2006
MAKALAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perbandingan Kurikulum
Disusun Oleh:
TARBIYAH
2014
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
PENDAHULUAN
Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan nama pada kurikulum baru
tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun pemberlakuannya. Misal
kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut kurikulum 75. Kurikulum yang
diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum 84. Kurikulum yang diberlakukan pada
tahun 1994 disebut kurikulum 1994. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 2004
disebut kurikulum 2004. Khusus untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum KBK ini tidak berumur panjang, karena pada
tahun 2006 diberlakukan kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum
2006 ini lebih populer dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Karena
sejak diberlakukan kurikulum 2006 ini sekolah (satuan pendidikan) harus membuat
kurikulum sendiri, yang tentu tiap sekolah berbeda kurikulumnya, namun begitu tetap
mengacu pada standar nasional yang telah ditetapkan, di antaranya permen no 22 tahun
2006 tentang Standar Isi, permen no 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Pada Permendikbud No 65 Tahun 2013 pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut Standar Proses, merupakan
kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah
untuk mencapai kompetensi lulusan.
Mengenai inovasi kurikulum 2013, menarik untuk dikaji apakah Permendiknas No 41
Tahun 2007 pantas diubah karena memiliki banyak kekurangan ataukah malah sebaliknya.
Karena dalam edaran Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, disebutkan bahwa ada empat
elemen perubahan dari KTSP 2006 ke kurikulum 2013, yaitu (1) standar isi, (2) standar
proses, (3) standar penilaian dan (4) standar kompetensi lulusan. Sehingga perlu bagi kita
untuk mengkaji mengenai perbedaan esensial antara kurikulum 2013 dengan KTSP 2006.
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber lain :
a. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang lebih
dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih
menonjolkan afektif dan psikomotornya.
b. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual),
psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap
implementasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya.
c. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum
2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran,
tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang
digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain.
Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum
2013 namun demikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat sekolah
dasar penambahan 4 jam dalam 1 minggu.
d. Standar proses pembelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada pendekatan
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunakan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan konstrutivisme.
Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru
sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).
e. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran. Pada
kurikulum baru ini ( Kurikulum 2013), penilaian akan di proses belajar turut dimasukan.
Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap pribadi siswa.
(http://sumihikmahsari.wordpress.com/2013/10/10/)
Pada Kurikulum 2013, ada perubahan mendasar dibanding kurikulum KTSP 2006, yaitu
antara lain:
a. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi
menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll
IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
b. Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan
penilaian.
c. Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai
menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
d. Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan
pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian.
Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya
terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun sebenarnya
terdapat kesamaan Esensi Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific
Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari
pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama
dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan
masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi
pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan
pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa
menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. (http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/).
C. BEBERAPA PERMASALAHAN PADA STANDAR PROSES KTSP 2006 DAN UPAYA
PERBAIKAN PADA KURIKULUM 2013
1. Permasalahan Pada Standar Proses KTSP 2006
a. Umumnya pembelajaran hanya berorientasi pada penguasaan konsep ilmu dan dominan
dilakukan di dalam kelas.
Dalam KTSP 2006, proses pembelajaran tidak disertai tagihan penilaian
secara tegasdan simultan antara aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian lebih
ditekankan pada aspek pengetahuan saja. Guru menganggap siswa telah mencapai standar
kompetensi manakala siswa tersebut mendapat nilai bagus dalam bentuk tes tertulis.
Sementara tes tertulis hanya mengukur aspek kognitif saja. Ini merupakan kelemahan KTSP
yang memengaruhi cara kerja guru di mana desain pembelajaran umumnya hanya
berorientasi pada penguasaan konsep saja.
b. Pembelajaran cenderung berpusat pada guru
Dampak lanjutan dari pembelajaran ‘hanya’ berorientasi pada penguasaan konsep adalah
kecenderungan bahwa pembelajaran didominasi guru. Padahal, pembelajaran yang ideal
adalah berpusat pada orang yang sedang belajar. Situasi ini hampir sama dengan nasib
kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dimana siswa seharusnya aktif melakukan
kegiatan belajar.
c. Proses belajar dengan sistem penjurusan di tingkat SMA/SMK
KTSP 2006 menggunakan sistem penjurusan. Ini berarti, siswa diharuskan mempelajari
beberapa mata pelajaran yang telah dikemas pada suatu jurusan. Entah siswa berminat atau
tidak berminat, ia tetap mempelajari semua bidang studi yang ada. Sebagai gambaran,
andaikan seorang siswa lebih berminat mempelajari bahasa China daripada bahasa Jerman.
Selama ini, Bahasa Jerman telah ada dalam sistem penjurusan, dan kurikulum akan terlalu
padat jika mengakomodir bahasa China. Minat siswa tersebut jadinya tidak dilayani
pendidikan kita. Sebaliknya, ia ‘dipaksakan’ untuk mempelajari semua konten matapelajaran
Bahasa Jerman yang telah diatur kurikulum.
d. Proses evaluasi: terjadi fenomena menyontek
Proses (pelaksanaan) evaluasi pada tengah atau akhir semester oleh pihak sekolah, umumnya
tidak disertai pengawasan ketat seperti pelakasaan UN. Pelaksanaan UN sendiri rawan
kebocoran soal. Karena proses evaluasi pembelajaran lebih dominan dilakukan dengan tes,
maka besar kemungkinan nilai perolehan siswa tidak menunjukkan kemampuan dirinya.
e. Pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
Pada KTSP 2006, SK/KD diturunkan dari mata pelajaran. Mata pelajaran memuat pokok-
pokok bahasan tertentu yang disusun dalam suatu buku teks siswa/buku pelajaran.
Dampaknya adalah guru memilih metode dan mendesaian pembelajaran cenderung hanya
berorientasi pada buku teks yang ada.
f. Buku teks hanya memuat materi bahasan
Pada KTSP 2006, buku teks sebagai sumber belajar berupa hanya memuat materi bahasan.
Bukut teks tidak disertai dengan proses (metode) pembelajaran dan sistem penilaian. Jika
dibiarkan, proses seperti ini akan menghasilkan out come pendidikan yang
memiliki pengetahuan tetapi tidak diimbangi oleh keterampilan.
2. Perbaikan Pada Kurikulum 2013
Di tengah masyarakat, tuntutan kualitas siswa secara utuh sebagai manusia harus
mencakup tiga aspek kompetensi: (1) sikap, (2) pengetahuan, dan (3) keterampilan. Untuk
mengatasi kelemahan KTSP 2006, pemerintah menyusun kurikulum 2013 dengan perubahan
Standar Proses sebagai berikut:
a. Perbaikan bagian inti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Bagian inti RPP pada KTSP 2006, yang memuat (a) eksplorasi, (b) elaborasi dan (c)
konfirmasi diubah menjadi pelaksanaan standar (a) sikap; (b) pengetahuan, (c) keterampilan
pada kurikulum 2013. RPP dengan aspek keterampilan dan sikap, berarti tuntutan kurikulum
dilengkapi dengan mencipta.
Tuntutan sikap pada bagian inti RPP berarti membina (langsung) siswa untuk menjalankan
sikap yang sesuai karakter bangsa. Dengan demikian, kurikulum 2013 mendukung
pendidikan karakter.
BAB III
PENUTUP
Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. kurikulum
diinterpretasikan untuk ‘mengorganisasikan’ semua pelajaran, aktivitas, dan pengalaman
siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah di dalam kelas atau di luar kelas.
Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan nama pada kurikulum baru
tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun pemberlakuannya. Misal
kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut kurikulum 75. Kurikulum yang
diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum 84. Kurikulum yang diberlakukan pada
tahun 1994 disebut kurikulum 1994. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 2004 disebut
kurikulum 2004. Khusus untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Muncul kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum
2006 ini lebih populer dengan sebutan KTSP. Kemudian ada kurikulum yang baru lagi yakni
kurikulum 2013.
Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007, sedangkan
standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013. Kedua
peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Dalam hal ini,
dengan berlakunya Permendikbud No 65 Tahun 2013 maka Permendiknas No 41 Tahun 2007
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula
kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006. Yang tentunya pembaruan atau
perubahan tersebut dalam rangka mencapai suatu cara yang bisa mempermudah cara tersebut
agar menjadi efektif serta efisien serta meningkatkan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kemendikbud. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Kurikulum 2013.
Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses KTSP 2006.
http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/inovasi-kurikulum-dan-pembelajaran/)
http://derilidzikri-pgsdipab.blogspot.com/2013/02/inovasi-kurikulum-2013.html
http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/ktsp-dan-kurikulum-2013/
http://sumihikmahsari.wordpress.com/2013/10/10/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp-2006/