aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang
memuaskan (excepted). Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar
karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang
bersifat mastery dan diajarkan secara langsung (direct teaching), keterampilan
kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat
dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching), sedangkan
sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan
yang tidak langsung (indirect teaching). Pembelajaran kompetensi untuk konten
yang bersifat developmental dilaksanakan berkesinambungan antara satu
pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
2. Pembelajaran Ekstrakurikuler kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang
dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin
setiap minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan,
kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsure
pendukung kegiatan intrakurikuler.
F. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikukulum 2013 didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena
mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaraan uuntuk mencapai
kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk
satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dirumuuskan dalam kurikulum berbentuk kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didsarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrument penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Kekurangan tersebut segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan
dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelomok peserta didik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya.
Kurikulum di interpretasikan untuk ‘mengorganisasikan’ semua pelajaran, aktivitas,
dan pengalaman siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah di dalam kelas atau
diluar kelas.
Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara. Kurikulum yang dipakai saat ini,
mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan), akan tetapi dinilai dari berbagai sudut kurikulum yang
digunakan saat ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu pemerintah
merancang kurikulum baru yaitu Struktur Kurikulum 2013. Oleh karena itu, kita
selaku calon pendidik perlu mengetahui perbedaan dan persamaan antara 2 kurikulum
tersebut. Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007,
sedangkan standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam permendikbud No. 65 Tahun
2013.
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa konsep yang dijelaskan bahwa
kurikulum 2013 lebih baik dan lebih terarah dibandingkan dengan kurikulum 2006
(KTSP). Hal ini dikarenakan dalam kurikulum 2013 guru di tuntut untuk tidak hanya
sekedar menyampaikan materi namun juga untuk mengajarkan nilai-nilai positif untuk
membangun karakter peserta didik dimana di dalam hal ini masing-masing sekolah
diperankan menyusun sesuai dengan kemampuan peserta didik dan mengacu pada visi
dan misi sekolah masing-masing. Kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan
karakter tidak terakomodasi di dalamnya dan dimana hal ini belum mampu
terspesifikasikan dimana masing-masing kemampuan sekolah yang berbeda.
Perbedaan struktur kurikulum 2013 pelajarannya lebih sekikit dari KTSP yaitu yang
semula berjumlah 8 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran.
Walaupun lebih baik karena sudah menekankan terhadap pengembangan
karakter, namun kurikulum 2013 ini tetap harus dikaji dan di evaluasi secara
komprehensif dimana segala kekurangan dan kelebihan harus sesuai sehingga dapat
memaksimalkan sosialisasi kurikulum. Kurikulum 2013 ini belum bisa diterapkan
karena dibutuhkan persiapan yang matang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula
kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006. Yang tentunya
pembaruan atau perubahan tersebut dalam rangka mencapai suatu cara yang bisa
mempermudah cara tersebut agar menjadi efektif serta efisien serta meningkatkan
mutu pendidikan.

3.2 Saran
Hakikat dari perubahan kurikulum haruslah mengandung isi dan arah menuju
suatu perbaikan kondisi atau mengarah pada peningkatan mutu yang lebih baik dari
pada kurikulum sebelumnya. Demikian pula harapan tentang perubahan kurikulum
2013 yang segera di implementasikan pada tahun ini. Kita semua berharap, melalui
salah satu unsur keunggulan kurikulum 2013 ini dapat memberikan dampak positif
terhadap pembangunan karakter bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2018. Manajemen Kurikulum Edisi Kedua. Depok: PT RajaGrafindo Persada

Widyastono,Herry. 2005. Pengembangan Kurikulum Diera Otonomi Daerah dari Kurikulum


2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta : PT Bumi Aksara

https://devinaputriwijaya.blogspot.com/2013/05/makalah-kurikulum-ktsp-dan-
kurikulum.html?m=1

https://harmunasim.blogspot.com/2016/10/makalah-perbedaan-kurikulum-2013-dan.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai