Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

TENTANG

MENENTUKAN JENIS TULISAN DAN MEMBUAT KARANGAN


NARASI, DESKRIPSI, EKSPOSISI, DAN ARGUMENTASI

DISUSUN OLEH:

NUR AISYAH (23102199)

DOSEN PENGAMPU:

Drs. JUNAIDI ARIF, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP NASIONAL

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia
dengan lancar dan tepat waktu. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang “Menentukan Jenis Tulisan dan Membuat Karangan Narasi,
Deskripsi, Eksposisi, dan Argumentasi” bagi penulis dan pembaca.

Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Junaidi Arif selaku dosen


pengampu mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia yang tidak bosan dan sikap
sabarnya memberi pengajaran kepada penulis dan rekan-rekan mahasiswa, serta
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini sesuai dengan penulis harapkan.

Tidak ada gading yang tidak retak, maka dari itu penulis menyadari makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dan berguna dari pembaca untuk pembenahan dan
penyempurnaan serta motivasi penulis dalam penulisan makalah selanjutnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.

Pariaman, 21 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Batasan Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Dan Argumentasi…………………3

B. Ciri-Ciri Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Dan Argumentasi…………………7

C. Contoh Tulisan Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Dan Argumentasi…………9

D. Mengembangkan Kerangka Karangan Menjadi Narasi,

Deskripsi, Eksposisi, Dan Argumentas………………………………....19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….24
B. Saran…………...…………………………………………………………24

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan.

A. Latar Belakang

Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat


dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu.
Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menaungkan gagasan,
pendapat gagasan, perasaan keinginan dan kemauan serta informasi ke dalam
tulisan.

Karangan merupakan karya tulis dari kegiatan seseorang untuk


mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah:

1. Jelaskan batasan narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi?

2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri narasi, deskripsi, eksposisi, dan


argumentasi?

3. Berikan contoh tulisan narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi?

4. Jelaskan cara mengembangkan kerangka karangan menjadi narasi,


deskripsi, eksposisi, dan argumentasi?
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan dari makalah ini
adalah:

1. Mahasiswa mengetahui batasan narasi, deskripsi, eksposisi, dan


argumentasi.
2. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri narasi, deskripsi, eksposisi, dan
argumentasi.
3. Mahasiswa mengetahui contoh tulisan narasi, deskripsi, eksposisi, dan
argumentasi.
4. Mahasiswa mengetahui cara mengembangkan kerangka karangan menjadi
narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang batasan, ciri-ciri, cara mengembangkan kerangka
karangan menjadi narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
A. Batasan Narasi, Deskripsi, Eksposisi, dan Argumentasi
1. Narasi
Narasi atau kisahan adalah suatu bentuk wacana yang sasaran
utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi
sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Narasi
berhubungan dengan usaha untuk memberitahu sesuatu atau peristiwa.
Maka dari itu, narasi berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi sehingga pembaca bisa
larut dan merasakan berada pada keadaan tersebut. Akan tetapi, dalam
cerita, narasi berkaitan dengan struktur atau atonomi cerita dan tokoh yang
ada di dalam cerita. Dalam suatu kesatuan bahwa narasi mengandung
unsur cerita dan wacana. Istilah "narasi" berasal dari kata Latin narre,
yang artinya memberi tahu. Berikut ini jenis-jenis narasi sebagai berikut:
a. Narasi ekspositoris memiliki tujuan menggugah pikiran pembaca
untuk mengetahui kisah yang disajikan dalam teks. Sasaran utamanya
adalah perluasan pengetahuan pembaca setelah membaca kisah
tersebut rasio. Narasi ekpositoris bersifat generalisasi dan biasanya
menyampaikan proses umum yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan
berulang-ulang. Dengan melaksanakan secara berulang-ulang,
seseorang dapat menguasai dan mahir mengoperasionalkan hal
tersebut. Misalnya, ada wacana naratif yang menceritakan bagaimana
membuat roti, tata cara menyiapkan nasi goreng dan bagaimana
membangun kapal dengan mempergunakan bahan fero semen. Semua
narasi yang dicontohkan adalah narasi yang sifatnya generalisasi.
Narasi ekspositori dibagi dua yaitu:
1) Narasi ekspositoris umum merupakan peristiwa yang benar-benar
terjadi (fakta) dan bisa dialami oleh siapa saja. Contohnya adalah
narasi tentang pengalaman sekolah dan pengalaman pariwisata.

2) Narasi ekspositoris khusus merupakan pengalaman unik dan


menarik yang hanya dialami oleh seseorang saja, tidak dapat
diulang kembali dan tidak semua orang pernah mengalami
peristiwa tersebut. Contohnya adalah pengalaman pergi ke luar
negara dan pengalaman naik pesawat terbang.

b. Narasi sugestif berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang


dirangkai dalam suatu peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian
berlangsung dalam kesatuan waktu. Tapi sasaran utamanya adalah
berusaha memberikan makna dari suatu kejadian dan menjadikannya
sebagai suatu pengalaman berharga. Narasi sugestif merupakan suatu
rangkaian peristiwa yang disajikan, sehingga merangsang daya khayal
(imajinasi) para pembaca. Pembaca mengasumsikan makna baru yang
sudah dipahami di luar makna tersurat secara eksplisit.

c. Narasi informatif adalah narasi yang bertujuan untuk


menyampaikan informasi yang tepat dan akurat tentang peristiwa
untuk memperluas pengetahuan seseorang.

d. Narasi artistik adalah narasi dengan upaya memberikan penjelasan


tentang maksud tertentu, menyampaikan amanat terselubung kepada
para pembaca. Ketentuan ini berkaitan dengan fakta yang ada,
penggunaan bahasa yang logis dan bersifat objektif.

2. Deskripsi

Deskripsi atau pemerian berasal dari verba describe (bahasa Inggris)


dan bahasa Latin describere yang artinya memaparkan, menguraikan atau
melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang memiliki tujuan
memberikan kesan atau impresi kepada para pembaca terhadap objek,
peristiwa, gagasan, tempat yang ingin disampaikan penulis secara otentik.

Di dalam paragraf eksposisi harus memuat informasi yang jelas,


mengajarkan sesuatu kepada pembaca dan menerangkan sesuatu hal tanpa
disertai desakan atau ajakan untuk menerima atau mengikutinya.

Pada hakikatnya, deskripsi dijadikan kaidah untuk pengolahan data


menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan
tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung
mengalaminya sendiri. Sehingga saat data yang dikumpulkan, deskripsi,
analisis dan kesimpulannya lebih disajikan dalam angka-angka maka hal
ini dinamakan penelitian kuantitatif. Sebaliknya, apabila data, deskripsi,
dan analisis kesimpulannya disajikan dalam uraian kata-kata maka
dinamakan penelitian kualitatif. Berikut ini jenis-jenis deskripsi yaitu:

a. Teks deskriptif spasial yaitu teks yang melukiskan tempat atau


ruang berbagai peristiwa yang sedang berlangsung.
b. Teks deskriptif objektif yaitu teks yang memaparkan orang atau suatu
hal dengan cara mengungkapkan fakta sesuai dengan kenyataan dan
bukti nyata.

c. Teks deskriptif subjektif adalah teks yang menggambarkan


suatu objek seperti kesan atau penafsiran perasaan penulis.

3. Eksposis

Teks eksposisi sebenarnya adalah jenis teks nonfiksi yang berisi


tentang penjelasan dari suatu informasi atau pengetahuan. Teks eksposisi
sendiri ditulis berdasarkan data yang diperoleh berdasarkan fakta yang
benar-benar terjadi. Selain itu, teks ini menyajikan informasi dengan
padat, jelas, singkat, dan tentunya akurat. Informasi yang disajikan juga
harus sesuai dengan 5W+ 1H atau lebih dikenal ADIK SIMBA, mulai dari
apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, hingga bagaimana.

Teks eksposisi adalah sebuah bentuk teks atau tulisan yang memuat
tentang informasi maupun pengetahuan. Secara umum, teks eksposisi
sendiri memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan atau uraian
mengenai suatu ide, pokok pikiran, pendapat, informasi, maupun
pengetahuan kepada pembaca tanpa bermaksud memengaruhi. Hal ini
yang membuat tujuan teks eksposisi adalah memberitahukan informasi
atau pengetahuan berdasarkan fakta sesuai dengan sudut pandangan
tertentu.

Dalam membuat teks eksposisi biasanya ditujukan untuk membahas


isu-isu yang ada di masyarakat, seperti Covid-19, isu tentang pendidikan,
isu tentang ekonomi, dan sebagainya. Dengan ditulisnya teks eksposisi,
maka pembaca akan memiliki sudut pandang yang lebih luas dalam
menanggapi isiu-isu hangat di tengah masyarakat. Selain itu, teks
eksposisi pada dasarnya memiliki bentuk seperti sebuah retorika, yang
mana dapat digunakan untuk menjelaskan tentang uraian ilmu
pengetahuan sekaligus menjawab berbagai pertanyaan.

Oleh karena itu, sebagian besar teks dalam buku pelajaran atau
ensiklopedia pada konsepnya merupakan pengembangan dari teks
eksposisi. Hal itu dapat dilihat melalui teks lainnya, seperti berita, esai,
prosedur, bahkan juga laporan.

4. Argumentasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi


merupakan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan. Teks argumentasi merupakan teks yang berisi
opini penulis yang disertai alasan dan pembuktian yang didukung oleh
fakta, disampaikan secara logis dan objektif, bertujuan untuk meyakinkan
dan mempengaruhi pembaca.

Adapun proses penyusunan teks argumentasi ini melalui tahapan


membaca buku, melakukan penelitian, wawancara, dan lain-lain agar isi
dari teks argumentasi ini bersifat kritis dan logis. Seorang penulis teks
argumentasi menyebut opini sebagai klaim dan fakta sebagai bukti.
Adapun fakta dalam teks argumentasi biasanya disajikan dengan
mencakup alasan, statistik, fakta yang sudah dikonfirmasi, penelitian ahli
dan dalam beberapa kasus bisa diambil dari pengalaman pribadi
seseorang. Selain itu penulis juga harus mencantumkan sumber fakta yang
kredibel dan terpercaya.

B. Ciri-Ciri Narasi, Deskripsi, Eksposisi, dan Argumentasi

1. Ciri-Ciri Narasi

Menurut Gorys Keraf

a. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

b. Dirangkai dalam urutan waktu.

c. Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"

d. Ada konfiks.

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik
jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis,
ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi sebagai
berikut:

a. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.


b. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang
benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau
gabungan keduanya.

c. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak


menarik.

d. Memiliki nilai estetika.

e. Menekankan susunan secara kronologis.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi,


bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan
kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya,
Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

2. Ciri-Ciri Deskripsi

a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu.

b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri


pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami
atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan.

c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu,


yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan.

d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif),


impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.

3. Ciri-Ciri Eksposisi

a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.

b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).


c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.

d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta


yang ada.

e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja


sesuatu.

4. Ciri-Ciri Argumentasi

a. Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.

b. Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-


lain.

c. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.

d. Penutup berisi kesimpulan.


C. Contoh Tulisan Narasi, Deskripsi, Eksposisi, dan Argumentasi
1. Contoh Tulisan Narasi
a. Seorang istri sangat kesal karena kehilangan kalung tasbih
istimewanya. Dengan rasa hormat, ia bertanya kepada suaminya
apakah suaminya telah menyembunyikan kalung itu. Karena sangat
kesalnya, bukan kesal kepada suaminya tetapi kepada pencuri kalung
tasbih itu, ia mengeluarkan kutukan supaya si pencuri itu celaka.
Setelah mengeluarkan kutukan, ternyata suaminya mengakui telah
mengambil tasbih itu.
b. Judul: Pertemuan yang Terindah
Pagi hari itu aku duduk termenung di sebuah taman. Ku pandangi
semua bunga-bunga yang indah yang sedang bermekaran dengan
indahnya. Ketika aku sedang menikmati pemandangan dalam
kesunyian, tiba-tiba aku mendengar jeritan seorang wanita dari arah
belakangku. Aku pun terdiam dan heran, lalu dengan penasaran aku
segera menuju ke sumber suara tersebut.
Betapa terkejutnya diriku ketika mengetahui bahwa jeritan tersebut
berasal dari seorang wanita manis berbaju biru. Lalu aku dekati wanita
itu, “kamu baik-baik saja?” tanyaku. “kamu siapa?” jawab wanita itu,
suaranya sangat lembut dan wajahnya yang manis membuat aku
terpana oleh pandangan sesaat itu. Tanpa sadar bibirku mengeluarkan
kata, “aku mendengar suara teriakan, jadi ku kira anda sedand dalam
masalah,” “oh, aku tidak apa-apa, hanya terkena duri yang ada di
tumbuhan ini” jawabannya. Lalu terjadi hening yang panjang dan
terjadi pengolakan di dalam hatiku, ingin rasanya berkenalan dengan
dirinya, tetapi aku takut. Tak berapa lama, wanita itu pergi
meninggalkan ku yang berdiri bodoh tanpa berani berkenalan
dengannya. Aku pun menyesal, hingga saat ini aku selalu pergi ke
taman itu dan berharap bisa bertemu, “gadis manis berbaju biru” itu
sekali lagi.
2. Contoh Tulisan Deskripsi
a. Sungai yang mengalir di tengah-tengah desa kering kerontang. Bahkan
sumur pun banyak yang tak berair lagi. Sawah dan ladang seperti
hangus dan dimakan oleh terik matahari. Tanah pecah berbongkah-
bongkah, tanaman pun hampir tak ada yang berwarna hijau lagi.
b. Judul: Bangunan Rumah
1) Identifikasi
Rumah yang saya kunjungi punya dua dapur, yaitu dapur bersih
dan dapur kotor. Dapur bersih berada di area yang terlihat,
fungsinya untuk memasak makanan dan menyimpan peralatan
makanan.
2) Deskripsi
Dapur bersih terletak di dekat ruang keluarga, terlihat dari pintu
masuk. Sendok, panci, penggorengan, dan loyang panggangan
tertata menggantung di dinding dapur. Di bawahnya, terdapat
kompor listrik dan oven.
Di bagian belakang rumah, terdapat dapur kotor. Dapur ini terletak
di area luar rumah, menjadi satu rangkaian dengan oven batu dan
tempat duduk dari potongan batang pohon yang dikeringkan.
Dapur kotor berisi kayu bakar dan loyang panggangan untuk
barbeku, membuat ubi bakar, hingga memanggang pizza.

3) Kesimpulan/kesan
Dapur-dapur di rumah tersebut ramai dengan suara aktivitas
menyiapkan makanan. Aroma panggangan dari balik pintu dapur
kotor menyeruak ke bagian depan rumah. Panas dari proses
memasak di dapur terasa bagi orang di dalam rumah, tetapi terbawa
ke luar rumah lewat pintu dapur yang terbuka.
c. Judul: Candi Borobudur
1) Identifikasi
Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan
alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan
Candi Borobudur berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan
titik pusat berbentuk lingkaran.
2) Deskripsi
Borobudur terbagi atas tiga zona, yaitu Zona Kamadhatu,
Rupadhatu, dan Arupadhatu. Zona Arupadhatu berisi tiga serambi,
terdiri dari stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, lonceng
terbalik, berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi.
Ada total 72 stupa di zona ini.
3) Kesimpulan/Kesan
Secara keseluruhan, ada 504 Buddha dalam sikap meditasi dan
enam posisi berbeda di sepanjang relief candi di semua zona. Relief
ini menjadi bukti Candi Borobudur merupakan peninggalan
kerajaan bercorak Buddha.
d. Judul: Bunga Matahari
1) Identifikasi
Bunga matahari adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-
kenikiran yang dikenal sebagai tanaman hias dan tanaman
penghasil minyak. Bunga ini besar, umumnya berwarna kuning
terang dengan diameter kepala bunga bisa mencapai 30 cm.

2) Deskripsi
Bunga ini mirip Matahari. Tiap berbunga, bunga matahari juga
akan selalu mengikuti arah cahaya Matahari. Setelah bunga dan
bijinya menua, bunga matahari tidak menghasilkan bunga lagi.
Karena hanya berbunga satu kali, pohonnya akan lama-kelamaan
mati. Tinggi pohonnya sendiri kurang lebih mencapai 170 cm,
dengan batang kecil.
3) Kesimpulan/Kesan
Bunga matahari dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah.
Sementara itu biji bunga matahari dapat dimakan sebagai kuaci
bunga matahari.
3. Contoh Tulisan Eksposisi
a. Teknik menangkap bola dalam bermain basket dapat di lakukan
dengan langkah-langkah berikut. Pertama posisi menghadap kearah
sasaran atau bola. Kedua posisi kedua tangan di julurkan lurus ke
depan. Ketiga posisi badan agak condong ke depan. Keempat posisi
kaki agak sedikit dibuka.
b. Judul: Dampak Perubahan Iklim pada Keanekaragaman Hayati
1) Tesis/Pendahuluan
Perubahan iklim adalah tantangan global yang telah memengaruhi
berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia.
Salah satu dampak paling serius adalah perubahan pada
keanekaragaman hayati planet kita. Dalam teks ini, kita akan
mengeksplorasi dampak perubahan iklim pada keanekaragaman
hayati dan mengapa ini menjadi masalah yang mendalam.
2) Argumentasi/Isi
Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat sensitif terhadap
suhu air laut yang naik. Peningkatan suhu laut akibat perubahan
iklim telah menyebabkan pemutihan massal terumbu karang,
mengancam berbagai spesies yang bergantung padanya.

Peningkatan suhu global memengaruhi habitat hewan, baik di darat


maupun di laut.Hewan-hewan tertentu yang hidup di lingkungan
tertentu mungkin mengalami kesulitan beradaptasi atau terpaksa
bermigrasi untuk mencari kondisi yang lebih sesuai.
Perubahan iklim juga telah mempercepat tingkat kepunahan
spesies. Kenaikan suhu dan perubahan ekosistem mengancam
banyak spesies tumbuhan dan hewan yang tidak dapat beradaptasi
dengan cepat. Beberapa orang berpendapat bahwa perubahan iklim
adalah fenomena alamiah yang terjadi selama sejarah bumi, dan
bahwa spesies-spesies harus beradaptasi atau punah sesuai dengan
kondisi baru. Meskipun ada argumen seperti ini, mayoritas
ilmuwan sepakat bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini
disebabkan oleh aktivitas manusia dan berdampak serius pada
keanekaragaman hayati.
3) Penegasan Ulang
Dampak perubahan iklim pada keanekaragaman hayati adalah
masalah serius yang memerlukan tindakan global.
Mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi habitat alami
adalah langkah-langkah penting untuk meminimalkan dampak
negatif ini. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga
keanekaragaman hayati planet kita agar dapat dinikmati oleh
generasi mendatang.
c. Judul: Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
1) Tesis/Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini adalah fondasi penting dalam
perkembangan seorang anak. Dalam teks ini, kami akan membahas
mengapa pendidikan pada usia dini memiliki peran krusial dalam
membentuk masa depan anak.
2) Argumentasi/Isi
Pendidikan pada usia dini membantu mengembangkan kemampuan
kognitif anak-anak. Mereka belajar mengenali huruf, angka, dan
bentuk, yang merupakan dasar bagi pembelajaran selanjutnya.
Melalui interaksi dengan teman sebaya dan guru, anak-anak belajar
berbagi, berkolaborasi, dan berkomunikasi. Ini membentuk
keterampilan sosial yang penting sepanjang hidup. Pendidikan anak
usia dini mendorong pemikiran kreatif dan eksplorasi. Anak-anak
diajak untuk bertanya, bereksperimen, dan mengejar rasa ingin tahu
mereka. Meskipun ada yang berpendapat bahwa pendidikan anak
usia dini terlalu dini dan anak-anak seharusnya bermain saja, bukti
menunjukkan bahwa pendidikan pada usia dini yang tepat dan
bermain adalah bagian integral dari pengalaman pendidikan anak.
3) Kesimpulan/Penegasan Ulang
Pendidikan anak usia dini adalah investasi berharga dalam masa
depan anak-anak kita. Ini memberikan fondasi yang kuat untuk
pembelajaran lebih lanjut, membentuk keterampilan sosial, dan
memupuk rasa ingin tahu. Mari kita berikan anak-anak peluang
terbaik untuk meraih sukses dengan memberikan mereka
pendidikan yang berkualitas pada usia dini.
4. Contoh Tulisan Argumentasi
a. Telepon genggam sudah banyak dimiliki masyarakat bahkan dalam
sebuah keluarga, hampir semua anggota keluarga memilikinya. Di
samping memang sudah merupakan alat komunikasi yang mudah di
bawa-bawa, pengoperasian telepon pun tidak sulit dan harga terjangkau
pula. Ada kemungkinan perkembangan alat ini pesat sekali karena hal-
hal tersebut, di tambah pula karena muncul variasi bentuk, merk dan
model baru. Oleh sebab itu, sekarang barang-barang tersebut sudah di
anggap bukan barang mewah lagi.
b. Judul: Sekolah
1) Pendahuluan
Kenyamanan bagi pelajar merupakan faktor penting dalam
menunjang pembelajaran agar siswa-siswi dapat menyerap pelajaran
dengan baik. Kenyamanan di lingkungan sekolah merupakan faktor
penting dalam pendidikan.
2) Tubuh Argumen
Memang di beberapa daerah masih terdapat beberapa fasilitas yang
bisa dibilang jauh dari kata nyaman dan para siswa-siswi harus
terbiasa dengan keadaan tersebut. Namun, tetap lingkungan yang
bersih akan menghasilkan sesuatu yang baik dan positif.
Selain dari kenyamanan lingkungan sekolah, guru pengajar juga
merupakan hal yang tidak kalah penting. Sesuai kata pepatah bahwa
guru yang hebat tentu akan menghasilkan murid yang hebat pula.
c. Judul: Sampah
1) Pendahuluan
Sejak awal dekade 2010, penumpukan sampah menjadi salah satu
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Sampah
yang tidak dikelola secara baik dan benar tertimbun hingga
menimbulkan pencemaran lingkungan dan bencana alam, seperti
banjir dan tanah longsor.
2) Tubuh Argumen
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, pada tahun 2023 terdapat
18,3 juta ton sampah yang tertimbun di Indonesia setiap tahunnya.
Hal ini pun menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil sampah
terbesar kelima di dunia.
Bukan tanpa alasan, penimbunan sampah ini terjadi karena
kurangnya pengelolaan sampah yang baik dan benar di Indonesia.
Selain itu, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak disiplin
terkait kebersihan lingkungan. Masih banyak masyarakat yang
membuang sampah sembarangan atau melakukan penebangan hutan
dan pohon secara liar.
Oleh sebab itu, solusi terbaik untuk menanggulangi permasalahan
penumpukan sampah ini adalah penetapan peraturan dan hukum
yang tegas terkait pengelolaan sampah, sekaligus sanksi yang tegas
bagi masyarakat yang melanggar hukum dan peraturan tersebut.
3) Kesimpulan
Belum terlambat bagi kita untuk memulai kebiasaan yang lebih
bersih dan sehat dengan mengelola sampah secara baik dan benar.
Dengan begitu, penimbunan sampah di Indonesia pun tidak akan
terjadi lagi.
d. Judul: Kesehatan
1) Pendahuluan
Adanya pandemi tidak hanya memberikan dampak pada kesehatan
fisik, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan mental masyarakat.
Terlebih lagi ketika masyarakat diharuskan membatasi aktivitas di
masa kenormalan baru. Kondisi tersebut diperburuk dengan dampak
ekonomi sosial yang dirasakan masyarakat.
Kondisi ekonomi yang terpengaruh oleh pandemi mengantarkan
pada banyaknya PHK, masalah finansial, dan pekerjaan. Masa depan
menjadi lebih tidak pasti karena situasi yang sulit. Hal ini dapat
mengancam kesehatan mental masyarakat.
2) Tubuh Argumen
Dalam suatu seminar di ITB, dr. Teddy mengatakan bahwa 1 dari 4
orang mengalami gangguan jiwa dan setidaknya ada lebih dari 11
juta orang mengalami depresi. Namun, hanya 9 persen yang sudah
ditangani.
Adanya pandemi menyebabkan kepanikan dan berpotensi
menimbulkan depresi. Berdasarkan penelitian, setelah 1 bulan
pandemi, ada 47 persen mahasiswa merasa depresi.
Masalah ini perlu segera ditangani. Salah satunya dengan
mengetahui ciri-ciri gangguan mental. Di antaranya, perubahan pola
tidur, sulit berkonsentrasi, timbul stress dan bosan, dan lain
sebagainya.

e. Judul: Ketahanan Pangan


1) Pendahuluan
Beras singkong atau tepung singkong telah menjadi alternatif
pangan yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun tidak berasal dari tanaman padi, beras singkong memiliki
sejumlah keunggulan yang membuatnya layak dipertimbangkan
sebagai sumber makanan yang berkelanjutan dan bervariasi.
2) Tubuh Argumen
Berikut adalah beberapa alasan mengapa beras singkong
merupakan pilihan yang baik yang bisa menjadi alternatif pangan:
a) Keanekaragaman Pangan
Beras singkong membawa keanekaragaman pangan, yang
penting untuk mengatasi ketergantungan pada beras padi dan
mengurangi risiko ketidakstabilan pangan.
Diversifikasi sumber pangan dapat membantu mengatasi
masalah kekurangan pangan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
b) Ketersediaan Tanaman
Tanaman singkong dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim dan
tanah yang berbeda. Hal ini membuatnya lebih mudah ditanam
dan lebih tahan terhadap fluktuasi cuaca atau kekeringan, jika
dibandingkan dengan tanaman padi yang lebih memerlukan air.
c) Nutrisi dan Kandungan Serat
Beras singkong kaya akan karbohidrat kompleks dan serat, yang
berperan dalam memberikan energi yang stabil dan memelihara
kesehatan pencernaan. Kandungan serat juga membantu
mengontrol kadar gula darah dan menjaga berat badan yang
sehat. Tanaman singkong dapat tumbuh di berbagai kondisi
iklim dan tanah yang berbeda.

d) Bebas Gluten
Berbeda dengan beras padi, beras singkong tidak mengandung
gluten. Ini menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang
menghindari gluten, seperti penderita penyakit celiac atau yang
memiliki sensitivitas gluten.
e) Harga yang Terjangkau
Tepung singkong sering kali lebih terjangkau daripada beras
padi. Ini dapat membantu masyarakat yang memiliki
keterbatasan ekonomi untuk mendapatkan sumber pangan yang
cukup.
f) Potensi Pengembangan Produk Olahan
Beras singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan,
seperti kue, roti, mie, dan camilan. Potensi ini membuka
peluang bagi industri makanan lokal dan diversifikasi konsumsi
pangan.
3) Kesimpulan
Namun, walaupun beras singkong memiliki banyak keunggulan,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Penting untuk
memastikan bahwa produksi beras singkong berkelanjutan dan
tidak merusak lingkungan.
Selain itu, pendekatan edukasi diperlukan agar masyarakat dapat
mengenal dan memanfaatkan beras singkong dengan baik.
Secara keseluruhan, beras singkong adalah alternatif pangan yang
menarik dan berpotensi memberikan dampak positif terhadap
ketersediaan pangan, keanekaragaman sumber makanan, dan
kesejahteraan masyarakat.
D. Mengembangkan Kerangka Karangan Menjadi Narasi, Deskripsi,
Eksposisi, dan Argumentasi
1. Mengembangkan Kerangka Karangan Narasi
Pengembangan karangan narasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
a. Menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan;
b. Menetapkan sasaran pembaca;
c. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam
bentuk skema alur;
d. Membagi perisitiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan
akhir cerita;
e. Memerinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung cerita; dan
f. Menyusun tokoh dan perwatakan, serta latar, dan sudut pandang.
2. Mengembangkan Kerangka Karangan Deskripsi
Pengembangan karangan deskripsi dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
a. Menentukan apa yang akan dideskripsikan;
b. Merumuskan tujuan pendeskripsian;
c. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan; dan
d. Memerinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan
bagian yang akan dideskripsikan.
3. Mengembangkan Kerangka Karangan Eksposisi
Pengembangan karangan deskripsi dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
a. Sifat penjelasan atau keterangan yang akan berikan; dan
b. Tujuan yang akan dicapai.
4. Mengembangkan Kerangka Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi sering dikembangkan dari pemaparan hal-hal
yang khusus untuk mencapai suatu generalisasi, dan kadang-kadang juga
dibangun mulai dari pemaparan yang general (umum) ke pemaparan hal-
hal yang khusus. Oleh karena itu, kita mengenal dua teknik pengembangan
argumentasi yang dapat kita pilih, yaitu:
a. Teknik Induktif
Pengembangan argumentasi dengan teknik induktif adalah
penyusunan argumentasi yang dilakukan dengan mengemukakan lebih
dahulu bukti-bukti yang berkaitan dengan topik. Berdasarkan bukt-
bukti itu kemudian diambil sebuah kesimpulan yang bersifat umum.
Bukti-bukti yang dikemukakan dapat berupa contoh-contoh, fakta-
fakta, pengalaman, laporan-laporan, data statistik, dan sebagainya.
Marilah kita perhatikan contoh di bawah ini.
Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang Amerika
yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam pemilihan tahun
1956 persentase adalah 60,4%. Dan dalam tahun 1960 adalah 63,8%.
Dari penyajian data statistik tersebut ternyata cukup besar golongan
orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya
dengan sungguh-sungguh. Contoh di atas terdiri atas 3 kalimat
berurutan yang mewadahi argumen sebagai berikut:
1) Bagian Pertama: Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27%
orang Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih.
(kalimat 1).
2) Serangkaian pernyataan: Dalam pemilihan tahun 1956 persentase
adalah 60,4%. Dan dalam tahun 1960 adalah 63,8%. (kalimat 2 dan
3).
3) Kesimpulan: Dari penyajian data statistik tersebut ternyata cukup
besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak
menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh.
Contoh tersebut termasuk argumentasi induktif, sebab argumen
disusun berangkat dari detail-detail khusus berupa data statistik
(kalimat 2 dan 3) untuk membuat kesimpulan umum (generalisasi)
berdasarkan kekhususan tersebut. Detail khusus pada contoh di atas
yang fungsinya memperkuat bagian pertama (kalimat 1) disebut bukti
(evidensi). Bukti-bukti yang dipakai untuk menunjang kesimpulan
umum tersebut sangat penting. Suatu kesimpulan umum yang hanya
didukung oleh bukti-bukti yang tidak meyakinkan merupakan
kesimpulan yang lemah. Kesimpulan yang demikian tentu mudah
ditolak. Dengan sendirinya karangan argumentasi yang mengemukakan
kesimpulan yang lemah dan mudah ditolak merupakan karangan yang
tidak berhasil. Karangan yang demikian ini akan menurunkan
kredibilitas penulisnya.
b. Teknik Deduktif
Pengembangan argumentasi dengan teknik deduktif ini dimulai
dengan suatu kesimpulan umum yang kemudian disusul uraian
mengenai hal-hal yang khusus.
Sebagaimana pengembangan teknik induktif, pengembangan
argumentasi dengan teknik deduktif juga memerlukan bukti-bukti untuk
mendukung uraian yang disajikan. Alasan-alasan atau bukti-bukti yang
memperkuat atau mendukung kesimpulan dalam argumentasi deduktif
ini disebut premis.
Marilah kita lihat contoh penerapan argumentasi deduktif berikut ini.
Premis : Semua suku Jawa dapat berbahasa Jawa. Parto orang Jawa.
Kesimpulan atau Konklusi : Parto dapat berbahasa Jawa.
Dari contoh di atas kita lihat bahwa kedua pernyataan yang
pertama melengkapi premis sebagai tumpuan untuk dapat ditariknya
kesimpulan. Sistem penalaran deduktif dengan susunan unsur-unsur
secara demikian itu disebut silogisme (syllogism). Bentuk ini terdiri atas
tiga bagian: dua premis diikuti sebuah kesimpulan. Premis pertaama
sebagai premis mayor membuat pernyataan umum tentang sesuatu
(sebuah objek, ide, suatu keadaan). Premis mayor mengandung
proposisi yang dianggap benar bagi semua anggota kelas tertentu.
Adapun premis yang kedua disebut premis minor yang berisi lebih
lanjut tentang sebuah terem (term) dalam premis mayor. Premis minor
ini merupakan proposisi yang mengidentifikasi sebuah peristiwa
(fenomena) yang khusus sebagai anggota dari kelas tadi.
Pada contoh berikut ini “Seorang guru pastilah seorang pendidik. Orang
yang berdiri di depan saya ini adalah seorang guru. Karena itu orang
yang duduk di belakang saya ini adalah juga seorang pendidik”.
Premis mayor : Seorang guru pastilah seorang pendidik.
Premis minor : Orang yang berdiri di depan saya ini adalah seorang
guru.
Kesimpulan : Karena itu orang yang duduk di belakang saya ini adalah
juga seorang pendidik.
Pada umumnya premis mayor itu mendahului premis minor, walaupun
tidak selalu begitu. Pada contoh berikut ini.
Premis minor : Si Manis adalah kutilang. Premis mayor : Kutilang
adalah burung.
Kesimpulan : Si Manis adalah burung. Premis minor mendahului
premis mayor.
Selanjutnya jika kesimpulan pada sebuah silogisme merupakan
perluasan logis (logical extention) dari ide yang ada dalam premis,
maka kesimpulan itu dikatakan sahih (valid).
Hanya saja perlu Anda ingat bahwa sebuah kesimpulan belum
tentu merupakan kesimpulan yang benar. Coba Anda perhatikan
misalnya silogisme berikut ini.
Premis mayor : Semua orang Indonesia berakhlak mulia.
Premis minor : Siti orang Indonesia.
Kesimpulan : Siti berakhlak mulia.
Kesimpulan dalam silogisme di atas adalah sahih, karena
mengikuti premis sebagaimana mestinya. Akan tetapi, premis mayornya
tidak tepat (inaccurate). Tidak semua orang Indonesia berakhlak mulia
sehingga kesimpulannya menjadi tidak benar. Demikianlah suatu
silogisme akan menghasilkan kesimpulan yang benar manakala
premisnya benar atau tepat dan kesimpulannya sahih.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karangan deskripsi adalah karangan yang ditulis untuk mendiskripsikan,


atau memberikan, mengambarkan atau melukiskan suatu objek sehingga
pembaca memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan dan mengalaminya
sendiri.
Karangan narasi merupakan penyampaian suatu peristiwa atau
pengalaman dalam karangan urutan waktu kepada pembaca dengan maksud
untuk meninggalkan kesan tentang perubahan gerak sesuatu dari pangkal
awal sampai titik akhir.
Karangan argumentasi merupakan jenis karangan dapat membuat si
pembacanya merasa percaya dengan pendapat atau argumen si penulisnya.
Teks eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan
atau informasi, dengan kata lain paragraf eksposisi ialah paragraf atau
karangan yang mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang
sesuatu sehingga bisa memperluas pengetahuan pembaca.
B. Saran
Dari makalah yang saya buat ini mudah- mudahan dapat bermanfaat bagi
kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang
buruk datangnya dari kami. Dan kami sadar bahwa makalah saya pribadi ini
jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi jadi kami
harapkan saran dan kritik dari dosen pembimbing kami dan teman- teman yang
bersifat membangun, untuk perbaikan dalam pembuatan makalah selajutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Ende - Flores: Nusa Indah. 1987.
Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.

Sumarjo, Jakob dan Saini K. M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT


Gramedia. Syafi’ie, Imam. 1998. Retorika dalam Menulis. Jakarta:
P2LPTK Dirjen Dikti, Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai