Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERBEDAAN KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM KTSP

2006

MAKALAH

INOVASI KURIKULUM 2013; PERBEDAAN ESENSIAL


KURIKULUM 2013 DENGAN KTSP 2006

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perbandingan Kurikulum
Disusun Oleh:

Eko Haryanto (G000120074)

TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3

A.    Inovasi Kurikulum 2013....................................................................................................3


B.     Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 Dengan KTSP 2006...............................................4
C.     Beberapa Permasalahan Pada Standar Proses KTSP 2006 Dan Upaya Perbaikan Pada Kurikulum
2013.................................................................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

            Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan terhadap


kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya.
Kurikulum harus menjamin pemberdayaan siswa pada semua aspek kompetensi, yang
memungkinkan siswa siap menjadi warga masyarakat yang bermutu.  Oleh pihak sekolah,
pemberdayaan siswa dilakukan dengan segala cara, menata proses pembelajaran sesuai
situasi dan lingkungannya. Pikiran ini sebenarnya telah diakomodir oleh KTSP selama ini.
Romine (dalam Hamalik, 2010:18) menyatakan:

“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and


experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or
not”

Jadi, kurikulum diinterpretasikan untuk ‘mengorganisasikan’ semua pelajaran,


aktivitas, dan pengalaman siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah di dalam kelas atau
di luar kelas. Di sini, guru memiliki peran sangat vital dalam menata proses pembelajaran.

Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan nama pada kurikulum baru
tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun pemberlakuannya. Misal
kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut kurikulum 75. Kurikulum yang
diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum 84. Kurikulum yang diberlakukan pada
tahun 1994 disebut kurikulum 1994. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 2004
disebut  kurikulum 2004. Khusus untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum KBK ini tidak berumur panjang, karena pada
tahun 2006 diberlakukan kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum
2006 ini lebih populer dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Karena
sejak diberlakukan kurikulum 2006 ini sekolah (satuan pendidikan) harus membuat
kurikulum sendiri, yang tentu tiap sekolah berbeda kurikulumnya, namun begitu tetap
mengacu pada standar nasional yang telah ditetapkan, di antaranya permen no 22 tahun
2006  tentang Standar Isi, permen no 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Sebutan kurikulum (kurikulum 94 misalnya) sebenarnya bukan sebutan resmi,


karena sebutan itu tidak tercantum di dalam dokumen resmi seperti permen. Demikian
juga sebutan kurikulum 2013 itu juga tidak ada dalam permen, baik permen no 54 tentang
Standar Kompetensi Lulusan, permen no 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70 tahun 2013. Termasuk
permen 81A tentang Implementasi Kurikulum (bukan Implementasi Kurikulum 2013).
Jadi sebutan kurikulum 2013 itu bukan sebutan resmi. Oleh karena diimplementasikan
pada tahun 2013 maka kurikulum itu disebut kurikulum 2013.

Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007, sedangkan


standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013. Kedua
peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Dalam
hal ini, dengan berlakunya Permendikbud No 65 Tahun 2013 maka Permendiknas No 41
Tahun 2007 dinyatakan tidak berlaku lagi.

            Pada Permendikbud No 65 Tahun 2013 pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut Standar Proses, merupakan
kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah
untuk mencapai kompetensi lulusan.

            Mengenai inovasi kurikulum 2013, menarik untuk dikaji apakah Permendiknas No 41
Tahun 2007 pantas diubah karena memiliki banyak kekurangan ataukah malah sebaliknya.
Karena dalam edaran Bahan Uji Publik Kurikulum 2013, disebutkan bahwa ada empat
elemen perubahan dari KTSP 2006 ke kurikulum 2013, yaitu (1) standar isi, (2) standar
proses, (3) standar penilaian dan (4) standar kompetensi lulusan. Sehingga perlu bagi kita
untuk mengkaji mengenai perbedaan esensial antara kurikulum 2013 dengan KTSP 2006.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    INOVASI KURIKULUM 2013


            Perkembangan jaman merupakan salah satu faktor manusia makin hari makin
mengalami perubahan . Tidak hanya perubahan fisik secara biologis namun mulai dari gaya
hidup sampai cara hidup pun ikut-ikutan berubah.
            Everett M. Rogers ( 1383 ) menyebutkan inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktik,
atau obyek / benda yang disadari dan diterima sebagai hal baru oleh seseorang atau kelompok
untuk diadopsi.
            Secara sedaerhana inovasi dimaknai sebagai pembaruan atau perubahan dengan
ditandai oleh adanya hal yang baru. Pada dasarnya inovasi merupakan pemikiran cemerlang
yang bercirikan hal baru atau pun berupa praktik – praktik tertentu ataupun berupa produk
dari suatu hasil pemikiran dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang
diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan masalah persoalan yang timbul dan
memperbaiki suatu keadaan tertentu yang terjadi dimasyarakat.
(http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/)
            Menyangkut perkembangan jaman, sektor pendidikan merupakan sektor vital yang
mengalami perubahan yang cukup signifikan seperti yang dilansir dari media sosial
www.kompas.com menyebutkan bawasannya, "sektor pendidikan di Indonesia cenderung
mengalami banyak perubahan dan uniknya lagi ketika ganti Mentri Pendidikan, ganti pula
sistem pendidikan di Indonesia.
            Banyaknya propaganda yang menyebutkan perubahan kurikulum KTSP menuju
kurikulum 2013 ini mulai dari aspek kerjar target/terburu-buru, pendidikan yang tepat,
meringankan siswa, penyalahan anggaran pendidikan Indonesia, sampai yang hanya ingin
mengurangi beban buku yang ada pada tas siswa. Namun propaganda ini tidak menyulutkan
optimisme pemerintah membangun Inovasi sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
Dalam mata kuliah Inovasi pendidikan menyatakan, "bawasannya sebuah inovasi
memerlukan suatu modal yang sangat besar dalam penciptaannya diantaranya melibatkan
modal materil seperti: dana/uang, peralatan yang memadai serta berkualitas dan modal
nonmateril seperti: waktu, pemikiran yang matang serta pertimbangan-pertimbangan lain".
            Sedangkan, Kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan
untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang
menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang
diinginkan masyarakat dan bangsanya. (Kemdikbud, 2012:2).
            Sehingga inovasi kurikulum ialah pembaruan atau perubahan rancangan pendidikan
dalam pencapaian suatu cara yang bisa mempermudah cara tersebut agar menjadi efektif serta
efisien.
            Oleh karena itu setidaknya penciptaan sebuah inovasi akan sangat melibatkan segala
sesuatu yang kita miliki, sehingga tujuan dari inovasi tersebut tiada lain adalah
mempermudah suatu cara yang sudah ada sehingga dalam pelaksanaannya menjadi efektif
dan efisien. Hal ini lah yang menjadikan sebuah inovasi akan sangat bisa berpengaruh apabila
dapat diterima oleh akal rasional orang yang akan mendapatkan inovasi tersebut.
            Penulis ingin menyarankan pembuatan inovasi kurikulum adalah salah satu langkah
dalam pencapaian suatu cara yang bisa mempermudah cara tersebut agar menjadi efektif serta
efisien. Namun apabila inovasi tersebut belum bisa diterima atau bahkan di tolak, maka
perlunya revisi atau tinjauan ulang bagi inovator (orang yang membuat inovasi) terhadap
penciptaan inovasinya sehingga pada akhirnya tujuan akhir dari inovasi bisa dirasakan oleh
semua orang.

B.     PERBEDAAN ESENSIAL KURIKULUM 2013 DENGAN KTSP 2006


            Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula
kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006.
            Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada
sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal
15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula
kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006.

1.      Perbedaan isi kurikulum 2013 dengan KTSP 2006


Berikut ini adalah perbedaan isi kurikulum 2013 dan KTSP 2006:

No Kurikulum 2013 KTSP 2006

1 SKL  (Standar Kompetensi Standar Isi ditentukan


Lulusan) ditentukan terlebih terlebih dahulu melalui
dahulu, melalui Permendikbud No Permendiknas No 22 Tahun
54 Tahun 2013. Setelah itu baru 2006. Setelah itu ditentukan
ditentukan Standar Isi, yang SKL (Standar Kompetensi
berbentuk Kerangka Dasar Lulusan) melalui
Kurikulum, yang dituangkan Permendiknas No 23 Tahun
dalam Permendikbud No 67, 68, 2006
69, dan 70 Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan ada lebih menekankan pada
keseimbangan soft skills dan hard aspek pengetahuan
skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik Terpadu di jenjang SD Tematik
untuk kelas I-VI Terpadu untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu Jumlah jam pelajaran lebih
lebih banyak dan jumlah mata sedikit dan jumlah mata
pelajaran lebih sedikit dibanding pelajaran lebih banyak
KTSP dibanding Kurikulum 2013
5 Standar Proses pembelajaran Standar Proses dalam
setiap tema di jenjang SD dan pembelajaran terdiri dari
semua mata pelajaran di jenjang Eksplorasi, Elaborasi, dan
SMP/SMA/SMK dilakukan Konfirmasi
dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu standar
proses dalam pembelajaran terdiri
dari Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran
Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai
media pembelajaran
7 Standar Penilaian menggunakan Standar Penilaiannya lebih
penilaian otentik, yaitu mengukur dominan pada aspek
semua kompetensi sikap, pengetahuan
keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler Pramuka bukan
wajib ekstrakurikuler wajib
9 Peminatan (Penjurusan) mulai Penjurusan mulai kelas XI
kelas X untuk jenjang SMA/MA
10 BK lebih menekankan BK lebih pada
mengembangkan potensi siswa menyelesaikan masalah
siswa

Sumber lain :
a.       Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang lebih
dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses  lebih 
menonjolkan afektif dan psikomotornya.

b.      Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual),
psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap
implementasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya.

c.       Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum
2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran,
tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang
digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain.
Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum
2013 namun demikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat sekolah
dasar penambahan 4 jam dalam 1 minggu.

d.      Standar proses pembelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada pendekatan
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunakan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan konstrutivisme.
Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru
sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).

e.       Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran. Pada
kurikulum baru ini ( Kurikulum 2013), penilaian akan di proses belajar turut dimasukan.
Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap pribadi siswa.
(http://sumihikmahsari.wordpress.com/2013/10/10/)

2.      Contoh perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP 2006

Pada Kurikulum 2013, ada perubahan mendasar dibanding kurikulum KTSP 2006, yaitu
antara lain:
a.       Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi
menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
  IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll
  IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll.
  Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
  Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
b.      Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan
penilaian.
c.       Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai
menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
  TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri.
  Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya.
  Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
d.      Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan
pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian.
            Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya
terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun sebenarnya
terdapat kesamaan Esensi Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific
Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari
pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama
dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).  Masalah pendekatan sebenarnya bukan
masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi
pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan
pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa
menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. (http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/).

C.     BEBERAPA PERMASALAHAN PADA STANDAR PROSES KTSP 2006 DAN UPAYA
PERBAIKAN PADA KURIKULUM 2013
1.      Permasalahan Pada Standar Proses KTSP 2006
a.       Umumnya pembelajaran hanya berorientasi pada penguasaan konsep ilmu dan dominan
dilakukan di dalam kelas.
Dalam KTSP 2006, proses pembelajaran tidak disertai tagihan penilaian
secara tegasdan  simultan antara aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian lebih
ditekankan pada aspek pengetahuan saja. Guru menganggap siswa telah mencapai standar
kompetensi manakala siswa tersebut mendapat nilai bagus dalam bentuk tes tertulis.
Sementara tes tertulis hanya mengukur aspek kognitif saja.  Ini merupakan kelemahan KTSP
yang memengaruhi cara kerja guru di mana desain pembelajaran umumnya hanya
berorientasi pada penguasaan konsep saja.
b.      Pembelajaran cenderung berpusat pada guru
Dampak lanjutan dari pembelajaran ‘hanya’ berorientasi pada penguasaan konsep adalah
kecenderungan bahwa pembelajaran didominasi guru. Padahal, pembelajaran yang ideal
adalah berpusat pada orang yang sedang belajar. Situasi ini hampir sama dengan nasib
kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dimana siswa seharusnya aktif melakukan
kegiatan belajar.
c.       Proses belajar dengan sistem penjurusan di tingkat SMA/SMK
KTSP 2006 menggunakan sistem penjurusan. Ini berarti, siswa diharuskan mempelajari
beberapa mata pelajaran yang telah dikemas pada suatu jurusan. Entah siswa berminat atau
tidak berminat, ia tetap mempelajari semua bidang studi yang ada. Sebagai gambaran,
andaikan seorang siswa lebih berminat mempelajari bahasa China daripada bahasa Jerman.
Selama ini, Bahasa Jerman telah ada dalam sistem penjurusan, dan kurikulum akan terlalu
padat jika mengakomodir bahasa China.  Minat siswa tersebut jadinya tidak dilayani
pendidikan kita. Sebaliknya, ia ‘dipaksakan’ untuk mempelajari semua konten matapelajaran
Bahasa Jerman yang telah diatur kurikulum.
d.      Proses evaluasi: terjadi fenomena menyontek
Proses (pelaksanaan) evaluasi pada tengah atau akhir semester oleh pihak sekolah, umumnya
tidak disertai pengawasan ketat seperti pelakasaan UN. Pelaksanaan UN sendiri rawan
kebocoran soal. Karena proses evaluasi pembelajaran lebih dominan dilakukan dengan tes,
maka besar kemungkinan nilai perolehan siswa tidak menunjukkan kemampuan dirinya.
e.       Pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
Pada KTSP 2006, SK/KD diturunkan dari mata pelajaran. Mata pelajaran memuat pokok-
pokok bahasan tertentu yang disusun dalam suatu buku teks siswa/buku pelajaran.
Dampaknya adalah guru memilih metode dan mendesaian pembelajaran cenderung hanya
berorientasi pada buku teks yang ada.
f.       Buku teks hanya memuat materi bahasan
Pada KTSP 2006, buku teks sebagai sumber belajar berupa hanya memuat materi bahasan.
Bukut teks tidak disertai dengan proses (metode) pembelajaran dan sistem penilaian. Jika
dibiarkan, proses seperti ini akan menghasilkan out come pendidikan yang
memiliki  pengetahuan tetapi tidak diimbangi oleh keterampilan.
2.      Perbaikan Pada Kurikulum 2013
            Di tengah masyarakat, tuntutan kualitas siswa secara utuh sebagai manusia harus
mencakup tiga aspek kompetensi: (1) sikap, (2) pengetahuan, dan (3) keterampilan. Untuk
mengatasi kelemahan KTSP 2006, pemerintah menyusun kurikulum 2013 dengan perubahan
Standar Proses sebagai berikut:
a.       Perbaikan bagian inti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Bagian inti RPP pada KTSP 2006,  yang memuat (a) eksplorasi, (b) elaborasi dan (c)
konfirmasi diubah menjadi  pelaksanaan standar (a) sikap; (b) pengetahuan, (c) keterampilan
pada kurikulum 2013. RPP dengan aspek keterampilan dan sikap, berarti tuntutan kurikulum
dilengkapi dengan mencipta.
Tuntutan sikap pada bagian inti RPP berarti membina (langsung) siswa untuk menjalankan
sikap yang sesuai karakter bangsa. Dengan demikian, kurikulum 2013 mendukung
pendidikan karakter.

b.      Mengganti sistim penjurusan dengan sistim peminatan tingkat SMA


Sistem penjurusan berarti telah ada satu paket mata pelajaran dalam satu jurusan (IPA,
Bahasa, atau IPS). Artinya, siswa hanya belajar mata pelajaran yang menjadi jurusannya
sekalipun materi pelajaran itu tidak diminati. Pada kurikulum 2013, proses belajar diubah
seiring perubahan standar isi di mana ada kelompok: mata pelajaran wajib dan mata pelajaran
pilihan.
c.       Mengubah pendekatan pembelajaran yakni:
1)      Tematik Integratif
Pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu: tiap mata pelajaran membuat pembelajaran
secara terintegratif terpadu. Artinya KD antar mata pelajaran tidak berjalan sendiri-sendiri
dan tidak saling mengabaikan, tetapi diikat oleh tuntutan pembentukan kompetensi inti:
sikap, pengetahuan dan keterampilan.  
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1983; dalam Kemdikbud, 2012). Dengan tema diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
  Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu;
  Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar
antar mata pelajaran dalam tema yang sama;
2)      Pendekatan saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran
yang menghasilkan ‘karya’ berbasis pemecahan masalah (project based learning).
d.      Mengatasi Fenomena Nilai Hasil Menyontek
      Adanya rancangan keseimbangan penilaian antara sikap, pengetahuan dan keterampilan
diharapkan dapat mengatasi fenomena menyontek. Nilai prestasi hasil belajar bukan hanya
berdasarkan jawaban di atas kertas, tetapi diimbangi dengan penilaian sikap dan portofolio
atau hasil karya nyata.
e.       Perubahan jam pelajaran
      Tak dapat dihindari bahwa aspek sikap dan keterampilan berdampak pada lama (durasi
waktu) proses pembelajaran.
Pemerintah mengubah alokasi waktu pembelajaran sebagai berikut:
Jumlah waktu pelajaran pada kelas
Kurikulum
I II III IV V VI
KTSP 2006 26 27 28 32 32 32
Kur 2013 30 32 34 36 36 36
(disadur dari Bahan Uji Publik Kurikulum 2013)
f.       Pembelajaran lebih mengaktifkan siswa
Kata-kata operasional menuntun guru untuk mencegah terjadinya pembelajaran berpusat pada
guru. Guru lebih ditekankan untuk hadir sebagai mediator dan penuntun antara siswa dengan
tuntutan kompetensi inti (sikap, pengetahuan, keterampilan) secara utuh.
g.      Perubahan buku teks siswa
Pada kurikulu 2013, buku teks siswa dirancang tidak hanya memuat materi pelajaran tetapi
disertai dengan proses pembelajaran, sistem penilaian, serta kompetensi yang diharapkan.
(Bahan Uji Publik Kurikulum 2013:15).

BAB III
PENUTUP
            Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. kurikulum
diinterpretasikan untuk ‘mengorganisasikan’ semua pelajaran, aktivitas, dan pengalaman
siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah di dalam kelas atau di luar kelas.
            Setiap diberlakukannya kurikulum baru selalu diberikan nama pada kurikulum baru
tersebut. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan tahun pemberlakuannya. Misal
kurikulum yang diberlakukan pada tahun 1975 disebut kurikulum 75. Kurikulum yang
diberlakukan pada tahun 1984 disebut kurikulum 84. Kurikulum yang diberlakukan pada
tahun 1994 disebut kurikulum 1994. Kurikulum yang diberlakukan pada tahun 2004 disebut 
kurikulum 2004. Khusus untuk kurikulum 2004 sering disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Muncul kurikulum baru lagi yang disebut kurikulum 2006. Kurikulum
2006 ini lebih populer dengan sebutan KTSP. Kemudian ada kurikulum yang baru lagi yakni
kurikulum 2013.

            Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007, sedangkan
standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013. Kedua
peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Dalam hal ini,
dengan berlakunya Permendikbud No 65 Tahun 2013 maka Permendiknas No 41 Tahun 2007
dinyatakan tidak berlaku lagi.

            Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula
kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP 2006. Yang tentunya pembaruan atau
perubahan tersebut dalam rangka mencapai suatu cara yang bisa mempermudah cara tersebut
agar menjadi efektif serta efisien serta meningkatkan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kemendikbud. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 
Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Kurikulum 2013.
Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses KTSP 2006.

http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/inovasi-kurikulum-dan-pembelajaran/)
http://derilidzikri-pgsdipab.blogspot.com/2013/02/inovasi-kurikulum-2013.html

http://fatkoer.wordpress.com/2013/12/31/ktsp-dan-kurikulum-2013/

http://sumihikmahsari.wordpress.com/2013/10/10/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp-2006/

Anda mungkin juga menyukai