Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

Halaman
Judul………………………………………………………………………………………………….
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………………………
…… 1
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………………………….
…… 2
BAB  1  PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Masalah……………………………………………………………………….. …… 3
1.2     Rumusan Masalah
……………………………………………………………………………………… 4
1.3    
Tujuan…………………………………………………………………………………………………
…… 4
1.4    
Manfaat………………………………………………………………………………………………
…… 4
BAB  II   PEMBAHASAN
2.1   Definisi Paragraf Deskripsi
……………………………………………………………………. …… 5
2.2   Unsur-unsur Paragraf Deskripsi
……………………………………………………………… …… 6
2.3  Macam-macam Paragraf
Deskripsi……………………………………………………………. …… 8
2.4   Ciri-ciri Paragraf Deskripsi
…………………………………………………………………….. …… 9
2.5 Langkah-langkah Penyususnan Paragraf
Deskripsi………………………………………..  11
BAB  III  PENUTUP
3.1 
Simpulan……………………………………………………………………………………………….
…… 12
3.2 
Saran…………………………………………………………………………………………………….
…… 13
Daftar Pustaka
………………………………………………………………………………………………… …… 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Menulis adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan, konsep,
pikiran, ataupun imaginasi ke dalam bentuk tulis (cetak). Sebagai salah
satu aspek keterampilan berbahasa, menulis merupakan aspek yang paling
sulit di antara keterampilan lainnya, seperti mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Pada kegiatan menulis, siswa dituntut mencurahkan segala
pengetahuan dan kemampuan lainnya untuk dapat menghasilkan sebuah
“tulisan”. Tulisan yang baik umumnya dihasilkan oleh orang gemar
membaca, berwawasan luas, banyak mendengarkan segala sesuatu, dan
mempunyai kemampuan berpikir yang baik. Leonhardt (2005:103)
berpendapat bahwa kebiasaan membaca sangat penting bagi keberhasilan
menulis.
Tulisan yang baik memiliki alur, isi, dan kebahasaannya yang baik. Dari
segi alur, tulisan yang baik mempunyai alur berpikir yang urut, dan
berkesinambungan. Dari segi isi, tulisan yang baik memuat informasi yang
benar-benar akurat dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Dan dari segi kebahasaan, karangan yang baik
menggunakan ejaan yang benar, diksi yang variatif, kalimat yang efektif,
dan paragraf yang padu.
Deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu obyek
atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga obyek itu seolah-olah berada di
depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri
obyek itu (Keraf 1995:16). Deskripsi memberi satu citra mental mengenai
sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.
Deskripsi lebih memberikan citra yang menarik mengenai objek itu.
Deskripsi banyak kaitannya dengan hubungan pancaindera dan pencitraan,
maka banyak tulisan deskripsi di klasifikasikan sebagai tulisan kreatif.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.  Apa yang dimaksud dengan paragraf deskripsi?
2. Apa Unsur-unsur penyusun dari paragraf deskripsi ?
3. Apa Macam-macam paragraf deskripsi ?
4.   Bagaimana ciri-ciri paragraf deskripsi?
5.   Bagaimana langkah-langkah penyususnan paragraf deskripsi?
1.3  Tujuan Penulisan
     Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Kita dapat mengetahui pengertian paragraf deskripsi.
2. Mengetahui unsur-unsur paragraf deskripsi.
3. Dapat mengetahui macam-macam yang membangun paragraf
deskripsi.
4.  Dapat mengetahui ciri-ciri paragraf deskripsi.
5. Kita dapat mengetahui langkah penyususnan paragraf deskripsi
1.4  Manfaat Penulisan
            Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara
teoritis maupun praktis. Secara teoritis yaitu perkembangan ilmu
pengetahuan  khususnya dalam bidang ketata bahasaan dalam
peningkatkan pengetahuan tentang paragraf deskripsi dan penerapan
dalam proses pembelajaran. Secara praktis yaitu dapat menganggulangi
masalah tentang kesalahan dalam pembuatan paragraf deskripsi yang
mahasiswa di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi / Pengertian paragraph deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan
sesuatu berdasarkan pengalaman semua pancaindra dengan kata-kata
secara jelas dan terperinci. Tujuan dari paragraf ini adalah untuk
memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga pembaca
seakan-akan ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami apa
yang dideskripsikan.
Contoh:
        Taman itu juga dihiasi beberapa patung bangau putih. Patung-patung
itu terlihat sangat unik. Di tengah taman terdapat kolam. Di tengah kolam
terdapat air mancur. Aneka mainan anak-anak turut melengkapi Taman
Wisata Kaliurang.
Paragraf deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan dengan
kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran
atau lukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya, sehingga apa yang
dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan pembaca. Paragraf adalah
kesatuan yang lebih tinggi dari kalimat. Paragraf hanya terdiri dari satu
tema. Paragraf bukan satu kalimat, tetapi beberapa kalimat yang memiliki
satu pokok pikiran. Pokok pikiran dalam paragraf didukung oleh adanya
kesatuan arti yang bersumber dari beberapa kalimat. Jadi, paragraf bukan
kumpulan dari beberapa kalimat yang tidak memiliki kesatuan arti (Anwar
Hasnun, 2006:25).Tujuan menulis deskripsi adalah membuat para pembaca
menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera,
merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya,
menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskipsikan
mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah
pemandangan alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda
balapan, wajah seseorang yang cantik molek, atau seseorang yang putus
asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.
2.2 Unsur-unsur paragraf deskripsi
Unsur-unsur paragraf deskripsi dalam hal ini berarti bagian-bagian yang
membangun paragraf deskripsi. Unsur iitu jugalah yang sekaligus menjadi
patokan penilaian suatu paragraf deskripsi, apakah paragraf yang ditulis
itu sempurna atau tidak. Wandono dalam Siburian (2010:18)
mengemukakan unsur-unsur paragraf deskripsi berikut ini.
1). Isi
Dalam paragraf deskripsi, isi merupakan aspek penilaian. Isi mencakup
topik dan urutan pengembangannya. Sebuah topik dapat bersumber dari
pengalaman, pengetahuan, imajinasi, pendapat dan keyakinan, fakta. Jadi
paragraph tersebut mungkin menyajikan pendapat, keyakinan, fakta,
pendapat sikap, tanggapan, imajinasi, ramalan, dan sebagainya. Sebuah
topik dalam paragraf dirumuskan lagi ke dalam sub topik sehingga
terbentuk kerangka yang baik, atau urutan pengembangannya dalam
sebuah paragraf.
Isi paragraf yang baik harus memeprlihatkan urutan pengembangan yang
cukup mendetail, serta disusun dengan cermat dan logis. Dengan
demikian, susunan paragraf menjadi teratur dan penulis tidak keluar dari
sasaran yang telah dirumuskan.
2). Dalam sebuah paragraf organisasi isi perlu diperhatikan. Organisasi isi
dalam paragraf adalah mengolah bahan, mengaturnya,
mengembangkannya serta menyusunya dalam struktur yang logis.
Organisasi isi yang baik harus memperhatikan kohesi dan koherensi.
Kohesi dapat terlihat melalui penyusunan atau hubungan kalimat yang
logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraph menjadi satu
padu, utuh dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui kata
penghubung, kata ganti dan kata kunci (pengulangan kata yang
dipentingkan). Koherensi terlihat apabila kalimat yang satu dengan yang
alin jelas menunjukkan hubungan timbale balik yang logis serta secara
jelas membahas satu gagasan utama.
3). Diksi/ Pilihan Kata
Dalam paragraf deskripsi, diksi membuat karangan lebih menarik. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:264), diksi adalah pilihan kata yang
tepat dan selaras (dalam penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Agar usaha mendayagunakan teknik penceritaan yang menarik lewat
pilihan kata maka diksi yang baik harus (1) tepat memilih kata untuk
mengungkapkan gagasan atau hal yang diamatkan, (2) seorang pengarang
harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan
nilai rasa pembacanya, (3) pilihan kata yang tepat adan sesuai hanya
mungkin kalau ia menguasai sejumlah besar kosa kata (pembendaharaan
kata).
 4). Impresionisme
Paragraf deskripsi impresionisme memperlihatkan dua hal. Pertama
adanya objek yang dilukiskan. Objek yang dilukiskan itu bersumber daari
pengalaman, penamatan, imajinasi, dan sebagainya. Dalam paragraf
deskripsi pelukisan sebuah objek harus menarik perhatian, sehingga
benar-benar dapat dilihat, didengar, dibaca dan dirasakan oleh pembaca.
Kedua, adanya rincian terhadap objek yang dilukiskan. Rincian tersebut
dapat berupa ciri atau detail-detail sebuah objek. Objek yang dilukiskan
dai rincian tersebut akan memperlihatkan sebuah paragraf deskripsi yang
menarik. Dengan demikian sebuah karangan deskripsi dapat memenuhi
keberadaanya sebagai sebuah paragraf deskripsi yang khas.
Jadi, jelaslah bahwa sesuatu (objek) yang ingin dilukiskan haruslah
memiliki rincian yang dipandang menonjol mengenai objek itu. Rincian
terhadap objek tersebut juga dapat membedakan antara objek yang
dilukiskan dengan objek lainnya. Dengan demikian paragraf deskripsi
tersebut akan terlihat menarik.
Dalam penelitian ini, penilaian paragraf deskripsi menggunakan unsur-
unsur di atas sebagai deskriptor yang kemudian dikembangkan menjadi
indikator. Dengan indikator tersebut, maka data kemampuan menulis
paragraf deskripsi dapat diukur.
2.3 Macam-macam Paragraf Deskripsi
 Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu :
1) Paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau
tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari
berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran
dan perasaan pembaca.
Contoh :
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar
hiruk pikuk  yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap
gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja
rimbah alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada
kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang
mengangkatnya.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi
kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani
menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh
lamnya “raja gulita”.
2) Paragraf deskripsi objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu
hal atau orang  dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya
sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Agar suatu objek
mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus
melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya,
semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
            Apabila objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya
dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek
rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang
kerja dsb
Contoh:
            Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia
memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang
melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya.
Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat
dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung
menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan
dan duri.
2.4 Ciri – ciri paragraf deskripsi
1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan
melibatkan indera
3. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau
mengalami sendiri
4. Pola Pengembangan
5. Pola pengembangan spasial yaitu pola pengembangan paragraf yang
didasarkan ruang dan waktu
6. Pola pengembangan sudut pandang atau objektif adalah pola
pengembangan paragraf yang didasarkan tempat dan posisi seorang
penulis dalam melihat sesuatu
2.5 Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi
        Langkah-langkah dalam menulis paragraf deskripsi adalah:
(1) menentukan tema;
(2) menetapkan tujuan penulisan;
(3) mengumpulkan bahan;
(4) membuat kerangka karangan;
(5) mengembangkan kerangka karangan; dan
(6) merevisi karangan.
Langkah yang pertama adalah menentukan tema. Pada kegiatan iniyang
mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karangan ialahmenentukan
tema. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang dibahasdalam
tulisan. Tema adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan didalam
penulisan. Gagasan atau ide pokok dapat diperoleh dari pengalaman,  hasil
penelitian, beberapa sumber, pendapat, dan pengamatan. Pernyataan
tema mungkin saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak.
Langkah kedua adalah menetapkan tujuan penulisan. Pada langkah ini
setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang
akan dilaksanakannya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan
harusditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak dalam
seluruhkegiatan menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan
penulisan, akandiketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan.
Kita akan tahu bahan-bahan yang diperlukan, macam organisasi karangan
yang akanditerapkan, atau mungkin sudut pandang yang akan dipilih.
Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta
membatasi karangan.Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan
akan menjaga keutuhantulisan.
Langkah ketiga adalah mengumpulkan bahan. Pada waktu memilihdan
membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan
mendapatkan bahan. Dengan membatasi topik, maka kita pun sebetulnya
telahmemusatkan perhatian pada topik yang terbatas itu, serta
mengumpulkan bahan yang khusus pula. Bahan penulisan ini dapat
dikumpulkan pada tahap prapenulisan dan dapat pula pada waktu
penulisan berlangsung. Untuk masalah kecil yang tujuannya sudah jelas
dalam pikiran kita penetapan danpengumpulan bahan dapat dilakukan
pada waktu penulisan.
Langkah keempat adalah membuat kerangka karangan. Agarorganisasi
karangan dapat ditentukan, sebelumnya kita harus menyusun kerangka
karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara untuk
menyusun suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang teratur
darikarangan yang akan ditulis. Kerangka karangan merupakan suatu
rencanakerja yang dapat digunakan sebagai garis besarnya dalam
mengarang. Kerangka karangan juga menjamin penulis dalam ide secara
logis dan teratur. Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan
karena akan menghindarkanpenulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak
perlu terjadi.
            Kegunaan kerangka karangan bagi penulis adalah (a)
kerangkakarangan dapat ulis menyusun karangan secara teratur dan tidak
membahas satu gagasan dua kali serta dapat mencegah penulis keluar
darisasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul; (b) sebuah
kerangkakarangan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta
memberikemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal ini akan
membantupenulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai
dengan variasi yangdiinginkan; dan (c) sebuah kerangka karangan akan
memperlihatkan kepadapenulis bahan-bahan atau materi apa yang
diperlukan dalam pembahasan yangakan ditulisnya nanti.
Langkah yang kelima adalah mengembangkan kerangka karangan. Pada
langkah ini penulis mengembangkan kerangka karangan menjadi
suatukarangan atau tulisan yang utuh.
           Dan langkah yang terakhir adalah merevisikarangan. Pada langkah
ini meneliti secara meyeluruh mengenai ejaan.
BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :
      Berdasarkan materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Paragraf
deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu
berdasarkan pengalaman semua pancaindra dengan kata-kata secara jelas
dan terperinci. Tujuan dari paragraf ini adalah untuk memberikan perincian
atau detail tentang objek sehingga pembaca seakan-akan ikut melihat,
mendengar, merasakan, atau mengalami apa yang dideskripsikan. Unsur-
unsur paragraf deskripsi dalam hal ini berarti bagian-bagian yang
membangun paragraf deskripsi
1). Isi
2). Koherensi
3). Diksi/ Pilihan Kata
4). Impresionisme
Macam-macam Paragraf Deskripsi dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:
1)      Paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang
atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat
dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam
pikiran dan perasaan pembaca.
2)   Paragraf deskripsi objektif adalah paragraf yang menggambarkan
suatu hal atau orang  dengan mengungkapkan identitasnya secara apa
adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Agar suatu
objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis
harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci
penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca. Ciri –
ciri paragraf deskripsi:
1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
2. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan
melibatkan indera.
3. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau
mengalami sendiri.
4. Pola Pengembangan.
5. Pola pengembangan spasial yaitu pola pengembangan paragraf yang
didasarkan ruang dan waktu.
6. Pola pengembangan sudut pandang atau objektif adalah pola
pengembangan paragraf yang didasarkan tempat dan posisi seorang
penulis dalam melihat sesuatu.
        Langkah-langkah dalam menulis paragraf deskripsi adalah: (1)
menentukan tema;(2) menetapkan tujuan penulisan; (3) mengumpulkan
bahan; (4) membuat kerangka karangan; (5) mengembangkan kerangka
karangan; dan (6) merevisi karangan.
3.2  Saran
Rekomendasi yang dapat penulis sarankan :
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menulis
paragraf  deskripsi. Dan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi diri saya
pribadi untuk menambah pengetahuan saya dalam menulis paragraf
deskripsi.
Dalam pembuatan makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif 
sangat penulis harapkan dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 GunturTarigan, Herry. Menulis“Sebagai Keterampilan Berbahasa


.yogyakarta : 2012, Graha ilmu.
 Tarigan, Henry Guntur. Menulis”sebagai keterampilan
berbahasa”.bandung:1986,Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai