Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian karangan?
2. Apa saja jenis-jenis karangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian karangan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis karangan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangan
Menurut Widyamartaya, dkk (1984:3), mengarang adalah suatu
proses kegiatan berpikir manusia yang hendak menggunakan kandungan
kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri sendiri dalam tulisannya.
Pada dasarnya, arti mengarang adalah menyusun, mengatur, misalnya
mengarang bunga, menyusun bunga-bunga menjadi kesatuan. Mengarang
bahasa adalah menggunakan bahasa untuk mengutarakan sesuatu secara
tertulis. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan harus terpilih dan tersusun
dengan baik.
Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau
menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Dilihat dari
keluasan dan keterinciannya, gagasan itu dapat diungkapkan dengan
berbagai unsur bahasa. Dalam hal ini, gagasan dapat diungkapkan dalam
bentuk kalimat dan paragraph, serta dapat pula diungkapkan dalam bentuk
karangan yang utuh.
Berdasarkan pemaparan tentang mengarang di atas, dapat
dikatakan bahwa mengarang adalah proses pengungkapan gagasan, ide,
angan-angan, dan perasaan yang disampaikan melalui unsur-unsur bahasa
(kelompok kata, kalimat, paragraph, dan wacana yang utuh) dalam bentuk
tulisan.1
Secara umum sebuah karangan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
pendahuluan, tubuh karangan, dan simpulan atau konklusi. Pendahuluan
yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek
bahasan dan pengantar tentang subyek. Tubuh atau inti karangan yang
memuat seluruh informasi tentang fenomena atau subyek. Simpulan atau
konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide
pokok, ringkasan dari tubuh karangan, atau menambahkan beberapa
observasi tentang fenomena atau obyek. Adakalanya simpulan atau
konklusi disertai dengan rekomendari atau saran.2

1
Dalman, Keterampilan Menulis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 85-86.
2
Sudarwan Danim, Karya Tulis Inovatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 41.
B. Jenis-jenis Karangan
Karangan dapat dibedakan atas beberapa macam penggolongan
(klasifikasi), antara lain karangan prosa dan karangan puisi. Dapat juga
dibedakan atas karangan ilmiah dan non-ilmiah. Dapat pula dibedakan atas
karangan fiksi dan karangan nonfiksi. Dan masih bisa dibedakan atas
penggolongan lain lagi, sesuai dengan kebutuhan pengarangnya.
Penggolongan karangan dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu :
1. Karangan Narasi (Cerita)
2. Karangan Deskripsi (Gambaran)
3. Karangan Eksposisi (Paparan)
4. Karangan Argumentasi (Paparan)
5. Karangan Persuasi (Ajakan)
Karangan-karangan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Karangan Narasi
a. Pengertian Narasi
Menurut (Widagdho.1997:106) karangan narasi adalah
karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan
bagaimana berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian
peristiwa atau kejadian ini biasanya disusun menurut waktu (secara
kronologis). Isi karangan narasi bisa menceritakan tentang fakta
yang benar- benar terjadi, bisa juga menceritakan tentang suatu
khayalan.
Autobiografi atau biografi seseorang tokoh terkenal sering
digolongkan ke dalam jenis karangan narasi, dan isi karangan itu
memang benar-benar nyata atau berdasar fakta sejarah yang tidak
dibuat-buat. Akan tetapi cerpen, novel, hikayat, drama, dongeng, dan
lain-lain hanyalah hasil kreasi daya khayal seorang pengarang, yang
sebenarnya cerita itu sendiri tak ernah terjadi. Namun karangan ini
juga termasuk dalam jenis karangan narasi.3

b. Tujuan Menulis Narasi


Berdasarkan tujuannya, karangan narasi memiliki tujuan
sebagai berikut:
1) Agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami
kejadian yang diceritakan.

3
Endang Rumaningsih, Bahasa Indoneisa Bahasa Bangsaku (Semarang: Pusat Pengembangan
Bahasa UIN Walisongo Semarang 2018), hlm. 216-217.
2) Berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi, serta menyampaikan
amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar.
3) Menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya
khayal yang dimilikinya.

c. Prinsip-prinsip Narasi
Menurut Suparno dan Yunus (2008), bahwa dalam menulis
sebuah karangan narasi perlu diperhatikan prinsip-prinsip dasar
narasi sebagai tumpuan berpikir bagi terbentuknya karangan narasi.
Prinsip-prinsip tersebut, yaitu:
1) Alur (plot), merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang
berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi. Yang
menggerakkan kejadian cerita tersebut adalah alur, suatu kejadian
dapat disebut narasi jika di dalamnya ada perkembangan kejadian.
Yang menyebabkan terjadinya perkembangan kejadian yaitu
konflik. Suatu konflik dalam narasi tidak bisa dipaparkan begitu
saja, harus adanya dasar, yaitu:
a) Pengenalan
b) Timbulnya konflik
c) Konflik memuncak
d) Klimaks
e) Pemecahan Masalah
2) Penokohan, salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh
cerita bergerak dalam suatu rangkaian peristiwa dan kejadian.
3) Latar, ialah tempat atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau
peristiwa yang dialami tokoh.
4) Sudut pandang, sudut pandang dalam narasi menjawab
pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini.4

d. Jenis-jenis Karangan Narasi


1) Narasi Ekspositoris (Narasi Faktual)
Narasi ekspositoris merupakan jenis karangan narasi yang
mengutamakan kisah yang sebenarnya dari tokoh yang
diceritakan. Karangan ini menceritakan tokohnya berdasarkan
fakta yang dialami si tokoh. Jadi, karangan tersebut tidak boleh
fiktif dan tidak boleh bercampur dengan daya khayal atau daya
imajinasi pengarangnya. Contoh narasi ekspositoris adalah

4
Dalman, Keterampilan Menulis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 106-107.
biografi, autobiografi, kisah perjalanan seseorang, kisah
kepahlawanan, catatan harian, dan lain-lain.
2) Narasi Sugestif (Narasi Artistik)
Dalam narasi sugestif ini, pengarang diizinkan
menggunakan daya khayal atau daya imajinasinya untuk
menghidupkan sebuah cerita. Dalam hal ini, bahasa yang
digunakan juga bahasa konotatif, yaitu bahasa yang mengandung
makna kias. Contoh narasi sugestif adalah roman, novel, cerpen,
naskah drama, dan lain-lain.5

2. Karanga Deskripsi
a. Pengertian Karangan Deskripsi
Menurut Finoza (2008;233-247), deskripsi adalah bentuk
tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman
pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.
Deskripsi ini berasal dari kata ‘descreb’ yang berarti menulis
tentang, atau membeberkan hal. Dalam bidang karang mengarang,
deskripsi dimaksudkan sebagai suatu karangan yang digunakan
penulis untuk memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil
pengamatan dan perasaannya, dan disajikan kepada para pembaca.
Dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan
yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa
tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci sehingga si
pembaca seolah-olah turut merasakan atau mengalami langsung apa
yang dideskripsikan si penulisnya.

b. Ciri-ciri Karangan Deskripsi


Karangan deskripsi mempunyai ciri-ciri khas, yaitu sebagai
berikut:
1) Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang
objek.
2) Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar,
dilihat, dan dirasakan. Misalnya: benda, alam, warna dan
manusia.
3) Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk
imajinasi pembaca.
4) Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan
pilihan kata yang menggugah.6

5
Dalman, Keterampilan Menulis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 111-114.
6
Dalman, Keterampilan Menulis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 93-95.
c. Jenis-jenis Karangan Deskripsi
1) Deskripsi Ekspositoris
Deskripsi ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis,
yang isinya merupakan daftar, rincian, semuanya, atau yang
menurut penulisnya hal yang penting-penting saja, yang disusun
menurut system dan urutan-urutan logis objek yang diamati itu.
2) Deskripsi Impresionistis
Deskripsi impresionistis atau deskripsi simulative adalah
deskripsi yang menggambarkan inspirasi penulisnya, atau untuk
menstimulus pembacanya, menggambarkan sesuatu secara
objektif.7

3. Karangan Eksposisi
a. Pengertian Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi (widagdho.1997:112) adalah karangan
yang berusaha menerangkan suatu hal atau gagasa. Karangan
eksposisi memberikan pengetahuan kepada pembaca atau pendengar.
Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi
keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah gagasan
sehingga menjadi luas dan mudah dimengerti.
Salah satu bentuk krangan eksposisi adalah uraian tentang
proses. Tiap langkah dalam uraian dipaparkan sejelas-jelasnya
sehingga pembaca dapat mengerti. Supaya paparan bertambah jelas,
acapkali digunakan contoh-contoh, ilustrasi, gambar-gambar, tabel
diagram, peta, denah, dan sebagainya.8
Dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi adalah karangan
yang menjelaskan atau memaparkan pendapat, gagasan, keyakinan,
yang memerlukan fakta yang diperkuat dengan angka, statistik, peta,
dan grafik, tetapi tidak bersifat memengaruhi pembaca.

b. Tujuan Karangan Eksposisi


Tujuan karangan menuurut Eti (2005), antara lain:
1) Memberi informasi atau keterangan yang sejelas-jelasnya tentang
objek, meskipun pembaca belum pernah mengalami atau
mengamati sendiri, tanpa memaksa orang lain untuk menerima
gagasan atau informasi.

7
Dalman, Keterampilan Menulis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 97-98.
8
Endang Rumaningsih, Bahasa Indoneisa Bahasa Bangsaku (Semarang: Pusat Pengembangan
Bahasa UIN Walisongo Semarang 2018), hlm. 219-220.
2) Digunakan untuk menjelaskan hakikat sesuatu, memberikan
petunjuk mencapai atau mengerjakan sesuatu, menguraikan
proses dan menerangkan pertalian antara satu hal dengan hal yang
lain.
3) Memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan
sesuatu.
c. Macam-macam Eksposisi
Menurut Mariskan (1992), ada tiga macam eksposisi, yaitu:
1) Lukisan dalam eksposisi
Yang dimaksud lukisan dalam eksposisi adalah paparan yang
mempergunakan lukisan, supaya karanga paparan itu tidak kering,
contohnya:kisah perampokan, peristiwa pembunuhan, dan lain-
lain.
2) Eksposisi proses
Eksposisi yang memaparkan atau menjelaskan proes terjadinya
sesuatu, misalnya: proses pembuatan tempe, proses pembuatan
jamur merang, proses berdirinya organisasi.
3) Eksposisi perbandingan
Dalam menjelaskan paparan sering digunakan perbandingan di
antara dua atau lebih hal. Kedua hal atau lebih itu dicari
perbedaan dan persamaannya.9

4. Karangan Argumentasi
5. Karangan Persuasi

9
Dalman, Keterampilan Menulis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 120-121.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

B. Kritik dan Saran


DAFTAR PUSTAKA

Dalma. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Danim, Sudarwan. 2017. Karya Tulis Inovatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rumaningsih, Endang. 2018. Bahasa Indonesia Bahasa Bangsaku. Semarang:
Pusat Pengembangan Bahasa UIN Walisongo

Anda mungkin juga menyukai