Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KETERAMPILAN MENULIS

MODUL 5
PARAGRAF NARASI, DESKRIPSI DAN ARGUMENTASI

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Betty Putri Lestari : 859803489


Diana Anggraini : 859811859
Heris Sarmita : 859707709
Niken Soherhartia : 859802147
Rara Pratiwi : 877600578
Suhesti : 859806911

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR PRABUMULIH
2023
KATA PENGANTAR

Allahmdulilah puji syukur kami panjatkan kehadiran allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah mengenai tentang paragrap narasai, deskrupsi, dan argumentasi
dalam menulis, dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu
Syelly Eka Permatasari, M. Pd selaku tutor mata kuliah keterampilan menulis yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas kami dalam memahami dan
menganalisis konsep tiga jenis paragraf penting dalam penulisan: paragraf deskripsi, narasi,
dan argumentasi. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang pengertian, ciri-ciri, jenis
paragraf, karakteristiknya, dan pola pengembangannya. Pengetahuan tentang paragraf ini
penting dalam mengasah keterampilan menulis, terutama ketika kita berusaha untuk efektif
menyampaikan informasi, cerita, atau argumen. Makalah ini akan memberikan gambaran
singkat dan pemahaman yang kokoh tentang tiga jenis paragraf tersebut.
Kami berharap makalah ini akan bermanfaat bagi pembaca yang ingin memperdalam
pemahaman mereka tentang paragraf deskripsi, narasi, dan argumentasi dalam konteks
penulisan. Kami sadar makalah ini jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, keterbatasan
waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan. Makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Prabumulih, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………................2
1.3 Tujuan Masalah………………………………...………………………….2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Paragraf Narasi
2.1.1 Pengertian Paragraf Narasi………………………………………3
2.1.2 Ciri-ciri Narasi………………………………….............................4
2.1.3 Narasi Fakta dan Narasi Fiktif…………………………………...5
2.1.4 Memperbaiki dan Menyusun Paragraf Narasi………………….6
2.2 Paragraf Deskripsi
2.2.1 Pengertian Paragraf Deskripsi…………………………………...7
2.2.2 Ciri-ciri Paragraf Deskripsi……………………………………....7
2.2.3 Pola Pengembangan dan Pendekatan Paragraf Deskripsi……...8
2.2.4 Memperbaiki dan Menyusun Paragraf Deskripsi……………...10
2.3 Paragraf Argumentasi
2.3.1 Pengertian Paragraf Argumentasi………………………………10
2.3.2 Ciri-ciri Paragraf Argumentasi………………………………….11
2.3.3 Teknik Pengembangan Argumentasi……………………………12
2.3.4 Memperbaiki dan Menyusun Paragraf Argumentasi…………..13
BAB III PENUTUP
3.1 Penutup………………………………………………………………...15
3.2 Saran…………………………………………………………………...16

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………...................17

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karangan adalah salah satu karya tulis yang dibuat oleh seseorang. Karangan biasanya
berisi mengenai ide-ide atau gagasan seseorang. Ide atau gagasan tersebut nantinya akan
dibaca oleh orang lain, sehingga perlu berhati-hti dalam membuatnya. Untuk membuat
sebuah karangan yang baik dan berbobot tidak sulit. Modal pokok yang diperlukan adalah
logika dan banyak membaca selain ada kemauan yang kuat ketekunan serta adanya waktu
untuk mengarang.
Berbicara mengenai sebuah karangan ada lima jenis karangan yakni karangan narasi,
karangan deskripsi, karangan peruasi, karangan argumentasi dan karangan eksposisi, namun
dalam makalah ini karang yang akan dibahas ada tiga yaitu karangan narasi, karangan
deskripsi, dan karangan argumentasi.
Paragraf narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menyajikan suatu
peristiwa atau kejadian, sehingga peristiwa ini seolah-olah dialami sendiri oeleh pembaca
(Keraf, 1995: 17). Didalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur plot atau alur. Jadi, narasi
adalah cerita yang di paparkan berdasarkan plot atau alur. Secara singkat untuk dapat menulis
karangan narasi memerlukan kemampuan dari penguasa bahasa yang baik, agar seorang
penulis karangan dapat mengungkapkan kejadian menggunakan bahasa yang baik dan mudah
dipahami orang lain.
Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang pernyataannya bertujuan menggabarkan
suatu objek dengan sejelas-jelasnya. Paragraf ini juga disebut paragraf pemerian. Dalam
paragraf ini, pembaca seolah-olah berada dalam suatu ruangan dan dapat mencium,
mendengar, merasakan, dan melihat segala sesuatu yang terdapat disitu. Menurut pendapat
lain. Paragraf deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menyajikan suatu obyek
atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga obyek itu seolah-olah berada di depan mata kepala
pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri obyek itu (Keraf, 1995: 16).
Paragraf argumentasi adalah bagian dari tulisan yang digunakan untuk menyampaikan
pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik. Dalam paragraf ini, penulis akan
memberikan alasan dan bukti-bukti yang mendukung pendapatnya untuk meyakinkan
pembaca. Jadi, paragraf argumentasi berfokus pada persuasi dan pembuktian ide penulis. atau
pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (Keraf, 1995: 10).

1
Jadi ketiga jenis paragraf ini yaitu paragraf narasi, deskripsi, dan argumentasi
memiliki peran yang berbeda dalam sebuah tulisan dan masing-masing memiliki tujuan
khusus. Ketiganya saling melengkapi dalam menyusun tulisan yang baik, karena mereka
memungkinkan penulis untuk menginformasikan, menggambarkan, dan meyakinkan
pembaca sesuai dengan tujuan tulisan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian paragraf narasi, ciri-ciri, dan pola pengembangan paragraf narasi?
2. Apa pengertian paragraf deskripsi ciri-ciri, dan pola pengembangan paragraf
deskripsi?
3. Apa pengertian paragraf argumentasi ciri-ciri, dan pola pengembangan paragraf
argumentasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian paragraf narasi, ciri-ciri, dan pola pengembangan
paragraf narasi.
2. Untuk mengetahui apa pengertian paragraf deskripsi ciri-ciri, dan pola pengembangan
paragraf deskripsi.
3. Untuk mengetahui apa pengertian paragraf argumentasi ciri-ciri, dan pola
pengembangan paragraf argumentasi.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Paragraf Narasi
2.1.1 Pengertian Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan menceritakan
atau mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa--baik peristiwa kenyataan
maupun peristiwa rekaan--atau pengalaman hidup berdasarkan perkembangannya dari
waktu ke waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa
itu. Paragraf narasi dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar
tentang sesuatu yang diketahui atau dialami penulis supaya pembaca terkesan.:
Paragraf narasi terbagi menjadi dua yaitu paragraf narasi ekspositoris dan paragraf
narasi sugestif.
1) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris mengacu pada jenis tulisan yang menyampaikan
informasi atau penjelasan tentang suatu topik secara obyektif. Dalam
konteks ini, ekspositoris menggambarkan pendekatan yang lebih analitis
dan informatif dari pada narasi fiksi. Tujuannya adalah untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang suatu konsep, ide, atau peristiwa
dengan menyajikan fakta dan informasi secara sistematis. Narasi
ekspositoris memiliki dua sifat yaitu umum dan husus.
2) Narasi Sugestif
Narasi suggestif mengacu pada jenis narasi atau cerita yang tidak
menyajikan informasi secara langsung atau rinci, melainkan merangsang
imajinasi pembaca dengan memberikan kesan atau ide secara lebih tersirat.
Dalam narasi ini, penulis menggunakan bahasa yang kreatif untuk
membangkitkan sensasi, emosi, atau pemikiran tanpa memberikan detail
eksplisit. Ini memungkinkan pembaca untuk menginterpretasikan cerita
dengan cara mereka sendiri dan memberikan ruang bagi imajinasi dan
refleksi pribadi. Narasi suggestif seringkali ditemui dalam karya sastra
atau seni yang mengeksplorasi aspek-aspek simbolik dan interpretatif.

3
2.1.2 Ciri-Ciri Narasi
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak
ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih
lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
2) Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar
terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
4) Memiliki nilai estetika.
5) Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri utama paragraf narasi adalah adanya peristiwa atau kejadian, baik yang
benar-benar terjadi atau berupa imajinasi maupun gabungan keduanya, yang dirangkai
dalam urutan waktu. Di dalam peristiwa itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu
konflik. Konflik itulah yang dapat menambah daya tarik cerita. Jadi, ketiga unsur
yang berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika
ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Narasi, berdasarkan tujuannya, dapat dibedakan atas narasi ekspositoris,
artistik, dan sugestif. Narasi ekspositoris berisi penyampaian informasi secara tepat
tentang suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya dengan tujuan memperluas
pengetahuan orang tentang kisah seseorang (biasanya satu orang). Pelaku diceritakan
mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Narasi
artistik berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu atau menyampaikan suatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-
olah melihat. Narasi sugestif berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu dan
menyampaikan suatu amanat secara terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat.
Contoh paragraf narasi. Saat itu, saya berada di tengah hutan belantara yang
penuh dengan pepohonan tinggi dan rimbun. Suara burung-burung hutan mengiringi
langkah saya, dan cahaya matahari yang tembus melalui daun-daun hijau menciptakan
bayangan-bayangan yang menari di jalanku. Aroma segar hutan dan kerinduan untuk
menjelajahi alam liar membuat petualangan ini begitu mendalam.
Penunjukan Paragraf Narasi: Paragraf di atas adalah paragraf narasi, di mana
penulis menjelaskan pengalamannya berada di tengah hutan belantara, menciptakan
gambaran visual dan atmosfer yang kuat. Ini adalah bagian narasi yang menjelaskan
4
peristiwa atau pengalaman. Adapun tujuan dari paragraf narasi adalah untuk
mengisahkan suatu cerita atau peristiwa dengan jelas dan menarik. Paragraf narasi
memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:
1) Menghibur: Paragraf narasi bertujuan menghibur pembaca dengan menyajikan
cerita yang menarik dan penuh daya tarik. Karakter, konflik, dan perkembangan
plot dapat membangkitkan minat pembaca.
2) Menginformasikan: Meskipun fokus utamanya adalah cerita, paragraf narasi juga
dapat memberikan informasi atau pengetahuan tambahan terkait dengan kejadian
atau situasi tertentu.
3) Menggambarkan Pengalaman: Paragraf narasi memungkinkan pembaca
merasakan atau membayangkan pengalaman yang disampaikan. Deskripsi yang
baik dapat membawa pembaca masuk ke dalam dunia cerita.
4) Menyampaikan Pesan atau Moral: Beberapa paragraf narasi mungkin memiliki
tujuan menyampaikan pesan atau moral tertentu melalui peristiwa yang
dihadirkan dalam cerita.
Dengan menggabungkan unsur-unsur naratif seperti karakter, plot, dan setting,
tujuan paragraf narasi adalah menciptakan pengalaman membaca yang menggugah
imajinasi dan emosi pembaca.

2.1.3 Narasi Fakta dan Narasi Fiktif


1) Narasi Fakta
Narasi fakta adalah jenis narasi yang bertujuan menyampaikan informasi atau
kejadian sesuai dengan kenyataan atau fakta yang dapat diperiksa kebenarannya.
Dalam narasi ini, penulis berusaha memberikan gambaran yang akurat dan
obyektif tentang suatu peristiwa atau topik tertentu. Fokusnya adalah pada
penyampaian informasi yang dapat diverifikasi, seringkali menggunakan data,
bukti, atau kejadian yang telah terjadi. Narasi fakta umumnya dijumpai dalam
berita, artikel ilmiah, atau laporan yang memerlukan ketelitian dan kejelasan
dalam penyampaian informasi.
Sesuai dengan perbedaan antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif, maka
narasi pun dapat dibedakan atas dasar fakta dan piktifnya. Narasi yang
berdasarkan fakta atau non-piktif adalah beberapa khusus, yaitu autobiografi dan
biografi, anekdot dan insiden yang dialami oleh seseorang tokoh, sketsa, dan
profil.
5
2) Narasi Fiktif
Narasi fiktif merujuk pada jenis narasi atau cerita yang bersifat imajinatif atau
diciptakan berdasarkan unsur-unsur khayal dan fiksi. Dalam narasi fiktif, cerita,
karakter, dan peristiwa seringkali tidak didasarkan pada kenyataan atau fakta
konkret, melainkan merupakan hasil dari imajinasi penulis. Genre seperti fiksi,
fantasi, dan cerita pendek fiktif termasuk dalam kategori narasi fiktif, di mana
unsur-unsur kreativitas dan kebebasan dalam menciptakan dunia cerita menjadi
ciri utamanya.

2.1.4 Memperbaiki dan Menyusun Paragraf Narasi


Untuk menyusun paragraf narasi dan memperbaiki paragraf tersebut,
diperlukan daya kreativitas dari Anda sebagai calon penulis paragraf narasi.
Kreativitas ini dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena
itu, cerita dirangkai dengan menggunakan rumus 5W + 1H.
1) (What) apa yang akan diceritakan,
2) (Where) di mana lokasi seritanya
3) (Wnen) kapan peristiwa-peristiwa berlangsung
4) (Who) siapa pelaku ceritanya
5) (Why) mengapa peritiwa-peristiwa it terjad, dan
6) (Who) bagaimana cerita itu dipaparkan.
Jadi, secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Dalam peragam narasi,
terdapat peristiwa atau kejadian dalam suatu urut waktu. Di dalam kejadian itu ada
pula toko yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur merupakan kejadian, toko,
dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu,
ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipertarkan
berdasarkan plot atau alur. Adapun pengembangan paragraf narasi adalah sebagai
berikut:
1) Pengenalan (Introduction): Mulailah dengan memperkenalkan latar belakang atau
situasi awal cerita. Jelaskan konteks dan pihak-pihak yang terlibat.
2) Pengembangan (Development): Ceritakan peristiwa atau detail lebih lanjut yang
membangun plot. Fokus pada urutan waktu dan hubungan sebab-akibat. Libatkan
deskripsi, dialog, dan aksi untuk membuat cerita lebih hidup.
3) Puncak (Climax): Hadirkan momen kritis atau puncak cerita. Ini bisa berupa
konflik besar, keputusan penting, atau perubahan signifikan dalam plot.
6
4) Penyelesaian (Resolution): Akhiri paragraf dengan merinci bagaimana cerita
berakhir. Sampaikan bagaimana karakter atau situasi berubah setelah peristiwa
klimaks.
Penting untuk memastikan kohesi antarparagraf dan menjaga fokus pada pesan atau
ide utama cerita. Gunakan bahasa yang mendukung mood atau tone yang ingin
disampaikan dalam narasi.

2.2 Paragraf Deskripsi


2.2.1 Pengertian Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau suatu keadaan
sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra. Paragraf ini beryjuan untuk
memberikan kesan atau impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat,
peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis. Melalui pengesanan ini
pembaca seolah-olah berada disutau tempat dan dapat melihat, mendengar, meraba,
mencium atau merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.

2.2.2 Ciri-ciri Paragraf Dekripsi :


1) Fokus pada Deskripsi Fisik: Paragraf deskripsi biasanya fokus pada deskripsi fisik
atau penampilan suatu objek, tempat, orang, atau situasi. Ini mencakup detail-
detail yang menjadikan gambaran tersebut lebih jelas bagi pembaca.
2) Penggunaan Indera: Penulis menggunakan berbagai indera (penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasaan, dan pengecapan) untuk membantu pembaca
merasakan atau membayangkan hal yang dideskripsikan. Ini mencakup deskripsi
warna, bentuk, suara, aroma, atau tekstur.
3) Penggunaan Bahasa Deskriptif: Bahasa yang digunakan dalam paragraf deskripsi
cenderung bersifat deskriptif. Ini berarti penggunaan kata-kata yang membantu
membentuk gambaran visual atau pengalaman sensorik yang kuat.
4) Urutan Logis: Deskripsi biasanya diatur dalam urutan logis atau spatial, yang
memungkinkan pembaca untuk mengikuti gambaran dengan baik. Misalnya, jika
paragraf mendeskripsikan ruang dalam sebuah rumah, itu bisa dimulai dari pintu
masuk dan berlanjut ke bagian-bagian lain.
5) Subyektivitas Terbatas: Meskipun terdapat unsur subjektifitas dalam deskripsi,
paragraf ini cenderung meminimalkan pemikiran atau pendapat penulis dan lebih
fokus pada memberikan gambaran objektif.
7
6) Detail yang Kaya: Paragraf deskripsi seringkali berisi detail yang kaya dan
beragam untuk memberikan gambaran yang mendalam. Detail-detail ini
membantu pembaca merasa terlibat dan memahami dengan lebih baik. Adapun
tujuan dari paragraf deskripsi adalah untuk menggambarkan atau menjelaskan
suatu objek, tempat, atau peristiwa dengan detail sehingga pembaca dapat
membayangkan atau merasakan hal tersebut. Beberapa tujuan khusus paragraf
deskripsi melibatkan:
1) Menciptakan Citra yang Jelas: Paragraf deskripsi bertujuan menciptakan citra
yang jelas dan hidup dalam pikiran pembaca. Penggunaan detail-desain dan kata-
kata deskriptif membantu pembaca membayangkan dengan lebih tepat.
2) Menggugah Indra Pembaca: Tujuan deskripsi adalah membangkitkan indra
pembaca, baik itu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, atau
pengecapan. Hal ini membuat pembaca merasa lebih terlibat dalam apa yang
sedang dijelaskan.
3) Membuat Atmosfer atau Suasana: Paragraf deskripsi seringkali dimaksudkan
untuk menciptakan atmosfer atau suasana tertentu di sekitar objek atau tempat
yang dijelaskan. Hal ini dapat memengaruhi mood atau perasaan pembaca.
4) Memberikan Informasi Mendalam: Selain memberikan gambaran visual, paragraf
deskripsi dapat memberikan informasi lebih mendalam tentang karakteristik
suatu objek atau tempat. Ini dapat meningkatkan pemahaman pembaca tentang
hal tersebut.

2.2.3. Pola Pengembangan dan Pendekatan Paragraf Deskripsi


1) Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi mempunyai beberapa pola pengembangan yaitu: 1) pola
deskripsi spasial, 2) pola deskripsi sudut pandang, 3) pola deskripsi pengamatan
atau observasi, 4) pola deskripsi fokus.
a. Pola deskripsi spasial
Pola deskripsi spasial adalah cara untuk menggambarkan atau cara kita
menyampaikan bagaimana sesuatu terlihat, di mana hal itu berada, dan
bagaimana komponen-komponennya terkait dalam ruang fisik. Ini membantu
pendengar atau pembaca untuk membayangkan dan memahami tempat atau
objek tersebut dengan lebih jelas. Contohnya, saat seseorang menjelaskan

8
bagaimana sebuah kota terletak di sepanjang sungai dengan gedung-gedung
pencakar langit di pusatnya.
b. Pola deskripsi sudut pandang
Pola deskripsi sudut pandang adalah cara kita menjelaskan atau menceritakan
sesuatu berdasarkan dari sudut pandang atau perspektif tertentu. Ini mirip
dengan berbicara tentang sesuatu dari sudut pandang seseorang yang
melihatnya. Misalnya, jika kita menceritakan pemandangan gunung, kita dapat
melakukannya dari sudut pandang sebagai pendaki yang melihat puncak gunung
atau dari sudut pandang sebagai pengamat yang melihatnya dari jauh. Pola
deskripsi sudut pandang membantu kita menentukan siapa yang menceritakan
cerita atau bagaimana kita melihat sesuatu, dan ini bisa memengaruhi cara kita
menggambarkan detail dan perasaan terkait dengan apa yang sedang kita
ceritakan.

c. pola deskripsi pengamatan atau observasi


Pola deskripsi pengamatan atau observasi adalah cara kita menjelaskan atau
melaporkan hal-hal yang kita lihat, dengar, sentuh, atau alami. Ini mirip dengan
berbagi cerita tentang apa yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, jika kita ingin
menjelaskan tentang hujan yang turun, kita akan mencatat bagaimana tetesan air
hujan jatuh dari langit-langit dan membuat suara gemericik di atas genting. Pola
deskripsi ini membantu kita menyampaikan detail dan pengalaman yang kita
alami dengan jelas kepada orang lain, sehingga mereka bisa membayangkan
atau memahami apa yang sedang kita lihat atau alami. Jadi, pola deskripsi
observasi ini adalah cara untuk "menceritakan" apa yang kita amati atau alami.

c. Pola deskripsi fokus.


Deskripsi fokus adalah ketika kita menjelaskan sesuatu dengan memberikan
perhatian atau penekanan pada bagian atau aspek tertentu dari objek atau situasi
tersebut. Ini mirip dengan ketika kita ingin memusatkan perhatian pada hal yang
spesifik atau penting. Misalnya, jika kita berbicara tentang gambar potret
seseorang, kita bisa fokus pada mata mereka yang mengekspresikan emosi atau
karakter mereka. Dengan cara ini, deskripsi fokus membantu kita
menyampaikan apa yang kita anggap paling relevan atau menarik tentang
sesuatu, sehingga orang lain dapat lebih memahami bagian yang disoroti atau
9
ditekankan dalam cerita atau deskripsi kita. Jadi, deskripsi fokus adalah cara kita
memberikan perhatian ekstra pada bagian tertentu dari suatu hal untuk
membuatnya lebih jelas atau berarti.

2) Pendekatan Paragraf Deskripsi


Pola pendekatan paragraf deskripsi melibatkan susunan kalimat atau klausa yang
menyajikan informasi secara terurut dan logis, menciptakan gambaran yang
jelas tentang subjek yang dijelaskan. Ada beberapa pola yang umumnya
digunakan dalam pendekatan paragraf deskripsi:
Urutan Ruang atau Tempat, Urutan Waktu atau Kronologis, Urutan Penting ke
yang Kurang Penting, Urutan Panca Indera, Urutan Umum ke Spesifik dan
Urutan Pembandingan atau Kontras.

2.3.4 Memperbaiki dan Menyusun Paragraf Deskripsi


Dalam menyusun paragraf, apa pun corak pengembangannya, haruslah selalu
memenuhi persyaratan pengembangan paragraf. Menurut Akhadiah dkk (1999:148)
sebuah paragraf yang baik mempunyai tiga syarat, yaitu (1) kesatuan, (2) kepaduan,
dan (3) kelengkapan. Ketiga syarat tersebut juga sudah Anda pelajari pada paparan
modul awal Buku Materi Pokok ini. Dalam menyusun paragraf deskripsi, ketiga
syarat tersebut harus hadir. Artinya, jika saat pengembangan terdapat kalimat yang
tidak satu ide pokok, tidak menunjukkan kepaduan, dan tidak menunjukkan
kelengkapan, maka kalimat-kalimat tersebut tidak dapat disebut membangun paragraf
deskripsi.

2.3 Paragraf Argumentasi


2.3.1 Pengertian Paragraf Argumentasi
Menurut Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1992:100), paragraf
argumentasi merupakan paragraf yang berisi uraian untuk memperdebatkan sesuatu
agar orang lain percaya. Dalam menulis paragraf argumentasi disajikan bukti-bukti
atau alasan yang mendukung suatu kebenaran. Paragraf argumentasi disajikan dengan
membandingkan permasalahan lain yang bertentangan.
Wiyanto (2004: 7) mengungkapkan bahwa istilah argumentasi diturunkan dari
verba to argue (Inggris), yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan.
Menurut Keraf (2003:3) paragraf argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang
10
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya
dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang mereka inginkan oleh penulis atau
pembicara. Melalui tulisan argumentasi penulis berusaha merangkai fakta-fakta
demikian rupa sehingga mampu menunjukkan apakah pendapat atau sesuatu hal
tertentu itu benar atau tidak.
Nursisto (1999; 43) mengemukakan bahwa paragraf argumentasi adalah
paragraf yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu
pendapat, pendirian, atau gagasan. Argumentasi pasti memuat argumen, yaitu bukti
dan alasan yang dapat meyakinkan orang lain bahwa pendapat kita memang benar.
Menurut Wiyanto (2004: 57) paragraf argumentasi merupakan suatu bentuk eksposisi
yang khusus. Pengarang argumentasi berusaha untuk meyakinkan atau membujuk
pembaca atau pendengar untuk percaya dan menerima apa yang dikatakan. Pengarang
argumentasi selalu memberikan pembuktian dengan obyektif dan meyakinkan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf argumentasi adalah
paragraf yang berisi uraian atau gagasan untuk memperdebatkan, memengaruhi.
meyakinkan, mengubah sikap dan pendapat orang lain, atau membuktikan suatu
kebenaran dari suatu masalah agar orang lain atau pembaca percaya dan berusaha
untuk membuktikan gagasan dari suatu pemecahan masalah tersebut. Paragraf
argumentasi adalah paragraf yang berisi tentang suatu pendapat, konsepsi, atau opini
tertulis kepada pembaca, sehingga pembaca percaya, menerima apa yang dipaparkan
oleh penulis. Paragra argumentasi adalah tulisan yang memuat argumen atau
pendapat. Argumen tersebut menyatakan apakah seseorang tersebut sependapat atau
tidak sependapat dengan sebuah gagasan dengan cara mengungkapkan fakta-fakta
yang ada sebagai bukti pendukung argumen sehingga orang lain akan percaya dengan
argumen penulis.

2.3.2 Ciri-ciri Paragraf Argumentasi


1. Tesis atau Pendapat Utama: Paragraf argumentasi selalu dimulai dengan tesis atau
pendapat utama yang jelas. Tesis ini adalah pernyataan atau posisi yang hendak
dibela atau diperdebatkan dalam paragraf.
2. Alasan dan Bukti: Paragraf ini memberikan alasan-alasan atau bukti yang
mendukung tesis atau pendapat utama. Alasan-alasan ini harus relevan dan kuat
untuk memperkuat argumen.

11
3. Kontra-argumen (jika diperlukan): Terkadang, paragraf argumentasi juga
mencakup kontra-argumen atau pendapat lawan untuk kemudian dibantah atau
dilawan dengan alasan yang kuat.
4. Kesimpulan atau Ringkasan: Paragraf argumentasi biasanya diakhiri dengan
kesimpulan atau ringkasan yang mengulang tesis dan alasan-alasan utama,
sehingga pembaca dapat melihat dengan jelas hubungan antara tesis dan alasan.
5. Bahasa yang Kekar: Paragraf argumentasi biasanya menggunakan bahasa yang
tegas dan kuat. Ini termasuk penggunaan kata-kata yang meyakinkan, fakta yang
relevan, dan argumen yang kohesif.
6. Logika yang Konsisten: Paragraf argumentasi harus memiliki alur pemikiran yang
konsisten dan logis. Setiap alasan harus mendukung tesis tanpa adanya kontradiksi.
7. Tujuan Persuasif: Tujuan utama dari paragraf argumentasi adalah untuk
meyakinkan pembaca atau audiens tentang kebenaran atau kevalidan tesis. Oleh
karena itu, ciri ini mencirikan unsur persuasif yang kuat dalam paragraf tersebut.

Adapun tujuan paragraf argumentasi yaitu menyampaikan suatu pendapat,


konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca untuk meyakinkan pembaca bahwa yang
disampaikan itu benar. Penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang
sulit dibantah. Menurut Alwasilah (2007:116) argumentasi adalah tulisan yang
membuktikan kebenaran atau ketidak benaran dari sebuah pernyataan (statement).
Penulis menggunakan berbagai strategi atau piranti retorika untuk meyakinkan
pembaca ihwal kebenaran atau ketidakbenaran di dalam teks argumen.

2.3.3 Teknik Pengembangan Argumentasi


Pengembangan argumentasi melibatkan serangkaian teknik untuk memperkuat,
mengklarifikasi, dan mendukung gagasan atau pandangan yang disampaikan. Berikut
adalah beberapa teknik pengembangan argumentasi yang dapat digunakan:
1. Menentukan topik/tema
2. Menetapkan tujuan
3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
5. Mengembangkan kerangkan menjadi karangan argumentasi.

12
2.3.4 Memperbaiki dan Menyusun Paragraf Argumentasi
1. Langkah-langkah Menyusun Paragraf Argumentasi
Terdapat lima Langkah dalam Menyusun paragraf argumentasi yakni (1) mnentukan
topik, (2) menetapkan tujuan, (3) mengumpulkan data dari berbagai sumber, (4) Menyusun
kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih, (5) mengembangkan kerangka menjadi
karangan arumentasi.
1.2. Dalam Menyusun paragraf argumenttasi, topik/tema yang dipilih tentu saja
mengarah pada masalah atau persoalan yang baru diselesaikan dan bukan cerita perjalanan,p
pemaparan suatu cerita/produk, atau paparan untuk menwarkan suatu jasa/layanan.
Topik/tema yang diangkat haruslah mengarah pada usulan perbaikan terhadap suatu
persoalam atau masalah yang memang harus dicarikan jalan keluar atau solusi.
Contoh : Upaya Pemerintah dalam Menyiapkan Sarana Transportasi yang Nyaman untuk
Ritual Mudik Lebaran. Contoh tema tersebut dapat dikembangkan menjadi paragraph
argumentasi.
1.3. Setelah mantap memilih atau menentukan topik, silahkan tentukan tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai harus sinkron dan menjadi tuntunan dalam
pengembangan kalimat demi kalimat selanjutnya.
1.4. Jika tujuan sudah ditentukan, mulailah untuk mencari bahan-bahan pendukung,
baik data, tulisan sebelumnya, atau referensi penunjang lainnya.
1.5. setelah bahan-bahan diperoleh, mulailah mengembangkan kerangka tulisan.
1.6. Jika keempat Langkah tersebut terpemuhi, mulailah mengembangkan paragraf,
kalimat demi kalimat.
2. Teknik Pengembangan Paragraf Argumentasi
Dalam Teknik pengembangan paragraf argumentasi dikenal dengan (a) Teknik
induktif dan (b) Teknik deduktif.
a. Teknik Induktif
Pengembangan paragraf argumentasi dengan teknik induktif adalah
penyusunan argumentasi yang dilakukan dengan mengemukakan lebih dahulu bukti-
bukti yang berkaitan dengan topik. Dengan bukti-bukti yang dipaparkan diawal
tersebut kemudian diambil sebuah kesimpulan yang bersifat umum. Bukti-bukti yang
dikemukakan berupa contoh-contoh, fakta-fakta, pengalaman, laporan data satistik.
b. Teknik Deduktif

13
Pengembangan paragraf argumentasi dengan Teknik deduktif adalah
penyusunan argumentasi yang dilakukan dengan mengemukakan terlebih dahulu
kesimpulan yang umum dan kemudian disusul dengan uraian mengenai hal-hal yang
khusus. Alasan-alasan atau bukti-bukti untuk memperkuat diperlukan sebagai sarana
meyakinkan pembaca guna mendukung uraian yang disampaikan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

3.2 Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

Suladi. (2014). Paragraf. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Suladi. (2019). Paragraf. Jakarta : Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Badan
Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Yunus. M, (2021). Keterampilan Menulis. Tanggerang Selatan. Universitas Terbuka.
http://makalahbahasaind.blogspot.com/2016/04/makalah-paragraf-narasi.html. Diakses
pada tanggal 13 November 2023.
Universitas Muhammadiyah Makassar https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/5317-
Full_Text.pdf. Diaksese pada tanggal 13 November 2023.

16

Anda mungkin juga menyukai