TENTANG
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
STKIP NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia
dengan lancar dan tepat waktu. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang “Menentukan Jenis Tulisan dan Membuat Karangan Narasi,
Deskripsi, Eksposisi, dan Argumentasi” bagi penulis dan pembaca.
Tidak ada gading yang tidak retak, maka dari itu penulis menyadari makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dan berguna dari pembaca untuk pembenahan dan
penyempurnaan serta motivasi penulis dalam penulisan makalah selanjutnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………….24
B. Saran…………...…………………………………………………………24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan.
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah:
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan dari makalah ini
adalah:
2. Deskripsi
3. Eksposis
Teks eksposisi adalah sebuah bentuk teks atau tulisan yang memuat
tentang informasi maupun pengetahuan. Secara umum, teks eksposisi
sendiri memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan atau uraian
mengenai suatu ide, pokok pikiran, pendapat, informasi, maupun
pengetahuan kepada pembaca tanpa bermaksud memengaruhi. Hal ini
yang membuat tujuan teks eksposisi adalah memberitahukan informasi
atau pengetahuan berdasarkan fakta sesuai dengan sudut pandangan
tertentu.
Oleh karena itu, sebagian besar teks dalam buku pelajaran atau
ensiklopedia pada konsepnya merupakan pengembangan dari teks
eksposisi. Hal itu dapat dilihat melalui teks lainnya, seperti berita, esai,
prosedur, bahkan juga laporan.
4. Argumentasi
1. Ciri-Ciri Narasi
d. Ada konfiks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik
jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis,
ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi sebagai
berikut:
2. Ciri-Ciri Deskripsi
3. Ciri-Ciri Eksposisi
4. Ciri-Ciri Argumentasi
3) Kesimpulan/kesan
Dapur-dapur di rumah tersebut ramai dengan suara aktivitas
menyiapkan makanan. Aroma panggangan dari balik pintu dapur
kotor menyeruak ke bagian depan rumah. Panas dari proses
memasak di dapur terasa bagi orang di dalam rumah, tetapi terbawa
ke luar rumah lewat pintu dapur yang terbuka.
c. Judul: Candi Borobudur
1) Identifikasi
Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan
alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan
Candi Borobudur berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan
titik pusat berbentuk lingkaran.
2) Deskripsi
Borobudur terbagi atas tiga zona, yaitu Zona Kamadhatu,
Rupadhatu, dan Arupadhatu. Zona Arupadhatu berisi tiga serambi,
terdiri dari stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, lonceng
terbalik, berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi.
Ada total 72 stupa di zona ini.
3) Kesimpulan/Kesan
Secara keseluruhan, ada 504 Buddha dalam sikap meditasi dan
enam posisi berbeda di sepanjang relief candi di semua zona. Relief
ini menjadi bukti Candi Borobudur merupakan peninggalan
kerajaan bercorak Buddha.
d. Judul: Bunga Matahari
1) Identifikasi
Bunga matahari adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-
kenikiran yang dikenal sebagai tanaman hias dan tanaman
penghasil minyak. Bunga ini besar, umumnya berwarna kuning
terang dengan diameter kepala bunga bisa mencapai 30 cm.
2) Deskripsi
Bunga ini mirip Matahari. Tiap berbunga, bunga matahari juga
akan selalu mengikuti arah cahaya Matahari. Setelah bunga dan
bijinya menua, bunga matahari tidak menghasilkan bunga lagi.
Karena hanya berbunga satu kali, pohonnya akan lama-kelamaan
mati. Tinggi pohonnya sendiri kurang lebih mencapai 170 cm,
dengan batang kecil.
3) Kesimpulan/Kesan
Bunga matahari dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah.
Sementara itu biji bunga matahari dapat dimakan sebagai kuaci
bunga matahari.
3. Contoh Tulisan Eksposisi
a. Teknik menangkap bola dalam bermain basket dapat di lakukan
dengan langkah-langkah berikut. Pertama posisi menghadap kearah
sasaran atau bola. Kedua posisi kedua tangan di julurkan lurus ke
depan. Ketiga posisi badan agak condong ke depan. Keempat posisi
kaki agak sedikit dibuka.
b. Judul: Dampak Perubahan Iklim pada Keanekaragaman Hayati
1) Tesis/Pendahuluan
Perubahan iklim adalah tantangan global yang telah memengaruhi
berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia.
Salah satu dampak paling serius adalah perubahan pada
keanekaragaman hayati planet kita. Dalam teks ini, kita akan
mengeksplorasi dampak perubahan iklim pada keanekaragaman
hayati dan mengapa ini menjadi masalah yang mendalam.
2) Argumentasi/Isi
Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat sensitif terhadap
suhu air laut yang naik. Peningkatan suhu laut akibat perubahan
iklim telah menyebabkan pemutihan massal terumbu karang,
mengancam berbagai spesies yang bergantung padanya.
d) Bebas Gluten
Berbeda dengan beras padi, beras singkong tidak mengandung
gluten. Ini menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang
menghindari gluten, seperti penderita penyakit celiac atau yang
memiliki sensitivitas gluten.
e) Harga yang Terjangkau
Tepung singkong sering kali lebih terjangkau daripada beras
padi. Ini dapat membantu masyarakat yang memiliki
keterbatasan ekonomi untuk mendapatkan sumber pangan yang
cukup.
f) Potensi Pengembangan Produk Olahan
Beras singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan,
seperti kue, roti, mie, dan camilan. Potensi ini membuka
peluang bagi industri makanan lokal dan diversifikasi konsumsi
pangan.
3) Kesimpulan
Namun, walaupun beras singkong memiliki banyak keunggulan,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Penting untuk
memastikan bahwa produksi beras singkong berkelanjutan dan
tidak merusak lingkungan.
Selain itu, pendekatan edukasi diperlukan agar masyarakat dapat
mengenal dan memanfaatkan beras singkong dengan baik.
Secara keseluruhan, beras singkong adalah alternatif pangan yang
menarik dan berpotensi memberikan dampak positif terhadap
ketersediaan pangan, keanekaragaman sumber makanan, dan
kesejahteraan masyarakat.
D. Mengembangkan Kerangka Karangan Menjadi Narasi, Deskripsi,
Eksposisi, dan Argumentasi
1. Mengembangkan Kerangka Karangan Narasi
Pengembangan karangan narasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
a. Menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan;
b. Menetapkan sasaran pembaca;
c. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam
bentuk skema alur;
d. Membagi perisitiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan
akhir cerita;
e. Memerinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung cerita; dan
f. Menyusun tokoh dan perwatakan, serta latar, dan sudut pandang.
2. Mengembangkan Kerangka Karangan Deskripsi
Pengembangan karangan deskripsi dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
a. Menentukan apa yang akan dideskripsikan;
b. Merumuskan tujuan pendeskripsian;
c. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan; dan
d. Memerinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan
bagian yang akan dideskripsikan.
3. Mengembangkan Kerangka Karangan Eksposisi
Pengembangan karangan deskripsi dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
a. Sifat penjelasan atau keterangan yang akan berikan; dan
b. Tujuan yang akan dicapai.
4. Mengembangkan Kerangka Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi sering dikembangkan dari pemaparan hal-hal
yang khusus untuk mencapai suatu generalisasi, dan kadang-kadang juga
dibangun mulai dari pemaparan yang general (umum) ke pemaparan hal-
hal yang khusus. Oleh karena itu, kita mengenal dua teknik pengembangan
argumentasi yang dapat kita pilih, yaitu:
a. Teknik Induktif
Pengembangan argumentasi dengan teknik induktif adalah
penyusunan argumentasi yang dilakukan dengan mengemukakan lebih
dahulu bukti-bukti yang berkaitan dengan topik. Berdasarkan bukt-
bukti itu kemudian diambil sebuah kesimpulan yang bersifat umum.
Bukti-bukti yang dikemukakan dapat berupa contoh-contoh, fakta-
fakta, pengalaman, laporan-laporan, data statistik, dan sebagainya.
Marilah kita perhatikan contoh di bawah ini.
Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang Amerika
yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam pemilihan tahun
1956 persentase adalah 60,4%. Dan dalam tahun 1960 adalah 63,8%.
Dari penyajian data statistik tersebut ternyata cukup besar golongan
orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya
dengan sungguh-sungguh. Contoh di atas terdiri atas 3 kalimat
berurutan yang mewadahi argumen sebagai berikut:
1) Bagian Pertama: Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27%
orang Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih.
(kalimat 1).
2) Serangkaian pernyataan: Dalam pemilihan tahun 1956 persentase
adalah 60,4%. Dan dalam tahun 1960 adalah 63,8%. (kalimat 2 dan
3).
3) Kesimpulan: Dari penyajian data statistik tersebut ternyata cukup
besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak
menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh.
Contoh tersebut termasuk argumentasi induktif, sebab argumen
disusun berangkat dari detail-detail khusus berupa data statistik
(kalimat 2 dan 3) untuk membuat kesimpulan umum (generalisasi)
berdasarkan kekhususan tersebut. Detail khusus pada contoh di atas
yang fungsinya memperkuat bagian pertama (kalimat 1) disebut bukti
(evidensi). Bukti-bukti yang dipakai untuk menunjang kesimpulan
umum tersebut sangat penting. Suatu kesimpulan umum yang hanya
didukung oleh bukti-bukti yang tidak meyakinkan merupakan
kesimpulan yang lemah. Kesimpulan yang demikian tentu mudah
ditolak. Dengan sendirinya karangan argumentasi yang mengemukakan
kesimpulan yang lemah dan mudah ditolak merupakan karangan yang
tidak berhasil. Karangan yang demikian ini akan menurunkan
kredibilitas penulisnya.
b. Teknik Deduktif
Pengembangan argumentasi dengan teknik deduktif ini dimulai
dengan suatu kesimpulan umum yang kemudian disusul uraian
mengenai hal-hal yang khusus.
Sebagaimana pengembangan teknik induktif, pengembangan
argumentasi dengan teknik deduktif juga memerlukan bukti-bukti untuk
mendukung uraian yang disajikan. Alasan-alasan atau bukti-bukti yang
memperkuat atau mendukung kesimpulan dalam argumentasi deduktif
ini disebut premis.
Marilah kita lihat contoh penerapan argumentasi deduktif berikut ini.
Premis : Semua suku Jawa dapat berbahasa Jawa. Parto orang Jawa.
Kesimpulan atau Konklusi : Parto dapat berbahasa Jawa.
Dari contoh di atas kita lihat bahwa kedua pernyataan yang
pertama melengkapi premis sebagai tumpuan untuk dapat ditariknya
kesimpulan. Sistem penalaran deduktif dengan susunan unsur-unsur
secara demikian itu disebut silogisme (syllogism). Bentuk ini terdiri atas
tiga bagian: dua premis diikuti sebuah kesimpulan. Premis pertaama
sebagai premis mayor membuat pernyataan umum tentang sesuatu
(sebuah objek, ide, suatu keadaan). Premis mayor mengandung
proposisi yang dianggap benar bagi semua anggota kelas tertentu.
Adapun premis yang kedua disebut premis minor yang berisi lebih
lanjut tentang sebuah terem (term) dalam premis mayor. Premis minor
ini merupakan proposisi yang mengidentifikasi sebuah peristiwa
(fenomena) yang khusus sebagai anggota dari kelas tadi.
Pada contoh berikut ini “Seorang guru pastilah seorang pendidik. Orang
yang berdiri di depan saya ini adalah seorang guru. Karena itu orang
yang duduk di belakang saya ini adalah juga seorang pendidik”.
Premis mayor : Seorang guru pastilah seorang pendidik.
Premis minor : Orang yang berdiri di depan saya ini adalah seorang
guru.
Kesimpulan : Karena itu orang yang duduk di belakang saya ini adalah
juga seorang pendidik.
Pada umumnya premis mayor itu mendahului premis minor, walaupun
tidak selalu begitu. Pada contoh berikut ini.
Premis minor : Si Manis adalah kutilang. Premis mayor : Kutilang
adalah burung.
Kesimpulan : Si Manis adalah burung. Premis minor mendahului
premis mayor.
Selanjutnya jika kesimpulan pada sebuah silogisme merupakan
perluasan logis (logical extention) dari ide yang ada dalam premis,
maka kesimpulan itu dikatakan sahih (valid).
Hanya saja perlu Anda ingat bahwa sebuah kesimpulan belum
tentu merupakan kesimpulan yang benar. Coba Anda perhatikan
misalnya silogisme berikut ini.
Premis mayor : Semua orang Indonesia berakhlak mulia.
Premis minor : Siti orang Indonesia.
Kesimpulan : Siti berakhlak mulia.
Kesimpulan dalam silogisme di atas adalah sahih, karena
mengikuti premis sebagaimana mestinya. Akan tetapi, premis mayornya
tidak tepat (inaccurate). Tidak semua orang Indonesia berakhlak mulia
sehingga kesimpulannya menjadi tidak benar. Demikianlah suatu
silogisme akan menghasilkan kesimpulan yang benar manakala
premisnya benar atau tepat dan kesimpulannya sahih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Ende - Flores: Nusa Indah. 1987.
Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.