Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PERUBAHAN KURIKULUM DAN IMPLEMENTASINYA

Mata Kuliah: Seminar Masalah Aktual

Dosen pengampuh: Prof. Dr. Ibrahim Gultom, M.Pd / Mirza Irawan, S.Pd., M.Pd

Oleh:

Rati Ramalia Napitupulu (1192411012)

Laili Rusda Pasaribu (1191111033)

Agnes Clarissa panjaitan (1191111032)

Sri Wahyuni Siregar (1191111035)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIMED

NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat dan Hidayah -Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah “Perubahan Kurikulum dan Implementasinya” tepat waktu.
Makalah Pengembangan Penilaian Fortopolio disusun guna memenuhi tugas Bapak Prof., Dr.
Ibrahim Guktom, M.Pd / Mirza Irawan, S.Pd., M.Pd pada mata kuliah Seminar Masalah
Aktual di UNIMED. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Perubahan Kurikulum dan Implementasinya.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof., Dr. Ibrahim
Guktom, M.Pd / Mirza Irawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Seminar Masalah Aktual.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, November 2021

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 3
2.1 Peralihan KTSP menjadi Kurikulum 2013 ........................................................................... 3
2.2 Implementasi Kurikulum....................................................................................................... 6
2.3 Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum ............................................................................. 7
2.4 Unsur-unsur Implementasi Kurikulum................................................................................. 8
2.5 Tahapan Implementasi Kurikulum ..................................................................................... 10
2.6 Implementasi Kurikulum 2013 ............................................................................................ 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 19
3.2 Saran..................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan,
karena itu,kurikulum merupakan alat untuk mencapai sistem pendidikan dan tujuan pendidikan.
Kurikulum sekaligus berperan sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran pada semua jenis
dan tingkat pendidikan. Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan perubahan pada masyarakat. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka para pengembang kurikulum terus melakukan perbaikan
kurikulum di Indonesia. Rancangan kurikulum yang telah dibuat perlu diimplementasikan
sehingga dapat diketahui apakah rancangan kurikulum dapat menjawab tujuan yang telah
ditetapkan.
Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk
perbaikan seistem pendidikan. Meskipun pada knyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki
kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan
baik. Pada dasarnya, perubahan kurikulum dilakukan dengan dua cara, yakni dengan
mengganti beberapa komponen di dalam kurikulum ataupun mengganti secara keseluruhan
komponen-komponen kurikulum. Di Indonesia, semenjak pasca kemerdekaan tercatat
sembilan kali perubahan kurikulum.

Pada kurikulum priode 1947 sampai 1994 kurikulum Indonesia bersifat sentralistik.
Namun, ketika penerapan KBK dan KTSP telah diberlakukan kurikulum secara desentralistik di
mana sekolah mempunyai tanggung jawab untukmengembangkan kurikulum untuk diterapkan di
setiap satuan pendidikan masing-masing. Setidaknya ada tiga konsep tentang kurikulum
2013, yaitu: kurikulum sebagai subtansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Sebagai
subtansi konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep kurikulum sebelumnya,
namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu kepada kualitasguru sebagai implementator
di lapangan. Sebagai sistem konsep ini dapat dipastikan mengalami perubahan dari konsep
kurikulum yang sebelumnya, sebab wacana pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan
memang merupakan hal yang wajar, mengingat perkembangan alam manusia terusmengalami
1
perubahan. Namun,

2
dalam menentukan sistem yang baru diharapkan para pembuat kebijakan jangan asal main rubah
saja, melaikan harus menentukan kerangka terlebih dahulu, konsep dasar maupun landasan
filosofis yang mengaturnya. Sedangkan sebagai bidang studi ini merupakan bidang
kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang
studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.

Jika dianalisa dari berbagai aspek tentu sudah sewajarnya terdapat pro dan kontra dari
setiap perubahan kurikulum juga terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing. Namun, sebagus apapun kurikulum jika tidak didukung oleh semua sarana pendukung
tentu tidak akan tercapai sebagaimana yang di harapkan. Maka dari itu, dalam makalah ini penulis
mencoba untuk menjelaskan tentang bagaimana terjadinya perubahan KTSP ke Kurikulum
2013. Dan disini kami akan menjelaskan tentang perbedaan KTSP secara ringkas dan lebih
rinci.

1.2 Rumusan
Masalah
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kurikulum?
2. Apa saja prinsip Implementasi Kurikulum?
3. Unsur-usur apa saja yang terkait dengan implementasi kurikulum?
4. Bagaimana tahapan implementasi kurikulum?
5. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 di Indonesia?
6. Bagaimana peralihan KTSP menjadi kurikulum 2013?

1.3
Tujuan
1. Mengetahui apa yang mempengaruhi implementasi kurikulum
2. Mengetahui prinsip implementasi kurikulum
3. Mengetahui unsur yang terkait dengan implementasi kurikulum
4. Mengetahui tahapan implementasi kurikulum
5. Mengetahui implementasi kurikulum 2013 di Indonesia
6. Mengetahui bagaimana peralihan KTSP menjadi Kurikulum 2013

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peralihan KTSP menjadi Kurikulum 2013


Banyak alasan kenapa terjadi perubahan kurikulum, disamping alasankurikulum sebelumnya
harus disempunakan kerena ada kekurangan disana-sini, tapi yang paling mendasar adalah agar
kurikulum yang akan diterapkantersebut mampu menjawab tantangan zaman yang akan terus
berubah tanpadapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di
masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak kalangan yang
berpendapat bahwa kurikulum KTSP adalah kurikulum yang sangat memberatkan peserta didik,
karena terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga
mereka menjadi terbebani dengan segudang materi yang segera harus dituntaskan dan dikuasai.
Perubahan-perubahan atau penyempurnaan kurikulum yang terjadi diIndonesia sejak bernama
Rentjana Pembelajaran 1947 hingga KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan saat
ini Kurikulum 2013, selaludibarengi dengan argumen-argumen ilmiah, pendekatan-
pendekatanmutakhir, lengkap dengan background teori-teori belajar terbaru dan rasionalisasi
dari masing-masing itu yaang tidak terbantahkan.Dari setiap perubahan kurikulum yang ada,
tentu sulit untukmenampik bahwa setiap perubahan itu selalu saja ada alasan dan rasionalisasi
dan yang paling sering dipergunakan adalah “untuk penyesuaian dan manjawab perkembangan
zaman”.

Perubahan kurikulum tentu saja sudah melewati tahap-tahap yang semestinya seperti
tahap perumusan masalah,tahap agenda setting, tahap formulasi kebijakan, tahap
legitimasi kebijakan,tahap implementasi kebijakan, dan takap evaluasi kebijakan.Perubahan
kurikulum adalah kebijakan publik berskala luas yangmelibatan komponen-komponen
waktu, keahlian, dana,peralatan, pngorbanan, kemauan yang sangat masif. Waktu yang
diperlukan untukmemulai kebijakan itu tidak cukup dalam hitungan bulan. Dana
yangdiperlukan berjumlah triliunan rupiah. Belum lagi berhitung tentang implementasi yang
harus menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia. Terlepas dari silang pendapat di tengah
masyarakat dan para ahli, kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan
terhadap kurikulum yangtelah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu di teruskan

4
dengankurikulum 2006 (KTSP). Jadi perubahan kurikulum pendidikan merupakan suatu
tuntutan yang mau tidak mau harus tetap dilakukan tinggal

5
penerapan tentang waktu saja. Tiga aspek yang menjadi landasan pengembangan kurikulum
secara terangkum isi materi uji kurikulum:

1. Landasang Filosofis Kurikulum 2013

UU No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir 1 menyatakan
bahwa “Pendidikan adalah usaha adar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Undang-
undangini dirumuskandengan berlandaskan pada dasar falsafah negara yaitu Pancasila. Pancas
ilasebagai dilsafat bangsa dan negara Indonesia menjadi sumber utama
dan penentu arah yang anak dicapai dalam kurikulum nilai-nilai yang terkandung dala
m Pancasila. Kurikulum 2013 berakar pada budaya lokal dan bangsa, pandangan filsafat
eksistensialisme, dan romanti knaturalism.

2. Landasan Yuridis dan Empiris Kurikulum 2013

Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajarandan Buku Panduan
Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan Buku Teks Pelajaran sebagai buku
siswa (Lampiran I) dan Buku Panduan Guru sebagai buku guru (Lampiran II) yang
layakdigunakan dalam pembelajaran. Setiap guru harus memahami baik buku siswa maupun
buku guru dan mampu menggunakannya dalam pembelajaran Permendikbud Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengan menetapkan bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penilaian proses
pembelajaran menggunakan pendektan penilaian otentik yang minilai kesiapan siswa,
proses, dan hasil belajar secara utuh.

Pelaksanaan pembelajaran juga melaksanakan program remedial dan program pengayaaan,


implementasi kurikulum akan sesuai dengan harapan apabila gurumampu menyusun RPP
serta melaksanakan dan memahami konsep penilaian autentik serta melaksanakannya.
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah menyebutkan, bahwa “Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
4
Isi,

5
maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran
terpadu.” Hal ini dipertegas kembali dalam Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013
tentang Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI menyebutkan, bahwa
“Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan
pendekatan tematik - terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI.” Sampai saat ini,
pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu masih dianggap membingungkan bagi
sebagian besar guru. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Bab IV, bagian kedua, Pasal 7ayat (1) dan (2):

(1) Orangtua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikandan


memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikananaknya.
(2) Orangtua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan
dasar kepada anaknya. Guru berkewajiban untuk memberi informasi kepada
orangtua tentang perkembangan yang telah dicapai anaknya. Orangtua
pun berkewajiban untuk memberikan informasi berkenaan dengan kondisi anak
agar guru dapat merancang program belajar yang
tepat untuk perkembangan anak. Oleh karena itu, perlu panduan teknis bagi
orangtua peserta didik khususnya tentang pembelajaran di SD. Agar
guru, tenaga pendidikan, dan rangtua memahami amanah kurikulum
sehinggaimplimentasi sesuai dengan harapan, maka diperlukan adanya
Panduan Teknis Kurikulum
2013, yaitu:
a. Memahami Buku Siswa dan Buku Guru dalam Pembelajaran di SD.
b. Penyusunan RPP SD.
c. Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan saintik di
SD. d. Penilaian Kelas di SD.
e. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan di SD.
f. Interaksi Guru dan Orangtua dalam Pembelajaran di SD.
3. Aspek Konseptual

Aspek ini relevansi, model kurikilum berbasis kompetensi, kurikulum lebih dari
sekedar dokumen, proses pembelajaran mencakup aktifitas belajar, output belajar dan outcome
belajar serta cakupan menenai penilaian. Pada kurikulum 2006 mengenai struktur materi
6
masih

7
terlihat kelompok mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran 4,5 dan 6
sedangkan pendekatan pembelajaran menggunakan tema (tematik) diberikan pada kelas
rendah yaitu 1. 2 dan 3. Namun pada Kurikulum 2013 untuk tngkat SD pembelajaran
seluruhnya menggunakan pendekatan pembelajaran tema tematik.

2.2 Implementasi Kurikulum


Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap. Secara sederhana, implementasi kurikulum dapat diartikan
sebagai pelaksanaan katau penerapan kurikulum yang telah dirancang. Kurikulum yang masih
dalam bentuk dokumen perlu diaktualisasikan dalam serangkaian kegiatan pembelajaran.
Implementasi merupakan suatu proses penera pan ide, konsep, kebijakan atau inovasi
dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap.
Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah
dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan
pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya
Menurut Nana Syaodih (2001 dalam Rusman, 2011 : 75), untuk mengimplementasikan
kurikulum sesuai dengan rancangan dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana.
Guru adalah kunci utama keberhasilan kurikulum. Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai
guru dalam implementasi kurikulum adalah sebagai berikut :
a. Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum. Apakah
tujuannya diarahkan pada penguasaan ilmu, teori, atau konsep;penguasaan kompetensi
kerja, maupun penguasaan kemampuan memecahkan masalah. Penguasaan esensi
dari tujuan kurikulum sangat memengaruhi penjabarannya, baik dalam
penyusunan rancangan pengajaran maupun dalam pelaksanaan kurikulum (pengajaran).
b. Kemampuan menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan yang lebih
spesifik.
c. Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan khusus kepada kegiatan pembelajaran.
Konsep atau aplikasi konsep perlu diterjemahkan ke dalam aktivitas pembelajaran,

8
bagaimana pendekatan atau metode yang digunakan dalam pembelajaran untuk
menguasai konsep atau melatih kemampuan menerapkan konsep. Kompetensi
menunjukkan kecakapan, keterampilan, kebisaan, oleh karena itu model atau metode
yang dikembangkan adalah model atau metode yang bersifat kegiatan atau perbuatan.
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan kemampuan tersebut perlu
diadakannya kegiatan yang bersifat peningkatan atau penyegaran. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan melalui diskusi-diskusi, simulasi dalam peer group, atau MGMP/KKG
selain dilakukan melalui lokakarya, pelatihan, penataran intern dengan mendatangkan
narasumber.

2.3 Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum


Dalam implementasi kurikulum terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya
keberhasilan yaitu:
a. Perolehan kesempatan yang sama
Prinsip ini mengedepankan bahwa semua peserta didik dari berbagai kelompok berhak
mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sama. Begitu juga untuk anak -
anak yang memerlukan bantuan secara khusus.
b. Berpusat pada anak
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri
sendiri sangat diutamakan, agar peserta didik mampu mengembangkan kemampuan,
pemahaman, dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan
Pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan, mulai dari taman kanak -
kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam pengorganisasian
pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman
belajar menuntut kemitraan dan tanggung ja wab bersama dari peserta didik, guru,
sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua, dan masyarakat.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
Standar kompetensi disusun oleh pusat, dan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Standar kompetensi
dijadikan sebagai acaun penyusunan kurikulum berdiverkasi, berdasarkan saruan pendidikan,

9
potensi daerah dan peserta didik, serta bertaraf internasional.

10
2.4 Unsur-unsur Implementasi Kurikulum
Menurut Oemar Hamalik (2013) unsur-unsur yanag terkait dengan implementasi kurikulum
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum prinsip yang harus diterapkan yaitu “Kesatuan dalam
Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelak sanaan”. Dalam kasus kurikulum 2013
standar nasional ditetapkkan oleh pemerintah pusatsedangkan cara pelaksanaannya dapat
disesuaikan dengan daerah masing-masing. “Kesatuan dalam kebijakan” diwujudkan dalam
pengembangan kerangka dasar, standar kompetensi bahan kajian, dan standar
kompetensi mata pelajaran serta pedoman pelaksanaannya. Keberagaman dalam
pelaksanaan diartikan dalam penyusunan silabus dan scenario pembelajaran disusun oleh
masing -masing sekolah. Dalam meerancang pelaksanaan pada tingkatan daerah hal-hal
yang harus diperhatikan yaitu:
1. Perencanaan dan pelaksanaan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan
2. Perluasan kesempatan improvisasi dan kreasi dalam meningkatkan mutu pendidikan
3. Penegasan tanggung jawab bersama antara orng tua, sekolah, masyarakat,
pemerintah daerah, dan pemerintah pusat, dalam meningkatkan mutu pendidikan
4. Kinerja penyelenggara pendidikan dapat dipertanggungjawabkan
5. Masing-masing pelaksana saling terbuka dan percaya dalam mengelola
pendidikan sesuai dengan otoritas
6. Penyelesaian masalah pendidikan sesuai dengan karakteristik wilayah
yang bersangkutan
b. Bahasa pengantar
Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Jika diperlukan, bahasa
daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal penifikan. Bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa pengntar agar tidak menimbulkan multitafsir antara
daerah satu dengan yang lainnya. Bahasa asing seperti bahasa inggris dapat digunakan
sebagai bahasa pengantar untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.
c. Hari belajar

11
Jumlah hari belajar efektif dalam satu tahun adalah 204 sampai 240 hari kerja, jumlah
minggu efektifnya adalah 30-40 minggu, dan pengaturannya dilaksanaan dengan sistem
semester. Pengaturan hari efektif diwujudkan dalam kalender akademik
d. Kegiatan Kurikuler
Kegiatan kurikuler dapat dibedakan menjadi kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Kegitan intrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran untuk menguasai kompetensi
dengan memeprtimbangkan hak -hak dan kewajiban peserta didik, serta efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler
diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Kegiatan ini
dilakukan untuk memenuhi tuntutan penguasaan kompetensi mata pelajaran pembentukan
ka rakter bangsa dan kecakapan hidup. Alokasi waktu diatur berdasarkan kondisi dan
kebutuhan sekolah.
e. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan harus mempunyai kualifikasi dan kompetensi untuk menunjang
pencapaian lulusan pada satuan pendidikan. Tenaga kependidikan yang dimaksudkan adalah
guru, kepala sekolahm dan pengawas. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan melakukan bimbingan pelatihan.
Kepala sekolah bertugas dalam mengurusi administrasi, pengelolaan, pengembangan, serta
pengawasan dan pelayanan professional pada tiap satuan pendidikan. Sedangakan pengawas
bertugas merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan dan
pengelolaan pendidikan. Selain itu, fungsi pengawas juga sebagai pemberi layanan
profesional depada kepala sekolah dan guru serta menebarkan gagasan baru bagaimana
pembelajaran yang bermutu secara efisien.
f. Sarana dan prasarana pendidikan
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber belajar, buku, dan alat pembelajaran
lainnya yang disediakan oleh pemerintah dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan. Sekolah menciptakan kondisi yang memenuhi kebutuhan penskan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social,
emosional, spiritual dan kewajiban peserta didik.
g. Remedial, pengayaan dan percepatan belajar
Layanan remedial diberikan kepada siswa yang masih belum mencapai kompetensi yang
ditetapkan, sedangkan untuk peserta didik yang menuntaskan kompetensi lebih cepat
12
dari

13
waktu yang diberikan dapat memperoleh program pengayaan, serta dapat
mengikuti program percepatan bealajar.
h. Bimbingan dan konseling
Sekolah memberikan bimbingan konseling kepada siswa peserta didik untuk
mengembangkan kepribadian, social, karier, dan belajar lanjutan. Bimbingan dan
konseling diberikan secra berkelanjutan oleh guru yang memenuhi syarat. Bimbingan
dari guru konseling harus diimbangi dengan dukungan guru mata pelajaran terutama untuk
mengatasi siswa yang bermasalah.
i. Pengembangan atau penyusunan silabu s
Silabus dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah masing -
masing tetapi harus berdasarkan pada standar kompetensi. Standar kompetensi dan silabus
muatan local dapat disusun berdasarkan tuntutan, kondisi dan ciri khas budaya daerah
masing - masing.
j. Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memberdayakan keseluruhan unsur
penyelenggara pendidikan, komite sekolah, dewan sekolah, serta dunia usaha dan
industrisesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan potensi.
k. Sekolah bertaraf internasional
Sekolah ini didirikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing pada tngkat
internasional. Sekolah tersebut menggunakan kurikulum nasional dan internasional yang
dikembangkan sesuai dengan kekhasan serta potensi sekolah dan daerah. Bahasa
pengantar yang digunakan dapat menggunakan bahasa inggris maupun bahasa asing lainnya.

2.5 Tahapan Implementasi Kurikulum


Implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaiitu pengembangan
program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1. Tahap Pengembangan Program
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan
implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha ini mempertimbangkan metode
(teknik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang
dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat, dan sistem evaluasi, dengan
mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi, serta faktor internal dan

14
eksternal.

15
Dalam setiap penetapan berbagai elemen yang akan digunakan dalam proses
implementasi kurikulum, terdapat tahapan proses pembuatan keputusan yang meliputi:
a. Identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai)
b. Pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi, personalia, anggaran, dan
waktu c. Evaluasi setiap alternatif tersebut
d. Penentuan alternatif yang paling baik (Porter, 1996 dalam Hamalik, 2013 : 250).,
Penentuan alternatif dilakukan dengan teknik analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat).
Menurut Muhammad Zaini (2009: 197) tahap pengembangan program atau
pengorganisasian kurikulum terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Penyusunan kalender pendidikan
Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efisiensi,
efektivitas, dan hak-hak siswa. Kalender pendidikan selama satu tahun memuat hari efektif
belajar selama 200-240 hari.
b. Diversifikasi kurikulum
Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan keberagaman kondisi
dan kebutuhan baik yang menyangkut kemampuan siswa ataupun potensi sekolah dan
lingkungan sekitarnya.
c. Penyusunan silabus
Penyusunan silabus mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar
dalam kurikulum 2013, dan perangkat komponennya yang disusun dan dikembangkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional. Sekolah atau guru secara mandiri membuat silabus yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya.
d. Kegiatan kurikuler dan pendekatan pembelajaran
Kegiatan kurikuler efektif perminggu dimungkinkan untuk dilaksanakan 5 -6 hari
kerja sesuai kebutuhan sekolah dan mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan Provinsi.
e. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi
tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur secara
tersendiri berdasarkan pada kebutuhan. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa
kegiatan
16
pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau
kunjungan studi ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi materi pelajaran
tertentu. Kegiatan-kegiatan disekolah untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian
yaitu kepramukaan, koperasi, usaha kesehatan sekolah, olahraga, dan palang merah.
Kegiatan tersebut dimaksudkan juga untuk mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dalam
kegiatan kurikuler secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
f. Tenaga guru
Guru di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah adalah guru kelas yang harus mempunyai
kualifikasi kompetensi mengajar multi mata pelajaran. Namun demikian, sekolah yang
mempunyai kemampuan untuk menyediakan tenaga guru yang cukup jumlahnya dapat
melaksanakan pola pembelajaran satu guru untuk satu atau dua mata pelajaran. Guru
sekolah menengah adalah guru mata pelajaran yang mempunyai kualifikasi kompetensi
mengajar mata pelajaran yang disertifikasi secara periodik.
g. Sumber dan Sarana Belajar
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar digunakan buku pelajaran,
sarana dan alat belajar yang beranekaragam yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi
yang ingin dicapai dalam kurikulum.
h. Bahasa Pengantar
Pada tahun pertama dan kedua di sekolah dasar dapat digunakan bahasa ibu yang
digunakan oleh sebagian besar siswa sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan
pembelajaran. Pada tahun ketiga sampai dengan keenam, bahasa Indonesia
mutlak digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Pada
jenjang pendidikan menengah, bahasa pengantar pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu
selain menggunakan bahasa Indonesia juga dapat menggunakan bahasa Arab, bahasa
Inggris, atau bahasa asing lainnya untuk mata pelajaran relevan.
i. Nilai-nilai Pancasila dan Pendidikan Budi
Pekerti
Nilai-nilai pancasila ditanamkan melalui kegiatan sekolah. Waktu dan cara untuk
menanamkan nilai-nilai pancasila diatur oleh sekolah. Budi pekerti merupakan
program pendidikan untuk menciptakan kondisi atau suasana kondusif bagi penerapan
nilai-nilai budi pekerti. Pendidikan budi pekerti dilaksanakan setiap saat selama
kurun waktu

17
berlangsungan kegiatan pembelajaran di dalam kelas atau kegiatan-kegiatan sehari-
hari lainnya di lingkungan sekolah dengan melibatkan seluruh masyarakat sekolah.
j. Akselerasi Belajar
Akselerasi belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata dapat menyelesaikan materi pelajaran lebih cepat dari
masa belajar yang ditentukan. Akselerasi belajar tidak sama dengan ‘loncat kelas’ sebab
dala m akselerasi belajar setiap siswa tetap harus mempelajari seluruh materi pelajaran yang
semestinya dipelajari (belajar tuntas). Akselerasi belajar dapat dilakukan dengan
bantuan modul atau lembar kerja yang disediakan oleh sekolah.
k. Remedial dan pengayaan
Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus bagi siswa yang mendapat kesulitan belajar
melalui kegiatan remidial. Siswa cemerlang diberikan kesempatan untuk tetap
mempertahankan kecepatan belajarnya yang diatas rata-rata dengan melalui kegiatan
pengayaan.
l. Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa menyangkut
tentang pribadi, sosial, belajar, dan karier. Selain guru pembimbing, guru mata
pelajaran diperkenankan dengan syarat memenuhi kriteria pelayanan bimbingan dan karier.
2. Tahap Pelaksanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blueprint yang telah disusun dalam fase
perencanaan dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah
ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat berbeda -beda
sesuai dengan kondisi yang ada. Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya
waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat, serta besarnya anggaran telah dirumuskan
dala m tahapan perencanaan, diterjemahkan kembali dalam praktik. Pelaksanaan dilakukan
oleh suatu tim terpadu, menurut departemen/divisi/seksi masing-masing atau gabungan,
bergantung pada perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya
tujuan -tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan
pemanfaatan dan penerapan kurikulum (Hamalik, 2013).
Dalam Zaini (2009) dijelaskan bahwa pelaksanaan implementasi kurikulum mencakup :
a. Pelaksanaan pembelajaran

18
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Delam
pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkoordinasikan lingkungan
agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik, umumnya pelaksanaan
pembelajaran mencakup tiga hal : pretest, proses, dan post test.
Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk melaksanakan pembelaja
ran secara efektif, dengan mempertimbangkan sedikitnya empat hal, yaitu pelaksanaan
pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar, dan pengembangan kebijakan sekolah.
 Pelaksanaan pembelajaran
Dalam kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter, pembelajaran
hendaknya dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pada
umumya kegiatan pembelajaran terdiri dari:
 Kegiatan awal atau pembukaan, mencakup pembinaan keakraban dan
pretes. Pembinaan keakraban dilakukan untuk menciptakan suasana yang
kondusif, sedangkan pretes dilakukan untuk menyiapkan peserta didik
dalam proses belajar, mengetahui tingkat kemajuan peserta didik,
mengetahui kemampuan awal, dan darimana seharusnya proses
pembelajaran dimulai.
 Kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, antara lain
mencakup penyampaian informasi, membahas materi standar untuk
membentuk kompetensi dan karakter peserta didik, serta melakukan tukar
pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau
memecahkan masalah bersama.
 Kegiatan akhir atau penutup, dapat dilakukan dengan memberikan tugas
dan post test
 Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Ahli
Implementasi kurikulum 2013 membutuhkan pengadaan dan pembinaan tenaga ahli
yang memiliki sikap, kompetensi, pribadi, dan keterampilan yang berkaitan dengan
pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter.
 Pendayagunaan Lingkungan sebagai sumber pembelajaran

19
Para guru, fasilitator dituntut untuk mendayagunakan lingkungan secara optimal
baik lingkungan fisik maupun social demi terciptanya kualitas pembelajaran yang
baik.
 Pengembangan kebijakan sekolah
Kebijakan yang jelas dan baik akan mendukung implementasi pembelajaran
berbasis kompetensi, misalnya memprogramkan kurikulum sebagai bagian integral
dari program sekolah, menganggarkan biaya operasional, meningkatkan mutu dan
kualitas guru, menyediakan sarana prasarana yang memadai, serta meningkatkan
kerjasama.
b. Penilaian
Penilaian pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk yai tu:
 Penilaian kelas
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar
siswa, mengdiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses
belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Penilaian kelas terdiri atas ulangan
harian, pemberian tugas dan ulangan umum. Bahan penilaian kelas dikembangkan
berdasarkan pada kurikulum dan dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan.
 Tes kemampuan dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menul
is, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka mengukur kemampuan dasar siswa
dan sebagai sarana perbaikan program pembelajaran.
 Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian
guna mendapatkan gambaran secara utuh menyeluruh mengenai pencapaian
ketuntasan belajar siswa dalam satu waktu tertentu. Untuk keperluan
sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam ijazah tidak
semata -mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.
 Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu penilaian terhadap proses dan hasil untuk
menuju ke suatu keunggulan yang memuaskan. Hasil dari penilaian tersebut
dipakai untuk

20
memberikan peringkat sekolah dan tidak untuk memberikan nilai akhir
siswa. Penilaian ini menjadi dasar pembinaan guru dan kinerja sekolah.
 Penilaian program
Penilaian program dilakukan secara berkala dan terus menerus oleh Kemenristek
dan dikti. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan
dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan
perkembangan yang terjadi di masyarakat.
c. Peningkatan kualitas pembelajaran
Dalam implementasi kurikulum terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, antara lain:
 Peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik
Kreativitas dapat ditingkatkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi
yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat.
 Peningkatan disiplin sekolah
Disiplin sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, dan
mengatasi, serta mencegah timbulnya masalah kedisiplinan dalam rangka menuju
iklim pembelajaran yang kondusif.

3. Tahap Evaluasi Implementasi


Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang
sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan
rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selam proses terdapat kekurangan. Kedua,
melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang
dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu
metode, sarana, dan prasarana, anggaran personal, dan waktu yang ditentukan
dalam tahap perencanaan (Hamalik, 2013).
Implementasi kurikulum sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor konkrit:
a. karakteristik kurikulum, mencakup ruang lingkup, bahan ajar, tujuan, fungsi,
sifat, dan sebagainya.
b. strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi
kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan

21
buku kurikulum, dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan
kurikulum di lapangan
c. karakteristik penggunaan kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.

2.6 Implementasi Kurikulum 2013


Secara garis besar kerangka kerja penyusunan kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam
diagram bertikut:

Langkah awal perencanaan kurikulum 2013 adalah dengan analisis kebutuhan masyarakat,
tujuan pendidikan nasional sebagai arah pengembangan kurikulum, dan kesiapan peserta didik.
Berdasarkan analisis tersebut maka perlu pengembangan standar kompetensi lulusan. Dari
standar kompetensi lulusan kemudian dikembangkan kerangka dasar kurikulum yang mencakup
kerangka filosofis, yuridis dan konseptual. Landasan filosofis yang dikembangkan
adalah bersifat eklektik yang mampu memberikan dasar bagi pengembangan individu
peserta didik secara utuh yaitu baik dari aspek intelektual, moral, sosial, akademik, dan
kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan kehidupan individu peserta didik, sebagai
anggota masyarakat dan bangsa yang produktif, dan memiliki kemampuan berkontribusi
dalam meningkatkan kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Kerangka
yuridis kurikulum adalah berbagai ketetapan hukum yang mendasari setiap upaya pendidikan
di Indonesia. Kerangka
22
konseptual berkenaan dengan model kurikulum berbasis kompetensi yang dinyatakan dalam
ketetapan pada Undang-undang Sisdiknas. Kegiatan selanjutnya adalah penetapan
struktur kurikulum yang telah ditetapkan yang berisi sejumlah mata pelajaran,
pengelompokannya dan jumlah beban belajar keseluruha per minggu.
Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan kemudian dirumuskan
kompetensi inti setiap kelas yang menjadi pengikat kompetensi dasar. Berdassarkan Kompetensi
Dasar yang telah di review dan dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditetapkan maka
dikembangkan silabus. Dalam silabus ditetapkan sebagai patokan minimal adalah indikator
yang dikembangkan dari Kompetensi Dasar dan kemudian diramu dalam Materi Pokok,
proses pembelajaran yang dikembangkan dari kegiatan observasi, menanya, mengasosiasi,
dan mengomunikasi. Silabus tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran karena silabus akan dikembangkan lebih lanjut oleh
guru menjadi RPP yang kemudian diterjemahkan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan buku panduan guru.
Buku teks peserta didik berisikan konten yang dikembangkan dari KD sedangkan buku
panduan guru terdiri atas komponen konten yang terdapat dalam buku teks peserta didik dan
komponen petunjuk pembelajaran dan penilaian. Adanya buku teks peerta didik dan guru ada
lah patokan yang memberikan jaminan kualitas hasil belajar minimal yang harus dimiliki peserta
didik.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perubahan kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 yang palingmendasar yaitu pada jenjang
kompetensi yaitu: pada KTSP SK(standar kompetensi) menjadi KI(kompetensi inti). Alas an
terjadinya perubahankurikum yaitu agar kurikulum yang akan diterapkan tersebut
mampumenjawab tantangan zaman yang akan terus berubah tanpa dapat dicegah,dan untuk
mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing de masadepan dengan segala kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh karakteristik kurikulum, strategi


implementasi dan karakteristik pengguna kurikulum
2. Dalam menerapkan kurikulum harus memperhatikan prinsip:
 Perolehan kesempatan yang sama
 Berpusat pada anak
 Pendekatan dan kemitraan
 Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
3. Unsur-usur yang terkait dengan implementasi kurikulum yairu:
 Pelaksanaan kurikulum
 Bahasa pengantar
 Hari belajar
 Kegiatan kurikulum
 Tenaga kependidikan
 Sarana dan prasarana pendidikan
 Remedial, pengayaan dan percepatan belajar
 Bimbingan dan konseling
 Pengembangan atau penyusunan silabus
 Pengelolaan kurikulum
 Sekolah bertaraf Internasional
4. Implementasi kurikulum dilakukan sesuai dengan tahapan:

24
 Pengembangan program belajar
 Pelaksanaan pembelajaran
 Evaluasi proses

3.2 Saran
Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan
menambahkan wawasan para pembaca perubahan Kurikulum dan Implementasinya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah, 2011, Pengambangan Kuikulum Teori dan Praktik, Cet. 1,Jogjakarta:
Ar- Ruzz Media.

Kurniasih, Imas & Sani, Berlin, 2103, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep &Penerapan, Cet.
3, Surabaya: Kata Pena.Mulyasa, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet.1,
Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya
Mulyasa E. 2014. Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Kurikulum 2013 . Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

26

Anda mungkin juga menyukai