Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Inovasi Kurikulum 2013

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Inovasi Pendidikan
pada semester ganjil tahun akademik 2015/2016 dengan dosen pembimbing
Bapak Julia, M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok : 3
Kelas : 3-D

Dea Tiara Maulida (04/1305953)


Faisal Rachman (11/1306077)
Annisa Septiani (18/1306213)
Ruslan (25/1306324)
Selvi Amelia (40/1306821)
Lia Amaliati Hasanah (48/1307742)

PGSD PRODI KELAS


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan


nikmat serta hidayah-Nya, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kemudian shalawat
serta salam kami sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu’alaihi
Wassalam yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan di
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Daerah Sumedang. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Julia, M.Pd selaku dosen mata kuliah Inovasi
Pendidikan.

Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam teknik penulisan maupun materi dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sumedang, Oktober 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Pembahasan ............................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Inovasi Kurikulum .................................................................... 4


2.2 Prosedur Pengembangan Inovasi Kurikulum ......................................... 5
2.3 Asumsi Kurikulum 2013 ........................................................................ 6
2.4 Subtansi Perubahan Kurikulum 2013 .................................................... 9
2.5 Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP 2006…………………………. 11
2.6 Masalah Pengimplementasian Kurikulum 2013………………………. 12

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ................................................................................................ 15


3.2 Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum ialah suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan juga
sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum melambangkan falsafah hidup
bangsa dimana kurikulum sebagai bentuk rencana yang menentukan kehidupan
suatu bangsa di masa yang akan datang yang nantinya akan terjadi perubahan
dalam berbagai elemen kehidupan masyarakat.
Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut karena
pendidikan merupakan cara yang baik dalam menghadapi atau mengimbangi
antara ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Kurikulum paling tidak sedikit
meramalkan hasil pendidikan karena kurikulum menunjukkan apa yang harus
dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil
pendidikan tidak dapat langsung diketahui setelah peserta didik menyelesaikan
pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku dalam jangka waktu satu tahun,
akan tetapi butuhu waktu sekurang-kurangnya 5 tahun untuk mendapatkan hasil
bahwa kurikulum itu berhasil atau tidaknya.
Pembaharuan atau inovasi kurikulum sangat dibutuhkan dalam pendidikan
karena tidak ada kurikulum yang dipakai sepanjang masa. Kurikulum haruslah
berinovasi sesuai berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti halnya
kurikulum 2013 merupakan suatu inovasi dari kurikulum sebelumnya yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Pada kurikulum 2013 memiliki banyak perubahan dengan KTSP 2006.
Pada makalah ini membahas mengenai aspek perubahan kurikulum 2013,
perbandingan kurikulum 2013 dan KTSP 2006, masalah dalam
pengemplementasian kurikulum 2013 dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang kami rumusan yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan inovasi kurikulum?
2. Bagaimana prosedur pengembangan inovasi kurikulum?
3. Bagaimana asumsi kurikulum 2013?
4. Apa saja subtansi perubahan kurikulum 2013?
5. Bagaimana perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP 2006?
6. Apa saja permasalahan yang terjadi dalam pengimplementasian
kurikulum 2013?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapaun tujuan pembahasan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi inovasi kurikulum.
2. Untuk mengetahui prosedur pengembangan inovasi kurikulum.
3. Untuk mengetahui asumsi kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui subtansi perubahan kurikulum 2013.
5. Untuk mengetahui perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP 2006.
6. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam
pengemplementasian kurikulum 2013.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dalam pembahasan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi mengenai definisi inovasi kurikulum.
2. Untuk memberikan informasi mengenai prosedur pengembangan
inovasi kurikulum.
3. Untuk memberikan informasi mengenai asumsi kurikulum 2013.
4. Untuk memberikan informasi mengenai subtansi perubahan kurikulum
2013.
5. Untuk memberikan informasi mengenai perbedaan kurikulum 2013
dan KTSP 2006.
6. Untuk memberikan informasi mengenai permasalahan yang terjadi
dalam pengemplementasian kurikulum 2013.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang masalah
pembuatan makalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, manfaat pembahasan
dan sistematika penulisan.
BAB II INOVASI KURIKULUM 2013 berisi tentang definisi inovasi
kurikulum, prosedur pengembangan inovasi kurikulum, asumsi kurikulum 2013,
subtansi perubahan kurikulum 2013, perbedaan kurikukulum 2013 dan KTSP
2006 serta masalah yang terjadi dalam pengemplementasian kurikulum 2013.
BAB III PENUTUP berisi tentang simpulan mengenai pembahasan
makalah dan saran yang kami berikan bagi pembaca serta bagi yang ingin
membuat makalah dengan tema yang serupa.
BAB II
INOVASI KURIKULUM 2013

2.1 Definisi Inovasi Kurikulum

Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang


diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Kurikulum
hanyalah alat atau instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran
yang ditetapkan. Kurikulum bukan sebagai tujuan akhir. Seiring dengan
perubahan masyarakat dan nilai-nilai budaya, serta perubahan kondisi dan
perkembangan peserta didik, maka kurikulum juga mengalami perubahan.
Perubahan / inovasi tersebut adalah:

1. Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum
1968 menjadi kurikulum 1975 dan dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum
1975 yang disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka terjadilah perubahan
kurikulum pada tahun 1994.
2. Dari sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar-
mengajar yang baru, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan
proses, CBSA dan belajar tuntas.
3. Dari sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat
modern yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncul inovasi berupa
masuknya mata pelajaran keterampilan, adanya kerja dan gagasan muatan
lokal.
4. Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi berupa sistem modul paket untuk
pendidikan luar sekolah dan metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) untuk
belajar.
Mengutip pandangan Ralph Tyler (1949), almarhum Prof. S. Nasution
mengetengahkan empat faktor, landasan ataupun azas utama yang selalu
mengambil peran dalam pengembangan kurikulum, yakni: Pertama, azas filosofis,
termasuk filsafat bangsa, masyarakat dan sekolah serta guru-guru; Kedua, azas
sosiologis, menyangkut harapan dan kebutuhan masyarakat (orangtua,
kebudayaan, masyarakat, pemerintah, ekonomi); Ketiga, azas psikologis yang
terkait dengan taraf perkembangan fisik, mental, emosional dan spiritual anak
didik; Keempat, azas epistemologis, berkaitan dengan konsep kita mengenai
hakekat ilmu pengetahuan.Keempat asas yang menjadi dasar pengembangan
kurikulum dapat berkembang atau bahkan berubah sama sekali dan yang demikian
itu akan mempengaruhi kurikulum.
Inovasi kurikulum muncul karena ada masalah yang dirasakan dalam
pelaksanaan kurikulum. Inovasi kurikulum meliputi perencanaan, implementasi
dan pengembangan kurikulum termasuk kurikulum berbasis kompetensi yang
meliputi konsep, karakteristik, dan proses pengembangan KBK. Konsep KBK
menitikberatkan pada kemampuan di bidang pengetahuan, keterampilan sikap
yang diwujudkan dalam bentuk tindakan baik kompetensi akademis, okupasional,
kultural maupun temporal. Karakteristik KBK beroreantasi pada ketercapaian
kompetensi, keberagaman hasil belajar, multi srtategi termasuk pendekatan atau
metode dengan menekankan penilaian pada proses dan hasil. Pengembangan KBK
dilandasi filosofis keimanan dan ketakwaan yang kuat disetai landasan secara
psikologis yang handal dan proses secara teknologis yang unggul. Hal ini dalam
KBK pengembangan dapat dilakukan dengan perencanaan, implementasi
pembelajaran, dan evaluasi yang dilakukan guru secara terprogram.
.
2.2 Prosedur Pengembangan Inovasi Kurikulum
Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut
Sukmadinata (2001:I), pengembangan kuriulum bisa berarti penyusunan
kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement). Dalam
mengembangkan suatu kurikulum, Seller memandang bahwa kurikulum harus
dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan umum,
misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakikat belajar dan
hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum dan
sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum
:
a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas. Salah satu
maksud utama rencana kurikulum adalah mengidentifikasi cara untuk
tercapainya tujuan.
b. Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian
dari kurikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan
kurikulum.
c. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar
yang baik, karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas di antara
para pelajar. Poses belajar akan menyenangkan jika rencana kurikulum
menyediakan berbagai kesempatan yang memungkinkan mereka
mengembangkan potensi pribadi, melakukan berbagai kegiatan, dan
memanfaatkan berbagai sumber di sekolah.
e. Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa
pengguna. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mengandung
gagasan yang jelas tentang tahapan kognitif, kebutuhan perkembangan, gaya
belajar, prestasi awal, konsep belajar siswa, dan lain-lain

2.3 Asumsi Kurikulum 2013


Dalam kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, asumsi
merupakan parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan
dispesifikasikan. Konsistensi dan validitas setiap kompetensi harus sesuai dengan
asumsi, meskipun tujuannya selalu diuji kembali berdasarkan masukan yang
memungkinkan terjadinya perubahan.
Sedikitnya terdapat tujuh asumsi yang mendasari Kurikulum 2013 berbasis
karakter dan kompetensi, yaitu:
1. Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru profesioanl, dan tidak mampu
melakukan proses pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu penerapan
kurikulum berbasis kompetensi menuntut peningkatan kemampuan
professional guru.
2. Banyak sekolah yang hanya mengoleksi sejumlah mata pelajaran dan
pengalaman, sehingga mengajar diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi
yang terdapat dalam setiap mata pelajaran.
3. Peserta didik bukanlah tabung kososng atau kertas putih bersih yang dapat diisi
atau ditulis sekehendak guru, melainkan individu yang memiliki sejumlah
potensi yang perlu dikembangkan. Pengembangan potensi tersebut menuntut
iklim kondusif yang dapat mendorong peserta didik belajar, bagaimana belajar
(learning how to learn) serta menguhungkan kemampuan yang dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik memilki potensi yang berbeda dan bervariasi, dalam hal tertentu
memiliki potensi tinggi, tetapi dalam hal lain mungkin biasa-biasa saja, bahkan
rendah. Di samping itu, mereka memiliki tingkatan yang berbeda dalam
menyikapi situasi baru, sehingga guru harus dapat membantu menghubungkan
pengalaman yang sudah dimiliki dengan situasi baru.
5. Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk memabantu peserta
didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal.
Dalam hal ini (sukmadinata: 2000) memberikan ilustrasi dengan
mengumpamakan pendidikan ibarat bertani, cahaya yang diperlukan tanaman,
memupuk, menyayangi dan mencegah tanaman dari hama-hama. Guru seperti
petani yang penuh rasa saying dan perhatian, dengan tekun dan telaten merawat
tanaman kesayangannya. Petani tidak perlu menarik-narik pohon supaya tinggi,
membeber-beberkan daun dan supaya lebar, member parfum supaya wangi.
Kalau pohin tersebut punya potensi tinggi, daun lebar, bunga atau buahnya
wangi, ciri-ciri tersebut akan dicapainya sendiri asalkan diciptakan kondisi dan
perlakuan lingkingan yang mendukung. Kalau kondisi dan perlakukan
lingkungannya tidak mendukung para peserta didik, seperti halnya tanaman
bias menjai bonsai.
6. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-kompetensi
potensial yang tersusun secara sistematis, sebagai jabaran dari seluruh aspek
kepribadian peserta didik yang mencerminkan keterampilan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan.
7. Kurikulum sebagi proses pemblajaran harus menyediakan berbagai
kemungkinan kepada sekuruh peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensinya secara optimal. Dalam hal ini tugas guru adalah memberikan
kemidahan dan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk menemukan ide
dan menerapkan strategi belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan
belajar masing-masing.
Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, dalam implementasi Kurikulum 2013
dilakukan penambahan beban belajar pada semua jenjang pendidikan, sebagai
berikut:
1. Beban belajar SD/MI
Kelas I, II, dan III maing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan
VI masing-masing 36 jam setiap minggu, dengan lama belajar untuk setiap
jam belajarnya yaitu 35 menit.
2. Beban belajar di SMP/MTs
Dari semula 32 menjadi 38 jam untuk masing-masing kelas VII, VIII,, dan IX
dengan lama belajar untuk setiap jam belajarnya yaitu 40 menit.
3. Beban belajar di SMA/MA
Kelas X bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI
dan XII bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar, dengan lama belajar
untuk setiap jam belajarnya yaitu 45 menit.
Sumber: Kemendikbud. 2013. Draft Kurikulum 2013.
Kebijakan penambahan jam ini dimaksudkan agar guru memiliki
waktu yang lebih leluasa untuk mengelola dan mengembangkan proses
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik atau mengembangkan
pelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan. Implikasi dari penambahan beban
belajar ini, guru dituntut untuk memiliki keterampilan berbagai pendekatan
dan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar dan
membentuk kompetensi dirinya. Dalam pada itu, guru juga dituntut untuk
secara kreatif menciptakan lingkungan yang kondusif dengan manajemen
kelas yang efektif, untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,
sehingga peserta didik dapat belajar dengan menyenangkan (joyfull teaching
and learning). Di samping penambahan jam pembelajaran dalam implementasi
Kurikulum 2013 juga rencana akan pendampingan, terutama pendampingan
bagi guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik integratif.

2.4 Subtansi Perubahan Kurikulum 2013


2.4.1 Substansi Kurikulum
Menurut KBBI Substansi berarti Inti, pokok, atau hal yang membentuk
sesuatu. Istilah-istilah lain dari substansi Kurikulum adalah Garis-garis Besar
Program Pengajaran (GBPP), silabus, kurikulum maksimal, kurikulum tercetak,
printed curriculum, kurikulum yang diharapkan intended curriculu. Substansi
kurikulum sendiri berisikan:
a. Tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran berarti juga sesuatu yang
diharapkan muncul pada siswa setelah proses pembelajaran, misalnya
mengidentifikasi, menjelaskan, menunjukan, dan kata operasional lainnya.
b. Isi
Isi mencakup semua yang terlibat di dalam pembelajaran, seperti guru,
murid, materi pelajaran dan bahkan pengalaman belajar dari murid itu sendiri.
c. Strategi.
Strategi sendiri merupakan siasat yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
d. Evaluasi.
Evalusi merupakan penilaian untuk mengetahui apakah kurikulum tersebut
sudah berjalan dengan baik ataukah belum. Evaluasi juga digunakan untuk
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan ( tyler, 1949 dalam Padmono,
2010:2)
2.4.2 Substansi Perubahan Kurikulum 2013
a. Tujuan pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah dapat melihat
pada Buku Guru (Tujuan Pembelajaran) dan dapat dikembangkan oleh Guru,
dalam perumusan tujuan pembelajaran harus memenuhi beberapa syarat:

1) Tunggal
2) Terukur
3) Menggunakan KKO ( Kata Kerja Operasional )
4) Kalimat lengkap A(audience), B (behavior), C(condition), D(degree).
5) Dapat melibatkan lebih dari satu C
6) D dapat berupa Kuantitas/ Kualitas.
7) Meliputi Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor.
b. Isi
Kurikulum 2013 adalah berbasis IT sehingga memungkinkan siswa dapat
lebih pandai dari guru dan siswa dapat belajar sendiri mendahului guru.
Implementasinya dalam Kurikulum 2013: Siswa diajak untuk mencari tahu bukan
diberitahu (discovery learning) dan Peran guru sebagai tutor .
Rangkuman dari Materi/konten yang dibahas di Tema/Sub Tema yang
dapat dilihat pada Buku Siswa/Buku Guru dan Rangkuman Materi mencakup
semua bidang yang dipelajari pada hari itu. Diatur dalam Permendikbud No
64/2013: Standar Isi.
c. Strategi.
Menggunakan pendekatan Saintifik (mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan). Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun
tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based
Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model
pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran
berbasis permasalahan (Problem Based Learning).
d. Evaluasi.
Ada dua tahap penilaian dalam kurikulum 2013:

1) Penilaian Proses (Non Tes: pengamatan, penampilan, unjuk kerja,


proses kegiatan, rubrik, dll)
2) Penilaian Hasil (Tes) :Prosedur Tes, Jenis Tes, Bentuk Tes, Instrumen,
Kunci, Teknik Penskoran, dll.

2.5 Perbandingan Kurikulum 2013 dan KTSP


Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP:

No Kurikulum 2013 KTSP


1 SKL (Standar Kompetensi Lulusan) Standar Isi ditentukan terlebih
ditentukan terlebih dahulu, melalui dahulu melaui Permendiknas No
Permendikbud No 54 Tahun 2013. 22 Tahun 2006. Setelah itu
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, ditentukan SKL (Standar
yang bebentuk Kerangka Dasar Kompetensi Lulusan) melalui
Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendiknas No 23 Tahun
Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 2006
Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan ada lebih menekankan pada aspek
keseimbangan soft skills dan hard pengetahuan
skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik Terpadu
kelas I-VI untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih Jumlah jam pelajaran lebih
banyak dan jumlah mata pelajaran sedikit dan jumlah mata
lebih sedikit dibanding KTSP pelajaran lebih banyak dibanding
Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema di Standar proses dalam
jenjang SD dan semua mata pelajaran pembelajaran terdiri dari
di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan Eksplorasi, Elaborasi, dan
dengan pendekatan ilmiah (saintific Konfirmasi
approach), yaitu standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran
Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan Penilaiannya lebih dominan pada
penilaian otentik, yaitu mengukur aspek pengetahuan
semua kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan berdasarkan proses
dan hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X Penjurusan mulai kelas XI
untuk jenjang SMA/MA
10 BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan
mengembangkan potensi siswa masalah siswa

2.6 Masalah Pengimplementasian Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 secara nasional mulai diberlakukan tahun ajaran lalu.
Namun dalam pengimplementasiannya masih banyak kekurangan dan menuai
banyak kritikan. Pemerhati pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS)
Surakarta Furqon Hidayatullah melihat ada delapan masalah yang menyebabkan
penerapan kurikulum yang disebut-sebut sebagai yang terbaik sejak 1975 itu
kurang optimal.
Delapan masalah itu adalah sulitnya mengubah mindset guru, perubahan
proses pembelajaran dari teacher centered ke student centered, rendahnya moral
spiritual, budaya membaca dan meneliti masih rendah, kurangnya penguasaan
teknologi informasi, lemahnya penguasaan bidang administrasi, dan
kecenderungan guru yang lebih banyak menekankan aspek kognitif. Padahal,
semestinya guru juga harus memberikan porsi yang sama pada aspek afektif dan
psikomotorik.
Implementasi Kurikulum 2013 juga akan menemui sejumlah masalah di
lapangan. Meski tujuan kurikulum baru itu baik, namun pelaksanaan di lapangan
harus mendapat banyak perbaikan. Persoalan-persoalan yang muncul antara lain :
a. Guru sebagai manajer di kelas belum memahami benar implementasi
kurikulum 2013 yang seharusnya. Meskipun sudah dilakukan pelatihan-
pelatihan terhadap guru, tetapi belum semua guru memahaminya secara baik.
Pun guru yang mengikuti pelatihan belum semua informasi terkait dengan
implementasi kurikulum terserap dengan baik.
b. Kurangnya buku panduan pelajaran dari Pemerintah Pusat. Pemerintah hanya
mengeluarka satu buku panduan yaitu siswa, dimana guru hanya mengacu
pada satu buku sumber saja. Untuk mengatasi itu, pihaknya mengunduh buku
panduan dari internet dan memperbanyaknya.
c. Buku siswa yang idealnya juga dimiliki siswa dengan komposisi satu buku
satu siswa masih belum dapat disediakan dengan cukup. Belum meratanya
pembagian buku siswa kepada sekolah terlebih pada daerah terpencil. Kondisi
tersebut memaksa sekolah untuk melakukan pengadaan buku tersebut dengan
penggandaan yang tentunya membutuhkan biaya tambahan.
d. Sistem rapor. Banyak guru yang mengeluh akan hal tersebut dengan ssistem
rapor yang lebih terperinci membuat guru kesulitan dalam mengisi rapor dan
sedikitnya orang tua yang mengerti akan system rapor kurikulum 2013.
e. Keberatan para orang tua siswa berkaitan dengan adanya kata-kata kasar
dalam buku panduan Kurikulum 2013.
f. Terdapat beberapa daerah yang memaksakan diri dalam pelaksanaan
kurikulum 2013. Pada hali ini sekolah yang belum mampu untuk
menyediakan sarana dan prasarana untuk kurikulum 2013, namun
memaksakan untuk melaksanakan kurikulum 2013 karena peraturan yang
digulirkan kepada sekolah yang mewajibkan mengganti kurikulum sekolah
dengan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Hal ini jelas menimbulkan
permasalahan, misalnya mahalnya biaya pengadaan buku. Masalah ini
menjadi lebih parah manakala siswa diwajibkan untuk membeli buku sendiri.
(sekolah menjadi terkesan sangat mahal)
Selain persoalan-persolan di atas, ada persoalan teknis yang berkaitan
dengan perubahan struktur kurikulum yang menyebabkan adanya pelajaran yang
hilang maupun bertambahnya jam. Semuanya itu berimplikasi pada nasib guru.
Persoalan tersebut diantaranya:
Pertama, penghapusan mata pelajaran TIK (teknologi informasi dan
komputer) di SMP berimplikasi besar terhadap eksistensi para pengampu bidang
TIK yang latar belakang pendidikannya TIK.
Kedua, penjurusan/peminatan di SMA yang dimulai begitu murid masuk
di kelas I menimbulkan persoalan manajerial baru ihwal persyaratan pemilihan
jurusan/minat. Terutama bila para murid baru memilih jurusan/peminatan di
kelompok tertentu, misalnya kelompok matematika dan IPA saja. Para kepala
sekolah/guru di SMA harus cermat sekali dalam menampung minat para calon
murid agar tidak sering terjadi perpindahan jurusan/minat. Hal itu mengingat
murid boleh pindah minat. Tapi seringnya pindah minat murid akan menyulitkan
pengelolaan sekolah.
Ketiga, soal penambahan jam pelajaran di semua jenjang pendidikan juga
inkonsisten antara latar belakang penambahan dan penerjemahannya dalam
struktur kurikulum. Latar belakangnya adalah karena adanya perubahan
pendekatan proses pembelajaran, tapi dalam struktur kurikulum terjadi
penambahan jumlah jam mata pelajaran.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang
diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Inovasi kurikulum
muncul karena ada masalah yang dirasakan dalam pelaksanaan kurikulum.
Menurut Sukmadinata (2001:I), pengembangan kuriulum bisa berarti penyusunan
kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement).
Dalam kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, asumsi
merupakan parameter untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan
dispesifikasikan. Konsistensi dan validitas setiap kompetensi harus sesuai dengan
asumsi, meskipun tujuannya selalu diuji kembali berdasarkan masukan yang
memungkinkan terjadinya perubahan.
Kurikulum 2013 secara nasional mulai diberlakukan tahun ajaran lalu.
Namun dalam pengimplementasiannya masih banyak kekurangan dan menuai
banyak kritikan. Permasalahan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu persoalan
pardigmatik dan persoalan teknis.

3.2 Saran
Adanya inovasi kurikulum yang baru, diharapkan tenaga pendidik dapat
memahami kurikulum 2013 yang baru dengan mengerti dan memahami prinsip-
prinsip, prosedur, dan pengembangan kurikulum. Dengan demikian, penerapan
kurikulum baru akan membuat perubahan kearah positif bagi dunia pendidikan
dan tujuan pendidikan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Ayomy, Okto. (2013). Inovasi Kurikulum. [Online]. Tersedia di:
http://octoayomy-octo.blogspot.co.id/2013/02/inovasikurikulum.html.
Diakses 4 Mei 2015.

Sari, Ticcka. (2014). Inovasi Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia di:


http://tichasari.blogspot.co.id/2014/06/inovasi-kurikulum-2013.html?m=1.
Diakses 5 Mei 2015.

Palupi, Bening Sri. (2013). Makalah Inovasi Kurikulum. [Online]. Tersedia di:
https://www.academia.edu/9751454/MAKALAH_INOVASI_KURIKULU
M. Diakses 5 Mei 2015.

Bram, Abie. (2011). Inovasi KurikulumI. [Online]. Tersedia di: http://abiebram-


bram.blogspot.co.id/2011/12/inovasi-kurikulum.html?m=1. Diakses 4 Mei
2015.

Farich, Farichin. (2013). Permasalahan Implementasi Kurikulum 2013. [Online].


Tersedia di: http://farichinfarich.blogspot.co.id/2013/11/permasalahan-
implementasi-kurikulum-2013.html. Diakese 4 Mei 2015.
Ferdinandus. (2013). Delapan masalah dalam implementasi kurikulum 2013.
[Online]. Tersedia di:
http://news.metrotvnews.com/read/2014/10/19/307023/ini-delapan-masalah-
dalam-implementasi-kurikulum-2013. Diakses 6 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai